Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN BELAJAR MANDIRI

BLOK DMS
SKENARIO 1 (minggu 2)

Sany setiawan 1518011158

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Learning object

1. Tatalaksana + resep
2. Dasar, klasifikasi dan bentuk lesi kelainan kulit
3. Virus penyebab infeksi kulit ( organisme,
penyakitnya, patogenesis dan patofisiologi obat
topikal)
1. Tatalaksana + resep
Dr. Sany Setiawan
Praktek Umum
SIP : 1518011158
Alamat : Jln Abdul Muis 9 Gedong meneng, rajabasa, telp : 08127482xxxx
Praktek Senin – Jumat Pukul 17.00 - 19.00
Bandar Lampung, 17-5-2006
R/ Paracetamol 150 mg tab No.IX
S 3 d d tab I

R/ Acyclovir 400 mg tab No. XIV


S 4 dd tab ½

R/ Acid Salisilat 2% pulv 60gr pot No.I


S u.e p.r.n pro : A
usia : 5th
R/ Acyclovir 5% 5 gr cream tube No.1 alamat : kedaton
S applic et part dol u.e
Tatalaksana non farmakologi
Konseling dan Edukasi:
• Pasien diperbolehkan untuk mandi
• Menjaga hygien
• Mencegah vesikel pecah
• Jangan menggaruk efluoresensi
• Mengurangi rasa gatal
• Penderita sebaiknya dikarantina untuk mencegah penularan
• Edukasi bahwa varisella merupakan penyakit yang self-limiting
pada anak yang imunokompeten
2.Dasar, klasifikasi dan bentuk lesi kelainan kulit

• PENDAHULUAN
Inspeksi pada morfologi lesi kulit adalah salah satu bagian
pembuatan diagnosis terpenting dalam penyakit kulit
Pada morfologi lesi kulit dipelajari tentang efloresensi primer
dan efloresensi sekunder (Menurut Prakken (1966))
EFLORESENSI KULIT
• Efloresensi primer :
– lesi kulit yang mula-mula, merupakan bentuk awal yang khas
dari penyakit kulit, SANGAT penting diketahui untuk diagnosa
penyakit kulit
• Efloresensi sekunder :
– lesi kulit yang sudah mengalami perubahan, akibat proses
penyakitnya sendiri, pengobatan, garukan, infeksi sekunder
dan lain-lain
EFLORESENSI PRIMER
• makula
• papula
• urtika (wheals)
• nodus
• vesikel
• bula
• pustul
• kista
• MAKULA Makula dibedakan menjadi
perubahan warna kulit yang • hypo / hyper /
rata (setinggi permukaan depigmentasi
kulit normal atau sama • eritema (pelebaran
sekali tidak ada peninggian pembuluh darah)
kulit),
• ekstravasasi / purpura
 batas tegas – petekie
– ekimosis
– telangiektasia
• Untuk membedakan
eritema dan purpura
dilakukan tes diaskopi
• PAPULA • permukaan :
peninggian kulit dengan batas – rata (flat-topped) : lichen
tegas yang diameternya planus
kurang dari 0.5(1) cm – runcing (pointed) : miliaria
jelas pada perabaan rubra
– Bentuk bisa Dome, runcing, – seperti kubah (dome-
umbilicated, flat top shaped) : molluscum
contagiosum
• NODULE • NODUS

Bila diameter massa < 1 cm Massa padat, berbentuk bulat atau


disebut nodulus (nodule) elips, dengan batas tidak jelas
dengan diameter lebih dari 1 cm
 
 
Bila dikaitkan dengan neoplasma
Kelainan biasanya terletak pada
atau malignancy istilah nodus
subkutis, dermis atau epidermis
dapat digantikan dengan tumor
bagian bawah dengan
Contoh : erythema nodosum,
Lebih terasa dengan perabaan
lipoma, basal sel karsinoma daripada dengan inspeksi
PUSTULA • VESIKEL 
  papula (peninggian) yang
• Vesikel yang berisi pus (nanah)
berisi cairan dengan
 
• Pus tersusun dari leukosit bisa diameter kurang dari (0.5)1
disertai atau tidak dengan debris cm
seluler dan bakteri cairan bisa berupa serum,
 
• Pada psoriasis pustular , bila
cairan limfe, darah (vesikel
tidak ada infeksi sekunder, maka hemoragik) atau cairan
pus bersifat steril ekstraseluler
•BULA •BULA
 
Vesikel yang > 0,5 cm
Berdasarkan letak cairan :
•Berdasarkan jenis
– Intra-epidermal : cairan : 
 Nikolsky sign (+) – Bula hemoragik,
  Contoh : pemfigus – bula purulen, 
– Subepidermal
– bula hipopion
  Nikolsky sign (-)
Contoh : pemfigoid
bulosa
KISTA

• Kantong berdinding (dilapisi


sel epidermis atau jaringan
ikat) berisi cairan dan material
semisolid ( sel, produk sel)
• Pada palpasi terasa kenyal
(seperti bola mata)
• Bila terinfeksi atau meradang,
akan terisi dengan pus
• EFLORESENSI SEKUNDER

• skuama
• ulkus, 
• Krusta
• sikatriks 
• erosi
• likenifikasi
• ekskoriasi,
SKUAMA/DESKUAMASI MACAM-MACAM SKUAMA
(SCALE)  • Psoriasiform : kasar, berlapis dan
• Pelepasan stratum korneum putih seperti lilin
yang abnormal dan terlihat • Pityriasiform : halus
pada inspeksi seperti sisik • Iktiosiform : seperiti sisik ikan
• Terjadi akibat penebalan, • Lamelar : ber-lapis2 seperti
peradangan, proses lembaran
keratinisasi yang terlalu • Collarette : skuama 
cepat • pada tepi lesi : pada pytiriasis
rosea
• Greasy : berminyak, kuning
kecoklatan : pada dermatitis
seboroik
KRUSTA (CRUST)

