ANALGESIK NARKOTIK
Petidin
Bentuk sediaan -
Oral, 50-150 mg tiap 4 jam, anak, 0,5-2 mg/kg. Injrksi subkutan
atau intramuskuler, 25-100 mg diulang setelah 4 jam, anak:
injeksi intramuscular 0,5-2 mg/kg. injeksi intrsvena lambat 25-
Dosis 50 mg, diulang setelah 4 jam. Analgesia obstetrik, injeksi
subkutan, atau intramuscular 50-100 mg diulang 1-3
jamkemudian bila perlu, maksimum 400 mg dalam 24 jam.
Interaksi obat -
Hipotensi, hipoteroidism, asma dan turunnya cadangan
pernafasan, hipertrofi prostate, wanita hamil dan menyusui,
dapat menyebabkan koma pada kerusakan hati, hindari pada
kerusakan ginjal, penderita lanjut usia dan sakit parah.
Peringatan
Penggunaan analgesic opiodi secara umum tidak dianjurkan
pada anak-anak dan harus dihindari seluruhnya pada anak
dibawah 1 tahun.
Farmakokinetika -
Adverse Drug Reaction (ADR) Mual dan muntah (khususnya pada permulaan), konstipasi dan
rasa mengantuk, dosis lebih besar dapat memberikan depresi
nafas dan hipotensi, efek samping lain termasuk sulit kencing,
spasme bilier atau urcter, mulut kering, berkeringat, sakit
kepala, muka merah, vertigo, bradikardia, takikardia, palpitasi,
hipotensi postural, hipotermia, halusinasi, disforia, perubahan
suasana hati, ketergantungan, miosis, menurunnya libido atau
potensi, ruam kulit, urtikaria dan pruritus kalau overdosis.
Alupurinol
Tab 100 mg
Bentuk sediaan
BB/ktq 100/1000 tab
dosis awal 100 mg sebagai dosis tunggal, setelah makan, secara
bertahap naikkan selama 1-3 minggu sesuai dengan konsentrasi
asam urat dalam plasma atau di urin, sampai sekitar 300 mg
Dosis
sehari; dosis pemeliharaan lazim 200-600 mg, jarang 900 mg
sehari, dibagi ke dalam dosis yang tidak lebih dari 300 mg; ANAK
(dalam kondisi neoplastik, gangguan enzim) 10-20 mg/kg/hari.
Farmakologi / Indikasi profilaksis gout dan batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal.
bukan pengobatan untuk gout akut tetapi teruskan jika terjadi
serangan ketika sudah memakai alupurinol, dan atasi serangan
Kontraindikasi
secara khusus (lihat keterangan di atas).
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) ruam (hentikan terapi; jika ruam ringan; gunakan kembali dengan
hati-hati namun hentikan segera apabila muncul kembali-reaksi
kulit dikaitkan dengan pengelupasan kulit, demam, limfadenopati,
artralgia, dan eosinofilia, sindrom mirip sindrom Stevens-Johson
atau Lyell, jarang terjadi); gangguan saluran cerna; jarang malaise,
sakit kepala, vertigo, mengantuk, gangguan pengecapan,
hipertensi; deposit zantin di otot tanpa gejala, alopesia,
hepatotoksistas, para-estasia dan neuropati.
Instruksi pada pasien
KOLKHISIN
Dosis Untuk asam urat akut, initial terapi 1-1,2 mg secara peroral pada
serangan pertama, kemudian 0,5-1,2 mg tiap 1-2 jam saat nyeri
hilang atau terjadi keracunan dalam saluran pencernaan (seperti
mual, muntah, nyeri perut atau diare) dosis maksimum 4-8 mg.
Nyeri dan bengkak akan mereda dalam 12 hari dan biasanya akan
hilang dalam 24-48 jam. Dosis peroral untuk asam urat propilaksis
kronis 0,5-1,8 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis peroral untuk
propilaksis karena pembedahan dengan asam urat adalah 0,5-0,6
mg, diberikan 3 hari sebelum dan sesudah pembedahan.
Pemberian secara intravena untuk asam urat akut (jika pasien tidak
dapat diberikan secara oral) untuk inisial terapi 1-2 mg, dilarutkan
(jika diinginkan) dalam NS nonbakteri selama 2-5 meit kemudian
0,5 mg tiap 6-24 jam, dosis maksimum 4 mg dalam 24 jam atau 4
mg terapi tunggal. Beberapa klinisi merekomendasikan IV dosis
tunggal 3 mg lebih dari 5 menit, rekomendasi lainnya adalah dosis
1 mg, kemudian 0,5 mg sebanyak 1-2 kali tiap hari. Jika nyeri
kambuh, berikan 1-2 mg/hari selama beberapa hari, walaupun
tidak banyak kolkhisin yang seharusnya diberikan dalam beberapa
jalur pemberian selama sedikitnya 7 hari sampai dosis maksimum
(4 mg) dalam terapi IV. Kolkhisin secara IV yang sangat iritatif dan
ekstravaskuler harus dihindari untuk menjaga jaringan dan
kerusakan saraf., perubahan ke terapi oral dimungkinkan. Jangan
diberikan seca IM dan SC.
Populasi Khusus
Dosis Geriatri Kurangi dosis maksimum kolkhisin secara IV
hingga 2 mg, selama 3 minggu, dan dosis lebih rendah untuk
pemberian oral kolkhisin selanjutnya (maintenance dose).
Kondisi Lain. Kurangi dosis total IV dan PO kolkhisin pada
kondisi pasien gagal ginjal. Dosis profilaksis kolkhisin tidak
Interaksi obat
Peringatan Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang gariatri atau
pasien lema, khususnya pada manisfestasi klinis hepar, renal,
gastrointestinal, atau penderita gangguan hepar. Kurangi dosis
jika terjadi anoreksia, mual, muntah, nyeri perut atau diare
Instruksi pada pasien Pasien seharusnya selalu menyediakan obat ini dan segera minum
obat saat gejala awal muncul karena serangan asam urat.
Meredakan nyeri asam urat dan terjadi mual, muntah, nyeri perut
atau diare menandakan telah mencapai dosis maksimum,
sebaiknya hentikan pemakaian. Setelah terapi untuk mengatasi
serangan asam urat, jangan menggunakan kokhisin lagi selam 3
hari. Segera laporkan bila terjadi pendarahan gastrointestinal yang
dapat menandakan gejala awal keparahan, tetapi hal ini jarag
terjadi
Dosis yang Hilang. Jika pasien menggunakan obat ini dengan
interval regular, misalnya setiap hari, dan pasien lupa meminum
obai ini, maka pasien harus meminum obat ini saat pasien tersebut
ingat. Jika pasien ingat untuk minum obat saat mendekati dosis
berikutnya, jangan minum obat tersebut karena dapat terjadi dosis
ganda atau dosis ekstra.
Catatan :
Kolkhisin lebih efektif ketika diberikan diawal serangan
sebelum terjadi kemotaksis sel darah putih. Untuk asam urat
akut, NSAID atau kortikosteroid (sistemik atau intra artikular)
mungkin diperlukan, kolkhisin harian sering diberikan untuk
serangan propilaksis asam urat kambuhan sebelum dan selama
beberapa bulan terapi alopurinol atau urikosurik. Terapi
profilaksis berkelanjutan efktif untuk mengatasi serangan akut
dan disfungsi renal karena demam Mediterania. Terapi
kolkhisin juga efektif untuk sirosis empedu da inflamsi kulit
tetentu.
Parasetamol
Bentuk sediaan
Dosis Oral
- Dewasa : 500 –1000 mg setiap 6 jam
- Anak (6-12 tahun) : 125-250 mg 3-4x sehari
- Bayi dan Anak Kecil : dengan batuk tetes ( ukuran
pipet = 60 mg/0,6 ml ) atau elixir ( 125 mg/5 ml )
- Bayi ( < 1 tahun ) :1/2 sendok the atau 1 ukuran
pipet, 3-4x sehari
- Anak Kecil ( 1 - 3 tahun ) :1/2 – 1 sendok the, atau 1-
2 ukuran pipet, 3-4x sehari
- Anak ( 4 - 5 tahun ) : 1 ½ sendok the, atau 3
ukuran pipet, 3-4x sehari.
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) Efek samping jarang ; kecuali ruam kulit; kelainan
darah ; pankreatitis akut dilaporkan setelah
penggunaan jangka panjang
6-10 g parasetamol sekaligus dapat menimbulkan
kerusakan hati yang fatal. Penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa Nacetylcysteine dipakai sebagai
antidotum.
3. ANASTESI LOKAL
LIDOKAIN
injeksi inflate 1% (HCl) ktk 100 ampul @
2 ml
injeksi p.v. 2% (HCl) ktk 100 ampul @ 2
Bentuk sediaan ml
jeli 2% tube 25 g
semprot 4%, botol 50 ml
Farmakologi / Indikasi
gangguan nodus SA, semua derajat blok AV,
Kontraindikasi depresi miokard yang berat; porfiria.
Propanolol menurunkan klirens lidokain. Simetidin
dapat menurunkan klirens lidokain, namun penurunan
dosis simetidin secara bersamaan tidak dianjurkan.
Interaksi obat
Fenitoin dapat menurunkan kadar lidokain dalam serum
dan meningkatkan depresi miokardial.
Ketamin
Bentuk sediaan
njeksi IM, prosedur singkta, diawali 6.5–13 mg/kg (10 mg/kg
biasanya menghasilkan 12–25 menit anestesia pada
operasi). Prosedur diagnostic manoeuvres yang rasaya
nyerinya tidak terlalu intens, diawali 4 mg/kg. IV injeksi
setelah 60 deti, prosedur singkat, diawali 1–4.5 mg/kg
Dosis
(2 mg/kg biasanya menghasilkan 5–10 menit anestesi pada
operasi). IV infus pada larutan konsentrasi 1 mg/mL,
prosedur panjang, induksi, total dosis pada 0.5–2 mg/kg;
maintenance, 10–45 micrograms/kg/menit, nilainya
disesuaikan dengan respon penderita.
Farmakokinetika
Depresi saluran pernapasan neonates, dosis thiopental tidak
Adverse Drug Reaction (ADR) boleh lebih dari 250 mg.
OKSIGEN
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi pasien hipoksia untuk meningkatkan pasokan oksigen alveolar, dan
menurunkan kerja nafas untuk mempertahankan oksigen arteri.
Konsentrasi yang diberikan kepada pasien tergantung pada kondisi
yang dialami pasien, apabila konsentrasi yang diberikan tidak
sesuai dengan kondisi pasien akan menyebabkan kematian.
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
NATRIUM TIOPENTON
Bentuk sediaan
injeksi intravena
Induksi anestesi : infant (5-8 mg/kg), anak-anak 1-12 tahun
(5-6 mg/kg), dewasa (3-5 mg/kg)
Maintence anestesi : anak-anak (1 mg/kg), dewasa (25-100
mg/kg)
Dosis
Kejang : anak-anak (2-3 mg/kg/dosis), dewasa (75-250
mg/kg/dose) ulangi jika perlu
Adjusment dose pada pasien gagal ginjal : ClR < 10 ml/menit
berikan 75% dari dosis normal.
Morfin Sulfat
Bentuk sediaan
Penyakit hati
Durasi : 4 jam
Absorbsi : bervariasi
Difenilhidramin
Bentuk sediaan Sediaan: kaplet, kapsul, krim, eliksir, gel, injeksi/larutan, cairan,
suspensi, sirup, tablet, larutan untuk penggunaan oral
Dosis Anak-anak: oral, i.m, i.v
o Terapi untuk reaksi alergi sedang sampai berat: 5
mg/kg/hari atau 150 mg/m2/hari dengan dosis terbagi
setiap 6-8 jam, tidk melebihi 300 mg/hari.
o Alergi minor rhinitis atau motion sickness:
2-6 tahun: 6,25 mg setiap 4-6 jam; makimum 37,5
mg/hari.
6-12 tahun: 12,5-25 mg setiap 4-6 jam; maksimum
150 mg/hari.
≥ 12 tahun: 25-50 mg setiap 4-6 jam; maksimum 300
mg/hari.
o Bantuan waktu tidur malam: 30 menit sebelum waktu
tidur.
2-12 tahun: 1mg/kg/dosis; maksimum 50 mg/dosis.
≥ 12 tahun: 50 mg.
o Oral: antitusif
2.6 tahun: 6,25 mg setiap 4 jam; makimum 37,5
mg/hari.
6-12 tahun: 12,5 mg setiap 4 jam; maksimum 75
mg/hari.
≥ 12 tahun: 25 mg setiap 4 jam; maksimum 150
mg/hari.
o Terapi untuk reaksi distonik: 0,5-1 mg/kg/dosis
Dewasa:
o Oral 25-50 mg setiap 6-8 jam.
Alergi minor rhinitis atau motion sickness: 25-50 mg
tiap 4-6 jam; maksimum: 300 mg/hari.
Terapi untuk reaksi alergi sedang sampai berat: 25-50
mg tiap 4 jam; maksimum: 400 mg/hari.
o i.m, i.v: 10-50 mg pada tiap dosis tiap 2-4 jam, tidak
lebih dari 400 mg/hari. Reaksi distonik: 50 mg pada
tiap dosisnya, dapat diulangi 20-30 menit jika perlu.
Topikal: untuk aplikasi eksternal tidak lebih lama dari 7
hari.
Farmakologi/Indikasi meringankan simptom dari simptom alergi yang disebabkan oleh
pelepasan histamin termasuk alergi pada hidung dan kulit, dapat
digunakan sebagai obat tidur pada tengah malam / malam hari,
reaksi ekstrapiramidal akibat oat, antiemetik
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap fenilhidramin, asma akut, bayi baru lahir
atau prematur, ibu menyusui.
Peringatan dapat menyebabkan kantuk, glaukoma sudut sempit, tukak lambung,
obstruksi piloro duodenal, gejala hipertropi prostat atau obstruksi
struktural kandung kencing, riwayat asma bronkial, kenaikan tekanan
intraokuler, hipertiroid, penyakit kardiovaskuler atau hipertensi, hamil,
hindari mengemudi dan enjalankan mesin, tidak digunakan untuk
orang dengan usia lanjut, jika overdosis dapat menyebabkan
paradoxical pada anak-anak dan menghasilkan halusinasi, koma dan
kematian
Adverse drug reaction pengaruh pada kardiovaskuler (hipotensi, palpitasi dan takikardi)
dan SSP (sedasi, kurang tidur, mengganggu koordinasi, pusing,
paradoxical, urticaria) , gangguan darah (anemia hemolitik,
trombositopenia, agranulositosis), gangguan saluran cerna (mual,
muntah, diare, nyeri perut, anoreksia, mukosa membran kering), efek
antimuskarinik, reaksi alergi, penglihatan kabur.
EPINEFRIN
Injeksi, larutan :
Dosis Neonatus
Cardiac arrest
Bradikardia
Asistole
Dewasa
Asistole
Bronkodilator
Faktor resiko C
KLORFENIRAMINE
Tablet 4 mg (hydrogen maleat)
Bentuk sediaan
Injeksi 5 mg/ml (hydrogen maleat)
Dewasa : 4 mg tiap 4-6 jam, maksimal 24 mg/hari
Anak : dibawah 1 tahun, tidak dianjurkan
Dosis 1-2 tahun, 1 mg 2 kali sehari,
2-5 tahun, 1 mg tiap 4-6 jam, maksimal 6 mg/hari
6-12 tahun, 2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12 mg/hari
Farmakologi / Indikasi Anti histamine (gejala alergi seperti hay fever, urtikaria)
Kontraindikasi Serangan asma akut dan pada bayi prematur
Penggunaan bersama dengan alcohol, obat depresan SSP, anti
Interaksi obat kolinergik, dan penghambat MAO akan memperbesar efek
obat
Pemberian obat ini harus diperhatikan pada hipertropi prostat,
Peringatan
retensi urine, glaucoma, epilepsy, dan penyakit hepar
Farmakokinetika
Sedasi, gangguan saluran pencernaan, efek antimuskarinik,
Adverse Drug Reaction (ADR) hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euphoria, nyeri kepala,
stimulasi SSp, dan kelainan darah
Hindari menjalankan kendaraan bermotor dalam penggunaan
Instruksi pada pasien
obat ini karena menyebabkan kantuk
Atropine
Bentuk sediaan
Dosis Berdasarkan IONI :
Sebagai premedikasi, injeksi intravena 300-600
mcg, 30-60 menit segera sebelum induksi
anesthesia, dan dengan peningkatan dosis setiap kali
100 mcg untuk pengobatan bradikardia.
Melalui injeksi intramuskuler, 300-600 mcg, 30-60
menit segera sebelum induksi; anak : 20 mcg/kg.
Untuk mengendalikan efek muskarinik neostigmin
dengan melawan blog neuro-muskuler kompetitif,
dengan injeksi intravena 0,6-1,2 mg.
Untuk keracunan insektisida organofosfat, atropine
akan melawan efek muskarinik asetilkolin,
diberikan dalam dosis 2 mg sebagai injeksi atropine
sulfat (intramuskuler atau i.v. tergantung dari
seberapa parah keracunan) setiap 20-30 menit
hingga kulit menjadi merah dan kering, pupil
berdilatasi, dan timbul takikardia.
Berdasarkan DIH :
Bayi dan anak-anak < 0,1 mg dengan paradoxical
bradikardia
Menghambat saliva dan sekresi (preanesthesi) : oral,
i.m., i.v., SubQ
< 5 kg : 0,02 mg/kg/dosis30-60 menit preop
selanjutnya 4-6 jam saat diperlukan.
> 5 kg : 0,01-0,02 mg/kg/dosis maksimum 0,4
mg/dosis 30-60 menit preop, minimum dosis 0,1 mg
Dosis alternative :
3-7 kg : 0,1 mg
8-11 kg : 0,15 mg
11-18 kg : 0,2 mg
18-29 kg : 0,3 mg
>30 kg : 0,4 mg
Keracunan organofosfat atau carbamat :
Anak-anak : i.v. : 0,03-0,05 mg/kg setiap 10-20
menit hingga atropine berefek, lalu setiap 1-4 jam
selam 24 jam.
< 6,8 kg : 0,05 mg/kg
6,8-18 kg : 0,5 mg/dosis
18-41 kg : 1 mg/dosis
>41 kg : 2 mg/dosis
Meringankan secret, melawan bradikardia yang
berlebihan ; bersama dengan neostigmin untuk
Farmakologi / Indikasi
mengembalikan penghambatan neuromuskuler
kompetitif .
Hipersensitif atropine, glaucoma dengan sudut dekat,
takikardi, obstruktif GI, paralitik ileus ulcerative colitis
Kontraindikasi
parah, penyakit hati, obstruktif uropathi, penyakit renal,
asma, tirotoksikosis.
Efek/toksisitas ditingkatkan
Antihistamin, fenotiasin, TCAs dan obat-obat lain
dengan efek antikolinergik dapat meningkatkan efek
antikolinergik dari Atropin bila digunakan
bersamaan. Amina simpatomimetik dapat
menyebabkan takiaritmias, sehingga dihindari
Interaksi obat penggunaan bersamaan.
Efek diturunkan
Efek dari beberapa fenotiasin dapat menjadi
antagonis. Efek levodopa dapat menurunkan. Obat-
obatan dengan mekanisme kolinergik
(metoclopramid, cisapride, bethanechol) dapat
menurunkan efek antikolinergik dari Atropin.
Peringatan Penggunaan dengan perhatian lebih pada anak dengan
spastic paralisis, penggunaan dengan perhatian lebig
pada pasien geriatric. Penggunaan dosis rendah karena
penurunan paradoxical dalam laju hati. Penggunaan
dengan perhatian lebih pada pasien dengan neuropathi
otonomik, prostatic hyperplasia, hipertiroidisme, CHF,
aritmik cardiac, penyakit paru-paru kronik. Atropin
jarang digunakan kecuali sebagai terapi bradiaritmias
akut.
Onset : i.v. : cepat
Absorpsi : lengkap
Distribusi : secara luas menyebar dalam tubuh,
menembus plasenta, beberapa keluar melalui air susu,
Farmakokinetika
menembus barier darah di otak.
Metabolisme : hati
T1/2 eliminasi : 2-3 jam
Ekskresi : urin (30-50% sebagai obat utuh dan metabolit)
Adverse Drug Reaction (ADR) Takikardi
Instruksi pada pasien
Natrium Bikarbonat
Injeksi : 4 % (2,4 mEq/5 ml); 4,2 % (5 mEq/10 ml); 5 % (297,5
mEq/500 ml); 7,5 % (8,92 mEq/10 ml dan 44,6 mEq/50 ml);
Bentuk sediaan
8,4 % (10 mEq/10 ml dan 50 mEq/50 ml)
Tablet : 325 mg, 625 mg
Metabolic asidosis
Dewasa dan anak-anak : dosis
tergantung pada kadar karbon dioksida dalam darah,
pH, dan kondisi pasien; biasanya 2-5 mEq/kg iv
selama 4-8 jam
Dosis Alkalinasi sistemik dan urinaria
Dewasa : awalnya 4 g po; kemudian 1-2
g dengan interval 6 jam
Anak-anak : 84-840 mg/kg po setiap hari
Antasida
Dewasa : 300 mg-2 g po
Farmakologi / Indikasi
Dikontraindikasikan pada pasien dengan alkalosis metabolik
Kontraindikasi
atau pernapasan
Anokresian, flecainida, mecamylamine, methenamine,
quinidine, obat simpatomimetika dapat menurunkan klirens
ginjal natrium bikarbonat dan meningkatkan risiko toksisitas.
Klorpropamide, litium, methotrexate, salisilat, tetrasiklin dapat
meningkatkan alkalinasi urin, meningkatkan klirens natrium
Interaksi obat bikarbonat, dan menurunkan keefektifannya. . Penggunaan
natrium bikarbonat secara bersamaan dengan obat salut
enteric dapat menyebabkan pelepasan obat lebih awal dalam
lambung, hindari pemakaiannya secara bersamaan.
Penggunaan natrium bikarbonat secara bersamaan dengan
ketokonazole dapat menurunkan absorpsi ketokonazole
Peringatan
Farmakokinetika
edema, gastric distention, sendawa, flatulensi, hipokalemia,
Adverse Drug Reaction (ADR) alkalosis metabolik, hiperatremia, hiperosmolaritas dengan
dosis tinggi, luka dan iritasi pada tempat injeksi
Jangan minum obat ini bersamaan dengan susu katena
dapat meningkatkan kadar sodium dalam darah, alkalinitas
Instruksi pada pasien
yang tinggi abnormal dalam jaringan dan cairan, atau batu
ginjal
Natrium tiosulfat
Bentuk sediaan inj. iv 25% ktk 10 amp@10ml
Sianida dan nitroprusida antidote : i.v : ANAK < 25 kg : 50 mg/kg
setelah menerima 4,5-10 mg/kg natrium nitrit ; setengah dosis
dapat diulang sekali bila perlu. ANAK > 25 kg dan DEWASA : 12,5 g
setelah 300 mg natrium nitrit, setengah dosis dapat diberikan jika
perlu.
Keracunan sianida : i.v :dosis dapat disesuaikan berdasarkan
Dosis
natrium nitrit dengan kecepatan 2,5-5 ml/menit sampai maksimum
50 ml
Keracunan arsen : i.v : 1ml pada hari pertama, 2 ml pada hari
kedua, 3 ml pada hari ketiga, 4 ml pada hari keempat, 5 ml pada
hari selanjutnya dan bertambahasesuai harinya.
parenteral : digunakan sendiri atau dengan natrium nitrit atau amil
nitrit pada keracunan sianida dan arsen, mengurangi resiko
Farmakologi / Indikasi
nefrotoksik dengan terapi cisplatin. Topical : pengobatan pada
tinea versicolor
Kontraindikasi hipersensitif terhadap natrium tiosulfat
Interaksi obat
keamanan penggunaan pada kehamilan belum terbukti, hentikan
Peringatan penggunaan topical bila terjadi sensitifitas atau iritasi, infuse i.v
cepat dapat menyebabkan transient hipotensi dan perubahan EKG
Farmakokinetik/farmakodinamik : waktu paruh eliminasi : 0,65
Farmakokinetika
jam; ekskresi : urin (28,5% sebagai unchanged)
kardiovaskuler : hipotensi; system saraf pusat : koma, psikosis,
Adverse Drug Reaction (ADR) konfusi; dermatologi : iritasi local dan kontak dermatitis; otik :
tinnitus
Instruksi pada pasien
DEKSAMETASON
Bentuk sediaan Injeksi 5 mg/ml (sebagai natrium fosfat)
- Anak (I.V): 5-20 mg diberikan 15-30 menit sebelum
pengobatan (antiemetik); 0,08-0,3 mg/kg/hari yang
terbagi dosisnya setiap 6-12 jam
Dosis - Dewasa (I.V): 10-20 mg setiap 15-30 menit sebelum
pengobatan per harinya (antiemetic yang profilaksis);
0,75-9 mg/hari yang terbagi dosisnya setiap 6-12 jam
(anti inflamasi)
Anti inflamasi steroid, alergi, hematologik, neoplastik dan
Farmakologi / Indikasi
penyakit autoimun,dll
Hipersensitif terhadap Deksametason atau komponen lain dari
Kontraindikasi
formula
Interaksi obat - Peningkatan Efek : dengan penggunaan bersama
antifungi azol bloker kanal kalsium
(nondihidropiridin), siklosporin dan estrogen
meningkatkan konsentrasi plasma dari kortikosteroid.
Antacid meningkatkan absorpsi kortikosteroid.
Kortikosteroid meningkatkan konsentrasi plasma dari
siklosporin.
- Penurunan Efek : Aminoglutetimida menurunkan
konsentrasi plasma atau deksametason. Konsentrasi
plasma dari isoniazid dan fenitoin diturunkan dengan
deksametason. Deksametason juga berperan dalam
penurunan efek dari Warfarin.
Penggunaannya harus hati-hati pada pasien dengan
Peringatan hipotiroidisme, sirosis, hipertensi dan gangguan
tromboembolik
- Durasi dari efek metabolit : 72 jam
- Metabolisme : di hati
Farmakokinetika - T1/2 elm : 1,8–3,5 jam (fungsi renal normal)
- T max : ~8 jam (I.M)
- Ekskresi : urin dan feses
Udema, hipertensi, aritmia, insomnia, perianal pruritus,
Adverse Drug Reaction (ADR) diabetes mellitus, hirsutism, hepatomegali, arthralgia,
osteoporosis, katarak
Instruksi pada pasien -
5. PROSEDUR PERIOPERATIF
Atropin sulfat
Onset : IV : cepat
Absorbsi : komplit
Distribusi : menyebar luas ke seluruh tubuh; menembus
plasenta; sedikit menembus air susu; dapat menembus
barier darah-otak.
Farmakokinetika
Metabolisme : hepar
t1/2 eliminasi : 2 – 3 jam
Ekskresi : lewat urin (30 % sampai 50 % dalam bentuk
unchanged drug dan metabolit)
Karbon adsorben
Bentuk sediaan
Dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun gejala-gejala dan lesi
Dosis mukosa akibat refluks esophagus 250 mg 4 kali sehari.
magnesium sulfat
Bentuk sediaan serbuk, ktg 30 g
aritmia : inj. i.v 8 mmol Mg 2+ selama 10-15 menit (diulangi satu
Dosis
kali bila perlu)
mencegah kejang berulang pada eklampsia, pengobatan darurat
Farmakologi / Indikasi aritmia serius dengan hipokalemia dan bila muncul takikardia
ventrikuler; konsti-pasi, pasta untuk bisul, 13.10.5
Kontraindikasi
Interaksi obat jika secara parenteral akan meningkatkan efek relaksasan otot
non-depolarsing
: kerusakan ginjal; pantau magnesium dan elektrolit lain; pada
hipomagnesemia yang berat mula-mula diberikan melalui alat
Peringatan
kontrol infus (lebih disukai syringe pump);
Farmakokinetika
biasanya dihubungkan dengan hepermagnesemia, mual, muntah,
haus, flushing kulit, hipotensi, aritmia, koma, depresi napas,
Adverse Drug Reaction (ADR)
ngantuk, bingung, hilang refleks tendon, lemah otot; kolik dan
diare pada pemberian oral.
Instruksi pada pasien
7. ANTI EPILEPSI-KONVULSI
Diazepam
Bentuk sediaan
oral : ansietas 2 mg 3 kali/hari dinaikan bila perlu
sampai 15-30 mg/hari dalam dosis terbagi. Untuk usia
lanjut dosis setengahnya. Insomnia yang disertai
ansietas 5-15 mg sebelum tidur. Injeksi i.m. atau injeksi
i.v. lambat (kedalam vena yang besar dengan
kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit) untuk ansietas
akut berat, pengendalan serangan panic akut, dan
putus alcohol akut : 10 mg diulang bila perlu setelah
Dosis
tidak kurang dari 4 jam. Dengan melalui rectal
sebagian larutan untuk ansietas akut dan agitasi : 10
mg (usia lanjut 5 mg) diulang setelah 5 menit bila
perlu. Untuk ansietas apabila pemberian oral tidak
dapat dilakukan obat diberikan melalui rectum
sebagai suppositoria : 10-30 mg (dosis lebih tinggi
terbagi).
Farmakokinetika
mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi
paradoksikal dalam agresi, gangguan mental, amnesia,
ketergantungan, depresi pernapasan, kepala terasa
ringan hari berikutnya, bingung. Kadang-kadang terjadi
Adverse Drug Reaction (ADR) nyeri kepala, vertigo, hipotensi, perubahan gangguan
penglihatan, perubahan libido, retensi urin, dilaporkan
juga kelainan darah dan sakit kuning, paa injeksi i.v.
terjadi nyeri, tromboflebitis dan hipotesi.
Fenobarbital
Bentuk sediaan - Kapsul :16 mg
- Tablet : 15, 16, 30, 60, 90, 100 mg ( kemasan 1 botol :
10000 btalet)
- Elixir : 3, 4 mg/ml
- Injeksi : 30, 60, 65, 130 mg/ml (IV/IM : 50 mg/ml, kemasan
100 ampul @ 2 ml)
Dosis oral dan IV untuk inisial terapi pada pasien epilepsi 60-90
mg/hari, meningkat 30-60 mg/hari tiap 7-14 hari untuk dosis
efektif. Dosis pemeliharaan (maintenance) 90-240 mg/hari atau 1-
3 mg/kg/hari. Dosis IV untuk epilepsi 20 mg/kg dengan laju 100
mg/menit. Pemberian melalui rektal telah dilaporkan
Dosis Pediatri. Inisial terapi untuk epilepsi 0,5
mg/kg./hari secaraora dan IV meningkat 7-14 hari untuk
meminimalkan sedasi. Dosis pemeliharaan (maintenance) 2-5
Dosis
mg/kg./hari atau 125 mg/m2/hari sebelum tidur. Dosis IV untuk
epilepsi 20 mg/kg dengan laju 50-100 mg/menit.
Dosis Geriatri. Kliren fenobarbital berkurang pada
geriatri, sehingga diperlukan pengurangan dosis.
Kondisi Lain. Selama kehamilan, kliren fenoberbital
dapat naik sehingga diperlukan peningkatan dosis dan
monitoring kadar fenobarbital dalam darah.
7,2 0,8 mg/L (31 3,4 mol/L) 4,4 0,6 jam setelah
Farmakokinetika
pemberian secara rektal dari 5 mg/kg dosis parenteral
fenobarbital. Fenobarbital terikat protein plasma sebesar 45-
Adverse Drug Reaction (ADR) Dapat terjadi toleransi pada pemakaian jangka panjang.
Pada dewasa, fenobarbital dapat menyebabkan kegagalan
kesadaran, waktu respon, dan gerak motorik sedangkan pada
anak dan geriatri pada pengobatan jangka waktu lama dapat
menyebabkan gangguan mental, depresi, insomnia, dan sering
terjadi aktivitas hiperkinetik. Terjadi gangguan jaringan terkait
dengan pemakaian fenobarbital yang terjadi pada 6% pasien,
biasanya pada tahun pertama terapi. Jarang dilaporkan terjadi
anemia megaloblastik, hepatitis, pengelupasan kilit atau
sindrom Stevens-Johnson. Pendarahan pada neonatal
dilahirkan pada bayi yang baru dilahirkan pada ibuyang
menggunakan fenobarbital. SC dan injeksi arterial dapat
menyebabkan nekrosis jaringan. Pemberian secara IV
khususnya setelah pemberian IV benzodiazepin dapat
menyebabkan depresi penafasan akut.
Instruksi pada pasien Penting untuk menyediakan obat ini untuk mengontrol
kejang. Penghentian penggunaan obat secara tiba-tiba dapat
meningkatkan serangan kejang. Hindari minuman beralkohol
dan obat-obat yang dapat membuat kejang menjadi kambuh.
Biasanya tidak dilaporkan adanya efek samping yang
merugikan. Selalu gunakan kontraseptif, hubungi dokter bila
berencana hamil.
Dosis yang Hilang. Jika pasien menggunakan obat ini
dengan interval regular, misalnya setiap hari, dan pasien lupa
meminum obai ini, maka pasien harus meminum obat ini saat
pasien tersebut ingat. Jika pasien ingat untuk minum obat saat
mendekati dosis berikutnya, jangan minum obat tersebut
karena dapat terjadi dosis ganda atau dosis ekstra.
Catatan :
Pada pengobatan epilepsi, fenobarbital biasanya
dianggap pilihan obat ketiga setelah IV fenitoin dan IV
lorazepam gagal mengontrol kejang. Dilihat dari efikasi klinis
dan toleransi pasien, secara umum fenobarbital pilihan obat
lini ketiga atau keempat untuk terapi dosis tunggal pada
pengobatan kejang dibandingkan dengan obat pilihan pertama
: carbamazepin, fenitoin, atau asam valproic
8. ANTI ANTELMINTIK
Pirantel
Bentuk sediaan
biasanya dihitung per berat badan (BB), yaitu 10 mg /
kgBB. Walaupun demikian, dosis tidak boleh melebihi
1 gr (MIMS,1998). Sediaan biasanya berupa sirup
(250 mg/ml) atau tablet (125 mg /tablet). Bagi orang
Dosis
yang mempunyai berat badan 50 kg misalnya,
membutuhkan 500 mg pirantel. Jadi orang tersebut
diresepkan 4 tablet pirantel (125 mg) sekali minum.
BENZANTIN BENZILPENISILIN:
Bentuk sediaan
Dosis
Digunakan untuk serangan aktif bakteri gram positif, sedikit bakteri
gram negatif, seperti Neissheria gonorhoeae, beberapa bakteri
anaerob dan spirochetes, digunakan dalam treatment sipilis,
digunakan untuk treatmen ringan hingga menengah pada infeksi
Farmakologi / Indikasi karena organisme susceptibel. Mekanisme aksi mengganggu
sintesis dinding sel bakteri selama multiplikasi aktif sehingga
menyebabkan dinding sel rusak, bakteri mati
Farmakokinetika Durasi: 1-4 minggu (dose deendent), dosis yang lebih besar
diperlukan untuk mempertahankan level penisilin
Absorpsi: im lambat
9. ANTI BAKTERI
AMOKSISILIN ANHIDRAT
Tablet scored 500 mg ktk 10 str @ 10
tablet scored
Bentuk sediaan
Sirup kering 125 mg 5 ml, botol 50 ml
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Ampisillin
Cap 250, 500 mg; Susp 25, 50, mg/mL; Inj 125, 250, 500
Bentuk sediaan mg, 1,2, 10 g.
FENOKSIMETIL PENISILIN
Bentuk sediaan
Adverse Drug Reaction (ADR) diare pada anak-anak, jika fenoksimetil penisilin diberikan
dalam dosis besar untuk jangka waktu lama dapat timbul
gejala saluran cerna seperti rasa tidak enak di abdomen,
mual, muntah, meningkatnya fragilitas kapiler yang ditandai
dengan timbulnya ptekie secara spontan.
Toksisitas fenoksimetil penisilin rendah, tetapi pada
sebagian kecil pasien, penisilin dapat menimbulkan reaksi
alergi. Fenoksimetil penisilin dapat menimbulkan reaksi
alergi silang dengan penisilin G dan penisilin yang lain. Pada
seorang pasien tanpa riwayat alergi penisilin, fenoksimetil
penisilin oral telah menimbulkan syok anafilaktik.
Pemberian fenoksimetil penisilin dapat menimbulkan
sindroma yang menyerupai "serum sickness" disertai dengan
kerusakan hati.
GRISEOFULVIN MICRONIZED
Bentuk sediaan
Adverse Drug Reaction (ADR) Hipersensitivitas: ruam kulit, urtikaria, edema angioneurotik
(jarang).
- Susunan syaraf pusat: parestesia pada lengan dan kaki,
sakit kepala, letih; mabuk, insomnia, bingung.
- Saluran pencernaan: mual, muntah, keluhan lambung,
diare.
- Hematologi: lekopenia (jarang), granulo-sitopenia.
- Lain-lain: oral thrush, fotosensitivitas, proteinuria (jarang).
- Hepatotoksisitas
Dosis IM :
Anak-anak : 25.000 – 50.000 unit/kg/hari dengan dosis
terbagi 1 – 2 kali/hari; tidak boleh melebihi 4,8 juta
unit/24 jam.
Anthraks, inhalasi : 25.000 unit/kg setiap 12 jam
(maksimum: 1,2 juta unit setiap 12 jam)
Congenital syphilis : 50.000 unit/kg/hari untuk 10 –
14 hari.
Dewasa : 0,6 – 4,8 juta unit/hari dalam dosis terbagi 12 –
24 jam
Anthraks :
Inhalasi : 1,2 juta unit setiap 12 jam.
Catatan : keseluruhan terapi berdurasi selama 60
hari. Pemberian Prokain Penicilin G lebih dari 2
minggu akan menimbulkan peningkatan resiko
beberapa efek samping, sehingga klinisi sebaiknya
menggantinya dengan terapi alternatif yang efektif
untuk menyelesaikan terapi di atas 2 minggu.
Cutaneous : 600.000 – 1,2 juta unit/hari :
direkomendasikan terapi alternatif pada cutaneous
yang parah atau bentuk lain dari infeksi Anthraks.
Endokarditis yang disebabkan oleh viridians yang
rentan Streptococcus : 1,2 juta unit setiap 6 jam
untuk 2 – 4 minggu.
Neurosifilis : IM : 2 – 4 juta unit/hari dengan 500
mg Probenecid (p.o.) 4 kali/hari untuk 10 – 14
hari; pemberian Penicilin G secara aqueous IV
lebih disukai.
Minum obat ini (oral) bersama dengan satu gelas penuh air
pada kondisi perut yang kosong (1 jam sebelum atau 2 jam
setelah makan) untuk absorbsi terbaik. Dosis yang Hilang.
