Anda di halaman 1dari 52

PSORIASIS

Mega Rahmawati
201810401011033

Pembimbing: dr. Andri Catur Jatmiko, Sp.KK

SMF ILMU KULIT KELAMIN RSUD JOMBANG


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif

Ditandai dengan makula eritematus, berbatas tegas berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup
skuama tebal, transparan atau putih keabu-abuan, dan mudah lepas di bagian tepi dan lekat di
bagian tengah.

Adanya fenomena khas pada psoriasis yaitu Karsvlek, Auspitz, dan Kobner

Penyebab psoriasis hingga saat ini belum diketahui secara pastI, Diduga disebabkan oleh
beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor presipitasi (trauma, infeksi, stress emosional,
perubahan iklim), perubahan struktur biokimia.

Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1- 11,8% di berbagai populasi dunia. Insiden di Asia
cenderung rendah (0,4%).

Terapi psoriasis vulgaris sampai saat ini belum ada yang memberikan hasil memuaskan. Hampir dapat
dipastikan bahwa suatu saat penyakit ini akan kambuh kembali.
DEFINISI
Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik residif yang
ditandai dengan adanya makula ertitema atau plak eritema yang
berbatas tegas, berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup
skuama tebal berwarna transparan atau putih keabu-abuan yang
lekat di tengah dan mudah lepas di bagian tepi sebagai akibat
dari gangguan proliferasi dan diferensiasi dari epidermis kulit.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi psoriasis sekitar 0,1- 11,8% di berbagai populasi dunia.
Di USA angka insidensi psoriasis sekitar 60,4 dari 100.000 populasi

PREVALENSI
Insiden di Asia cenderung rendah (0,4%)

Insiden pria lebih banyak dari pada perempuan.

Usia paling banyak pada psoriasis adalah 15-30 tahun & 50-60 tahun

Variasi pasoriasis paling sering ialah psoriasis vulgaris 85-90%


ETIOLOGI
BELUM DIKETAHUI SECARA PASTI DIDUGA
OLEH BEBERAPA FAKTOR DIBAWAH INI

GENETIK

PSORIASIS

PENCETUS IMUNITAS
GENETIK

■ Kedua orang tua psoriasis 41%


■ Salah satu orang tua psoriasis  14% Prevalensi Risiko Terjadinya Psoriasis
■ Jika 1 saudara kandung psoriasis 4% Dalam Keluarga

■ Tidak ada riwayat keluarga 2%


■ Lokus genetik pada kromosom yang berkontribusi dalam patogenesis psoriasis Psoriasis
Susceptibility 1 atau PSORS1 (6p21.3)
■ Alel HLA yang berkaitan dengan psoriasis adalah HLA-B13, HLA-B37, HLA-B46, HLA-B57, HLA-
cw1, HLA-cw6, HLA-DR7, dan HLA-DQ9.
IMUNITAS

■ Psoriasis melibatkan interaksi kompleks pada sistem imun kulit diantaranya yang termasuk adalah
sel dendritik dermal, sel T, neutrofil dan keratinosit
■ Aktivasinya keratinosit menyebabkan lepasnya sitokin (IL-1 dan TNF-α). Antigen agen infeksius yang
berikatan dengan toll-like receptor pada DC (dendritic cell) dan keratinosit juga dapat mengaktivasi
sel-sel tersebut, yang kemudian melepaskan berbagai mediator inflamasi
■ Efek produk sitokin seperti halnya TNF dan IFN-γ pada keratinosit, akan menstimulasi proliferasi
keratinosit, proliferasi vaskuler, dan akumulasi serta aktivasi leukosit pada lesi psoriasis.
FAKTOR PENCETUS

INFEKSI
•Streptococcus
STRES •staphylococcus ALKOHOL
•candida albicans
•HIV

OBAT-OBATAN CUACA
•antimalaria •Panas dan sinar matahari
•beta-adrenergic blocker dilaporkan memiliki efek yang
ENDOKRIN menguntungkan, sementara
•corticosteroid
cuaca dingin memiliki efek
•lithium
yang berlawanan.
•ACE- Inhibitor

TRAUMA
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
 Keluhan  gatal, panas, berketombe/bersisik, nyeri sendi, gangguan kosmetik
 Lesi kulit pertama kali muncul didaerah yang mudah terkena trauma  siku, lutut,
kepala, sacrum dan genetalia
 EFLORESENSI : Makula eritematosa batas jelas,bentuk bulat atau lonjong, tertutup
skuama tebal dan transparan/putih keabua-abuan yang lepas pada bagian tepi dan
lekat bagian tengah
 Psoriasis juga menyerang pada kuku  kuku menjadi keruh, kekuningan dan
terdapat cekungan/pitting atau titik-titik punctate, menebal, dan terdapat
subungual hyperkeratosis sehngga kuku terangkat dari dasarnya
 Psoriasis juga dapat menyerang mukosa dan sendi-sendi terutama sendi kecil
sehingga menyebabkan muncul keluhan nyeri sendi
VARIASI BENTUK KLINIS PSORIASIS
Psoriasis Vulgaris Psoriasis Gutata
Psoriasis Psoriasis
Inversa/fleksural Artropati
• Bentuk tersering • Lesi berupa papul kecil • Tempat predileksi pada
psoriasis 90%, (diameter 0,5-1,5 cm) di daerah fleksor • Gejala yang
• Berupa gejala klasik tubuh bagian atas dan • dapat muncul pada patognomonik adalah
psoriasis ekstremitas proksimal. lipatan kulit seperti aksila, artritis pada sendi
regio genito-krural, serta interfalangeal dari
leher. tangan. Kadang
• Skuama lebih minimal monoartritis dan
atau tidak ada poliartritis dari sendi
• Lesi berupa eritema batas besar dapat terjadi.
tegas dan mengkilap
yang selalu terletak pada
daerah yang memiliki
kontak kulit dengan kulit
VARIASI BENTUK KLINIS PSORIASIS
Psoriasis Psoriasis Psoriasis Psoriasis
Eksudative Seboroik Pustulosa Eritroderma
• Biasanya kelainan • Plak eritema dengan • Keluhan panas di badan,
• Berupa erupsi yang
psoriasis kering, skuama yang adanya pustule kecil
meluas hingga seluruh
tetapi pada bentuk berminyak lokalisata di monomorfik, nyeri
tubuh.
ini kelainannya daerah seboroik • Sering dipicu oleh infeksi
eksudatif • gambaran klinis yang
• Bila tidak dijumpai lesi atau penghentian
ada didominasi oleh
psoriasis di tempat lain mendadak steroid toikal
eritema
maka sulit untuk kita superpoten
• hanya skuama
membedakannya • Ada 2 bentuk: lokalisata
superfisial bukan
dengan dermatitis dan generalisata
skuama yang putih dan
seboroik tebal
DIAGNOSIS
• Keluhan: • Efloresensi
• Gatal, panas, • Makula/plak eritema batas
jelas, bentuk bulat/lonjong,
nyeri, kosmetik tertutup skuama tebal
berwarna transparan, lepas di
tepi lekat di tengah

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK

PEMERIKSAAN
FENOMENA PEMERIKSAAN
KHAS HISTOPATOLOGI
PSORIASIS
• Akantosis
• Auspitz Sign
• Pemanjangan rete ridges
• Koebner
• Pemanjangan papilla dermis
Phenomena
• Hiperkeratosis dan
• Karsvlek
parakeratosis
Phenomena
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis
Tinea
Seboroik

Pitiriasis Sifilis
rosea Psoriasiformis
TERAPI

■ Dalam penatalaksanaan psoriasis perlu diperhatikan mengenai:


