Anda di halaman 1dari 12

KULIAH 3 – RUAM MERAH PADA KULIT

MORBILI

Note:

• Kebanyakan kasus morbili itu di dokter anak bukan


di dokter kulit karena biasanya terjadi pada anak-anak.
• Disebut juga measles,campak, rubella.

Note:

• Di bagian anak itu sering diberi cap morbili itu dengan à


cuff konjungtivitis koplik spot
• Khas: pada mukosa bukal di dekat molar III itu muncul 1-2
hari ada koplik spot (ada bintik-bintik).
• Sisanya baca slide

Note:

• Untuk pemeriksaan, banyak dokter yang selalu memberikan


pemeriksaan laboratorium, sedangkan pada kulit tidak mesti
karena hanya penyakit kulit yang bisa didiagnosis hanya
dengan melihat gejala klinisnya, kecuali penyakit-penyakit
tertentu yang memang sudah tidak ketemu, penyebabnya
tidak ketemu, efluorescensinya udah gak jelas, ini bisa
dilakuka pemeriksaan penunjang.
• Tapi kebanyakan dengan melihat secara klinis bisa
menentukan diagnosisnya.
Note:

• Talalaksana simple berdasarkan keluhan saja.


• Pemberian vitamin A sangat membantu pasien. Jadi kalau
pasien dibawa ortunya ke bidan/ ke perawat sering kali tidak
membaik, nanti diberikan vitamin A 200.000 IU selama 2 hari,
kemudian kalau terjadi infeksi sekunder diberikan antibiotic,
maka pasiennya akan sembuh.
• Vaksin diberikan di usia 12 bulan, kalau sekarang dibooster
pada usia 2 tahun (imunisasi à MMR)

LUPUS ERIMATOSUS

• Kalau dilihat cutaneus yang di kulit, yang khas


adalah kemerahan pada pipi menyerupai kupu-
kupu.
• Lupus tidak hanya yang menyerang kulit, ada juga
yang sistemik dan biasanya ditangani oleh penyakit
dalam.

• Ada yang sistemik, ada yang drug induce, ada yang


cutaneous lupus
• Kalau di bagian kulit biasanya ditangani yang
cutaneous lupus
• Cutaneous lupus ada yang spesifik dan non spesifik
• Spesifik cutaneus ada yang akut, sub akut, kronik,
dll.
• Ini pembagiannya diinget untuk bisa menentukan
diagnosis dari lupusnya.
• Mungkin kalau ketemu pasien seperti ini awalnya
dikira tinea, psoriasis, MH Leprae/kusta diobati
tidak ada perbaikan dan tidak ketemu diagnosis
pastinya, itu bisa dilakukan pemeriksaan/bisa
dirujuk/dikonsultasikan.

• Kalau cutaneous lupus ditangani oleh bagian kulit,


kalau SLE bekerja sama dengan penyakit dalam.
• SLE à the grade imitator. Jadi mirip sekali dengan
penyakit-penyakit yang lain.
• Kadang berpikir penyakit yang lain, setelah lama
tidak ada perbaikan, rambutnya rontok, pipinya semakin
merah, baru berpikir lupus.
• Dibaca aja.

• Persentase bagaimana yang kronik dan bagaimana


yang akut.

• Ini contoh foto pasien jadi khas ada seperti sayap


kupu-kupu di pipi kiri dan kanan.
• Jadi ini sering mencirikan bahwa pasien mengalami
lupus eritematosus.
• Kalau dateng pasien seperti ini mungkin akan
bingung pasiennya kenapa, apakah memakai kosmetik
berlebih.

• Ini juga sama.


• Bisa berpikir bahwa ini tinea fascialis
• Jadi banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang akan
muncul.
• Pasien juga akan sering mengalami kerontokan pada
rambutnya yang susah untuk tumbuh lagi (terjadi alopesia),
sikatrik.
• Kalau udah gak tau ini penyakit apa dikonsultasikan/dirujuk.
• Penyakit emergensi kayak steven johnson syndrome, TEN,
staphylococcal scalded skin syndrome yang perlu penanganan
segera, jangan sampe dirawat sendiri karena ragu-ragu dan terjadi mortalitas.
• Ini juga contohnya pada laki-laki di kulitnya, kalau melihat gambaran kayak gini pasti mikir apa bukan suatu
psoriasis/tinea.
• Ini gambaran pada bibir pasien.