Minum obat ini pada interval yang dianjurkan. Jika Anda
lupa meminum satu dosis, minumlah obat sesegera mungkin.
Instruksi pada pasien
Tetapi apabila kelalaian ini hampir mendekati saat minum
dosis berikutnya, minumlah hanya satu dosis. Jarak antara
dosis yaitu 4 – 6 jam. Jangan meminum dosis dobel ataupun
ekstra.
Oksitetrasiklin
Bentuk sediaan
Absorpsi : sedikit
TETRASIKLIN
Bentuk sediaan Kapsul 250 mg (HCl)
Kapsul 500 mg (HCl)
Dosis - Anak >8 tahun: 25-50 mg/kg/hari dalam
dosis terbagi setiap 6 jam
- Dewasa: 250-500 mg/dosis setiap 6 jam
- Gangguan ginjal: Clcr 50-80 ml/menit
(diberi setiap 8-12 jam), Clcr 10-50
ml/menit (diberi setiap 12-24 jam), Clcr
<10 ml/menit (setiap 24 jam)
- Gangguan hati: Hindari penggunaan atau
dosis maksimum 1 g/hari
Kloramfenikol
Bentuk sediaan injeksi, serbuk, kapsul, suspensi.
Dosis Anak-anak dan infan > 30 hari:
o Meningitis; i.v: 50-100 mg/kg/hari terbagi tiap 6 jam.
o Infeksi lain; i.v: 50-75 mg/kg/hari terbagi tiap 6 jam;
dosis maksimum sehari: 4 g/hari.
Dewasa: infeksi (kecuali meningitis); i.v: 50-100 mg/kg/hari
terbagi tiap 6 jam; dosis maksimum sehari: 4 g/hari.
Adjusment dose: pada pasien menderita kerusakan hati, hindari
penggunaan pada kerusakan hati yang parah dapat
meningktkan terjadinya toksisitas.
Farmakologi/Indikasi terapi untuk infeksi serius dari organisme yang resisten terhadap
antibiotik lain. Berguna terhadap infeksi yang disebabkan oleh H.
influenzae, N. meningitidis, Salmonella dan Rickettsia, aktif
terhadap enterokokus yang kebanyakan resisten terhadap
vankomisin.
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap kloramfenikol. Wanita hamil, menyusui
dan pasien pofiria.
Peringatan hindari pemberian berulang dan jangka panjan. Turunkan dosis
pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Lakkan
hitung jenis sel darah sebelum dan secara berkala selama
pengobatan. Pada neonatus dapat menimbulkan grey baby
syndrome.
Adverse drug reaction tiga ADR yang utama adalah nemia aplastik, Gray syndrome, supresi
sumsum tulang. ADR lainny: gangguan SSP (pusing, demam, depresi),
pada kulit (urtikaria, kemerahan serta udem, angiodema), gangguan
saluran pencernaan (mual, glosaltis, enterokolitis, muntah, stomatitis),
gangguan pada darah (granulositopenia, pansitopenia, anemia
hipoplastik, trombositopenia), gangguan mata (optik neurutis).
Farmakokinetik o distribusi: kebanyakan pada jaringan dan cairan tubuh, bisa
masuk pada plasenta dan cairan susu ibu, rasio tingkat
SSP:darah (normal meninges= 66%, meninges inflasi
>66%).
o Ikatan dengan protein: 60%.
o Metabolisma: sebagian besar di hati (90%) menjadi
metabolit tidak aktif, mengalami glukuronidasi.
o Waktu setengah eliminasi: fungsi ginjal normal: 1,6-3,3 jam;
penyakit injal stadium akhir: 3-7 jam dan sirosis: 10-12 jam.
Interaksi Obat dapat meningkatkan efek dengan adanya fenitoin, klorpropamid, dan
antikoagulan oral. Efek menurun dengan adanya: fenobarbital dan
rifampin.
Informasi untuk Pasien
KOTRIMOKSAZOL
Bentuk sediaan
• Otitis media
• Bronkitis kronik
• Travelers diarhea
• Septic agranulositosis
• Chancroid
• Pertusis
• Cholera
• Isosporiasis
minggu.
• Brucellosis
• Burkholderia Infection
• Cholera
• Cycospora Infection
• Isosporiasis
• Listeria Infections
• Mycobacterial Infections
• Nocardia Infections
• Pertussis
• Wegener’s Gr anulomatosis
• Whipple’s Disease
Obat-herbal :
Obat-gaya hidup :
Farmakokinetika Absorpsi
• Distribusi
• Eliminasi
eliminasi empedu.
Adverse Drug Reaction (ADR) SSP : pusing, depresi mental, meningitis aseptik, apathy,
seizures, halusinasi, ataksia, gugup, fatique, vertigo, insomnia.
Kehamilan
Sulfadiazine
Bentuk sediaan
Asimptomatik pembawa meningococcal
Bayi 1-12 bulan : 500 mg sekali sehari selama 2 hari
Anak 1-12 tahun : 500 mg 2 kali sehari selama 2
hari
Dewasa : 1 g 2 kali sehari selama 2 hari
Congenital toksoplasmosis
Bayi dan anak < 2 bulan : 100 mg/kg/harisetiap 6
jam
Dosis Anak >2 bulan : 25-50 mg/kg/dosis 4 kali sehari
Nocardiosis : 4-8 g/hari selama minimal 6 minggu
Toxoplasmosis
Anak > 2 bulan : LD : 75 mg/kg, maintenance dose :
120-150 mg/kg/hari, maksimal dosis : 6 g/hari;
diberika setiap 4-6 jam.
Dewasa : 2-6 g/hari diberikan setiap 6 jam
Pencegahan demam reumatik, oral : 1 g/hari (500
mg/hari jika berat badan lebih kecil dari 30 kg)
Toksoplasmosis, terapi infeksi saluran kencing dan
Farmakologi / Indikasi
nocardiosis, pencegahan kambuhan demam reumatik.
Kontraindikasi Gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang berat, porfiria,
hipersensitif pada obat-obatan sulfa, anak < 2 bulan, wanita
hamil
Efek sitokrom P450
Substrat CYP2C8/9 (utama), 2E1 (minor), 3A4
(minor), menghambat CYP2C8/9 (kuat)
Efek/toksisitas ditingkatkan
Peningkatan efek oleh antikoagulan oral dan
hipoglikemik oral. Sulfadiazine dapat ditingkatkan
efeknya dengan Amiodaron, fluoxetin, glimepirid,
glipizid, nateglinid, fenitoin, pioglitazone,
Interaksi obat rosiglitazone, sertralin, warfarin, dan substrat
CYP2C8/9 lain.
Efek diturunkan
Sulfadiazine dapat diturunkan efeknya dengan
carbamazepin, fenobarbital, fenitoin, rifampin,
rifapentin, secobarbital dan inducer substrat
CYP2C8/9 lain. Penurunan efek juga dengan PABA
atau obat-obat metebolit PABA (prokain,
proparacaine, tetracaine, sun block)
Gangguan fungsi hati dan ginjal; minum air cukup banyak.
Hindarkan penggunaan pada gangguan darah (kecuali di
bawah pengawasan spesialis); pada penggunaan jangka
panjang perlu dilakukan hitung jenis sel darah. Bila timbul
Peringatan ruam atau gangguan darah, obat harus segera dihentikan.
Hati-hati pada asma, defisiensi G6PD, wanita hamil atau
menyusui. Hindari penggunaan pada bayi di bawah 6
minggu (kecuali untuk pengobatan atau profilaksis
Pneumocytis carinii).
Farmakokinetika Absorpsi : diabsorpsi dengan baik
Distribusi : melewati keseluruhan jaringan dan cairan tubuh
termasuk pleural, peritoneal, sinovial, dan cairan mata,
keseluruhan total air tubuh, siap berdifusi dalam CSF,
masuk dalam air susu
Metabolisme : melalui N-asetilasi
T1/2 eliminasi : 10 jam
Tmaks : dalam 3-6 jam
Ekskresi : urin (43-60% sebagai obat utuh dan 15-40%
sebagai metabolit)
Mual, muntah, ruam (termasuk sindrom Stevens-Johnson,
nekrolisis epidermal toksik, fotosensitivitas) hentikan obat
dengan segera. Reaksi alergi, diare, stomatitis, glosistis,
Adverse Drug Reaction (ADR) anoreksia, artralgia, mialgia. Kerusakan hati seperti ikterus
dan nekrosis hati; pancreatitis, colitis terkait antibiotic,
eosinofilia, batuk, napas singkat, infiltrate paru, meningitis
aseptic, sakit kepala, depresi, konvulsi, ataksia, tinnitus.
Instruksi pada pasien
Sulfadimidin
Bentuk sediaan Tablet 500 mg
Dosis Oral, dosis awal 2 g, dilanjutkan dengan 0,5-1 g tiap 6-8 jam
Farmakologi / Indikasi Infeksi saluran kemih
Kontraindikasi Gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang berat, porfiria
Interaksi obat
Gangguan fungsi hati dan ginjal, minumair cukup banyak.
Hindarkan penggunaan pada gangguan darah (kecuali di
bawah pengawasan spesialis), pada penggunaan jangka
panjang perlu dilakukan hitung jenis sel darah. Bila timbul
Peringatan ruam atau gangguan darah obat harus segera dihentikan,
hati-hati pada asma , defisiensi G6PD, wanita hamil atau
menyusui. Hindari pada penggunaan pada bayi di bawah 6
minggu (kecuali untuk pengobatan atau profilaksis
Pneumocystis carinii)
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) Mual,muntah, ruam (termasuk sindrom Stevens-Johnson,
nekrolisis epidermal toksik,fotosensitivitas) hentikan obat
dengan segera. Gangguan darah (neutropenia,
trombositopenia, agranulositosis dan purpura) hentikan obat
dengan segera. Reaksi alergi, diare, stomatitis, glositis,
anoreksia, artralgia, mialgia. Kerusakan hati seperti ikterus
dan nekrosis hati, pancreatitis, colitis terkait antibiotic,
eosinofilia, batuk, nafas singkat, infiltrate paru, meningitis
aseptic, sakit kepala, depresi, konvulsi, ataksia, tinnitus.
Anemia megaloblastik karena trimetropim, gangguan
elektrolit, kristaluria, gangguan ginjal termasuk nefritis
interstisialis
Instruksi pada pasien
TRIMETOPRIM
Bentuk sediaan Tablet 100 mg, 200 mg
Dewasa : 100 mg setiap 12 jam atau
200 mg setiap 24 jam selama 10 hari; pemakaian jangka
panjang diperlukan untuk prostatitis (4-16 minggu); untuk
pengobatan Pneumocystis carinii pneumonia; dosisnya
dinaikkan menjadi 15-20 mg/kg/hari yang dibagi dalam 3-4
dosis
Dosis Pediatri : 4 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi setiap 12 jam
Kondisi khusus :
Clcr 15-30ml/menit, pemberiannya 100 mg setiap 18 jam atau
50 mg setiap 12 jam
Clcr <15ml/menit, pemberiannya 100 mg setiap 24 jam atau
hindari pemakaiannya (DIH)
Farmakologi / Indikasi
gangguan fungsi ginjal berat, wanita hamil, neonatus dan
Kontraindikasi
diskrasia darah
Interaksi obat Efek sitokrom P450 : substrat (utama)
CYP2C8/9, 3A4; menghambat CYP2C8/9
Peningkatan efek/efek toksik : efeknya ditingkatkan
oleh fenitoin. Penggunaannya bersamaan dengan ACE
inhibitor meningkatkan risiko hiperkalemia. Myelosuppresion
ditingkatkan dengan methotrexate. Dapat meningkatkan level
digoksin. Penggunaannya bersamaan dengan Dapson dapat
meningkatkan level dapson dan trimetoprim. Penggunaannya
bersamaan dengan prokainamide dapat meningkatkan level
prokainamide dan trimetoprim. Trimetoprim dapat
meningkatkan level/efek amiodarone, fluoxetine, glimepiride,
glipizide, nateglinide, fenitoin, pioglitazone, rosiglitazone,
sertraline, warfarin dan substrat CYP2C8/9
Penurunan efek : efek trimetoprim dapat
diturunkan oleh aminoglutethimide, carbamazepine, nafcillin,
nevirapine, fenobarbital, fenitoin, rifampin, rifapentine,
secobarbital, dan penginduksi CYP2C8/9 atau 3A4
gangguan fungsi ginjal, ibu menyusui, pasien dengan risiko
Peringatan defisiensi folat, porfiria. Untuk pengobatan jangka panjang
diperlukan hitung jenis sel darah
Absorbsi : cepat dan luas
Distribusi : secara luas ke jaringan dan cairan tubuh
(telinga bagian tengah, prostat, empedu, aqueous humor,
CSF), melintasi plasenta, masuk dalam air susu
Ikatan dengan protein : 42%-46%
Farmakokinetika
Metabolisme : sebagian besar di hepar
Waktu paruh : 8-14 jam , diperpanjang dengan
adanya gangguan fungsi ginjal
Waktu puncak, serum : 1-4 jam
Ekskresi : urin(60-80%) dalam bentuk unchanged drug
Adverse Drug Reaction (ADR) Sistem saraf pusat : aseptic meningitis (jarang),
demam
Dermatologi : ruam maculopapula, (3%-7%
pada dosis 200 mg/hari; sering terjadi pada dosis harian yang
besar), eritema multi-forme (jarang), dermatitis
eksfoliatif(jarang), gatal, erupsi kulit, fototoksik syndrom
Stevens-Johnson (jarang), nekrolisis epidermal toksik
(jarang)
Endokrin dan metabolisme : hiperkalemia dan
hiponatremia
Gastointestinal : epigastric distress, glositis,
mual, muntah
Hematologi : leukopenia, anemia
megaloblastik, methemoglobinemia, neutropenia,
trombositopenia
Hepar : elevasi enzim hati, cholestatic
jaundice (jarang)
Ginjal : peningkatan BUN dan
kreatinin
Lainnya : anafilaksis, reaksi
hipersensitivitas
Instruksi pada pasien Diberikan dengan susu atau makanan
Metronidazol
Bentuk sediaan
Dosis Oral, amubiasis intestinal invasif: 800 mg tiap 8 jam selama 5 hari.
Anak: 1-3 tahun: 200 mg tiap 8 jam, 3-7 tahun 100-200 mg tiap 6
jam, 7-10 tahun: 200-400 mg tiap 8 jam. Amubiasis ekstraintestinal
dan pembawa kista amuba asimtomatik 400-800 mg tiap 8 jam
selama 5-10 hari. Anak: 1-3 tahun 100-200 mg tiap 8 jam, 3-7
tahun 100-200 mg tiap 6 jam; 7-10 tahun 200-400 mg tiap 8 jam.
Trikomoniasis uroginetal 200 mg tuiap 8 jam selama 7 hari atau
400-500 mg tiap 12 jam selama 7 hari atau 800 mg pagi hari dan
1,2 gram malam hari selama 2 hari, atau 2 gram dosis tunggal.
Anak: 1-3tahun 50 mg tiap 8 jam selama 7 hari; 3-7 tahun 100 mg
tiap 12 jam ; 7-10 tahun 100 mg tiap 8 jam.
Giardiasis: 2 g/hari selama 3 hari atau 500 mg dua kali sehari
selama 1-10 hari; alak 1-3 tahun 500 mg/ hari selama 3 hari; 3-7
tahun 600-800 mg/hari: 7-10 tahun 1 g/hari.
Infeksi anaerob (bisanya selama 7 hari): Oral dosis awal 800 mg
kemudian 400 mg tiap 8 jam atau 500 mg tiap 8 jam. Rektal: 1 g
tiap 8 jam selama 2 hari kemudian 1 g tiap 12 jam. Infuse intravena
500 mg tiap 8 jam. Anak untuk semua cara pemberian 7,5 mg /kg
tiap 8 jam.
Infeksi gigi akut, oral 200 mg tiap 8 jam selama 3-7 hari.
Profilaksis bedah: oral 400 mg tiap 8 jam dimulai 24 jam senelu
operasi, dilanjutkan sesudah operasi secara intravena atau rektal
sampai pemberian oral dapat dilakukan lagi. Anak: 7,5 mg/kg tiap 8
jam. Rectal 1 g tiap 8 jam. Anak 125-250 mg tiap 8 jam.
Intravena: 500 mg beberapa saat sebelum operasi, kemudian tiap
8 jam sampia pemberian oral dapat dilakukan.
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar, gangguan
saluran cerna, ruam, urtikaria, dan angioudema, kadang-kadang
timbul rasa lesu, mengantuk, pusing, ataksia, urin berwarna gelap
dan anafilaksis. Neuritis perifer pada penggunan jangka panjang,
serangan epilepsi transient, leukopenia.
Instruksi pada pasien
Eritromisin
kap 250 mg ( sbg Sterarat )
Bentuk sediaan Btl 100 kaps
Sir 200mg/5ml ( sbg etil suksinat ), btl 60ml
oral : DEWASA dan ANAK diatas 8 tahun, 250-250 mg tiap 6 jam
atau 0,5-1 g tiap 12 jam; pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai
4 g/hari. ANAK smapai 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam, 2-8 tahun 250
mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan.
Acne : 250 mg 2 kali sehari, kemudian 1 kali sehari setelah 1 bulan.
Dosis
Sifilis stadium awal, 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari.
Infuse intravena : infeksi berat pada dewasa dan anak, 50
mg/kg/hari secara infuse kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam;
infeksi ringan 25mg/kg/hari bila pemberian per oral tidak
memungkinkan
sebagai alternative untuk pasien yang alergi penicillin untuk
pengobatan enteritis kampilobacter, pneumonia, penyakit
Farmakologi / Indikasi legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronik, akne
vulgaris, dan profilaksis diferi dan pertusis
antibiotic, makrolida, ophthalmic, antibiotic topical dan jerawat
hipersensitif terhadap eritromisin, untuk cangkok hati dengan atau
tanpa jaundice, neonates semenjak dalam formulasinya
Kontraindikasi
mengandung benzyl alcohol yang meningkatkan toksisitas pada
neonatus
Interaksi obat Analgetik : kadar plasma alfentanil ditingkatkan oleh
eritomisin
Antacid dan adsorben : antacid menurunkan absorpsi azitromicin
Antiaritmia : kadar plasma disopiramid dinaikkan oleh
eritromisin
Antikoagulan : efek nikumalon dan warfarin ditingkatkan oleh
eritromisin dan mungkin juga oleh beberapa makrolida lainnya
Antiepileptika : klaritomisin dan eritromisin menghambat
metabolism karbamazepin (menaikkan kadar karbamazepin)
Antihistamin : klaritromisin dan eritromisin menghambat
metabolism astemizol dan terfenadin (risiko aritmia yang
berbahaya, diinformasikan kemungkinan meningkatnya kadar
plasma loratadin oleh eritromisin)
Antipsikotik : eritromisin mungkin menaikkan kadar plasma
klozapin (mungkin meningkatkan risiko kejang)
Ansiolitika dan hipnotika : eritromisin menghambat
metabolism midazolam (menaikkan kadar plasma midazolam,
dengan sedasi hebat) dan zopiklon
Antagonis kalsium : eritromisin mungkin menghambat
metabolism felodipin (menaikkan kadar plasma)
Glikosida jantung : efek digoksin ditingkatkan oleh eritromisin
Dopaminergik : kadar plasma bromokriptin dan sabergolin
ditingkatkan oleh eritromisin
Teofilin : klaritromisin dan eritromisin menghambat
metabolism (menaikkan kadar plasma teofilin)
Obat-obat antiulkus : simetidin menaikkan kadar plasma
eritromisin (meningkatkan risiko toksisitas, termasuk tuli)
Peringatan gangguan fungsi hati dan porfiria ginjal, perpanjangan interval QT
Farmakokinetika
mual, muntah, nyeri perut, diare;urtikaria, ruam dan reaksi alergi
lainnya; gangguan pendengaran yangreversibel pernah dilaporkan
Adverse Drug Reaction (ADR)
setelah pemberian dosis besar; ikterus kolestatik dan gangguan
jantung (aritmia dan nyeri dada)
Instruksi pada pasien
TETRASIKLIN
Bentuk sediaan Kapsul 250 mg (HCl)
Kapsul 500 mg (HCl)
Dosis - Anak >8 tahun: 25-50 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi setiap 6 jam
- Dewasa: 250-500 mg/dosis setiap 6
jam
- Gangguan ginjal: Clcr 50-80 ml/menit
(diberi setiap 8-12 jam), Clcr 10-50
ml/menit (diberi setiap 12-24 jam),
Clcr <10 ml/menit (setiap 24 jam)
- Gangguan hati: Hindari penggunaan
atau dosis maksimum 1 g/hari
Farmakologi/Indikasi Antibiotik (untuk bakteri gram positif dan
negatif)
Kontraindikasi Hipersensitif untuk tetrasiklin, anak kurang
dari 8 tahun, ibu hamil
Peringatan Diskolorisasi permanent dari gigi, hipoplasia,
gangguan pertumbuhan tulang pada anak <4
tahun dengan dosis tinggi, digunakan dengan
hati-hati pada orang dengan gangguan ginjal
(meningkatkan BUN sebagai agen
antianabolik) dan gangguan hati
Adverse drug reaction Pericarditis, fotosensitif, sindrom Diabetes
insipidus, nausea, diare, vomiting,
thrombophiebitis, hepatotoksik, gagal ginjal
akut, superinfeksi
Farmakokinetik - Absorpsi : 75% (oral)
- Distribusi : jumlah kecil dalam
empedu; baik hanya bila ada inflamasi
- T ½ : 8-11 jam ( fungsi ginjal normal)
- T max: 2-4 jam (oral)
- Ekskresi: urin (60% unchanged drug),
feses (bentuk aktif)
Interaksi Obat - Peningkatan : penggunaan dengan
anestesi Methoxyfluran menyebabkan
nephrotoksik fatal; dengan Warfarin
meningkatkan antikoagulasi
- Penurunan : kalsium, magnesium,
aluminium (antacid), zinc, besi, sodium
bikarbonat menurunkan absorpsi
tetrasiklin; efek terapi penisilin
diturunkan dengan tetrasiklin
Informasi untuk Pasien Minum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan dengan sejumlah air; hindari
penggunaan antacid, besi dalam 2 jam selama
penggunaan tetrasiklin
dapson
tab scored 100 mg
Bentuk sediaan
klg 1000 tab scored
Dosis lepra, 1-2 mg/kg/hari
Farmakologi / Indikasi lepra, dermatitis herpetiformis
Kontraindikasi
(tergantung dosis, jarang terjadi pada dosis lazim), hemolisis,
metamoglobinemia, neuropati, dermatitis alergika (kadang-kadang
nekrolisis epidermal toksik dan sindrom Stevens-Johson),
anoreksia, nausea, muntah, sakit kepala, insomnia, anemia,
Interaksi obat hepatitis, agranulositosis; sindrom dapson (ruam dengan demam
dan eusinofilia) segera hentikan obat (dapat berlanjut) menjadi
dermatitis eksfoliatif, hepatitis, hipoalbuminemia, psikosis dan
kematian).
Klofazimin, micronized
Bentuk sediaan
3 kali 100 mg/ hari selama bula pertama dan kemudian
Dosis diturunkan, dapat membentu mengurangi gejala, tetapi hal ini
memerlukan waktu 4-6 minggu utuk tercaainya efek yang optimal.
Farmakologi / Indikasi lepra
Kontraindikasi
Interaksi obat
gangguan ginjal, hati; kehamilan dan menyusui dapat
Peringatan mempengaruhi warna lensa kontak , hinda bila terjadi diare dan
sakit perut.
bioavailabel klofazimin sekitar 50%. Puncak konsentrasi serum 0,5-
2mg/l (1-4 μmol/l) 2 jam setelah pemberian oral dengan dosis 100-
Farmakokinetika
200 mg. Klofazimin terakumulasi di jaringan lemak dan sistem
retikuloendotelial. Waktu paruh eliminasi sekitar 70 jam.
Adverse Drug Reaction (ADR) mual, muntah (riwayat inap bila persisten); sakit perut; sakit
kepala, kelelahan; warna coklat kehitaman pada lesi dan kulit yang
terpapar sinat matahari; perubahan warna rambut yang revesibel;
kulit kering; kemerahan pada muka, warna kemerahan pada urin,
feces dan cairan tubuh lainnya; ruam, pruritus, fotosensitivitas,
erupsi akne, anoreksia, enteropatieusinofilik, obstruksi usus,
kekeringan pada mata, penglihatan kabur, pigmentasi kornea
subepitel dan macula, herglikemi, berat badan turun,
limfadenopati infark limpa.
Instruksi pada pasien
Isoniazid
Rifampisin
Bentuk sediaan
Dosis Oral
- Untuk infeksi non spesifik
o Dewasa : 600-1200
mg/hari, terbagi dalam 2 dosis, diberikan sebelum
makan.
o Anak : 10-15 mg/kg,
dalam dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis,
diberikan sebelum makan. Dosis harian tidak boleh
melebihi 600 mg
o Untuk tuberculosis :
Rifampisin diberikan bersama dengan
antituberkulosis lain, diberikan dalam dosis
tunggal sebelum makan, atau 2 jam sesudah
makan.
o Dewasa ( >50 kg ) :
600 mg/hari
o Dewasa ( <50 kg ) :
450 mg/hari
o Anak, 10-20
mg/kg/hari, tidak melebihi 600 mg
Diberikan sebelum makan. Untuk penderita usia lanjut
dan lemah, dosis dapat dikurangi. Untuk penderita
dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh
melebihi 8 mg/kg.
STREPTOMISI
Bentuk sediaan
anak : 20-40 mg/kg/hari (dosis maksimum 1
g/hari)
Dosis
dewasa : 15 mg/kg/hari (maksimum 1 g/hari)
Kardiovaskular : hipotensi
SSP : pusing, neurotoksisitas, sakit kepala
Dermatologik : iritasi kulit
Gastrointestinal : mual, muntah
Pernapasan : susah bernapas
Adverse Drug Reaction (ADR)
Ginjal : nephrotoksisitas
Meliputi ototoksisitas, neuromuskular toksisitas,
nefrotoksisitas
KOTRIMOSAZOL DOEN I
Bentuk sediaan tablet, botol 100 tablet
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi gagal ginjal dan gangguan fungsi hati yang berat, porfiria.
Peringatan
: rasio kadar sulfometoksazol dan trimetoprim
yang ingin dicapai dalam darah adalah sekitar 20:1. Karena
sifatnya yang lipofilik, trimetoprim mempunyai volume
distribusi yang lebih besar daripada sulfometokxazol.
Trimetoprim cepat didistribusi ke dalam jaringan dan kira-
kira 40% terikat pada protein plasma dengan adanya
sulfometoxazol. Vd trimetoprim hampir 9 kali lebih besar
daripada sulfometoxazol. Obat masuk ke CSS dan saliva
dengan mudah. Masing-masing komponen juga ditemukan
Farmakokinetika
dalam kadar tinggi di dalam empedu. Kira-kira 65%
sulfametoxazol terikat pada protein plasma. Sampai 60%
trimetoprim dan 25-50% sulfometoxazol diekskresi melalui
urin dalam 24 jam setelah pemberian. Dua-pertiga dari
sulfonamid tidak mengalami konjugasi. Metabolit
trimetoprim ditemukan juga pada urin. Pada penderita
uremia, kecepatan ekskresi dan kadar urin kedua obat jelas
menurun.
trimetoprim
Bentuk sediaan
Oral:
Anak-anak: 4mg/kg/hari dalam 2 bagian setiap 12 jam
Overdosis
Kehamilan
NISTATIN
Kapsul : 500.000 unit, 1 juta unit.
Krim : 100.000 unit/g (15 g, 30 g)
Salep, topikal : 100.000 unit/g (15 g, 30 g)
Serbuk, untuk campuran pada peresepan : 50 juta unit (10 g);
150 juta unit (30 g); 500 juta unit (100 g); 2 milyar unit
Bentuk sediaan (400 g)
Serbuk, topikal : 100.000 unit/g
Suspensi, Oral : 100.000 unit/mL (5 mL, 60 mL, 480 mL)
Tablet : 500.000 unit
Tablet, vaginal : 100.000 unit (15 s)
Interaksi obat
Peringatan
Metronidazol
Bentuk sediaan
Anak-anak
Dosis Dewasa
KUININ
Tablet 222 mg (H2SO4.7H2O)
Bentuk sediaan
Injeksi intravena 25% (sebagai 2 HCl)
Dosis Anak-anak :25-30 mg/kg/hari (klorokuin resistant malaria), 25
mg/kg/hari (babesiosis)
Dewasa : 650 mg tiap 8 jam (klorokuin resistant malaria), 325
mg (2 kali sehari) (suppression malaria), 650 mg tiap 6-8 jam
(babesiosis)
Gangguan fungsi hati : -
Gangguan fungsi ginjal
Clcr 10-50 ml/menit : 75% dari dosis normal atau tiap 8-
12 jam
Clcr <10 ml/menit : 30-50 % dari dosis normal atau tiap
24 jam
Farmakologi / Indikasi Anti protozoa (malaria)
Hipersensitif terhadap komponen obat, tinnitus, optic neuritis,
Kontraindikasi
kekurangan G6PD, trombositophenia, kehamilan (resiko X)
Penggunaan bersama dengan fenobarbital, fenitoin, dan
rimfapin akan menurunkan konsentrasi serum dari kuinin
Penggunaan bersama dengan β-bloker meningkatkan efek
Interaksi obat
bradikardi, dengan warfarin menurunkan efek antikoagulan,
dengan digoksin akan meningkatkan konsentrasi plasma dari
digoksin
Harus diperhatikan penggunaannya pada pasien dengan
Peringatan
kardiak aritimia, dan miastenia gravis
Absorpsi : pada usus halus bagian atas
Pengikatan protein : 70-95%
Farmakokinetika
Metabolisme : di hati
Ekskresi : feses, saliva, urine (5 % dalam bentuk unchanged)
Skit kepala yang berat, mual, muntah, diare, tinnitus,
Adverse Drug Reaction (ADR)
pandangan kabur
Tidak boleh digunakan bersamaan dengan antasida yang
Instruksi pada pasien
mengandung alumunium
KLOROKUIN
Bentuk sediaan Tablet 150 mg (sebagai fosfat)
Dosis - Anak: 5 mg base/kg/minggu pada hari
yang sama tiap minggunya (tidak
melebihi 300 mg dasar/dosis)
- Dewasa: 300 mg/minggu (dasar) pada
hari yang sama tiap minggunya
Primakuin
Bentuk sediaan
Dosis Terapi malaria
Anak : 0,5 mg/kg/hari sekali sehari selama 7 hari
Dewasa : 15 mg/hari sekali sehari untuk 14 hari atau
45 mg sekali seminggu untuk 8 minggu
Pencegahan malaria
Anak : 0,3 mg/kg sekali sehari selama 14 hari
Dewasa : 30 mg untuk 7 hari
Pneumocytis carinii pneumonia
Dewasa : 30 mg untuk 21 hari
Dihidroergotamin
Injeksi, solusio, mesylate (D.H.E 45): 1 mg/ml (1ml)
[mengandung 94% ethanol]
Bentuk sediaan
Solution, intranasal spray, mesylate (Migranal):4 mg/ml
[0,5mg/spray] (1ml) [mengandung kafein 10mg/ml]
Dosis
Farmakologi / Indikasi migrain
Penyakit jantung iskemik, infark miokard, angina Prinzmetal,
vasospasme koroner, hipertensi tak terkendali, pemberian
bersama ergotamine, MAOI (termasuk moklobemid), SSRI
Kontraindikasi
atau lithium
Kontraindikasi pada gangguan hati berat
kontraindikasikan pada gangguan renal berat
Risiko toksisitas SSP dengan penghambat MAOI (termasuk
Interaksi obat moklobemid), SSRI dan lithium, bertambah risiko
vasospasmus
Tidak untuk profilaksis, gangguan hati dan ginjal, curiga
iskemia jantung, hamil, menyusui, dianjurkan sebagai
monoterapi, tidak boleh diberikan bersama obat migraine
akut lainnya, tidak boleh diberikan sampai 24 jam setelah
penghentian sediaan yang mengandung ergotamine
Peringatan
9sebaliknya, sediaan ergotamine tidak boleh diberikan
sampai 24 jam setelah sumatripan), hindari pemberian
bersama MAOI (termasuk moklobemid), SSRI atau lithium,
tidak boleh diberikan intravena (dapat menyebabkan
vasospasme koroner dan angina)
Farmakokinetika Onset : 15-30 menit
Durasi : 3-4 jam
Vd :14,5 L/kg
Protein binding : 93%
Metabolisme : hepar
T ½ eliminasi : 1,3-3,9 jam
T maks, serum: I.M. : 15-30 menit
Ekskresi :terutama pada feses; urin (10% lebih sebagai
metabolit)
Rhinitis (26%), faringitis (3%), dizziness (4%), somnolence
Adverse Drug Reaction (ADR) (3%), hot flashes (1%), nausea (10%), vomiting (4%),
diarrhea (2%)
Instruksi pada pasien
ERGOTAMIN
Bentuk sediaan Tablet 1 mg, tablet SG 0,3 mg
Pertama-tama, satu tablet diletakkan di bawah lidah,
Dosis kemudian satu tablet setiap 30 menit jika diperlukan; dosis
maksimum : 3 tablet/24 jam, 5 tablet/minggu
Farmakologi / Indikasi
Hipertensi berat atau tidak cukup terkontrol, gangguan hati
dan ginjal, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit
Kontraindikasi
vaskuler obliteratif dan sindrom Raynaud, hamil, menyusui,
penyakit jantung koroner, hipertiroid, sepsis, porfiria
Efek sitokrom P450 : substrat CYP3A4
(utama); menghambat CYP3A4 (lemah)
Peningkatan efek/efek toksik : inhibitor CYP3A4
dapat meningkatkan level/efek ergotamine, contoh inhibitor :
antifungi azole, clarithromycin, diklofenak, doksisiklin,
eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodone, nicardipine,
propofol, inhibitor protease, quinidine, telithromycin,
troleandomycin, dan verapamil. Alkaloid ergot
dikontraindikasikan dengan inhibitor kuat CYP3A4.
Interaksi obat
Ergotamine dapat meningkatkan efek agonis 5-HT 1
(sumatriptan), inhibitor MAO, sibutramine, dan agonis
serotonin lainnya (sindrome serotonin). Vasokonstriksi dapat
terjadi jika vasokonstriktor periferal atau beta-blockers
digunakan pada pasien yang menerima alkaloid ergot;
penggunaannya secara bersamaan dapat kontraindikasi
Penurunan efek : efek ergotamine dapat
diturunkan dengan antipsikotik, metoklopramide, efek
antiangina nitrat dapat dikurangi oleh alkaloid ergot
Peringatan Risiko vasospasme perifer, lanjut usia, tidak dapat untuk
profilaksis migren, miastenia gravis, diare
Absorbsi : oral, tidak teratur, ditingkatkan
dengan pemberian kafein
Metabolisme : di hepar (ekstensif)
Farmakokinetika
Waktu puncak, serum : 0,5-3 jam
Waktu paruh eliminasi : 2 jam
Ekskresi : feses
Kardiovaskuler : tidak ada denyut nadi, bradikardi,
fibrosis cardiac valvularI, sianosis, edema, perubahan ECG,
gangren, hipertensi, iskemia, precordial distress dan luka,
takikardi, vasospasm
Sistem saraf pusat : vertigo
Dermatologi : gatal
Adverse Drug Reaction (ADR) Gastrointestinal : mual, muntah
Genitourinari : fibrosis retroperitoneal
Neuromuskular dan skeletal : kram otot, kebas,
paresthesia, lemah
Pernapasan : fibrosis
pleuropulmonary
Lainnya : cold extrimities
Instruksi pada pasien Jangan menghancurkan tablet sublingual
Antiparkinson DOEN
Bentuk sediaan tab, btl 100 tab
oral : DEWASA : pertamakali karbidopa 25 mg/levodopa 100 mg 2-
4 jam per hari, ditingkatkan bila perlu ke dosis maksimum
Dosis karbidopa 200 mg/ levodopa 2000 mg per hari. USIA LANJUT :
pertamakali 25 mg/ levodopa 100 mg dua kali sehari, ditingkatkan
bila perlu
Farmakologi / Indikasi penyakit idiopatik Parkinson, simptomatik Parkinson
hipersensitif terhadap levodopa, karbidopa, glaucoma sudut
Kontraindikasi
sempit, menggunakan MAOI, riwayat melanoma
Interaksi obat Peningkatan efek/toksisitas : penggunaan bersama levodopa dan
MAOI non selektif dapat menghasilkan reaksi hipersensitif dan
meningkatkan penyimpanan dan pelepasan dopamine,
norefinefrin atau keduanya. Gunakan dengan karbidopa untuk
meminimalkan reaksi, usahakan hindari kombinasi tersebut
Penurunan efek/toksisitas : antipsikoti, benzodiazepine, L-metioni,
fenitoin, piridoksin, spiramisin. Makanan tinggi protein dapat
menghambat efek levodopa, hindari makanan tinggi protein,
ikatan besi pada levodopa menurunkan bioavailabilitas
peringatan untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit
kardiovaskuler, penyakit paru-paru, psikosis, glaucoma sudut luas,
penyakit peptic ulcer, di renal, hati atau penyakit endokrin.
Peringatan Penghentian levodopa secara tiba-tiba dapat memperburu
Parkinson. Pada usia lanjut lebih sensitive efek CNS dari levodopa.
Dapat menyebabkan diskinesias. Dapat menyebabkan ortostatik
hipotensi. Reaksi toksik dapat terjadi dengan dekstromethorphan.
Farmakokinetika 6-12 jam, lebih lama dengan sediaan lepas lambat
kardiovaskuler : hipertensi, ortostatik hipotensi, aritmia,palpilasi;
System saraf pusat : dizziness, antixietas, mimpi buruk, sakit
kepala, halusinasi, euphoria, neuropati perifer, delusi, ataksia,
psikosis, agitasikehilangan ingatan; dermatologi : hipersensitivitas,
Adverse Drug Reaction (ADR)
maligna melanoma; hematologi : trombopenia, leucopenia,
penurunan hemoglobin dan hematokrit, keabnormalan AST dan
ALT, LDH, BUN, dan bilirubin; gastrointestinal : anoreksia, mual,
muntah, konstipasi perdarahan GI, diare, dyspepsia
Instruksi pada pasien
asam folat
tab 1 mg, btl/klg 1000 tab
Bentuk sediaan
tab 5 mg, btl/klg 1000 tab
permulaan, 5 mg sehari untuk 4 bulan; pemeliharaan, 5 mg setiap
1-7 hari tergantung penyakit dasarnya, ANAK sampai 1 tahun, 500
Dosis
mcg/kg/hari; di atas 1 tahun, seperti orang dewasa Pencegahan
neutral tube defect.
anemia pernisiosa, sebab lain dari defisiensi vitamin B 12, subacute
Farmakologi / Indikasi
combined degeneration of the spinal cord.
