CJR THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK MULA - SELESAI-dikonversi PDF
CJR THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK MULA - SELESAI-dikonversi PDF
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. arena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
“Critical Jurnal Review Thermodinamika dan Penggerak Mula” dengan tepat waktu
meskipun masih banyak terdapat kekurangan. Dan juga penulis berterima kasih pada
Bapak Arwadi Sinuraya, ST, MT selaku dosen mata kuliah Thermodinamika dan
penggerak mula di Prodi Teknik elektro yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………............
DAFTAR ISI…………………………………………………………….........................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...
A. INDENTITAS JURNAL……………………………………………………….....
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
JURNAL I
JURNAL II
JURNAL III
Energi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam segala
aktivitas manusia. Energi saat ini dapat diperoleh dari sumber daya alam seperti minyak
bumi yang telah ada dan juga dengan memanfaatkan gejala alam sebagai tenaga
penggerak untuk memperoleh energi. Namun ketidakseimbangan antara kebutuhan
energi dan energi yang tersedia saat ini membuat manusia berfikir untuk membuat energi
alternative lainnya. Tidak terkecuali dalam dunia perkapalan
Dengan prinsip ramah lingkungan dan ekonomis serta besarnya potensi energi listrik
yang mampu dihasilkan dan ditambah lagi dengan besarnya potensi energy panas yang
terbuang percuma di lingkungan terutama pada kamar mesin kapal yang dapat menjadi
energi terbarukan diatas kapal inilah yang melatar belakangi penulisan penelitian ini.
A. Tujuan :
Mengkonversi energi panas yang terdapat pada kamar mesin kapal menjadi energi
listrik dan menghitung daya yang dapat dihasilkan.
B. Teori :
Memanfaatkan energi panas buangan mesin penggerak utama kapal sebagai sumber
energi terbarukan dengan menggunakan metode konversi energi (thermoelektric).
Penelitian ini dilakukan pada mesin diesel MITSUBISHI type 4DR50A yang ada di
Laboratorium Permesinan Kapal Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi dan
tes.
C. Alatpengumpulan data :
Dokumentasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh J. Richard Buist and Paul G.
Lau, dan hasil tes pengukuran tegangan dan arus yang telah dilakukan pada Peltier
D. Analisis data :
Berdasarkan hasil pengolahan data, pada putaran mesin 1000, 1500, 2000 dan 2500
RPM diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Daya terkecil dan terbesar yang dihasilkan 1 buah pel tier dengan perbedaan
temperature sisi panas dan dingin 24 ºC padaputaran 1000 RPM dan 33ºC
padaputaran 2500 RPM adalah 0.35 Watt dan 1,12 Watt. Sebuah peltier untuk
mendapatkan daya sebesar 1,12 Watt hanya membutuhkan sekitar 70 joule energy
panas hasil pembakaran dari mesin.
b. Daya yang dihasilkan 2 buah peltier disusun seri dengan perbedaan temperatur
sisi panas dan dingin masing –masing 24 ºC, 28 ºC, 33 ºC dan 33 ºC adalah 2,53
Watt , 4 Watt , 6,5 Watt dan 8,4 Watt
c. Daya yang dihasilkan 2 buah peltier disusun Paralel dengan perbedaan
temperature sisi panas dan dingin masing –masing 24 ºC, 28 ºC, 33 ºC dan 33 ºC
adalah 2,2 Watt , 3,42 Watt , 5,2 Watt dan 7,67 Watt.
B. Pembahasan :
Peltier dapat digunakan sebagai energi alternatif pada kamar mesin dimasa
mendatang, ini telah dibuktikan bahwa peltier mampu menghasilkan listrik dari
pemanfaatan energi panas buangan pada penggerak utama kapal melalui hasil percobaan
di laboratorium permesinan kapal. Penelitian ini menyimpulkan, pada kondisi putaran
1000 RPM mesin MITSUBISHI type 4DR50A yang digunakan perbedaan suhu antara
sisi panas dan sisi dingin pada peltier tunggal sebesar 24 ºC dan menghasilkan daya
sebesar 0,35 Watt, sedangkan pada putaran 2500 RPM perbedaan suhu yang terjadi
sebesar 33 ºC dan menghasilkan daya sebesar 1,12 Watt. Ini menunjukkan bahwa
semakin besar perbedaan suhu yang terjadi maka daya dari peltier meningkat.
Elemen peltier telah terbukti mampu mengubah polusi menjadi energi listrik. Elemen
peltier sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan suara serta mampu bekerja
mengubah tiap derajat temperatur yang terbuang selama 200.000 jam. Elemen peltier tipe
TEG yang memiliki dimensi sama dengan elemen peltier tipe TEC bahkan mampu
bekerja pada suhu 300℃ dan menghasilkan daya yang lebih besar. Thermoelectric
generator dengan elemen peltier didalamnya bersifat portable, dimana saja ada panas
yang terbuang maka thermoelectric generator menjadikannya lebih bermanfaat
4. Kesimpulan :
Pada peltier susunan seri nilai tegangan (V) lebih besar dari nilai arus (I), sedangkan
pada peltier susunan paralel berlaku sebaliknya. Dari hasil analisis data daya yang
dihasilkan peltier pada susunan seri lebih besar dibandingkan dengan daya peltier pada
susunan parallel, yaitu diperoleh daya terbesar yang dapat dihasilkan peltier adalah 8,4
Watt pada kondisi putaran mesin 2500 RPM dan perbedaan suhu sebesar 33 ºC. Nilai
efisiensi maksimal terbesar adalah 1,6 % pada putaran 2500 RPM berbeda dengan
catalog produk peltier Tipe TEC yang digunakan yakni 5%, hal ini bisa disebabkan
banyak hal seperti kehilangan panas, pengaruh luas permukaan penerima panas, tidak
tercapainya gradient suhu maksimal dan masih banyak lagi lainnya.
B. Teori
Teknologi thermoelectric bekerja dengan mengkonversi energi panas menjadi
energi listriksecara langsung (thermoelectric generator) (sukur, 2004).
Dan modul thermoelectric generator bekerja berdasarkan prinsip kerja dari efek
seebeck (riffat, 2003), yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier
(thermoelectric cooling).
2. Metode
A. Eksperimen
Pengujian dilakukan dengan menempelkan 4 buah modul thermoelectric antara
heater dan box pendinginan dengan dudukan thermoelectric menggunakan alumunium,
pengambilan data tegangan dan arus output dari modul thermoelectric divariasikan
dengan 1 modul thermoelectric, 2 modul thermoelectric, 3 modul thermoelectric dan 4
modul thermoelectric.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua buah tipe modul termoelektrik, tipe tec 12706
dan teg sp 1848. Dengan variasi tegangan input 60 v sebagai sumber energi sisi panas
(heater). Sisi dingin modul termoelektrik menggunakan air bertemperatur 10º dengan
laju aliran 16,6 liter/menit.
E. Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif, karena penyajian datanya yang
dideskripsikan dengan menggunakan frekuensi diagram perbandingan.
A. Hasil
Sedangkan,
3. Daya
• Pengujianmenggunakan 1 modulthermoelectric daya output maksimum
yangdihasilkanthermoelectrictipetec 12706 dantipetegsp 1848 adalahsebesar
0,007 w dan 0,125 w.
• pengujiandengan 2 moduldarikeduatipethermoelectric, daya output
maksimumdidapatkansebesar 0,018 w dan 0,141 w.
• Kemudianpengujiandengan 3 moduldarikeduatipethermoelectric, dayamaksimum
yang dihasilkansebesar 0,061 w dan 0,274 w.
• Selanjutnyapengujiandengan 4 moduldarikeduatipemodulthermoelectric, daya
output maksimum yang dihasilkansebesar 0,105 w dan 0,357 w.
B. Pembahasan
Temperatur heater, sisi panas dan dingin dengan pengujian menggunakan 1 modul
thermoelectric tidak terlalu berbeda pada pengujian dengan mennggunakan 2, 3 dan
4 modul dari kedua tipe modul thermoelectric.Dan perbandingan dari kedua tipe itu
ialah:
1. Nilai temperature heater, sisi panas dan sisi dingin yang dihasilkan thermoelectric
tipe tegsp 1848 hampir sama dengan thermoelectric tipe tec 12706.
2. Perbandingan tegangan output yang dihasilkan dari kedua modul thermoelectric
baik itu tipe tec 12706 dan tipe tegsp 1848 dengan delta temperatur yang
samayaitusebesar ± 13 ºc
3. Dilihat dari perbandingan nilai daya output yang dihasilkan dari kedua modul
thermoelectric tipe tec 12706 dan tegsp 1848, didapatkan selesih perbandingan
nilai daya pada pengujian 1 s.d 4 modul berkisar 0,2 w.
4. Kesimpulan
A. Kesimpulan
dari penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: semakin
banyak jumlah modul thermoelectric yang digunakan saat pengujian, maka daya yang
dihasilkan akan meningkat. Selisih daya maksimum yang dihasilkan antara modul tec
12706 dan modul teg sp 1848 adalah berkisar 0,2 w. Daya maksimum yang dihasilkan
dengan laju aliran air 16,6 liter/menit dengan menggunakan modul tec 12706 pada
pengujian 1,2,3 dan 4 modul thermoelectric adalah sebesar 0,007 w, 0018 w,0,061 w,
dan 0,105 w. Kemudian dengan menggunakan modul teg sp 1848 daya maksimum yang
dihasilkan pada pengujian yang sama adalah sebesar 0,125 w, 0,141 w, 0,274 w dan
0,357 w.
C. REVIEW JURNAL III (2016)
1. Latar Belakang
Listrik bagi manusia di zaman modern merupakan kebutuhan besar yang tidak
bisa dihindarkan. Setiap orang pasti membutuhkan listrik untuk melakukan kegiatan
sehari- hari, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di Indonesia ada beberapa sumber
energi yang dapat digunakan untuk membangkitkan listrik yang dibedakan menjadi dua
jenis. Pertama, pembangkit listrik dengan kapasitas makro yang biasanya memamfaatkan
air, uap, gas, dan nuklir. Kedua, pembangkit listrik dengan kapasitas mikro yang salah
satunya adalah dengan memamfaatkan energi panas.
Energi panas tersebut antara lain berasal dari sinar matahari dan benda-benda
yang melepaskan panas, seperti setrika, panas pembakaran dapur industri dan knalpot
kendaraan bermotor. Jika ditinjau dari letak geografisnya, Indonesia terletak di garis
khatulistiwa, sehingga mempunyai potensi sumber energi surya yang berlimpah. Dalam
suatu penelitian disebutkan bahwa intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4,8
kWh/m2 perhari diseluruh wilayah Indonesia.
B.Tujuan
Pemamfaatan energi panas dengan menggunakan elemen termoelektrik sebagai
pembangkit energi listrik.
C.Teori
Pemamfaatan energi panas sebagai pembangkit energi listrik dengan kapasitas
mikro dengan menggunakan elemen termoelektrik. Penelitian ini menggunakan
termoelektrik tipe TEC1-12706 dengan aluminium sebagai penerima panas dan heatsink
sebagai media pendingin.
2.Metode Penelitian
A.Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sinar matahari dan juga panas api.
B.Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi
dan tes.
Dokumentasi dari hasil penelitian salah satu mahasiswa Universitas Syiah Kuala
Muammar Khalid beserta Bapak Mahdi Syukri, S.T.,M.T dan pembimbing 2 Bapak Ir.
Mansur Gapy, M.T. Hasil tes pengukuran tegangan dan arus pada Modul termoelektrik
TEC1 12706.
D.Analisis Data
3.Hasil Pembahasan
A.Hasil
Dalam Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui output yang dihasilkan modul
termoelektrik yang dirangkai seri baik ketika tidak berbeban maupun ketika modul diberi
beban.
a.Pengujian 4 modul termoelektrik yang dirangkai seri tanpa beban didapatkan hasil
tegangan maksimal 1.4 V pada saat ∆T 31 K.
B.Pembahasan
Elemen termoelektrik terdiri dari semikonduktor tipe N dan tipe P yang bagian
atas dan bawah dilapisi dengan konduktor tembaga sebagai penghubung satu sama lain
antara tipe N dan tipe P. Konduktor tembaga pada termoelektrik membantu perpindahan
electron-elektron untuk dapat bergerak bebas. Apabila batang logam dipanaskan dan
didinginkan pada dua kutub batang logam tersebut, electron pada sisi panas logam akan
bergerak aktif dan memiliki kecepatan aliran yang lebih tinggi dibandingkan pada sisi
bagian dingin logam.
4.Kesimpulan
Pada pengujian 4 buah modul termoelektrik yang dirangkai secara seri tanpa
beban didapatkan hasil tegangan maksimal 1.4 V pada saat ∆T 31 K. Keadaan cuaca
yang tidak menentu menjadi penghambat dalam penelitian ini dikarenakan modul
termoelektrik tidak mendapatkan panas secara konstan dan maksimal. Pada pengujian 4
buah modul termoelektrik yang dirangkai seri dengan beban 10 ohm, didapat efisiensi
maksimal dari pembangkit yaitu 0.314% pada menit ke 60 dengan ∆T sebesar 31.5 K.
Pada pengujian 4 buah modul termoelektrik yang dirangkai seri dengan sumber panas api
didapat efisiensi maksimal dari pembangkit yaitu 1 % pada menit ke-6 dengan ∆T
sebesar 63.5 K. Sedangkan pada menit ke 8 mulai terjadi penurunan ∆T yang diakibatkan
oleh peningkatan suhu yang terjadi dibagian pendingin (air) sehingga mengakibatkan
tegangan dan arus yang dihasilkan juga ikut turun. Dari keseluruhan percobaan dapat kita
lihat bahwa tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya ∆T. Hal ini
sesuai dengan karakteristik termoelektrik berdasarkan teori dasar Seebeck dimana
tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperatur yang didapat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga jurnal yang telah direview, penulis dapat menyimpulkan :
Termo elektrik merupakan sebuah teknologi yang berfungsi untuk mengkonversi energi
panas menjadi energi listriksecara lansung. Untuk menghasilkan listrik, material termo
elektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam sistem yang menghubungkan antara
sumber sisi panas dan sisi dingin. Dari mekanisme ini dapat dihasilkan sejumlah arus
listrik.Thermoelectric juga merupakan metode konversi energi yang memanfaatkan
perbedaan temperatur untuk menghasilkan energi listrikdengan memanfaatkan prinsip
kerja peltier.thermoelectric ini juga adalah salah satu solusi dalam mengatasi masalah
kebutuhan manusia akan energi listrik dimasa yang akan datang.
Penulis menyimpulkan dari peneltian jurnal bahwa semakin banyak jumlah modul
thermoelectric yang digunakan saatpengujian, makadaya yang dihasilkan
akanmeningkat.
Generator termoelektrik (juga disebut Seebeck generator) adalah
perangkat generator listrik yang mengkonversi panas (perbedaan suhu) langsung
menjadi energi listrik, menggunakan fenomena yang disebut efek Seebeck (bentuk
efek termo elektrik).
B. Saran
Ketiga jurnal penelitian ini, diharapkan dapat disempurnakan untuk
meningkatkan efektifitas dari Thermoelektrik baik dari ilmunya maupun perkembangan
teknologi yang diterapkan. Dan kami mengharapkan pembahasan maupun penelitian dari
thermoelektrik yang dilakukan baik dari jurnal jurnal, dapat dikembangkan sehingga
dapat perkembangan itudapat bermanfaat bagi kehidupan.