• Pengeringan cairan serum,


darah, atau pus pada
permukaan kulit
• Bisa bercampur dengan
jaringan nekrotik dan benda
asing
• Bisa tipis dan mudah terlepas
atau tebal dan melekat erat
EROSI

• Contoh : bekas garukan


• Hilangnya lapisan
• yang dangkal, bula
• epidermis yang
• epidermal yang pecah
• tidak melampaui 
• dermis
• Bisa disertai keluarnya cairan serum tanpa
darah (bila mencapai stratum spinosum)
• Sembuh tanpa jaringan parut
3. Virus penyebab infeksi kulit

1. Varicella
2. Herpes simplex
3. Herpes zoster
4. Variola
5. Veruka
6. Kondiloma akuimata
7. Moloskum kontaginosum
Varicella
• Penyebab : virus varisela-zoster >> Varicella zoster

• Patogen : VVZ > mukosa saluran nafas atas & orofaring >
bermultifikasi > menyebar PD & limfe > viremia primer>
jika imun gagal > Viremia sekunder

• Patofis : prodormal, papul eritematosa > vesikel > pustul >


krusta > gambaran polimorf
• Obat topikal
untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal
diberikan bedak ditambah dengan antigatal (mentol, kamfora)
untuk mencegah pecahnya vesikel.
Acyclovir 10 gr
Antibiotik (krusta)
calamine
Herpes simplex

• Famili : herpesviridae
• Virus double standed DNA, di selubungi lipid yang berperan
pada infeksi
• Sub famili : Alpha-herpesviridae
• Infeksi alami di tandai : lesi pada epidermis, mukosa, dengan
peruasan virus ke sistem saraf dan infeksi laten pada neuron,
virus secara periodik reaktivasi
• Secara in vivo, infeksi dibagi jadi tiga stadium : infeksi akut,
infeksi laten, dan reaktivitas virus
Patogenesis
Replikasi pada kulit atau membran mukosa pada lokasi awal
infeksi

Migrasi up neuron

Laten pada sel ganglia


(HSV-1 : trigeminal, HSV-2 : lumbar dan sacral)
Reaktivasi : inducer (perubahan hormonal,
sunlight, trauma, stress, demam)

migrasi down neuron

replikasi pada kulit

lesi
• Obat topikal
Kandungan standar acyclovir dalam obat topikal adalah 5%. Obat
ini sebaiknya dioleskan sekitar 5-6 kali sehari selama 5-10
hari, terutama pada saat sebelum tidur atau sebelum istirahat.
Variola

• Penyebab oleh infeksi virus variola


• termasuk genus Orthopoxvirus, yang Poxviridae
keluarga, dan chordopoxvirinae subfamili.
• Variola adalah virus berbentuk bata besar berukuran sekitar
302-350 nanometer dengan 244-270 nm, dengan DNA beruntai
tunggal linear ganda kilobase genom 186 pasang
• Variola major -> lebihberat dibanding variola minor
Patogenesis
• aerogen – sal nafas/orofaring – replikasi di sistem RES ( 2hri )
– lalu masuk ke alira darah ( viremia ) 2hari – ketika di kapiler
dermis dia akan melepaskan diri dan pergi ke arah epidermis –
membentuk badan inklusi intrasitoplasma ( badan guaneri )14
hari – timbul berbagai manifes kelainan kulit
• Patofisiologi
• Obat topikal
Kompres antiseptik
Salep antibiotik
Herpes zooster

• Herpes Zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela Zoster dan tergolong
virus berinti

• DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili Alfa
herpes viridae

• Patogenesis
Setelah terkena varisella partikel virus tetap tinggal di ganglion sensoris saraf
spinalis , kranialis, atau otonom selama tahunan  menunggu Antibody
atau imunitas terhadap VVZ menurun atau immunosupresif  virus VVZ
akan tereaktivasi dan menimbulkan ruam kulit yang terlokalisata di satu
dermatom

Patofisiologi : prodormal, eritema > vesikel >pustul > krusta


• Obat topikal
1. Acyclovir
2. Indometasin
3. Solusio
4. Calamine
Veruka
• Penyebab : virus human pailoma virus >> veruka
• Patogen : hpv 2 tp bisa hpv 1 dan 4. dapat menyebar karena
autoinkulasi dan dalam masa 2 tahun 60%. Tapi dpt
menghilang spontan.

• Patofis
Papul padat verukosa, keratotik
• Obat topikal
Asidum salisikum 25-50%
kantaridin
Kondiloma akuminata
Penyebab: virus human pailoma virus>> kondiloma akuminata
Obat topikal : Salep 5 fluorourasil 57%
Moloskum kontagonosum
Penyebab: virus pox>> moloskum kontagonosum
Patogen : virus DNA genus molluscpox ditemukan subtipe &
tipe 1 dianggap menyerang individu yg imunokompeten. Masa
inkubasinya 2-8 minggu. Beberapa tool like receptor ( TLRs)
mampu mengenai struktur dan meresepon infeksi virus
tersebut

Patofisiologi :
Papul bulat kubah (tengah terdapat lekukan)
• Obat topikal
Lidokain/prilokain
Kantaridin 0,7 %
Daftar pustaka

FKUI. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.


Jakarta : badan penerbit fkui
Lubis, Ramona Dumasari. 2008. Varicella dan herpes
zoster. Universitas sumatera utara
IDI.2014.Panduan Praktik Klinis di Fasyankes
Primer Edisi revisi 2014.Hal 26-27.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai