Anda di halaman 1dari 19

15 Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS

18001
Agung Supriyadi, M.K.K.K. 20/03/2018
3 8 menit baca

OHSAS 18001 merupakan standard yang dijadikan panduan internasional dalam penerapan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pada 12 Maret 2018, ISO 45001
diterbitkan untuk mengganti OHSAS 18001. Perusahaan yang masih menerapkan OHSAS
18001 diberikan kesempatan selama 3 tahun untuk menerapkan ISO 45001. Sebelum
menerapkan ISO 45001, sebaiknya kita mengetahui perbedaan ISO 45001 dan OHSAS
18001.

Lebih dari 7600 orang meninggal karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja atau lebh
dari 2.78 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Beban dari luka dan penyakit akibat
kerja bagi pengusaha dan ekonomi sangat signifikan. Kerugian yang ditimbulkan termasuk
dalam pensiun dini, kehilangan pekerja, dan tingginya biaya pengobatan.

Untuk menghadapi hal ini, British Standard Institution telah mengembangkan standard baru
yaitu ISO 45001 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. ISO 45001
berusaha untuk membantu organisasi untuk mengurangi beban kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dengan menyediakan kerangka kerja untuk meningkatkan keselamatan bagi para
pekerja, mengurangi risiko tempat kerja dan membuat lebih kondisi kerja yang lebih aman
dan lebih baik di seluruh dunia.  ISO 45001 dikembangkan oleh komite dari ahli keselamatan
dan kesehatan kerja dengan struktur yang mengikuti sistem manajemen generik yang lain
seperti ISO 14001 dan ISO 9001.
Ilustrasi ISO 45001

Sumber: https://hseinternational.co.uk/vote-starts-iso-45001-final-draft/

untuk membantu penerapan ISO 45001 di organisasi ANda, berikut adalah 15 perbedaan ISO
45001 dan OHSAS 18001.

1. Perbedaan struktur
Perbedaan pertama adalah terkait dengan struktur. ISO 45001 berdasarkan kepada ISO Guide
83 (annex SL) yang mengatur struktur umum level tinggi, teks dan istilah umum serta definisi
untuk generasi sistem manajemen yang baru (ISO 9001, ISO 14001 dan lain-lain). Struktur
ini bertujuan untuk memfasilitasi proses dan integrasi dengan beberapa sistem manajemen
yang terharmonisasi, terstruktur dan efisien. Struktur ISO 45001 adalah sebagai berikut:

1. Scope
2. Normative References
3. Terms and Definitions
4. Context of the Organization
5. Leadership
6. Planning
7. Support
8. Operation
9. Performance Evaluation
10. Improvement

Sedangkan struktur OHSAS 18001 adalah:


1. Scope
2. Referensi Publikasi
3. Terms and Definitions
4. OH&S management system requirements

Terlihat jelas dalam perbandingan struktur di atas bahwa terdapat penambahan klausul dalam
ISO 45001. Hal ini berarti ada beberapa pembahasan klausul yang baru atau lebih detail
dalam ISO 45001.

2. Perbedaan Definisi
ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang berubah seperti “risiko”, “pihak
terkait (interested party)” dan “tempat kerja (workplace)”.

Contoh perbedaan istilah terdapat pada contoh di bawah:

Istilah “risk” dalam ISO 45001 disebutkan sebagai:

“effect of uncertainty”

“risk” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai:

“combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or exposure(s) and the


severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s).”

“Risk” dalam ISO 45001 mengandung unsur “effect” di mana adalah sebuah penyimpangan
dari yang diharapkan baik positif atau negatif. Sedangkan “uncertainty” adalah sebuah
keadaan, baik parsial, dari defisiensi informasi yang berkaitan dengan pengetahuan sebuah
“event”, “consequence” dan “likelihood”

Istilah “pihak terkait (interested party)” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai:

“Person or group, inside or outside the workplace, concerned with or affected by the OHS
Performance of an organization”

Sedangkan dalam interested party dalam ISO 45001 disebutkan sebagai:

“person or organization that can affect, be affected by, or perceive itself to be affected by a
decision or activity”

3. Istilah baru
Pada ISO 45001, beberapa istilah baru juga dimasukkan seperti “monitoring”,
“measurement”, “effectiveness”, dan “OH&S Opportunity”. Istilah baru ini tentunya akan
berdampak kepada pelaksanaan model sistem manajemen yang diterapkan.

