Mega Rahmawati
201810401011033
Ditandai dengan makula eritematus, berbatas tegas berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup
skuama tebal, transparan atau putih keabu-abuan, dan mudah lepas di bagian tepi dan lekat di
bagian tengah.
Adanya fenomena khas pada psoriasis yaitu Karsvlek, Auspitz, dan Kobner
Penyebab psoriasis hingga saat ini belum diketahui secara pastI, Diduga disebabkan oleh
beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor presipitasi (trauma, infeksi, stress emosional,
perubahan iklim), perubahan struktur biokimia.
Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1- 11,8% di berbagai populasi dunia. Insiden di Asia
cenderung rendah (0,4%).
Terapi psoriasis vulgaris sampai saat ini belum ada yang memberikan hasil memuaskan. Hampir dapat
dipastikan bahwa suatu saat penyakit ini akan kambuh kembali.
DEFINISI
Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik residif yang
ditandai dengan adanya makula ertitema atau plak eritema yang
berbatas tegas, berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup
skuama tebal berwarna transparan atau putih keabu-abuan yang
lekat di tengah dan mudah lepas di bagian tepi sebagai akibat
dari gangguan proliferasi dan diferensiasi dari epidermis kulit.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi psoriasis sekitar 0,1- 11,8% di berbagai populasi dunia.
Di USA angka insidensi psoriasis sekitar 60,4 dari 100.000 populasi
PREVALENSI
Insiden di Asia cenderung rendah (0,4%)
Usia paling banyak pada psoriasis adalah 15-30 tahun & 50-60 tahun
GENETIK
PSORIASIS
PENCETUS IMUNITAS
GENETIK
■ Psoriasis melibatkan interaksi kompleks pada sistem imun kulit diantaranya yang termasuk adalah
sel dendritik dermal, sel T, neutrofil dan keratinosit
■ Aktivasinya keratinosit menyebabkan lepasnya sitokin (IL-1 dan TNF-α). Antigen agen infeksius yang
berikatan dengan toll-like receptor pada DC (dendritic cell) dan keratinosit juga dapat mengaktivasi
sel-sel tersebut, yang kemudian melepaskan berbagai mediator inflamasi
■ Efek produk sitokin seperti halnya TNF dan IFN-γ pada keratinosit, akan menstimulasi proliferasi
keratinosit, proliferasi vaskuler, dan akumulasi serta aktivasi leukosit pada lesi psoriasis.
FAKTOR PENCETUS
INFEKSI
•Streptococcus
STRES •staphylococcus ALKOHOL
•candida albicans
•HIV
OBAT-OBATAN CUACA
•antimalaria •Panas dan sinar matahari
•beta-adrenergic blocker dilaporkan memiliki efek yang
ENDOKRIN menguntungkan, sementara
•corticosteroid
cuaca dingin memiliki efek
•lithium
yang berlawanan.
•ACE- Inhibitor
TRAUMA
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan gatal, panas, berketombe/bersisik, nyeri sendi, gangguan kosmetik
Lesi kulit pertama kali muncul didaerah yang mudah terkena trauma siku, lutut,
kepala, sacrum dan genetalia
EFLORESENSI : Makula eritematosa batas jelas,bentuk bulat atau lonjong, tertutup
skuama tebal dan transparan/putih keabua-abuan yang lepas pada bagian tepi dan
lekat bagian tengah
Psoriasis juga menyerang pada kuku kuku menjadi keruh, kekuningan dan
terdapat cekungan/pitting atau titik-titik punctate, menebal, dan terdapat
subungual hyperkeratosis sehngga kuku terangkat dari dasarnya
Psoriasis juga dapat menyerang mukosa dan sendi-sendi terutama sendi kecil
sehingga menyebabkan muncul keluhan nyeri sendi
VARIASI BENTUK KLINIS PSORIASIS
Psoriasis Vulgaris Psoriasis Gutata
Psoriasis Psoriasis
Inversa/fleksural Artropati
• Bentuk tersering • Lesi berupa papul kecil • Tempat predileksi pada
psoriasis 90%, (diameter 0,5-1,5 cm) di daerah fleksor • Gejala yang
• Berupa gejala klasik tubuh bagian atas dan • dapat muncul pada patognomonik adalah
psoriasis ekstremitas proksimal. lipatan kulit seperti aksila, artritis pada sendi
regio genito-krural, serta interfalangeal dari
leher. tangan. Kadang
• Skuama lebih minimal monoartritis dan
atau tidak ada poliartritis dari sendi
• Lesi berupa eritema batas besar dapat terjadi.
tegas dan mengkilap
yang selalu terletak pada
daerah yang memiliki
kontak kulit dengan kulit
VARIASI BENTUK KLINIS PSORIASIS
Psoriasis Psoriasis Psoriasis Psoriasis
Eksudative Seboroik Pustulosa Eritroderma
• Biasanya kelainan • Plak eritema dengan • Keluhan panas di badan,
• Berupa erupsi yang
psoriasis kering, skuama yang adanya pustule kecil
meluas hingga seluruh
tetapi pada bentuk berminyak lokalisata di monomorfik, nyeri
tubuh.