• Ini pada mukosa muncul kemerahan.


• Beberapa pasien lupus juga ketemunya di dokter gigi karena
keluhannya muncul seperti ini di gusinya, di mukosanya, termasuk juga
penyakit-penyakit kulit bisa sering ditemukan di bagian yang lain misal
pasien sifilis ketemunya di dokter mata. Jadi pasien dengan keluhan
penurunan visual tiba tiba/burem, seperti ada tirai, ada kabut di
matanya, dan itu ternyata pasien sifilis yang mengalami komplikasi ke
mata.
• Bisa juga pasiennya dateng dengan kejang-kejang itu neurosifilis
ketemunya di dokter saraf, baru dikonsulkan ke bagian kulit.

• Untuk mendiagnosis bisa dilakukan pemeriksaan secara


klinis dengan melihat hal-hal yang spesifik seperti tadi, kemudian
bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium.

• Pemeriksaan penunjang yang penting untuk cutaneous lupus


adalah pemeriksaan histopatologi.
• Jadi dilakukan biopsy, ada yang pansbiopsi yang paling
simple, jadi seperti menggunakan pensil/pupen yang ada
lubangnya dimasukkan ke kulit pasien, kemudian kulitnya
diambil dan dilihat di bawah mikroskop.
• Nanti dilakukan pemeriksan di lab patologi anatomi.
• Hasil histopatologi cukup tau aja.
• Penting untuk dilakukan ANA test, ini 95% kasus positif ANA
test.
• Pada pasien-pasien yang SLE itu harus dilakukan hematologi, akan ada anemia, leukopenia, limfopenia.
• Ada pemeriksaan urin juga, jadi kalau sudah mengarah ke systemic lupus itu pemeriksaannya lengkap sehingga
dapat ditemukan kelain-kelainan di organ dalam.
• Untuk terapinya masih kontroversi karena masih susah memberikan terapi pada pasien dengan lupus. Sering
kali pasien lupus hanya mendapatkan terapi sesuai dengan keluhannya. Jadi pengobatan secara mengikuti
keluhan dari pasien.
• Terapi yang sering diberikan adalah kortikosteroid sistemik (dexamethasone, metilprednisolon, prednisone).
Obat obatan seperti itu sering disebut obat dewa karena apapun penyakitnya jika diberi obat tersebut akan
memberikan respon/perbaikan, tapi sering disalahgunakan.
• Contoh penyalahgunakan kortikosteroid adalah jamu yang bisa bikin gemuk (diisi kortikosteroid di jamunya)
sehingga orang yang mengkonsumsi akan terlihat mukanya gemuk karena efek samping dari kortikosteroid
yaitu moon face.
• Penjual jamu juga menjual jamu penghilang rematik à di jamunya diisi kortikosteroid dan NSAID, bisa juga
diberikan meloxicam, piroxicam sehingga keluhan nyeri sendi di pasiennya hilang, tapi lambungnya rusak dan
akhirnya pasiennya muntah darah, berak berwarna hitam karena terjadi kerusakan di dinding lambung.
• Jadi terapi yang bisa diberikan adalah kortikoteroid oral atau imunosupresan lainnya, kortikosteroid topical
(ada 7 golongan dari yang lemah sampai yang paling poten), dan sunblock (karena sering kerusakan kulit pada
lupus dipicu oleh sinar matahari).
• Harus tau kortikosteroid oral, kortikosteroid topical, pelembab, antihistamin, antibiotic sedikit.

KRITERIA SLE (REVISI)

• Kriteria menentukan SLE à MaDe SOAP BRAIN.


