Anda di halaman 1dari 9

Pengharapan yang terkadung dalam panggilanNya.

(Ef 1:18)

Yohannis Trisfant, MTh

www. Mediakotbah.wordpress.com

Eph 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan
apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang
ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,.J.B Philips.

Ada dua hal yang bisa membuat kita bisa tenang menjalani hidup ini Pertama, kebodohan. Koq
bisa kebodohan bisa membuat kita tenang menghadapi berbagai masalah ? Saya berikan contoh,
suatu hari ada seorang dari kampung naik pesawat, jalan-jalan keluar negeri, yakni ke Australia.
Tiba-tiba diumumkan bahwa sebentar lagi  penumpang akan menghadapi
turbulence“goncangan”. Itu semacam goncangan  badai di udara. Semua orang panik. Ada yang
membaca doa. Ada yang memejamkan mata . ada yang pucat pasi. Tetapi, ada seseorang di situ
tenang-tenang saja. Dia begitu tenang. Goncangan-goncangan yang kemudian terjadi, dianggap
biasa. Mungkin juga dia sering naik truk shingga biasa berada di antara goncangan. Ya, dia biasa
saja tidak cemas sedikit pun. Akhirnya turbulence pun reda.

Beberapa saat kemudian diumumkan bahwa pesawat akan melakukan pendaratan darurat. Semua
penumpang ketakautan lagi. Dan begitu mendarat, semuanya selamat, semuanya gembira kecuali
orang itu. Dia malah heran, tadi betitu kelihatan menderita, sekarang malah bergembira, semua
orang saling berpelukan. Dia saja yang tidak berpelukan sama sekali. Kalaupun ikut berpelukan,
dia tidak sebahagia yang lain. Mengapa? Karena pengumuman itu disampaikan dalam bahasa
inggris dan dialah satu-satunya tidak paham bahasa inggris.

Itulah untungnya menjadi orang bodoh. Menjadi orang bodoh itu tidak mencemaskan masa
depan karena dia tidak mengetahuinya. Orang bodoh tidak cemas tetapi akan langsung celaka
karena kebodohannya. Kalau saya tidak banyak mengerti situasi eknomi di negara ini, saya akan
tenang-tenang saja, sampai tiba-tiba harga barang melonjak naik dan saya kesulitan mengatur
keuangan.

Kita bisa tenang menjalani hidup ini dengan kebodohan. Namun pada zaman
yang seperti ini, tidak mungkin kita tidak tahu apa-apa dengan apa yang
terjadi di sekitar kita. Kalau pun, kita tidak mau tahu, orang lain akan
memberitahu kita. Dan celakanya adalah kebodohan tidak melepaskan kita
dari bahaya atau dari kesulitan.

Ada cara kedua menjalani hidup ini dengan segala tantangannya, yaitu
memiliki pengertian. Untuk memiliki pengertian ini, caranya bukan dengan
meminum jamu tolak angin, seperti iklan di TV yang mengatakan orang
pintar minum tolak angin dan orang bodoh minum minyak angin. Pintar atau
bodoh itu bukan soal minum tolak angin atau minum minyak angin. Tetapi
dengan berdoa meminta pengertian. Paulus berdoa seperti ini untuk jemaat
di Efesus:” Dan supaya Ia menjadikan MATA HATIMU TERANG, agar kamu mengerti
pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya (Ef 1:18 ). Apa itu mata hati,
sehingga Paulus mendoakan agar terang? Jika saya berdoa, Tuhan. Jadikan mata hati saya
terang, maka apakah yang sedang saya minta? Permintaan Paulus ini berhubungan dengan
ayat.... 17, dimana dia meminta agar jemaat Efesus diberikan roh hikmat dan wahyu . Hikmat
yang diminta oleh Paulus bukan hanya berhubungan dengan pikiran atau otak saja. Karena yang
Paulus minta adalah mata hati menjadi terang. Mata hati memiliki hikmat dan wahyu. Kita tahu
bahwa dalam PL, hati digambarkan sebagai tahta dari fisik, kerohanian dan kehidupan mental
seseorang. Itu menunjuk kepada pusat dan sumber dari kehidupan fisik ( Mazmur 101:5; 103: 15;
kis 14:17) dan seluruh hal batiniah yang ada di dalam diri kita termasuk perasaan, emosi ( Roma
1:24; 9:2; 2 kor 2:4) kemauan ( 2 kor 9:7) dan pemikirannya ( Ef 1:18; w kor 4:6). 

Oleh sebab itu, Paulus berdoa agar, fisik, perasaan, emosi, kemauan, pemikiran dari jemaat di
Efesus diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Allah. Bukan hanya otak mereka saja yang
diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Tuhan, melainkan juga emosinya, spiritualnya, sehingga
mereka bisa melihat pengharapan yang ada dalam Kristus Yesus. Kalau saya bahasakan dengan
sederhana seperti ini, pikiran kita mengerti adanya penghatapan tersebut tetapi perasaan kita juga
merasakan pengharapan itu, hati kita meyakini adanya pengharapan itu. Tanpa diterangi oleh
Tuhan, Kita tidak akan dapat melihat adanya pengharapan kita di dalam Kristus.

Kita mungkin bertanya mengapa hati perlu diterangi oleh Tuhan agar bisa memiliki
pengharapan? Bukankah mereka yang tidak percaya Tuhan pun juga memiliki pengharapan demi
pengharapan di tahun baru ini, misalnya harapan agar diberkati secara materi dan kesehatan.
Memang, mereka yang tidak mengenal Tuhan juga memiliki harapan ini setiap tahun baru.
Namun bukanlah jenis pengharapan yang seperti itu yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat
dengan terang oleh jemaat Efesus.

Pengharapan yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat dengan jelas oleh jemaat Efesus adalah
pengharapan yang terkandung dalam panggilan Allah untuk mereka. Pengharapan yang selalu
kita  harapkan dalam hidup kita setiap tahun yang baru adalah pengharapan hidup sehat, harapan
usaha diberkati, harapan anak masuk kuliah, harapan dapat pacar, harapan beli rumah, dll sejuta
harapan- harapan. Harapan kita tidak berbeda dengan harapan mereka yang belum percaya
kepada Kristus. Harapan-harapan seperti ini tidaklah salah. Boleh saja kita memiliki harapan-
harapan tersebut dan itu manusiawi, namun itu bukanlah harapan yang membutuhkan mata hati
yang terang untuk bisa melihatnya. Walaupun mata hati seseorang masih gelap, dia masih bisa
melihat harapan-harapan itu. Paulus berdoa agar mata hati kita bisa melihat pengharapan yang
terkandung dalam PANGGILAN ALLAH buat kita.

Pengharapan ini bukanlah pengharapan akan panggilan kita melainkan pengharapan akan
panggilan Allah untuk kita. Ada perbedaan antara panggilan kita dan panggilan Allah. Panggilan
kita berhubungan dengan kita terpanggil menjadi apa, atau terpanggil untuk melakukan apa pada
tahun ini. Panggilan kita lebih sempit pengertiannya dan berkaitan dengan cita cita, target, atau
sasaran sasaran kita. Misalnya, pada tahun ini saya terpanggil untuk melakukan bisnis yang baru,
atau pada tahun ini saya terpanggil untuk memasuki profesi sebagai guru, atau saya terpanggil
untuk menjaga kesehatan, Saya terpanggil untuk kerja di luar negeri.

Namun, pengharapan  yang dimaksud disini bukanlah pengharapan akan terpenuhinya panggilan
kita yang seperti itu. Kalau hanya pengharapan yang seperti ini tidak perlu mata hati yang terang
untuk bisa melihat dan memenuhinya. Yang dimaksud oleh Paulus dengan pengharapan yang
membutuhkan mata hati yang terang untuk bisa melihatnya adalah pengharapan akan
PANGGILAN ALLAH. pengharapan akan panggilan Allah ini berhubungan dengan panggilan di
dalam keselamatan. Sebagaimana dikatakan dalam Efesus 4:4 satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu. Panggilan Allah ini adalah panggilan yang Allah berikan kepada umat pilihannya
di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan- Nya (Ephesians 1:4). Panggilan
ini menjadi efektif dalam hidup kita melalui pemberitaan Injil (Roma 8:30). Pada waktu kita
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka disitulah kita menjadi orang-orang yang
memiliki pengharapan

Hal hal yang terkandung dalam pengharapan ini adalah: keselamatan ( 1 tes 5:8), kebenaran ( Gal
5:5,) kebangkitan tubuh yang tidak akan binasa ( 1 kor 15:52-55)), kehidupan kekal ( tit 1:2; 3:7)
dan kemuliaan Allah ( rom 5:2). Lihat juga Ef 1:12;  Roma  4:18; 5:5; 12:12; 1 kor 13:7.

Pengharapan akan panggilan Allah ini untuk mereka berhubungan dengan segala hal yang ada
dalam Kristus, dimana ini merupakan tujuan final dari aktivitas keselamatan Allah di dalam
Anaknya Ef 1:10. Pengharapan ini tidaklah dimiliki oleh orang orang non Yahudi sebelum
mereka percaya ( Ef 2:12).lebih jauh lagi, Paulus menggambarkan juga bahwa pengharapan akan
panggilan Allah ini adalah orang-orang percaya dapat berbagian dalam kemuliaan Allah ( Roma
5:2), pengharapan untuk bersama sama tampil dengan Kristus dalam kebesaranNya. Lihat
terjemahan lain, Philips, Colossians 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri
kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Pengharapan yang seperti ini yang seringkali kita abaikan. Kita lebih mengingat akan
pengharapan pekerjaan yang diberkati, pengharapan akan kesembuhan, harapan kesuksesan. Dan
itu yang selalu menjadi doa utama kita setiap tahun baru kita tidak ada bedanya dengan agama
Busan, hbisnis, Islam, dan atheis. 

Harapan-harapan kita banyak bersifat sementara dan materialistis dan tidak bersifat kekal dan
spiritual. Tidaklah salah jika kita berharap pekerjaan diberkati, tubuh kita sehat. Anak anak kita
sukses, namun jangan itu menjadi pengharapan terbesar kita di tahun 2914 ini. Sebab itu
bukanlah pengharapan yang terbesar yang kita miliki. Itu bukanlah janji terbesar yang dijanjikan
oleh Allah buat kita. Janji yang terbesar dan pengharapan terbesar yang kita miliki adalah
pengharapan keselamatan, pengharapan kebangkitan tubuh, Pengharapan diubahkan semakin
serupa dengan Kristus, pengharapan menerima kemuliaan kelak , pemgharapan yang bersifat
rohani, pengharapan menerima segala kekayaan yang Allah sudah siapkan untuk kita sebagai
anak anak Allah. Itulah pengharapan yangmesti kita miliki. 
Pengharapan yang seperti ini sudah dimiliki oleh jemaat Efesus, sebab hati mereka sudah
diterangi oleh Roh Kudus. Dahulu  jemaat di Efesus memiliki hati yang gelap, dimana Paulus
mengatakan bahwa pengertiannya gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena
kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Ef 4:18. Sehingga
mereka dapat dikatakan sebagai kegelapan. Ef 5:8  Namun oleh karya roh Kudus, jemaat Efesus
mengalami pembaharuan yang sangat penting, dimana hari mereka telah diterangi oleh Roh
Kudus sehingga mereka memiliki pengharapan akan keselamatan di dalam Kristus. Paulus
mengatakan ini dalam Efesus 1:3-4, Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang
dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab
di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan- Nya.

Dan sekarang Paulus berdoa agar Allah menjadikan mata hati mereka TERANG, agar dapat
mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa KAYANYA
kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Artinya adalah agar jemaat
Efesus dapat melihat dan mengerti dengan jelas tentang pengharapan mereka. Dalam kesibukan
kita' seringkali kita tidak mengingat lagi pengharapan rohani yang kita miliki di dalam Kristus.
Mata rohani kita di suramkan oleh apa yang sementara, di suramkan oleh yang bersifat materi.
Kita tidak memikirkan perkara perkara yang di atas melainkan yang di bumi. Padahal
pengharapan yang bersifat rohani ini adalah kekal, dan nilainya sangat besar , tidak bisa kita
beli. 

Pengharapan yang kekal ini, akan kita nikmati kepenuhannya kelak dan kita sedang berjalan
menuju ke sana. Semakin hari, kita semakin merasakan suasana surga. Kalau saudara sedang
menuju ke Pantai Pangandaran, maka semakin lama perjalanan saudara akan semakin melihat
tanda-tanda pantai . Pada awalnya, saudara tidak melihat pohon kelapan, tetapi ketika sudah
dekat ke Pantai, maka mulai bermunculan pohon-pohon kelapa. Itu tandanya kita semakin dekat
ke Pangandaran. Kalau saudara tidak ketemu dengan pohon kelapa, mungkin saudara salah jalan
dan sedang berjalan menuju ke jawa tengah. Hal inilah juga yang seharusnya kita alami dalam
perjalanan rohani kita menuju pengharapan kekal yang Tuhan sediakan buat kita. Semakin
bertambahnya tahun, seharusnya semakin terlihat tanda-tanda rohani dalam hidup kita. Kalau
tidak ada, tanda-tanda spiritual itu, kita mungkin tidak sedang berjalan menuju ke sorga, tetapi
menuju ke neraka. Pengharapan keselamatan, pengharapan kemuliaan yang kelak akan kita
miliki, akan semakin jelas tanda-tandanya dalam hidup kita setiap hari. Perjalanan rohani kita
akan semakin terang benderang karena kita sedang menuju terang yang besar, yaitu pengharapan
akan panggilan Allah buat kita. Seperti yang dikatakan oleh Amsal 4:18

Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai
rembang tengah hari.

Kita tahu bahwa sinar matahari sore mirip dengan sinar matahari pagi, namun memiliki
perbedaan yang menyolok
 Perbedaannya: sinar matahari sore, bersinar semakin lama semakin menuju kegelapan,
bahkan sampai mencapai kegelapan yang sempurna. Dari jam 4 sore sampai jam 24.00
tengah malam. Dari terang menuju kegelapan yang sempurna
= seperti inilah hidup Saul. Bersinar, tetapi semakin lama semakin menuju kegelapan yang
pekat
 Sedangkan matahari pagi, akan bersinar semakin lma semakin terang sehingga mencapai
terang yang sempurna pada siang hari. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Dari
terang yang biasa-biasa sampai mencapai terang yang luar biasa
Seperti inilah hidup orang kristen yang memiliki pengharapan akan kemuliaan, pengharapan
akan keselamatan, yang memiliki pengharapan hidup kekal, yakni semakin hari kita semakin
bercahaya
 Paulus mengatakan: “meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia
batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari (2 Kor 4: 16)
 Mazmur 92: 13-16 : “orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh
subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas
di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan
segar, untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar, ….......

Seperti inilah orang-orang yang memiliki pengharapan akan panggilan Allah. Hidupnya
menujukkan perubahan menuju ke pengharapan spiritual yang dimilikinya, yakni semakin tua
semakin gemuk dan segar, semakin berbuah hidupnya. Kehidupan rohani itu seperti air hidup,
seperti mata air yang terus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh 4: 10-14). Secara
jasmani, kita memang semakin hari semakin tua tetapi kita akan semakin jelas melihat kehadiran
Allah dalam hidupnya. ini berarti semakin bertambahnya umur saya, perkara-perkara duniawi
akan semakin dan semakin berkurang daya tariknya, hingga akhirnya menjadi sama sekali tidak
menarik. Tubuh kita memang semakin hari semakin lapuk, tetapi Terang Kristus semakin
bersinar dalam hati kita. Semakin hari, kita diubah semakin serupa dengan Kristus. Serupa dgn
Kristus yg lemah lembut, mengampuni, mengasihi, yg berdoa, yg melayani dengan giat. Inilah
pengharapan spiritual yang kita miliki dan seharusnya ini menjadi pengharapan utama dalam
hidup kita di tahun 2014 ini.
Saudara mesti berdoa agar mata hati mu menjadi terang, sehingga saudara bukan hanya
memandang kepada pengharapan-pengharapan yang sementara, seperti kesuksesan pekerjaan,
karier, dll, tetapi agar mata hati kita menjadi terang dan mengarahkan hidup kita kepada
pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus., Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus
(Rom 14:17). kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1Ti 6:11 )
Berharaplah supaya pada tahun ini saudara lebih hidup dalam kebenaran, lebih menikmati
damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Berharap;ah agar tahun ini saudara semakin
penuh kasih, memiliki kesabaran dan kelembutan. Berdoalah dan berharaplah agar tahun ini
saudara semakin serupa dengan Kristus. Untuk bisa melihat semua pengharapan itu, kita mesti
berdoa agar mata hati kita diterangi oleh Roh Kudus.

Pengharapan spiritual kita yang seperti ini bukanlah pengharapan yang kosong, sebab Allah
sendiri yang sedang mengerjakan pengharapan itu di dalam hidup kita. C.S. Lewis
memberikan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup kita. C.S. Lewis berkata seperti
ini: bayangkan diri anda sebagai sebuah rumah tempat tinggal . Allah datang untuk membangun
kembali rumah itu. Mula-mula, anda mungkin memahami apa yang sedang Ia lakukan. Ia
memperbaiki saluran air, menambal genteng yang bocor, dan sebagainya. Anda tahu bahwa
semua itu memang harus dilakukan sehingga anda tidak terkejut. Tetapi kemudian, Ia mulai
mengetuk-ngetuk sekeliling rumah dengan sangat keras, dan anda menganggapnya tak masuk
akal. Apa yang sedang Ia lakukan? Penjelasannya adalah, Ia sedang membangun rumah yang
sama sekali berbeda dari apa yang anda pikirkan semula. Dia menambah bagian sayap disini,
meletakkan lantai tambahan di sana, meninggikan menara dna membuat halaman. Semula
anda pikir bahwa anda sedang dibangun menjadi sebuah pondok kecil yang manis; tetapi
sebenarnya Ia sedang membangun sebuah istana. Ia bermaksud untuk datang dan mendiami
istana itu sendiri.

Allah sedang membangun istana di dalam diri saudara, Berharaplah agar istama itu semakin
terbentuk pada tahun ini.

Mereka yang bisa melihat dengan jelas pengharapan kekal yang dimilikinya ini akan hidup selalu
dengan penuh pengharapan dalam dunia ini. Dia tidak akan pernah berputus asa. Sebab jika
Allah sudah menganugerahkan anaknya yang tunggal! masakan dia tidak menganugerahkan
segala sesuatu kepada kita? Jika Allah sudah memberikan segala kekayaan sorgawi masakan Dia
tidak menganugerahkan kebutuhan kita di bumi ini ? Dia bahkan memberikan lebih dari apa
yang kita minta maupun doakan. Pengharapan kita dalam dunia ini adalah pengharapan yang
berdasarkan kepada janji Allah buat kita. Ini adalah pengharapan yang diharapkan oleh seorang
anak kepada bapanya. Sebuah pengharapan bahwa ketika dia meminta roti, tidak akan diberikan
batu, atau ketika dia meminta ikan tidak akan diberikan kalajengking atau ular. Pengharapan kita
selalu memiliki dasar sehingga bukanlah sebuah impian kosong.