ini kelainannya daerah seboroik • Sering dipicu oleh infeksi
eksudatif • gambaran klinis yang
• Bila tidak dijumpai lesi atau penghentian
ada didominasi oleh
psoriasis di tempat lain mendadak steroid toikal
eritema
maka sulit untuk kita superpoten
• hanya skuama
membedakannya • Ada 2 bentuk: lokalisata
superfisial bukan
dengan dermatitis dan generalisata
skuama yang putih dan
seboroik tebal
DIAGNOSIS
• Keluhan: • Efloresensi
• Gatal, panas, • Makula/plak eritema batas
jelas, bentuk bulat/lonjong,
nyeri, kosmetik tertutup skuama tebal
berwarna transparan, lepas di
tepi lekat di tengah
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK
PEMERIKSAAN
FENOMENA PEMERIKSAAN
KHAS HISTOPATOLOGI
PSORIASIS
• Akantosis
• Auspitz Sign
• Pemanjangan rete ridges
• Koebner
• Pemanjangan papilla dermis
Phenomena
• Hiperkeratosis dan
• Karsvlek
parakeratosis
Phenomena
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis
Tinea
Seboroik
Pitiriasis Sifilis
rosea Psoriasiformis
TERAPI
Efloresensi Foto
■ Et regio kapitis makula eritematosa batas
jelas tertutup dengan skuama tebal
bewarna putih transparan yang lepas
pada bagian tepid an lekat di bagian
tengah
STATUS DERMATOLOGIS
Efloresensi Foto
■ Et regio frontalis makula
eritematosa, bentuk bulat, batas
jelas, tertutup dengan skuama tipis
STATUS DERMATOLOGIS
Efloresensi Foto
■ Et regio cubiti plak eritematosa
bentuk bulat batas jelas tertutup
dengan skuama sedikit tebal
bewarna putih lekat di tengah,
lepas di bagian tepi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Karsvlek Koebner
Phenomena Auspitz Sign
Phenemona
• Bila pada kulit yang masih
•Didapatkan seperti hasil normal terkena trauma atau
kerokan lilin jika skuama garukan maka akan timbul
psoriasis dikerok. lesi baru yang bersifat sama
dengan lesi yang telah ada
RESUME
■ Perempuan 17 tahun
■ Gatal di bagian kepala sejak 2 bulan
■ Keluarnya ketombe yang tebal dan susah hilang walaupun sudah dikeramasi
■ Karena gatal pasien juga sering menggaruk-garuk dan pasien merasakan jika
semakin bertambah banyak
■ Rontok (-), Botak (-)
■ Bercak merah, tebal, sedikit gatal dan panas di daerah dahi dan sikunya sejak 1
bulan ini
■ Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
■ Dikeluarga tidak ada riwayat dengan penyakit seperti ini
■ Beberapa bulan ini pasien pasien sibuk dalam kegiatan dan berorganisasi di
sekolah
■ Sudah pernah diobati dengan obat minum, salep dan shampoo dari puskesmas
namun tidak membaik.
■ EFLORESENSI :
et regio kapitis didapatkan makula eritematosa batas jelas tertutup skuama tebal
berwarna putih transparan, yang lepas di bagian tepi dan lekat di bagian tengah.
Et regio frontalis makula eritematosa, bentuk bulat, batas jelas, tertutup dengan
skuama tipis. Et regio cubiti plak eritematosa bentuk bulat batas jelas tertutup
dengan skuama tebal berwarna putih transparan yang lepas di bagian tepi dan
lekat di bagian tengah
■ DIAGNOSIS
– Psoriasis vulgaris
■ DIAGNOSIS BANDING
– Dermatitis seboroik
■ PLANNING DIAGNOSIS
– Pmx. Histopatologi
TERAPI
■ Pengobatan topical
– Biasanya digunakan salep atau cream yang mengandung steroid atau tar (salep LCD
5%)
– Steroid topikal diberikan 2 kali sehari selama 2-4 mgg
■ Pengobatan sistemik
– Untuk lesi yang terbatas digunakan folic acid tablet dengan dosis sehari 3 kali 1 tablet.
– Untuk lesi yang luas digunakan methotrexate (MTX)
■ Pengobatan Kombinasi
■ Monitoring
– Keluhan pasien
– Efloresensi
– Efek samping obat
■ Edukasi
– Menjelaskan kepada pasien dan kelurga jika penyakitnya kambuh-kambuhan.
– Pasien disarankan agar menghindari faktor pencetus seperti stres.
– Penderita juga diberitahu tentang penyakitnya, faktor-faktor yang
memperberat.
– Diberi penjelasan bahwa penyakit ini tidak menular
■ Prognosis
– Dubia ad bonam
BAB 3
PENELITIAN DESKRIPTIF
Dermoskop Membantu Diagnosis Kelainan Kulit Papuloskuamosa (Dermoscopy
Supports the Doagnose of Papulosquamous Disorders) (Alinda, 2014)
sebesar 25%, dan yang kedua pada usia 60-69 tahun yaitu
sebesar 20,8%.
Co-morbidity and Age-related Prevalence of Psoriasis: Analysis of Health
Insurance Data in Germany (Mathias, 2010)
RPK Kedua orang tua psoriasis 41% • Faktor herediter pada keluarga
• Tidak ada kelurga yang sakit Salah satu orang tua psoriasis 14% sangat berpengaruh pada terjadinya
seperti ini Jika 1 saudara kandung psoriasis 4% psoriasis yaitu 60-90%
Tidak ada riwayat keluarga 2%
RPSOS • Stress merupakan factor
• Beberapa bulan ini pasien • Salah satu faktor predisposisi paling predisposisi paling banyak kedua
sangat sibuk dengan kegiatan banyak dari psoriasis adalah stress penyebab psoriasis 15,8%
dan organisasi di sekolah
R.PENGOBATAN
• Tidak pernah mengkonsumsi Obat-obatan yang dapat menjadi
obat-obatan jangka panjang pencetus lesi psoriasis adalah
hanya minum obat dari antimalaria, beta-adrenergic blocker,
puskesmas saat keluhan gatal corticosteroid, lithium, ACE- Inhibitor
muncul
Kasus Teori Penelitian Deskriptif
PEMERIKSAAN FISIK • Adanya makula eritematosa batas • Bentukan macula eritema 31%
Didapatkan makula eritematosa jelas, berbentuk bulat, ditutupi • Skuama tebal 65%
bentuk bulat batas jelas tertutup skuama tebal berwarna transparan,
skuama tebal berwarna putih mudal lepas bagian tepi dan lekat di
transparan, yang lepas di bagian bagian tengah.
tepi dan lekat di bagian tengah et
region kapitis. Et regio frontalis • Predileksi utama : kepala, siku, lutut, • Predileksi paling sering di
didapatkan makula eritematosa, genetalia, sakrum daerah ekstremitas atas 47,6%,
bentuk bulat, batas jelas, tertutup badan 37,8%, dan kepala
dengan skuama yang tipis. Et 37,8%
regio cubiti didapatkan plak
eritematosa bentuk bulat batas
jelas tertutup dengan skuama
tebal bewarna putih transparan
yang lepas di bagian tepi dan
lekat di bagian tengah.
Kasus Teori
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS
Tidak dilakukan • Klinis yang khas
• Fenomena Karsvlek didapatkan
USULAN kerokan skuama seperti lilin
Fenomena Karsvlek • Auspitz Sign jika kerokan
Auspitz Sign diteruskan maka terlihat bercak
Fenomena Koebner pendarahan
Pemeriksaan Histopatologi • Fenomena Koebner bila kulit
normal terkena trauma/garukan
dapat maka akan timbul lesi baru
yang sama dengan sebelumnya
• Histopatologi :
1. akantosis dan pemanjangan rete
ridges
2. Pemanjangan papilla dermis
3. Hiperkeratosis dan parakeratosis
4. Penipisan sampai hilangnya lapisan
granulosum
5. Peningkatan mitosis pada stratum
basalis.
6. Oedem dermis disertai infiltrasi
Teori Penetian
TERAPI • Tar digunaka sebagai first line pengobatan
Pengobatan topical topical dari psoriasis (Grade A)
• Biasanya digunakan salep atau cream
yang mengandung steroid atau tar (salep • Pengguanaan steroid jangka pendek dengan
LCD 5%) corticosteroid poten maupun superpoten
• Steroid topikal diberikan 2 kali sehari uuntuk menghilangkan lesi psoriasis dengan
selama 2-4 mgg plak yang terbatas (Grade A)
Pengobatan sistemik
• Untuk lesi yang terbatas digunakan folic • MTX digunakan sebagai first line terapi
acid tablet dengan dosis sehari 3 kali 1 sistemik pada psoriasis yang sedang sampai
tablet. berat. (Grade A)
• Untuk lesi yang luas digunakan
methotrexate (MTX)
Pengobatan Kombinasi
BAB 5
KESIMPULAN
■ Psoriasis vulgaris merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif yang ditandai dengan
makula eritematus, berbatas tegas berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup skuama tebal,
transparan atau putih keabu-abuan disertai dengan adanya fenomena tetesan lilin, auspitz, dan
kobner.
■ Penyebab psoriasis vulgaris hingga saat ini belum diketahui secara pasti, diduga disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor presipitasi (trauma, infeksi, stress emosional,
perubahan iklim), perubahan struktur biokimia
■ Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan pemeriksaan penunjang seperti melihat Auspitz
Sign, Karsvlek Phenomena, Koebner Phenomena, dan pemeriksaan histopatologi
■ Terapi psoriasis vulgaris sampai saat ini belum ada yang memberikan hasil memuaskan. Hampir
dapat dipastikan bahwa suatu saat penyakit ini akan kambuh kembali. Pendekatan terapi penyakit
ini harus dipersiapkan untuk waktu yang lama. Terapi dapat tergantung dari tingkat keparahan
penyakit. Edukasi kepada sangat dibutuhkan agar pasien mengerti akan keadaan dirinya dan
agar kekambuhan tidak terjadi.