Anda di halaman 1dari 34

Learning Object

1. Pemeriksaan radiologi dari regio genue dan


interpretasi normal nya dan abnormal
2. Bagaimana mekanisme nyeri lutut? Macam
macam nyeri?
3. Apa yang mengakibatkan kaku pada sendinya?
4. Bagaimana penatalaksanaan farmakoterapi dan
fisioterapi pada kasus? Resep?
5. Bagaimana edukasi pada pasien
6. OA? + DD nya?
1. Pemeriksaan radiologi dari regio genue dan interpretasi
normal nya dan abnormal

Saat ini peralatan radiologi semakin canggih misalnya :

• X-ray
• CT Scan
• MRI
• Skintigrafi
• USG
• Angiografi

Pemeriksaan radiologik X-Ray konvensional masih memegang


peranan utama
Pemeriksaan Rontgen” Tulang dapat memberi
informasi :

• Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya


• Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis
• Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)
• Sebagai guide untuk biopsi
• Follow Up perjalanan penyakit
Macam pemeriksaan

Rontgen konvensional :
• posisi standar AP – Lat
• posisi tambahan oblique

CT Scan
• Vertebra
• Tumor tulang
• Infeksi
jaringan lunak sekitar tulang :
• Pembengkakan
• Perkapuran
• Penulangan

lokasi :
• Metaphysis
• Diaphysis
• Epiphysis

fraktur
Evaluasi foto

• Diagnostik segera setelah terjadi trauma


• Post reposisi
• 1-2 minggu apakah kedudukan berubah/tidak
• 6-8 minggu callus forming
• Setiap perubahan / pergantian traksi
• Menjelang keluar RS
Foto Rontgen Lateral Sendi Lutut Normal Foto Rontgen Sendi Lutut Normal Posisi AP
Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2
- Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior
menunjukkan menyempitnya celah sendi (tanda panah)
- Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan
sklerosis yang ditandai terbentuknya osteofit (tanda panah)
- Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda
panah putih) menyebabkan destruksi padapada kartilago dan
sunchondral (tanda panah terbuka)
- Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda
panah)
Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut

Gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan penyempitan


ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah)

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Adanya pembentukan osteofit dan
Gambaran sendi tungkai normal penyempitan celah sendi pada
sendi tungkai
CT Scan dan MRI

Gambaran MRI Sendi Lutut yang Normal


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2
Radiografi Konvensional pada MRI : menunjukkan focal grade 3
lutut : menunjukkan terjadinya cartilage defect
penyempitan celah sendi pada
kompartemen lateral (panah
merah).
A. Radiografi Konvensional : tampak B. MRI : tampak adanya sclerosis subchondral
adanya sclerosis subchondral,
penyempitan ruang sendi, dan
osteofit
A. Radiografi B. CT Scan : tampak kista C. MRI : terlihat adanya kista
Konvensional : tidak subchondral yang kecil subchondral (panah) yang
tampak tanda tanda yang dikelilingi oleh thin memiliki intensitas tinggi
pembentukan kista sclerotic halo
2. Bagaimana mekanisme nyeri lutut?
Macam macam nyeri?
Penumpukan trombus & lipid pd PD subchondral

Iskemi dan nekrosis jar. Subkondral

Pelepasan mediator kimiawi (PG, IL)