Kontraindikasi
Interaksi obat terkadang menurunkan kadar plasma fenitoin
Peringatan jangan diberikan secara tunggal untuk anemia pernisiosa Addison
dan penyakit defisiensi vitamin B12, lainnya karena dapat
menimbulkan degenerasi majemuk dari medula spinalis. Jangan
digunakan untuk penyakit ganas kecuali bila anemia megaloblastik
karena defisiensi folat merupakan komplikasi penting (beberapa
tumor ganas adalah folate dependent)
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien
Fitomenadion (Vitamin K)
Tablet : Mephyton : 5 mg
- Talet salut :10 mg ( kemasan 1 botol : 1000 tablet)
Bentuk sediaan - Injeksi : Aquamephyton 2,10 mg/ml (kemasan 100 ampul
@ 1 ml)
Kontraindikasi
Minyak mineral dan kolesterol terikat resin dapat
Interaksi obat mrngurangi absorpsi fitomenadion
Adverse Drug Reaction (ADR) Obatnya sendiri tampak tidak toksik tetapi reaksi akut
(flushing, nyeri dada, dispnea) dan kematian dapat terjadi
setelah pemberian AquaMephyton yang mugkin disebabkan
adanya agen emulgator. Produk ini jarang digunakan secara IV
dan hanya jalur pemberian yang mudah. Sensasi flushing, rsa
yang aneh, nyeri, dan bengkak di temapi injeksi dapat terjadi.
Dosis besar parenteral pada neonatal dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia.
Catatan
Selalu lindungan oat dari cahaya. Fitomenadion
Instruksi pada pasien memberikan efek berlawanan dari terapi oral antikoagulan
tetapi bukan antagonis heparin
Fluoresein
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi deteksi lesi dan benda asing
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien
21. ANTISEPTIK
H2O2
Bentuk sediaan cairan konsentrat botol 1000 ml
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Catatan:
Disimpan dalam botol dengan sumbat
Adverse Drug Reaction (ADR) kasa, kedap udara, terlindung dari cahaya
Untuk diencerkan sampai 3%
Kalium permanganate
Kontraindikasi
Interaksi obat
Iritasi terhadap membrane mukosa; menodai kulit dan
Peringatan
pakaian
Farmakokinetika
Bentuk sediaan
Interaksi obat
sangat toksik jika ditelan, sodium tiosulfat merupakan antidoe
yang paling efektif, hindari kontak dengan mata, perhatian
Peringatan
penggunaan pada pasien hamil, menyusui, anak-anak, gangguan
ginjal
22. DISINFEKTAN
ETAKRIDIN (RIVANOL)
Bentuk sediaan
Dosis
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Alkohol 70 %
Bentuk sediaan
Dosis
Kontraindikasi
Interaksi obat
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Kalsium Hipoklorit
Bentuk sediaan
Konsentrasi yang dibutuhkan untuk membunuh virus HIV dan Hepatitis B :
a. Kondisi kotor, misal terdapat cairan darah dalam jumlah besar, maka
konsentrasi yang dibutuhkan 0,5 % larutan
Dosis
b. Kondisi bersih, misal terdapat cairan darah dalam jumlah kecil, maka
konsentrasi yang dibutuhkan 0,1 % larutan.
Kontraindikasi
Interaksi obat
Simpan larutan pemutih baik-baik
Jangan gunakan peralatan logam khususnya instrumen yang digunakan untuk mata
Peringatan karena korosi dan berkarat.
Farmakokinetika
Paraformaldehid
Bentuk sediaan cairan dan tablet
Dosis
Farmakologi/Indikasi
Kontraindikasi
Peringatan merupakan senyawa kimia yang diketahui dapat menyababkan
kanker. Dapa menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan gangguan
sistem pernafsan.
Adverse drug reaction
Farmakokinetik
Interaksi Obat
Informasi untuk Pasien
Kalsium Hidroksida
Bentuk sediaan
Oral, tiap hari dalam dosis terbagi. Dengan injeksi
Dosis intravena perlahan untuk hipokalsemia akut 1-2 gram.
Interaksi obat
Peringatan Kerusakan ginjal dan karsoidosis
Farmakokinetika
Gangguan gasntrointestinal ringan, bradikardi, aritmia, dan iritasi
Adverse Drug Reaction (ADR)
setelah injeksi intravena.
Instruksi pada pasien
1. Lidokain
Bentuk sediaan
injeksi intravena, paa pasien tanpa gangguan sirkulasi yang berat,
100 mg sebagai bolus selama beberapa menit (50 mg pada pasien
dengan BB lebih ringan atau paien dengan gangguansirkulasi yang
berat), segera diikuti dengan infuse 4g/menit selama 30 menit, 2
mg/menit selama 2 jam, kemudian 1 mg/menit;kadarnya
Dosis dikurangi lagi bila ifusnya dilanjutkan lebih dari 24 jam (pantauan
EKG dan supervise dokter ahli jantung). PENTING : setelah injeksi
intravena, lidokain masa kerjanya pendek (berakhir dalam 15-20
menit). Bila infuse intravena tidak segera tersedia, injeksi
intravena awal 50-100 mg dapat diulangi bila perlu 1 kali ata 2 kali
dengan interval tidak kurang dari 10 menit.
Farmakologi / Indikasi aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard.
gangguan nodus SA, semua derajat blok AV, depresi miokard yang
Kontraindikasi
berat; porfiria.
Interaksi obat Anti aritmia lain : meningkatkan depresi
miokardium.
Beta-bloker : meningkatkan resiko depresi
miokardium, resiko toksisitas lidokain meningkat
dengan propranolol.
Diuretik : efek lidokain dilawan oleh hipokalemia
dengan asetazolamid, diuretic kuat dan tiazida.
Obat-obat antiulkus : simetidin menghambat
metabolisme lidokain (meningkatkan resiko
toksisitas).
dosis lebih rendah pada gagal jantung kengestif, pada gagal hati,
Peringatan
dan setelah bedah jantung; usia lanjut.
pemberian secara IV memiliki onset yang cepat; durasi setelah
pemberian IV bolus 10-20 menit. Pemberian secara IM memiliki
onset 10 menit dengan durasi 3 jam. Lidokain terabsorbsi dengan
baik dengan penggunaan secara oral namun karena adanya first
Farmakokinetika
pass effect di hati ketersediaan obat dalam darah hanya 35 ± 11%.
Absorbsi secara IM memiliki waktu paruh 12-28 menit. Sekitar 70 ±
5% terikat protein plasma. Lidokain sebagian besar dieliminasi di
hati.
pusing, kesemutan atau mengantuk (terutama bila injeksi terlalu
cepat); efek SSP lainnya (bingung, depresi pernapasan dan
Adverse Drug Reaction (ADR)
konvulsi), hipotensi dan bradikardia (sampai terjadi henti jantung);
hipersensitivitas.
Instruksi pada pasien
Polikresulen
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Kadang rasa tidak enak pada permulaan terapi yang akan
Adverse Drug Reaction (ADR) hilang bila terapi dihentikan
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Spons Gelatin
Bentuk sediaan
Dosis Ketika diaplikasikan dalam kondisi kering maka sebuah spons gelatin dapat
diaplikasikan pada daerah yang mengalami perdarahan dengan tekanan sedang
sampai tercapai efek homeostatik
Tidak digunakan untuk luka yang sudah tertutup karena akan mengganggu proses
penyembuhan.
Kontraindikasi Spons gelatin tidak ditempatkan pada kompartemen intravaskular, karena akan
meningkatkan resiko terjadinya emboli
Adverse Drug Reaction (ADR) Dapat menyebabkan abses karena gelatin merupakan media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri, granuloma Giant-cell, tekanan pada otak dan spinal cord, sindrom equina, spinal
stenosis, meningitis, arachnoiditis, sakit kepala, parasthesias, nyeri, impoten, dan disfungsi
lambung.
Instruksi pada pasien
Lidokain
Dosis Antiaritmia
Anak-anak
Dewasa
Anestesi (topical)
Cream
Gel
Liquid
Patch
Factor resiko B
Metabolism : 90 % di hepar
BORAKS GLISERIN
Bentuk sediaan Cairan 5 %
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien Tidak untuk ditelan
GENTIAN VIOLET
Bentuk sediaan Larutan 1%, 2%, 10%
Pediatri dan dewasa : topikal : pemakaian 0,5%-2%
secara lokal dioleskan dengan kapas pada lesi 2-3 kali/hari
Dosis
selama 3 hari, jangan diminum dan hindari kontak dengan
mata
Farmakologi / Indikasi
Hipersensitif terhadap gentian violet atau komponen dalam
Kontraindikasi
formulasi; daerah yang luka; porfiria
Interaksi obat
Menodai pakaian dan kulit
Diijinkan untuk aplikasi topikal hanya untuk kulit yang utuh;
Peringatan tidak lagi dianjurkan untuk aplikasi pada membran mukosa,
atau luka terbuka, tidak diperbolehkan digunakan untuk
menandai kulit sebelum pembedahan
Farmakokinetika
Dermatologi : perubahan jaringan vesikel
Gastrointestinal : esofagitis, luka pada membran
mukosa
Adverse Drug Reaction (ADR)
Lokal : rasa terbakar dan iritasi
Pernapasan : laringitis, obstruksi laring, trakeitis
Lainnya : reaksi sensitivitas
Instruksi pada pasien
Hidrogen peroksida
Bentuk sediaan cairan konsentrat, btl 1000m
Dosis
disinfeksi kulit, khususnya membersihkan dan menghilangkan bau
Farmakologi / Indikasi
luka dan ulkus
Kontraindikasi
Interaksi obat
luka yang besar dan dalam, hindari pada mata dan kulit yang sehat;
Peringatan memutihkan pakaian;tidak cocok untuk produk yang mengandung
iodib dan kalium permanganat
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien
24. DIURETIK
FUROSEMIDA
Bentuk sediaan Tablet 40 mg
Injeksi I.V 10 mg/ml
Dosis - Bayi dan anak : oral 1,2 mg/kg/dosis
ditingkatkan dengan penambahan 1
mg/kg/dosis dengan peningkatan tiap
dosis sampai efek terbaik yang
diterima maximum 6 mg/kg/dosis
tidak lebih frekuensinya dari 6 jam; i.v
1 mg/kg/dosis
- Dewasa: oral 20-80 mg/dosis,
ditingkatkan dengan penambahan 20-
40 mg/dosis pada interval 6-8 jam; i.v
20-40 mg/dosis, diulang dalam 1-2jam.
Glibenklamid
Bentuk sediaan tablet.
Dosis Dewasa:
o Initial/awal: 2,5-5 mg/hari, diberiakan saatsarapan
atau makan pertama pada hari penggunaan. Pada
pasien yang sensitif terhadap obat hipoglikemia
dimulai dengan dosis1,25 mg/ hari.
o Peningkatan dosis dalm penambahan dosis tidak
lebih dari 2,5 mg/hari tiap minggu berdasarkn respon
glukosa darah pasien.
Maintanace/pemeliharaan: 1,25-2,5 mg/hari, peningkatan dengan
dosis 1,25-2,5 mg/hari setiap 1-3 minggu.
Farmakologi/Indikasi untuk terapi diabetes militus tipe 2 (NIDDM).
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap glibenklamid, sulfonamid, diabetes militus
tipe 1, diabetes ketoasidosis dengan atau tanpa koma.
Peringatan pada orang usia lanjut: mempercepet dan memperpanjang
hipoglikemia (>12 jam); umur dan kerusakan hati serta ginjal
merupakan faktor resiko tidak tergantung dari hipoglikemia.
Penggunaan yang hati-hati pada pasien dengan kerusakan hati,
ginjal, kurang nutrisi.
Adverse drug reaction o gangguan SSP: pusing, kelelahan.
o gangguan pada kulit: fotosensitivitas, pruritus, ruam,
urtikaria.
o gangguan pada endokrin dan metabolisme: hipoglikemia
dan hipoatremia.
o gangguan pada saluran cerna: mual, kanstipasi, diare,
anoreksia.
o Gangguan pada hati: jaundi kolestatik, hepatitis.
o gangguan pada pembentukan urin: nokturia.
o gangguan pada darah: anemia hemolotik, leukopenia,
trombositopenia, anemia aplastik, supresi sumsum
tulang, agranulositosis.
o gangguan pada neomuskular dan tulang: atralgia,
parestesia.
o gangguan pada ginjal: efek diuretik.
gangguan pada mata: penglihatan kabur.
Farmakokinetik o Onset: tingkat serum mulai meningkat setelah 15-60
menit pemberian dosis tunggal.
o Durasi: ≤ 24 jam.
o Ikatan dengan protein, plasma: >99%.
o Metabolisme: menjadi 1 jenis metabolit aktif dan
beberapa jenis metabolit tidak aktif.
o Waktu setengah eliminasi: 5-16 jam, dapt diperpanjang
dengan adanya kerusakan pada hati dan ginjal.
o Waktu untuk menunjukkan peak, serumdewasa : 2-4
jam.
Ekskresi: urin (50%) sebagai metabolt dan feses (50%).
Interaksi Obat o Peningkatan efek: efek hipoglikemia dapat meningkat
dengan adanya antikoagulan oral (warfarin), fenitoin dan
hindatoin lainnya, golongan saliilat, NSAID, golonan
sulfonamid, beta bloker. Adanya etanol dapat
menyenabkan terjadinya reaksi disulfiram.
o Penurunan efek: penurunan efektivitas glibenklamid
dengan adanya diuretik laik, dan kortikosteroid.
Oral
1 tablet setiap hari pada jam yang sama mulai dari hari
pertama dari haid, bila terlambat 3 jam makan pil, maka
harus dianggap telah kelupaan pil
Interaksi obat
Kehamilan :
LEVONOGESTREL
Bentuk sediaan Pil 75 mcg dan pil 150 mcg
Emergency kontrasepsi : 0,75 mg tablet sebelum 72 jam
setelah berhubungan seksual tanpa pengaman dan 0,75 mg
Dosis tablet kembali setelah 12 jam setelah dosis pertama
Tidak terdapat pengaturan dosis pada pasien dengan gangguan
funsi ginjal, dan hati
Farmakologi / Indikasi Kontraseosi oral
Hipersensitifitas terhadap komponen obat, pendarahan
abnormal pada uterine yang tidak terdiagnosa, gangguan
Kontraindikasi
fungsi hati, tromboembolik, terdiagnosis kanker payudara,
intracranial hipertensi, gangguan fungsi ginjal, dan kehamilan
Penggunaan bersama dengan carbamazepine, fenobarbital,
Interaksi obat fenotoin, dan rimfapin akan menurunkan efek dari obat-obat
tersebut
Peringatan Tidak boleh digunakan pada wanita post menapause
Farmakokinetika pada umumnya diabsorbsi secara cepat dan lengkap,
mempunyai ikatan dengan albumin dan hormone kelamin
terikat globulinyang tinggi, dapat dimetabolisme secara
sempurna, bioavailabilitasnya 100 %, dan diekskresikan
melalui urine
Hipertensi, sakit kepala, depresi, gugup, jerawat, nyeri pada
payudara, disminorea, penurunan libido, mual, peningkatan
Adverse Drug Reaction (ADR)
berat badan, ISPA, sinusitis, nyeri abdominal, anemia,
migraine, sepsis, muntah, nyeri mukoskeletal, dll
Penggunaan obat ini dianjurkan untuk tidak merokok, obat ini
Instruksi pada pasien tidak dapat mencegah infeksi HIV atau penyakit menular
kelamin lain
PROPILTIOURASIL
Bentuk sediaan Tablet 50 mg
Hipertiroid :
Dewasa : 300-450 mg po 3 kali
sehari dengan interval 8 jam; dapat ditingkatkan
penggunaannya menjadi 1200 mg per hari pada
kasus yang berat. Maintenance dose bervariasi tapi
dimulai dari range 100-150 mg per hari
Neonatus dan anak-anak : 5-7 mg/kg po tiap hari
dalam dosis terbagi 3 kali sehari, atau diberikan
berdasarkan umur yang ditunjukkan di bawah ini :
Anak-anak dengan usia lebih dari 10 tahun :
Dosis 100 mg po tiap hari dalam dosis terbagi 3 kali sehari.
Maintenance dose ditentukan oleh respon pasien
Anak-anak dengan usia antara 6-10 tahun :
50-150 mg po tiap hari dalam dosis terbagi 3 kali
sehari. Maintenance dose ditentukan oleh respon
pasien
Krisis tirotoksik
Dewasa dan anak-anak : 200 mg po setiap 4-6
jam pada hari pertama; setelah simptom dikontrol
sekali, perlahan-lahan kurangi dosis ke tingkat
maintenance (pemeliharaan)
Farmakologi / Indikasi
Dikontraindikasikan bagi pasien yang hipersensitif terhadap
Kontraindikasi propiltiourasil dan wanita yang sedang menyusui, pemakaian
propiltiourasil pada wanita hamil harus berhati-hati
Penggunaan propiltiourasil bersamaan dengan aminofilin,
okstrifilin, teofilin dapat menurunkan klirens propiltiourasil
sehingga dibutuhkan penyesuaian dosis. Penggunaan
propiltiourasil bersamaan dengan antikoagulan dapat
meningkatkan efek antikoagulan. Penggunaan propiltiourasil
Interaksi obat
bersamaan dengan glikosida jantung dapat meningkatkan
efek glikosida, sehingga dosisnya perlu dikurangi.
Penggunaan propiltiourasil bersamaan dengan potassium
iodide dapat menurunkan respon propiltiourasil. Dosis obat
antitiroid perlu ditingkatkan
Peringatan
Absorpsi : 80% diabsorbsi secara cepat dan luas dalam
gastrointestinal
Distribusi : kelenjar tiroid, dapat melintasi barier
plasenta, didistribusikan dalam air susu, 75%-80% terikat
Farmakokinetika protein
Metabolisme : hepar
Ekskresi : 35% diekskresikan lewat urine, waktu paruh
1-2 jam pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal, 8 ½
jam pada pasien anuria
Adverse Drug Reaction (ADR) Sistem saraf pusat : sakit kepala, mengantuk,
vertigo, paresthesia, neuritis, neuropati, rangsangan system
saraf pusat, depresi, demam
Kardiovaskuler : vasculitis
Gastrointestinal : diare, mual, muntah,
epigastric distress, pembesaran kelenjar ludah
Genitourinari : nefritis
Hematologi : agranulositosis, leucopenia,
trombositopenia, anemia aplastic
Hepar : jaundice (sakit kuning),
hepatotoksisitas
Metabolisme : dosis yang dihubungkan
dengan hipotiroid
Muskuloskeletal : arthralgia, myalgia
Kulit : ruam, urtikaria, perubahan
warna kulit, pruritus, eritema nodosum, dermatitis eksfoliatif,
sindrome Lupus
Lainnya : limfadenopati
Minum obat bersamaan dengan makanan,
Memperingatkan pasien untuk melaporkan jika
demam, sakit tenggorokan, sakit mulut, dan erupsi
kulit,
Memberitahu pasien untuk melaporkan jika terjadi
Instruksi pada pasien
perdarahan dan memar
Memberitahu pasien untuk meminta penjelasan
tentang penggunaan garam beryodium dan makan
kerang-kerangan. Makanan ini mengandung yodium
dan dapat mengubah efektivitas obat
27. KORTIKOSTEROID
Hidrokortison
Bentuk sediaan
Oral, untuk terapi pengganti: 20-30 mg sehari dalam dosis terbagi.