• Neurologi, seizure, dan bisa terjadi kejang-kejang (sisanya
dibaca aja).
• Ini sebagai acuan untuk pasien yang diperkirakan mengarah ke
lupus. Misalnya pasien sudah diterapi dengan ketoconazole,
miconazole (karena kayaknya jamur tapi gak sembuh)
diberikan steroid (karena dikira dermatitis kontak, kontak
dengan matahari juga bisa diterapi tapi gak membaik juga),
dengan obat yang lain gak membaik juga. Jadi bisa mengarah
ke lupus.

ERUPSI OBAT -> keracunan obat

• Biasa dibilang dokternya malpraktek karena ngasi obat kemudia pasien mengalami lepuh, sesak nafas,
muncul bintik bintik kemerahan

• EXANTEMATOUS DRUG ERUPTION à mengalami kemerahan.

• FIXED DRUG ERUPTION à menetap pada tempat yang sama (setiap minum obat tertentu, kulitnya berubah
warna di tempat yg sama).

• Dibaca aja
• Tidak terjadi pada orang yang tidak mengalami
hipersensitifitas tidak akan muncul reaksi obat.
• Disini yang dibahas hanya erupsi obat yang kemerahan.
Jadi steven johnson, TEN dibahas di emergency karena
sering muncul tapi pengobatannya sering terlambat
karena bingung mengobati apakah suatu steven
johnson/bukan, dan ini khas tanpa pemeriksaan
laboratorium pun udah tau (keterlibatan kulit dan mukosa
ini tanda steven johnson)
• Erupsi obat jauh lebih ringan daripada steven
johnson syndrome, tetapi kalau berulang bisa menjadi steven johnson syndrome.

• Ini harus diingat bahwa obat -obatan yang diberikan


sampai 8 minggu sebelumya, jadi gak hanya orang yang
sekarang minum obat kemudian tar alergi atau kemarin
minum obat sekarang alergi. Tapi sampe 8 minggu
sebelum munculnya reaksi.
• Bisa juga karena obat herbal (misal jamu yang dikasi
piroxicam, meloxicam,antalgin, asam mefenamat). Ini bisa
8 minggu berikutnya baru muncul reaksi.
• Obat bebas kayak paracetamol kalau dijual bebas bisa menyebabkan alergi obat.
• Ada juga orang yang alergi dengan vitamin atau suplemen, bahkan ada yang alergi dengan kortikosteroid. Pasien
alergi diberi injeksi dexa malah pingsan. Jadi harus diingat anamnesis harus bagus karena bisa dijadikan 60-70%
acuan dalam mendiagnosis pasien. Jadi anamnesis harus bagus.

Note:
• Kadang pasien anak anak mendapat kapsul yang merupakan
campuran dari beberapa obat à muncul reaksi obat. Jadi
harus dicari, ditanyakan kepada dokter yang memberikan
kapsul, kapsulnya isinya apa aja.
• Sering kali kalau pasien mengalami alergi obat, erupsi, steven
johnson, dokter yang memberikan terapi sebelumnya
dihubungi kembali.
• Jadi hati-hati dalam memberikan obat, karena beberapa obat
beresiko memunculkan suatu reaksi seperti antibotik apalagi golongan yang sudah lama, penghilang rasa
nyeri, obat rematik, penghilang rasa sakit.
• Jadi kalaupun terjadi suatu reaksi, paling tidak bisa mengobati sebelum merujuk pasien. Misalnya sudah bisa
ditangani sendiri dengan pemberian steroid, ini gak usah dirujuk, karena kalau misalnya dirujuk ya seperti itu
kasusnya, jadi ditelfon ditanya pasiennya dikasi apa aja seolah olah kita salah ngasi obat pada pasien, padahal
sebenernya enggak karena respon bisa muncul kapan aja pada orang yang memiliki hipersensitivitas terhadap
obat tersebut. Misal: sekarang alergi dengan peroxicam berobat di singaraja, pulang jalan jalan ke gianyar,
sampe di gianyar nyeri lututnya dikasi obat, disana udah alergi peroxicam tapi di gianyar dokternya ngasi
peroxicam lagi. Ini akan muncul reaksi alergi. Jadi pasien harus dibekali dengan kartu alergi (tulis disana
alerginya apa aja, keluhan yang muncul apa aja karena keluhan yang mucul ada macem macem bisa hanya di
kulit berupa papul/macula eritema/urtikaria/angioedema yang bikin muka bengkak, sesak, bibirnya besar, itu
bisa dijelaskan sehingga dokter yang memberikan terapi mengerti bahwa obattersebut bisa dihindari dan
dicarikan alternative pengobatan lain)
• Misal dari anamnesis pasien dengan keluhan kulit
merah, bilang ada riwayat minum obat (misal: asam
mafenamat), dari sini bisa diperkiran pasien
mengalami suatu erupsi obat.
• Bisa terjadi keterlibatan organ dalam, banyak
gangguan yang bisa terjadi sehingga harus dilakukan
pemeriksaan jika emang ada indikasi pasiennya
mengalami gangguan seperti: hipotensi, bradikardi,
demam tinggi, gangguan kesadaran karena pengaruh
obat, maka lakukan pemeriksaan darah lengkap, urin,
fungsi ginjal, fungsi hati.
• Jadi tidak ada pemeriksaan baku untuk pemeriksaan
pasien dengan erupsi obat, lebih banyak dari
anamnesis udah bisa memperkirakan alergi obat (bisa
dari obat, obat campur, obat tradisional (jamu,dll)

