Analisis Kondisi Trotoar Dan Kerusakan P PDF
Analisis Kondisi Trotoar Dan Kerusakan P PDF
2
Terutama di Jl. Bendungan Sutami, Jl. Soekarno Hatta, dan Jl. MT Haryono. Di
sekitar ketiga jalan tersebut merupakan daerah kampus yang menjadi tujuan para
pendatang dari luar daerah Malang untuk menuntut ilmu. Hal ini tentunya juga
sangat berpengaruh pada keberadaan trotoar jalan.
Tetapi sayangnya kemajuan Kota Malang yang semakin pesat ini kurang
diimbangi dengan fasilitas dan kondisi jalan yang baik. Dari data Kepolisian
Negara RI Resort Kota Malang jumlah kecelakaan yang terjadi untuk tahun 2010
yakni berjumlah 198, dengan jumlah korban mati sebanyak 76 orang, jumlah
korban luka berat sebanyak 41 orang, dan jumlah korban luka ringan sebanyak
182 orang. Di samping itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di ketiga titik
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwasanya kondisi jalan di tempat-tempat
tersebut masih dikategorikan kurang baik terutama banyak terjadi kerusakan
perkerasan jalan, serta kondisi trotoar sudah rusak dan masuk dalam kategori tidak
layak pakai. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari Pemerintah dalam
mengelola dan memperbaiki kondisi trotoar yang rusak, sehingga fungsi dari
keberadaan trotoar kurang dapat dimanfaatkan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi trotoar dan kerusakan perkerasan pada
beberapa ruas jalan kota Malang khususnya di Jl. Bendungan Sutami, Jl. MT
Haryono, serta Jl.Soekarno Hatta, sehingga dapat diketahui apakah pemeliharan
jalan berfungsi secara baik atau tidak, serta dari penelitian ini diharapkan ada
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah setempat agar kondisi
trotoar dan kualitas jalan khususnya di ketiga ruas jalan tersebut dapat diperbaiki.
Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan lalu lintas dan keamanan
pengguna jalan khususnya pejalan kaki.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Malang dengan mengambil 3 ruas
jalan yang bernaung dibawah pengawasan Dinas Bina Marga Kota Malang. Sampel
jalan yang diambil yaitu: ruas jalan Soekarno-Hatta, ruas jalan Mt. Haryono, serta
ruas jalan Bendungan Sutami. Di sekitar ketiga jalan tersebut merupakan daerah
3
kampus yang menjadi tujuan para pendatang dari luar daerah Malang untuk
menuntut ilmu.
Terdapat dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan
pengamatan pada beberapa ruas jalan di Kota Malang, antara lain di Jl. Mt.
Haryono, Jl. Soekarno Hatta, dan Jl. Bendungan Sutami, meliputi pengamatan
kondisi kerusakan perkerasan jalan, dan pengamatan kndisi trotoar. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang berasal dari BPS Kota Malang yaitu Kota Malang
dalam angka tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan yang dilakukan pada
beberapa ruas jalan yang ada di Kota Malang sebagai titik sampel penelitian.
Survei kondisi adalah survey yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi
perkerasan jalan dan kondisi trotoar pada waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Melakukan studi pustaka.
- Mengumpulkan data primer dan data sekunder.
- Menganalisis data tersebut dengan cara menentukan bagaimana kondisi
kerusakan perkerasan jalan dan kondisi trotoar yang terdapat di ketiga titik
penelitian tersebut.
- Setelah mendapatkan hasil, maka dilakukan pembahasan, kemudian
menyimpulkan hasil penelitian.
4
Keterangan :
: Jalan Soekarno-Hatta
Keberadaan jalan Soekarno-Hatta memiliki beberapa kelebihan antara
lain:
- Jalan tersebut letaknya strategis dan mudah dikenali, karena
memiliki karakteristik khusus dan unik, seperti adanya bundaran
pesawat di utara jalan yang merupakan salah satu identitas dari jalan
ini.
- Aksesbilitas yang mudah baik dari dalam kota maupun wisatawan
domestik.
- Memiliki infrastruktur yang baik (lebar jalan, fasilitas listrik, dan air
yang memadai).
- Terletak di kawasan ramai pemukiman, perdagangan, serta
edukasi/sekolah dan terletak di area yang strategis untuk area
komersial.
- Banyak fasilitas umum dan banyak dilewati kendaraan umum,
sehingga lokasinya mudah untuk dicapai.
- Daerah jalan Soekarno-Hatta dapat dikategorikan sebagai daerah
yang ramai pengunjung baik dari dalam maupun luar kota Malang,
sebab merupakan daerah perumahan, daerah kampus, serta daerah
5
pusat perniagaan kecil berupa ruko, cafe, dll. Di samping itu, juga
terdapat tempat wisata salah satunya adalah Taman Krida Budaya.
Namun, kelebihan dan fungsi yang kompleks dari keberadaan jalan ini
belum diimbangi oleh kondisi jalan dan trotoar yang baik. Di sebagian
lokasi, masih banyak terlihat kerusakan jalan, pengalihfungsian
keberadaan trotoar sebagai tempat jualan oleh pedagang kaki lima,
bahkan keberadaan trotoar hampir tidak ada di wilayah jalan tersebut.
Hal ini berakibat pada kurangnya keamanan khususnya bagi pejalan kaki,
serta kurangnya kenyamanan dalam berkendara sebab di beberapa bagian
jalan banyak terjadi kerusakan.
b. Jalan Bendungan Sutami
Jalan Bendungan Sutami terletak di Kecamatan Lowok Waru, Kota
Malang dengan letak astronomisnya 7.9o LS dan 112.61o BT. Jalan
tersebut membentang sepanjang +/- 778 meter (2552 ft) dan diapit oleh
dua jalan yaitu Jalan Sumber Sari di sebelah utara dan Jalan Galunggung
disebalah selatan. Jalan Bendungan Sutami rata-rata memiliki lebar +/- 3
meter yang merupakan jalan arteri.
6
jalan tersebut dapat mengurangi waktu tempuh berkendara yang
mengarah kepada kelancaran berlau lintas. Kelancaran berlalu lintas juga
berkaitan dengan kondisi jalan. Kondisi jalan haruslah baik dari segala
aspek pendukungnya agar pengguna jalan merasa aman dan senang
apabila melewati jalan tersebut. Kondisi jalan tersebut meliputi rusak
atau tidaknya, kelengkapan sarana lalu lintas seperti zebra cross, lampu
jalan, lampu merah, dan juga trotoar.
c. Jalan MT. Haryono
Jalan MT. Terletak di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang. Letak geografis jalan MT. Haryono yaitu 7°56’34,71” S dan
112°36’36,99” T. Jalan ini memanjang dari Utara Kampus Universitas
Brawijaya sampai Kelurahan Landngsari. Di sepanjang jalan MT.
Haryono terdapat dua universitas yakni, Universitas Brawijaya, dan
Universias Islam Malang (UNISMA). Jalan MT. Haryono juga
merupakan jalan utama menuju Kota Batu, sehingga lalu lintas di jalan
ini sangat padat. Hal ini berpengaruh pada kondisi jalan. Kondisi jalan
MT. Haryono umumnya masuk dalam kategori kurang baik, dimana pada
sebagian badan jalan masih banyak terdapat kerusakan. Di samping itu,
keberadaan jalan ini tidak didukung oleh kelengkapan sarana dan
prasarana, salah satunya trotoar.
7
2. Jenis kerusakan perkerasan jalan
Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada pengambilan sampel ruas jalan
di Kota Malang yaitu di Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Bendungan Sutami, dan Jl.
MT. Haryono, antara lain:
- Retak susut (shrinkage cracks). Retak yang saling bersambungan
membentuk kotak-kotak besar dengan sudut tajam. Retak disebabkan oleh
perubahan volume pada lapisan permukaan yang memakai aspal dengan
penetrasi rendah, atau perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah
dasar. Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran
aspal cair dan pasir dan dilapisi dengan burtu.
- Kegemukan (bleeding). Kegemukan (bleeding) dapat disebabkan
pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal, pemakaian
terlalu banyak aspal pada pekerjaan prime coat atau tack coat. Dapat
diatasi dengan menaburkan agregat panas dan kemudian dipadatkan, atau
lapis aspal diangkat dan kemudian diberi lapisan penutup.
- Retak halus (hair cracking). Lebar celah lebih kecil atau sama dengan 3
mm, penyebab adalah bahan perkerasan yang kurang baik, tanah dasar atau
bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus ini
dapat meresapkan air ke dalam lapis permukaan.
- Retak memanjang. Retak ini disebabkan oleh tidak baiknya sokongan dari
arah samping, drainase kurang baik, terjadinya penyusutan tanah, atau
terjadinya settlement dibawah daerah tersebut.
- Lubang (Potholes). Lubang ini menampung dan meresapkan air ke dalam
lapis permukaan yang menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.
Cara perbaikannya yakni dibongkar dan dilapis kembali.
- Retak kulit buaya (alligator crack). Lebar celah lebih besar atau sama
dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil
yang menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan
yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian
perkerasan dibawah lapis permukaan yang kurang stabil, atau bahan lapis
pondasi dalam keadaan jenuh air (air tanah naik).
8
- Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks), adalah retak
memanjang yang terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan
perkerasan pelebaran. Hal ini disebabkan oleh perbedaan daya dukung
dibawah bagian pelebaran dan bagian jalan lama, dapat juga disebabkan
oleh ikatan antara sambungan tidak baik. Perbaikan dilakukan dengan
mengisi celah-celah yang timbul dengan campuran aspal cair dan pasir.
- Retak pinggir (edge crack), Retak memanjang jalan, dengan atau tanpa
cabang yang mengarah ke bahu dan terletak dekat bahu jalan. Retak ini
disebabkan oleh tidak baiknyasokongan dari arah samping, drainase
kurang baik, terjadinya penyusutan tanah, atau terjadinya settlement
dibawah daerah tersebut. Akar tanaman yang tumbuh ditepi perkerasan
dapat pula menjadi sebab terjadinya retak pinggir ini. Di lokasi retak, air
dapat meresap yang dapat semakin merusak lapis permukaan.
- Retak refleksi (reflection cracks), retak memanjang, melintang, diagonal,
atau membentuk kotak. Untuk retak memanjang, melintang, dan diagonal,
perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal
cair dan pasir. Untuk retak berbentuk kotak perbaikan dilakukan dengan
membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.
- Amblas (grade depressions), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak.
Amblas dapat terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Air tergenang
ini dapat meresap kedalam lapisan perkerasan yang akhirnya menimbulkan
lubang.
Adapun jenis kerusakan di setiap segmen jalan dijabarkan di bawah ini.
a) Jalan Soekarno-Hatta
Tabel jenis kerusakan di Jalan Soekarno-Hatta
No. Jenis kerusakan Gambar Prosentase kerusakan
9
3. Lubang ± 5% dari
(Potholes) keseluruhan jalan
6. Retak ± 2% dari
sambungan keseluruhan jalan
pelebaran jalan
(widening
cracks)
10
Dari tabel mengenai kerusakan jalan di atas, dapat disimpulkan bahwa ±
40% jalan Soekarno-Hatta mengalami kerusakan yang bervariasi. Dari
kerusakan yang berupa retak, sampai kepada kerusakan yang berupa
lubang pada beberapa bagin jalan. Artinya ± 60 % jalan Soekarno-Hatta
masih dalam kondisi baik, dan masih layak untuk digunakan. Hanya pada
beberapa titik dari keseluruhan jalan yang mengalami kerusakan parah
khususnya pada bagian pinggir jalan yang jenis kerusakannya adalah
terdapatnya lubang, serta genangan air yang ada di lubang-lubang
tersebut menandakan bahwasanya sistem drainase jalan di wilayah
tersebut masih buruk.
11
3. Retak pinggir ± 3% dari keseluruhan
(edge crack) jalan
13
4. Retak ± 5% dari keseluruhan
sambungan jalan
pelebaran jalan
(widening
carcks)
14
Gambar 4 dan 5: Bagian pinggir jalan yang rusak
dan Sistem drainase yang kurang baik
3. Kondisi Trotoar
Sebagai salah satu kota pendidikan di Indonesia Kota Malang memiliki
tingkat aktifitas kehidupan masyarakat yang termasuk kategori cukup tinggi.
Di Kota Malang aktifitas masyarakat untuk menjangkau tempat-tempat
(lokasi) pusat kegiatan, bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
memakai alat transportasi kendaraan bermotor, dan dengan berjalan kaki.
Bagi para pengguna kendaraan telah disediakan jalur-jalur lalu lintas jalan
yang diatur sedemikian tertib. Begitu pula bagi para pejalan kaki, telah ada
jalur trotoar yang disediakan secara khusus. Akan tetapi pada kenyataannya
sekarang ini trotoar sudah tidak lagi difungsikan sebagaimana idealnya.
Kebanyakan trotoar-trotoar di Kota Malang telah beralih fungsi. Hal ini dapat
dicontohkan pada beberapa ruas jalan yang ada di Kota Malang, seperti di Jl.
Soekarno-Hatta, Jl. MT. Haryono, dan Jl. Bend.Sutami. Adapun kondisi
trotoar pada beberapa ruas jalan di Kota Malang, sebagai berikut.
a) Jalan Soekarno-Hatta
Trotoar yang terdapat di Jalan Soekarno-Hatta saat ini digolongkan
dalam kondisi kritis. Hal ini disebabkan trotoar di ruas jalan tersebut
banyak dipenuhi oleh bangunan-bangunan kecil yang bersifat permanen
dan nonpermanen, seperti kios atau gerai pedagang kaki lima, pot
tanaman taman kota, penempatan poster dan papan reklame, parkir
kendaraan, kotak surat, pos polisi, dan berbagai jenis bangunan lain.
Adapun prosentase dari terdapatnya fasilitas trotoar di Jl. Soekarno-Hatta
hanya sekitar 10% dari keseluruhan jalan, dan itupun hanya terdapat pada
beberapa titik saja, seperti di depan Politeknik Negeri Malang, di depan
15
cafe Kopja, dsb. Namun, sayangnya ketersediaan trotoar di beberapa titik
pada ruas jalan tersebut tidak diimbangi dengan perawatan yang baik dari
dinas perhubungan sehingga kondisinya sudah rusak parah. Selain itu,
meningkatnya jumlah pedagang kaki lima di trotoar-trotoar di jalan
tersebut, menyebabkan terjadinya perubahan fungsi trotoar dari jalur
pejalan kaki menjadi tempat kegiatan perdagangan.
16
Gambar 8 : Pergeseran Fungsi Trotoar
Trotoar harus ada disetiap jalan agar esensi dari trotoar tersebut juga
memberikan manfaat bagi penggunanya. Tidak hanya dilihat sebagai
pelengkap saja, namun trotoar sangatlah penting untuk melindungi
pejalan kaki dari bahaya pengguna jalan yang menggunakan kendaraan
sehingga kecelakan terhindari. Selain itu fungsi trotoar juga menjadi
tempat refresing bagi orang-orang sambil menikmati suasana kota dan
ramainya kendaraan.
17
Hal lain yang perlu menjadi perhatian khusus oleh dinas perhubungan,
yakni mengenai kondisi trotoar yang mengalami kerusakan pada
beberapa titik, yakni di sekitar pertigaan Dinoyo (lihat gambar 10).
Kerusakan-kerusakan tersebut hendaknya harus segera ditangani agar
trotoar yang fungsi awalnya yakni digunakan bagi pejalan kaki dapat
dipulihkan dan dimaksimalkan kembali. Di samping itu, untuk beberapa
titik yang tidak memiliki totoar hendaknya dilengkapi dengan fasilitas
tersebut, agar keselamatan dan kenyamanan dari pengguna sara lalu
lintas seperti pejalan kaki dapat terjaga dengan baik.
KESIMPULAN
1) Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada pengambilan sampel ruas jalan di
Kota Malang antara lain: Retak susut (shrinkage cracks), Kegemukan
(bleeding), Retak halus (hair cracking), Lubang (Potholes), Retak kulit buaya
(alligator crack), Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks), Retak
pinggir (edge crack), Retak refleksi (reflection cracks), dan Amblas (grade
depressions).
2) Untuk jalan Soekarno-Hatta, ±40% jalan mengalami kerusakan yang
bervariasi. Dari kerusakan yang berupa retak, sampai kepada kerusakan yang
berupa lubang pada beberapa bagin jalan. Di samping itu, Trotoar yang
terdapat di Jalan Soekarno-Hatta saat ini digolongkan dalam kondisi kritis.
Hal ini disebabkan trotoar di ruas jalan tersebut banyak dipenuhi oleh
bangunan-bangunan kecil yang bersifat permanen dan nonpermanen
3) Untuk Jl. Bendungan Sutami, ± 31% jalan mengalami kerusakan pada
beberapa titik. Sementara itu, di sepanjang jalan Bendungan Sutami hanya
bagian pertokoan di depan Sumber Sari Gang VI yang memiliki trotoar, dan
selebihnya tidak memiliki trotoar sehingga menyebabkan pejalan kaki harus
ketar ketir ketika berjalan di sisi jalan.
4) Untuk Jl. MT. Haryono, ± 34% jalan mengalami kerusakan yang bervariasi,
mulai dari adanya retak sampai kepada amblas, dan terdapat lubang di
beberapa bagian jalan. Sementara itu, pada sepanjang jalan MT. Haryono
hanya bagian depan Universitas Islam Malang dan di sekitar Pertigaan lampu
merah saja yang memiliki trotoar. Selebihnya tidak memiliki trotoar. Selain
18
jarangnya fasilitas trotoar, kondisi trotoar pun kurang terjaga dengan baik di
ruas jalan ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kerusakan pada trotoar yang
terjadi di ruas jalan MT. Haryono.
KAJIAN PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2011. Malang Dalam Angka 2011. Malang:
Badan Pusat Statistik Kota Malang.
Departemen Perhubungan. 2010. Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan
Jalan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Djalante, Susanti. 2012. Majalah Ilmiah Mektek. Evaluasi Kondisi Dan
Kerusakan Perkerasan Lentur Di Beberapa Ruas Jalan Kota Kendari, 14:
hlm.1 dan 6, (Online),
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2F
jurnal%2Findex.php%2FMektek%2Farticle%2Fdownload%2F558%2F481
&ei=rcdsUcWXEor_rAe5nICQAg&usg=AFQjCNE3eHGScdPBBZ51C-
dYgR5ziFqkKQ&sig2=pPaG9JQjV7hVkkUHd3uIjA&bvm=bv.45175338,d
.bmk), diakses 16 April 2013.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1990. Petunjuk Perencanaan Trotoar, (Online),
(http://binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/standar6110.pdf), diakses 4 April
2013.
Universitas Kristen Petra. 2011. Perencanaan Tapak, (Online),
(http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=5&submit.y=18&submit=pre
v&page=5&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fars
4%2F2011%2Fjiunkpe-ns-s1-2011-22407098-21196-citywalk-
chapter2.pdf), diakses 10 April 2013.
Universitas Kristen Petra. 2011. BAN IV Perancangan, (Online),
(http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=23&submit.y=16&submit=pr
ev&page=2&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fa
rs4%2F1995%2Fjiunkpe-ns-s1-1995-22490007-19094-pasar_bunga-
chapter4.pdf), diakses 10 April 2013.
19
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press.
Saputro, Dian Agung, dkk. 2011. Evaluasi Kondisi Jalan Dan Pengembangan
Prioritas Penanganannya (Studi Kasus Di Kecamatan Kepanjen
Kabupaten Malang). 83: hlm.77, (Online),
(http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/178), diakses 16
April 2013.
Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova.
Yunus, Hadi Sabari. 2012. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wikipedia. Tanpa tahun. Trotoar, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Trotoar),
diakses 4 April 2013.
20