Bone angina lewat subkondral lewat ujung saraf sensibel

Penghantaran rasa sakit

Radang sendi, peregangan


tendo atau ligamentum
serta spasmus otot-otot artikuler
Macam-macam nyeri
a. Berdasarkan kualitas b. Berdasarkan sumber
Ringan Pasien secara obyektif dpt Cutaneus / Nyeri yg mengenai kulit /
berkomunikasi dg baik superfisial jar. subkutan spt terbakar
ex: terkena ujung pisau
Deep Nyeri yg muncul dari
somatic/nyeri lapisan dinding tubuh, spt
Sedang Secara obyektif pasien dalam ligamen, PD, tendon, syaraf,
mendesis, menyeringai nyeri menyebar & lebih
dpt menunjukkan lokasi lama dari cutaneus. ex:
nyeri , mendeskripsikan sprain sendi
Visceral Stimulasi reseptor nyeri
Berat Secara obyektif pasien dalam rongga abdomen,
tidak dapat mengikuti cranium, thorax. Biasanya
perintah tp masih respond terjadi karna spasme otot,
thd tindakan , dpt iskemia, regangan jaringan
menunjukkan lokasi nyeri
tp tdk dpt
mendeskripsikan
c. Berdasarkan penyebab e. Berdasarkan lokasi
Fisik Bisa terjadi karna Superfisi- Disebabkan stimuls kulit. b’lgsung
stimulus fisik, ex: fraktur al sebentar dan b’lokalisasi. Nyeri
femur terasa sbg sensasi yg tajam. Ex:
Psycogenic Karna sebab yg kurang tertusuk jarum suntik
jelas/susah diidentifikasi Viseral Terjadi akibat stimulasi organ”
bersumber dari internal b’sifat difus & menyebar
emosi/psikis & biasanya kebberapa arah. Biasanya berkaitan
tdk disadari ex: org yg dg mual & gejala” otonom. Ex:
marah” tiba” nyeri dada sensasi pukul pd angina pectoris &
sensasi t’bakar pd ulkus lambung
Nyeri alih Dapat terasa di bag. tubuh yg t’pisah
dari sumbernya & dpt terasa dg
berbgai karakteristik. Ex : nyeri yg tjd
d. Berdasarkan durasi pd infark miokard yg menyebabkan
nyeri alih ke rahang, lengan kiri
Akut Nyeri yg terjadi setelah cedera Radiasi Nyeri yg meluas dari tempat awal
akut, intervensi bedah & cedera ke bag. tubuh yg lain
memiliki proses yg cepat yg karakteristik nyeri terasa seakan
memiliki intensitas yg ber- menyebar ke bag. tubuh bawah / se-
variasi dan b’langsung dlm panjang kebagian tubuh. Ex: nyeri
waktu singkat (< 6 bulan) punggung bag. bawah akibat diskusi
Kronik Nyeri konstan yg intermiten yg intravertebra yg ruptur
menetap sepanjang suatu
periode ( > 6 bulan)
3. Apa yang mengakibatkan kaku pada
sendinya?
Pada OA kerusakan dimulai dari hyaline sendi lutut
pembenukan osteofit pada rawan sendi dan jar
subcondral penurunan elastisitas sendi
perubahan pada permukaan kartilago sendi
perubahan biokimiawi di bawah permukaan kartilago
yang yang meningkatkan sintesa timidin dan glisin.
Akibat dari ketidak seimbangan antara regenerasi
dengan generasi tersebut maka akan terjadi pelunakan,
perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi
yang akan terlepas sebagai corpus libera yang dapat
menimbulkan penguncian ketika sendi bergerak
4. Bagaimana penatalaksanaan farmakoterapi
dan fisioterapi pada kasus? Resep?
dr. Sany Setiawan

SIP. 1518011158

Jln. Ahmad Dahlan No. 10 pahoman

Bandarlampung, 13 September 2017

R/  Paracetamol 500mg Tab. No. XV

S 3 d.d tab. I prn

R/ Captopril 12,5 mg Tab. No. VI

S 2 d.d Tab. I

R/ Capsaicin 0,025% tube No. I

S 3 d.d u.e part dol applic Pro : Ny.A

Umur : 50 Tahun

Alamat : Jalan Pulau Seray Rajabasa

 
Jika nyeri akut, diberikan dosis yang lebih kuat,
kemudian dosis diturunkan jika sudah bisa
Terapi Farmakologis dikontrol.
Jika nyeri kronis, diberikan dosis kecil kemudian
1. Paracetamol : merekomendasikan parasetamol bertahap dinaikkan.
sebagai obat pertama dalam penatalaksanaan nyeri,
karena relatif aman, efikasi, dan harga murah
dibanding NSAID. Penghilang rasa sakit setara
dengan aspirin, naproksen, ibuprofen, dan beberapa 2. NSAID : NSAID adalah suatu kelas obat yang
NSAID bagi beberapa pasien dengan OA dapat menekan inflamasi melalui inhibisi enzim
MOA : Bekerja pada susunan saraf pusat (SSP) untuk cyclooxygenase (COX). Efek penting dalam
menghambat sintesa prostaglandin, (yang berfungsi mengurangi rasa sakit.
meningkatkan sensasi rasa nyeri). Dengan cara NSAID memberikan rasa nyaman bagi banyak
memblok kerja siklooksigenase pusat. orang dengan masalah persendian kronis, tetapi
juga menimbulkan masalah penyakit
DOSIS : Parasetamol, penurun rasa sakit ringan sampai gastrointestinal yang serius.
sedang, 2,6-4g/hari setara dengan aspirin 650mg empat
kali sehari, ibuprofen 1200-2400mg/hari, naproksen MOA : Prinsip mekanisme NSAID sebagai
750mg/hari, seperti halnya NSAID lain analgetik adalah blokade sintesa prostaglandin
melalui hambatan cyclooxcigenase (Enzim COX-1
dan COX-2), dengan mengganggu lingkaran
cyclooxygenase
Tatalaksana fisioterapi
 Test Cepat/Tes Orientasi  Test Gerak Isometrik
• Pelahan lahan lakukan gerakan • melawan tahanan yang diberikan
berdiri ke jongkok dan sebaliknya oleh pemeriksa
• Caranya : ibu jari dan jari telunjuk
 Test Gerak Aktif dari satu tangan diletakkan di
• Pemeriksaan ini dapat memberikan sebelah kiri dan kanan patella
informasi berupa koordinasi gerakan,
pola gerak, nyeri dan ROM aktif
 Test Khusus
• Tes Ballotement (menggoyang-
 Test Gerak pasif
goyangkan objek di dalam cairan)
• Informasi yang dapat diperoleh
melalui pemeriksaan ini adalah ROM • Tes Fluktuasi
pasif, stabilitas sendi. rasa nyeri, pola • Tes Pengukuran Nyeri Dengan Vas
capsular dan fi rm end feel (Visual Analogue Scale)
Intervensi Fisioterapi
Stadium Ringan Stadium Sedang Stadium Berat
• menurunkan berat • Joint mobilization , Pada Pilihan pengobatan terbaik :
badan bagi yang awal intervensi translasi operasi penggantian
kelebihan berat badan oscilasi dalam MLPP sendi
• latihan menguatkan otot • Translasi pada Pada setiap stadium,
paha dan pinggul untuk pembatasan fleksi, pengobtan anti nyeri
menjaga kebugaran ekstensi tibio femoral dapat dilakukan:
tubuh joint • Pijatan dengan
• memakai knee brance • Active mobilization gerakan sirkulasi
selama diperlukan • Transverse friction • Pemanasan
• Active mobilization dengan cara mendorong (dibawah matahari
• Pemberian obat sesuai patella ke lateral dan jika tidak ada
dengan yang disarankan medial infrared)
atau yang di resepkan • Strengthening exercise • Positioning : tidak
oleh dokter m. Vastus medialis pada gerakan fl exi
posisi lutut gerak akhir ataupun extensi
ekstensi yang berlebihan saat
• Medial arc support istrihat dan ketika
(corect shoes) tidur
• Elastic bandage atau
menggunakan splint
saat berjalan
5. Bagaimana edukasi pada pasien
Edukasi agar pasien mengetahui
sedikit tentang penyakitnya,
bagaimna menjaganya agar
penyakitnya tidak bertambah
parah, seperti aktivitas yang
berat. Untuk melatih pasien agar
persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien
untuk melindungi sendi yang
sakit