Anak: 10-30 mg. Injeksi intramuscular atau intravena lambat atau
Dosis infuse: 100-500 mg, 3-4 kali/hari. Pada anak sampai usia 1 tahun,
injeksi intravena lambat 25 mg, 1-5 tahun 50 mg; 6-12 tahun: 100
mg.
Insifisiensi adrenokortikoid, syok, reaksi hipersensitif, penyakit
Farmakologi / Indikasi radang usus, hemoroid penyakit rematik, penyakit mata, penyakit
kulit.
Infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotic sistemik, hindari
Kontraindikasi vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis
imunosupresif.
Interaksi obat - Analgetik: dengan asetosal dan AINS risiko perdarahan
dan ulserasi saluran cerna
ditingkatkan.
- Antibakteri: rifampisin mempercepat metabolisme
kortikosteroid
- Antidiabetika: antagonisme efek hipoglikemi
- Antiepileptika: karbamazepin, fenobarbiton, fenitoin dan
primidon mempercepat
metabolisme kortikosteroid.
- Antihipertensi: antagonisme efek hipotensif
Farmakokinetika
Osteoforosis pada usi lanjut, pemberian dosisi tinggi dapat
Adverse Drug Reaction (ADR) menyebabkan nekrosis avaskuler dan sindrom Cushing yang
sifatnya berpulih, gangguan mental, euphoria dan miopati.
Instruksi pada pasien
prednison
Bentuk sediaan tab 5 mg, klg 1000 tab
oral : dosis awal 10-20 mg/hari, kasus berat samping 60 mg/hari,
sebaiknya dimakan pagi hari setelah sarapan; dosis sering dapat
diturunkan dalam beberapa hari, tetapi mungkin diperlukan
sampai beberapa minggu atau bulan.
Dosis Dosis pemeliharaan: 2,5-15 mg/hari, tetapi dapat lebih tinggi; efek
samping cushingoid lebih sering terjadi pada dosis lebih besar dari
7,5 mg.
Injeksi intramuskular, prednisolon asetat, 25-200 mg sekali atau 2
kali seminggu.
menekan reaksi radang dan reaksi alergi, penyakit radang usus;
Farmakologi / Indikasi
asma; imunosupresan; penyakit rematik
Kontraindikasi infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotika sistemik; hindari
vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis
imunosupresive
rifamisin, karbamazepin, fenobatbiton, fenitoin dan primidon
Interaksi obat mempercepat metabolisme, siklosporin menaikkan kadar plasma.
Farmakokinetika
gejala saluran cerna: mual, cegukan, dispepsia, tukak peptik, perut
kembung, pankreatitis akut, tukak esofagus, kandidiasis; gejala
muskulo-skeletal : miopati proksimal, osteoporosis, osteonekrosis
avaskuler, ruptur tendo; gejala endokrin; gangguan haid,
hirsutisme, gangguan keseimbangan nitrogen dan kalsium,
kepekaan terhadap dan beratnya infeksi bertambah; gejala
neuropsikiatri: eforia, ketergantungan psikis, depresi, insomnia,
Adverse Drug Reaction (ADR) tekanan intrakranal tinggi disertai udem papil pada anak, psikosis,
memberatnya sizofrenia dan epilepsi; gejala pada mata:
glaukoma, udem papil, katarak subkapsuler, penipisan kornea dan
sklera, kambuhnya infeksi virus atau jamur di mata; efek lainnya:
gangguan penyembuhan, atrofi kulit, lebam, striae, telangkiektasia,
akne, ruptur jantung setelah infark jantung, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, reaksi
hipersensitif (termasuk anafilaksis), tromboemboli, lesu
Instruksi pada pasien
Deksametason
Bentuk sediaan tab 0,5 mg, klg 1000 tab
Inj. 5mg/ml (sebagian natrium fosfat) ktk 100 amp @ 1 ml
oral : dosis awal 10-20 mg/hari, kasus berat smapai 60 mg/hari,
sebaiknya dimakan pada pagi hari setelah sarapan; dosis sering
adap diturunkan dalam beberapa hari, tetapi mungkin diperlukan
samapai beberapa minggu atau bulan
Dosis pemeliharaan : 2,5-15 mg/hari, tetapi dapat lebih tinggi; efek
samping cushingoid lebih sering terjadi pada dosis lebih besar dari
Dosis 7,5 mg
Injeksi intramuscular atau intavena lambat atau infuse : mula-mula
0,5-20 mg; untuk udem otak mula-mula 10 mg intravena, lalu
dilanjutkan 4 mg intramuscular setiap 6 jam selama 2-10 hari
sesuai keadaan klinik; ANAK : 0,2-0,5 mg/kg/har
sebagai antiinflamasi, kortikosteroid digunakan dalam dosis yang
beragam untuk berbagai penyakit yang beragam umtuk berbagai
Farmakologi / Indikasi penyakit dan beragam untuk berbagai penyakit dan beragam
untuk individu yang berbeda, agar dapat dijamin rasio
manfaat/risiko yang setinggi-tingginya.
infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotika sistemik, hindari
Kontraindikasi vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis
imunosupresive
Interaksi obat
supresi adrenal dapat terjadi pada penggunaan jangka lama dan
bertahan beberapa tahun setelah pengobatan dihentikan.
Peringatan Pengurangan dosis yang tiba-tiba setelah penggunaan lama (lebih
dari 7 hari) dapat menyebabkan insufiensi adrenal akut, hipotensi,
dan kematian. Oleh karena itu penghentian harus bertahap.
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan dapat
menimbulkan efek smping akibat khasiat glukokortikoid maupun
khasiat mineralolortikoid. Efek smaping glukokortikoid meliputi
diabetes dan osteoporosis yang terutama berbahaya bagi usia
lanjut. Pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan nekrosis
avaskular dan sindrom Cushing yang bersifat reversible
Dapat juga terjadi gangguan mental, euphoria, dan miopati.
Hubungan penggunaan kortikosteroid dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak. Efeknya terhadap
reaksi jaringan dapat menyebabkan tanda klinik infeksi tidak
muncul sehingga infeksi menyebar tanpa diketahui (efek samar)
Instruksi pada pasien
Isosorbid Dinitrat
Bentuk sediaan
Sublngual, 5-10 mg. Oral, sehari dalam dosis
terbagi, angina 30-120 mg, gagal jantung kiri 40-160
mg, sampai 240 mg bila diperlukan. Infus intravena, 2-
Dosis
10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam
mungkin diperlukan.
Propranolol
- Larutan : 4, 8, 80 mg/ml
- Tablet : 10, 20, 40, 60, 80, 90 mg (1 botol : 100 tablet)
- Kapsul SR : 60, 80, 120, 160 mg
Bentuk sediaan
- Injeksi :1 mg/ml (kemasan 10 ampul @ 1 ml)
Instruksi pada pasien Dilaporkan gejala seperti nafas pendek, bengkak, mengi,
lelah, depesi, mimpi buruk, tidak mampu berkonsentrasi.
Jangan menghentikan terapi dengan tiba-tiba. Jangan
mnegunyak kapsul SR. Kapsul lepas lambat tidak berarti bahwa
absorpsi berkurang.
Dosis yang Hilang. Jika pasien menggunakan obat ini
dengan interval regular, misalnya setiap hari, dan pasien lupa
meminum obai ini, maka pasien harus meminum obat ini saat
pasien tersebut ingat. Jika pasien ingat untuk minum obat saat
mendekati dosis berikutnya, jangan minum obat tersebut
tetapi berikan jeda 4 jam untuk pemberian dosis berupa tablet
dan jeda 6-8 jam untuk pemberian dosis berupa kapsul lepas
lambat berikutnya . Jangan sampai terjadi dosis ganda atau
dosis ekstra.
Catatan
Propranolol bermanfaat untuk terapi obstruksi
cardiomyopathy hipertropik simptomatik dengan peningkatan
volume diastolik, menyebabkan relaksasi ventrikular, dan
meredakan obstruksi ventrikular. Penggunaan lain propanolol
adalah migrain propilaksis, mencegah pendarahan
gastrointestinal, mencegah kematian yang terjadi mendadak
karena sindrom panjang OT congenital dan sebagai proteksi
kardiak pada pasien penderita gagal jantung yang mengalami
Kaptopril
Bentuk sediaan
Dosis Hipertensi, digunakan sendiri, awalnya 12,5 mg 2 kali
sehari ; jika digunakan bersama diuretika ; pada usia
lanjut, atau gangguan ginjal ; awalnya 6,25 mg 2 kali
sehari ( dosis pertama sebelum tidur ) ; dosis
pemeliharaan lazim 25 mg 2 kali sehari ; maksimal 50
mg 2 kali sehari ( jarang 3 kali sehari pada hipertensi
berat )
Gagal jantung ( tambahan ), awalnya 6,25-12,5 mg di
bawah pengawasan medis yang ketat; dosis
pemeliharaan lazim 25 mg 2-3 kali sehari ; maksimal
150 mg sehari.
Nefropati diabetik, 75-100 mg sehari dalam dosis
terbagi ; jika diperlukan penurunan tekanan darah
lebih lanjut, antihipertensi lain dapat digunakan
bersama kaptopril ; pada gangguan ginjal yang berat,
awalnya 12,5 mg 2 kali sehari ( jika diperlukan terapi
bersama diuretika, sebaiknya dipilih diuretika kuat
daripada tiazid )
Farmakokinetika
Hipotensi ; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual,
( terkadang muntah ), diare, (terkadang konstipasi ),
kram otot, batuk kering yang persisten, gangguan
kerongkongan, perubahan suara, perubahan pencecap (
mungkin disertai dengan turunnya berat badan ),
stomatitis, dyspepsia, nyeri perut gangguan ginjal ;
hiperkalemia ; angiodema, urtikaria, ruam kulit
(termasuk eritema multiforme dan nekrolisis
epidermal toksik ), dan reaksi hipersensitivitas,
Adverse Drug Reaction (ADR)
gangguan darah (termasuk trombositopenia,
neutropenia, agranulositosis, dan anemia aplastik );
gejala-gejala saluran nafas atas, hiponatremia,
takikardia, palpitasi, aritmia, infark miokard, dan
strok, nyeri punggung, muka merah, sakit kuning,
pankreatitis, gangguan tidur, gelisah, perubahan
suasana hati, parestesia, impotensi, onikolisis,
alopesia.
RESERPIN
Bentuk sediaan
anak (hipertensi) : 0.01-0.02 mg/kg/24 jam
diberikan setiap 12 jam; dosis maksimum 0.25 mg/hari
(tidak direkomendasikan)
dewasa (hipertensi) : 0.1-0.25 mg/hari
dewasa (schizophrenia) : 0.5 mg/hari
Dosis
adjusment dose pada pasien dengan gangguan ginjal,
bila kliren kreatinin < 10 ml/menit maka reserpin harus
dihindari
antihipertensi.
Farmakologi / Indikasi Digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang.
Dosis
Farmakologi / Indikasi
anak di bawah 12 tahun dan menyusui (sindrom Reye); tukak
Kontraindikasi
peptik yang katif; hemofilia dan gangguan perdarahan lainnya.
: hindari pemberian bersama dengan AINS lain
(meningkatkan efek samping). Pemberian dengan antasid
dan adsorben akan meningkatkan ekskresi asetosal pada
Interaksi obat
urin yang basa. Pemberian dengan antikoagulan akan
meningkatkan resiko perdarahan.
Farmakokinetika
bronkospasme, perdarahan saluran cerna (kadang-
kadang parah), juga perdarahan lain (misal
Adverse Drug Reaction (ADR)
subkonjungtiva).
Digoksin
Tab 0,25 mg, btl 100/100 tab; tab 0,0625 mg, btl 100 tab; inj
Bentuk sediaan 0,25 mg/ml, ktk 1 amp 2 ml
Farmakokinetika
Biasanya dikaitkan dengan dosis tinggi, termasuk di
dalamnya : anorexia, nausea, vomiting, diarrhoea, nyeri ulu
hati; gangguan penglihatan, sakit kepala, fatigue, mengantuk,
Adverse Drug Reaction (ADR)
gelisah, dizziness, delirium, halusinasi, depressi; arrhythmia,
heart block; rarely rash, intestinal ischaemia; gynaecomastia
pada penggunaan jangka panjang.
Instruksi pada pasien Telah dilaporkan adanya persaan capai, tidak bisa
mengecap, nausea, ketidaknyamaann perut, gangguan
penglihatan seperti sensitive terhadap cahaya, penglihatan
kabur, kebutaan merah-hijau.
Missed Doses. Obat ini harus diminum secara teratur pada
interval yang ditentukan, apabila lupa dan kurang dari 12 jam,
maka segeralah minum digoksi ketika ingat. Tetapi apabila
telah mencapai pada interval yang berikutnnay, jangan
minum dengan dosis ganda.
Farmakokinetika. Onset dan durasi. IV onset 14–30 menit;
puncak 1.5–5 jam; terkadang lebih lambat dari pemberian
oral.Serum Levels. Therapetik 0.5–2 g/L (0.6–2.5 nmol/L);
toksik >3 g/L(3.8 nmol/L). tanda dan gejala toksisitas bisa
saja terdapat pada dosis di 3g/L, terutama terdapat factor
resiko.pada CHF (Cardiac Heart Failure) tidak menguntugkan
pada dosis maintenance di atas 1 g/L. dibutuhkan sampel
darah sekurang-kurangnya 4 jam setelah pemberian IV dan
6-8 jam setelah pemberian PO untuk mengetahui
kompartemen pada jaringan dan system pusat.konsentarsi
(digitalis-like immunoreactive substance) terdeteksi pada
pasien gagal ginjal, neonates, wanita hamil, dan beberapa
orang yang menderita penyakit liver parah yang tidak
mendapatkan perwatan glikosida.
Nasib obat. Absorpsi Oral 70 ± 13% dari tablet; 85% elixir;
95% capsules. Enterohepatic recycling digoxin can be as
high asbisa mencapai 30%. Protein binding terhadap albumin
adalah 25 ± 5%; Vd 7–8 L/kg; Cl 0.16 ± 0.036 L/jam/kg;
tergantung pada fungsi ginjal. Terekskresi dalam bentuk
unchanged 60 ± 11% di urine pasien dengan fungsi ginjal
normal. Metabolit aktif terdrii dari digitoxigenin,
bisdigitoxoside, digoxigenin monodigitoxoside, dan
dihydrodigoxin. t1/2 Fase α 0.5–1 jam; fase β 39 ± 13 jam;
fase β 3.5–4.5 hari pada pasien anephric.
FUROSEMIDE:
Bentuk sediaan
Dosis Anak-anak:
- oral: 1-2 mg/kg/dosis ditingkatkan dengan
peningkatan 1 mg/kg/dosis hingga dosis dengan
efek yang diperlukan, tidak melampaui 6
mg/kg/dosis
- im, iv: 1mg/kg/dosis ditingkatkan setiap
1mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam hingga dosis
dengan efek yang diinginkan.
Dewasa:
- oral: 20-80 mg/dosis sebagai dosis awal,
ditingkatkan 20-40 mg/dosis dengan interval 6-8
jam, interval dosis maintenance dua kali sehari
eatiap hari, mingkin dititrasi hingga 600 mg/hari
tingkat edema yang parah
- im, iv: 20-40 mg/dosis, dalam diulang dalam 1-2
jam jika diperlukan, ditingkatkan 20 mg/dosis
hingga diperoleh efek yang diinginkan. Biasanya
interval dosis 6-12 jam untuk edema pulmonari
akut.
- Iv infusi kontinyu: untuk iv bolus dosis 0,1 mg/kg
dilanjutkan dengan iv infus kontinyu dengan dosis
0,1 mg/kg/jam setiap 2 jam hingga maksimum 0,4
mg/kg/jam sehari.
Geriatri: oral, im, iv: dosis awal 20 mg/ hari, peningkatan
dosis harus secara lambat dan hati-hati hingga diperoleh
efek yang diinginkan
Gagal jantung refraktori: oral, iv: dosis ditingkatkan hingga
8 gram/hari
Ajustment dose pada pasien gangguan fingsi ginjal: gagal
ginjal akut: dosis tinggi hingga 1.3 g/hari digunakan sebagai
dosis awal untuk mencapai efek yang diinginkan, tidak
digunakan pada pasien yang mengalami oligourik
Ajustment dose pada pasien dengan gangguan hepar: efek
natriuretik, dengan peningkatan sensitivitas menjadi
hipokalemia, deplesi volume sirosis, monitoring efek,
khusunya dalam dosis yang tinggi.
Peningkatan efek/toksisitas:
Furosemid menginduksi hipokalemia pada penggunaan
digoksin, meningkatkan risiko aritmia, meningkatkan risiko
toksisitas lithium dan salisilat. Efek hipotensi dan atau efek
samping pada renal dari ACE inhibitor dan menginduksi
hipovolemia. Efek feriferal obat adrenergik bloking atau
ganglionik bloker mungkin ditingkatkan oleh furosemid.
Penurunan efek:
Interaksi obat Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin, dan NSAID
dapat mangurangi natriuretik dan efek hipotensi
furosemid. Kolestipol, kolestiramin, dan sukralfat dapat
mengurangi efek furosemid. Furosemid dapat menjadi
antagonia eefek skeletal relaksan otot (tubokurarin).
Toleransi glukosa dapat diturunkan dengan furosemid.
Diperlukan ajustmen dose dari agen hipoglikemik,
metformin dapat mengurangi konsentrasi furosemid.
CAPTOPRIL
Bentuk sediaan
Alkohol
Obat anti inflamasi terutama indometacin.
Supplemen potassium atau obat yang mengandung
Interaksi obat
potassium.
Obat-obat berefek hipotensi.
Adverse Drug Reaction (ADR) Captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari
pada 0,5% penderita dan pada 1,2% penderita dengan
penyakit ginjal. Dapat terjadi sindroma nefrotik serta
glomerulopati membran pada penderita hipertensi. Karena
proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan
pengobatan, maka penderita sebaiknya melakukan
pemeriksaan protein urin sebelum dan selama 8 bulan
pertama pengobatan. Neutropenia/agranulositosis terjadi
pada kira-kira 0,4% penderita. Efek samping ini terutama
terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Neutropenia ini muncul dalam 1-3 bulan pengobatan.
Pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena
penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi
harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan,
setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan
secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda-
tanda infeksi akut (demam, laringitis) pemberian captopril
harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk
adanya neutropenia.
Hipotensi, dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama
dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak
menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing
yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan,
misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam,
dialisis, muntah, diare, dehidrasi, maka hipotensi tersebut
menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan captopril
perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama
pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai
tensi yang normal atau rendah. Hipotensi berat dapat
diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan
dosis captopril atau diuretiknya.
Sering terjadi rash dan pruritus, kadang-kadang terjadi
demam dan eosinofilia. Efek tersebut biasanya ringan dan
menghilang beberapa hari setelah dosis.
