Sistem Kontrol Gas Turbine
Sistem Kontrol Gas Turbine
BAB I
Gas turbine MODEL SERIES (MS) 9001E buatan General Electric adalah jenis poros
tunggal (single shaft turbine), siklus sederhana (simple cycle), dual fuel system (sistem-
bahan bakar ganda). Single shaft turbine artinya kompresor dan turbin disambung
sehingga terbentuk satu poros yang didukung oleh tiga bantalan (bearing), sedangkan
simple cycle adalah siklus dimana udara biasa di hisap, dikompresikan oleh kompresor,
kemudian digunakan untuk udara pembakaran pada ruang bakar. Gas panas hasil
pembakaran selanjutnya untuk memutar turbin. Jadi lebih sederhana bila dibandingkan
dengan proses kerja dari instalasi tenaga uap. Gas turbine dapat beroperasi
menggunakan dua jenis bahan bakar (dual fuel system) yaitu natural gas dan minyak,
juga dapat dioperasikan dengan mode Mix (campuran gas dan minyak). Untuk bahan
bakar minyak menggunakan distillate oil (solar) atau biasa disebut HSD (high speed
diesel). Putaran operasi (putaran nominal) turbin sama dengan putaran generator yaitu
3000 rpm karena poros turbin dikopel langsung dengan poros generator. Kapasitas gas
turbine pada kondisi Base Load adalah 107,86 MW dengan bahan bakar natural gas, dan
105,76 MW dengan bahan bakar minyak (solar). Pendingin stator dan rotor generator
Kompresor dari unit gas turbine ini adalah jenis Axial Flow, yang terdiri dari 17 tingkat,
1
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
sedang turbine terdiri dari 3 tingkat, dengan 14 ruang bakar. Untuk alat start mula dari
BAB II
disambung satu poros yang didukung oleh tiga bantalan (bearing). Ujung poros
pada sisi udara masuk disambung dengan Accessory gear, yang dipakai untuk
memutar Main Liquid Fuel Pump, Main Lube Oil Pump, Main Hydraulic Oil
Supply Pump, Main Atomizing Air Compressor. Ujung poros pada sisi Exhaust
dikopel dengan poros Generator yang didukung oleh dua bantalan generator
Compressor :
Compressor dari unit gas turbine ini adalah jenis Axial Flow, yang terdiri dari 17
Blades. Udara sebelum masuk sisi hisap compressor melalui Air Inlet Filter, dan
Inlet Guide Vane (IGV). Fungsi dari IGV atau ada yang menyebut CSGV
aliran udara ke first stage compressor. Posisi Vanes akan mempengaruhi jumlah
2
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
ekstraksi atau biasa disebut compressor blade valve, sebelah kiri 2 buah atas-
bawah, sebelah kanan 2 buah atas-bawah juga. Ke-empat buah compressor blade
valves tersebut kerjanya serempak karena dikomando dari satu solenoid valve
yang diparallel. Pada saat startup dan shutdown (accelerating dan decelerating
extraction compressor tingkat 11 dibuang ke exhaust plenum, dan pada saat full
speed no load akan menutup. Compressor blade valve digunakan untuk proteksi
dan shutdown. Jika pada saat startup dan shutdown semua valve ektraksi
yang serius pada gas turbine. Untuk itu semua compressor blade valve dilengkapi
dengan limit switch 33CB-1,-2,-3,-4 yang berfungsi sebagai indikasi posisi valve.
Untuk startup , variable inlet guide vanes posisinya close 34 DGA (degree angle)
membatasi aliran udara ke compreesor agar tidak terjadi denyutan atau getaran
(pulsation) selama startup. Fungsi compressor adalah menghisap udara dari luar,
bertekanan tinggi yang digunakan untuk udara pembakaran pada ruang bakar.
Udara bertekanan tinggi tersebut juga digunakan untuk udara pendingin turbine
nozzles, turbine wheels, transition pieces, first stage dan second stage bucket
turbine dll.
3
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
jumlah ruang bakar ada 14 buah dan susunan ruang bakar melingkar disekeliling
cross fire tubes, agar api dari ruang bakar yang ada apinya dapat merambat atau
menyebar keruang bakar lainnya yang tidak ada apinya. Busi (spark plug) ada 2
buah dipasang pada ruang bakar nomor 12 dan 13. Didalam piston busi ada spring
(pegas) yang gunanya mendorong busi masuk kedalam ruang bakar, sehingga
loncatan api (busur api) pada electroda busi berada dalam ruang bakar. Bila
putaran turbine naik maka tekanan ruang bakar akan mendorong spring piston busi
naik sehingga electroda busi keluar dari ruang bakar. Pada saat startup gas turbine,
bila salah satu busi tidak berfungsi maka masih bisa ada penyalaan dari busi yang
satunya. Api akan merambat ke-ruang bakar lainnya melalui cross fire tube. Untuk
mendeteksi api dalam ruang bakar digunakan flame detector, jumlahnya ada 4
buah, dipasang pada ruang bakar nomor 4,5,10,11. Ruang bakar tidak
dan proteksi terhadap tekanan ruang bakar yang fluktuasi ( turun naik ) seperti
4
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Turbine :
Sudu putar turbin disebut Buckets, jumlahnya ada 3 tingkat yaitu First,
sudu tingkat pertama sampai ketiga, karena tekanan gas panas berkurang setelah
melewati setiap tingkat sudu turbin. Nozzles turbin ada 3 tingkat (three stages of
turbine gunanya untuk mengarahkan aliran gas panas kecepatan tinggi terhadap
sudu putar turbin, sehingga rotor turbin berputar.Sudu putar turbin tingkat 1 dan 2
disalurkan kedalam lobang rotor turbin dan keluar melalui lobang-lobang kecil
pada pangkal-pangkal buckets turbin tingkat 1 dan 2. Untuk sudu putar turbin
5
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Tempat pengambilan
udara pendingin 1st and
2nd stage bucket turbine
pada sudu compressor
antara tingkat 16 dan 17.
nya udara pendingin dari sudu compressor antara tingkat 16 dan 17 menuju 1st and 2nd stage bucket turbine.
6
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Second Stage
Bucket
Cooling holes
7
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Combustor
Fuel Exhaust Gas
Inlet Air
8
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Udara sebelum masuk kedalam kompresor melalui Air Inlet Filter, yang
berfungsi untuk menyaring kotoran, debu atau partikel yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Ada 1152 buah filter elements pada air
inlet filter. Metode pembersihan filternya adalah Self Cleaning Air Filter System
Pada air inlet filter dipasang pressure switch untuk mengetahui kekotoran
filternya, alarm pada 6 inchH2O vacuum, dan Shutdown pada 8 inch H2O
vacuum. Udara dari air inlet filter selanjutnya melewati inlet guide vane yang
fungsinya mengatur besarnya aliran udara yang masuk ke kompresor. Pada saat
startup atau shutdown , posisi inlet guide vane (IGV) harus pada posisi tertutup
(minimum position) yaitu 34 DGA, dan compressor bleed valve harus membuka
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperature. Gas
untuk mengarahkan aliran gas panas ke sudu-sudu putar turbin. Daya yang
daya yang dihasilkan turbin adalah sama besarnya dengan daya generator.
9
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Setelah melewati sudu turbin tingkat 3, gas panas tersebut dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust). Untuk startup awal gas turbine, diperlukan alat
motor listrik (cranking motor). Data cranking motornya adalah : 2975 rpm,
cranking motor akan lepas koplingnya, ditandai dengan solenoid 20TU-1 pada
torque converter (Voith) de-enerqize, dan gas turbine sudah mampu memutar
dirinya sendiri (self sustaining speed). Kemudian bahan bakar sedikit demi
sedikit ditambah untuk menaikkan putaran hingga mencapai 100% speed, dan
BAB III
berdasarkan signal input dari sensor turbine dan control program. Sistem control
10
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
General Electric Company, dan hingga saat ini terus berkembang ke Speedtronic
Mark V, dan terakhir Mark VI. Untuk Gas Turbine PLTGU Muara Karang Blok I
system kontrolnya sekarang sedang dalam proses akan di Retrofit dari Mark IV
Controller <S>, dan Controller <T>, dan 1 buah modul Communicator <C>. Masing-
masing Controller <RST> adalah identik yang fungsinya melakukan “critical” turbine
control, proteksi, proses sekuensial, terhadap operasi gas turbine, dan melakukan
pertukaran data dengan Communicator <C>. Jika terjadi salah satu Controller <RST>
ada yang rusak atau ada perbaikan (penggantian card modul misalnya, maka
2 Controllers yang lain akan mengambil alih dan gas turbine tetap dapat beroperasi
( fault tolerance ), jadi tingkat keandalannya lebih tinggi. Apabila kerusakan Controller
telah selesai diperbaiki maka controller dapat diaktifkan kembali tanpa shutdown
turbine. Jadi dengan menggunakan hanya 2 dari 3 Controller yang beroperasi system
masih aman dan masih dapat mengontrol. Konfigurasi Controller semacam ini disebut
Mikroprosesor Intel 8086 CPU 16 bit pada modul card HMPJ, hardware dan software
sendiri sehingga apabila salah satu sensor rusak, maka 2 sensor yang lain yang akan
11
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
mengontrol gas turbine. Sebagai contoh speed sensor turbine yang dipasang jumlahnya
ada 3 buah, speed signal dari sensor pertama masuk ke Controller <R>, signal dari
sensor kedua ke Controller <S>, dan dari ketiga ke Controller<T>. Demikian juga pada
outputs, setiap Controller menggerakkan satu coil dari tiga coil yang terpisah pada servo
valve. Jadi “critical” input dimasukkan ke masing-masing Controller dan untuk “non
mempunyai power supply sendiri sendiri yaitu power supply <R>, <S>,dan <T>.
Tegangan input power supply <RST> adalah 125 VDC yang diambilkan dari tegangan
battery, sedangkan tegangan outputnya adalah : +5 VDC, +15 VDC, -15 VDC.
12
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Speedtronic Mark IV mempunyai satu buah modul Communicator <C>, yang fungsi
utamanya adalah:
(sequencing functions).
- Menyediakan serial data link RS422 dan RS232 untuk remote interface.
modul card HMPK. Gas turbine tidak akan bisa start up bila Communicator <C>
rusak (fault) karena monitor dan membrane switches yang merupakan operator
interface module tidak berfungsi. Tetapi apabila gas turbine sudah normal operasi,
maka jika Communicator <C> gangguan maka gas turbine tetap beroperasi normal
karena system kontrol dikendalikan oleh Controller <RST> . Dalam kondisi operasi
darurat tersebut layar monitor gelap dan printer tidak berfungsi, operator hanya
dibimbing dari Auxiliary Display yang tampilannya sangat terbatas ( seven digit,
mengganti Communicator <C> yang rusak tersebut, tetapi jika tidak bisa diatasi dan
operator ingin men shut down gas turbine dapat dilakukan dari membrane switches
“STOP” dan jangan dilakukan dari “Emergency Stop”. Menu membrane switches
13
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
yang masih berfungsi apabila Communicator <C> rusak adalah : “STOP”, “ALARM
Communicator <C> mempunyai power supply sendiri seperti pada Controller <RST>.
Power supply <RST> dan <C> adalah sama, tegangan inputnya adalah 125 VDC, dan
Controller <R> PS
Fuel & IGV Control
Three Coil Servos
Communicator <C>
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E CRT Operator Interface
Remote Commands
Pada gambar 8 menunjukkan sebuah block diagram Speedtronic Mark IV. Ada 3
Controller <R>, <S>, <T> masing-masing memiliki input dan output, dan masing-
masing memiliki power supply sendiri. Bagian keempat disebut Communicator <C>,
yang memiliki power supply sendiri juga. Communicator <C> berkomunikasi dengan
Controller <RST> melalui RS232 serial data link. Communicator <C> juga
dihubungkan dengan CRT display, dan operator interface melalui membrane switches.
Dalam hal sistem kontrol menggunakan atau dihubungkan dengan remote control
( DCS misalnya ), maka <C> dapat melakukan komunikasi dengan remote komputer
atau DCS (Distributed control system). Relay output modules memiliki power supply
dua buah yaitu Power Supply Relay 1 <PS.Rel1> dan Power Supply Relay 2
<PS.REL2>. Power supply ini inputnya adalah 125 VDC, dan outputnya 28 VDC,
yang digunakan untuk meng-energize relay 28 VDC. Apabila salah satu “Power
15
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
supply relay” tersebut rusak pada saat gas turbine sedang operasi maka unit tetap aman
karena Power supply relay yang satu masih berfungsi (redundant power supply).
speed signals dikirim ke masing-masing Controller <RST>, dan output dari Controller
<RST> menggerakkan servo valve untuk mengatur aliran bahan bakar yang masuk ke
turbine. Contoh yang lain, pada exhaust turbine dipasang 24 buah thermocouple untuk
Communicator <C>, dan akan dihitung nilai mediannya (median value) dan
mengirimkan bias koreksi kembali ke Controller <RST>. Apabila salah satu sensor
speed atau salah satu Controller <RST> ada yang rusak misalnya, maka system control
tetap aman karena 2 Controller masih aktif. Pada servo valve terdapat 3 buah coil yang
<RST> tidak mengirim signal output ke salah satu coil, servo valve masih tetap
berfungsi karena 2 coil servo valve masih aktif (coil servo valvenya juga redundant).
