Full PDF
Full PDF
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 128114153
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 128114153
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
“Be who you want to be, not what others want to see” ~unknown.
“Follow your passion, believe in yourself, and never ever give up”
~unknown.
Ibu-Bapakku,
sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyertaan
Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang selalu mendukung pada proses penyusunan skripsi ini. Maka dalam
kesempatan ini dengan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada:
penyusunan skripsi.
2. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo,
M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik
4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., PhD selaku Dekan Fakultas Farmasi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Kedua orang tua bapak Sudiyono dan ibu Peni Sulistyowati atas
menyelesaikan studi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam
sehingga segala bentuk masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap kiranya skripsi ini dapat
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PRAKATA.................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
INTISARI..................................................................................................... xxi
ABSTRACT.................................................................................................. xxii
BAB I PENGANTAR................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................................... 2
C. Keaslian penelitian................................................................................. 2
D. Manfaat penelitian................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian................................................................................... 4
1. Tujuan umum.................................................................................... 4
2. Tujuan khusus................................................................................... 4
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Apoteker................................................................................................. 5
B. Pharmaceutical Care............................................................................. 6
b. Sarana prasarana........................................................................... 8
2. Pelayanan kefarmasian...................................................................... 9
a. Informasi obat............................................................................... 9
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Dokumentasi……………………………………………………… 16
K. Keterangan Empiris............................................................................... 19
B. Variabel Penelitian................................................................................. 21
C. Definisi Operasional.............................................................................. 21
1. Tempat penelitian.............................................................................. 24
2. Waktu penelitian............................................................................... 24
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 28
kelamin……………………………………………………….. 30
terakhir...................................................................................... 31
kerja…………………………………………………………... 32
a. Responden A…………………………………………………. 34
b. Responden B………………………………………………… 35
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Responden C…………………………………………………. 35
d. Responden D…………………………………………………. 36
e. Responden E………………………………………………… 36
f. Responden F………………………………………………….. 36
a. Penyerahan obat……………………………...…………… 39
b. Konsultasi obat…………………………………...………. 40
a. Waktu PIO…………………………………......................... 43
b. Kegiatan PIO……………………………………………… 43
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Penyerahan obat………………………………............................ 48
berdasarkan standar………………...…………………………... 52
in vitro………………………………………………… 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. KESIMPULAN............................................................................... 57
2. SARAN........................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 59
LAMPIRAN.................................................................................................. 61
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 87
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden...................................... 29
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Penelitian........................................................................ 28
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Sekretariat Daerah DIY.............. 62
Vitro................................................................................ 74
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
farmasi rumah sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien.
Sebagai upaya untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang
yaitu (1) mengobati penyakit, (2) menguragi gejala yang dialami oleh pasien, (3)
Belum semua pasien tahu dan sadar akan apa yang harus dilakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konseling pada pasien untuk menyiapkan dan memotivasi pasien agar menaati
merupakan hal yang paling efektif ketika diselenggarakan di dalam ruangan atau
tempat yang menjamin privasi dan memiliki kesempatan untuk menjaga rahasia
1. Permasalahan
2. Keaslian penelitian
Obat di Unit Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan di unit PIO, sumber daya manusia dan
struktur organisasi, sarana dan prasarana yang terdapat di unit PIO, anggaran,
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat Praktis
Informasi ini dapat digunakan apoteker agar dapat mengerti cakupan dalam
Menteri kesehatan, (2) teknis pelayanan informasi obat yang sesuai dengan
Permenkes.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Rumah Sakit.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Apoteker
adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
Indonesia, 2011).
dilaksanakan oleh Apoteker. Menurut pasal 19, yang dimaksud dengan Fasilitas
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat
surat tanda registrasi berupa STRA bagi Apoteker (Permenkes No. 889, 2011).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pharmaceutical Care
terapi obat namun juga mengambil keputusan mengenai penggunaan obat pada
pasien. Sedangkan yang dimaksud dengan care yaitu, apoteker tidak hanya
melayani jual beli obat, namun juga harus peduli pada pasiennya seperti menggali
dengan cara menjamin semua terapi yang diterima oleh pasien adalah terapi yang
aman, paling efektif, paling sesuai dan praktis. Selain itu, Apoteker harus
konseling dan penyuluhan pada pasien terkait penyakit yang sedang diderita.
meningkatkan kesadaran pasien akan efek yang merugikan dari obat (Cipolle,
Sumber daya kefarmasian yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, dan
sarana prasarana.
sebagai berikut:
farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesehatan masyarakat.
Apoteker, 2011).
b. Sarana Prasarana
didiukung oleh sarana dan prasarana yang memenuhi ketentuan dan perundang-
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar
2. Pelayanan Kefarmasian
a. Informasi obat
alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau (UU No. 44,
(a)pengelolaan sedian farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
dan meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
10
terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.
pasien dan tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar
berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai, terutama bagi tim farmasi dan terapi; (c)menunjang penggunaan obat yang
resiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien
informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila
11
pencapaian penggunaan obat secara rasional di rumah sakit itu sendiri. Indikator
ceramah).
kesulitan.
antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sakit.
pelayanan kefarmasian.
2006).
obat yaitu:
call.
b. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, sedang
diluar jam kerja dilayani oleh apoteker instalasi farmasi yang sedang
tugas jaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Pelayanan infromasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, dan
d. Tidak ada petugas khusus pelayanan informasi obat, dilayani oleh semua
apoteker instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
semua apoteker instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada pelayanan
obat meliputi:
a. menjawab pertanyaan.
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.
f. melakukan penelitian.
pertanyaan dari pasien atau tenaga medis lain dapat diterima secara lisan, tulisan
14
dilakukan segera dalam 24 jam atau lebih dari 24 jam, baik secara lisan, tulisan
yaitu:
yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Contoh pustaka primer, antara lain
deskriptif.
c. Pustaka tersier yaitu berupa buku teks atau database, kajian artikel,
referensi yang berisi materi yang umum, lengkap dan mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
studi atau makalah penelitian sudah absah dan telah dipublikasikan. Hal yang
sebagai berikut:
1) Bagian bahan dan metode (bagian dari suatu artikel yang menguraikan
1) Waktu (jarak waktu artikel itu diterbitkan dalam majalah ilmiah dan
pustaka sekunder)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kebutuhan pengguna)
obat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sumber pustaka tersier,
antara lain:
2) Tanggal publikasi dan edisi dari pustaka tersier terutama buku teks harus
tahun terbaru.
5. Dokumentasi
17
informasi obat.
pada ibu hamil dan menyusui, perlu pemahaman yang baik mengenai obat apa
saja yang relatif tidak aman sehingga harus dihindari selama kehamilan ataupun
menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung ataupun bayinya.
terhadap kinetika obat pada ibu hamil dan menyusui yang kemungkinan
berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat yang diminum.
yang harus ditekankan dalam pemberian informasi tentang penggunaan obat pada
wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar
daripada resiko jika tidak diberikan pengobatan. Selain itu juga harus diberikan
18
Farmasi Komunitas dan Klinik (2009), pediatri adalah anak yang berusia lebih
muda dari 18 tahun. Masa bayi dan anak merupakan periode pertumbuhan dan
merupakan hal khusus yang terkait dengan perbedaan laju perkembangan organ.
bahwa terapi obat pada pediatri berbeda dengan terapi obat pada orang dewasa
efikasi dan toksisitas obat. Masalah terkait obat pada pasien pediatri yaitu: rute
pemakaian obat, permintaan dosis, interaksi obat dan reaksi obat yang tidak
dikehendaki.
toksisitas.
terganggu.
3. Banyak efek samping yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien gagal ginjal.
ekskresi ginjal harus disesuaikan dan obat nefrotoksik harus dihindari. Salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
terutama bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah ketepatan dalam
Apoteker dapat berperan serta dalam memberikan informasi dan edukasi kepada
hidup yang harus dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum
K. Keterangan Empiris
kesehatan yang tidak terpisahkan. Salah satu aspek pelayanan kefarmasian adalah
pelayanan informasi obat yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien dan pihak-
20
rumah sakit.
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini, dan
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit.
Penggunaan obat yang tepat, aman dan efektif selain ditentukan oleh
kualitas obat juga dipengaruhi oleh informasi yang diberikan pada saat
yang diberikan oleh Apoteker saat penyerahan obat pada pasien telah sesuai
21
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan tanpa ada manipulasi maupun intervensi dari peneliti terhadap
subyek uji, subyek uji diobservasi menurut keadaan apa adanya (in nature)
(Pratiknya, 2001).
ataupun komunitas. Oleh karena itu, penelitian deskriptif sering disebut sebagai
B. Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional
yang independen, akurat, tidak bias, terkini, dan komprehensif. Hal ini
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berbagai sumber dan menghasilkan kesimpulan yang jelas dan logis, mampu
4. Informasi yang tidak bias berarti tidak ada kesalahan informasi yang
23
farmasi rawat inap dan rawat jalan Rumah sakit Panembahan Senopati, Bantul
Kriteria eksklusi adalah Apoteker yang tidak bersedia menjawab pertanyaan atau
24
responden. Daftar panduan wawancara telah melewati uji pemahaman bahasa dan
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
meliputi:
25
lokasi yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Setelah itu melakukan
perijinan.
dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Surat ijin dari
Panembahan Senopati Bantul dengan surat rekomendasi dari Kepala Bappeda dan
surat pengantar dari Sekretariat Daerah serta Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Informasi Obat di Rumah Sakit yang mengacu pada Permenkes RI No. 58 tahun
yang dimuat dalam daftar panduan wawancara, antara lain pasien dengan kondisi
hamil dan menyusui, dosis, interaksi obat, obat yang mengganggu pemeriksaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pada pasien dengan penyakit ginjal, serta penetapan dosis pada pasien dengan
penyakit hati.
2) Uji validitas
daftar panduan wawancara dapat mencakup seluruh isi obyek yang hendak
diukur. Jenis uji validitas yang digunakan adalah validitas konten yaitu
memastikan jika instrumen yang dipakai telah mencakup semua hal yang
27
suara dan mencatat pada saat apoteker memberikan pelayanan informasi obat
ditandatangani oleh responden. Pada saat peneliti meminta izin untuk melakukan
wawancara.
membaca tabel-tabel, grafik atau angka yang tersedia lalu dilakukan penguraian.
28
4. Keterbatasan penelitian
29
BAB IV
maka hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: sumber daya manusia,
teknis pelayanan informasi obat dan hasil evaluasi informasi obat pada pasien di
Karakteristik yang diamati pada penelitian ini, yaitu: usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan lama masa kerja. Berikut adalah tabel yang berisi
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tahun. Terdapat 2 responden yang berusia kurang dari 27 tahun, dan 3 responden
berusia kurang dari 34 tahun. Hal ini menunjukan jika responden masih cukup
umumnya, responden yang telah berusia matang lebih mampu menangani dan
informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit. Hal ini dikarenakan responden
teoritis, semua responden masih berada di usia produktif. Menurut Widjajanta dan
Widyaningsih (2012) usia produktif adalah usia antara 15-64 tahun, pada rentang
usia ini seseorang masih memiliki semangat yang tinggi dan mudah menerima
memberikan pelayanan informasi obat yang baik pada pasien di instalasi farmasi
rumah sakit.
kekuatan fisik dari perempuan tidaklah sekuat kekuatan fisik dari laki-laki.
melakukan pekerjaan. Namun di sisi lain, perempuan cenderung lebih sabar, teliti
31
profesi dalam hal ini profesi apoteker, baik pada lini bawah, menengah, maupun
atas.
yang telah ditetapkan dengan baik, karena dengan pendidikan yang memadai
pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut akan lebih luas dan mampu
yaitu profesi apoteker. Dari ke-6 responden, terdapat 2 responden yang memiliki
obat di instalasi farmasi rumah sakit tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan
setiap responden mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan.
waktu, karena ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi)
32
dalam dunia kefarmasian, hal ini ditunjukan dengan masa kerja selama 27 tahun.