33. SYOK
EPINEFRIN
Deksametason
Bentuk sediaan
Dosis Anak-anak : oral, i.m., i.v. (injeksi diberikan dengan sodium sulfat) : 0,08 – 0,3
mg/kg/hari atau 2,5 – 10 mg /m2/hari dibagi setiap 6 – 12
jam
Dewasa : oral, i.m., i.v. (injeksi diberikan dengan sodium sulfat) : 0,75 - 9 mg/
hari dibagi setiap 6 – 12 jam
Kontraindikasi c. Infeksi fungal sistemik (kecuali dibutuhkan untuk mengontrol reaksi obat
yang diakibatkan oleh amphotericin B)
Peringatan hipertensi, peningkatan retensi garam dan air, dan meningkatkan ekskresi
natrium.
e. Tuberkulosis aktif dan laten atau reaktivitas tuberculin
f. Insufisiensi adrenokortikat sekunder
g. Hipotiroidisme, sirosis hati : dapat memperhebat efek deksametason
h. Tukak lambung dengan kemungkinan perforasi dan perdarahan
a. Gangguan air dan elektrolit : retensi natrium, retensi air, kegagalan jantung
kongestif pada penderita yang rentan, kehilangan kalium, alkalosis
hipokalemik, hipertensi.
b. Muskuloskeletal : kelemahan otot, miopati steroid, hilangnya masa otot,
osteoporosis, fraktura kompresi vertebral, nekrosis aseptik kaput femoris
dan humerus, fraktura patologis pada tulang panjang, ruptura tendon.
c. Neurologi : konvulsi, peningkatan tekanan intrakranial disertai papiledema
(pseudotumor serebri), vertigo, sakit kepala.
d. Dermatologi : hambatan penyembuhan luka, kulit menipis dan rapuh,
petechiae dan ecchy moses, eritema fasial, bertambahnya keringat,
Adverse Drug Reaction (ADR) penekanan reaksi terhadap tes kulit, dermatitis alergika, urtikaria, edema
angioneurotik
e. Saluran pencernaan : tukak lambung dengan kemungkinan perforasi dan
perdarahan, pankreatitis distensi abdominal, oesofagitis ulserativa,
peningkatan nafsu makan, mual.
f. Mata : katarakta subkapsular posterior, peningkatan tekanan intraokular,
glaukoma, eksophtalmus.
g. Metabolik : keseimbangan nitrogen yang negatif, pertambahan berat
badan
EPINEFRIN (ADRENALIN)
Bentuk sediaan Injeksi I.V 0,1% (sebagai HCl/bitartrat)
Dosis - Bayi dan anak : bradikardia (i.v) 0.01
mg/kg setiap 3-5 menit )max 1mg/10 ml
- Dewasa: asistole (i.v) 1 mg setiap 3-5
menit, bronkodilator (i.m/s.c) 0,1-0,5 mg
tiap 10-15 menit untuk 4 jam
Kalsum karbonat
Bentuk sediaan kapsul, suspensi, tablet, serbuk, tablet kunyah
Dosis Untuk kebutuhan sebagai makanan:
o 0-6 bulan: 210 mg/hari.
o 7-12 bulan: 270 mg/hari.
o 1-3 tahun: 500 mg/hari.
o 4-8 tahun: 800 mg/hari.
o Dewasa wanita (hamil, menyusui)/ laki-laki:
9-18 tahun: 1300 mg/hari.
19-50 tahun: 1000 mg/hari.
≥ 50 tahun: 1200 mg/hari.
Hipokalsemia (dosis tergantung dari kondisi klinikal dan tingkat
kalsium dalam serum) dosis diekspresikan dalam mg elemen
kalsium.
o Neonatus: 50-150 mg/kg/hari terbagi dalam 4-6 kali
penggunaan, tidk melebihi 1 g/hari.
o Anak-anak: 45-65 mg/kg/hari terbagi dalam 4 kali
penggunaan
o Dewasa: 1-2 g atau lebih/hari terbagi dalam 3-4 kali
penggunaan
Antasid:
o Anak-anak 2-5 tahun (24-47 ibs): elemen kalsium yang
dibutuhkan 161 mg; maksimum 483 mg/24 jam.
o Anak-anak 6-11 tahun (48-95 ibs): elemen kalsium
yang dibutuhkan 322 mg; maksimum 966 mg/24 jam.
o Dosis berdasarkan kapasitas untuk netralisasi asam
dari spesifik produk, biasanya 1-2 tablet atau 5-10 ml
tip 2 jam; maksimum 7000 mg kalsium karbonat/24
jam.
Suplemen tambahan: Dewasa: 500 mg -2 g terbagi 2-4
kali/hari.
Osteoporosis: Dewasa >51 tahun 1200 mg/hari.
Penyesuaian dosis untuk pasien dengan kerusakan ginjal: Clcr ,25
mL/menit: penyesuaian dosis sangat bergantung pada tingkat/kadar
kalsium dalam serum.
Farmakologi/Indikasi sebagai antasid, terapi dan pencegahan dari defiiensi kalsium atau
hiperfosfatemia (contoh: oteoporosis, osteomalasia, hipoparatiroidsm,
osteoporosis setelah menopause), telah digunakan untuk mengikat
fosfat.
Kontraindikasi hiperkalsemia, renal calculi, hipofosfatemia, pasien yang suspect
toksisitas digoksin.
Peringatan penggunaan dapat diikuti dengn peningkatan sekresi asam di
lambung 2 jam setelah penggunaan, dapat terjadi hipoparatiroid
pada pasien yang menerima vitamin D dosis tinggi, hiperkalsemia
dan hiperkalsiuria dapat terjadi ketika adanya perubahan jumlad
dosis terapi.
Adverse drug reaction o gangguan SSP: pusing.
o gangguan pada endokrin dan metabolisme: hipofosfatemia,
hiperkalsemia.
o gangguan pada saluran cerna: anoreksia, muntah, mual,
efek laksatif, nyeri perut.
o Gangguan pada hati: nekrosis sel hati, hepatitis.
o gangguan pada miscellanous: sindrom susu-basa dengan
sangat tinggi, penggunaan dosis untuk kronis
menyebabkan kegagalan ginjal.
Farmakokinetik o Absorpsi: membutuhkan vitamin D, diabsorpsi dalam
larutan dalam bentuk ion; kelarutan ditingkatkan dalam
suasana asam.
o Distribusi: bisa mencapai plasenta dan air susu ibu.
o Ekskresi: paling banyak terdapat di fese (sebagai kalsium
yang tidak dapat diabsorpsi), urin (20%).
Interaksi Obat o Peningkatan efek: kalium dosis tinggi dengn diuretik tiasid
dapat menyebabkab sindrom susu-basa dan hiperkalsimia.
Garam kalsium dapat menurunkan absorbsi T4 . kalsium
asetat berpotensial dalam toksisitas dioksin.
o Penurunan efek: penurunan absorpsi yang signifikan dari
atenolol (dan berpotensial pada beta bloker yang lainnya),
iron, antibiotik golongan kuinolon, alendronat, sodium
fluoride, seng, tetrasiklin. Efek dari pemblok kanal kalsium
(seperti verapamil) berkurang.
Informasi untuk Pasien
BASITRASIN + POLIMIKSIN B
Bentuk sediaan Salep 5 gram
Dosis
Farmakologi / Indikasi Antibakteri
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan Hanya untuk penggunaan luar
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien Dioleskan tipis pada temapt yang sakit
Gentian violet
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi Untuk aplikasi topical kulit yang utuh
Kontraindikasi
Interaksi obat
Tidak untuk pemakaian pada membrane mukosa atau luka
Peringatan
terbuaka, tidak untuk menandai kulit sebelum pembedahan
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) Ulserasi mukosa
Instruksi pada pasien
Gentian violet
Bentuk sediaan
Dosis
Disinfektan kulit, khususnya membersihkan dan menghilangkan
Farmakologi / Indikasi luka tertutup
Interaksi obat
Peringatan Menodai pakaian dan kulit
Farmakokinetika
Ulserasi mukosa
Adverse Drug Reaction (ADR)
natrium tiosulfat
Bentuk sediaan cairan 25%, btl 30 ml
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi keracunan sianida (digunakan bersama natrium nitrit)
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Betametason
Bentuk sediaan
berikan tetes mata tiap 1-2 jam sampai keadaan terkendali
Dosis kemudian kurangi frekuensi, salep 2-4 kali tiap hari, atau pada
malam hari bila digunakan bersama tetes mata.
Farmakologi / Indikasi pengobatan local inflamasi (jangka pendek)
Kontraindikasi
Interaksi obat
kortiosteroid tpikal lazimnya digunakan di bawah pengewasan
ahli; tidak boleh diresepkan untuk “mata merah” yang belum
didiagnosis.Ada dua bahaya utama dari kortikosteroid topical.
Pertama “amata merah” dapat diakibatkan oleh virus herpes
simpleks yang menimbulkan ulkus dendritik; kortikosteroid
memperburuk kondisi yang dapat berakhir pada hilangnya
Peringatan pengelihatan atau bahkan hilangnya mata. Kedua, akibat dari
formulasi tetes mata, dapat timbul “glaukoma steroid” setelah
pengobatan beberapa minggu pada pasien yang cenderung
mendapat glaucoma simpleks kronis. Penggunaan produk
kombinasi yang mengadung kortikosteroid dengan anti infeksi
jarang dibenarkan.
Farmakokinetika
Gameksan
Krim 1 %
Bentuk sediaan - Botol : 30 ml
Dosis
Sebagai antiskabies dan pedikulosis
Farmakologi / Indikasi
Hipersensitivitas
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Menimbulkan sensasi terbakar, gatal, eritem, hipertensi yang
Adverse Drug Reaction (ADR) sanat ringan, dan sementara
Catatan
Sebagai alternatif salep 2-4 kali, tidak digunakan pada kulit
Instruksi pada pasien yang banyak lukanya, dan tidak digunakan pada anak dibawah
12 tahun
Bentuk sediaan
Dosis
Fenol cair adalah fenol dalam bentuk cair yang
mengandung lebih kurang 10 % air. Mengandung tidak
Farmakologi / Indikasi kurang dari 89,0 % C6H6O. Perhatian : hindarkan kontak
dengan kulit, karena dpat membakar kulit.
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi Fenol cair adalah fenol dalam bentuk cair yang
mengandung lebih kurang 10 % air. Mengandung tidak
kurang dari 89,0 % C6H6O. Perhatian : hindarkan kontak
dengan kulit, karena dpat membakar kulit.
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
PERAK NITRAT
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Perak nitrat yang telah diserbukkan dan dikeringkan dalam gelap di atas sislika gel P selama 4
jam, mengandung tidak kurang dari 99.5 % dan tidak lebih dari 100.5 % AgNO 3.
Pemerian : hablur, tidak berwarna atau putih, bila dibiarkan terpapar cahaya dengan
adanya zat anorganik, menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan, pH larutan 5.5
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih, agak sumar larut
dalam etanol, mudah larut dalam etanol mendidih, sumar larut dala meter.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.
39. KERATOLITIK
ASAM SALISILAT
Salep 2%, pot 30 g
Salep 5%, pot 30 g
Bentuk sediaan
Salep 10%, pot 30 g
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Farmakokinetika
Coal tar
Bentuk sediaan
Dosis
Farmakologi / Indikasi Coal tar digunakan pada psoriasis dan eksim atopik kronik.
Formulasi dan kekuatan yang dipilih tergantung daari
penerimaan pasien dan keparahan kondisisnya. Lebih teabl
sisik eksim atau psoriasis maka lebih kuat konsentrasi coal
tar yang diperlukan. Memiliki aksi antinflamasi yang
digunakana pada chronic plaque psoriasis; juga memiliki aksi
antiscaling. Crude coal tar (coal tar, BP) memiliki bentuk
paling efektif pada konsentrasi 1 - 10% dalam basis soft
paraffin , tetapi beberapa pasien menlamai toleransi pada
bau dan mess. Kontak coal tar dengan kulit tidak terlalu
membahayakan kulit, dan dapat digunakan secara luas
dengan lesi yang kecil. Iritasi, alergi, dan sterile folliculitis
bisa terjadi. Ekstrak tar yang lebih lembut dapat digunakan
oada wajah dan lipatan.
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
PODOFILIN:
Bentuk sediaan
Kutil genital eksternal diaplikasikan secara mingguan pada klinik
genitourinari
Informasi penting:
Dosis
Harus diberikan pada tempat aplikasi tidak lebih lama dari 6 jam
kemudian dibersihkan.
Farmakokinetika
Menyebabkan iritasi pada tempat aksi, toksisitas sistematik berat
termasuk pada gastrointestinal, renal, hematologikal, efek SSP.
Adverse Drug Reaction (ADR)
BEDAK SALISIL
Bentuk sediaan
Dosis
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Levertan
Bentuk sediaan Salep kulit 5 %.
Dosis
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Antipsoriatic, topical
Keratolytic, topical
Sensitif terhadap liquor carbonis detergents, luka terbuka, inflamasi akut, dan kulit yang
terinfeksi
Kontraindikasi
Interaksi obat Liquor carbonis detergents jika digunakan bersama dengan methoksalen atau trioksalen
akan menimbulkan efek fotosensitisasi
Menurut FDA liquor carbonis detergents memiliki kategori
C untuk ibu hamil.
Farmakokinetika
folliculitis, allergi, iritasi dermatitis, pustular atau respon keratocystic, iritasi kulit
Adverse Drug Reaction (ADR)
FIQUOR FABERI
Bentuk sediaan Equor
Equor ditambah mentol 0,5 %
Equor ditambah mentol 0,1 %
Dosis - Bayi dan anak :
- Dewasa:
Farmakologi/Indikasi
Kontraindikasi Hipersensitif,
Peringatan
Adverse drug reaction
Farmakokinetik - Onset aksi :
- Distribusi :
- Metabolisme;
- Ekskresi: urin (sebagai metabolit inaktif)
Oralit
Dosis hangat
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
NATRIUM BIKARBONAT
Bentuk sediaan Tablet 500 mg
Dosis
Farmakologi / Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien
Natrium klorida
Intravena infuse natrium klorida kekuatan biasa 0,9% (9g,
150 mmol tiap Na dan Cl/liter)kekuatan ini diberikan bila yang
Bentuk sediaan
diminta larutan garam normal untuk injeksi. Ampul 2 ml, 5ml,
10 ml, 20 ml, 50 ml
Pada defisit berat dari 4 hingga 8 liter, 2-3 liter natrium klorida
Dosis isotonik dapat diberikan dalam 2-3 jam, kemudian infus dapat
diperlambat
Untuk kehilangan natrium yang dapat timbul dari keadaan
Farmakologi / Indikasi
seperti gastroenteritis, ketoasidosis diabetic, ileus, dan asites
Kontraindikasi
Interaksi obat
Batasi asupannya pada gangguan fungsi ginjal, gagal
jantung, hipertensi, udem perifer dan paru-paru, toksemia
kehamilan
Peringatan Istilah garam normal (normal saline) tidak boleh digunakan
untuk menjelaskan infuse natrium klorida 0,9% intravena,
istilah garam fali dapat diterima tapi lebih baik diberikan
komposisinya (yaitu infus natrium klorida 0,9% intravena)
Farmakokinetika
Pemberian dosis besar dapat menyebabkan penumpukan
Adverse Drug Reaction (ADR)
natrium dan udem
Instruksi pada pasien
RINGER LAKTAT
Bentuk sediaan Injeksi iv ringer laktat 500-1000 ml
Dewasa dan anak-anak (pediatri) : dosis tergantung
Dosis
individu berdasarkan berat badan, umur, dan kondisi pasien
Farmakologi / Indikasi
Dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami kerusakan
ginjal, pemakaiannya harus hati-hati pada pasien dengan
Kontraindikasi
kerusakan hati, disfungsi renal, hipoproteinemia, atau edema
paru, dan wanita hamil
Interaksi obat Tidak terjadi secara signifikan
Peringatan
Absorpsi : pemberian iv
Distribusi : secara luas
Farmakokinetika Metabolisme : tidak signifikan
Ekskresi : urine (paling banyak) dan feses (sedikit)
Waktu paruh : tidak diketahui
Adverse Drug Reaction (ADR) Kelebihan cairan, ketidakseimbangan elektrolit
Instruksi pada pasien
Azetazolamida
Bentuk sediaan
Dosis Oral atau injeksi intravena 0,25-1g/hari dalam dosis terbagi.
Menghambat karbonik anhidrase sehingga mengurangi bikarbonat
dalam cairan bola mata dan air mata yang disekresi bersama
Farmakologi / Indikasi
dengan akibat turunnya tekanan intraokuler.
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
Parastesia, hipokalemia, berkurangnya nafsu makan, rasa
mengantuk dan depresi terutama pada pasien usia lanjut, bintik-
Adverse Drug Reaction (ADR)
bintik merah pada kulit dan kelainan darah jarang terjadi dan
seperti dilaporkan dapat terjadi batu ginjal.
Instruksi pada pasien
Tetrakain
Bentuk sediaan
Dosis
anestetik local yang efektif untuk aplikasi topical; jel 4 %
Farmakologi / Indikasi
diindikasikan untuk anetesia sebelum punksi atau kanulasi vena.
Kontraindikasi
Interaksi obat
obat diserap cepat dari membrane mukosa dan tidak boleh
diberikan pada permukaan yang meradang, trauma atau yang
vaskuleritasnya tinggi.
Peringatan Absorbsi cepat dan ekstensif dapat menimbulkan efek samping
sisemik.
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) ertemia, udema, pruritus
Oksitetrasiklin
Kontraindikasi
Interaksi obat
Pertumbuhan berlebihan dari bakteri yang tidak peka
Peringatan
Farmakokinetika
Reaksi alergi
Adverse Drug Reaction (ADR)
Tetrasiklin (
Bentuk sediaan
Oleskan 1-3 kali sehari
Dosis
ATROPIN
Bentuk sediaan
Neonatus, < 0.1 mg yang disesuaikan dengan
paradoxical bradikardi
Anak, 0.5% solution, 1-2 drops dua kali sehari
Dewasa, < 0.5 mg yang disesuaikan dengan paradoxical
bradikardi
Pada kasus keracunan organofosfat dan karbamat,
Dosis dosisnya 1-2 mg / 10-20 menit secara i.v. sampai efek
atropin dapat diamati, dilanjutkan setiap 1-4 jam
dengan dosis yang sama selama 24 jam, sampai 50 mg
pada 24 jam pertama, dan 2 g pada hari-hari
selanjutnya untuk intoksikasi
Untuk gangguan GI, dosis oral 0.4-0.6 mg / 4-6 jam
Peringatan
Menghambat aksi ACh (asetilkolin) pada sisi parasimpatik
di otot polos, kelenjar sekresi, dan SSP; meningkatkan
Farmakokinetika
cardiac output; antagonis histamin dan serotonin.
PILOKARPIN
tetes mata 2% (HCl / netral) botol 5 ml
Bentuk sediaan tetes mata 4% (HCl / netral) botol 5 ml
Glaukoma. 1-2 tetes 6 kali per hari. Oral. 5 mg 3 kali sehari. Pada
Dosis
pasien gangguan hepar, 5 mg 2 kali sehari.
Farmakologi / Indikasi
hipersensitivitas terhadap pilokarpin, penyakit
inflamasi akut pada mata; asma, glaukoma angle-closure,
Kontraindikasi
penyakit hati berat.
Metilergometrin
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) Mual, muntah, sakit keapla, pusing, tinnitus, nyeri dada, nyeri
perut, palpitasi, dispneu, bradikardia, hipertensi selintas,
vasokonstriski, stroke, infark miokaard, udem paru.
OKSITOSIN:
Bentuk sediaan
Ekskresi: urin
MAGNESIUM SULFAT
Bentuk sediaan
DIAZEPAM
Gel rektal :
Pediatric rektal tip (4,4 cm): 5 mg/ml, (2,5 mg, 5 mg)
Delivery system :
10 mg : rektal tip untuk pediatric / dewasa (4,4 cm): 5
mg/ml (set dosis 5 mg, 7,5 mg dan 10 mg)
Peringatan
Farmakokinetika
Instruksi pada pasien Catatan. Hanya digunakan melalui rute pemberian i.m. saat
tidak dimungkinkan pemberian melalui rute oral dan
parenteral.
KLORPRAMIN
Bentuk sediaan TABLET 10 mg(HCl)
Tablet 25 mg (HCl)
Dosis - Bayi dan anak :
- Dewasa:
Farmakologi/Indikasi
Kontraindikasi
Peringatan
Adverse drug reaction
Farmakokinetik - Onset aksi :
- Distribusi :
- Metabolisme
- Ekskresi:
Interaksi Obat - Peningkatan :
- Penurunan :
Informasi untuk Pasien -
Triptilin
Bentuk sediaan
Dewasa : oral : 50 – 150 mg/hari dosis tunggal diminum sebelum tidur
i.m. : 20 – 30 mg 4 x sehari
Dosis untuk pasien gangguan hati harus dimonitoring dengan melihat kadar
triptilin dalam plasma.
Peringatan
Absorpsi : diabsorpsi dengan cepat dan baik(bioavailabilitas 30-60% melewati first pass
effect).
Ikatan dengan protein : Sangat tinggi yaitu 90 % terikat dengan protein plasma dan
jaringanVery
Bentuk sediaan injeksi (larutan sebagai laktat dan minyak sebagai dekanoat), larutan,
tablet
KLORPROMAZINE
Bentuk sediaan
Schizophrenia/pshykosis :
Dewasa
Schizophrenia/pshykosis :
Interaksi obat
Kehamilan
Sulpirid
Bentuk sediaan
Schizophrenia : 200-400 mg, 2 kali sehari, maksimal 800
mg/hari pada pasien dengan predominan symptom
negative; 2,4 g/hari pada pasien dengan predominan
Dosis
symptom positif. Usia lanjut : dosis awal seperempat
sampai setengah dosis dewasa. Anak : di bawah 14 tahun
tidak dianjurkan
Farmakologi / Indikasi Schizophrenia
Kontraindikasi
Interaksi obat
Sama seperti Klorpromazin Hidroklorida () tapi kurang
sedative, tidak terkait dengan sakit kuning atau reaksi kulit,
Peringatan
porfiria, hindari pada menyusui, kurangi dosis (lebih baik
hindari) pada gangguan faal ginjal
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR)
Instruksi pada pasien
Klorpromazin
tab salut 25 mg (HCl) btl/klg 1000 tab
Bentuk sediaan Inj. im. 25 mg/ml (HCl) btl/ktk 100 amp @ 1 ml
Inj. im 5 mg/ml (HCl) ktk 100 amp @ 2 ml
oral : skizofrenia dan psikosis lain, mania, tetapi tambahan jangka
pendek pada ansietas berat, agitasi psikomotor, eksitasi dan
perilaku kekerasan dan impulsive yang berbahaya, dosis awal 25
mg 3 kali sehari atau 75 mg malam hari yang disesuaikan denagn
responnya. Dosis penunjang biasanya 75-300 mg mg/hari (akan
tetapi sampai dosis 1g/hari mungkin diperlukan pada kasus
psikosis). USIA LANJUT atau debil sepertiga sampai setengah dosis
dewasa. ANAK (skizo-prenia dan autisme) 1-5 tahun 500mcg/kg
Dosis setiap 4-6 jam (maksimal 40mg/hari;6-12 tahun sepertiga sampai
setengah dosis dewasa (75mg/hari). Cegukan yang sulit diobati;25-
50mg 3-4 kali sehari.
Injeksi i.m. yang dalam (untuk pengobatan gejala akut) 25-50 mg
setiap 6-8 jam. ANAK : 1-5 tahun 500 mcg/kg tiap 6-8 jam
(maksimal 75 mg/hari). Rektal sebagai supositoria : 100 mg tiap 6-8
jam
Farmakologi / Indikasi lihat pada dosis; antiemetic, penggunaan prabedah
koma karena depresan SSP, depresi sumsum tulang, hindari pada
Kontraindikasi
feokromositoma, gangguan hati dan ginjal berat
risiko toksisitas meningkat dengan obat-obat mielosupresif
khususnya klozapin, tidak boleh digunakan bersama dengan obat
yang potensial memnyebabkan agranulositosis, seperti
Interaksi obat karbamazepin, kotrimoksazol, kloramfenikol, sulfinamida,
analgetik pirazolon seperti azapropazon, penisilamin, atu
sitotoksika; juga dihindari klozapina dengan antipsikotik depot
kerja panjang (mempunyai potensi mielosupresif)
antiemetik dapat diresepkan hanya ketika penyebab mintah
diketahui atau sebaliknya terjadi penundaan diagnosis terutama
pada anak-anak. Antiemetic tidak diperlukan dan kadang
berbahaya ketika penyebabnya dapat disembuhkan, seperti
diabetes ketoasidosis atau overdosis digoksin atau antiepilepsi.
Penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler, penyakit
Peringatan
pernapasan, parkinsonisme, epilepsy, infeksi akut, hamil,
menyusui, gangguan ginjal dan hati, riwayat sakit kuning,
leucopenia, hipotiroidisme, miastenia gravis, hipertrofi prostat,
glaucoma sudut sempit, hati-hati pada usia lanjut, hindari
pemutusan obat tiba-tiba, setelah injeksi intra muscular pasien
harus tetap tiduran selam 30 menit
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) gejala ekstra pyramidal, tardive dyskinesia, hipotermia
(kadang0kadang panas), mengantuk, apatis, pucat, mimpi buruk,
insomnia, depresi, agitasi, perubahan pola EEG, kejang, gejala anti
muskarinik yang terdiri atas : mulut kering, hidung tersumbat,
konstipasi, kesulitan buang air kecil, dan pandangan kabur; gejala
kardiovaskular meliputi : hipotensi, takikardi dan aritmia. Terjadi
perubahan EKG, pengaruhi edokrin seperti : gangguanmenstruasi,
galaktore,ginekomasti, impotensia dan perubahan berat badan.
Terjadi reaksi sensitivitas seperti : agranulositosis, leucopenia,
leukositosis, dan anemia hemolitik, fotosensitisasi, sensitisasi
kontak dan ruam, sakit kuning dan perubahan fungsi hati, sindrom
neuroleptik maligna; sindrom menyerupai lupus eritemamatosus
Instruksi pada pasien
Antihemoroid DOEN
konmbinasi antara :
Bismuth subgalat 150 mg (sebagai bahan pelembut)
Heksaklorofen 2,5 mg (sebagai antiseptik)
Lidokain 10 mg (bahan aktif)
Seng oksida 2g (sebagai pelicin)
Bentuk sediaan
Dosis Suppositoria: 2 gram
Menghentikan perdarahan akut.
Farmakologi / Indikasi
Depresi miokard yang berat, porfiria.
Kontraindikasi
Amfetamin : efek lidokain dapat meningkat dengan adanya
amfetamin
Interaksi obat - Fenobarbital : efek lidokain dapat berkurang dengan
adanya fenobarbital
Dosis lebih rendah pada gagal jantung kognesif , pada gagal hati
Peringatan dan setelah bedah jantung, pasien usia lanjut
Farmakokinetika Absorbsi
Onset, dosis bolus tunggal: 45-90 detik. Durasi 10-20 menit
Distribusi
Vd 1,1-2,1 L/kg tergantung pada kondisi pasien. Akan
meningkat pada pasien CHF dan gangguan ginjal.
Metabolisme
Sebagian besar terjadi di hati (90%), metabolit aktif MEGX
dan GX yang jika terakumulasi dapat menyebabkan gangguan pada
system saraf pusat.
Ekskresi
K el terjadi selama 7-30 menit
Ekstrak Beladon
Bentuk sediaan
Dosis Serbuk inj : 0,5 mg/ml; tablet 10 mg, 20 mg
Farmakologi / Indikasi antimuskarinik
Kontraindikasi glaucoma sudut sempit.
Interaksi obat Catatan : banyak obat mempunyai efek anti muskarinik;
pemakaian bersama dua atau lebih obat yang demikian dapat
meningkatkan efek samping seperti mulut kering, retens urin, dan
konstipasi; pemberian bersama juga dapat membuat bingung pada
pasien usia lanjut; interaksi tidak selalu terjadi pada antimuskarinik
yang digunakan secara inhalasi.
Alkohol : efek sedative hiosin ditingkatkan
Analgetik : efek antimuskarinik ditingkatkan dengan nefopam
Antidepresan : meningkatkan efek samping antimuskarinik dengan
trisiklik dan MAOI
Antihistamin : meningkatkan efek samping antimuskarinik.
usia lanjut : retensi urin, pembesaran prostate, takikardi,
gangguan fungsi jantung, ileus paralitik, colitis ulseratif, dan
Peringatan stenosis pilorik; mungkin dapat memperburuk gastroesofagus;
kehamilan dan menyusui.
Farmakokinetika
mulut kering dengan kesulitan menelan dan haus, dilatasi pupil
dengan kehilangan akomodasi dan sensitivitas terhadap cahaya,
Adverse Drug Reaction (ADR) tekanan intraokuler naik, muka merah, kulit erring, bradikardi
diikuti takikardi, palpitasi dan aritmia, sulit berkemih dan
konstipasi; jarang terjadi demam, konvulsi, dan ruam.
Instruksi pada pasien
-
Interaksi obat
Gunakan penggantian cairan secara parenteral untuk
ketidakseimbangan elektrolit karena kehilangan cairan akut
(10-15% berat badan), tidak mampu diberi cairan secara oral,
Peringatan
gangguan lambung dan muntah yang parah. Kesalahan dalam
melarutkan serbuk oralit yang akhirnya berakibat buruk.
Farmakokinetika
Hypernatremis, hyperkalemia, dan gangguan asam basa
kadang dapat terjadi, khususnya gagal ginjal atau jika terjadi
Adverse Drug Reaction (ADR)
kesalahan dalam pelarutan serbuk oralit
Instruksi pada pasien Oralit tidak digunakan untuk menggantikan cairan pada
diare jangka panjang atau diae akut. Larutkan serbuk oralit
dalam air, jangan campur dengan jus buah atau susu. Jika
diperlukan tambahan cairan, minumlah air atau non elektroli
lainnya yag beriai cairan untuk menghilangkan rasa haus.
Catatan
Untuk mencegah dehidrasi sedini mungkin, akibat diare
atau menjaga hidrasi setelah penggantian cairan secara
parenteral pada dewasa dan anak, dibutuhkan 90 mEq/L
natrium. Untuk bayi yang tidak sadar kehilangan cairan lebih
banyak, disarankan 50-60 mEq/L natrium. Alternatif,
konsentrasi natrium yang lebih besar mungkin diperlukan
dengan perbandingan 2 : 1 bebas air. Jika muntah jangan
hindari penggantian cairan, berikan 1 sendok kecil melalui
mulut pada anak yang sering muntah untu mengatasi
dehidrasi.
DIMENHIDRINAT
Bentuk sediaan Tablet 50 mg
Dosis Pediatri
2-5 tahun : 12,5-25 mg setiap 6-8 jam, maksimum 75
mg/hari
6-12 tahun : 25-50 mg setiap 6-8 jam, maksimum 150
mg/hari
Dewasa : 50-100 mg setiap 4-6 jam, tidak boleh melebihi 400
mg/hari
Farmakologi / Indikasi
Porfiria akut, serangan asma akut, bayi prematur, gagal
Kontraindikasi
jantung berat
Interaksi obat
Hamil, glaucoma sudut sempit, retensi urin, hipertrofi prostat,
Peringatan
epileps
Farmakokinetika
Mengantuk, gangguan psikomotor, sakit kepala efek
antimuskarinik (retensi urin, mulut kering, penglihatan kabur
Adverse Drug Reaction (ADR) dan gangguan saluran cerna), ruam, reaksi fotosensitivitas,
palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas, bronkospasme,
angiodema, anafilaksis
Instruksi pada pasien
Kontraindikasi
Interaksi obat
Penyakit jantung, hipertensi, hipertirodisme, tukak
lambung, gangguan hati ( kurangi dosis ), epilepsi,
Peringatan
kehamilan dan menyusui, usia lanjut, demam
Farmakokinetika
Adverse Drug Reaction (ADR) - Saluran cerna : mual, muntah, nyeri epigastrik,
hematemesis, diare
- SSP : sakit kepala, iritabilitas, gelisah, insomnia,
refleks berlebihan, kejang otot, kejang umum
klonik, dan tonik
- Kardiovaskular : palpitasi, takikardi, ekstrasistol,
muka merah, hipotensi, kegagalan sirkulasi,
aritmia ventrikel
- Saluran napas : takipne
- Ginjal : diuresis meningkat
- Kulit : urtikaria
- Lain-lain : alopesia, hiperglikemia, kelainan ADH
( akibat etilendiamin )
BECLOMETHASONE
Bentuk sediaan
inhalasi oral
anak : 1-2 inhalasi 3-4 kali / hari
dewasa : 2 inhalasi 3-4 kali / hari
inhalasi aqueous
anak dan dewasa : 1-2 inhalasi 2 kali / hari, total
Dosis
dosis 168-336 mcg/hari
intranasal
anak : 1 inhalasi 3x sehari
dewasa : 2 inhalasi 2-4x sehari
Interaksi obat
Peringatan
Farmakokinetika
SSP, yaitu agitasi, depresi, sakit kepala, gangguan
mental, pusing
Dermatologik, yaitu atropi, urtikaria, angioedema,
pruritus, purpura
GI, yaitu mulut, hidung, dan kerongkongan terasa
kering, kehilangan indra perasadan pembau, terasa
mual
Ocular, yaitu katarak, glaukoma
Adverse Drug Reaction (ADR)
Pernapasan, yaitu batuk, faringitis, sinusitis,
paradoxical bronkospasm
Overdosis / simptom toksikologi
Ada rasa terbakar dan terjadi iritasi di mukosa nasal,
infeksi Candida pada faring dan intranasal, sakit kepala,
radang di hidung, epistaxis
DEKSAMETASON
Tablet 0,5 mg, kaleng 1000 tablet
Injeksi i.v. 5 mg/ml (sebagai natrium
Bentuk sediaan
fosfat) ktk 100 ampul @ 1 ml
Farmakologi / Indikasi
infeksi jamur sistemik, pemberian vaksin virus
hidup pada pasien imunosupresif, penggunaan IM pada
Kontraindikasi
idiopathic thrombocytopenic purpura.
Efedrin
Bentuk sediaan
Beri 1-2 tetes ke dalam tiap lubang hidung sampai 3-4 kali
Dosis per hari bila dibuthkan
EPINEFRIN
Bentuk sediaan
DEKSTROMETORFAN
Bentuk sediaan
KODEIN
Kontraindikasi
Peringatan
Instruksi pada pasien Obat ini dapat menimbulkan kantuk. Sehingga perlu
diperhatikan pada penggunaan saat menyetir,
mengoperasikan mesin, atau kegiatan lainnya yang
membutuhkan kesiagaan mental. Dihindari penggunaan
bersamaan dengan alkohol dan obat lainnya yang dapat
menimbulkan kantuk secara berlebihan. Penggunaan obat
jangka panjang dapat menyebabkan konstipasi, dan
penggunaan bersamaan dengan pelunak tinja ataupun laksatif
dapat membantu. Ketergantungan, dapat terjadi pada
penggunaan jangka panjang dan penghentian tiba-tiba, tetapi
hal ini dapat diatasi dengan cara mengurangi dosis secara
perlahan saat obat tidak lagi dibutuhkan. Dosis yang Hilang.
Jika Anda lupa meminum satu dosis, minumlah obat sesegera
mungkin. Tetapi apabila kelalaian ini hampir mendekati saat
minum dosis berikutnya, minumlah hanya satu dosis. Jangan
meminum dosis dobel ataupun ekstra.
Infeksi saluran pernafasan atas untuk batuk dengan kongesti lender (member efek
ekspektoran, dyspepsia, gastritis, asma, bronchitis, pertusis, laryngitis, tonsillitis,
dysmenorrheal, gingivitis
Timi adalah ekstrak tumbuhan yang berkhasiat karminatif, antiseptik, dan banyak
Farmakologi / Indikasi
digunakan dalam kombinasi obat batuk
Interaksi obat
Hati-hati pada penderita yang memerlukan kewaspadaan dalam pekerjaan seperti
mengendarai kendaraan bermotor, menjalankan mesin.
Peringatan
Farmakokinetika
Mual, muntah, sakit kepala, konvulsi, inflamasi, gastralgia, dizziness, hyperemia, iritasi
membrane mukosa, koma
Adverse Drug Reaction (ADR)
GLISERIL GUAIAKOLAT
Bentuk sediaan Sirup 25 mg/5 ml
Tablet 100 mg
Dosis - Anak : <2 tahun: 12 mg/kg/hari dibagi
dalam 6 dosis; 2-5 tahun; 50-100 mg
tiap 4 jam(tidak boleh lebih dari 600
mg/hari); 6-11 tahun: 100-200 mg tiap
4 jam (tidak boleh lebih dari 1,2 g/hari)
- Anak>12 tahun dan Dewasa: 200-400
mg tiap 4 hari maximum 2,4 gram/hari
Farmakologi/Indikasi Ekspektoran
Kontraindikasi Hipersensitif
Peringatan Batuk menetap bersama merokok, asma dan
ampisema
Adverse drug reaction Drowsiness, headache, rash.nausea
Farmakokinetik - Absorpsi :diabsorpsi dengan baik
- Metabolisme: 60% hepatic
- T1/2 elm: ~1 jam
- Ekskresi: urin (unchanged drug dan
metabolit)
Interaksi Obat - Peningkatan :toksisitasnya meningkat
dengan adanya disulfiram, MAO
inhibitor, metronidazole, dan
procarbazine
- Penurunan : -
Informasi untuk Pasien Diminum dengan sejumah besar air, jika batuk
berlangsung terus sampai seminggu disertai
demam, rash, atau sakit kepala terus menerus
harus konsultasi ke dokter
OBH
Bentuk sediaan sirup
Dosis Mikstur Ammonia dan Ipecacuanha, BP
Dosis: 10-20 ml, 3-4 kali/hari
Simple Linctus, BP
Dosis: 5-10 ml, 3-4 kali/hari
Simple Linctus Pediatric , BP
Dosis anak-anak: 5-10 ml, 3-4 kali/hari
Farmakologi/Indikasi Sebenarnya efek ekspektoransi dari obat yan dipromosikan
sebagai ekspektoran tidak lebih baik dari pada plasebo. Asumsi
bahwa dosis sub emetik ekspektoran seperti amonium klorida,
ipecacuanha dan squill dapat meningkatkan ekspektorasi adalah
salah.
Obat batuk demulcent mengandung sirup atau gliserol dan
beberapa psaien percaya bahwa preparat semacam ini dapat
mengatasi batuk kering iritatif. Preparat seperti simple linctus
mempunyai keuntungan tidak mahal. Simple linctus pediatric
terutama berguna untuk anak-anak, dan tersedia juga jenis yang
bebas gula. Obat batuk kombinasi seperti yang dijual di pasaran,
rasionalitasnya masih diragukan
Kontraindikasi
Peringatan
Adverse drug reaction
Farmakokinetik
Interaksi Obat
Informasi untuk Pasien