Anda di halaman 1dari 9

PERIODESASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perkembangan Peserta Didik
Diampu oleh Ibu Dra. Siti Umayaroh, S.Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Friansyah 17

Hafada Dinu Afifah 190153602844

Intan Rahma 19015360

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Periodesasi Perkembangan Peserta Didik”
dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang perkembangan peserta didik di tanah air kita.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Siti
Umayaroh, S.Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing kami yang telah berkenan mengizinkan
pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua orang
tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Malang, 12 Februari 2020

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang perkembangan anak dalam proses pembelajaran sangat penting bagi
pendidik maupun orang tua baik dalam dunia formal dan non formal. Perkembangan individu
peserta didik ditunjukkan bagaimana perkembangan secara fisik, psikis dari fase ke fase.

Salah satu hak dasar anak adalah hak untuk tumbuh dan berkembang. Artinya anak
memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara fisik dan berkembang secara
didaktis,psikologis. Ini semua akan terjadi bila lingkungan sangat kondusif sehingga
memungkinkan perkembangan jiwa mereka dapat terlaksana dengan optimal.

Pemahaman perkembangan anak merupakan bagian dari integral dari permasalahan dan
pembahasan dalam bidang psikologi pendidikan. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak
akan bisa berjalan secara efektif apabila sorang pendidik tidak memahami perkembangan anak
secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan perkembangan biologis, didaktis maupun
psikologis yang sesuai dengan fase-fase perkembangan anak.

Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke


dalam periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin
memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkembangan baik secara
biologis, didaktis an psikologis. Yang mana hal itu masih belum diketahui oleh banyak orang
dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut. Diharapkan
dengan disajikannya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap
periodesasi perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Ada berapakah periodesasi perkembangan peserta didik?


2. Bagaimana periodesasi perkembangan yang berdasarkan biologis?
3. Bagaimana periodesasi perkembangan yang berdasarkan didaktis?
4. Bagaimana periodesasi perkembangan yang berdasarkan psikologis?
5. Bagaimana periodesasi yang berdasarkan tugas perkembangan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui macam-macam periodesasi peserta didik.


2. Mengetahui periodesasi perkembangan yang berdasarkan biologis.
3. Mengetahu periodesasi pekembangan yang berdasarkan didaktis.
4. Mengetahui periodesasi perkembangan yang berdasarkan psikologis.
5. Mengetahui periodesasi yang berdasarkan tugas perkembangan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori-Teori Periodesasi Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan merupakan suatu proses kuantitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-
organ jasmani itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis oleh organ-organ fisik.

Anak-anak didik kita, selama perkembangannya itu mempunyai kehidupan yang tidak
statis dan pendidikan yang diberikan kepada mereka seharusnya disesuaikan dengan keadaan
kejiwaan mereka.

Tidak ada orang yang menyangkal bahwa perkembangan itu merupakan hal yang continou.
Akan tetapi untuk lebih mudah memahami dan mempersoalkannya, biasanya orang
meggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase atau periode-periode tertentu. Masalah
periodesasi ini biasanya juga merupakan masalah yang banyak diperbincangkan oleh para ahli.
Pendapat mereka mengenai dasar-dasar mengapa perlu dilakukan periodesasi itu bermcam-
macam, akan tetapi umumnya para ahli sependapat bahwa periodesasi itu dasarnya lebih
bersifat teknis daripada konsepsional.

Secara garis besar, terdapat 4 dasar pembagian fase-fase perkembangan peserta didik, yaitu:

1) Ciri-ciri biologis.
2) Ciri-ciri didaktis.
3) Ciri-ciri psikologis.
4) Konsep tugas perkembangan.

2. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis

Periodesasi berdasarkan biologis adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan


pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak para ahli kejiwaan berdasarkan
pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat
dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kewajiban
seorang anak.

a. Pendapat Aristoteles

Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu ada tiga periode
lainnya, yaitu:

 Umur 0-7 tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri dengan
pergantian gigi.
 Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari
tumbuhnya gigi baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi.
 Umur 14-21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan antara
kanak-kanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya kelenjar kelamin
sampai seseorang anak memasuki usia dewasa.

b. Pendapat Sighmund Freud

Dalam menentukan periodesasi perkembangan, Freud berpedoman pada cara reaksi bagian
tubuh tertentu yang dihubungkan dengan dorongan sexual seseorang. Lebih jelasnya,
periodesasi perkembangan menurut Freud sebagai berikut:

1) Umur 0-5tahun, disebut periode infantile, periode kanak-kanak. Periode ini dibagi lagi
menjadi:
a. Fase oral, umur 0-1 tahun. Pada fase ini, mulut merupakan central pokok
keaktifan yang dinamis.
b. Fase anal, umur 1-3 tahun. Pada fase ini, dorongan dan tahanan berpusat pada
alat pembuangan kotoran.
c. Fase falis, umur 3-5 tahun. Pada fase ini, alat-alat kelamin merupakan daerah
organ paling perasa.
2) Umur 5-12 tahun, disebut periode latent, masa tenang karena dorongan sexual ditekan
sedemikian rupa, sehingga tidak dapat menyolok.
3) Umur 12-18 tahun, disebut periode pubertas, saat dorongan-dorongan sexual mulai
muncul kembali, bahkan tampak semakin menonjol daripada masa sebelumnya, saat
seseorang secara bersungguh-sunnguh mulai tertarik pada jenis kelamin lain, sekaligus
menandai kedewasaan sesorang.
4) Umur 18-20 tahun, disebut periode genital. Pada tahap akhir perkembangan
psisoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang buat pada lawan jenis.
Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan
kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai
dengan sukes, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap
ini menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

c. Pendapat Maria Montessori

Pembagian fase-fase perkembangan anak mempunyai arti biologis, sebab perkembangan itu
adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas kebutuhan vital (masa peka) dan
asas kesibukan sendiri. Fase-fase perkembangan itu adalah :

1) Periode I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dunia luar dengan panca indera.
2) Periode II, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak, di mana anak-anak muda mulai menilai
perbuatan manusia atas dasar baik-buruk dan mulai timbulnya insan kamil.
3) Periode III, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
4) Periode IV, umur 18 ke atas, yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.

Jadi, dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa periodesasi biologis
itu berhubungan dengan perkembangan tahapan yang dilewati seorang anak sampai masa
dewasa hingga masa meninggal.
3. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Didaktis

Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi
dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Periodesasi didaktis disusun dalam
kaitan dengan usaha pendidikan. Yang dimaksud tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi
apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang
kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik
anak pada masa tersebut.

a. Pendapat Johan Amon Comenius

Berdasarkan tingkat sekolah yang dimasuki anak, bagi Comenius periodesasi perkembangan
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Umur, 0-6 tahun, masa scola maternal (sekolah ibu). Yaitu masa anak
mengembangkan organ tubuh dan panca indera dibawah asuhan ibu (keluarga).
2) Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula (sekolah bahasa ibu). Yaitu masa anak
mengembangkan pikiran,ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan
bahasa daerah (bahasa Ibu).
3) Umur 12-18 tahun, masa scola latina (sekolah bahasa latin). Yaitu masa anak
megembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.
4) Umur 18-24 tahun, masa academia (akademik). Yaitu saat seseorang memasuki
perguruan tinggi.

4. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis

Periodesasi Psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar


keadaan dan ciri-ciri kejiwaan anak pada periode tertentu.

Pada pembagian ini para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari
sudur pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun
didaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalam kedudukannya yang
murni. Pembagian semacam ini, antara lain:

a. Pendapat Oswald Kroch

Ciri-ciri yang digunakan oleh Oswald Kroch adalah pengalaman keguncangan jiwa yang
disebut Trotzperiode. Selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotzperiode, yaitu:

Dalam tahun ketiga, kadang-kadang juga dalam permulaan ke empat.


Pada permulaan masa pubertas, bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.

Kedua Trotzperiode inilah yang membatasi anatara fase satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian kita dapatkan tiga fase perkembangan, yaitu:

1) Fase anak awal, umur 0-3 tahun. Pada fase ini terjadi trotz pertama yang ditandai
dengan serba membantah atau menentang orang lain.
2) Fase keserasian sekolah, umur 3-13 tahun. Pada fase ini teejadi trotz kedua yang
ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain bahkan ucapan
orang tua.
3) Fase kematangan, umur 13-21 tahun. Fase ini terjadi setelah berakhirnya gejala-gejala
trotz kedua, dimana anak mulai merasakan kelebihan dan kekurangan yang ia miliki
yang dihadapi dengan sewajarnya.

b. Pendapat Kohnstamm

Kohnstamm membagi fase perkembangan ini dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur
manusia, yaitu:

1) Periode fital, umur 0-2 tahun disebut sebagai masa menyusui.


2) Periode estetis, umur kira-kira 2-7 tahun disebut fase pencoba atau bermain.
3) Periode intelektual, umur kira-kira 7-13 atau 14 tahun disebut masa sekolah.
4) Periode sosial, umur kira-kira 13 atau 14 tahun sampai 20 atau 21 tahun disebut sebagai
remaja.
5) Periode matang, umur 21 tahun keatas disebut masa dewasa.

Yang telah dikemukakan diatas, semuanya mempersoalkan periode extra-uterin (periode di


luar kandungan). Beberapa ahli menaruh perhatian pada periode inta-uterin (periode ketika
masih didalam kandungan).

5. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas Perkembangan

a. Menurut Robert J Havighurt

Berpangkal dari analisis perubahan psikis seseorang, menurut Havighurt, periodesasi


perkembangan dapat disusun sebagai berikut:

1) Umur 0-6 tahun, adalah masa anak infancy dan early childhood, masa bayi dan masak
anak kecil.
2) Umur 6-12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak atau masa
sekolah.
3) Umur 12-18 tahun, adalah masa adolescence, masa remaja.
4) Umur 18-30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal,
5) Umur 30-50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa dewasa
lanjut.
6) Umur 50 tahun keatas yaitu kekerasan atas adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia
atau masa tua.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Periodesasi perkembangan itu dapat disusun dalam rumusan yang bervariasi, masing-
masing mempunyai dasar dan maksud tersendiri. Seperti telah diuraikan diatas paling tidak ada
3macam landasan untuk menyusun periodesasi perkembangan, yaitu dasar biologis, dasar
didaktis dan dasar psikologis. Ketiganya sama-sama penting untuk diperhatikan.

Dengan memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh para ahli diatas baik yang
ditinjau dari segi biologis, didaktis dan psikologis, maka dapat dibuat urut-urutan periode
tersebut sebagai berikut:

1) Masa Intra Uterin (masa dalam kandungan)


2) Masa Bayi
3) Masa Anak Kecil
4) Masa Anak Sekolah
5) Masa Remaja
6) Masa Dewasa dan Lanjut Usia

Masing-masing masa tersebut akan dikemukakan, ciri-ciri atau perubahan-perubahan yang


dialami baik secara fisik maupun psikisnya.

B. Saran

Setiap calon pendidik diharapkan memahami tentang periodesasi perkembangan peserta


didik. Karena periodesasi ini sangat memabntu sekali bagi pendidik untuk memahami keadaan
peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai