Anda di halaman 1dari 16

KULIAH 4 – DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA

SUB TOPIK BAHASAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Psoriasis Vulgaris (3A)
B. Dermatitis Seboroik (4A)
C. Pitiriasis Rosea (4A)
D. Iktiosis Vulgaris (3A)
E. Eritroderma (1)
PENDAHULUAN
• Dermatosis eritroskuamosa à suatu spektrum yang ditandai oleh macula eritema
disertai skuama putih.
Ø Penyakit kulit yg terutama ditandai dgn adanya lesi eritema dan skuama
• Terdiri dari: Psoriasis vulgaris, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, eritroderma,
dermatitis seboroik, iktiosis vulgaris.
• Eritoskuamosa à ditandai oleh macula/plak yang eritema dengan skuama yang
putih. Jadi skuama yang putih makanya disebut eritroskuamosa

PSORIASIS
q Umum terjadi
q Psoriasis: Penyakit inflamasi kulit kronik dan residep? dengan dasar genetik yang kuat, ditandai gangguan
pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis, gangguan proses biokimia, immunologi, dan vaskuler.
q Pada penyakit ini ditandai adanya suatu proses inflamasi disana yang berjalan kronis lama.
q Penyebab dasar psoriasis belum diketahui dengan pasti, dengan patogenesis yang kompleks.
• Namun ada beberapa faktor yang berperan disini seperti faktor genetic, gangguan pertumbuhan dan
diferensiasi dari sel epidermis.
q Lesi umumnya berupa plak eritema dg skuama putih berlapis putih keperakan.
q Jadi struktur kulit tu ada epidermis, stratum basale (disini akan selalu terjadi mitosis yang mulai dari stratum
basal/epidermis).
q Mitosis harusnya berjalan 21 hari (dari stratum basal ke atas). Pada psoriasis mitosis berlangsung lebih cepat
daripada seharusnya.
q Diferensiasi dari epidermis dimulai dari sel basal, kemudian ke permukaan, ke lusidom?, granulosom, akhirnya ke
stratum korneum, harusnya dia berada disana pada saat dia memulai mengalami pematangan atau yang disebut
dengan nama sel korneosit (mengalami ke atas ke stratum korneumnya). Harusnya berlangsung 21 hari, tapi pada
psoriasis berlangsung lebih cepet, maka disitu akan terjadi penumpukan atau akan akantosis pada permukaan dari
epidermis.
q Jadi karena gangguan dari proses diferensiasi dari epidermis tersebut, akhirnya akan terjadi penumpukan di
stratum korneum (korneosit dari stratum korneum). Jadi dia kayak menebal gitu. Nanti hasil dari penumpukan
dari korneosit di dalam stratum korneum yaitu seperti gambar di bawah (jadi plak menebal).
q Psoriasis vulgaris --> ditandai dengan plak yang eritema dengan skuama yang putih tebal, akibat dari gangguan
diferensiasi dari sel epidermis.
EPIDEMIOLOGI
• Peradangan kulit yang bersifat kronis residif dg manifestasi klinis yang bervariasi
• Pria = wanita
• Psoriasis dpt timbul pada semua usia, jarang pada usia < 10 th
• Rata-rata onset: antara 15-30 th
• Interaksi faktor predisposisi genetik (HLA) dan lingkungan
• Sering dihubungkan dengan: celiac disease, lymphoma, penyakit-penyakit metabolik dan kardiovaskular
• Penyebab belum diketahui secara pasti, tapi secara patogenesis kayak di penjelasan sebelumnya.
• Kenapa ada gangguan diferensiasi sel, infiltrasi sel radang, gangguan vaskuler? à masih diteliti
INHERITANCE
• Insiden meningkat pada individu dengan rw psoriasis pada keluarganya
• Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan faktor genetic karena beberapa
didapatkan ada riwayat orang tuanya mengalami psoriasis, terjadi peningkatan
insiden pada anaknya yang mengalami psoriasis.
• Jenis dan onset à berkaitan dng HLA tertentu
- Early onset: Cw6, B57 dan DR7
- Late onset: Cw2
- Psoriasis gutata & eritrodermic psoriasis: B13 atau B17
- Psoriasis pustulosa: HLA B-27
• Ini bukti bahwa dihubungkannya kasus psoriasis dengan faktor genetic.
Dihubungkan dengan human leukosit antigen (HLA), dihubungkan dengan tipe yang Cw6, selanjutnya ini
merupakan bukti bahwa psoriasis diturunkan secara genetic bisa terjadi.
PATOGENESIS
• Jadi selain gangguan diferensiasi dari sel epidermis,
disitu juga terjadi suatu proses inflamasi yang kronik
yang melibatkan set T seluler.
• Dari limfosit T tersebut manakah yang paling
berperan, ini juga masih diteliti
• Kita tau banyak pro inflammatory/sel radang disana,
tapi kita masih cari yang paling berperan disana biar
dapet terapi (biar tau yang mana yang dihentikan
dan gak semua ditembak)
• Sekarang memang ada biologic agent yang
competitor inhibitor terhadap IL 17 ini sekarang
sudah dikembangkan (cukup tau aja)
• Penting tau faktor pencetus untuk KIE pasien agar dihindari hal-hal tersebut.
HISTOPATOLOGI
Lesi psoriasis:
§ Patogenesis à adanya gangguan keratinasi sel pada
epidermis/ presensi? epidermis menyebabkan terjadinya:
§ Penebalan epidermis, dg perpanjangan rete ridge dan
bekelok kelok
§ Peningkatan dilatasi dan berkeloknya pembuluh darah
dermis
§ Infiltrat mononuklear meningkat, sel radang banyak.
MANIFESTASI KLINIS
• Psoriasis memiliki beberapa varin. Tipe psorisis
tipikal adalah psoriasis vulgaris.
• Vulgaris artinya tipikal untuk itentitas itu.
• Bentuk paling umum: psoriasis Vulgaris (90%)
• Predileksi: scalp, kuku, permukaan ekstensor
tungkai, punggung, area umbilikus dan sacrum
Ø Sulit menegakkan diagnosis pada penyakit kulit karena pasien biasanya dateng dengan bercak, bintik.
Kadang dibantu dengan tempat predileksi.
Ø Predileksi: lumbosacral, scalp, dan ekstensor.
Ø Jadi kalau ada pasien datang dengan keluhan plak eritema dengan skuama misal di siku, jangan lupa liat di
lututnya, di bokongnya (di tempat predileksi) yang membantu untuk menegakkan diagnosis.
• Lesi khas/eff: macula/ plak eritema berbatas tegas, dg skuama tebal berlapis/ putih keperakan, di
permukaannya
• Distribusi lesi: simetris (kanan kiri ada)
GAMBARAN KLINIS
• Pada kuku (nail psoriasis): pitting nail (kena di nail platenya, didapatkan ada
salmon oil), onikolisis distal (onikodistropi/permukaan tidak rata mengalami
kerusakan) à bisa terjadi pada pasien psoriasis
• spot atau salmon patches
• Pada psoriasis vulgaris bisa ditegakkan secara klinis, tidak harus melalui
proses histopatologi.

Hal yang relevan digunakan dalam penegakan psoriasis vulgaris:


§ Auspitz sign; titik2 perdarahan saat dilakukan goresan setelah skuama
diangkat
Ø Pembuluh darah berkelok kelok sehingga kalau kita kerok skuamanya
sampai ke bawah akan kita lihat titik titik perdarahan.
§ Koebner phenomenon; Lesi baru yang timbul di area yg mengalami
trauma/garukan.
Ø Pasien disarankan untuk tidak menggaruk lesinya karena kalau ada
trauma/garukan/gesekan biasanya akan timbul lesi baru.
§ Kaarsvleg phenomenon: Skuama spt goresan lilin (paling sering digunakan)
• Skuama udah putih tebal, kemudian dilakukan goresan dengan pinggir gelas obyek akan mendapatkan tanda
seperti goresan lilin (putih putih). Hali ini karena skuamanya putih tebal, jadi kalau kita gosok tidak hilang masih
terus ada di bawahnya.
1. SEBORRHEIC-LIKE PSORIASIS
• Sebopsoriasis/seborrhiasis à overlapping psoriasis dan dermatitis seboroik
• Lesi seboroik à scalp, wajah, dada, fleksura dan axilla
• Effloresensi: plak/makula eritematous tertutup skuama putih tebal lembut, kuning dan
berminyak
• Kaarsvleg sign (+) tapi predileksinya di tempat predileksi dermatitis seboroik (di scalp,
periauricular/sekitar telinga), lesi tebal seperti psoriasis.
• Jadi lesinya seperti psoriasis, predileksinya sesuai dermatitis seboroik

2. PSORIASIS INVERSA
• Merupakan bentuk khusus
• Lesi terdapat pada area lipatan, celah dan permukaan
fleksor: telinga, axilla, lipat paha, inframammary fold,
umbilikus, lipatan intergluteal, dll
• Kalau vulgaris lesinya di ekstensor, kalau ini kebalikannya
yaitu di fleskor/lipatan.