– Luasnya lesi kulit
– Lokalisasi lesi kulit
– Umur penderita
– Ada tidaknya kontraindikasi terhadap obat yang akan diberikan
■ Pengobatan kausal belum dapat diberikan sehingga pengobatan ditujukan untuk :
– menghilangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai pencetus timbulnya psoriasis antara
lain : stres diberikan sedatif, fokal infeksi dapat berupa tonsillitis, carries, investasi parasit
harus diberantas.
TERAPI
■ Menekan atau menghilangkan lesi psoriasis yang telah ada meliputi:
– Pengobatan topical
■ Biasanya digunakan salep atau cream yang mengandung steroid atau tar (salep LCD 5%)
– Pengobatan sistemik
■ Untuk lesi yang terbatas digunakan folic acid tablet dengan dosis sehari 3 kali 1 tablet.
■ Untuk lesi yang luas digunakan methotrexate (MTX) dengan dosis sebagai berikut :
■ Cara 1 : sehari 2 kali tablet selama 7 hari , kemudian istirahat 1 minggu untuk observasi LFT,
RFT, dan darah rutin. Bila hasil laboratorium tetap baik MTX dapat diberikan lagi dengan dosis
dan aturan yang sama sampai terjadi perbaikan klinis (lesi tidak aktif lagi), yang kemudian
dengan dosis MTX dapat diturunkan secara tapering off sampai tercapai dosis maintenance.
■ Cara 2: MTX 2 tablet diberikan secara 2-3 kali selang 12 jam, istirahat 1 minggu. Setelah itu
diberikan dengan dosis yang dikurangi 1 tablet setiap minggu sampai tidak minum lagi. Sewaktu
minum MTX, maka penderita minum tablet asam folic acid sehari 3 kali sehari 1 tablet. Sewaktu
minum MTX, tidak boleh minum folic acid
– Pengobatan kombinasi
■ Psoralen sistemik dengan penyinaran ultraviolet (PUVA) pada lesi kulit dalam beberapa hal bisa
dipakai sebagai pengobatan alternatif.
■ Kombinasi obat topikal dan sistemik
PROGNOSIS
■ Psoriasis gutata merupakan jenis psoriasis yang dapat sembuh dengan sendirinya
(self limited disease), biasanya akan sembuh dalam waktu 12-16 minggu. Pada
eritroderma psoriasis memiliki prognosis yang buruk karena dapat menyebabkan
komplikasi yang berat. Psoriasis merupakan penyakit kronik residif, mortalitas
psoriasis rendah namun dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien ataupun
kondisi sosioekonominya
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
■ Nama : An. N
■ Umur : 17 tahun
■ Jenis Kelamin : Perempuan
■ Alamat :Jl. Kahamimbar, Duron
■ Suku : Jawa
■ Bangsa : Indonesia
■ Agama : Islam
■ Pendidikan : SMA
■ Pekerjaan : Pelajar SMA kelas 2
■ Tanggal Pemeriksaan : 13 Desember 2018
ANAMNESIS
■ KELUHAN UTAMA : Gatal di bagian kepala
■ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
 Pasien meTIngeluh gatal di bagian kepala sejak 3 bulan ini. Selain gatal, pasien juga
mengeluhkan adanya ketombe yang tebal dan susah hilang walaupun sudah dikeramasi.
Karena gatal pasien juga sering menggaruk-garuk dan pasien merasakan jika semakin
bertambah banyak. Pasien tidak mengeluhkan rambutnya rontok dan botak. Selain itu pasien
juga mengeluhkan muncul bercak merah, tebal, sedikit gatal dan panas di daerah dahi dan
sikunya sejak 1 bulan ini. Sudah pernah diobati namun tetap tidak membaik.
■ RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
 Sebelumnya belum pernah sakit seperti ini
 Pernah mengalami batuk pilek sebelumnya
 Tidak ada riwayat penyakit kulit sebelumnya
■ RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
 Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
ANAMNESIS
■ RIWAYAT SOSIOEKONOMI:
 Saat ini pasien masih SMA kelas 2 dan beberapa bulan ini sibuk dengan
kegiatandan organisasi di sekolah.
■ RIWAYAT PENGOBATAN :
 Sudah pernah diobati di puskemas dengan obat minum (lupa namanya),
shampoo dan dan salep (lupa namanya) namun tetap tidak ada perbaikan.
 Tidak ada riwayat konsumsi obat-obatan jangka panjang sebelumnya hanya
obat di atas saja yang dari puskesmas yang diminum.
PEMERIKSAAN FISIK
■ Keadaan Umum : Baik
■ GCS : 456
■ Tekanan Darah : 110/70 mmHg
■ Nadi : 84 x/menit
■ Respirasi : 20 x/menit
■ Temperatur aksila : 36,7º C
Status generalis
■ Kepala : Normocephali
■ Mata : Anemia -/-, ikterus -/-
■ THT : Dalam batas normal
■ Thorax : Cor: S1 S2 reguler, murmur (-)
■ Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
■ Abdomen : Distensi (-), bising usus normal, hepar
dan lien tidak teraba
■ Ekstremitas : Akral hangat, pitting edema (-/-)
STATUS DERMATOLOGIS