kefarmasian dengan lama masa kerja 6-7 tahun. Sedangkan 2 responden lainnya,
tergolong masih baru dalam dunia kerja kefarmasian dengan lama masa kerja
kurang dari 1,5 tahun. Responden yang memiliki pengalam kerja yang cukup
yang baru saja berkecimpung di dunia kefarmasian. Lama masa kerja menjadi
salah satu tolak ukur kemampuan responden dalam mengelola dan melakukan
pada suatu rumah sakit maka akan semakin banyak pengalaman serta pengetahun
yang didapat. Selain itu, semakin lama masa kerja, responden dapat lebih
instalasi farmasi rawat inap dan si instalasi farmasi rawat jalan. Namun, semua
responden bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien rawat inap
dalam bentuk visite. Jam kehadiran responden dibagi menjadi 2 shift, yaitu: shift
pagi dan shift sore. Shift pagi dimulai pukul 08.00-14.00, sedangkan shift sore
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
instalasi farmasi rumah sakit adalah 6-7 jam. Setiap responden hanya mendaptkan
terpenuhi. Selain itu, apoteker juga dituntut untuk selalu hadir pada setiap jam
Terdapat 15 bangsal rawat inap dengan Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar
75.79%. BOR adalah angka penggunaan tempat tidur indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal antara 60-85%. Berikut adalah tabel yang berisi
Bantul Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Penjelasan mengenai pembagian kerja responden di IFRS yang diamati pada penelitian ini akan dibahas berdasarkan
a. Responden A
Responden A bertugas di bagian instalasi farmasi rawat inap dan bertugas memberikan pelayanan informasi obat di bangsal
alamanda. Bangsal alamanda adalah bangsal ibu hamil dan menyusui dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 46 buah, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Responden A dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 4-5 pasien setiap
b. Responden B
dalam melakukan pelayanan informasi obat adalah 10-15 menit per pasien.
c. Responden C
bougenvil adalah bangsal bedah dengan kapasitas 24 tempat tidur. Selain itu,
informasi obat untuk 5-6 pasien setiap 1 kali melakukan kegiatan visite. Waktu
36
d. Responden D
e. Responden E
resep dan memberikan koseling tentang obat di ruang konsultasi obat. Selain
memberikan pelayanan informasi obat pada pasien di paviliun wijaya kusuma dan
ICU. Pav. Wijaya kusuma adalah bangsal VIP dengan kapasitas tempat tidur
buah. Pada umumnya pasien di ruang ICU adalah pasien jantung. Responden E
dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 5 pasien setiap kali melakukan
f. Responden F
obat untuk pasien di instalasi rawat jalan dan bertugas melakukan pelayanan
informasi obat di paviliun mawar dan nusa indah yang merupakan bangsal VIP.
37
dapat memberikan pelayanan informasi obat untuk 5-7 pasien setiap 1 kali
oleh responden adalah salah satu faktor yang mementukan lamanya waktu yang
yang diberikan oleh responden, maka waktu yang dibutuhkan responden untuk
memberikan pelayanan informasi obat juga semakin cepat. Oleh karena itu,
“Saya tidak setiap hari memberikan pelayanan informasi pada pasien di bangsal.
Hal ini tergantung dari banyak atau sedikitnya resep yang harus saya kerjakan.
Terkadang sekali visite saya memberikan pelayanan informasi obat untuk semua
pasien di bangsal bedah, jadi saat keesokan harinya mungkin hanya ada dua atau
tiga pasien baru datang dan belum mendapatkan pelayanan informasi obat.
Edukasi ataupun pelayanan informasi obat untuk pasien hanya di berikan di pagi hari.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
“Saya tidak memberikan pelayanan informasi obat dalam bentuk visite setiap
hari, dikarenakan saya memiliki laporan atau pekerjaan lain yang harus segera
dikerjakan. Terkadang jika awal bulan terdapat laporan yang harus dikerjakan,
jadi tidak bisa sepenuhnya memberikan pelayanan informasi obat. Minimal satu
pasien mendapatkan satu kali edukasi selama di rawat di bangsal anak.”
pelayanan informasi obat yang diberikan untuk pasien rawat inap dilakukan di
pagi hari. Hal ini menunjukan jika responden yang mendapatkan jadwal shift pagi
memberikan pelayanan informasi obat pada pasien rawat inap setiap hari
dikarenakan adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan ataupun kerana adanya
pergantian shift. Setiap pasien rawat inap minimal mendapatkan 1 kali pelayanan
bagian, yaitu: teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dan
dua responden dan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian penyerahan obat
39
a. Penyerahan Obat
responden F hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi mengenai obat,
responden F juga memberikan leaflet yang telah diterbitkan pada pasien. Namun,
tidak semua pasien mendapatkan leaflet tersebut dikarenakan jumlah leaflet yang
terbatas, sedangkan jumlah pasien yang berkunjung cukup banyak. Hanya pasien
dengan kondisi penyakit yang sesuai dengan isi leaflet yang biasanya
penggunaan khusus. Selain itu frekuensi terbit dari leaflet masih belum menentu.
pelayanan informasi obat antara lain ISO, MIMS dan Medscape. Evaluasi sumber
memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan MIMS. Pada bagian
dikarenakan jumlah pasien yang cukup banyak dan waktu yang tersedia sangat
terbatas.
40
b. Konsultasi Obat
responden E hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi obat, responden
E juga memberikan leaflet pada pasien yang datang berkunjung. Namun tidak
edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan Farmakope Indonesia. Dokumentasi
yang dilakukan di ruang konsultasi obat masih secara manual dan masih
tersimpan hingga saat ini. Dokumentasi yang dilakukan telah sesuai berdasarkan
pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit (yang mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014) yang memuat tanggal waktu pertanyaan
pertanyaan yang diajukan, orang yang meminta jawaban, orang yang menjawab,
informasi, referensi atau sumber informasi yang digunakan. Sarana fisik yang
disedikan untuk melakukan konsultasi obat antara lain ruang konsultasi obat serta
41
diamati pada penelitian ini, antara lain: waktu pelayanan informasi obat yang
rawat inap selain memberikan informasi dan edukasi pada pasien, sumber
`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel IV. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap
Responden Waktu Kegiatan Lain Sumber Evaluasi Dokumentasi
PIO Menerima & Menjawab Pertanyaan Informasi Sumber
Metode Lamanya Jenis Penanya Informasi
Menjawab Pertanyaan
A Dilayani - Langsung < 24 jam - Antibiotik - Perawat Tersier Dilakukan Dilakukan
pada jam - Tak langsung - Pasien
kerja
B Dilayani - Tak langsung < 24 jam - Identifikasi - Perawat Tersier Dilakukan Dilakukan
pada jam obat - Pasien
kerja
C Dilayani - Langsung < 24 jam - ESO - Perawat Primer Dilakukan Dilakukan
pada jam - Pasien Tersier
kerja
D Dilayani - Langsung < 24 jam - ESO - Perawat Tersier Dilakukan Dilakukan
pada jam - Pasien
kerja
E Dilayani - Langsung < 24 jam - Cara - Tenaga medis Tersier Dilakukan Dilakukan
pada jam pemakaian lain
kerja - Aturan pakai
F Dilayani - Langsung < 24 jam - Ketersediaan - Tenaga medis Tersier Dilakukan Dilakukan
pada jam - Tak langsung obat lain
kerja
Penjelasan mengenai teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat inap akan diuraikan secara lengkap sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dan tidak memberikan pelayanan informasi obat diluar jam kerja. Berdasarkan
pedoman teknis pelayanan informasi obat di rumah sakit yang mengacu pada
sakit, salah satu metode yang dapat digunakan dalam memberikan pelayanan
informasi obat adalah pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam
kerja dan tidak ada pelayanan informasi obat diluar jam kerja. Metode tersebut
Selain memberikan informasi dan edukasi pada pasien, kegiatan lain dari
pertanyaan yang diterima dari pasien maupun dari tenaga medis lainnya.
Pertanyaan dan jawaban biasa diterima secara langsung (tatap muka) dan tak
dengan penyakit atau keadaan dari bangsal tempat pasien di rawat, contohnya
dengan antibiotik, karena dibangsal tersebut mayoritas pasien yang dirawat adalah
44
pelayanan informasi obat adalah pustaka primer dan pustaka tersier. Berdasarkan
yaitu:
Indonesia.
obat. Pustaka tersier yang umumnya digunakan oleh responden, antara lain: ISO,
bertujuan agar informasi yang diberikan oleh responden adalah informasi yang
medscape secara berkala, serta memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti
45
mengacu pada PMK No. 58 tahun 2014, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
1) Bagian bahan dan metode (bagian dari suatu artikel yang menguraikan
antara lain:
8) Tanggal publikasi dan edisi dari pustaka tersier terutama buku teks harus
tahun terbaru.
10) Daftar pustaka berisi daftar rujukan pendukung sesuai judul buku.
pustaka diperlukan bagi seorang apoteker untuk dapat memilih sumber yang
paling berguna dan bermutu dalam layanan informasi obat. Evaluasi pustaka
mendekatkan studi, survei dan pengkajian yang dipublikasikan, apa yang telah
46
inap dalam bentuk rekam medis. Dokumentasi rekam medis dilakukan secara
manual dan komputerisasi. Data rekam medis tersebut masih tersimpan hingga
informasi obat di rumah sakit (yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
No. 58 tahun 2014) berbeda dengan data rekam medis. Dokumentasi yang
yang diajukan, orang yang meminta jawaban, orang yang menjawab, kontak
47
yang digunakan untuk mengakses informasi via internet menerima atau menjawab
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.58 tahun 2014, pelayanan informasi obat
Jenis pelayanan informasi obat yang di teliti pada penelitian ini adalah
pelayanan yang diberikan pada pasien di instalasi farmasi rawat jalan dan di
Seperti informasi yang lebih lengkap dan rinci mengenai obat-obatan yang
“Jika tidak terlalu banyak pekerjaan, terkadang saya membawa pasien rawat jalan
untuk datang ke ruang konsultasi obat untuk memberikan informasi terkait obat-
obat yang diterimanya. Pasien yang saya bawa umumnya pasien yang telah
menerima obat di bagian penyerahan obat, umumnya pasien yang telah lanjut usia
atau pasien yang terlihat memerlukan konseling.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b) Penyerahan Obat
penyerahan obat sedikit berbeda pada saat melakukan visite untuk pasien rawat
inap. Hal ini dikarenakan jumlah pasien di instalasi farmasi rawat jalan sangat
“Karena saya seorang diri dan jumlah pasien antara 300-500 orang perharinya,
jadi untuk memberikan informasi obat secara lengkap tidak memungkinkan, maka
informasi yang disampaikan hanya informasi tertentu saja. Pasien yang menerima
obat dengan penggunaan khusus seperti insulin atau inhaler, lalu pasien
polifarmasi dan pasien yang mendapat obat-obat tertentu seperti antibiotik lebih di
prioritaskan. Informasi yang umum disampaikan antara lain aturan pakai, sebelum
atau setelah makan, fungsi atau indikasi dari obat. Efek samping obat hanya
disampaikan untuk obat-obat tertentu, seperti pemakaian warfarin.”
disampaikan oleh responden F pada pasien rawat jalan hanya aturan pakai dan
indikasi obat. Efek samping obat hanya diberikan untuk obat-obat tertentu.
49
dibagian penyerahan obat belum sesuai dengan standar yang ada. Hal ini dapat
disebabkan karena jumlah pasien yang harus dilayani tidak sebanding dengan
diamati pada penelitian ini, antara lain: jenis informasi yang diberikan, evaluasi
Pelayanan informasi obat yang diberikan kepada pasien rawat inap dalam
bentuk visite. Visite merupakan kegiatan kunjungan pada pasien rawat inap yang
dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya. Jenis informasi yang diteliti adalah jenis
informasi yang diberikan untuk pasien dengan kondisi hamil dan menyusui,
pasien pediatri (anak), pasien dengan gangguan fungsi ginjal serta pasien dengan
yang bertugas menyampaikan informasi obat pada pasien hamil dan menyusui di
instalasi rawat inap. Informasi yang disampaikan oleh responden yaitu informasi
terkait nama obat, lama penggunaan obat, cara pemberian serta efek samping yang
penyakit pasien, serta informasi terkait usia janin/usia bayi diketahui dari data
rekam medis.
yang bertugas memberikan pelayanan informasi obat pada pasien pediatri (anak)
di instalasi rawat inap. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan pasien,
riwayat penyakit dan riwayat pengobatan, serta riwayat alergi diketahui dari data
pasien pediatri adalah mendeteksi dan mencegah timbulnya masalah terkait obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
gangguan fungsi ginjal di instalasi rawat inap. Informasi demografi pasien, tipe
dan penyebab gangguan fungsi ginjal serta penanganannya, dan riwayat penyakit
informasi yang diterima dari pasien. Selain itu, responden juga memberikan
“Yang ditekankan untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang pertama
adalah penggunaan obat yang aman. Hal ini ditekankan untuk mencegah
bertambahnya kerusakan fungsi ginjal dari pasien. Lalu yang kedua adalah
menekankan makanan atau minuman apa saja yang sebaiknya dihindari, termasuk
perubahan pola hidup.”
