Pendahuluan
• Bangunan tradisional Bugis Makassar
mempunyai bentuk dan sistem struktur didasari
budaya dan lingkungan (geografi, geologi, iklim)
dalam waktu yang lama telah membentuk daya
cipta/kreasi suku Bugis Makassar dalam
memenuhi kebutuhan akan wadah tempat
tinggalnya.
• Bentuk bangunan dan struktur serta lingkungan
perumahan Bugis Makassar dilandasi atas falsafah
budaya dan norma serta teknik yang dibawa
secara turun-temurun.
Perkembangan
• 1) Flora
• 2) Fauna
• 3) Kaligrafi
Flora
• Ragam hias flora bunga parengreng yang artinya
bunga yang menarik, hidupnya menjalar berupa sulur-
sulur yang tidak ada putus-putusnya, bentuknya
menjalar kemana-mana tidak ada putusnya. Artinya
rezeki yang tidak putus-putusnya seperti menjalarnya
bunga parengreng.
• Ragam hias ini biasanya ditempatkan pada papan
jendela, induk tangga atau tutup bubungan (anjong)
yang merupakan tempat yang mudah dilihat.
• Ragam hias flora yang berupa sulur-sulur bunga yang
menjalar biasanya menggunakan teknik pahat tiga
dimensi yang membentuk lobang terawang. Bentuk
demikian selain makin menampakkan keindahan
karena adanya efek pencahayaan yang dibiaskan juga
dapat menyalurkan angin dengan baik.
Fauna
• Kepala kerbau , diperuntukkan bagi tiga orang
raja yaitu Raja Gowa, Raja Bone dan Raja
Luwu yang dianggap mempunyai hak
menggunakan ornamen tersebut atau jelasnya
dari keturunan yang sama yaitu To Manurung.
Bentuk kepala kerbau ini diartikan sebagai
simbol bumi yang subur melambangkan
kekayaan dan status sosial, penunjuk jalan
dan diartikan sebagai tunggangan untuk
keperluan tertentu. Ragam hias kerbau pada
umumnya ditempatkan di pucuk bubungan
(anjong) rumah bangsawan/raja baik bagian
muka maupun belakang.
Fauna
• Ayam jantan (manuk) , melambangkan keberanian
dan kehidupan yang baik, suatu keuletan dan
keberanian, ditempatkan di pucuk bubungan rumah
(anjong) baik bagian depan maupun belakang dengan
maksud agar kehidupan keluarga dalam rumah
senantiasa baik dan tentram. Keberanian diharapkan
sebagai unsur kehidupan yang diteladani oleh
masyarakat.
• Naga/ular besar , yang hidup di langit merupakan
pelambang kekuatan yang maha dashyat. Biasanya
ditempatkan di puncak bubungan (anjong) atau induk
tangga. Pola hias rambut yang dikembangkan menjadi
bentuk naga, dalam hal ini merupakan bagian dari
konsepsi kosmos yang disebut sebagai ular. Ular dapat
diartikan sebagai simbol perempuan yang sifatnya
lembut.
Kaligrafi
• Ragam hias berupa bulan sabit dan tulisan-
tulisan indah dari ayat-ayat Al Qur`an yang
biasanya ditempatkan di dinding mesjid,
mimbar dan rumah-rumah pribadi.
• Ayat-ayat yang dijadikan bahan adalah ayat-
ayat yang selalu diingat dan dipedomani
dalam kehidupan seperti kalimat sahadat,
basmalah, dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan dan
memantapkan ajaran-ajaran Islam dalam
kehidupan.
Pelaksanaan Lapangan
• Rumah raja (saoraja/salassa) ditentukan oleh
keahlian panrita bola,
• Rumah rakyat (bola/balla) cukup dikerjakan oleh
panre bola (tukang rumah).
• Pelaksanaan pembangunan selalu melibatkan
seorang dukun adat (sanro bola) yang
menentukan hari baik dan melaksanakan
upacara-upacara adat sebelum dan sesudah
mendirikan rumah (makkarawa bola,
mappatettang bola, menre bola baru dan
meccera bola).
Sekian