Sebagai contoh, ISO 45001 ini memperkenalkan kepada kita konsep “OH&S Opportunity”
yang berarti:
“circumstance or set of circumstances that can lead to improvement of OH&S performance”

OH&S Opportunity ini harus kita identifikasi bersamaan dengan identifikasi risiko (risk
identification). Konsep ini jelas berbeda dengan konsep OHSAS 18001 yang hanya
mengidentifikasi risiko tanpa mengidentifikasi opportunity. Dengan mengidentifikasi
opportunity, organisasi dapat menentukan hal-hal apa saja yang bisa diambil dengan
pertimbangan opportunity yang tinggi.

4. Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001 dalam Tujuan


OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang berbeda. Jika OHSAS 18001
lebih berkonsetrasi pada pengendalian risiko, maka ISO 45001 lebih berkonsentrasi pada
meningkatkan kinerja K3 secara proaktif.

Secara tertulis, tujuan OHSAS 18001 adalah:

to enable an organization to control its OH&S risks and improve its OH&S performance

Sedangkan tujuan ISO 45001 adalah:

to enable an organization to proactively improve its OH&S performance in preventing injury


and ill-health

5. Document & Record vs Documented information


Seringkali kita terpaku untuk banyak terfokus pada pemeliharaan dokumen serta catatan
(record) dalam pelaksanaan OHSAS 18001. Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan
dihilangkan dan dijadikan istilah baru sebagai “documented information” yang diartikan
sebagai:

“information required to be controlled and maintained by an organization and the medium


on which it is contained”

ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, cetakan kertas atau bentuk
paper based lain. ISO 45001 memperbolehkan untuk documented information ini dalam
format dan media apapun dari sumber manapun.
Ilustrasi Dokumen kertas dan digital

Sumber: https://persona.ie/services/document-generation/

6. Penjelasan shall, should, may dan can


Kata penghubung “shall, should, may, can” merupakan kata yang banyak dipakai dalam
OHSAS 18001. Kata-kata tersebut dalam Bahasa Indonesia sekilas memiliki arti yang sama
yaitu “boleh/bisa”. Namun, keempat kata-kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang
berbeda dan sayangnya tidak dijelaskan secara jelas pada OHSAS 18001.

Pada ISO 45001, perbedaan keempat kata tersebut langsung dijelaskan pada bagian 0.5
contents of this document. Keempat kata tersebut berarti:

 Shall menunjukkan keharusan


 Should menunjukkan rekomendasi
 May menunjukkan izin (permission)
 Can menunjukkan kemungkinan atau kapabilitas

7. Fokus kepada “organization context”


Pada ISO 45001, fokus yang lebih kuat diberikan kepada “organization context”. Organisasi
dimiinta untuk melihat lebih luas dari isu keselamatan dan kesehatan kerjanya sendiri dan
harus menyadari apa yang masyarakat harapkan dari mereka, tentu dalam isu keselamatan
dan kesehatan kerja.

Dalam klausul 4.1 disebutkan:

The organization shall determine external and internal issues that are relevant to its purpose
and that affect its ability to achieve the intended outcome(s) of its OH&S Management
System

8. Keberadaan Management Representative


Beberapa organisasi yang menggunakan OHSAS 18001 mendelegasikan tanggung jawab dari
keselamatan dan kesehatan kerja kepada seorang safety manager daripada harus
mengintegrasikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ke operasi organisasi.
ISO 45001 mengharuskan kerjasama dalam pelaksanaan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja pada semua sistem manajemen organisasi sehingga mengharuskan top management
untuk dapat mengambil peran kepemimpinan yang lebih kuat.

Pada standar OHSAS 18001, manajemen puncak akan menunjuk seorang wakil manajemen
yang akan mengurus banyak tugas sehari-hari dari Sistem Manajemen K3, namun ini
mengalami perubahan dalam ISO 45001. ISO 45001 meletakkan akuntabilitas kinerja sistem
Manajemen K3 tepat pada manajemen puncak organisasi, tetapi manajemen puncak boleh
menyerahkan wewenang untuk melaporkan kinerja Sistem Manajemen K3 kepada “individu
(kadang-kadang disebut sebagai manajemen perwakilan), anggota manajemen puncak atau
beberapa individu”.

9. Partisipasi dan Konsultasi dari “non-managerial


workers”
ISO 45001 menyusun 3 tingkat jenjang karir pekerja yaitu: top management, managerial
worker, dan non-managerial worker. Dalam hal jumlah, biasanya jumlah pekerja dalam
posisi non-managerial worker lebih banyak daripada posisi yang lain. Selain jumlahnya
banyak, mereka pekerja dalam posisi non-managerial worker juga terpapar langsung dengan
risiko-risiko di tempat kerja. Namun, alasan-alasan tersebut kadang tidak membuat posisi
non-managerial worker kuat dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.
Ilustrasi Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber: https://www.osha.gov/dsg/InjuryIllnessPreventionProgramsWhitePaper.html

Klausul 5.4 ISO 45001 merupakan klausul khusus yang membahas partisipasi dan konsultasi
pekerja khususnya pekerja dalam posisi non-managerial worker. Partisipasi dan konsultasi
non-managerial worker inilah yang tidak dibahas secara spesifik dalam OHSAS 18001.

Hal yang diperluas untuk melibatkan partisipasi pekerja non-managerial antara lain:

 Identifikasi bahaya, risiko dan peluang (opportunities)


 Penentuan tindakan eliminasi bahaya dan pengendalian risiko K3
 Penentuan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan, pelatihan dan evaluasi
pelatihan
 Investigasi kecelakaan dan tindakan pengendaliannya

Hal yang diperluas untuk melibatkan konsultasi pekerja non-managerial antara lain:

 Kebijakan K3
 Target K3
 Pemenuhan legal
 Pelaksanaan program audit

10. Perencanaan (planning)


OHSAS 18001 tidak menyebutkan hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam proses
perencanaan. ISO 45001 menyebutkan 4 hal yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu:

 Isu-isu yang telah dijelaskan pada “organizational context”


 Persyaratan yang dijelaskan pada “interested parties”
 Skup dari SIstem Manajemen K3
 Penyusunan dari risiko dan peluang
Adapun yang harus dibuat dalam perencanaan untuk mencapai Objektif K3 adalah:

 What will be done


 What resources will be required
 Who will be responsible
 When it will be completed
 How results will be evaluated
 How the actions to achieve OH&S objectives will be integrated into the organizations
business process

11. Identifikasi bahaya


ISO 45001 dan OHSAS 18001 memiliki kesamaan dalam identifikasi bahaya yaitu
mengharuskan untuk “ongoing” dan “proactive”. ISO 45001 memasukkan beberapa
pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya yang tidak disebutkan dalam OHSAS 18001.

Pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya ISO 45001:

 Faktor sosial meliputi beban kerja, jam kerja,victimization, harassment dan bullying
 Kecelakaan kerja baik internal atau eksternal organisasi, termasuk juga kejadian
gawat darurat dan penyebabnya
 Potensi situasi darurat
 Perubahan dari pengetahuan terhadap bahaya

12. Penilaian peluang (opportunities)


Opportunities adalah konsep baru pada ISO 45001 yang tidak dimiliki oleh OHSAS 18001.
Organisasi harus memelihara proses untuk:

 Peluang K3 untuk meningkatkan performa K3 termasuk peluang dalam adaptasi


terhadap pekerjaan, organisasi kerja serta lingkungan pekerja
 Peluang lain untuk meningkatkan sistem manajemen K3

13. K3 dalam procurement (outsourcing dan kontraktor)


ISO 45001 mengharuskan organisasi mengendalikan risiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan proses outsourcing ataupun
kontraktor. Klausul spesifik kontraktor terdapat di klausul 8.1.4.2 sedangkan klausul untuk
outsourcing disebutkan di klausul 8.1.4.3. Adanya klausul spesifik untuk outsourcing dan
kontraktor inilah yang berbeda dengan OHSAS 18001 di mana OHSAS 18001 memasukkan
keduanya dalam klausul 4.4.6 operational control.

Organisasi direkomendasikan untuk dapat memverifikasi peralatan, instalasi, dan material


telah aman untuk digunakan oleh pekerja dengan:

 Peralatan diantar dengan spesifikasi yang sesuai dan telah diuji agar bekerja sesuai
dengan yang direncanakan
 Instalasi telah dilakukan untuk menjamin fungsinya sesuai dengan yang didesain
 Material dikirim sesuai dengan spesifikasi
 Persyaratan penggunaan, peringatan, dan perlindungan lain telah dikomunikasikan
dan tersedia

14. Klausul management of change


Management of change (manajemen perubahan) bertujuan untuk meningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan cara mengurangi bahaya dan risiko baru dalam lingkungan kerja
sebagai akibat dari terjadinya perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang bisa terjadi
dalam organisasi adalah tekhnologi, peralatan, fasilitas, praktek kerja, prosedur, spesifikasi
desain, bahan baku, staf, serta standard dan regulasi.