yang pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit gangguan fungsi hati di
“Informasi yang saya berikan umumnya sama dengan pasien lainnya. Selain itu,
saya juga menanyakan informasi terkait riwayat penyakit pasien sebelum
memberikan edukasi mengenai pengobatan. Untuk demografi, tipe dan penyebab
gangguan fungsi hati saya lakukan rekonsiliasi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berdasarkan standar
mengacu pada PMK No. 58 tahun 2014, informasi minimal yang diberikan, yaitu
obat dan farmakokinetik obat. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:
“Saya rasa pasien sudah mengetahui bentuk sediaan dari obat, karena pasien dapat
langsung melihat bentuk obatnya seperti apa, jadi tidak perlu di jelaskan kembali.”
mengenai nama obat yang diduga memiliki interaksi, menurut responden apabila
terdapat obat yang memiliki interaksi sudah dipisahkan pada saat pemberian obat.
53
obat valsartan dengan klopidogrel atau aspilet diberi catatan penggunaan pagi dan
sore.
informasi obat mengenai interaksi obat, hal ini dikarenakan saat responden
pemeriksaan laboratorium
54
dengan anggapan jika hal tersebut sudah dilakukan oleh petugas pemantauan
maka dari itu informasi yang disampaikan disesuaikan dengan resep hasil tes
laboratorium.
kadar kepada pasien, namun informasi ini di sampaikan kepada perawat yang
betugas, hal ini dikarenakan cara pemberian kadar dilakukan oleh perawat.
pasien yang baru pertama menerimanya, pasien yang telah rutin menerima
kriteria informasi minimal, yaitu nama obat, kondisi penyimpanan dan tanggal
informasi minimal, yaitu: cara pemberian dan efek samping obat kepada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
indikasi, dan tidak memberikan informasi mengenai bentuk sediaan obat. Hal ini
menyampaikan nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian dan aturan pakai
nama obat, cara pemberian serta aturan pakai, dan tidak memberikan informasi
mengenai bentuk sediaan kepada pasien, hal ini dikarenakan responden B merasa
pasien sudah mengetahui bentuk sediaan obat maka responden B tidak perlu
menjelaskan kembali.
inap
56
disampaikan oleh responden adalah lama penggunaan obat dan juga dosis.
adalah nama obat, cara pemberian, indikasi, terapi yang diterima, aturan dan efek
samping obat. Komponen obat yang disampaikan antara responden satu dengan
responden yang lain berbeda dikarenakan perbedaan kondisi pasien yang di rawat
demikian, komponen informasi yang diberikan tetap sama kerena telah diatur oleh
agar komponen informasi yang harus disampaikan dapat selalu diingat dan
BAB V
A. Kesimpulan
Rumah Sakit.
belum dilakukan, serta sarana fisik seperti ruang pelayanan informasi obat
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Saran
kelengkapan rincian informasi obat yang diberikan pada pasien yang sesuai
59
Daftar Pustaka
Azwar, 2004, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka pelajar, Yogyakarta, hal 6-7.
Cipolle, dkk, 2004, Pharmaceutical Care Practice: The Clinical’s Guide, 2nd ed,
Mc Graw Hill Companies, USA, pp. 2, 69-76, 252-256.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2006, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan
Menyusui, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2007, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2009, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien
Pediatri, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
60
EDQM, 2012, Pharmaceutical Care – Policies and Practices for a Safer, More
Responsible and Cost – effective Health System , Directorate for the
Quality of Medicines & HealthCare of the Council of Europe (EDQM),
France, p. 7.
Kisworo, H., 2010, Evaluasi Mutu Pelayanan Obat di Unit Rawat Jalan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Kurniawan, D.W., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori Dan
Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.49.
Munar, M.Y., and Singh, H., 2007, Drug Dosing Adjustments in Patients with
Chronic Kidney Disease, American Family Physician, p. 1487.
Mustarim, R., 2011, Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PIO di Unit PIO RS. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan.
Notoadmodjo, S., 2003, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan, edisi II, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Thamby, S. A., and Subramani, P., 2014, Seven-Star Pharmacist Concept by World
Health Organization, vol 6th, Journal of Young Pharmacist (JYP), p. 2.
61
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
63
64
65
Rancangan Daftar
Panduan Wawancara
Reviewer I
Perbaikan Konten
dan Perbaikan
Bahasa
Reviewer II
Penambahan Konten
dan Perbaikan
Bahasa
Reviewer I
Validitas Konten
Daftar Panduan
Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Aditya Lela Novitasari
NIM : 128114153
Alamat: Jl. Kantil No.8, Timbulrejo, Maguwoharjo, Depok, Sleman
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang akan
melakukan penelitian untuk (skripsi) dengan judul “Evaluasi Pelayanan Informasi
Obat pada Pasien di Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak bagi responden, semua
informasi akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian. Apabila selama penelitian Evaluasi Pelayanan Informasi
Obat pada Pasien di Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta terdapat hal-hal yang tidak diinginkan maka Anda berhak untuk
mengundurkan diri.
Apabila Anda menyetujui maka saya mohon untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan
bersama surat ini.
Demikian permohonan ini, atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya
untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima
kasih.
Yogyakarta,………………2016
Peneliti
67
saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien
merugikan bagi diri saya. Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Yogyakarta,………………2016
Responden
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
I. Profesi Apoteker
1. Berapa lama waktu kehadiran di rumah sakit?
2. Berapa lama waktu yang disediakan dalam pelayanan informasi obat?
3. Apakah anda selalu terlibat aktif dalam memberikan pelayanan informasi
obat?
3. Apa saja kegiatan pelayanan informasi obat yang dilakukan di rumah sakit,
sebutkan?
7. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan kondisi hamil dan
menyusui?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
9. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait interaksi obat?
10. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait obat-obatan yang
menggangu pemeriksaan laboratorium?
11. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait ketercampuran
secara in vitro?
12. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait stabilitas obat?
13. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait terapi obat?
14. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait identifikasi obat?
15. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien terkait farmakokinetik?
16. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien anak (pediatrics)?
17. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan gangguan ginjal?
18. Informasi apa sajakah yang diberikan pada pasien dengan gangguan hati?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 8. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Dosis pada Pasien di IF Rawat Inap
71
Lampiran 9. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Interaksi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap
72
73
Lampiran 10. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Obat-Obatan yang Mengganggu Pemeriksaan Laboratorium pada Pasien di IF
Rawat Inap
74
Lampiran 11. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Ketercampuran Secara In Vitro pada Pasien di IF Rawat Inap
75
Lampiran 12. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Stabilitas obat pada Pasien di IF Rawat Inap
76
Lampiran 13. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Terapi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap
77
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Identifikasi Obat pada Pasien di IF Rawat Inap
78
Lampiran 15. Hasil Evaluasi Informasi Terkait Farmakokinetik pada Pasien di IF Rawat Inap
79
Responden A
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 6-7 jam
2 2 Dalam satu kali visite, responden dapat melakukan PIO untuk 4-5 pasien.
Waktu yang diperlukan tergantung dari tingkat pemahaman pasien.
3 3 Responden merupakan Apoteker yang bertugas dibagian instalasi rawat inap.
Adanya pergantian shift dan pekerjaan lain yang lebih mendesak membuat
responden tidak selalu terlibat aktif dalam memberikan PIO. Responden
bertugas memberikan PIO dibangsal Alamanda (ibu hamil dan menyusui).
Bagian II:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 PIO dilayani pada jam kerja.
2 2 Sarana fisik yang disediakan untuk melakukan PIO adalah beberapa buku
referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi, serta R. Konseling
dibagian RJ.
3 3 Selain memberikan edukasi untuk pasien, responden biasa menjawab
pertanyaan seputar penggunaan antibiotik dari tenaga medis lain. Pertanyaan
umumnya diterima melalui telepon dan dijawab melalui telpon juga kurang
dari 24 jam.
4 4 Sumber informasi yang biasa digunakan responden sebagai acuan untuk
memberikan informasi yaitu medscape.
5 5 Evaluasi sumber informasi yang digunakan baru sebatas meng-up grade
aplikasi dari medscape.
6 6 Dokumentasi yang dilakukan setelah PIO berupa data RM yang dilakukan
secara manual. Data yang masuk masih tersimpan hingga saat ini.
7 7 Informasi yang disampaikan yaitu, nama obat, lama penggunaan obat, cara
pemberian dan ESO. Sedangkan untuk informasi mengenai riwayat
pengobatan, riwayat penyakit, usia janin/ bayi didapatkan dari data RM tanpa
dilakukan rekonsiliasi.
8 8 Informasi yang disampaikan yaitu, indikasi, terapi yang diterima, dan cara
pemberian. Untuk informasi mengenai riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat
fungsi ginjal dan fungsi hati, serta usia, jenis kelamin, dan BB pasien didapat
dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.
9 9 Informasi yang disampaikan yaitu, dosis, lama terapi, lama pemberian secara
bersamaan, aturan pakai, serta penanganan jika terjadi interaksi. Status pasien
dan riwayat pengobatan didapat dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.
10 10 Informasi mengenai obat-obat yang mengganggu hasil tes lab. belum
disampaikan kepada pasien dikarenakan terbtasnya informasi mengenai tes
lab.
11 11 Informasi yang disampaikan yaitu, aturan pakai, lama pengobatan dan cara
pemberian kadar.
12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan kondisi penyimpanan.
13 13 Informasi yang disampaikan yaitu cara pemberian dan ESO. Riwayat sensitivitas
antibiotika dilakukan rekonsiliasi kepada pasien. Riwayat alergi, riwayat fungsi
hati dan fungsi ginjal didapat dari data RM dan tidak dilakukan rekonsiliasi.
14 14 Informasi yang diberikan yaitu nama obat, indikasi, dan bentuk sediaan obat.
15 15 Informasi yang diberikan yaitu, nama obat bentuk sediaan, cara pemberian
serta aturan pakai obat. Riwayat penyakit pasien didapat dari data RM dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Responden B
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 6-7 jam
2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar antara 10-15 menit,
tergantung dari tingkat pemahaman pasien. Dalam satu hari kerja mampu
melayani informasi obat untuk 4-5 pasien.
3 3 Adanya pergantian shift dan kesibukan kerja membuat tidak selalu terlibat aktif
dalam pelayanan informasi obat.
Bagian II:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.
2 2 Sarana fisik yang disediakan berupa ruang konsultasi obat serta beberapa buku
referensi.
3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima melalui
telpon dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam melalui telepon.
Pertanyaan yang biasa diterima seputar identifikasi obat. Leaflet yang
diterbitkan baru diberikan pada pasein rawat jalan.
4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan obat yaitu medscape.
5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.
6 6 Belum dilakukan dokumentasi setelah memberikan pelayanan informasi obat.
7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan
menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien penyakit dalam.
8 8 Informasi yang diberikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara
pemberian. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat penyakit,
riwayat alergi informasi fungsi ginjal dan hati didapat dari data rekam medis.
9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat yang memiliki interaksi, lama
terapi, lama pemberian secara bersamaan, aturan pakai, penangan bila terjadi
interaksi. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data
rekam medis. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari
data rekam medis.
10 10 Belum memberikan informasi terkait obat-obat yang menggangu pemeriksaan
laboratoruim.
11 11 Informasi yang disampaikan yaitu aturan pakai, lama pengobatan.
12 12 Informasi yang diberikan yaitu nama serta kondisi penyimpanan.
13 13 Informasi yang disampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat.
Informasi terkait hali test sensitivitas terhadap antibiotika, riwayat alergi
dilakukan rekonsiliasi. Informasi terkait riwayat penyakit fungsi ginjal dan
fungsi hati didapat dari rekam medis.
14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta indikasi.
15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, cara pemberian serta aturan
pakai. Informasi terkait riwayat pasien didapat dari data rekam medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
16 16 Tidak melakukan PIO pada pasien anak dikarenakan tidak bertugas di bangsal
anak.
17 17 Tidak melakukan PIO pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dikarenakan
bertugas untuk pasien penyakit dalam.
18 18 Selama bekerja di rawat inap belum menemui pasien dengan gangguan fungsi
hati.
Responden C
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 6-7 jam
2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar 5-10 menit untuk
seorang pasien. Dalam satu hari kerja mampu melayani informasi obat untuk 5-
6 pasien.
3 3 Banyaknya pekerjaan dan banyaknya jumlah resep terkadang membuat tidak
selalu aktif dalam melakukan pelayanan informasi obat.
Bagian II:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.
2 2 Belum ada sarana fisik yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan
informasi obat.
3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima secara
lisan dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam secara lisan. Pertanyaan
yang biasa diterima seputar efek sampinig obat. Leaflet yang diterbitkan baru
diberikan pada pasein rawat jalan.
4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan informasi obat yaitu jurnal
penelitian, buku-buku, serta medscape.
5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.
6 6 Dilakukan dokumentasi setelah melakukan pelayanan informasi obat.
Dokumentasi dilakukan secara manual.
7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan
menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien kemoterapi, pasien bedah, dan
pasien hemodialisa.
8 8 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara
pemberian. Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat bdan pasien didapat dari
data rekam medis. Informasi terkait riwayat penyakit, riwayat alergi pasien
dilakukan rekonsiliasi.
9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta interkasi obat dengan
makanan. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari data
rekam medis. Informasi terkait status pasien, riwayat pengobatan didapat dari
data rekam medis
10 10 Tidak dilakukan, karena informasi terkait test lab dilakukan oleh PTO.
11 11 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat serta aturan pakai.
12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat.
13 13 Informasi yang sampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat. Informasi
terkait riwayat penyakit fungsi hati, fungsi ginjal, riwayat pengobatan dilakukan
rekonsiliasi.
14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan bentuk sediaan obat.
15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, bentuk sedian dan aturan pakai.
Informasi terkait riwayat pasien dilakukan rekonsiliasi.
16 16 Tidak melakukan PIO pada pasien anak dikarenakan tidak bertugas di bangsal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
anak.
17 17 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat. Informasi terkait demografi
pasien, tipe dan penyebab gangguan fungsi ginjal serta penanganannya,
riwayat penyakit pasien dilakukan rekonsiliasi.
18 18 Selama bekerja di rawat inap belum menemui pasien dengan gangguan fungsi
hati.
Responden D
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 6-7 jam
2 2 Waktu yang diperlukan untuk melakukan PIO berkisar 5 menit untuk seorang
pasien. Dalam satu hari kerja mampu melayani informasi obat untuk 5 pasien.
3 3 Adanya kesibukan kerja membuat tidak selalu terlibat aktif dalam melakukan
pelayanan informasi obat.
Bagian II:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 Pelayanan informasi obat dilayani oleh Apoteker pada jam kerja.
2 2 Belum ada sarana fisik yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan
informasi obat.
3 3 Menjawab pertanyaan dari pasien. Pertanyaan yang masuk diterima secara
lisan dan jawaban disampaikan segera dalam 24 jam secara lisan. Pertanyaan
yang biasa diterima seputar efek sampinig obat. Leaflet yang diterbitkan baru
diberikan pada pasein rawat jalan
4 4 Sumber informasi yang dipakai dalam pelayanan informasi obat yaitu buku,
medscape.
5 5 Belum dilakukan evaluasi terkait sumber informasi yang digunakan.
6 6 Belum dilakukan dokumentasi setelah memberikan pelayanan informasi obat.
7 7 Tidak melakukan pelayanan informasi obat pada pasien ibu hamil dan
menyusui dikarenakan bertugas untuk pasien anak.
8 8 Informasi yang disampaikan yaitu indikasi obat, terapi yang diterima, cara
pemberian. Informasi terkait riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat gangguan
fungsi ginjal dan hati, serta usia, jenis kelamin dan berat badan pasien didapat
dari data rekam medis.
9 9 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat yang memiliki interaksi, lama
pemberian secara bersamaan, aturan pakai. Informasi terkait status pasien,
riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis. Informasi terkait status
pasien, riwayat pengobatan didapat dari data rekam medis
10 10 Belum memberikan informasi terkait obat-obat yang menggangu pemeriksaan
laboratoruim.
11 11 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan aturan pakai.
12 12 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan kondisi penyimpanan.
13 13 Informasi yang sampaikan yaitu cara pemberian, efek samping obat. Informasi
terkait riwayat penyakit fungsi hati, fungsi ginjal, riwayat pengobatan dilakukan
rekonsiliasi.
14 14 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat dan bentuk sediaan obat.
15 15 Informasi yang disampaikan yaitu nama obat, bentuk sediaan, cara pemberian
dan aturan pakai. Informasi terkait riwayat pasien didapat dari data rekam
medis.
16 16 Informasi terkait usia, jenis kelamin, berat badan pasien, riwayat penyakit,
riwayat pengobatan, riwayat alergi serta hasil laboratorium didapat dari data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Responden E
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 7 jam
2 2 PIO dapat dilakukan untuk lebih dari 5 pasien per hari. Sedang waktu yang
diperlukan untuk melakukan PIO tergantung dari keadaan pasien.
3 3 Tidak selalu dapat memberikan PIO disebabkan pekerjaan lain yang harus
dikerjakan. Melakukan PIO untuk pasien ranap, saat visite di bangsal ICU,
mawar & wijaya kusuma, serta nusa indah. Tidak melakukan PIO untuk pasien
RJ dikarenakan bertugas melakukan skrining resep di RJ, namun melayani
konsultasi obat untuk pasien yang membutuhkan. Untuk pasien ranap minimal
mendapatkan 1x PIO selama di ranap.
Bagian II:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 PIO hanya dilakukan pada jam kerja.
2 2 Sarana fisik yang disediakan berupa ruang konsultasi obat serta beberapa buku
referensi.
3 3 Selain memberikan edukasi untuk pasien, reponden juga melakukan
penyuluhan untuk tenaga medis lain serta menjadi narasumber untuk
beberapa kegiatan. Selain itu, di RJ menerbitkan leaflet yang dibagikan untuk
pasien RJ. Leaflet yang diterbitkan berisi informasi mengenai obat-obatan
dengan cara penggunaan khusus, dengan frekuensi terbit yang belum
menentu. Responden juga menjawab pertanyaan yang diterima baik dari
tenaga medis maupun pasien secara lisan dan telepon, dan dijawab secara
lisan dan telepon segera dalam 24 jam, pertanyaan yang masuk seputar cara
pemakaian serta aturan pakai obat.
4 4 Sumber informasi yang dipakai seperti ISO, FI, dan medscape.
5 5 Evaluasi yang dilakukan untuk sumber informasi yang dipakai baru berupa
memperhatikan edisi dari buku-buku teks, serta meng-up grade medscape
secara berkala.
6 6 Setelah melakukan PIO responden melakukan dokumentasi. Dokumentasi yang
dilakukan untuk pasien ranap berupa data RM yang dilakukan secara
komputerisasi. Sedangkan untuk pelayanan konseling yang diberikan pada
pasien dilakukan secara manual. Dokumentasi yang dilakukan tsb belum
dihilangkan sampai saat ini.
7 7 Responden jarang menemukan pasien dengan kondisi hamil dan menyusui, hal
ini dikarenakan bangsal untuk pasien hamil dan menyusui adalah bangsal
alamanda, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan visite dibangsal
tersebut.
8 8 Informasi yang disampaikan responden terkait dosis antara lain indikasi obat,
terapi yang diterima, bentuk sediaan serta cara pemberian. Sedangkan untuk
riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat fungsi hati dan ginjal, serta usia, berat
badan dan jenis kelamin pasien dilakukan rekonsiliasi.
9 9 Responden hanya melakukan rekonsiliasi tentang pengobatan terakhir serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
status pasien. Informasi terkait interaksi obat seperti nama obat yang memliki
interaksi, lama pemberian obat yang memiliki interaksi secara bersamaan,
serta penanganan apabila terjadi interaksi hanya di sampaikan pada dokter.
10 10 Informasi terkait obat-obatan yang mengganggu hasil pemeriksaan tes lab.
tidak disampaikan. Hal ini dikarenakan pasien yang datang langsung menjalani
tes lab, jadi informasi yang disampaikan disesuaikan dengan resep hasil dari tes
lab.
11 11 Informasi yang disampaikan terkait ketercampuran secara in vitro yaitu nama
obat, serta lama pengobatan. Sedangkan untuk cara pemberian kadar hanya
dilakukan pada pasien yang baru menerima obat yang diberikan secara in vitro
.
12 12 Informasi yang disampaikan terkait stabilitas obat antara lain, nama obat serta
kondisi penyimpanan. Sedangkan untuk tanggal kadaluarsa tidak disampaikan
kepada pasien ranap, dikarenaka obat-obatan terdapat diruang perawat. Untuk
pasien rawat jalan tanggal kadaluarsa juga tidak disampaikan dengan asumsi
sudah tertera di kemasan yang dapat dilihat secara langsung oleh pasien.
13 13 Informasi yang disampaikan terkait terapi obat yaitu, ESO dan cara pemberian.
Sedangkan untuk riwayat fungsi ginjal dan hati, riwayat alergi, riwayat
pengobatan, serta riwayat sensitivitas terhadap antibiotika dilakukan
rekonsiliasi.
14 14 Informasi yang disampaikan terkait identifikasi obat yaitu nama, indikasi serta
bentuk sediaan obat.
15 15 Informasi yang disampaikan terkait farmakokinetik yaitu nama obat, cara
pemberian, serta bentuk sediaan. Sedangkan riawayat penyakit pasien
dilakukan rekonsiliasi untuk dicocokan dengan data rekam medis.
16 16 Responden jarang menemukan pasien anak, hal ini dikarenakan bangsal untuk
anak adalah bangsal anggrek, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan
visite dibangsal tersebut.
17 17 Responden tidak melakukan edukasi untuk pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, hal ini dikarenakan sudah ada petugas tersendiri yang bertugas untuk
melakukan edukasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
18 18 Pasien dengan gangguan fungsi hati dilakukan rekonsiliasi terkait demografi,
tipe dan penyebab gangguan funsi hati, serta riwayat penyakit pasien sebelum
diberikan edukasi terkait pengobatan yang akan diterima.
Responden F
Bagian I:
No. Kode Jawaban
Pertanyaan
1 1 7 jam
2 2 Responden dapat melakukan PIO untuk 5-7 pasien pada jam kerja. Setiap
pasien disediakan waktu 10-15 menit dalam meberikan PIO.
3 3 Responden memberikan PIO pada pasien ranap saat melakukan visite ke
bangsal. Responden bertugas di bangsal mawar dan nusa indah yang
merupakan bangsal VIP. Responden bertugas di instalasi farmasi rawat jalan
dibagian penyerahan obat, maka responden juga memberikan PIO untuk
pasien RJ. Responden tidak setiap hari memberikan PIO pada pasien ranap
dikarenakan adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Untuk pasien ranap
minimal mendapatkan 1x PIO selama di rawat di ranap. Tidak semua pasien RJ
mendapatkan PIO secara lengkap, hal ini dikarenakan jumlah pasien yang
terlalu banyak serta waktu yang terbatas. Hanya pasien yang mendapatkan
obat-obatan dengan penggunaan khusus, pasien yang menerima polifarmasi,
serta pasien yang mendapatkan obat antibiotik yang diberikan PIO secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
86
dilakukan rekonsiliasi.
16 16 Responden jarang menemukan pasien anak, hal ini dikarenakan bangsal untuk
anak adalah bangsal anggrek, sedangkan responden tidak melakukan kegiatan
visite dibangsal tersebut.
17 17 Responden tidak melakukan edukasi untuk pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, hal ini dikarenakan sudah ada petugas tersendiri yang bertugas untuk
melakukan edukasi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
18 18 Responden jarang menemukan pasien dengan gangguan fungsi hati baik
dibangsal maupun di rawat jalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BIOGFRAFI PENULIS
Aditya Lela Novitasari, penulis skripsi berjudul
Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien di Instalasi
Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta,
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak
Sudiyono dan Ibu Peni Sulistyowati, lahir di Kota Metro,
Lampung pada tanggal 18 November 1994.
Pendidikan formal yang pernah di tempuh, yakni di
TK Pertiwi Handayani (1998-2000), di lanjutkan di SD Negeri
1 Nunggal Rejo (2000-2006), SMP Negeri 6 Metro (2006-
2009), SMA Negeri 3 Metro (2009-2012), dan pada tahun 2012
melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi antara
lain, Staf Penelitian dan Pengembangan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa natas (UKPM
natas) periode (2012-2013); Kepala Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Unit Kegiatan Pers Mahasiswa natas (UKPM natas) periode (2013-2014); Sie
Dekorasi Dokumentasi Komisi Pemilihan Umum Gubernur Badan Eksekutif
Mahasiswa dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi periode
(2012-2013).