• Terapi: semua pengobatan sebelumnya dihentikan, sering kali kita


mendapatkan konsul dari bagian lain seperti bagian saraf yang
memberikan obat anti kejang, kemudian pasiennya alergi, kita
dikonsulkan. Jadi sarannya adalah menghentikan obat-obatan
yang digunakan sebelumnya.
• Banyak juga erupsi obat datang dari poliklinik yang merawat
pasien dengan imunokompromise seperti HIV/AIDS.
• Jadi pasien ditanyain pengobatan yang didapatkan sebelumnya,
bisa tetes mata, supositoria, injeksi, implant, patch.
• Eksantema morbiliformis/erupsi obat maculopapular à
muncul bintik-bintik disertai warna merah pada kulit setelah
pasien konsumsi obat.
• Urtikaria à bentol-bentol bisa sampe angioedema
(angioedema termasuk dalam emergency karena setelah
pasiennya minum obat mukanya bengkak, bibir besar, dan
sesak nafas à bisa masuk RS)
• Reaksi obat vesikobulosa (SSJ & TEN) àini keras à
emergency, harus segera ditangani karena banyak komplikasi
yang terjadi dan bisa mengancam jiwa.

ERUPSI OBAT MAKULOPAPULER

• Rasa gatal tidak terlalu parah.


• Gambaran makulopapuler mirip dengan viral
eksantim à kemerahan pada kulit, bintik-bintik yang
disebabkan oleh virus. Perbedaanya adalah kalau virus
biasanya menyebar dari ekstremitas ke badan,
sedangkan reaksi makulopapuler itu dimulai dari badan
yang menyebar ke perifer.
• Sering dapat konsulan pasien dari saraf, poli yang
menangani pasien HIV/AIDS, poli yang memberikan
antibiotic.
• Keterlibatan organ dalam à harus dilakukan
pemeriksaan lab untuk memastikan keterlibatan organ dalam. Jadi jangan berpikir simple kalau
makulopapuler tu ringan, karena bisa kesadarannya menurun, anemis, produksi kencing terganggu (ini
artinya ada keterlibatan organ dalam apalagi udah berlangsung lama).

Note:

• Ini gambarannya à macula eritema, ada papul-papul kecil kecil, menyebar


dari badan ke eksremitas

• Ini DDnya
• Kalau ujian di klinik sering ditanya DDnya agar bisa
membedakan.
• DD gak semua harus disebutin, tergantung kondisi pasien.
• Misal: pasien dermatitis kontak alergi, di DD misalnya
dengan tinea, jadi di depan harus ditanyakan apa,
pemeriksaan penunjangnya apa untuk menyingkirkan tinea
(Jadi bisa dilakukan pemeriksaan KOH untuk menemukan
elemen jamur ada/tidak, kalau – mengarah ke dermatitis
kontak alergi bukan tinea, tapi gambarannya bisa mirip)
• Kalau DD dermatitis kontak alergi tanyain ada ngolesin
sesuatu gak di badan, kalau pityriasis rosea tanyain ada gak
bercak besar di badan yang diikuti bintik-bintik kecil, kalau
viral exanthem tanyain muncul bintiknya dari tangan/badan.
• Misal pasien dengan tinea (tinea bisa menyebar dri tanah, hewan, orang ke orang, tapi gak nanya ada gak
saudara yang gejalanya sama di rumah, pelihara binatang gak di rumah, cuci pakaiannya gimana. Ini kadang-
kadang bisa muncul di belakang DD
• Psoriasis yang ada kaitannya dengan merokok, alcohol, begadang, baru ditanyain di anamnesis.
• DD gak harus sesuai teori, jadi sesuaiin sama kondisi pasien dan tanyain di anamnesis sesuai dengan kondisi
pasien
• Kalau ketemu pasien dengan kemerahan di kulit, ada riwayat minum obat. Di anamnesis kalau sudah tidak ada
penyebaran tidak dari tangan, tidak ada heral patch, tidak ada lesi yang besar pertama, tidak ada riwayat
mengoleskan sesuatu, berarti DDnya sudah disingkirkan.
• Penatalaksanaan Eliminasi obat yang dicurigai à kesulitan karena akan ditanya balik (ada tes provokasi untuk
memastikan tapi gak pernah dikerjakan), misal pasien alergi diperkiran alerhi dengan sulfa, trus harus diberikan
sulfa, ini bisa muncul steven johnson dari alergi obat. Jadi sering menjadi polemic penggantian obat. Jadi di stop
dulu obatnya, setelah pengobatan selesai baru dicoba obat yang lain.
• Metilprednisolon ada 4,8,16
• Dexa 0,5; 0,75
• Prednison 5 mg
• Ketiganya ni sama kuatnya
• Antihistamin à harus belajar golongan, generasinya.
• Topikal bedak asam salisilat.

Fixed artinya menetap disana saja. Jadi apabila terjadi di kemaluan kemudian minum tetrasiklin maka akan muncul di
tempat yang sama
Warnanya khas: warna keunguan dan kejadiannya berulangà sehingga pasien harus diberikan kartu alergi
ERUPSI OBAT FIXTUM (Fixed Drug Eruption)

Kasus yang sering ditemukan: tetrasiklin, amoksisilin, doksisiklin


Ini yang ada bula

Gambar yang dibadan à multiple


Gambar di ekstremitasà dengan gambaran yang awalnya vesikel kemudian akan menjadi bula
Penatalaksanaan FDE
- Steroid oral, seperti metilprednisolon (3 X 2 tablet yang 4 mg) atau prednison (3 X 2 tablet) atau
dexamethason (3 X 2 tablet)
ERITEMA MULTIFORME (EM)

u Erythema multiforme kondisi kulit akut, self limited,kadang berulang. Reaksi tipe IV
u Etiologi: Infeksi tertentu, obat2an dan berbagai pemicu lainnya
u Erupsi kulit terlokalisir dengan keterlibatan mukosa minimal atau tanpa keterlibatan mukosa
u Papul berkembang menjadi bentuk khas (lesi iris), yang muncul dalam periode 72 jam yang di mulai dari
bagian ekstremitas, lesi menetap paling sedikit 7 hari untuk selanjutnya menyembuh
u Patogenesis
90% kasus disebabkan infeksi Virus
(HSV1>HSV2), Mycoplasma Pneumonia.
Drug Induce (<10%) ( Susfonamide, TNF alfa inhibitor)
Radiation, idiopatik
u Gambaran Klinikà KHAS: Lesi target pada ekstremitas dengan atau minimal keterlibatan mukosa
Note: gambar lesi target adalah ada cairan didalem kemudian ada lingkaran diluarnya ada lingkaran lagi (lihat
gambar diatas) dengan keterlibatan mukosa hanya satu, kalau penyakit steven jihnson keterlibatan mukosanya
banyak
u Dugaan kuat sebagai pencetus adalah HSV, EB virus, histoplasmosis
u Drug induce < 10%
u Terkait dengan HSV berulang maka
eritema multiforme cendrung berulang
u Onset mendadak banyak bersifat simetris berupa makula kemerahan, papule terus berkembang menjadi
target lesion yang tipikal: di bagian central tampak nekrosis atau vesicular. Dikelilingi edema yang pucat
diluarnya dan daerah eritem (Target Lession)
u Batas tegas
u Melibatkan wajah dan ekstremitas pada dorsal manus dan lengan bagian bawah
u Prinsip: EM Minor ditandai target lesion melibatkan sangat minimal mukosa dan minimal terjadi gejala
sistemik
u EM Mayor target lesion dengan keterlibatan mukosa yang berat dan ada gejala sistemik
Eritema Multiforme MAYOR
u Eritema multiforme Mayor: gangguan lebih berat dan dapat mengancam nyawa.
u Melibatkan satu atau lebih selaput lendir dan dapat mengenai
10% dari luas area tubuh. Lebih dari 50% terkait obat2an
Kelainan kulit melibatkan satu atau lebih selaput lendir, kurang dari 10%
u SJS/TEN lepuh lebih menyebar melibatkan 10 % TBSA (SSJ) dan TEN melibatkan 30%
Note:
- Kalau meluas mengenai 10 persen dari luas tubuh kemudian disertai dengan keterlibatan mukosa, kondisi
pasien tidak baik (ada demam, lemah, tidak bisa makan dan minum) à curiga steven johnson à rujuk
pasien
TERAPI
u Kebayakan kasus terapi simptomatis
u Kasus berat pertimbangkan pemberian steroid sistemik
PROGNOSIS
- Onset akut lebih dari 24 jam akan berkembang ke seluruh tubuh dalam 72 jam. Akan sembuh tanpa cacat
dalam 2 minggu
- Pada EM Mayor dengan keterlibatan banyak mukosa sering menimbulkqn komplikasi seperti pada mata dll
ERITRASMA
u Infeksi superfisial kronis
u Intertriginosa kulit
u Penyebabnya: Corynebacterium minutissimum (flora normal) à pada pasien-pasien yang bedrest lama,
seperti pasien jantung, stroke à tiba-tiba muncul kemerahan di ketiak, di selangkangan
u Menyerang sepertiga bagian atas stratu korneum
u Panas dan lembab kuman berkembang
u Kuman ada di ruang antar sel maupun ekstra sel dan melarutkan fibril keratin.
u Insiden sekitar 4%, tersebar didaerah tropis dan sub tropis
u Turki 46,7% diantara 121 pasien dikaki interdigital, sering kulit hitam, pria
u Prognosis sangat baik, cendrung balik kalau predisposisi memungkinkan
u Kondisi jinak akan meluas invasive pada pasien immunokompromissed
Gambaran klinis
u Infeksi asimptomatis, kadang gatal
u Patch atau macula coklat merah, batas tegas dengan sisik halus, likenifikasi (garis-garis kulit menjadi lebih
jelas) dan hiperpigmentasi sering terjadi
u Hasil tes KOH negativeà untuk menyingkirkan dengan tinea kruris
u Lokasi umumnya di daerah kruris, skrotum dan celah interdigital, paling sering interdigital ke empat
kuman
u Flora normal kulit di badan kemudian akan berkembang jika kondisi badan pasien lemah
u Bakteri lifopilik, gram positif tanpa spora, aerob
u Predisposisi: keringat berlebihan, gemuk,DM, iklim hangat, Higiene sanitasi yang buruk, usia lanjut, kondisi
immunoikompromise lainnya
u Diagnosis banding: PVC, Pruritus Ani, Dermatitis seborhoik
Henoch Schonlein Purpura

u HSP adalah ganguan immunoglobulin A akut (IgA)yang ditandai dengan vasculitis menyeluruh melibatkan
pembuluh darah pada kulit, gastro Intestinal, ginjal, sendi dan jarang Paru dan SSP
u Tanda dan Gejala
- Timbul gejala prodromal: sakit kepala, demam dan anorexia. Selanjutnya pada kulit berkembang menjadi
purpura yang 90-95% melibatkan kaki, gejala nnyeri perut dan muntah Nyeri sendi (60-84%) melibatkan lutut
dan pergelangan tangan Edema subkutan, edem sekrltum
Note:
- HSP à ada bintik-bintik merah pada ekstremitas bawah yang disertai nyeri pada perut, kadang diare, bila
perdarahannya sampai ke usus bisa terjadi berak darah. Disertai juga nyeri pada sendi sehingga pasien tidak
bisa jalan
HSP (Purpura anafilaktoid)
u Vasculitis melibatkan pembuluh kapiler kulit dan sering ginjal
u Ruam kulit keunguan (purpura)
Terutama mengenai bokong, ekstremitas bawah bagian ekstensor
nyeri sendi dan kadang kram di perut
note:
purpuranya dapat diraba (purpable purpura)
purpura itu adalah pecahnya pembuluh darah menyebar ke jaringan sekitarnya dan bisa diraba
ETIOLOGI
u Sering terjadi pada musim semi
u Mengikuti infeksi saluran napas dan tenggorokan
( Reaksi yang salah dari sistem imun tubuh terhadap infeksi ini (bakteri atau virus), Obat2an juga bisa
memicu reaksi ini
u Sering pada anak walau semua kelompok umur dapat terlibat
Note: sering pada anak2à mengeluh tidak bisa jalan, kakinya kemerahan, disertai diare, nyeri perut, BAB atau
kencingnya berdarah à curiga HSP
Gejala dan tanda HSP
u Demam
u Kelainan kulit: purpura pada daerah ekstremitas bawah
u Peradangan sendi (arthritis) terutama pergelangan kaki dan lutut
u Nephritis dapat ditemukan protein dan darah di urin jarang terjadi
u Nyeri perut dan perdaran GI tract sering pada anak
u Dapat berlangsung selama 1 bulan. Kekambuham jarang
Diagnosis dan LAB
u Diagnosis berdasar kelainan kulit, sendi dan ginjal yang khas
u Dilakukan pemeriksaan laboratorium kultur yang diambil dai tenggorokan, urinalisis , RFT, biopsi kulit dan
ginjal untuk tanda vasculitis. Immunofloresen untuk mengetahui adanya antibody IgA di pembuluh darah
dan jaringan yang terlibat
Note: pemeriksaan lab bisa DL, UL, feses lengkap
PENATALAKSANAAN
u Umumnya merupakan penyakit ringan yang sembuh spontan, dapat serius kalau melibatkan ginjal dan usus
u Purpura biasanya menonjol pada ekstremitas bawah
u Nyeri sendi: anti inflamasi (aspirin, ibuprofen), steroid bila ada kelainan perut dan ginjal yang
signifikanPemberian siklofosfamid, azathioprine, mycophenolat mofetil untuk menekan sistem kekebalan
tubuh Bila ada tanda infeksi perlu antibiotik
Komplikasi HSP
u Sakit perut yang parah dan perdarahan GI Tract
u Orang dewasa sering dapat mengalami masalah ginjal
Prognosis
u Baik
u Jarang dapat mengalami kerusakan ginjal jangka panjang
u Kelenturan usus yang abnormal (intususepsi)
u Beberapa pasien mengalami rekurensi gejala terutama purpura pada kulit
Pencegahan:
u TIDAK MUNGKIN à karena penyakitnya datang begitu saja
u HANYA BISA, SEJAUH MEMINIMALKAN PAPARAN TERHADAP VIRUS ATAU BAKTERI
Note: bisa sembuh, berulangnya jarang dan pengobatannya simtomatis

Anda mungkin juga menyukai