Kabel UTP
Communicator <C>
Controller <S> 16
Port Parallel DB-25 pada card HMPK
Port USB
Gambar 9. Cara menghubungkan Laptop ke Mark IV
Kita dapat menghubungkan komputer atau laptop dengan Mark IV untuk keperluan
modifikasi <C> dan <RST> Sequencing Function (Ladder Diagram) dengan cara,
Port Parallel DB-25 pada card HMPK kita hubungkan ke Laptop, melalui USB to
Serial Converter, bisa dilihat pada gambar 9. Untuk software Laptop bisa
menggunakan operating system Microsoft Windows 2000 atau Windows XP, dengan
<C>. Sequencing data dan Control Constants data pada Mark IV disimpan pada 2 set
Primary EEPROM dan Backup EEPROM. Control Constants data adalah parameter
yang diperlukan bila kita ingin “fine-tune” turbine control, protection, dan sequencing
functions, dan dapat dirubah nilainya secara langsung dari Mark IV tanpa
17
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
perlu menggunakan komputer atau laptop, Sebagai contoh pada gambar 10, kita akan
L1Z L14HSZ
18
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Setelah kita buat Sequencing Instructionnya pada Laptop, dan kita download ke
Primary EEPROM pada Communicator <C> maka sequencing function yang kita
buat telah tersimpan di Primary EEPROM <C>. Selanjutnya kita lakukan download
alarm : “Primary EEPROM changed, not Backed up”, artinya kita perlu meng-update
perubahan sequencing function pada Primary EEPROM agar sama dengan pada
Display.
19
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
BAB IV
Gas Turbine dikendalikan atau dikontrol dengan cara mengatur aliran bahan bakar ke
ruang bakar turbine (combustion chambers). Sebuah signal control, yang dinamakan
“Fuel Stroke Reference” atau disingkat FSR, menentukan aliran bahan bakar.
FSR yang rangenya 0 sampai 100 % adalah signal perintah untuk pembukaan valve
bahan bakar. FSR secara independen dihitung di masing masing 3 Controllers <R>,
<S>, <T>. 3 FSR dari masing masing Controllers ini adalah “hardware-voted”,
artinya setiap FSR menggerakkan 1 coil dari 3 coil servo valve. Jumlah arus dari 3
coils menginduksi medan magnet di torque motor servo valve. Posisi servo valve akan
menentukan pembukaan valve bahan bakar yang akan mengontrol aliran bahan bakar
keruang pembakaran. Dua arus dalam coil servo akan mengkompensasi arus ketiga
yang rusak (fault). Ini adalah konsep sistem kontrol Mark IV two-out-of-three
“voting”. Untuk lebih jelasnya mengenai servo valve dapat dilihat pada gambar 11
20
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
21
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
untuk control valve bahan bakar, atau untuk Inlet Guide Vane dan sebagainya. Signal
output LVDT adalah tegangan AC, yang sebanding dengan posisi pembukaan
valvenya. Aktual yang terpasang LVDT nya hanya ada 2 buah, sedangkan
22
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
pada Controller <RST> seperti terlihat pada gambar, sehingga apabila 1 buah LVDT
rusak tidak akan men shutdown gas turbine. Akan lebih handal kalau sensor LVDT
REF = adalah Reference atau signal perintah aliran bahan bakar ( FSR )
Sistem kontrol gas turbine dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu : Start Up Control,
Acceleration Control, Speed Control, Temperature Control, Shut down Control, dan
Manual Control. Tetapi control loop utamanya hanya 3 yaitu : Start UP Control,
Minimum Value Gate”. Input dari FSR Minimum Value Gate adalah signal FSR dari
23
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
FSRSU
FSRACC
FSRN
FSR
MINIMUM FSR FUEL
FSRT GATE SYSTEM
FSRSD
To
Turbine
FSRMAN
Output dari Minimum Value Gate adalah harga FSR dari 6 loop control yang
24
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Sebagai contoh dapat kami tampilkan data dari Gas Turbine GT1.2 yang kami ambil
pada tgl 16 Februari 2010 : Unit beroperasi pada mode Base Load Combined Cycle
dengan bahan bakar 100% Oil, IGV Full Open 85 DGA. Harga FSRSU=100%,
maka output Minimum Value Gate yang terendah adalah FSRT =68,4%. Jadi sistem
kontrol gas turbine pada saat Base Load dikendalikan oleh FSRT
(FSR=FSRT=68,4%). Hanya satu fungsi kontrol yang dapat mengontrol aliran bahan
Bagian penting dari proses start-up / shutdown sequence control gas turbine adalah
penggunaan Speed Relay, dimana speed relay tersebut bukan berbentuk hardware
melainkan speed relay software. Speed sensor atau magnetic pickup yang dipasang
pada gas turbine jumlahnya ada 3 buah, masing masing masuk ke Controller <R>,
<S>, dan <T>. Signal output dari speed sensor adalah frequency (Hertz) yang identik
dengan putaran turbine (rpm) , selanjutnya oleh Controller <RST> dirubah menjadi
signal speed yang dinamakan TNH, yang digunakan sebagai “signal feedback” untuk
Speed Control selama turbine normal operasi, dan mengetrip turbine pada keadaan
overspeed. Signal speed TNH juga dirubah melalui software comparator pada
Controller <RST> menjadi Speed Relay, yang akan digunakan untuk proses
start-up / shutdown sequence gas turbine. Ada 7 Speed Relay yang digunakan untuk
proses start-up / shutdown sequence gas turbine. Sebagai contoh dapat dilihat pada
gambar 15, software comparator untuk Speed Relay 14 HM, untuk Speed Relay yang
26
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
lain prinsip kerjanya sama, hanya harga Control Constantnya yang berbeda.
TNK14HM1 dan TNK14HM2 adalah harga Control Constant yang telah di SET di
Mark IV.
<R><S><T> SOFTWARE
TNH
A>BA
10% SPEED SET AND LATCH L14HM
TNK14HM1 B LOGIC “1” ABOVE SETPOINT
A
A<B RESET
9,5% SPEED
TNK14HM2 B
27
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Start Up control fungsinya memutar gas turbine dari putaran nol sampai putaran
operasi dengan aman dan membatasi jumlah aliran bahan bakar yang dibutuhkan agar
diperoleh penyalaan atau pengapian yang optimal dan untuk mencegah “Excessive
Thermal Shock” atau “Low Cycle Fatique” pada komponen Hot Gas Path Turbine.
System controlnya adalah “open loop control”, artinya tidak membutuhkan signal
feed back, hanya berdasarkan sequence dan harga batasan FSR yang telah di-SET
atau yang telah ditetapkan. Harga batasan FSR yang telah di SET untuk startup adalah
tersebut disimpan pada Control Constant dan kita tidak diijinkan untuk merubah
Jadi pada waktu Fire FSR di-SET = 21%, WARM-UP di-SET = 12%,
28
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
beroperasi melalui Minimum Value Gate (lihat gambar 13 dan 14), untuk
memastikan bahwa Speed Control dan Temperature Control dapat membatasi FSR
jika diperlukan. Selama proses startup, tingkat kenaikan putaran turbine dan
Cranking motor running, 2 second kemudian starting clutch engaged (solenoid 20TU-
1 Torque converter energize), putaran turbine 0 rpm naik sampai 10% speed ditandai
dengan L14HM on, dan akan mengaktifkan system purging. Purging digunakan untuk
membersihkan ruang bakar dan exhaust duct agar tidak ada campuran gas yang
mudah terbakar. Setting Purge Timer atau Turbine Vent Timer L2TV adalah 60
second. Setelah purge timer selesai, putaran turbine menjadi ± 24% Speed, starting
menuju turun (coasting down). Pada putaran 9,5% Speed L14HM off, starting clutch
engaged kembali, putaran menuju naik, dan pada 10% Speed L14HM on, dimulai
Apabila dalam 60 second tidak terjadi penyalaan dalam ruang bakar (Flame detector
tidak mendeteksi api) maka gas turbine akan trip, dan muncul alarm Failure to Ignite
(Firing timer L2F=60 second). Tetapi jika terjadi penyalaan dalam ruang bakar maka
akan dilanjutkan dengan proses “Warm-UP” selama 60 second ( warm-up timer L2W
di set = 60 second ). Pada proses “Warm-UP” aliran bahan bakar FSR diturunkan dari
21% menjadi 12% (Control Constant FSKSU_WU Warm-up FSR di SET= 12%).
29
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
pemanasan (warm-up periode), torque converter akan keposisi maksimum torsi dan
startup control akan menaikkan harga FSR, untuk dimulai fase “Acceleration” dari
proses startup. Speed Relay L14HA akan on dan menunjukkan turbine sedang proses
akselerasi atau percepatan.Setelah putaran naik menjadi 60% speed, Speed Relay
L14HC akan on, yang mengakibatkan solenoid 20TU-1 deenegize ( starting clutch
disengaged ), dan pada posisi ini turbine sudah dianggap mampu memutar dirinya
sendiri dan tidak dibantu lagi dari Cranking motor (self sustaining speed). Setelah
putaran naik sampai 95%, Speed Relay L14HS on, fase startup berakhir, dan FSR
dikendalikan oleh SPEED CONTROL. Pada fase ini semua peralatan bantu telah di-
shutdown. Misalnya Auxiliary lube oil Pump akan shutdown dan diambil alih oleh
Main lube oil Pump, Auxiliary Hydraulic oil Pump akan shutdown dan diambil alih
Main Hydraulic Oil Pump dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 16, Mark IV Start-up Curve. Dari pengamatan dilapangan, proses dari
start-up sampai Full speed no load ( 3000 rpm ) gas turbine membutuhkan
waktu ± 15 menit.
30
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
31
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
BAB V
SPEED CONTROL
Speed Control atau Speed Governors digunakan untuk mengatur putaran dan beban
(load) gas turbine generator agar frekuensi generator tetap stabil terhadap adanya
variasi beban atau gangguan pada system. Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal
harus selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Speed Control merupakan
system control closed loop, dimana signal feedback aktual putaran turbine (TNH)
dibandingkan dengan set point putaran (TNR). Selisih antara TNR dan TNH ini,
menghasilkan sebuah error, yang digunakan untuk mengontrol putaran turbine. TNH
singkatan dari Turbine Speed High Pressure, sedangkan TNR adalah Turbine Speed
Reference. TNR pada display Mark IV dinamakan “TNH SET”. Ada dua jenis sistem
Speed Control turbine yaitu, Droop Speed Control dan Isochronous Control.
untuk itu akan kami coba menerangkan dari gas turbine generator sebelum dan
sesudah masuk jaringan. Dimisalkan turbine sudah mencapai rated speed (3000 rpm)
dan generator breaker masih open, putaran turbine (TNH) dapat diubah naik atau
turun dengan mengubah set point putaran (TNR). Menaikkan TNR dapat dilakukan
dari “Governor Control Switch Raise/Lower” pada panel generator. Apabila TNR kita
32
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
set = 104% (3120 rpm), maka putaran turbine (TNH) akan menyamakan
104% (3120 rpm). Jadi Set point putaran turbine (TNR) mengatur putaran turbine
bila unit belum parallel dengan jaringan. Ketika generator breaker closed, berarti
generator sudah terhubung ke jaringan maka akan terjadi Load Sharing (berbagi
beban) dengan generator lain, sehingga putaran turbine generator ditentukan oleh
frekuensi system (frekuensi jaringan). Putaran turbine (TNH) tidak dapat lagi diubah
dengan mengubah set point putaran turbine (TNR), karena mereka semua terhubung
bersama dalam jaringan dan rotor generator mereka terkunci (terikat) pada
frekuensi jaringan, sehingga tidak ada generator dapat berputar lebih cepat atau lebih
lambat dibandingkan dengan generator lainnya. Jadi TNR berfungsi untuk mengatur
beban bila unit sudah paralel ( masuk jaringan ), dan Speed Control loop berpindah
sebagai Load Control loop. TNR bisa dinaikkan atau diturunkan secara manual
menggunakan Governor Switch Raise / Lower pada Generator control panel, atau
secara Auto melalui Speedtronic Mark IV. Pada kondisi ideal (ambient temperature
sesuai desain ) rated load (base load) gas turbine MS9001E adalah 107,86 MW bila
oil. Ketika mode operasi Base Load tersebut, TNR akan berada pada = 104%, dan
TNH akan tetap pada 100% bila frekuensi jaringan stabil. Jadi pada kondisi generator
sudah masuk jaringan atau sudah berbeban, TNH tidak bisa menyamakan dengan
TNR. Error signal yang merupakan selisih antara TNR dikurangi TNH pada rated
load (base load), itulah yang dinamakan “Droop Speed Control” atau biasa disebut
Speed Droop. Untuk Gas turbine MS9001E Muara Karang, TNR pada kondisi Base
33
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Load =104%, TNH = 100%, jadi Speed Droopnya = 104% - 100% = 4%. Jika Speed
Droop diSet 4%, maka perubahan 1% Speed akan menghasilkan perubahan dalam
aliran bahan bakar yang setara dengan 25% rated load. Gas turbine dengan speed
droop lebih kecil akan merespon perubahan beban lebih cepat dibandingkan dengann
speed droop yang lebih besar, tetapi bila speed droopnya terlalu kecil bisa
sebanding dengan besarnya error yang terjadi. Berikut definisi Speed Droop yang
turbin terhadap putaran nominal untuk perubahan beban 100%. Speed Droop
4% artinya putaran turbine akan turun 4% dari putaran nominal, bila turbine
dari beban 0% langsung dibebani 100%, atau sebaliknya putaran turbine akan
naik 4% jika beban turbine dilepas (dihilangkan dari 100% menjadi 0%).
34
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
104
SPEED REFERENCE % (TNR)
102
FSNL
100
MINIMUM FSR (10,6%)
FSR ( LOAD ) 11
Pada gambar 17, Droop Speed Control Curve dapat dilihat bahwa pada garis tegak
lurus menunjukkan harga TNR yang rangenya dari 95% sampai 107%. TNR ini
berfungsi sebagai load changer, karena bila TNR berubah naik atau turun maka beban
(load) generator juga berubah naik / turun juga. Garis mendatar menunjukan
harga FSR yang identik dengan beban (load) generator. Pada gambar tertulis rated
35
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
FSR = 73,8%, FSNL FSR = 19,1% , FSR Min = 10,6% adalah data dari gas turbine
control specification.
TNR = TNH + MW
Ketika gas turbine digunakan dalam system dimana putaran atau frekuensi generator
tidak ditentukan oleh System, maka digunakan Isochronous Speed Control. Dalam
mode operasi ini, speed signal dibandingkan dengan speed reference dan errornya
dimasukkan melalui integrator. System control ini akan merubah FSR bila
diperlukan, untuk menyamakan actual turbine speed signal dengan set point signal
pada summing junction. Selama perbedaan antara signal TNR dan TNH ada,
integrator akan terus menaikkan atau menurunkan FSR sampai tidak ada error signal.
Ini adalah system yang bekerja cepat yang akan mempertahankan putaran turbine
36
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
stabil atau konstan meskipun terjadi perubahan beban. Isochronous control adalah
Proportional Integral Control. Untuk gas turbine MS9001E di Muara Karang tidak
Speed Control mulai bekerja setelah putaran turbine mencapai rated speed atau Full
Speed No Load (3000 rpm), sampai mendekati Base Load atau beban maximum.
Dengan Zero Load atau Full Speed no Load pada bagian bawah dan Base Load pada
bagian atas, Part Load (partial load) adalah beban diantara Zero Load dan Base Load
(mendekati Base Load). Jika Gas Turbine beroperasi pada Part Load maka system
37
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
control yang bekerja adalah Speed Control. Ketika unit beroperasi pada Base Load
Pre-Selected Load adalah pembebanan unit dengan beban yang besarnya sesuai
dengan harga setpoint yang telah ditentukan pada Speedtronic turbine control system .
Reserve adalah pembebanan unit pada saat generator baru masuk jaringan
( Generator Breaker Close ) dengan beban yang besarnya sesuai dengan harga setpoint
yang telah ditentukan pada Speedtronic turbine control system.Untuk Gas Turbine
Generator Muara Karang diset pada harga 5MW (Control Constant LK90SPIN).
38
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
100%
Max Limit
FSR Max
FSRN
17%
Full Speed No Load MEDIAN
SELECT Speed FSR
FSKRN1
15.05% / %N
Droop Gain
FSKRN2
Error Signal
TNR Reference
+
+ X +
- +
L83ISOK
L83ISOK
FSRNI
39
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
dijumlahkan.
Control Algorithm FSRN pada gambar 18 menghitung harga FSRN. Ketika turbine
sudah mencapai Full Speed No Load ( 3000 rpm ) dan generator breaker masih open,
putaran turbine (TNH) dapat diubah dengan mengubah Turbine Speed Reference
(TNR). Idealnya, TNH akan selalu sama dengan TNR, sehingga error signal
dari summing junction akan nol dan FSRN akan sama dengan FSKRN1.
FSKRN1 adalah control constant yang settingnya disesuaikan sehingga ketika TNR
100% maka TNH akan sama 100%. FSKRN1 menetapkan besarnya Full Speed No
Load FSRN. Pengertian Full Speed No Load artinya turbine pada putaran rated speed
(3000 rpm) tanpa beban eksternal dari generator, namun turbine memiliki beban dari
axial flow compressor. Pada kenyataanya pada saat turbine mulai distart sampai
dengan steady state (Full Speed No Load) TNR diset pada harga 100.3% lebih tinggi
sedikit untuk persiapan sinkron ke jaringan. Alasan TNR dibuat 100,3% pada waktu
40
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Full Speed no Load adalah agar putaran turbine generator naik 0,3% diatas frekuensi
sinkron (frekuensi jaringan), sehingga proses sinkron generator dengan jaringan bisa
lebih cepat.
Sekarang, lebih seperti f(x) = mx + b, yaitu ‘m’ (FSKRN2) adalah “gain” dan ‘b’
(FSKRN1) adalah “offset”. Dan “variable” dari ‘x’ (TNR – TNH) adalah dua variable
yaitu : Turbine Speed Reference (TNR) dan Actual Turbine Speed (TNH). Jadi error
signal dapat berubah untuk salah satu dari dua alasan : perubahan dalam speed
reference (TNR) atau perubahan pada actual speed (TNH). Ketika frekuensi jaringan
berubah, putaran turbine generator (TNH) akan ikut berubah, maka speed control
secara otomatis bereaksi dengan adanya perubahan error signal (TNR – TNH) dan
akan mengatur bahan bakar untuk mengimbangi perubahan actual putaran turbine
41
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
BAB VI
TEMPERATURE CONTROL
Temperature control pada gas turbine bekerja pada beban maximum atau base load,
dan digunakan untuk mengontrol atau membatasi aliran bahan bakar agar turbine
firing temperature tidak melebihi design temperature yang diijinkan sehingga tidak
akan merusak atau memperpendek umur dari komponen hot gas path turbine.
Komponen hot gas path turbine tersebut adalah combustion liner, transition piece,
turbine nozzle, buckets turbine, stator shrouds, dan lain sebagainya. Firing
temperature adalah temperature gas panas pada first stage nozzle turbine, yang
sangat tinggi maka sulit untuk mengukur secara langsung menggunakan temperature
(CPD). Firing temperature juga dapat ditentukan sebagai fungsi dari exhaust
temperature dan konsumsi bahan bakar atau perintah aliran bahan bakar (FSR).
