Anda di halaman 1dari 3

OBAT ADHD PIONAS

ATOMOKSETIN
Indikasi: 

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Peringatan: 

hipertensi, takikardia, penyakit jantung, riwayat kejang. Kehamilan dan menyusui.


Anak di bawah 6 tahun.

Interaksi: 

memerlukan penyesuaian dosis atomoksetin pada penggunaan bersama dengan


penghambat CYP2D6 (SSRI seperti: fluoksetin, paroksetin, kuinidin, dan terbinafin).
Sebaiknya tidak digunakan bersama dengan salbutamol, antidepresan, neuroleptik,
meflokuin, bupropion, tramadol, agen pressor, penghambat MAO.

Kontraindikasi: 

hipersensitif; glaukoma sudut sempit; pemberian bersama dengan penghambat MAO.

Efek Samping: 

rasa tidak nyaman di perut, nafsu makan berkurang, mual, muntah, pusing, kelelahan,
suasana hati mudah berubah, konstipasi, mulut kering, gangguan tidur, gangguan fungsi
seksual, masalah buang air kecil, kram saat haid.

Dosis: 

Dewasa dan anak/remaja dengan berat badan > 70 kg: dimulai dengan dosis harian
total 40 mg dan ditingkatkan setelah minimum 3 hari untuk mencapai dosis total harian
sekitar 80 mg dalam dosis tunggal (pagi hari) atau dalam dosis terbagi (pagi dan malam hari).
Setelah 2-4 minggu, dosis dapat ditingkatkan. Dosis maksimum 100 mg.
Anak/remaja dengan berat badan hingga 70 kg: dosis awal dimulai dengan dosis harian total
0,5 mg/kgBB dan ditingkatkan setelah minimum 3 hari untuk mencapai dosis total harian 1,2
mg/kgBB, diberikan dalam dosis tunggal (pagi hari) atau dosis terbagi (pagi dan malam hari).

Perhatian:

Hindari - terdistribusi dalam air susu hewan uji

Sediaan: Xenocy kapsul 10mg


METILFENIDAT HIDROKLORIDA
Indikasi: 

attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak 6-17 tahun dan dewasa 18-65
tahun yang memenuhi kriteria DSM-IV untuk ADHD.

Peringatan: 

psikosis, hipertensi, riwayat ketergantungan obat atau alkohol, epilepsi (hentikan pengobatan
jika meningkatkan frekuensi kejang), monitoring hematologi (untuk pengobatan jangka
panjang), hindari pemutusan obat secara mendadak, monitor pertumbuhan (untuk pengobatan
jangka panjang), gangguan penglihatan, kehamilan, menyusui.

Kontraindikasi: 

ansietas berat, depresi berat, tegang, agitasi, hipersensitivitas, glaukoma,tics atau riwayat
keluarga mengalami sindroma Tourette, (kanker kelenjar adrenal), anak dibawah 6 tahun,
dalam terapi inhibitor monoamin ok sidase (MAO), 14 hari setelah penghentian terapi
inhibitor monoamin oksidase (MAO ), pencegahan atau terapi kondisi letih (normal fatigue
states).

Efek Samping: 

umum terjadi pada anak: nasofaringitis, insomnia, sakit kepala, pusing, batuk, nyeri
orofaring, nyeri abdomen atas, muntah, pireksia; umum terjadi pada dewasa: infeksi saluran
pernapasan atas, sinusitis, penurunan nafsu makan, anoreksia, insomnia, ansietas, perasaan
tertekan, gelisah, agitasi, gugup, bruxism, depresi, labil, penurunan libido, serangan panik,
tegang, agresi, bingung, sakit kepa la, pusing, tremor, kesemutan, tension headache ,
gangguan akomodasi mata, penglihatan kabur, verti go, takikardi, palpitasi, hipertensi, hot
flush, nyeri orofaringeal, batuk, dispnea, mulut kering, mual, dispepsia, muntah, konstipasi,
hiperhidrosis, mialgia, artalgia, otot kaku, kejang otot, disfungsi ereksi, irratibilitas, lelah,
haus, lemah, penurunan berat badan, peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah,
peningkatan alanin amino transferase, tics, mood swings , somnolens, diare, rasa tidak
nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, ruam, feeling jittery, tidak umum : leukopenia, rasa
marah, gangguan tidur, hypervigilance , rasa ingin menangis, gangguan mood , hiperaktif
psikomotor, sedasi, letargi, mata kering, rashmacular , cardiac murmur ; telah dilaporkan
terjadi pada pasca pemasaran dalam frekeunsi yang tidak diketahui : pansitopenia,
trombositopenia, thrombocytopenic purpura , halusinasi, halusinasi penglihatan, konvulsi,
konvulsi grand mal , miopia, bradikardi, takikardi supraventrikel, fenomena Raynaud ,
hiperpireksia, penurunan respons terapi, peningka tan fosfatase alkali, penurunan jumlah
platelet, abnormalitas jumlah sel darah putih; umum : artralgia, mialgia; tidak umum : mania,
diskinesia, alopesia, muscle twitching, reaksi hipersensitivitas seperti angioedema, reaksi
anafilaktik, auricular swelling , ballous condition , exfoliative condition , urtikaria, pruritus,
ruam, erupsi, eksantema, nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada, penurunan efek obat,
peningkatan bilirubin, peningkatan enzim hepatik; jarang: halusinasi pendengaran, gangguan
penglihatan, diplopia, midriasis, eritema; sangat jarang: angina pektoris, ekstrasistol,
ekstrasistol ventrikel.

Dosis: 
dewasa: 5 mg dosis awal 5 mg, 2-3 kali sehari,naikkan dosis jika perlu dengan
interval tiap minggu berdasarkan respon maksimal 100 mg dalam dosisi terbagi 2-3 kali; anak
usia 6-8 tahun: dosis awal 5 mg, 1–2 kali sehari, naikkan dosis jika perlu dengan interval tiap
minggu sebanyak 5–10 mg per hari hingga maksimum 60mg per hari dalam dosis terbagi 2-3
kali, dapat pula ditingkatkan hingga 2,1 mg/kg per harinya dalam dosis dosis terbagi 2-3
(maksimum 90 mg per hari) dibawah pengawsan dokter spesialis, hentikan pemakaian jika
tidak ada respon setelah 1 bulan, dan juga hentikan secara periodik untuk menilai kondisi
anak (biasanya pada akhirnya dihentikan selama atau setelah pubertas), jika efek berkurang
pada malam hari, pemberian satu kali dosis pada sesaat sebelum tidur dapat dilakukan.
Dosis extended release: dosis awal : belum pernah menggunakan metilfenidat atau stimulan
lainnya: anak dan remaja usia 6-17 tahun : 18 mg satu kali sehari, Dewasa : 18 atau 36 mg
satu kali sehari, pasien yang telah menggunakan metilfenidat direkomendasikan untuk
mengikuti dosis pengganti dari tablet ke table pelepasan diperlambat

Sediaan:
Prohiper 10mg

Ritalin 10mg

Anda mungkin juga menyukai