Ilustrasi dalam setiap perubahan harus dikendalikan risikonya

Sumber: https://www.123rf.com/photo_65814864_engineer-holding-yellow-safety-helmet-
with-worker-maintenance-repairing-change-railway-sleepers.html

Klausul management of change dibahas oleh ISO 45001 dalam 1 klausul tersendiri yaitu di
klausul 8.1.3. Hal ini berbeda dengan OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri
untuk management of change karena terintegrasi seperti dalam klausul 4.3.1 dan 4.4.6.

15. Klausul Improvement


ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan peluang improvement (peningkatan)
dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam
sistem manajemen K3. Klausul improvement merupakan klausul 10 yang menjadi klausul
terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS 18001, tidak ada khusus klausul untuk membahas
spesifik terkait dengan improvement namun tetap terintegrasi dengan beberapa klausul lain.

Dalam melakukan improvement, organisasi bisa melakukan investigasi kecelakaan, perbaikan


ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan serta program improvement lain. Organisasi dapat
meningkatkan (improve) kesesuaian, kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan:

 Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan
kerja
 Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk peningkatan
berkelanjutan dari sistem manajemen K3
 Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada
pekerja atau wakil dari pekerja
 Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan berkelanjutan

Itulah 15 perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001. Untuk memudahkan perbandingan antara
ISO DIS 45001 dengan OHSAS 18001 sebuah lembaga konsultan bernama Advisera telah
menyusun matriks perbandingan keduanya dalam Bahasa Inggris yang bisa diunduh di sini.
Semoga kita selalu bisa menjaga pekerja, kontraktor dan semua pihak yang berkaitan dengan
pekerjaan kita agar tetap sehat dan selamat.

REFERENSI

Advisera. 2016. ISO/DIS 45001:2016 vs. OHSAS 18001:2007. Accessed Mar 18, 2018.
http://cdn2.hubspot.net/hubfs/1983423/18001Academy/Free_downloads_landing_pages/WP/
DIS_ISO_45001-2016_vs_OHSAS_18001-2007_matrix_EN.pdf?t=1492453231499.

British Standard Institution. 2018. Occupational Health and Safety Management Systems
Requirements with Guidance to Use. Geneva, Mar 12.

British Standard. 2007. OHSAS 18001: 2007 Occupational Health and Safety Management
Systems – Requirements. July.

IMPAC. n.d. The ISO Benchmark for Occupational Health & Safety Management System.
Accessed Mar 16, 2018.
http://www.hasanz.org.nz/site_files/11371/upload_files/ChristelFouchePresentationwebsite.p
df?dl=1.

International Standard Organization. 2018. ISO 45001 – Occupational health and safety.
Accessed Mar 16, 2018. https://www.iso.org/iso-45001-occupational-health-and-safety.html.

ISO Update. 2018. Differences between ISO 45001 and OHSAS 18001. Jan 10. Accessed Mar
16, 2018. http://isoupdate.com/resources/differences-between-iso-45001-and-ohsas-18001/.

Mahendra, Rendi. 2016. “Posisi Management Representative dalam ISO 45001.” ISOCenter
Indonesia. May 4. Accessed Mar 16, 2018. https://isoindonesiacenter.com/posisi-
management-representative-dalam-iso-45001/.
NSF-ISR. 2016. “ISO 45001 Occupational Health and Safety Management Systems .” Sep
13. Accessed Mar 16, 2018. https://www.nsf.org/newsroom_pdf/isr_dis45001_guide.pdf.

 
. Context

4.1 Understand your organization and its particular context

 Mengidentifikasi dan memahami konteks eksternal organisasi.


 Mengidentifikasi masalah eksternal yang relevan dengan tujuan organisasi.
 Mengidentifikasi kondisi eksternal yang relevan dengan tujuan organisasi.
 Mengidentifikasi dan memahami konteks internal yang ada pada organisasi.
 Identifikasi masalah internal yang relevan dengan tujuan organisasi.
 Identifikasi kondisi internal yang relevan dengan tujuan organisasi.

4.2 Clarify the needs and expectations of your interested parties

 Mengidentifikasi pihak berkepentingan yang relevan dengan SML organisasi.


 Mengidentifikasi pihak yang tertarik dalam kinerja lingkungan.
 Tentukan kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan organisasi.
 Tentukan mereka yang relevan dengan kinerja lingkungan.
 Tentukan apa saja yang menjadi kepatuhan kewajiban (persyaratan) dari pihak yang
tertarik (interested party).

4.3 Define the scope of your environmental management system

 Perjelas batas-batas dan pikirkan mana saja yang berlaku untuk SML.
 Gunakan batas dan informasi penerapan untuk menentukan ruang lingkup SML.
 Pertimbangkan kewajiban kepatuhan ketika mendefinisikan ruang lingkup.
 Pertimbangkan konteks perusahaan ketika mendefinisikan ruang lingkup.
 Tentukan lingkup sistem manajemen lingkungan.
 Sertakan semua produk yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
 Sertakan semua jasa yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
 Sertakan semua kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
 Dokumentasikan ruang lingkup sistem manajemen lingkungan.

4.4 Establish and maintain an environmental management system

 Pertimbangkan konteks organisasi ketika membangun dan memelihara SML.


 Pertimbangkan konteks eksternal ketika mengembangkan SML organisasi.
 Pikirkan tentang bagaimana isu-isu eksternal bisa mempengaruhi SML organisasi.
 Pikirkan tentang bagaimana pihak eksternal yang berkepentingan dapat
mempengaruhi EMS.
 Pertimbangkan konteks internal ketika mengembangkan SML.
 Pikirkan tentang bagaimana masalah internal dapat mempengaruhi SML.
 Kembangkan SML sesuai dengan persyaratan standar ISO 14001.
 Tetapkan proses-proses yang butuhkan dan perjelas interaksi proses.
 Laksanakan, pertahankan, dan tingkatkan sistem manajemen lingkungan.

5. Leadership

5.1 Provide leadership by accepting responsibility for the EMS


 Top Manajemen harus menerima tanggung jawab untuk SML organisasi.
 Tunjukkan bahwa top manajemen berkomitmen untuk SML organisasi.
 Pastikan bahwa kebijakan lingkungan dirumuskan.
 Pastikan bahwa tujuan lingkungan ditetapkan.
 Top Manajemen harus mengkomunikasi komitmennya untuk SML organisasi.
 Jelaskan mengapa pengelolaan lingkungan penting.
 Manajer diharapkan mempunyai bertanggung jawab atas jalannya SML.
 Top Manajemen mendorong personil secara pribadi mendukung SML mereka.

5.2 Provide leadership by establishing an environmental policy

 Top Manajemen harus merumuskan kebijakan lingkungan organisasi.


 Dalam merumuskan kebijakan organisasi, top manajemen harus mempertimbangkan
konteks organisasi, lingkungan dan kewajiban kepatuhan.
 Top Manajemen harus menerapkan kebijakan lingkungan organisasi.
 Top Manajemen harus memastikan adanya dokumen kebijakan lingkungan organisasi.
 Top Manajemen mngkomunikasikan kebijakan lingkungan organisasi.
 Top Manajemen memastikan personil untuk mematuhi kebijakan lingkungan.

5.3 Provide leadership by assigning EMS roles and responsibilities

 Top Manajemen harus memberikan kepemimpinan lingkungan yang efektif.


 Top Manajemen menetapkan dan mengkomunikasikan peran, tanggung jawab, dan
kewenangan dalam SML.

6. Planning

6.1 Formulate actions to address your risks and opportunities

6.1.1 Develop processes and prepare plans to establish your EMS

 Kembangkan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan SML.


 Membangun proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
 Melaksanakan proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
 Menjaga proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
 Rencanakan pembentukan sistem manajemen lingkungan.
 Pertimbangkan ruang lingkup sistem manajemen lingkungan (4,3).
 Pertimbangkan bagaimana organisasi akan mengatasi konteks organisasi(4.1).
 Pertimbangkan bagaimana organisasi akan menentukan risiko dan peluang (4.1).
 Pertimbangkan bagaimana organisasi akan mengidentifikasi situasi darurat potensial
(8,2).
 Pertimbangkan bagaimana organisasi memastikan bahwa SML mencapai hasil yang
diinginkan.
 Bangun perencanaan pengelolaan dokumen dan rekaman lingkungan.
 Dokumentasikan risiko dan peluang yang perlu ditangani.
 Dokumentasikan proses yang diperlukan untuk merencanakan dan mengelola SML.
 Pelihara dan kontrol perencanaan dokumen dan rekaman SML.
6.1.2 Identify significant environmental aspects and associated impacts

 Gunakan proses perencanaan risiko (dari klausul 6.1.1) untuk mengidentifikasi aspek
lingkungan.
 Mengidentifikasi aspek lingkungan yang termasuk dalam lingkup SML organisasi.
 Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan apa saja yangdipengaruhi atau dikendalikan
oleh organisasi.
 Mengidentifikasi aspek lingkungan yang penting bagi organisasi.
 Menetapkan kriteria untuk mengidentifikasi aspek lingkungan penting.
 Gunakan proses perencanaan risiko (dari 6.1.1) untuk mengidentifikasi dampak
lingkungan.
 Mengidentifikasi dampak lingkungan yang berada dalam lingkup SML organisasi.

