Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BELAJAR MANDIRI

BLOK DMS
SKENARIO2 (MINGGU 3)

Sany setiawan 1518011158

FAKULTAS KEDOKTERAN
UMIVERSITAS LAMPUNG
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Balai Pengobatan Central PT X dengan keluhan kulit gatal kemerahan di
punggung. Keluhan disertai panas dan perih. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya, pasien mengatakan kulit punggungnya berwarna kemerahan, disertai rasa gatal dan
panas di seluruh punggungnya. Pasien kemudian menggaruk punggungnya, sehingga
menimbulkan lecet di beberapa tempat.
Keluhan tersebut muncul setelah pasien pulang bekerja. Pasien bekerja sebagai buruh spraying
di PT. X divisi I. Tugasnya adalah menyemprot tanaman dengan pestisida. Ia melakukan
pekerjaannya sehari-hari dengan menggendong alat sprayingnya, kemudian ada seorang
pekerja yang akan menuangkan cairan pestisida ke dalam alat semprot di punggung pasien.
Setelah tabung semprot penuh, secara tidak sengaja cairan pestisida yang dituangkan ke
dalam tabung di punggung pasien tumpah menganai punggungnya. Sehinga kulit pasien
menjadi gatal kemerahan, dan terasa perih.
Setiap bekerja pasien menggunakan topi, baju panjang, sepatu boot, penutup muka dari kaos
dan sarung tangan. Pekerja yang lain pun banyak yang berontak langsung dengan pestisida.
Beberapa orang rekan pasien juga mengalami keluhan seperti yang dikeluhkan pasien saat ini.
Karena keluhan yang dirasakan semakin parah, pasien memutuskan untuk memeriksan
penyakitnya. Setelah bertemu dengan dokter, pasien diberi obat salep dan dua macam obat
minum.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu namun sudah diobati
dan sembuh.
LEARNING OBJECT
1. Bahaya potensial apa pada pekeja tersebut?
2. Patogenesisnya
3. Penegakan diagnosis
4. Apakah penyakit kulitnya karena pekerjaan
atau yang lain? Dan bagaimana penegakan
diagnosis dari bahaya potensialnya
5. Tatalaksana (resep)
1. Bahaya potensial apa pada pekerja tersebut

• Terdapat 5 (lima) faktor bahaya, antara lain :


1. faktor bahaya biologi(s), bakteri, parasit,
jamur, virus, serangga
2. faktor bahaya kimia, karsinogen, iritan, alergen
3. faktor bahaya fisik/mekanik, suhu,
kelembaban, sinar ultra violet
4. faktor bahaya Ergonomi, angkat alat spring
5. Bahaya psikososial, beban pekerjaan
2. patogenesis
• Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja
kimiawi tau fisik. Mekanisme yang dihubungkan
dengan dermatitis kontak iritan, yaitu
1. Hilangnya substansi daya ikat air dan lemak
permukaan
2. Jejes pada membran sel
3. Denaturasi keratin epidermis
4. Efek sitotoksik langsung
3.Penegakan diagnosis
Dermatitis Kontak Iritan
Definisi
suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan kontakkan
eksternamelalui proses toksis

Epidemiologi
• Semua umur, pria:wanita=1:1, higien menurun, limgkungan
tinggi asam/basa
• Dermatitis akibat kerja yang paling sering (+80%)
• Pekerja beresiko : petugas kebersihan, petugas kesehatan,
penata rambut, juru masak
Gejala klinis
kelainan kulit timbul setelah kontak pertama
dengan kontakan eksternal panas, nyeri, atau
gatal. Lokalisasi : seluruh permukaan tubuh dapat
terkena; efloresensi/sifat : eritem numular-plakat,
vesikel, bula, sampai erosi numular-plakat
Pemeriksaan penunjang
uji tempel : eritema batas tegas, bila uji tempel
diangkat reaksi berkurang
Penatalaksanaan

1. Umum : hindari sumber iritan, memakai APD


pengobatan bergantung jenis iritan, jika asam kuat
tindakan berupa pencucian dengan air, kemudian basa
dan natrium bikarbonat setelah di cuci diberi salep/krim
kortikosteroid (hidrokortison)
2. Sistemik kortikosteroid, seperti prednison 40-60mg/hr
pada orang dewasa

 Prognosis
biasanya baik
4. Apakah penyakit kulitnya karena pekerjaan atau yang lain?
Dan bagaimana penegakan diagnosis dari bahaya potensialnya

Ya, karena disebabkan oleh faktor dari


pekerjaanya.
Yaitu faktor :
a. Faktor bahaya fisika/ mekanik
b. Faktor bahaya kimia
Eksogen
• Sifat kimia dari iritan : • karakteristik dari eksposur:
1. pH, fisik, 1. jumlah,
2. konsentrasi,
2. konsentrasi, 3. durasi dan jenis kontak,
3. ukuran molekul, 4. paparan simultan
4. jumlah, terhadap iritasi lainnya,
5. polarisasi, 5. interval setelah paparan
6. ionisasi, sebelumnya
7. kelarutan
Eksogen
• Lingkungan : bagian tubuh dan suhu
• Faktor mekanik : tekanan, gesekan, atau
abrasi
• Radiasi ultraviolet (UV)
Endogen
• Faktor genetik
• Umur
• Jenis kelamin
• Etnik
• Letak kulit
5. Tatalaksana (resep)
1. Keluhan dapat diatasi dengan pemberian farmakoterapi, berupa:
a. Topikal (2 kali sehari)
• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
• Kortikosteroid: Desonid krim 0,05% (catatan: bila tidak tersedia
dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0,025%).
• Pada kasus DKI kumulatif dengan manifestasi klinis likenifikasi
dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason
valerat krim 0,1% atau mometason furoat krim 0,1%).
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal.
• b. Oral sistemik
• Antihistamin hidroksisin 2 x 25 mg per hari
selama maksimal 2 minggu, atau Loratadin
1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu
2. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko,
menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan,
baik yang bersifat kimia, mekanis, dan fisis,
memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab, serta memakai alat
pelindung diri untuk menghindari kontak iritan
saat bekerja.
Konseling dan Edukasi
1. Konseling untuk menghindari bahan iritan di
rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah
tangga.
2. Edukasi untuk menggunakan alat pelindung
diri seperti sarung tangan dan sepatu boot.
3. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja

Anda mungkin juga menyukai