Jurgen Moltman dalam bukunya teologi pengharapan menulsikan seperti ini, bahwa ada yang
mengatakan bahwa pengharapan itu hanyalah sebuah tipuan kebahagiaan dalam
kesusahan manusia. Katanya, mengharapkan akan masa depan yang lebih baik sama saja
dengan mengingat akan masa lampau yang baik. Semua itu hanya tipuan pikiran dan khayalan
saja.

Ketika kami sedang makan, anak-anak saya bertanya, pap.....apa yang akan papa lakukan kalau
papa punya uang 1 milliar?
Kalau papa punya uang satu milliar papa akan sumbangkan ke panti asuhan: Rp. 250 juta
Panti jompo Rp. 250 juta
Bantu anak anak untuk sekolah Rp.250 juta
Kasih ke ama: Rp. 250 juta
Lho, habis dong.terus bagian kita mana? Tanya anak-anak saya
Gampang: kita ngelamun lagi punya 1 milliar. Anak-anak saya terdiam sejenak, kemudian
tertawa dan mengatakan: iya yah...
Artinya mereka mengerti bahwa lamunan itu bukan realita. Mau ngelamun punya uang sampai
100 triliun dollar sampai indonnesia inflasi, enggak apa-
Saudara tahu apa artinya ngelamun? Melamun itu berasal dari bahasa sunda, ngalamun
Ngalamun terdiri dari dua suku kata: yakni ngala dan moon
Ngala: dalam bahasa sunda artinya: mengambil
Moon artinya: bulan da;am bahasa Inggris
Jadi ngalamun artinya mengambil bulan.
Melamun itu tidak realistis, itu mimpi.

Itu bukan harapan, karena tidak ada dasar untuk berharap. Tuhan tidak menjanjikan saya
memiliki uang yang seperti itu secara tidak terbatas , atau memiliki uang sesuai dengan lamunan
saya. Kalau terjadi seperti itu, bisa -bisa uang tidak ada nilainya lagi. Lamuman itu hanya
membuat senang sementara. Itu bukan pengharapan. Pengharapan bukanlah janji untuk
mengambilkan bulan atau matahari untuk sang kekasih. Tetapi pengharapan adalah duduk di
bawah sinar bulan dan sinar matahari. Pengharapan di dalam Tuhan bukanlah lamunan.
Pengharapan bukanlah tipuan kebahagiaan dalam kesusahan manusia, karena dasar dari
pengharapan kita di dunia ini adalah pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus.

Pengharapan memang akan menipu kita dengan kebahagiaan yang palsu kalau dasar
pengharapan kita lemah. Jikalau dalam penderitaaan kita sekarang, kita mengharapkan kelak
mendapatkan kebahagiaan namun dasar pengharapannya adalah pada mitos atau kepada
manusia, maka pengharapan seperti itu tidaklah kuat, dan dan kebahagiaannya hanyalah tipuan,
atau hanya kebahagiaan sementara pada saat itu saja. Pengharapan adalah kebahagiaan yang
dirasakan saat ini dan juga saat tibanya hal yang diharapkan itu. Pengharapan yang benar
bukanlah sebuah tipuan yang memberikan kebahagiaan sementara kepada manusia. Alasannya
adalah karena Allah yang dijadikan dasar pengharapan adalah Allah masa lalu, Allah masa kini
dan Allah masa yang akan datang. Dia adalah Allah yang sama, yang memberi janji, yang berada
di masa kini tetapi juga berada di masa lalu .Kalimat Tuhan Yesus yang mengatakan :
"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. (21)
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah,
hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Luk 6:20-21 Bukanlah
kalimat-kalimat kosong yang menipu dengan pengharapan palsu, tetapi merupakan sebuah
jaminan akan adanya kebahagiaan mereka kelak. Mereka bisa mengharapkan ini dari Tuhan.
Pengharapan dengan dasar yang kuat ini membuat hidup itu indah dan bukan sebuah tipuan,
karena melalui pengharapan itu, manusia dapat menerima seluruh keberadaannya dan
menemukan sukacita bukan hanya ketika dirinya sedang bersukacita tetapi juga ketika menderita,
bukan hanya ketika bahagia tetapi juga ketika sakit.
 Ini disebabkan karena di dalam janji Allah, kita bisa mengharapkan masa depan yang
baik.
Itulah sebabnya, orang Kristen yang hidup tanpa pengharapan sudah tidak memiliki hidup.
Mereka yang sudah tidak punya pengharapan adalah seperti orang yang hidup di dalam neraka,
karena neraka adalah tempat yang menyakitkan dan tidak ada pengharapan untuk lepas dari
kesakitan itu.

Jikalau saudara sedang berada dalam keputusasaan pada hari ini, berdoalah agar Tuhan membuka
mata hatimu sehingga diterangi dan bisa melihat pengharapan mu yang sangat besar di dalam
Tuhan.
Pengharapan kristen berbeda dengan pengharapan non Kristen. Orang Non kristen ketika sudah
tidak punya lagi hal-hal yang bisa diharapkan baik itu dari orang lain maupun dari dirinya
sendiri, dia sudah putus asa , kehilangan pengharapan. Hal ini berbeda dengan orang kristen.
Ketika orang kristen sudah tidak punya lagi sumber-sumber yang bisa diharapkan dirinya tetap
masih punya pengharapan. Walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, bahkan
termasuk diri kita, kita tetap masih punya pengharapan di dalam Tuhan. Jadi pengharapan kristen
adalah sebuah pengharapan yang diletakkan kepada Tuhan, bahkan walaupun segala sesuatunya
sudah nampak mustahil bagi manusia.
Misalnya, dalam peristiwa Abraham, tidak ada satupun situasi yang mendukung dimana
Abraham dapat mengharapkan akan memiliki anak. Sarai sudah tidak bisa diharapkan karena
sudah mati haid, bahkan dirinya pun sudah tua. Abraham sendiri berkata "Mungkinkah bagi
seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah
berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"(Kej 17:17).
Tetapi karena Abraham percaya kepada Allah, dia dapat percaya di dalam pengharapan. Roma
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Inilah yang kita sebut sebagai pengharapan Alkitabiah. Berharap kepada Allah,
walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, termasuk diri kita. Kita tidak
memiliki sumber pengharapan yang lain, kecuali di dalam Allah saja. Pengharapan
Alkitabiah, adalah sebuah kepercayaan kepada Allah yang hidup, yang bertindak dan intervensi
di dalam kehidupan manusia dan yang dapat dipercaya akan menggenapi janjiNya. Pengharapan
Alkitabiah semacam itu bukanlah sebuah temperamen manusia, juga tidak dikondisikan oleh
kemampuan manusia. Pengharapan semacam itu, tidaklah bergantung kepada apa yang manusia
miliki, atau, apa yang dapat dilakukan oleh dirinya sendiri, juga tidak bergantung kepada apa
dapat orang lain lakukan untuknya. Tetapi pengharapan hanya kepada Allah saja.

Kita tahu bahwa setiap pengharapan berdasarkan kepada sesuatu. Bila seseorang mengharapkan
masa depan yang baik, pasti dia punya dasar di dalam pengharapannya itu. Mungkin dia sudah
mengikuti program pensiun, sehingga masa tuanya bisa terjamin. Pengharapan kristen
berdasarkan kepada Allah saja. Kita tidak bisa berharap hanya kepada uang pensiun, sebab uang
pensiun bisa dipakai untuk pensisun, bisa juga dipakai untuk pengobatan kita, kalau kita sakit.
Masa tua yang terjamin tidak bisa diandalkan pada sumber-sumber manusia, tetapi hanya kepada
Allah. Ada faktor-faktor yang tidak terduga bisa terjadi. Segala sesuatu yang kita miliki bisa
berubah. Tetapi Allah dan janjiNya tidak pernah berubah. Manusia yang kita sandari bisa
berubah. Alam bisa berubah, perhitungan manusia bisa meleset. .Perusuhaan yang kita andalakan
sebagai pengahrapan kita juga bisa berubah. Situasi bisa berubah. Sedangkan Allah tidaklah
berubah. Kita akan banyak kecewa kalau kita menaruh pengharapan kita kepada hal-hal lain di
luar Allah dan bukan hanya kecewa, tetapi akan mencelakakan hidup kita

Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris
ke Amerika Serikat. Memiliki teknologi tercanggih saat itu. Pemiliknya, mengatakan:”
“Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!”
Maka di sebuah malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah
gunung Es.
Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang
dibawanya

Tancredo Neves (Presiden Brazil)

Selagi kampanye, ia berkata:  "Bila mendapat 500.000 suara dari anggota partai saya, maka tidak
ada yang dapat mendepak saya dari posisi Presiden, BAHKAN TUHAN SENDIRI." Akhirnya, ia
mendapat lebih dari 500.000 suara, tapi SEHARI sebelum peresmian jabatannya, ia sakit dan
mati.

Mungkin pada tahun ini, saudara memiliki cukup banyak persediaan materi, usaha juga
diprediksi akan baik, kesehatan juga sudah general chek up dan kata dokter baik, namun
janganlah sombong dan mengabaikan Tuhan dalam hidupmu. Tetaplah menaruh pengharapanmu
HANYA kepada Tuhan.
Walaupun saudara memiliki teman yang bisa membantu, atau kepandaian ataupun uang yang
banyak, janganlah menaruh pengharapanmu kepada semua itu. Teman tidak selamanya bersedia
membantu, demikian juga kepandaian bukan jaminan kita akan berhasil, uang yang banyak juga
bisa habis. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janjiNya dan Dia berkuasa melaksanakan
janjiNya.Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia Heb 10:23. Dia adalah sumber pengharapan, kita dan akan memenuhi kita
dengan segala sukacita dan damai sejahtera dan dengan kekuatan Roh Kudus saudara
berlimpah-limpah dalam pengharapan. Rom 15:13

Pengharapan kita dalam dunia ini berdasarkan kepada pengharapan kita menerima kemuliaan
kelak. Pengharapan jasmani kita berdasarkan kepada pengharapan spiritual kita. Kita memiliki
pengharapan dalam pekerjaan, dalam kehidupan kita sekarang ini karena kita sudah memiliki
pengharapan yang kekal. Pengharapan kekal, pengharapan menerima kemuliaan kelak menjadi
dasar dari harapan harapan kita dalam dunia ini. kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena
saat ini kita telah menjadi anak Allah. Kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena kita
sekarang adalah milik Allah.

Dalam Katekismus Heidelberg yang diterbitkan oleh Ursinus pada tahun 1563 dan banyak
dipakai di gereja-gereja Eropah, pada pertanyaan pertama, ditanyakan seperti ini
“Apakah satu-atunya penghiburan bagimu, baik dalam kehidupan maupun kematian?
Jawab: Bahwa aku, dengan segenap jiwa dan tubuhku, dalam hidup maupun mati, bukanlah
milikku sendiri, melainkan milik Juruselamatku yang setia Yesus Kristus. Yang dengan darahNya
yang tak ternilai harganya telah sepenuhnya melunasi segala hutang dosaku dan melepaskan aku
dari segala kuasa Iblis. Ia juga memelihara aku sehingga tanpa kehendak BapaKu yang di sorga,
tak sehelai rambut pun akan jatuh dari kepalaku: sebaliknya, segala sesuatu mendatangkan
keselamatan bagiku. Maka oleh Roh KudusNya, Ia juga meyakinkan aku akan hidup yang kekal
dan menjadikanku rela dan taat untuk hidup bagi Dia

Penghiburan buat kita menjalani hidup ini adalah kita ini milik Tuhan dan memiliki pengharapan

Anda mungkin juga menyukai