6.1.3 Study environmental aspects and identify compliance obligations

 Gunakan proses perencanaan resiko (dari 6.1.1) untuk mengidentifikasi kewajiban


kepatuhan.
 Mengidentifikasi kewajiban kepatuhan apa saja yang masuk dalam lingkup SML
organisasi.
 Dokumentasikan apa saja kewajiban kepatuhan SML organisasi.

6.1.4 Address environmental aspects, obligations, risks, and opportunities

 Rencakanan bagaimana organisasi memastikan bahwa SML mencapai hasil yang


diinginkan.
 Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani aspek lingkungan penting.
 Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani kewajiban kepatuhan lingkungan.
 Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani risiko dan peluang.
 Rumuskan tindakan untuk memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.
 Lakukan tindakan untuk memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.

6.2 Set environmental objectives and make plans to achieve them

6.2.1 Establish environmental objectives for all relevant areas

 Perjelas kriteria untuk menetapkan tujuan lingkungan.


 Pastikan bahwa tujuan konsisten dengan kebijakan lingkungan.
 Pastikan bahwa tujuan terukur.
 Pastikan bahwa tujuan mempertimbangkan pilihan dan persyaratan organisasi.
 Tentukan tujuan pada tingkat yang relevan dan untuk fungsi yang relevan.
 Tentukan tujuan yang menangani risiko spesifik dan peluang.
 Tentukan tujuan yang membahas kewajiban kepatuhan tertentu.
 Tentukan tujuan yang membahas aspek lingkungan penting organisasi.

6.2.2 Establish plans to achieve objectives and evaluate results

 Tetapkan rencana untuk mencapai tujuan lingkungan.


 Kembangkan tindakan untuk mencapai tujuan lingkungan.
 Cari cara untuk mengintegrasikan tindakan ke dalam proses bisnis.
 Cari tahu bagaimana cara organisasi akan mengevaluasi hasil.
 Pantau seberapa baik tujuan sedang dicapai.

7. Support

7.1 Support your EMS by providing the necessary resources

 Tentukan sumber daya yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan.


 Sediakan sumber daya yang diperlukan sistem manajemen lingkungan.

7.2 Support your EMS by ensuring that people are competent

 Perjelas persyaratan kompetensi lingkungan dalam organisasi.


 Identifikasi siapa saja personel yang mempengaruhi kinerja lingkungan.
 Identifikasi persyaratan kompetensi personel yang berdampak pada kinerja
lingkungan.
 Raih atau cari kompetensi setiap kali ada kekurangan yang ditemukan.
 Raih atau cari kompetensi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kompetensi
lingkungan organisasi.
 Dokumentasikan kompetensi personel yang mempengaruhi kinerja lingkungan.
 Pertahankan dokumentasi dan gunakan sebagai bukti yang menunjukkan bahwa
personel memiliki kompetensi yang mereka butuhkan untuk menangani aspek
lingkungan dari kegiatan, proses, produk, jasa, dan sistem.

7.3 Support your EMS by making people aware of their duties

 Buat personel menyadari adanya SML organisasi.


 Berbagi informasi tentang SML dengan personel yang melaksanakan pekerjaan yang
berada di bawah kendali organisasi.
 Pastikan bahwa mereka menyadari kebijakan lingkungan.
 Pastikan bahwa mereka menyadari tujuan lingkungan.
 Pastikan bahwa mereka menyadari aspek lingkungan.
 Pastikan bahwa mereka menyadari dampak lingkungan.

7.4 Support your EMS by controlling your communications

7.4.1 Support your EMS by creating a communications processes

 Rencanakan bagaimana pengelolaan komunikasi SML.


 Tetapkan proses untuk mengelola komunikasi SML.
 Tentukan metode untuk mengetahui bagaimana komunikasi internal dan eksternal
akan ditangani.
 Laksanakan proses komunikasi SML organisasi.

7.4.2 Support your EMS by facilitating internal communications

 Bangun komunikasi SML di dalam dan di seluruh organisasi.


 Diskusikan SML dengan orang-orang di semua tingkatan organisasi dan fungsi.
 Aktifkan siapa pun untuk berkontribusi perbaikan terus-menerus.

7.4.3 Support your EMS by establishing external communications

 Bangun komunikasi antara organisasi dan pihak eksternal.


 Gunakan proses komunikasi untuk mengontrol komunikasi eksternal.

7.5 Support your EMS by managing documented information

7.5.1 Support your EMS by using all necessary EMS documents

 Identifikasi seberapa luas cakupan pendokumentasian informasi dalam SML yang


harus dilakukan.
 Pertimbangkan kegiatan, personel, kewajiban, proses, ukuran, produk dan layanan
organisasi ketika membuat dokumen dan rekaman.
 Pilih semua dokumen dan rekaman yang diperlukan SML.
 Pilih semua dokumen internal dan rekaman yang diperlukan SML.
 Pilih semua dokumen eksternal dan rekaman yang diperlukan SML.

7.5.2 Support your EMS by managing the use of EMS documents

 Kelola pendokumentasikan informasi SML dalam organisasi.


 Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi diidentifikasi dengan benar.
 Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi disajikan dengan benar.
 Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi telahdisetujui..

7.5.3 Support your EMS by controlling the use of EMS documents

 Pilih semua dokumen dan rekaman SML yang dibutuhkan.


 Identifikasi bagaimana dokumen SML dikontrol.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML dibuat.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML diidentifikasi.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML didistribusikan.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML disimpan.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML akan diambil.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML diakses.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML digunakan.
 Pikirkan tentang bagaimana dokumen EMS dan rekaman dilindungi.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML jika mengalami perubahan.
 Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML dipelihara.
 Kontrol semua dokumen dan rekaman SML (internal ataupun eksternal) yang
dibutuhkan.

8. Operations

8.1 Establish your EMS processes and control how they operate
 Tentukan persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi oleh proses.
 Tentukan persyaratan lingkungan untuk proses pengadaan (yang sesuai).
 Perjelas persyaratan lingkungan untuk pembelian produk dan layanan.
 Tentukan persyaratan lingkungan untuk proses desain (yang sesuai).
 Tetapkan kontrol untuk memastikan bahwa persyaratan lingkungan dianggap.
 Rencanakan pelaksanaan proses SML dalam organisasi.
 Perjelas kriteria operasi yang harus dipenuhi proses SML.
 Kembangkan kontrol untuk proses pengelolaan lingkungan.
 Pertimbangkan untuk menggunakan tenaga untuk mengontrol proses organisasi.
 Pertimbangkan untuk menggunakan prosedur untuk mengontrol proses organisasi.
 Pertimbangkan untuk menggunakan teknologi untuk mengontrol proses organisasi.
 Pertimbangkan untuk menggunakan metodologi untuk mengontrol proses organisasi.
 Laksanakan dan kontrol proses SML organisasi.
 Gunakan dokumen untuk menunjukkan bahwa proses SML dilaksanakan.

8.2 Establish your emergency preparedness and response processes

 Bangun proses respon kesiapan tanggap darurat.


 Tetapkan proses untuk mempersiapkan situasi darurat potensial.
 Tetapkan proses untuk menanggapi situasi darurat potensial.
 Pelihara proses respon kesiapan tanggap darurat dengan memberikan pelatihan.
 Dokumentasikan proses respon kesiapan tanggap darurat.
 Lakukan peninjauan terkait proses respon kesiapan tanggap darurat.

9. Evaluation

9.1 Determine your environmental performance and compliance

9.1.1 Investigate your organization’s environmental performance

 Rencanakan bagaimana organisasi akan menyelidiki kinerja lingkungan.


 Rencanakan bagaimana organisasi akan memantau kinerja lingkungan.
 Rencanakan bagaimana organisasi akan mengukur kinerja lingkungan.
 Rencanakan bagaimana organisasi akan menganalisis kinerja lingkungan.
 Rencanakan bagaimana organisasi akan mengevaluasi kinerja lingkungan Anda.
 Lakukan investigasi kinerja lingkungan organisasi.
 Pantau kinerja lingkungan organisasi.
 Ukur kinerja lingkungan organisasi.
 Analisa kinerja lingkungan organisasi.
 Evaluasi kinerja lingkungan organisasi.
 Komunikasikan kinerja lingkungan organisasi.

9.1.2 Evaluate your organization’s environmental compliance

 Rencanakan bagaimana cara organisasi mengetahui apakah kewajiban kepatuhan telah


dipenuhi.
 Identifikasi seberapa sering kepatuhan lingkungan harus dievaluasi.
 Tetapkan proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
 Laksanakan proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
 Jaga dan pelihara proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
 Ambil tindakan untuk menyelesaikan kekurangan kepatuhan lingkungan.

9.2 Audit your organization’s environmental management system

9.2.1 Conduct EMS conformance audits and document your results

 Lakukan Internal Audit SML pada selang waktu terencana.


 Identifikasi apakah SML sudah memenuhi persyaratan organisasi dan standar ISO.
 Periksa efektivitas SML organisasi.

9.2.2 Establish internal audit methods, schedules, and requirements

 Rencanakan pengembangan program audit internal.


 Kembangkan sebuah program yang dapat mengetahui apakah SML memenuhi
persyaratan.
 Kembangkan sebuah program yang dapat menentukan apakah SML efektif.
 Tetapkan program audit internal organisasi.
 Tetapkan tanggung jawab audit internal.
 Tetapkan persyaratan perencanaan audit internal.
 Tetapkan persyaratan pelaporan audit internal.
 Tetapkan jadwal audit internal.
 Tetapkan metode audit internal.
 Laksanakan program audit internal.
 Tentukan ruang lingkup untuk setiap audit internal.
 Tentukan Kriteria audit untuk setiap audit internal.
 Pilih auditor internal yang berimbang dan obyektif.
 Lakukan audit internal pada selang waktu terencana.
 Laporkan hasil audit internal kepada manajemen.

9.3 Review your organization’s environmental management system

 Tinjau SML organisasi secara berkala.


 Tinjau kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas SML.
 Tinjau status tinjauan manajemen sebelumnya.
 Tinjau seberapa baik tujuan lingkungan sedang dicapai.
 Tinjau komunikasi yang relevan dari pihak yang berkepentingan.
 Tinjau kinerja lingkungan (termasuk tren).
 Tinjau perubahan di aspek, kewajiban, masalah, dan risiko.
 Tinjau potensi peluang perbaikan terus-menerus.
 Tinjau arah strategis yang akan diambil untuk SML.
 Tinjau kebutuhan sumber daya dan persyaratan SML.
 Menghasilkan tinjauan manajemen output yang sesuai.
 Menarik kesimpulan tentang SML organisasi.
 Membuat keputusan tentang SML organisasi.
 Tentukan tindakan untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
 Pertimbangkan implikasi untuk arah strategis secara keseluruhan.
 Dokumentasikan hasil tinjauan manajemen.

10. Improvement

10.1 Take action to improve your EMS and achieve intended outcomes

 Tentukan peluang untuk meningkatkan SML untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Ambil semua tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan SML dan mencapai hasil
yang diinginkan.
 Gunakan output evaluasi kinerja untuk meningkatkan SML organisasi.
 Gunakan output evaluasi kepatuhan untuk meningkatkan SML organisasi.
 Gunakan output tinjauan manajemen untuk meningkatkan SML organisasi.
 Gunakan output audit internal untuk meningkatkan SML organisasi.

10.2 Control nonconformities and take appropriate corrective action

 Ambil tindakan untuk mengendalikan ketidaksesuaian dalam organisasi.


 Tinjau ketidaksesuaian dan identifikasi penyebabnya.
 Tentukan apakah ketidaksesuaian serupa ada di lini lain.
 Putuskan apa tindakan korektif yang harus diambil.
 Kembangkan tindakan korektif untuk mengatasi penyebab.
 Laksanakan tindakan korektif untuk mengatasi penyebab.
 Tinjau efektivitas tindakan perbaikan.
 Dokumentasikan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian serta hasilnya.

10.3 Enhance the suitability, adequacy, and effectiveness of your EMS

 Tingkatkan kinerja lingkungan organisasi.


 Terus tingkatkan kinerja SML.
 Terus tingkatkan kesesuaian SML.
 Terus tingkatkan kelayakan SML.
 Terus tingkatkan efektivitas SML.

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.

Jika anda tertarik untuk mengetahui tentang training pelatihan ISO 14001:2015 atau
sejenisnya, silakan klik link berikut

Anda mungkin juga menyukai