Anda di halaman 1dari 10

RESUME DISKUSI STAINLESS STILL CROWN (SSC)

Nama : Sofia Vionita Jeneth


NIM : 40618068
Instruktur : drg. Ilvana
Skenario :
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang ke RSGM IIK bhakti wiyata bersama orang tuanya
untuk memeriksakan kondisi gigi geligi anaknya yang tampak aneh. Semua gigi anaknya, baik
sulung dan permanen. Tampak translusen, berwarna cokelat kekuning-kuningan, lebih gelap dari
warna gigi normal, dan sangat mudah patah serta menjadi karies. Hal ini juga terjadi pada saudara-
saudaranya. Pemeriksaan klinis menunjukkan diskolorisasi gigi RA dan RB, fraktur ellis kelas 3
pada gigi 11, karies oklusal luas pada gigi 56,14,25,65,36,74. Post perawatan pulpektomi pada gigi
25. Pemeriksaan radiografi, mahkota gigi tampak bulbous, pulpa obliterasi, dan penyempitan
saluran akar dan tampak pendek.

Pemeriksaan klinis
56 Karies media cusp buccal lingual mesial
14 Karies media oklusal
11 Fraktur ellis klas 3
25 Karies profunda perforasi, post pulpektomis
65 Karies media cusp lingual mesial distal
36 Karies media
74 Karies profunda
Pertanyaan :

1. Apakah diagnosa pada kasus tersebut ?


2. Jelaskan hasil pemeriksaan yang mendukung diagnose?
3. Bagaimana rencana perawatan pada scenario tersebut?
4. Jelaskan tata laksana prosedur perawatan?

 Diagnose pada kasus tersebut adalah dentinogenesis imperfect , dentinogenesis


imperfect adalah kelainan struktur gigi dimana dengan tanda klinis terdapat gigi tampak
translusen dan diskolorisasi warna yang terjadi dari herediter/keturunan. Namun
sebelum menentukan diagnose hal yang dilakukan diawali dengan anamnesa.
 Anamnesa meliputi pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif
 Pemeriksaan subjektif meliputi 5W+1H , diawali dengan keluhan utama dari
kedatangan awal pasien, dimana letak gigi yang dikeluhkan, sejak kapan keluhan itu
terjadi, siapa yang mengalami kondisi serupa, mengapa kondisi tersebut bias terjadi.
dimana pada scenario tersebut didapatkan keluhan utamanya adalah pasien bersama
orang tuanya datang dengan keluhan kondisi gigi geligi anaknya yang tampak aneh.
Semua gigi anaknya, baik sulung dan permanen. Gigi sangat mudah patah dan terjadi
karies.
 Selain itu hal yang perlu di gali dari anamnesa adalah menanyakan kepada orang tuanya
tentang kebiasaan anak nya , riwayat kesehatan dan perawatan gigi anaknya, dan riwayat
kesehatan keluarganya. Yang nantinya akan berhubugan dengan diagnose dan rencana
perawatan yang dilakukan nantinya.
 Dari anamnesa juga didapatkan bahwa hal terserbut juga terjadi pada saudara-
saudaranya. Kemungkinan berkaitan dengan riwayat keluarga yang nantinya dapat
menentukan factor penyebab dan diagnosanya.
 Kemudian pemeriksaan objektif, yang meliputi pemeriksaan ekstraoral terlebih dahulu,
kemudian dilakukan pemeriksaan intraoral dengan memeriksa secara keseluruhan geligi
baik gigi sulung maupun gigi permanennya, bisa dilakukan secara visual, tes vitalitas
gigi, tes kavitas, tes perkusi dan tes druk. Tujuan nya untuk menentukan rencana
perawatan. Dari hasil pemeriksaan pada scenario didapatkan gigi tampak tranlusen,
berwarna coklat kekuningan, lebih gelap dari warna gigi normal, diskolorisasi warna
RA dan RB.
 Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa foto radiologis secara keseluruhan untuk
mengetahui apakah ada kelainan periapikal serta jaringan periodontalnya. Pada scenario
didapatkan Pemeriksaan radiografi, mahkota gigi tampak bulbous, pulpa obliterasi, dan
penyempitan saluran akar dan tampak pendek.

Rencana perawatan pada scenario adalah

1. Pada gigi 56,14,25,65,36,dan 74 dilakukan Stainless Still Crown (SSC)


2. Pada gigi 11 dilakukan Polycarbonat Crown (PCC)
Alasan dilakukan SSC karena gigi 56,14,65,36,46 adalah gigi posterior karies yang luas
yang merupakan bagian dari indikasi SSC, sedangkan gigi 25 adalah gigi yang sdh
dilakukan perawatan PSA atau post pulpektomi yang merupakan bagian dari indikasi SSC
Untuk gigi 11 dilakukan PCC karena gigi 11 merupakan gigi anterior sehingga lebih
mementingkan estetisnya.
 Indikasi SSC
1. Gigi dengan karies yang luas
2. Rampan karies
3. Gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan seperti gigi
dentinogenesis imperfect, hypoplasia
4. Gigi sesudah dilakukan perawatan saluran akar seperti pulpektomi dan
pulpotomi
5. Pada kasus bruxism
6. Untuk perawatan space maintainer, mencegah gigi tidak tipping ke mesial atau
distal, mencegah maloklusi.
 Kontraindikasi SSC
1. Akar yang sudah teresorbsi >1/3 akar
2. Adanya mobilitas gigi
3. Gigi tidak dapat direstorasi
4. Pasien dengan alergi nikel
Tatalaksana prosedur SSC

1. Pemilihan ukuran SSC


Dengan cara menggunakan kaliper menghitung jarak mesiodistal gigi .
- Jika tidak dapat diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi
tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi
- Bila gigi tetangga tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada
satu rahang atau regio sebelahnya.
2. Preparasi gigi posterior
 Pembuangan jaringan karies menggunakan round bur dan eskavator
 Preparasi bagian oklusal dengan menggunakan fissure bur sedalam 1-1,5 mm

 Preparasi bagian proksimal menggunakan tapered diamond bur dengan arah konvergen
ke oklusal

 Preparasi bagian bukal/lingual sebanyak 1-1,5 mm dengan tapered diamod bur


 Setiap sudut yang tajam dibulatkan dan dihaluskan
 Cek preparasi dilakukan dengan cara pencetakan dengan malam ungu
 Untuk cek apakah preprasi sudah sedalam 1-1,5 mm menggunakan malam merah yang
dilunakkan instruksi pasien menggigit, kemudian dilihat apabila tidak ada bekas gigitan
pada malam merah tersebut berarti preparasi sudah selesai.
Teknik SSC ada 2 terdiri dari :
1. SSC direct (secara langsung) yaitu pengukuran SSC dengan caliper ke pasien
2. SSC indirect (tidak langsung) yaitu dilakukan pencetakan, cor, dan diukur jarak
mesiodistal pada model.
3. Adaptasi SSC
Letakkan SSC yang sudah diukur sebelumnya ke gigi yang sudah dipreparasi , kemudian
perhatikan bagian servikal atau tepi SSC. Kelebihan SSC dilakukan trimming cut pada
bagian servikal SSC.

4. Penghalusan SSC
Penghalusan daerah yang di cutting dengan stone bur / rubber wheel agar tidak mengiritasi
gingiva.
5. Contouring
Kontur SSC menggunakan tang contouring pliers pada permukaan bukal lingual

6. Crimping
Crimping dilakukan agar mendapatkan kesehatan gingiva dan jaringan pendukung karena
mahkota yang tidak beradaptasi dengan baik akan berfungsi sebagai titik pengumpulan
bakteri, berkontribusi terhadap karies rekuren atau penyakit periodontal, crimping
menggunakan tang crimping pliers.
Setelah selesai kontur dan crimping dilakukan cek pada SSC apakah SSC dipasang
sudah fit atau belum.

7. Sementasi SSC
Bahan sementasi untuk SSC adalah GIC tipe 1 sebegai retensi dari SSC tersebut.
Jika sudah mengeras , kelebihan GIC dibersihkan semua didaerah celah gingiva dan bagian
interdental.
8. Kontrol pasca insersi SSC (3-7 hari)
 Perhatikan apakah SSC terlepas atau tidak
 Bagian gingiva apakah ada kemerahan atau gingiva berwarna putih pucat
 Apakah pasien merasakan sakit atau tidak
 Apakah pasien ada alergi atau tidak
 Dilakukan tes vitalitas untuk gigi SSC vital
Lampiran diskusi

Anda mungkin juga menyukai