Hubungan ini diperlihatkan pada gambar 19. Lines “Constant Firing Temperature”
Exhaust temperature tersebut temperaturenya ± 549 deg C untuk operasi base load
simple cycle, dan ± 554 deg C untuk operasi base load combined cycle.
42
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
ISOTH
ERMAL
COMPRESSOR
DISCHARGE PRESSURE
(CPD)
EXHAUST TEMPERATURE
ISOTHE
RMAL
(Tx)
FUEL STROKE
REFERENCE (FSR)
43
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
1. Primary exhaust temperature control atau biasa disebut CPD bias exhaust
2. Secondary exhaust temperature control atau biasa disebut FSR bias exhaust
Pada Speedtronic Mark IV, firing temperature dibatasi oleh fungsi linear exhaust
temperature dan compressor discharge pressure (CPD), dan di-back up oleh fungsi
linear exhaust temperature dan FSR (lihat gambar 19). Pada kondisi normal unit
(CPD) tidak tersedia sebagai bias (misalnya karena transmitter CPD rusak).
berdasarkan CPD dan control constant dari tabel referensi temperature yang dipilih.
Program juga menghitung setpoint exhaust temperature yang lain berdasarkan FSR
44
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Control constant TTKn_C (CPD bias corner) dan TTKn_S (CPD bias slope) dengan
Control constant TTKn_K (FSR bias corner) dan TTKn_M (FSR bias slope) dengan
data FSR menentukan setpoint FSR bias exhaust temperature ( TTRXS ). Besarnya
nilai control constant telah di “SET” pada Mark IV. Temperature control bias
memilih harga minimum dari 3 setpoint melalui “Min Sel”, yaitu setpoint CPD bias,
setpoint FSR bias, dan setpoint isothermal. Output dari “Min Sel” akan digunakan
dengan bahan bakar gas atau minyak, yang dipilih adalah CPD bias control dengan
isothermal limit.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 20, Software Temperature Control Reference.
Logic sequence L83JTn (Temperature Control Curve Select), dimana “n” adalah 0
sampai 3 yaitu :
Untuk Gas turbine MS9001E di Muara Karang tidak ada mode operasi Peak Load,
yang ada hanya Base Load, sehingga yang digunakan hanya L83JT0 dan L83JT2.
45
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
TTKn_K (FSR bias corner) adalah harga control constant yang telah di”SET”, dimana
TTKn_M (FSR bias slope) adalah harga control constant yang telah di “SET”, dimana
TTKn_I (Isothermal setpoint), adalah harga control constant yang telah di “SET”,
dimana “n” adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_I = 549 deg C,TTK1_I = 549 deg C,TTK2_I = 554 deg C,TTK3_I = 554 deg C
TTKn_C (CPD bias corner), adalah harga control constant yang telah di “SET”,
dimana “n” adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_C =10,05 bar, TTK1_C =10,05 bar, TTK2_C =10,17 bar, TTK3_C =10,17 bar
TTKn_S (CPD bias slope), adalah harga control constant yang telah di “SET”, dimana
Sebagai contoh unit beroperasi dengan mode Base Load Combined Cycle, maka logic
sequence L83JTn yang aktif atau logic “1” adalah L83JT2, dan Control Constant yang
TTK2_S.
46
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Apabila TTRXP lebih kecil dari TTRXS maka Temperature Control yang bekerja
adalah CPD bias, dan bila TTRXP lebih besar dari TTRXS maka Temperature
Control yang bekerja adalah FSR bias ( TTRXP dan TTRXS melewati “Min Sel” ).
Kita tidak boleh merubah harga Control Constant Temperature Control karena akan
47
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
10.05 bar
549 deg C
TTK0_I
TTRX
(TTXM) TTK0_C 14.9 deg C/bar
Deg C
TTK0_S
CPD ( BAR )
Primary Exhaust Temperature Control
76,6 %
549 deg C
TTK0_I
TTRX
(TTXM) TTK0_K 1,62 deg C/%
Deg C
TTK0_M
FSR %
Back Up Exhaust Temperature Control
48
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
10.17 bar
554 deg C
TTK2_I
TTRX
(TTXM) TTK2_C 16,2 deg C/bar
Deg C
TTK2_S
CPD ( BAR )
Primary Exhaust Temperature Control
79,4 %
554 deg C
TTK2_I
TTRX
(TTXM) TTK2_K 1,77 deg C/%
Deg C
TTK2_M
49
FSR %
Back Up Exhaust Temperature Control
554 deg C
50
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
Select” adalah FSRT yang akan digunakan untuk mengatur aliran bahan bakar pada
MAX
100%
0.360
GAIN FSRT
TTRXB X
TTXM
51
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E
DAFTAR PUSTAKA
USA
BRANDT
6. http://www.control.com/thread/1026217689
7. http://www.control.com/thread/1253097292
52