Efloresensi Foto
■ Et regio kapitis makula eritematosa batas
jelas tertutup dengan skuama tebal
bewarna putih transparan yang lepas
pada bagian tepid an lekat di bagian
tengah
STATUS DERMATOLOGIS

Efloresensi Foto
■ Et regio frontalis makula
eritematosa, bentuk bulat, batas
jelas, tertutup dengan skuama tipis
STATUS DERMATOLOGIS

Efloresensi Foto
■ Et regio cubiti plak eritematosa
bentuk bulat batas jelas tertutup
dengan skuama sedikit tebal
bewarna putih lekat di tengah,
lepas di bagian tepi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Karsvlek Koebner
Phenomena Auspitz Sign
Phenemona
• Bila pada kulit yang masih
•Didapatkan seperti hasil normal terkena trauma atau
kerokan lilin jika skuama garukan maka akan timbul
psoriasis dikerok. lesi baru yang bersifat sama
dengan lesi yang telah ada
RESUME
■ Perempuan 17 tahun
■ Gatal di bagian kepala sejak 2 bulan
■ Keluarnya ketombe yang tebal dan susah hilang walaupun sudah dikeramasi
■ Karena gatal pasien juga sering menggaruk-garuk dan pasien merasakan jika
semakin bertambah banyak
■ Rontok (-), Botak (-)
■ Bercak merah, tebal, sedikit gatal dan panas di daerah dahi dan sikunya sejak 1
bulan ini
■ Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
■ Dikeluarga tidak ada riwayat dengan penyakit seperti ini
■ Beberapa bulan ini pasien pasien sibuk dalam kegiatan dan berorganisasi di
sekolah
■ Sudah pernah diobati dengan obat minum, salep dan shampoo dari puskesmas
namun tidak membaik.
■ EFLORESENSI :
et regio kapitis didapatkan makula eritematosa batas jelas tertutup skuama tebal
berwarna putih transparan, yang lepas di bagian tepi dan lekat di bagian tengah.
Et regio frontalis makula eritematosa, bentuk bulat, batas jelas, tertutup dengan
skuama tipis. Et regio cubiti plak eritematosa bentuk bulat batas jelas tertutup
dengan skuama tebal berwarna putih transparan yang lepas di bagian tepi dan
lekat di bagian tengah
■ DIAGNOSIS
– Psoriasis vulgaris
■ DIAGNOSIS BANDING
– Dermatitis seboroik
■ PLANNING DIAGNOSIS
– Pmx. Histopatologi
TERAPI
■ Pengobatan topical
– Biasanya digunakan salep atau cream yang mengandung steroid atau tar (salep LCD
5%)
– Steroid topikal diberikan 2 kali sehari selama 2-4 mgg
■ Pengobatan sistemik
– Untuk lesi yang terbatas digunakan folic acid tablet dengan dosis sehari 3 kali 1 tablet.
– Untuk lesi yang luas digunakan methotrexate (MTX)
■ Pengobatan Kombinasi
■ Monitoring
– Keluhan pasien
– Efloresensi
– Efek samping obat
■ Edukasi
– Menjelaskan kepada pasien dan kelurga jika penyakitnya kambuh-kambuhan.
– Pasien disarankan agar menghindari faktor pencetus seperti stres.
– Penderita juga diberitahu tentang penyakitnya, faktor-faktor yang
memperberat.
– Diberi penjelasan bahwa penyakit ini tidak menular
■ Prognosis
– Dubia ad bonam
BAB 3
PENELITIAN DESKRIPTIF
Dermoskop Membantu Diagnosis Kelainan Kulit Papuloskuamosa (Dermoscopy
Supports the Doagnose of Papulosquamous Disorders) (Alinda, 2014)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kelainan kulit

papuloskuamosa yang paling banyak adalah Psoriasis

vulgaris yaitu sebesar 79,2%.


Analisis Polimorfisme Alpha-Helix Coiled Coil Rod Homologue Gene Exon 2 pada
Penderita Psoriasis Ras Melayu di Palembang (Rusmawardiana, 2012)

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa rentang usia yang

paling banyak penderita psoriasis yaitu pada usia 30-39 tahun

sebesar 25%, dan yang kedua pada usia 60-69 tahun yaitu

sebesar 20,8%.
Co-morbidity and Age-related Prevalence of Psoriasis: Analysis of Health
Insurance Data in Germany (Mathias, 2010)

Dari hasil di bawah menunjukkan bahwa rentang usia yang


paling banyak penderita psoriasis yaitu pada usia 55-60 tahun
yaitu sebesar 4.30%.
Angka Kejadian Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode Agustus 2008–Juni 2012 (Amelia, 2014)

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa


Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
distribusi psoriasis berdasarkan jenis
distribusi berdasarkan area lesi paling banyak kelamin pada RSUP dr. Mohammad
Hoesin Palembang laki-laki lebih
terdapat pada ekstremitas atas (47,6%), badan (37,8
banyak daripada perempuan.
%), scalp (37,8 %), dan wajah (11,8 %).
A multicenter, non-interventional study to evaluate patient-reported
experiences of living with psoriasis (Pariser, 2016)

Dari data menunjukkan

bahwa gejala yang paling

sering dirasakan pada pasien

psoriasis adalah gatal yaitu

sebesar 72%, kedua kulit

berskuama sebesar 65%.


A multicenter, non-interventional study to evaluate patient-
reported experiences of living with psoriasis (Pariser, 2016)

Dari data diatas menunjukkan bahwa dampak penyakit psoriasis


ini paling banyak menimbulkan stress emosional pada penderita
psoriasis yaitu sebesar 98%, dan yang kedua adalah sosial yaitu
sebesar 94%.
Clinical pattern of psoriasis in patients seen at a tertiary
hospital in Nigeria (Olusola, 2016)

Dari data diatas menunjukkan bahwa factor risiko yang

paling tinggi adalah alcohol yaitu sebesar 20.6%, kedua

adalah stress dan paparan bahan kimia sebesar 15.3%.


Profil Psoriasis Vulgaris di RSUD Dr. Soetomo Surabaya: Studi
Retropektif (Pratiwi dan Damayanti, 2018)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor pencetus kekambuhan lesi pada

pasien psoriasis vulgaris di IRNA

Kemuning I dan II Kulit dan Kelamin

RSUD Dr Soetomo Surabaya periode tahun

2016 – 2017 terbanyak adalah fokal infeksi

di gigi, yaitu sebanyak 11 pasien (30,6%).


Epidemiology and Clinical Features of Adult Patients with Psoriasis in Malaysia:
10-Year Review from the Malaysian Psoriasis Registry (2007–2016)
(Azura,2018)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

tipe atau variasi psoriasis yang paling sering

adalah Psoriasis Vulgaris/ Plaque Psoriasis

yaitu sebesar 85,1%


The Relationship Between Psoriasis and Specific Professional Activities
or Occupation-Induced Skin Diseases (Anca, 2014)
BAB 4
PEMBAHASAN
Kasus Teori Penelitian Deskriptif
IDENTITAS  Insiden pria lebih banyak dari • Angka prevalensi pria lebih
• Perempuan pada perempuan. tinggi yaitu 76% sedangkan
perempuan 34%.
• Usia 17 tahun  Usia paling banyak pada
psoriasis adalah 15-30 tahun & • Usia paling banyak menurut
• Pelajar 50-60 tahun penelitian Rusmawardiana,
(2012) adalah 30-39 tahun
(25%) sedangkan px berusia
17th menurut penetian ini
prevalensi untuk <20 th
sebesar 12,5%

• Hubungan pekerjaan dengan


angka kejadian psoriasis yang
paling banyak adalah sebagai
pensiunan (12,6%). Sedangkan
pelajar menduduki urutan ke-6
pada prevalensi psoriasis
(5,66%)
Kasus Teori Penelitian Deskriptif
KELUHAN  Keluhan biasanya gatal dan • Gatal merupakan keluhan
• Gatal panas disamping keluhan paling banyak pada psoriasis 
• Berketombe tebal kosmetik. 72%
• Bercak merah  Didapatkan adanya skuama • Skuama tebal merupakan
• Panas yang tebal dengan keluhan kedua tersering dari
• Predileksi pada pasien: kepala, perlengketan yang kendor. psoriasis  65%
siku, dahi, lutut Biasanya tepi skuama mudah • Bercak merah 31%
lepas dan lekat pada bagian • Panas  25%
tengahnya • Predileksi paling sering di
 Efloresensi berupa daerah ekstremitas atas 47,6%,
macula/plak eritematosa batas badan 37,8%, dan kepala
jelas bentuk bulat ditutupi 37,8%
skuama tebal berwarna
transparan,mudah lepas di
bagian tepi dan lekat di bagian
tengah
 Predileksi paling sering
didaerah yang mudah terkena
trauma seperti kepala, siku,
lutut, sacrum, dan genetalia
Kasus tersering Teori Penelitian Deskriptif
RPD :  Faktor predisposisi yang menyebabkan • Faktor predisposisi paling banyak
• Sebelumnya belum pernah sakit psoriasis : infeksi (streptococcus, pada psoriasis adalah allkohol,
seperti ini staphylococcus, candida albican, HIV), stress, paparan zat kimia, trauma
• Tidak ada riwayat ISPA, caries trauma, stress, alcohol, obat-obatan, ,cuaca, infeksi (gigi, telinga)
gigi, penyakit kulit sebelumnya endokrin

RPK  Kedua orang tua psoriasis 41% • Faktor herediter pada keluarga
• Tidak ada kelurga yang sakit  Salah satu orang tua psoriasis  14% sangat berpengaruh pada terjadinya
seperti ini  Jika 1 saudara kandung psoriasis 4% psoriasis yaitu 60-90%
 Tidak ada riwayat keluarga 2%
RPSOS • Stress merupakan factor
• Beberapa bulan ini pasien • Salah satu faktor predisposisi paling predisposisi paling banyak kedua
sangat sibuk dengan kegiatan banyak dari psoriasis adalah stress penyebab psoriasis 15,8%
dan organisasi di sekolah

R.PENGOBATAN
• Tidak pernah mengkonsumsi  Obat-obatan yang dapat menjadi
obat-obatan jangka panjang pencetus lesi psoriasis adalah
hanya minum obat dari antimalaria, beta-adrenergic blocker,
puskesmas saat keluhan gatal corticosteroid, lithium, ACE- Inhibitor
muncul
Kasus Teori Penelitian Deskriptif
PEMERIKSAAN FISIK • Adanya makula eritematosa batas • Bentukan macula eritema 31%
Didapatkan makula eritematosa jelas, berbentuk bulat, ditutupi • Skuama tebal  65%
bentuk bulat batas jelas tertutup skuama tebal berwarna transparan,
skuama tebal berwarna putih mudal lepas bagian tepi dan lekat di
transparan, yang lepas di bagian bagian tengah.
tepi dan lekat di bagian tengah et
region kapitis. Et regio frontalis • Predileksi utama : kepala, siku, lutut, • Predileksi paling sering di
didapatkan makula eritematosa, genetalia, sakrum daerah ekstremitas atas 47,6%,
bentuk bulat, batas jelas, tertutup badan 37,8%, dan kepala
dengan skuama yang tipis. Et 37,8%
regio cubiti didapatkan plak
eritematosa bentuk bulat batas
jelas tertutup dengan skuama
tebal bewarna putih transparan
yang lepas di bagian tepi dan
lekat di bagian tengah.
Kasus Teori
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS
Tidak dilakukan • Klinis yang khas
• Fenomena Karsvlek  didapatkan
USULAN kerokan skuama seperti lilin
Fenomena Karsvlek • Auspitz Sign  jika kerokan
Auspitz Sign diteruskan maka terlihat bercak
Fenomena Koebner pendarahan
Pemeriksaan Histopatologi • Fenomena Koebner  bila kulit
normal terkena trauma/garukan
dapat maka akan timbul lesi baru
yang sama dengan sebelumnya
• Histopatologi :
1. akantosis dan pemanjangan rete
ridges
2. Pemanjangan papilla dermis
3. Hiperkeratosis dan parakeratosis
4. Penipisan sampai hilangnya lapisan
granulosum
5. Peningkatan mitosis pada stratum
basalis.
6. Oedem dermis disertai infiltrasi
Teori Penetian
TERAPI • Tar digunaka sebagai first line pengobatan
Pengobatan topical topical dari psoriasis (Grade A)
• Biasanya digunakan salep atau cream
yang mengandung steroid atau tar (salep • Pengguanaan steroid jangka pendek dengan
LCD 5%) corticosteroid poten maupun superpoten
• Steroid topikal diberikan 2 kali sehari uuntuk menghilangkan lesi psoriasis dengan
selama 2-4 mgg plak yang terbatas (Grade A)
Pengobatan sistemik
• Untuk lesi yang terbatas digunakan folic • MTX digunakan sebagai first line terapi
acid tablet dengan dosis sehari 3 kali 1 sistemik pada psoriasis yang sedang sampai
tablet. berat. (Grade A)
• Untuk lesi yang luas digunakan
methotrexate (MTX)
Pengobatan Kombinasi
BAB 5
KESIMPULAN
■ Psoriasis vulgaris merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif yang ditandai dengan
makula eritematus, berbatas tegas berbentuk bulat atau lonjong yang tertutup skuama tebal,
transparan atau putih keabu-abuan disertai dengan adanya fenomena tetesan lilin, auspitz, dan
kobner.
■ Penyebab psoriasis vulgaris hingga saat ini belum diketahui secara pasti, diduga disebabkan
oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor presipitasi (trauma, infeksi, stress emosional,
perubahan iklim), perubahan struktur biokimia
■ Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan pemeriksaan penunjang seperti melihat Auspitz
Sign, Karsvlek Phenomena, Koebner Phenomena, dan pemeriksaan histopatologi
■ Terapi psoriasis vulgaris sampai saat ini belum ada yang memberikan hasil memuaskan. Hampir
dapat dipastikan bahwa suatu saat penyakit ini akan kambuh kembali. Pendekatan terapi penyakit
ini harus dipersiapkan untuk waktu yang lama. Terapi dapat tergantung dari tingkat keparahan
penyakit. Edukasi kepada sangat dibutuhkan agar pasien mengerti akan keadaan dirinya dan
agar kekambuhan tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai