Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Kebijakan Internasional
03 yang Berkaitan dengan 07 Hierarchy of Controls
Keperawatan
Kebijakan K3 di Level
04 Internasional
01
Kebijakan Nasional yang
Berkaitan dengan Keperawatan
Kebijakan Nasional yang Berkaitan
dengan Keperawatan
Perlindungan gratis
● ISO 45001, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah standar
K3 internasional pertama di dunia untuk kesehatan dan keselamatan kerja. ISO
45001 menyediakan kerangka kerja untuk memaksimalkan keselamatan,
mengurangi risiko tempat kerja dan meningkatkan kesehatan dan
kesejarahteraan di tempat kerja, memungkinkan lembaga atau organisasi untuk
meningkatkan kinerja K3-nya secara proaktif.
● Semua organisasi, terlepas dari ukuran, bidang, dan sifatnya dapat menggunakan
sistem ISO 45001 (International Organization for Standarization, 2018).
ILO (International Labour Organization)
● Kebijakan dari ILO (International Labour Organization) yang
mempromosikan OSH (Occupational Safety and Health) dan merinci
kebijakan K3 yang berisikan implementasi dan metode operasional.
Selain ILO dan WHO terdapat standar lain yang menjadi acuan dalam kesehatan
dan keselamatan kerja di dunia internasional, yaitu : ISO dan OHSAS.
● ISO
ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization,
yang berfungsi sebagai pengembang dan mempublikasikan standar di
tingkat internasional. Adapun tujuan dari ISO adalah mengembangkan dan
mempromosikan standar-standar untuk umum yang berlaku secara
internasional (M.N. Nasution, 2001). ISO memiliki beberapa seri nomor yang
satu sama lain berkaitan dengan bidang-bidang yang berbeda.
ISO (International Organization for Standardization)
6. ISO 4217 – Currency Codes sebuah standar yang digunakan untuk memberikan kode
mata uang setiap negara.
7. ISO 22000 – Food Safety Management atau Sistem Manajemen Keamanan Pangan
merupakan sebuah sistem manajemen yang dirancang untuk membantu perusahaan
dalam rantai makanan.
8. ISO 20121 – Sustainable Events.
9. ISO 31000 – Risk Management.
10. ISO 37001 – Anti-bribery Management Systems.
11. ISO 45001 – Occupational Health and Safety
OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series)
● OHSAS merupakan singkatan dari Occupational Health and Safety Assesment Series, yang
mempunyai peran sebagai sebuah standar internasional untuk menjalankan suatu sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja di perusahaan.
● Standar OHSAS yang paling sering digunakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja memiliki nomor seri 18001.
● Standar OHSAS 18001 dapat diterapkan dan dikembangkan pada berbagai macam
organisasi dan tingkatan, misal : organisasi pendidikan, perusahaan, rumah sakit, serta
organisasi lainnya.
● Standar yang digunakan sekarang adalah OHSAS 18001 : 2007, standar tersebut
menggantikan OHSAS 18001:1999 yang menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen
K3 termasuk kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada
setiap aktivitas kerja dan mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin bisa terjadi.
OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series)
● Plan (Perencanaan) yaitu membangun tujuan dan proses yang memberi hasil
yang sesuai dengan Kebijakan K3 dalam suatu organisasi atau perusahaan.
● Do (Pelaksanaan) yaitu menerapkan semua proses yang telah direncanakan.
● Check (Pemeriksaan) yaitu memantau atau meninjau ulang serta mengukur
proses-proses yang berjalan pada suatu organisasi atau perusahaan.
● Act (Tindakan) yaitu sebuah usaha mengambil tindakan dalam upaya
peningkatan kinerja program K3 yang telah direncanakan.
● OHSAS 18001 memiliki kesamaan dengan ISO 45001 yang membahas tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
● Pada tahun 2018, OHSAS 18001 telah digantikan dengan ISO 45001 untuk
meningkatkan konsistensi global dan menjadikan tempat kerja lebih aman dan
lebih sehat untuk semua pihak.
● Pembentukan ISO 45001 tetap mengacu pada OHSAS 18001 sebagai standar
pendahulunya, namun terdapat beberapa penyempurnaan di dalamnya.
● ISO 45001 secara perlahan akan menggantikan OHSAS 18001 dalam kurun
waktu tiga tahun setelah dirilis.
● Penerapan ISO 45001 mencangkup :cara mengendalikan semua faktor
yang mungkin mengakibatkan penyakit, cedera, dan dalam kasus
kematian ekstrim, dengan mengurangi dampak buruk pada kondisi fisik,
mental dan kognitif seseorang.
● ISO 45001 akan mendorong pengembangan proses sistematis yang lebih
luas, serta mempertimbangkan risiko, peluang, persyaratan hukum, dan
beberapa hal lainnya yang akan membantu menanamkan K3 dengan
kokoh pada inti organisasi guna memperbaiki kinerja K3.
● Sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi karyawan
dan mengurangi biaya serta waktu henti dalam proses pada industri.
05
Hierarki Tertinggi Hingga Terendah
Definisi Hierarki (KBBI)
Hierarki
KBBI : Hierarki adalah sebuah tingkatan atau jenjang
Tujuan Hierarki
● Menentukan prioritas pemilihan dalam pelaksanaan pengendalian
● Mengurangi dan menghindari risiko atau bahaya K3
● Mengidentifikasi pengendalian dari tingkat risiko atau bahayanya
Pengendalian risiko atau bahaya merupakan suatu hierarki yang dilakukan
secara berurutan hingga mencapai tingkat risiko atau bahaya berkurang
atau menuju titik yang aman. Pada dasarnya, hierarki pengendalian risiko
atau bahaya berarti prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan
pengendalian yang berhubungan dengan bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja (K3).
Menurut OHSAS 18001, terdapat lima hierarki pengendalian risiko atau
bahaya yang diantaranya, yaitu eliminasi, substitusi, perancangan atau
rekayasa teknik, administrasi, dan alat pelindung diri (APD).
Pengendalian risiko atau bahaya yang paling atas memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan, dan proteksi paling tinggi diantara pengendalian yang lainnya. Sedangkan,
semakin ke bawah tingkat keefektifan, kehandalan, dan proteksi pengendalian risiko atau
bahayanya menurun (Reese, 2016).
http://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/13/5-hierarki-pengendalian-resiko-bahaya-k3/
Risiko atau Bahaya K3
Hierarchy of Controls
SUBTITUSI
PERANCANGAN
Unila (2014)
http://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/13/pengertian-definisi-resiko-dan-penilaian-matriks-resiko-k3/
07
Hierarchy of Controls
1
Eliminasi
Misalnya, kebijakan “latex free” dalam produk sarung tangan maupun selang untuk
menghilangkan risiko terjadinya alergi pada tenaga kesehatan terhadap bahan lateks.
2
Substitusi
Pengendalian bahaya dengan mengganti alat, bahan, sistem, prosedur, atau produk
yang berbahaya atau memiliki risiko tinggi dengan yang lebih aman atau memiliki risiko
yang lebih rendah. Cara ini cukup sulit bila proses telah berlangsung karena perlu
menghilangkan/ mengganti peralatan dan prosedur.
Pengendalian administrasi dilakukan dengan cara menyediakan suatu sistem kerja yang
mampu meminimalisir kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Pengendalian ini
dilakukan dengan melalui pelaksanaan prosedur agar dapat bekerja secara aman.
Misalnya, rekruitmen tenaga kerja, penerapan prosedur kerja atau SOP, melakukan
perputaran atau pemeriksaan kerja, pengaturan jadwal kerja atau shift kerja, pengaturan
waktu kerja dan istirahat serta pelatihan keahlian dan pelatihan K3.
5
Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) dirancang untuk melindungi diri dari bahaya. Penggunaan alat
pelindung diri dapat mengurangi risiko dari dampak bahaya dengan membatasi tubuh
dari potensi terpaparnya bahaya. Alat pelindung diri yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan dan digunakan secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi yang layak
pakai. Selain itu, APD juga membutuhkan biaya yang mahal jika digunakan
terus-menerus.
Jenis-Jenis APD
1 2 3 4
5 6 7 8
Jawaban :
Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Aturan ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan secara gratis. Di mana didalamnya dibahas
ketentuan tentang peralatan perlindungan diri dan mengharuskan pengusaha untuk
menyediakan peralatan tersebut secara gratis kepada pekerja dan pelatihan yang
diperlukan mengenai penggunaan peralatan tersebut.
Selain itu, dalam aturan ini juga diatur mengenai sistem pengawasan
ketenagakerjaan yang mana dilaksanakan oleh pengawas ketenagakerjaan pemerintah
yang ditunjuk oleh pejabat pemerintahan atau Menteri yang menjamin terlaksananya
aturan ini.
Sesi Tanya Jawab FG 2
FG 3 : Hanifa Zahra Shalihah
Bisa disebutkan contoh pengaplikasian kebijakan ILO-OSH 2001 yang sudah diterapkan di
Indonesia? Lalu apakah masih ada kebijakan yang belum terlaksana di Indonesia?
Jawaban :
Indonesia menganut sistem monisme sehingga hukum nasional lebih tinggi
kedudukannya daripada hukum internasional. Perihal kebijakan ILO-OSH, Indonesia
memiliki kewenangan untuk menggunakan ataupun tidak menggunakan poin-poin yang
ada dalam kebijakan tersebut. Misalnya, dalam PP No 50 tahun 2021 memuat
plan-do-check-action terhadap SMK3. Namun, standar ILO tidak mengikat secara hukum
nasional sehingga secara hukum tidak bisa menggantikan hukum nasional.
Selain itu, salah satu perusahaan galangan di Semarang juga menggunakan
beberapa poin ILO-OSH dalam K3nya. Sehingga jika ditanyakan mengenai apa saja yang
sudah diterapkan, sudah saya berikan contoh. Namun, untuk kebijakan yang tidak
digunakan pun cukup banyak.
Terima Kasih