3. PSORIATIC ARTHRITIS
1. Keterlibatan sendi interphalang distal yang asimetris dengan
kerusakan pada kuku
2. Arthritis mutilans dengan osteolisis pd phalang dan metacarpal
3. Polyarthritis simetris, menyerupai rheumatoid arthritis dng claw hand
4. Ankylosing spondilosis saja atau disertai arthritis perifer
5. Oligoarthritis dng pembengkakan dan tenosinovitis pd satu atau bbrp
sendi tangan.
• Ini untuk tau aja.

4.GUTTATE PSORIASIS
• Paling sering di varian yang lain.
• Lesi papul eritema eruptif ukuran 1-10 mm, merah salmon,
menyebar secara sentripetal, distribusi diskret.
• Diawali infeksi Streptokokus Betahemolitikus (faringitis,
laringitis, atau tonsilitis)
• Sering pd usia < 30 thn, sering juga pada anak anak yang didahului proses infeksi seperti ISPA, gigi berlubang,
akan memicu ketidakseimbangan imunitas sehingga bisa menjadi psoriasie guttate.
• Terapi:
- UVB pada dosis erythemogenic
- Rekuren à dikloksasilin 4 x 250 mg (10 hr), Rifampin 1 x 600 mg

5. GENERALIZED PUSTULAR PSORIASIS (VON ZUMBUSCH)


• Pasien dng rw psoriasis tipe plak atau arthritis psoriatic
• Erupsi kulit muncul tiba-tiba à penghentian kortikosteroid
sistemik
• Pustul milier nonfolikuler, millier, dengan dasar eritema.
• Obat lain: terbinafin, minosiklin, hidroksikloroquin, dll
• Pasien tampak sakit berat, demam (+) Komplikasi: pneumonia,
CHF, hepatitis
• Terapi: acitretin, isotretinoin, siklosporin, metotrexate
• Efloresensi: terbentuknya “lakes of pus” pd periungual, telapak tangan dan pada
tepi lesi psoriasis yg sebelumnya sudah ada
• Ada macula disertai dengan adanya pustul pustul di dalam makula tersebut à
disebut dengan “lakes of pastule” à jadi ada pustul dikelilingi dengan macula
eritema
• Kasus ini sering sulit dibedakan dengan kasus erupsi obat, tapi kalau von zumbusch terjadi secara pelan pelan.
• Mukosa dapat terkena à ulserasi superfisial

PERJALANAN PENYAKIT
• Tidak dapat diprediksi à kadang ada yang cepat membaik, ada yang kronis (kebanyakan kronis). KIE pasien
adalah kita control penyakitnya, karena untuk sembuh sempurna memang agak sulit didapatkan.
• Lesi awal pd scalp dan siku à dpt menetap bbrp thn
• Kecenderungan untuk berulang dan menetap
• Perluasan lesi krn trauma (Koebner phenomenon)
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatomyositis
• Lupus eritematosus
• Dermatitis seboroik
• Pityriasis rosea
• Likhen planus
• Sifilis psoriasiform
ALGORITME DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PSORIASIS

• Penatalaksanaan digolongkan berdasarkan luas dari lesinya à body service area berdasarkan rule of nine (misalnya
1 telapak tangan 1%)
• Jadi luas lesinya kita hitung dengan patokan rule of nine (misal 1 telapak tangan 1% jadi berapa luasnya)
• Kalau misalnya dia <10% indikasi hanya memberikan terapi topical, phototerapi boleh diberikan tapi hanya pilihan
(bole iya boleh engga).
• Jika >10%, kobinasi topical, phototerapi, dan sistemik bisa diberikan
• Kalu udah severe (udah luas banget mencapai 30% dari BSA) indikasi selain ini akan diberikan terapi secara sistemik.
• Terapi sistemik first line à methotrexate, acitretin, biologic agent. Ii adalah suatu tipostatistika yang
menghambat/memperlambat terjadinya mitosis/pembelahan sel sehingga akan spesifik ke dalam pathogenesis dari
psoriasis.
• Jadi kalau kasus disini jarang sekali diberikan steroid oral padahal ini merupakan suatu proses inflamasi
(dexamethasone, metilprednisolon, prednisone) karena takut terjadi withdrawal syndrome. Jadi begitu distop
langsung lesinya jadi lebih luas sampe jadi eritroderma.
• Jadi kalau ada pasien diperkirakan psoriasis vulgaris jangan semua dianggap kayak DKA, dikasi metil. Hati hati nanti
pasiennya withdrawal, eritroderma.
• Kalau dokter umum lebih ke topical terapi bisa golongan glukokortikoid/ steroid yang topical adalah first choicenya
diberikan emollients/analog vitamin D3.
• Untuk terapi biar tau aja.
PENATALAKSANAAN
• Liat di buku merah/ Fitzpatrick.
• Steroid topical dibagi menjadi 7 potensi à superpoten, poten,
medium high, medium, medium low, less poten, dan less poten.
• Potensi dibaca di buku merah.
• Misalnya yang superpoten golongan klobetazole
• Less poten: disoned
STEROID TOPIKAL
§ Bekerja sebagai: Antiinflamasi, antiproliferasi, vasokonstriktor
§ 7 Potensi steroid topikal (menurut Stoughton-Cornell)
§ Psoriasis derajat ringan atau sedang
§ Digunakan secara tunggal atau kombinasi
§ Proses takifilaksis; lesi tidak merespon terhadap steroid topikal yg diberikan dlm waktu 4-6 minggu
§ Hati-hati penggunaan steroid superpoten sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu
§ Efek samping: Atrofi kulit, striae, telangiektasis, perioral dermatitis, erupsi akneiformis, rosacea, supresi aksis
hipotalamus pituari akibat penyerapan scr sistemik.
• Harus tau bahwa untuk memberikan steroid topical untuk antiinflamasi, vasokontriksi, imunosupresif, antipruritus.
• semakin poten steroid tersebut maka efek samping akan semakin besar, bisa takiphylaksis, atrofi, talagiektasis,
hipopigmentasi, airsitusim?.
• Jadi kan ada kasus yang pengen kulitnya putih (efek hipopigmentasi bukan cerah dari steroid) à jadi krimnya dikasi
clobetazole (golongan poten) biar putih mukanya, nanti setelah pemakaian 2-3 bulan akan timbul efek samping dari
steroid tersebut. Jadi mukanya merah merah kayak ada cacing (telangiektasis), kadang ada yang kaget pake lotion
pemutih tiba tiba jadi striae (bulu banyak). Itu karena ada steroid yang banyak dalam sediaan tersebut.
• Untuk steroid yang superpoten atau poten kita harus follow up pasiennya tidak lebih dari 2 minggu, tapi kalau
potensinya lebih rendah bisa kita berikan waktu 4-6 minggu.

DERMATITIS SEBOROIK

PENDAHULUAN
• Dermatitis seboroik masuk ke dalam spektrum sritroskuamosa.
• Predileksi: di area yang seboroik area (periauricular, perinasal, glabella, di sekitar alis, dan scalp)
• Merupakan kelainan berupa lesi papuloskuamosa kronis, terutama pada area dgn jml folikel sebasea >> dan
kelenjar sebesea yg aktif, seperti: wajah, scalp, presternal dan intertrigenus
• Ditandai: makula atau plak dgn skuama yg kekuningan dan berminyak à karena produksi dari kelenjar sebasea
EPIDEMIOLOGI
• DS pada infantil; self-limited form
• DS pada orang dewasa; kronis
• Laki-laki> perempuan
• Prevalensi 3-5% pd dewasa muda dan 1-5% keseluruhan populasi.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Belum diketahui secara pasti
• The exact pathogenesis of seborrheic dermatitis is yet to be fully elucidated, but this dermatosis is commonly
linked with the yeast Malessezia, immunologic abnormalities, sebaceous activity, and patient susceptibility
Ø Salah satu yang sering diteliti bahwa salah satu penyebab dari dermatitis seboroik adanya kolonisasi dari
malessezia furfur atau pityrosporum ovale dalam folikel rambut dan daerah seboroiknya.
Ø Akibat adanya ini akan merangsang suatu respon inflamasi/radang karena tubuh tau ada bakteri/overgrut?
Langsung dia dateng kesana untuk merespon sebagai suatu proses inflamasi. Makanya kita liat disana macula
eritema dengan skuama yang kekuningan, eritema terjadi karena suatu inflamasi disana.
• Faktor yang berperan dalam pathogenesis dermatitis seboroik:
Ø Faktor genetic: mutation (ZNF750) encoding a zinc finger protein (C2H2) à paling sering
Ø Faktor imunologi: meningkatnya IL -1α, IL-1β, IL-4, IL-12, TNF-α, IFN-ϒ pada lesi seboroik
Ø Faktor fisik: Seasonal fluctuations in humidity and temperature
Ø Mikrobial: Malessezia (Pityrosporum ovale)
Ø Obat-obatan: griseofulvin, cimetidine, lithium, methyldopa, arsenic, gold, auranofin
Ø Sering dihubungkan dng bbrp peny internal: parkinson, HIV/AIDS, DM, epilepsi
Ø Nutrisi: Seborrheic dermatitis has not been proven to be associated with any vitamin deficiency
HISTOLOGI
• Tampak adanya akantosis yg teratur pada epidermis dg beberapa penipisan pada daerah suprapapillary
• Spongiosis dengan derajat bervariasi & eksositosis limfosit
• Temuan yg khas: adanya “foliculocentric crust” yg tdd sebaran netrofil, ortokeratosis, parakeratosis, dan
infiltrasi limfosit perivaskuler, fokal yg letaknya berdekatan dng ostium folikular.
• Baca aja untuk tau aja
GAMBARAN KLINIS
• Predileksi: glabella, perinasal, periauricular, dada, scalp, alis mata, kelopak mata, lipatan
nasolabial, telinga, area sternum, axilla, submammary fold, umbilikus, lipat paha,
lipatan bokong
• Efloresensi: makula eritema tertutup skuama kekuningan berminyak
• Keluhan: gatal (+)
• Usia remaja sering mengalami ini terutama untuk suhu yang lembab, stress, begadang.
Biasanya lebih parah, tapi kalau kondisi memungkinkan dia membaik karena dia kronis
residep?
• Bedanya dengan lesi psoriasis vulgaris à macula lebih tipis (psoriasis vulgaris dia plak
karena hipermitosis). Kalau disini kan di patogenesisnya gak ada hipermitosis jadi cuma radang aja macula
eritema. Kemudian skuamanya lebih tipis kadang warna putih kadang kekuningan, tapi kalau di psoriasis vulgaris
tebal karena adanya akantosis, predileksi juga beda.
Gambaran klinis

Bbrp tipe dermatitis seboroik :


• Dandruff (pityriasis sicca) à bntk ringan, skuama kering
• Pityriasis steatoides à skuama tebal berminyak
• DS pada infantil ( 3 minggu sd 3 bulan)→ >> vertex, skuama kuning kecoklatan, oozing (cradle cap)
Note:
Pada bayi ada tampak plak kekuningan di scalpnya itu disebut cradle cap yaitu di kulit kepalanya ada makula
dengan skuama kekuningan yang tebel banget
• Leiner Ds
• Pityriasis amiantacea à dermatitis seboroik yang parah sekali dengan makula eritema, skuama, biasanya terjadi
pada pasien immunocompromised seperti HIV
• Ds pada penderita HIV/AIDS
DIAGNOSIS BANDING
• Psoriasis à dpt overlapping; skuama lbh tebal berlapis-lapis, lbh dominan di area ekstensor
• Dermatitis Atopik; Stigmata atopik (+)
• Dermatitis kontak iritan; riwayat kontak (+)
• Tinea kapitis; KOH (+)
Penatalaksanaan Dermatitis Seboroik pada Infantile
§ This benign, self-limited form: shampoos, emollients, and mild topical steroids.
Bentuk jinak, terbatas diri ini: sampo, emolien, dan steroid topikal ringan
§ Infants with prolonged inflammation on the scalp or intertriginous:
Bayi dengan peradangan berkepanjangan di kulit kepala atau intertriginous
Ø with low potency topical corticosteroids (hydrocortisone 1% cream or lotion for a few days)
dengan kortikosteroid topikal potensi rendah (hidrokortison 1% krim atau lotion selama beberapa hari)
Ø followed by topical imidazoles (2% ketoconazole cream, lotion, or 1% shampoo).
diikuti oleh imidazol topikal (2% krim ketoconazole, lotion, atau sampo 1%).
§ Patients should be informed : the aim of treatment will be to control rather than cure the disease.
Pasien harus diberi tahu : tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan daripada menyembuhkan penyakit
§ Scalp seborrheic dermatitis can be treated with shampoos containing:
Dermatitis seboroik kulit kepala dapat diobati dengan sampo yang mengandung:
ü zinc pyrithione
ü selenium sulfide (1%–2.5%)
ü imidazoles (1%–2% ketoconazole shampoo, creams, lotions, or foams)
ü ciclopirox (cream, gel, and shampoo)
ü salicylic acid (shampoos, creams)
ü coal tar (creams, shampoos)
Note:
• Karena patogenesis dermatitis seboroic belum diketahui secara pasti, maka pengobatannya masih kontroversi
- Pemberian steroid topikal, seperti hidrokortison dapat diberikan karena memberikan efek antiinflamasià
hidrokortison dapat diberikan pada seboroik yang mengalami peradangan dengan makula eritema, radang maka
dapat diberikan dalam bentuk topikal, cream, ointment dengan dosis 2 kali sehari
- Obat Golongan azole juga dapat diberikan karena ada proliferasi dari malassezia furfur
- Pemberian shampoo yang mengandung selenium sulfida atau zinc yang dapat mengangkat skuamanya dapat
diberikan seminggu 2 kali
- Cara menggunakan shampoo: oleskan di kulit kepala lalu tunggu 10-15 menit baru dikeramaskan
PITYRIASIS ROSEA
PENDAHULUAN
• Mrp. Erupsi papuloskuamosa akut yg dapat berlangsung 4 hingga 8 minggu
• Biasanya diawali lesi “herald patch” (makula eritema berbentuk oval, dgn skuama kolaret).
Note: khasnya ada herald patch atau medalion patch
• Usia remaja dan dewasa muda >>
• Sering asimptomatis, “flu like syndrome”
• Penyebabnya belum diketahui secara pasti namun salah satunya bisa diakibatkan oleh infeksi Human herpes
virus (HHV tipe 7 dan HHV tipe 6)
• Etiologi secara pasti belum dpt dipastikan
Etiologi dan Patogenesis
v Etiologi belum diketahui secara pasti
v Penelitian untuk mengetahui penyebab PR ; bakteri, jamur, virus, dsb?
v Bukti ilmiah : PR merupakan viral eksantem akibat reaksi terhadap infeksi HHV-6 dan HHV-7
Manifestasi Klinis
• Sering asimptomatis, kadang disertai rasa gatal ringan hingga berat
• Flu like syndrome
• Herald patch atau medalion patch
Note:
Pertama-tama sebelum lesinya banyak, ada satu lesi yang mendahului lesi yang lain. Lesinya bulat dan lebih
besar dibanding lesi yang lain yang mengikutinya. Selain ada herald dan medalion patch terdapat juga skuama
yang collarette. Collarette artinya nempel di bagian tepi lesinya
• Lesi berikutnya timbul 4-10 hari; sama dg lesi pertama, hanya jumlahnya lebih banyak dan ukuran lbh kecil
Note:
Setelah timbulnya medalion patch, beberapa hari atau minggu akan muncul lesi berupa erupsi, jadi lesinya
langsung banyak menyeluruh namun ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan medalion patch
• Lesi berbentuk oval tertutup skuama tipis à deskuamasi àtersisa pd bag. tepi (collarette of scaling)
• Diawali lesi awal à herald atau mother patch, kmd diikuti lesi lainnya dlm ukuran yg lbh kecil
• Distribusi lesi : area tertutup pakaian, axis panjang dari makula sejajar dengan rusukà “Christmas tree pattern”
Note:
• Arah lesi sejajar dengan costae makanya disebut Christmas tree pattern (seperti pohon cemara terbalik)
• Lokasi lesi terbatas pada area yang tertutup pakaian (lebih ke sentral) atau disebut swimpack fenomena (seperti
baju renang jaman dulu)à jadi ada dilengan, badan dan paha
- Pengobatan sesuai symptomà kalau pasien gatal bisa diberikan antihistamin, untuk mengurangi merah-merah
dapat diberikan steroid topikal
- Karena salah satu penyebabnya adalah human herpes virus maka diberikan acyclovir dengan dosis 5 X 800 mg
selama satu minggu
- Pada penelitian, pityriasis rosea dicurigai oleh human herpes virus karena pada gejala awalnya adalah flu like
syndrome, seperti meriang, lemas, lesinya banyak
ICHTYOSIS VULGARIS
Proliferasi dan Deskuamasi
• The epidermis undergoes keratinization ; epidermal cells progressively mature from basal cells with proliferative
potential to the SC.
• Epidermis mengalami keratinisasi ; sel-sel epidermis semakin matang dari sel basal dengan potensi proliferatif
ke SC.
• Keratinocytes arise from stem cells in the basal layers and transient amplification cells and move to a series of
differentiation events until they are finally brought to desquamation.
Keratinosit muncul dari sel induk di lapisan basal dan sel amplifikasi sementara dan pindah ke serangkaian
peristiwa diferensiasi sampai akhirnya dibawa ke deskuamasi
• Normal epidermis; there is a balance between the processes of proliferation and desquamation that results in a
complete renewal approximately every 28 days.
• Epidermis normal; ada keseimbangan antara proses proliferasi dan deskuamasi yang menghasilkan
pembaruan lengkap kira-kira setiap 28 hari.
• Keratins are major structural proteins synthesized in keratinocytes
• Keratin adalah protein struktural utama yang disintesis dalam keratinosit
• Filaggrin aggregates the keratin filaments into tight bundles.
• Filaggrin menggabungkan filamen keratin menjadi bundel yang ketat.
• In some forms of ichthyosis, the rate of desquamation may be decreased, leading to epidermal cell retention
(retention hyperkeratosis)
• Dalam beberapa bentuk ichthyosis, tingkat deskuamasi dapat menurun, yang menyebabkan retensi sel
epidermis (retensi hyperkeratosis)
PROSES KERATINISASI