Berat badan yang berlebihan


merupakan factor yang akan
memperberat penyakit OA
6. OA? + DD nya?
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
ETIOLOGI/ FAKTOR RESIKO Idiopatik, dipengaruhi beberapa Penyakit autoimun, dengan faktor Terjadi akibat deposisi monosodium
faktor : predisposisi: urat pada jaringan atau akibat
1. Umur : sering pada usia tua 1. Jenis kelamin : sering pada supersuturasi asam urat pada cairan
2. Jenis kelamin : sering pada perempuan ekstraseluler.
wanita 2. Riwayat keluarga dengan AR 1. Penggunaan obat-obatan
3. Suku bangsa : berkaitan 3. Umur lebih tua seperti diuretik thiazide,
dengan gaya hidup 4. Infeksi : mycoplasma, cyclosporine, dan asam
4. Genetik retrovirus, mycobacteria, dll. asetilsalisilat dosis rendah
5. Kegemukan dan penyakit (<1g/hari)
metabolik 2. Penyakit metabolik :
6. Cedera sendi, pekerjaan dan obsesitas, hipertensi, gagal
olahraga. jantung kongestif, dll
7. Faktor kepadatan tulang 3. Konsumsi tinggi purin(kacang-
kacangan)
4. Terjadi pada wanita
menopause akibat enzim
estrogen sudah turun (efek
urikosurik)
MANIFESTASI KLINIS Tanda kardinal: 1. AWITAN : biasanya perlahan, Stadium Artritis Gout Akut
- Kekakuan sendi setelah artritis simetrik (keterlibatan 1. Radang sendi akut
bangun tidur sendi yang sama pada kedua 2. Bangun tidur terasa nyeri
- Bengkak pada satu atau lebih sisi tubuh), artritis hebat dan tidak bisa berjalan
persendian poliartikular, morning 3. Bersifat monoartikular,
- Krepitasi pada sendi yang stiffness dengan keluhan nyeri,
digerakkan. 2. Manifestasi artikular: nyeri bengkak, terasa hangat,
dan kaku pada banyak sendi, merah dan gejala sistemik
Gejala: tanda inflamasi, erosi sendi seperti demam.
1. Nyeri sendi : dalam shg terjadi deformitas dan 4. Lokasi tersering: MTP-1
terlokalisir, nyeri + jika kehilangan fungsi. 5. Jika serangan ringan dapat
digerakkan dan berkurang jika sembuh dalam beberapa jam,
istirahat jika berat bisa dalam hari-
2. Hambatan gerak sendi minggu.
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
3. Kaku pagi 3. Manifestasi ekstraartikular : biasanya Stadium Interkritikal
4. Krepitasi mempunyai titer RF tinggi. Pada kulit : 1. Terjadi periode interkritik
5. Pembesaran sendi nodul reumatoid. Mata : Sjorgens. asimptomatik.
(deformitas) Demam, anoreksia, pleuritis, 2. Secara klinis tidak ada tanda
6. Perubahan gaya berjalan osteoporosis, dll. radang, aspirasi sendi: kristal
urat.
3. Keadaan ini dapat terjadi
sesekali dalam setahun
tanpa serangan akut
4. Managemen buruk : stadium
menahun

Stadoium Artritis Gout Menahun


5. Biasanya terjadi akibat
pengobatan yag kurang baik
6. Tofi banyak dan poliartikular
7. Lokasi tofi tersering: cuping
telinga, MTP 1, olekranon,
tendon achilles.

PREDILEKSI Sendi penyangga berat badan seperti Mengenai sendi-sendi kecil PIP, MCP, Paling sering pada MTP 1
coxae, genu, vertebrae pergelangan siku, pergelangan kaki
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
KLASIFIKASI/STADIUM/GRADE Berdasakran gambaran radiologi 1. Stadium sinovitis : Pada 1. Stadium Artritis Gout Akut :
- Derajat 0 : Tidak ada stadium ini terjadi perubahan serangan sendi akut yang
gambaran osteoartritis dini pada jaringan sinovial terjadi dan menghilang dalam
- Derajat 1: OA meragukan yang ditandai hiperemi, jam-minggu
dengan sendi normal, tetapi edema karena kongesti, nyeri 2. Stadium interkritikal :
terdapat osteofit minimal pada saat bergerak maupun perjalanan penyakit terus
- Derajat 2: OA minimal dengan istirahat,bengkak dan berlanjut tanpa ada serangan
osteofit pada 2 tempat, tidak kekakuan. akut, ditemukan kristal urat
ada sklerosis dan kista 2. Stadium destruksi : Pada 3. Stadium Artritis Gout
subhkondral, celah sendi baik. stadium ini selain terjadi Menahun : jika tidak diobati
- Derajat 3 : OA moderat, kerusakan pada jaringan dengan baik maka akan
dengan osteofit moderat, sinovial terjadi juga pada terbentuk tofus poliartikular.
deformitas ujung tulang, celah jaringan sekitarnya yang
sendi sempit ditandai adanya kontraksi
- Derajat 4 : OA berat dengan ligamen.
osteofit besar, deformitas 3. Stadium deformitas : Pada
ujung tulang, celah sendi stadium ini terjadi perubahan
hilang, ada sklerosis dan kista secara progresif dan berulang
subkondral. kali, deformitas dan gangguan
fungsi secara menetap.

PEMERIKSAAN FISIK 1. Tentukan BMI 1. Nodul reumatoid 1. Sendi kemerahan dan


2. Perhatikan gaya 2. Sjorgen pada mata (akibat bengkak biasanya pada MTP 1
berjalan/pincang? ggn autoimun) 2. Nyeri tekan
3. Adakah kelemahan/atro otot 3. Artritis pada 3 persendian 3. Perubahan gaya berjalan
4. tanda-tanda inflamasi/efusi atau lebih (bengkak) 4. Terdapat tofus dan terletak
sendi? 4. Hambatan gerak poliartikular (jika menahun)
5. Lingkup gerak sendi (ROM)
6. Nyeri saat pergerakan atau
nyeri di akhir gerakan.
7. Krepitus
8. Deformitas/bentuk sendi
berubah
9. Gangguan
fungsi/keterbatasan gerak
sendi
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
10. Nyeri tekan pada sendi dan
periartikular - Penonjolan
tulang (Nodul Bouchard’s dan
Heberden’s)
11. Pembengkakan jaringan lunak
- Instabilitas sendi

PEMERIKSAAN PENUNJANG - Hematologi rutin (Hb, Ht, 1. C-Reactive Protein : TES SARING
leukosit, hematokrit, meningkat >0,7 pg/mL, bisa
trombosit, eritrosit ) biasanya untuk monitoring penyakit  Urin rutin : Kristal urat.
normal 2. LED : meningkat > 30  Asam urat
- Kimia ginjal (ureum, cr, asam mm/jam, bisa untuk
urat) monitoring TES DIAGNOSTIK DAN
- Profil Lipid (kolesterol total, 3. Hemoglobin/Hematokrit: MONITORING
HDL dan LDL) sedikit menurun
Foto polos sendi 4. Fungsi hati : normal atau  Asam urat : Meningkat.
-
fofotase alkali meningkat  Cairan sendi : Kristal MSU (+)
5. Faktor reumatoid : Stadium
dini biasanya negatif, jika TES UNTUK MENDETEKSI
negatif ulangi 6-12 bulan KOMPLIKASI
setelah onset penyakit. Asam urat

6. Foto polos sendi : tampak
osteopenia atau erosi dekat  Ureum
celah sendi.
 Creatinin
- Cairan sendi : Penting untuk
menegakkan diagnosis ,
- Cairan sendi (cairan tofi)
merupakan cairan berwarna
putih seperti susu dan kental
sukar diaspirasi,
mikroskopis: kristal
monosodium urat.
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
KRITERIA DIAGNOSTIK OA lutut Pasien yang memiliki :
Berdasarkan klinis, nyeri sendi 1. Paling sedikit memiliki 1 sendi C. Acute-phase reactant (paling
diikuti 3 kriteria : dengan sinovitis klinis definitif sedikit 1 hasil tes dibutuhkan
1. Umur > 50 tahun (bengkak) untuk klasifikasi)
2. Kaku sendi < 30 menit 2. Dengan sinovitis yang tidak LED dan CRP normal (0)
3. Krepitus lebih baik dijelaskan dengan LED dan CRP abnormal (1)
4. Nyeri tekan tepi tulang penyakit lain
5. Pembesaran tualng sendi Kriteria klasifikasi RA (algoritme D. Durasi gejala
lutut berdasarkan skor) < 6 minggu (0)
6. Tidak hangat pada sendi ≥ 6 minggu (1)
A. Keterlibatan sendi :
Berdasakran kilinis dan radiologis, 1 sendi besar (Skor 0)
nyeri sendi lutut dan paling sedikit 2 - 10 sendi besar (Skor 1)
1 kriteria : 1 - 3 sendi kecil (dengan atau tanpa
7. Umur > 50 tahun keterlibatan sendi besar) (Skor 2)
8. Kaku sendi < 30 menit 4 - 10 sendi kecil (dengan atau
9. Krepitus disertai osteofit tanpa keterlibatan sendi besar)
(Skor 3)
Klinis dan laborators, nyeri sendi 10 sendi (paling sedikit 1 sendi
ditambah 5 kriteria : kecil) (skor 5)
10. Umur > 50 tahun
11. Kaku sendi < 3o menit B. Serologis (paling sedikit 1
12. Krepitus hasil tes dibutuhkan untuk
13. Nyeri tekan tepi tulang klasifikasi)
14. Pembesaran tulang RF negatif dan anti-CCP negatif (0)
15. Tidak hangat pada sendi RF positif rendah atau anti-CCP
16. LED < 40 mm/jam positif rendah (2)
17. RF < 1:40 RF positif tinggi atau anti-CCP positif
tinggi (3)
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
KRITERIA DIAGNOSTIK 6.Serangan pada sendi MTP Diagnosis Gout Arthritis Akut
unilateral C. Acute-phase reactant (paling berdasarkan kriteria ARA
sedikit 1 hasil tes dibutuhkan (American Rheumatism
7.Serangan pada sendi tarsal untuk klasifikasi) Association):
unilateral. LED dan CRP normal (0)
LED dan CRP abnormal (1)  Di dapatkan kristal
8.Tofus. Monosodium Urat
9. Hiperurisemia. D. Durasi gejala Monohidrat (MSU) dalam
< 6 minggu (0) cairan sendi, atau
10.Pembengkakan sendi asimetris ≥ 6 minggu (1)
pada gambar radiologi.  Di dapatkan kristal MSU di
dalam tofus, atau
11. Kista sub kortikal tanpa erosi
pada gambaran radiologi.  Di temukankan 6 dari 12
kriteria di bawah ini:
12. Kultur bakteri cairan sendi
negatif. 1.Serangan arthritis akut > satu
kali.
2.Inflamasi maksimal pada hari
pertama.
3.Serangan arthritis monoartikuler.
4.Sendi yang terkena berwarna
kemerahan.
5.Pembengkakan dan sakit pada
sendi MTP-1.
6.Serangan pada sendi MTP
unilateral
OSTEOARTHRITIS ARTHRITIS REUMATOID GOUT ARTHRITIS
KRITERIA DIAGNOSTIK 7.Serangan pada sendi tarsal
unilateral.
8.Tofus.
9. Hiperurisemia.
10.Pembengkakan sendi
asimetris pada gambar
radiologi.
11. Kista sub kortikal tanpa erosi
pada gambaran radiologi.
12. Kultur bakteri cairan sendi
negatif.

Sumber:
Ilmu Penyakit Dalam UI Ed. VI
Jurnal Berkala Epidemiologi, Unair tentang “ Hubungan Obesitas
Dengan Kejadian OA Genu”
Jurnal Arthritis Gout dan Penangannya
Daftar pustaka
PB PAPDI. Buku diagnosis dan penatalaksanaan
osteoarthritis. 2010. indonesia

Elysanti Marthadiani. Pencitraan pada


osteoarthritis lutut . 2015..fakultas kedokteran
udayana .padang

Ikatan dokter indonesia. Buku panduan praktik


klinis edisi revisi . 2014. indonesia : idi

Anda mungkin juga menyukai