Dermatosis Eritroskuamosa
A. Psoriasis Vulgaris ( 3A)
dr. Sayu Widiawati, M.Biomed, SpKK B. Dermatitis Seboroik (4A)
Bagian/KSM Kulit dan Kelamin C. Pitiriasis Rosea (4A)
FKIK Universitas Warmadewa D. Iktiosis Vulgaris (3A)
RSUD Sanjiwani Gianyar
E. Eritroderma (1)
2022
PENDAHULUAN PSORIASIS
• Dermatosis eritroskuamosa; ● Psoriasis : Penyakit inflamasi kulit kronik dengan dasar genetik
➢ Penyakit kulit yg terutama ditandai dgn adanya lesi yang kuat, ditandai gangguan pertumbuhan dan diferensiasi sel
eritema dan skuama epidermis, gangguan proses biokimia, immunologi, dan vaskuler.
● Penyebab dasar psoriasis belum diketahui dengan pasti, dengan
• Psoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea,
patogenesis yang kompleks.
eritroderma, dermatitis seboroik, iktiosis vulgaris ● Lesi umumnya berupa plak eritema dg skuama putih berlapis
putih keperakan.
EPIDEMIOLOGI INHERITANCE
• Peradangan kulit yang bersifat kronis residif dg
manifestasi klinis yang bervariasi • Insiden meningkat pada individu dengan
• Pria = wanita rw psoriasis pada keluarganya
• Psoriasis dpt timbul pada semua usia, << 10 th • Jenis dan onset berkaitan dng HLA
tertentu
• Rata-rata onset : antara 15-30 th
- Early onset : Cw6, B57 dan DR7
• Interaksi faktor predisposisi genetik (HLA) dan
- Late onset : Cw2
lingkungan
- Psoriasis gutata & eritrodermic
• Sering dihubungkan dengan : celiac disease,
psoriasis : B13 atau B17
lymphoma, penyakit-penyakit metabolik dan
kardiovaskular - Psoriasis pustulosa : HLA B-27
PATOGENESIS Histopatologi
Lesi psoriasis:
● Penebalan epidermis, dg perpanjangan rete ridge
● Peningkatan dilatasi dan berkeloknya pembuluh darah dermis
● Infiltrat mononuklear meningkat
Manifestasi Klinis Gambaran klinis…….
……….Gambaran
klinis
● Auspitz sign ; titik2 perdarahan saat dilakukan (1) Seborrheic-like psoriasis
goresan setelah skuama diangkat
● Koebner phenomenon ; Lesi baru di area yg
mengalami trauma
● Kaarsvleg phenomenon; Skuama spt goresan
lilin
• Sebopsoriasis/seborrhiasis
● overlapping psoriasis dan
dermatitis seboroik
• Lesi seboroik scalp, wajah,
dada, fleksura dan axilla
• Effloresensi : plak/makula
eritematous tertutup skuama
lembut, kuning dan berminyak
(2) Psoriasis Inversa (3) Psoriatic arthritis
1. Keterlibatan sendi
interphalang distal yg 5. Oligoarthritis dng
• Merupakan bentuk khusus asimetris dng kerusakan pada pembengkakan dan
• Lesi terdapat pada area kuku tenosinovitis pd satu atau
lipatan, celah dan bbrp sendi tangan.
2. Arthritis mutilans dengan
permukaan fleksor : telinga, osteolisis pd phalang dan
axilla, lipat paha, metacarpal
inframammary fold,
3. Polyarthritis simetris,
umbilikus, lipatan
menyerupai rheumatoid
intergluteal, dll
arthritis dng claw hand
4. Ankylosing spondilosis saja
atau disertai arthritis perifer
• Dermatomyositis
• Lupus eritematosus
• Dermatitis seboroik
• Pityriasis rosea
• Likhen planus
• Sifilis psoriasiform
Steroid Topikal
PENATALAKSANAAN
TOPIKAL SISTEMIK FISIK ● Bekerja sbg: Antiinflamasi, antiproliferasi, vasokonstriktor
● 7 Potensi steroid topikal (menurut Stoughton-Cornell)
• Methotrexate ● Psoriasis derajat ringan atau sedang
• Kortikosteroid 1. Fototerapi :
• Siklosporin ● Digunakan secara tunggal atau kombinasi
• Coal Tar 5% ● Goeckerman
• Retinoid ● Proses takifilaksis; lesi tidak merespon terhadap steroid
• Anthralin 0,05% ● UV B (290-320 nm)
(Asitretinoin) topikal yg diberikan dlm waktu 4-6 minggu
• Tazarotene ● N UV B (312 nm)
• Dapson ● Hati-hati penggunaan steroid superpoten sebaiknya tidak lebih
0,05%-0,1% ● PUVA
• Mikofenolat mofetil dari 2 minggu
• Calcipotriene ● Photodynamic
• Hidroksiurea ● Efek samping: Atrofi kulit, striae, telangiektasis, perioral
• Emolien ● Excimer Laser
• Kortikosteroid ? dermatitis, erupsi akneiformis, rosacea, supresi aksis
● Climatic Therapy
• Biologic agent hipotalamus pituari akibat penyerapan scr sistemik.
DERMATITIS PENDAHULUAN
SEBOROIK
• Mrp. Kelainan berupa lesi papuloskuamosa kronis, terutama
pada area dgn jml folikel sebasea >> dan kelenjar sebesea yg
aktif, seperti: wajah, scalp, presternal dan intertrigenus
• Ditandai: makula atau plak dgn skuama yg kekuningan dan
berminyak
Epidemiologi Etiologi &PATOGENESIS
• DS pada infantil; self limited form • Belum diketahui secara pasti
• DS pada orang dewasa; kronis • The exact pathogenesis of seborrheic dermatitis is yet to be
• Laki-laki> perempuan fully elucidated, but this dermatosis is commonly linked
with the yeast Malessezia, immunologic abnormalities,
• Prevalensi 3-5% pd dewasa muda dan 1-5% sebaceous activity, and patient susceptibility
keseluruhan populasi. • Faktor genetik ; mutation (ZNF750) encoding a zinc
finger protein (C2H2)
• Faktor imunologi; meningkatnya IL -1α, IL-1β, IL-4, IL-
12, TNF-α, IFN-ϒ pada lesi seboroik
• Faktor fisik ; Seasonal fluctuations in humidity and
temperature
• Mikrobial; Malessezia ( Pityrosporum ovale)
GAMBARAN KLINIS
HISTOLOGI
• Predileksi : scalp, alis mata,
• Tampak adanya akantosis yg teratur pd epidermis dg kelopak mata, lipatan nasolabial,
telinga, area sternum, axilla,
beberapa penipisan pada daerah suprapapillary
submammary fold, umbilikus, lipat
• Spongiosis dng derajat bervariasi & eksositosis limfosit paha, lipatan bokong
• Temuan yg khas : adanya “foliculocentric crust” yg tdd • Efloresensi: makula eritema
sebaran netrofil, ortokeratosis, parakeratosis, dan tertutup skuama kekuningan
infiltrasi limfosit perivaskuler, fokal yg letaknya berminyak
berdekatan dng ostium folikular. • Keluhan : gatal (+)
Gambaran klinis…..
Bbrp tipe dermatitis seboroik : DIAGNOSIS BANDING
• Dandruff (pityriasis sicca) bntk ringan, skuama kering
• Pityriasis steatoides skuama tebal berminyak
• DS pada infantil ( 3 minggu sd 3 bulan)→ >> vertex, • Psoriasis dpt overlapping; skuama lbh tebal berlapis-lapis, lbh dominan di
skuama kuning kecoklatan, oozing (cradle cap) area ekstensor
• Dermatitis Atopik; Stigmata atopik (+)
• Leiner Ds
• Dermatitis kontak iritan; riwayat kontak (+)
• Pityriasis amiantacea
• Tinea kapitis; KOH (+)
• Ds pada penderita HIV/AIDS
Penatalaksanaan Dermatitis Seboroik pada Infantile Penatalaksanaan Dermatitis Seboroik pada Usia Dewasa
● This benign, self-limited form: shampoos, ● Patients should be informed : the aim of
emollients, and mild topical steroids. treatment will be to control rather than cure the
● Infants with prolonged inflammation on the disease.
scalp or intertriginous: ● Scalp seborrheic dermatitis can be treated with
➢ with low potency topical corticosteroids shampoos containing:
(hydrocortisone 1% cream or lotion for a few • zinc pyrithione
days) • selenium sulfide (1%–2.5%)
➢ followed by topical imidazoles (2% • imidazoles (1%–2% ketoconazole shampoo,
ketoconazole cream, lotion, or 1% shampoo). creams, lotions, or foams)
• ciclopirox (cream, gel, and shampoo)
PITYRIASIS PENDAHULUAN
ROSEA • Mrp. Erupsi papuloskuamosa akut yg dapat berlangsung 4
hingga 8 minggu
• Biasanya diawali lesi “herald patch” (makula eritema
berbentuk oval, dgn skuama kolaret).
• Usia remaja dan dewasa muda >>
• Sering asimptomatis, “flu like syndrome”
• Human herpes virus (HHV tipe 7 dan HHV tipe 6)?
• Etiologi secara pasti belum dpt dipastikan
Etiologi dan Patogenesis Manifestasi Klinis
• Sering asimptomatis, kadang disertai rasa gatal
● Etiologi belum diketahui secara pasti
ringan hingga berat
● Penelitian untuk mengetahui penyebab PR ; bakteri, jamur,
virus, dsb? • Flu like syndrome
● Bukti ilmiah : PR merupakan viral eksantem akibat reaksi • Herald patch
terhadap infeksi HHV-6 dan HHV-7
• Lesi berikutnya timbul 4-10 hari; sama dg lesi
pertama, hanya jumlahnya lebih banyak dan
ukuran lbh kecil
Gambaran klinis……..
MANIFESTASI KLINIS • Diawali lesi awal herald atau mother patch, kmd diikuti lesi
lainnya dlm ukuran yg lbh kecil
• Distribusi lesi : area tertutup pakaian, axis panjang dari makula
sejajar dengan rusuk “Christmas tree pattern”
• Filaggrin is an epidermal protein involved in • Skuama putih halus, menutupi area yang luas, tampak paling
dominan pd ekstensor ekstremitas
the aggregation of keratin intermediate
• Area bebas lesi : fleksura, diaper area
filaments30 • Skuama melekat pada bagian sentral dengan “cracking” pada
• and retention of moisture in the stratum bagian tepinya
corneum.31 Keratin filaments form a network, • Temuan lain : hiperlinearis palmaris, keratosis pilaris,
hipohidrosis dgn intoleransi thd panas
or cell matrix, • Sering dihubungkan dengan atopik
• that gives structural integrity to the epidermal
keratinocytes. As keratinocytes mature into
• corneocytes, the keratin filaments collapse and
are cross-linked to the cornified cell envelope.
• Filaggrin is synthesized as a high-molecular
Eritroderma
C. Etiologi dan Patogenesis
• Belum diketahui scr pasti
• Melalui jalur yg bervariasi, melibatkan sel radang spesifik di kulit sehingga
menghasilkan manifestasi klinis yang sama berupa eritroderma
• Sitokin, kemokin dan reseptornya memegang peranan penting dalam
patogenesisnya.
Eritroderma Penatalaksanaan
D. Gejala Klinis
A. Terapi suportif dan simtomatis
• Eritema akibat pelebaran pembuluh darah →darah ke kulit meningkat
→kehilangan panas → menggigil/kedinginan • Jika perlu rawat inap; keseimbangan cairan dan
• Hipotermia, dehidrasi
hemodinamik
• Kehilangan skuama (terkelupas) → hipoproteinemia
• Eritoderma yg kronis ; gangguan jantung, gg mitosis rambut dan kuku B. Terapi sesuai penyakit dasar
• Gejala spesifik lainnya sesuai dengan penyakit dasar.
Penatalaksanaan
Referensi
1.Kang S, et all. Fitzpatric’s Dermatology. 9th edition ; Vol 1. Mc Graw Hill
Education. 2019
2. Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi 7. UI Publishing. 2021.
TERIMA
KASIH