- Di iktiosis terjadi gangguan proses diferensiasi. Awalnya 21 hari dari sel basal kemudian akan naik ke granulosum
lalu setelah mengalami pematangan sampai di stratum korneum, sel keratinosit sudah matang dan akhirnya
akan mengalami pengelupasan atau deskuamasi. Jadi kalau pada orang yang tidak merawat muka atau exfoliate
maka kulitnya akan terlihat kusam itu disebabkan oleh penumpukan stratum korneum yang sudah matang
- Pada iktiosis terjadi perlambatan dalam deskuamasi atau pengelupasannya sehingga skuama terlihat tebal-tebal.
Khusus di kasus iktiosis vulgaris, selain dari gangguan deskuamasi atau diferensiasi dari sel epidermis juga terjadi
gangguan pada pembentukan fillagrinnya. Maka hubungan antar sel keratinosit tersebut akan renggang
sehingga kulitnya akan kering. Yang menyebabkan kering adalah karena antar sel keratinosit dihubungkan
dengan matriks ekstraseluler, kalau ada renggang maka Tranepidermal Water Loss akan meningkat lalu kadar air
menurun sehingga didapatkan kulit kering atau xirosis
Ichthyosis
• The ichthyoses are a heterogeneous group of skin diseases characterized by generalized scaling.
• Ichthyoses adalah kelompok penyakit kulit heterogen yang ditandai dengan penskalaan umum.
• Scaling reflects altered differentiation of the epidermis
• Penskalaan mencerminkan diferensiasi epidermis yang diubah
• The name ichthyosis is derived from the Greek ichthys, meaning “fish,” and refers to the similarity in
appearance of the skin to fish scale.
• Nama ichthyosis berasal dari bahasa Yunani ichthys, yang berarti "ikan," dan mengacu pada kesamaan
penampilan kulit dengan sisik ikan.

IKTIOSIS VULGARIS (IV)


• Bentuk iktiosis yg paling sering dijumpai
• Manifestasi klinis relatif ringan
• Diturunkan scr autosomal dominan, diduga mutasi pd gen yang mengkode profilagrin
• Onset : early childhood (umur 3 & 12 bulan)
Etiologi& Patogenesis
• Filaggrin is an epidermal protein involved in the aggregation of keratin intermediate filaments30 and retention
of moisture in the stratum corneum.31 Keratin filaments form a network, or cell matrix,that gives structural
integrity to the epidermal keratinocytes. As keratinocytes mature into corneocytes, the keratin filaments
collapse and are cross-linked to the cornified cell envelope. Filaggrin is synthesized as a high-molecular weight
precursor, profilaggrin, that contains multiple filaggrin molecules and is localized to keratohyalin granules.
Biochemical studies of epidermis frompatients with IV have shown absence of or decrease in filaggrin and its
precursor, profilaggrin
• Filaggrin adalah protein epidermis yang terlibat dalam agregasi filamen menengah keratin30 dan retensi
kelembaban di stratum korneum.31 Filamen keratin membentuk jaringan, atau matriks sel, yang memberikan
integritas struktural pada keratinosit epidermis. Ketika keratinosit matang menjadi korneosit, filamen keratin
runtuh dan saling terkait dengan amplop sel cornified. Filaggrin disintesis sebagai prekursor dengan berat
molekul tinggi, profilaggrin, yang mengandung beberapa molekul filaggrin dan terlokalisasi menjadi butiran
keratohyalin. Studi biokimia epidermis dari pasien rawat jalan dengan IV telah menunjukkan tidak adanya atau
penurunan filaggrin dan prekursornya, profilaggrin
Manifestasi Klinis Iktiosis Vulgaris

• Skuama putih halus, menutupi area yang luas, tampak paling dominan pd ekstensor ekstremitas
• Area bebas lesi : fleksura, diaper area
• Skuama melekat pada bagian sentral dengan “cracking” pada bagian tepinya
• Temuan lain : hiperlinearis palmaris, keratosis pilaris, hipohidrosis dgn intoleransi thd panas
• Sering dihubungkan dengan dermatitis atopik
• Ditemukan kulit kering dengan makula eritema ataupun dengan skuama yang tipis

¨ Histopatologi : eosinofilik orthokeratosis, lapisan granular berkurang atau absent, granul keratohyalin tampak
spongy atau fragmented
¨ Diagnosis banding : severe xerosis, X-linked ichthyosis, and acquired ichthyosis
Therapy of Iktiosis Vulgaris
Ø Simptomatis fokus pada: hydration, lubrication, and keratolysis
Ø Keratolytic agents enhance corneocyte desquamation and thereby remove scale and thin hyperkeratotic
stratum corneum.
Agen keratolitik meningkatkan deskuamasi korneosit dan dengan demikian menghilangkan kerak dan stratum
korneum hiperkeratotik tipis.
Ø keratolytic creams and lotions containing urea; salicylic acid, or α-hydroxy acids
Ø Urea may function by its capacity to bind water.
Ø Propylene glycol (40–60% in water), with or without occlusion, can also be effective in scale removal.
Propilen glikol (40–60% dalam air), dengan atau tanpa oklusi, juga dapat efektif dalam menghilangkan skala
Note:
- Terapunya adalah untuk mempercepat terjadinya deskuamasià bisa dengan menggunakan salicylic acid atau
hydroxy acid untuk mempercepat pengelupasan atau deskuamasi
- Juga dapat diberikan pelembab seperti urea, petrolatum oil, ceramide untuk mengikat air
Eritroderma
A.Definisi
• Dermatitis eksfoliativa
• Mrp. Kelainan kulit ditandai makula eritema mencapai 90%-100% permukaan tubuh, biasanya disertai skuama
• Jadi badannya merah semua ada skuama
• Merupakan puncak atau komplikasi dari beberapa penyakit kulit, seperti psoriasis, dermatitis seboroik, dermatiti
kontak
B. Epidemiologi
• Insiden bervariasi 0,9 hingga 71 per 100.000 pasien rawat jalan
• Perbandingan Laki-laki: Perempuan = 2;1 hingga 4:1
• Dapat mengenai semua usia, jarang pada anak-anak
• Adanya Dermatosis sblmnya terjadi pada lebih dari 50% kasus, terutama akibat Psoriasis.
C. Etiologi dan Patogenesis
• Belum diketahui scr pasti
• Melalui jalur yg bervariasi, melibatkan sel radang spesifik di kulit sehingga menghasilkan manifestasi klinis yang
sama berupa eritroderma
• Sitokin, kemokin dan reseptornya memegang peranan penting dalam patogenesisnya.

ini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan eritroderma. Jadi eritroderma merupaka muara dari komplikasi
beberapa penyakit
D. Gejala Klinis
• Eritema akibat pelebaran pembuluh darah →darah ke kulit meningkat →kehilangan panas →
menggigil/kedinginan
• Hipotermia, dehidrasi
• Kehilangan skuama (terkelupas) → hipoproteinemia
• Eritoderma yg kronis ; gangguan jantung, gg mitosis rambut dan kuku
• Gejala spesifik lainnya sesuai dengan penyakit dasar.
Note:
Selain mengenai kulit juga dapat mengenai sistemik yang disertai dengan hipotermi, adanya menggigil akibat
vasodilatasi dari pembuluh darah, hingga komplikasi ke rambut dan kuku
Penatalaksanaan
A. Terapi suportif dan simtomatis
• Jika perlu rawat inap; keseimbangan cairan dan hemodinamik
Note:
Kalau pasiennya menggigil, transepidermal water lossnya tinggi karena deskuamasinya maka dapat diberikan cairan
B. Terapi sesuai penyakit dasar
- cari penyakit dasarnya, seperti apakah ada alergi obat, penyakit terdahulu melalui anamnesis dan pemeriksaan yang
teliti

Anda mungkin juga menyukai