Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERENCANAAN PRODUK

STRATEGI PRODUK

OLEH :
SARDIANI ZULKIFLI 2017-72-069

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisaditawarkan, sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitasorganisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002).
Definisi produk menurut Stanton (1997) adalah sebagai berikut:
Sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise
pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer mungkin diterima oleh pembeli
sebagai sesuatu yang mungkin bisa memuaskan keinginannnya
Definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2000) adalah sebagai berikut:
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli,
dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan strategi produk.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penetapan dalam melalukan strategi produk.
3. Untuk mengetahui daur hidu produk.
4. Mengetahui tahapan dalam menentukan strategi produk.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengemasan, pelabelan, jaminan, dan garansi dari
suatu produk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Produk
Kata strategi berasal dari bahasa yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the
general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam
pengertian umum, strategi dalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan.
Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang digunakan dan mengembangkan kekuatan
(ideology, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Stephanie K. Marrus (carapedia.com / pengertian_defenisi_strategi_ info2036.html )
mendefenisikan Strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,diserta penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan menurut Fred R. David
(Strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/) dalam bukunya “Strategic Management :
Concep dan Cases” mendefenisikan Strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi bisnis bisa perluasan geografis, deversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan,divestasi,likuidasi dan joint venture.
2.2 Bauran Pemasaran Jasa
Kita ketahui bahwa pemasaran ialah jantung nya bisnis,oleh karena itu pemasaran sangat
diperlukan untuk menunjang usaha yang dijalankan. Dalam menjalankan usaha ada 4 variabel yang
diterapkan oleh Bandrek Gaul yaitu :
1. Product (Produk)
2. Price (Harga)
3. Place (Tempat)
4. Promotion (Promosi)

Secara garis besar keempat variebel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-
masing sebagai berikut :

1. Product ( Produk)
Definisi produk menurut Philip Kotler “ Dasar-dasar pemasaran” (1989:89) adalah sebagai
berikut :
“ Produk adalah apa yang dapat ditawarkan di dalam pasar untuk dipertahankan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan termasuk
didalamnya objek fisik,jasa,orang,tempat organisasi dan gagasan “
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud produk adalah suatu yang berwujud maupun
sesuatu yang tak berwujud lazim disebut jasa. Dari definisi diatas terkandung tiga makna yang
perlu dibedakan :
1. Produk ini yang merupakan manfaat yang dicari pembeli.
2. Produk formal yaitu obyek fisik yang ditawarkan seperti : kemasan,merek, mutu
3. Produk yang disempurnakan yaitu mencakup keseluruhan manfaat yang diberikan oleh produk
formal.
Dalam hal ini usaha bandrek Gaul memiliki produk minuman untuk kesehatan yang mana diracik
dari ramuan tradisional yang memiliki manfaat untuk kesehatan yangb memiliki rasa yang khas
sehingga bisa memberikan kepuasan bagi konsumen. Untuk pemesanan minuman tersebut akan
diracik sesuai dengan keinginan konsumen sehingga menyesuaikan dengan selera konsumen.

2. Harga
Dalam penetapan harga jual, perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak antara lain
para konsumen akhir,penyalur, saingan,para supplier, bahan, dana, tenaga kerja dan para manajer
perusahaan yang bersangkutan.
Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek
kegiatan perusahaan baik yang menyangkut penjualan maupun keuntungan yang didapatkan.
Acuan atau dasar yang seriing dijadikan konsumen dalam menilai harga adalah :
1. Harga poduk lain
2. perubahan waktu pembelian
3. lingkungan pembelian
Penetapan harga yang dilakukan oleh usaha bandrek gaul ialah memperhatikan pemangku
kepentingan (stakeholder) yaitu konsumen,pemerintah,pemasok,distributor, dan pesaing.
Sehingga harga yang ditetapkan terjangkau oleh konsumen.

3. Place (Tempat)
Keputusan penentuan dan saluran distribusi yang digunakan untuk memberikan jasa
kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirim atau menyampaikan
jasa kepada pelanggan. Disini usaha bandrek gaul menempati posisi strategis, dimana terletak di
daerah yang terpusat di tengah kota, yang mana tempat tersebut cocok untuk nongkrong dan
melepas kejenuhan setelah seharian bekerja. Dengan nuansa yang berbeda dari usaha lain
memberikan ciri khas tersendiri,nyaman dan dilengkapi dengan Wifi dan tempat duduk yang
nyaman akan membuat konsumen betah.

4. Promotion (Promosi)
Kegiatan promosi dipengaruhi oleh macam-macam kegiatan yang dipergunakan. Promosi
yang dilakukan oleh bandrek gaul ialah melalui media massa dan radio yang dikemas sebaik
mungkin sehingga dapat memberikan informasi bahwa bandrek gaul memiliki cita rasa yang khas
yang berbeda dan memiliki wifi serta tempat yang nyaman dan asyik buat nongkrong baik anak
muda maupun orang dewasa sehingga dapat mempengaruhi orang lain agar dapat mencobanya.
Menurut Philip kotler “ Manajemen Pemasaran Dasar :: (1983 : 177) membagi fungsi promosi
kedalam beberapa elemen :

a. Periklanan
yaitu setiap penyajian yang bukan dengan orang pribadi dan promosi,ide-ide, barang atau jasa
dengan pembayaran oleh suatu sponsor tertentu. Adapun fungsi periklanan adalah sebagai berikut
:
- Memberikan informasi
- Membujuk atau mempengaruhi
- Menciptakan kesan (image)
- Memuaskan keinginan
- Periklanan merupakan alat komunikasi

b. Penjualan pribadi (personal selling)


yaitu penyajian yang secara lisan dalam percakapan bersama calon pembeli dengan tujuan
melaksakan jual beli.
Promosi yang dilakukan oleh bandrek gaul ialah periklanan dan penjualan pribadi untuk
menarik minat konsumen menikmati bandrek dan suasana yang nyaman.
5. Orang (People)
Alma (2003) mengungkapkan bahwa people berarti orang yang melayani ataupun yang
merencanakan pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang
maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga dapat memberikan kepuasan
terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen
dengan sikap, perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar, dan
ikhlas. Kusmana dalam Alma (2003) menyatakan bahwa aspek-aspek kepemimpinan yang
dimiliki para administrator yang berupa kompetensi, wawasan dan kreativitas secara positif dan
nyata mempengaruhi keadaan stabilitas dan tingkat akademik yang dipimpin administrator yang
bersangkutan.
Hurriyati (2005) mengungkapkan bahwa orang (people) adalah semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam
lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan
penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan
penyampaian jasa (service encounter). Hurriyati (2005) elemen dari people ini memiliki 2 aspek
yaitu:
a) Service People
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan
jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang aik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat
menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan
meningkatkan nama baik perusahaan.
b) Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan.
Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah
didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi,
pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.

6. Sarana fisik (Physical Evidence)


Boom&Bitner dalam Kotler&Armstrong (1997) mengungkapkan bahwa physical evidence
merupakan sarana fisik, lingkungan terjadinya penyampaian jasa, antara produsen dan konsumen
berinteraksi dan setiap komponen lainnya yang memfasilitasi penampilan jasa yang ditawarkan.
Pada sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan tentunya yang merupakan physical evidence ialah
gedung/bangunan, dan segala sarana dan fasilitas yang terdapat didalamnya. Lovelock dalam
Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga
cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut:
a. An Attention-Creating Medium
Perusahaan jasa melakukan differensiansi dengan pesaing dan membuat sarana fisik
semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasar.
b. As a Message-Creating Medium
Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara insentif
kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.
c. An Effect-Creating Medium
Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan
sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

7. Proses (Process)
Alma (2003) menyatakan bahwa proses terjadi di luar pandangan konsumen. Konsumen
tidak mengetahui bagaimana proses yang terjadi, yang penting jasa yang dia terima harus
memuaskan. Proses terjadi berkat dukungan karyawan dan tim manajemen yang mengatur semua
proses agar berjalan dengan lancar. Proses penyampaian jasa sangat signifikan dalam menunjang
keberhasilan pemasaran jasa pendidikan dan juga memberikan kepuasan kepada peserta pelatihan.

2.3 Karakteristik Jasa


Menurut Kotler (2000, p.660) Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakan
dari suatu barang, yaitu:
1. Intangibility (Tidak Berwujud)
Jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance). Atau usaha yang hanya bisa
dikonsumsi tetapi tidak bisa dimiliki. Jasa bersifat intangible maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Dengan demikian, seseorang tidak
dapat menilai kualitas dari jasa sebelum merasakan/ mengkonsumsi sendiri.
2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya
dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Dalam
hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-
personnel) merupakan unsur penting.
3. Variability (Keanekarupaan)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut
dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali
mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.
4. Perishability (Tidak tahan lama)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Hal ini tidak
menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk
permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul
berkaitan dengan kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani
dengan resiko mereka kecewa atau beralih ke penyedia jasa lainnya (saat permintaan puncak).

2.4 Kategori Produk Jasa


Pada kenyataannya, suatu penawaran dapat bervariasi dari dua kutub ekstrim yaitu: murni
berupa barang dan jasa murni. Berdasarkan kriteria ini, maka penawaran suatu perusahaan dapat
dibedakan menjadi lima kategori yaitu :
1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampo.
2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk komputer di mana
pelanggan membutuhkan instalasi atau servis komputer yang sudah dibelinya.
3. Campuran, di mana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya adalah penawaran
makan direstaurant di mana pelanggan memesan makan disertai dengan kebutuhan pelayanan yang
memuaskan.
4. Jasa utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa travel yang menjual
jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya makanan yang disajikan dengan merek
tertentu.
5. Penawaran jasa murni, contoh yang sering ditemui adalah pelayanan jasa cukur rambut (salon
kecantikan).
2.5 Tingkatan Produk Jasa
Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkat produk,
setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanyamerupakan bagian dari
hierarki nilai pelanggan (customer-value hierarchy)
a. Manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli
pelanggan. Tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”. Pembeli alat bor membeli “lubang”.
Pemasar harus melihat diri mereka sendiri sebagai penyedia manfaat.
b. Setelah manfaat inti, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic
product). Maka kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja, lemari
pakaian, dan toilet.
c. Tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expectedproduct),
sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeliketika mereka membeli
produk ini. Tamu hotel mengharapkan tempat tiduryang bersih, handuk baru, lampu yang
dapat dinyalakan, dan suasana yang relatif tenang.
d. Tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmentedproduct) yang
melebihi harapan pelanggan. Di negara-negara maju,positioning merek dan persaingan
terjadi pada tingkat ini. Tetapi, di pasarnegara berkembang atau pasar yang berkembang
seperti India dan Brazil,sebagian besar persaingan terjadi di tingkat produk yang
diharapkan.
e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakupsemua
kemungkinan tambahan dan transfomasi yang mungkin dialamisebuah produk atau
penawaran di masa depan. Ini adalah tempat di manaperusahaan mencari cara baru untuk
memuaskan pelanggan danmembedakan penawaran mereka.
2.6 Pengembangan Konsep Produk Jasa
Menurut Ulrich-Epping dalam buku (Arman Hakim Nasution, 2003) proses pengembangan
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan
mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah
sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara
hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiapkebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah:
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent
needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara
anggota tim pengembang
2. Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara
teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target
spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari
tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat
kepuasan dari pelanggan produk pesaing.
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja,
dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep
produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran
singkat bagaimana produk memuaskankebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara
berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu:
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk
memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria
seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan
penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapakelemahan
yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses
dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang
mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang
diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihanantara biaya dan kinerja.
7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan
secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi
sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan
menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan
biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap
pengembangan.
9. Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru
yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses
produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.
10. Pemodelan dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan
prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim
pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada
konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah
untuk pilihan teknis.
2.7 Merek Dan Difrensiasi Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, desain
atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari penjual atau
sekelompok penjual atau membedakan produk tersebut dari produk pesaing. Menurut Kotler dan
Keller (2008) Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai “nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksud untuk mengidentifikasi
barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendeferensiasikanya dalam barang
atau jasa pesaing”. era perdagangan global, peran merek menjadi sangat penting terutama dalam
menjaga persaingan usaha yang sehat (Sunyoto, 2013). Menurut Irawan (1999) dalam
mengembangkan strategi pemasaran untuk produk individual, penjual mengadapi masalah
pemberian merek. Merek dapat menambahkan nilai produk dan karena itu merupakan aspek
intrinsik dalam strategi produk.
Menurut Sunyoto (2013) Merek adalah tanda yang berupakan gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan, warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa dan merek jasa adalah
merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
bersama-sama atau badan hukum yang untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainya.
Menurut Suwarman (2004) mendefinisikan merek sebagai simbol dan indikator kualitas
dari sebuah produk. Menurut Aaker (1997) merek adalah nama atau simbol yang bersifat
membedakan (seperti logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa
dari seorang penjual atau penjual tertentu yang mampu membedakanya dari barang-barang yang
dihasilkan oleh para pesaing.
Merek merupakan suatu nama atau simbol yang mengidentifikasi suatu produk dan
membedakannya dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh para konsumen ketika
hendak membeli sebuah produk (Sangadji dan Sopiah, 2013). Keberadaan merek sangat penting
bagi suatu produk atau jasa, bahkan merek sering kali dijadikan kriteria untuk mengevaluasi suatu
produk. Merek tidak hanya sekedar nama, bukan sebuah logo atau simbol, merek dapat menjadi
payung yang mampu mempresentasikan produk atau layanan meski merek hanya nama atau tanda
tetapi merek mempunyai arti yang penting bagi pemasaran karena merek sangat efektif sebagai
alat untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah penjualan. Komposisi dasar dalam
menentukan merek dari suatu produk yaitu dengan cara menampilkan keistimewaan dan sifat dari
produk yang ditawarkan serta membangkitkan hubungan antar produk tersebut dengan target
pasar, kedua unsur tersebut merupakan komponen utama dari suatu produk atau jasa dari sebuah
perusahaan yang akan diberi merek.
2.8 Strategi Pertumbuhan
Setelah produk baru tersebut dapat diterima pasar atau konsumen, penjualan akan
meningkat dan daur hidup produk berada pada fase pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan
adanya pesaing baru di pasar, yang memaksa produsen menambah kegiatan produksinya walaupun
tidak segencar ketika produk pertama kali diluncurkan. Harga tidak berubah tetapi mengalami
sedikit penurunan untuk mengatasi persaingan serta penjualannya mengalami peningkatan yang
pesat. Pada tahap ini strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya dengan
meningkatkan kualitas produk dan menambah keistimewaan produk baru, mencari segmen baru,
mencari saluran distribusi baru, serta melakukan promosi melalui iklan untuk meyakinkan pembeli
tentang kualitas produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai