Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN MINI RISET (MR)

“MENGANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN


di NEGARA VIETNAM”

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Mbina Pinem., M.Si

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7:
1. Abdullah Situmorang (3183131031)
2. Ayu Noviana Simatupang (3183331010 )
3. Winda Setiaman Zai (3182131013)

GEOGRAFI A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan Mini Riset (MR) mengenai “ Menganalisis
Tingkat Pendidikan di Negara Vietnam.” Mengembangkan Profesionalisme Mahasiswa untuk
memenuhi tugas mata kuliah GEOGRAFI ASIA TENGGARA ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Drs. Mbina Pinem., M.Si,
selaku Dosen mata kuliah GEOGRAFI ASIA TENGGARA di Kelas Reguler A Pendidikan
Geografi UNIMED yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai penulis.
Penulis sangat berharap kiranya laporan MR ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi laporan MR beserta kelebihan dan kekurangan dari laporan MR tersebut sebelum
membelinya nanti. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan laporan MR yang telah penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, Mei 2020

Kelompok 7.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sebuah negara.
Melalui pendidikan yang baik, negara dapat menjamin bahwa masyarakat telah memiliki
kapabilitas untuk bekerja dalam rangka pembangunan negara. Hal ini dapat dilakukan karena
pendidikan dapat membangun tiga hal, yaitu: loyalitas pada negara; soft & hard skill; serta
pengetahuan yang luas. Tanpa adanya pendidikan yang baik, maka masyarakat hanya dapat
bekerja berdasarkan pengalamannya yang tentu sangat terbatas. Oleh karena negara berkembang
merupakan aktor yang senantiasa berusaha untuk mengedepankan pembangunan negaranya,
maka mereka akan menjadikan peningkatan mutu pendidikan sebagai agenda utamanya. Dalam
perjalanan sejarah berdirinya, Vietnam telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan di
berbagai bidang, termasuk di bidang pendidikan. Sejak tahun 1986, pemerintah Vietnam telah
membuat berbagai macam kebijakan untuk memacu pengembangan pendidikan melalui
kebijakan kurikulum yang diberlakukan kepada semua jenjang pendidikan, baik dari tingkat
pendidikan dasar (SD), tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA), maupun di tingkat
pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) negeri dan swasta.

Melalui kebijakan pemerintah tersebut, dewasa ini di Vietnam telah mengalami


pemerataan dan penyebaran pembangunan fisik sebagai wadah pendidikan sesuai jenjangnya,
misalnya di setiap desa telah terdapat pendidikan dasar (SD), di setiap kecamatan terdapat
beberapa SMP dan di setiap kabupaten terdapat beberapa SMA/SMK serta terdapat juga
beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi
(Perguruan Tinggi) saat ini di Vietnam terdapat 235 Perguruan Tinggi (universitas dan D3)
negeri dan 77 Perguruan Tinggi (universitas dan D3) swasta yang tersebar di 40 Propinsi dari 63
Propinsi yang ada di Vietnam. Perkembangan pendidikan tinggi yang selalu mengacu kepada
kurikulum pendidikan tinggi sangat baik, hal ini terlihat setelah terbukanya begitu banyak akses
jaringan komunikasi antar perguruan tinggi termasuk kerjasama antar perguruan tinggi dalam hal
peningkatan mutu dan kualitas sistem pengajaran (bahan ajar) dan kualitas lulusan. Kerjasasama
dalam peningkatan mutu dan kualitas itu disamping dilakukan di dalam negeri juga dilakukan
dengan perguruan tinggi lainnya yang ada di luar negeri.

Negara Vietnam memiliki sekolah-sekolah dan univeristas-universitas negeri yang luas.


Pendidikan umum di Vietnam diberikan dalam 5 kategori yaitu: TK,SD,SMP,SMA dan
universitas, pengajaran di sana mayoritas menggunakan bahasa Vietnam sendiri, pemerintah
Vietnam juga sudah mengupayakan membangun sekolah di pedasaan untuk mengurangi melek
huruf yang banyak terjadi di pedesaan.Selain itu system pendidikan di Vietnam juga di pengaruhi
oleh system pendidikan prancis baik segi kurikulum dan yang lainnya.

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di
vietnam, misalnya pemerintah membuka ruang kepada setiap jenjang pendidikan untuk
mengembangkan potensinya masing-masing baik dari tingkat pendidikan dasar sampai
Perguruan Tinggi. Khusus di perguruan tinggi melalaui kebijakan kurikulum memberikan
kesempatan kepada para dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan keahlian
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di bidang pengajaran, penelitian, maupun
pengabdian pada masyarakat serta pemikiran mandiri dan menghormati perbedaan kepribadian.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pada aspek kognisi di setiap jenjang pendidikan,
pemerintah melalui pengelola satuan/unit pendidikan memberikan bantuan dan perhatian yang
khusus dalam hal pengembangan perpustakaan, kurikulum, dan metode pengajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagaimana perkembangan pendidikan di negara Vietnam!


2. Bagaimana tantangan dalam pendidikan di negara Vietnam?
3. Jelaskan pengaruh colonial Perancis terhadap perkembangan pendidikan di negara
Vietnam!
4. Jelaskan bagaimana keberhasilan Vitnam mewujudkan “pendidikan untuk semua”

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatana makalah ini ialah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang negara Vietnam dan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan, manfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca,
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum Vietnam

Vietnam adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara yang
berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di
sebelah barat daya dan di Laut China SElatan di sebelah timur Dengan populasi sekitar 84 juta
jiwa, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia. GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17%
pada tahun 2006, negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia
Tenggara. Pada akhir tahun 2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam
diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 8.44%.

Nama resmi dari Vietnam adalah Republik Sosialis Vietnam. Ia merupakan negara partai
tunggal dengan ideologi yang berbasis pada Komunisme. Vietnam memiliki presiden dan
perdana menteri, dimana Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah
panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan
Keamanan (Council National Defense and Security), sementara Perdana Menteri Vietnam adalah
kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala
26 menteri-menteri dan perwira-perwira.

Untuk menampung aspirasi rakyat, Vietnam memiliki Majelis Nasional Vietnam


(National Assembly of Vietnam) yang merupakan badan pembuat undang-undang pemerintah
yang memegang hak legislatif dan terdiri atas 498 anggota. Majelis ini memiliki posisi yang
lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota kabinet berasal dari
Majelis Nasional. Dari sudut yudikatif, Vietnam memiliki Mahkamah Agung Rakyat (Supreme
People's Court of Vietnam) yang memiliki kewenangan hukum tertinggi di Vietnam, juga
bertanggung jawab kepada Majelis Nasional.

Vietnam merupakan negara yang sudah menunjukkan kepeduliannya pada pendidikan


semenjak mereka mendeklarasikan kemerdekaannya tahun 1945. Presiden Ho Chi Minh waktu
itu mengisukan perintah pemberantasan butahuruf di Vietnam. Hal ini dilakukan melalui Dekrit
No. 17-SL: “Semua orang di dalam negeri harus bisa membaca” Dekrit No. 19-SL: “Untuk
seluruh negeri, akan diadakan kelas membaca bagi para petani dan pekerja untuk dihadiri pada
malam hari,” Dekrit No. 20-SL: “Sementara menunggu sistem pendidikan selesai dibuat,
pelajaran akan bahasa nasional akan menjadi wajib dan gratis bagi semua orang.”

Ho Chi Minh mengeluarkan kebijakan ini karena ia menyadari bahwa bangsa yang
butahuruf adalah bangsa yang tidak dapat mengenyam pendidikan. Dan bangsa yang tidak
mengenyam pendidikan akan menjadi bangsa yang tak bertaring. Hasilnya, Vietnam merupakan
salah satu negara dengan pendidikan yang baik karena kini 98 % penduduknya sudah masuk
kategori melek huruf.

2.2 Pengaruh Koloni Perancis Terhadap Perkembangan Pendidikan di Vietnam

Ketika Vietnam dijajah Perancis pada tahun 1858-1945, Perancis membawa sebuah misi
untuk membangun peradaban yang bermartabat di daerah jajahannya. Mereka didorong oleh
keyakinan bahwa kebudayaan Perancis adalah yang terbaik, sehingga merasa bahwa merupakan
kewajibannya untuk memperkenalkan kebudayaan tersebut pada koloni meski itu berarti
menghancurkan kebudayaan lokal. Membangun sistem pendidikan merupakan jalan yang dipilih
Perancis pada waktu itu dengan pertimbangan bahwa pendidikan dapat menyediakan Perancis
sejumlah tenaga kerja yang cerdas, loyal, dan menghargai kebudayaan Perancis.

Perkembangan sistem pendidikan di Vietnam sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan


di Perancis, karena Vietnam dalam waktu yang cukup lama dijajah oleh negara Perancis.
Kemajuan pendidikan di Vietnam sangat diperhatikan oleh pemerintah kolonial Perancis.
Misalnya tulisan digunakan di sekolah waktu itu diganti dari bahasa Han menjadi Latin dan
tulisan Perancis. Pemerintah sudah mendirikan pendidikan dengan sistem dari Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Tinggi sampai Perguruan Tinggi.

Pendidikan dianggap sebagai alat yang penting untuk kolonial Perancis dengan
mengolonialkan rakyat Vietnam. Mereka mendidikan kelompok cendekiawan untuk bekerja
dalam lembaga pemerintah mereka dan perusahaan-perusahaan pada zaman itu. Pada tahun 1931
sampai tahun 1940, dari 100 orang hanya ada 3 orang masuk SD, dari 30.000 orang hanya ada 1
orang masuk perguruan tinggi. Meskipun mereka dapat pendidikan dari kolonial Perancis tetapi
mereka masih menyadari akan nilai-nilai kebangsaaannya. Walaupun demikian adanya, akan
tetapi banyak juga orang-orang dari golongan cendekiawan menjadi Komunis.
Adapun sistem pendidikan di Vietnam sekarang dipengaruhi oleh sistem pendidikan
Perancis. Mereka sudah menerapkan system itu misalnya; jenjang pendidikan, kurikulum, dan
adanya pendidikan reguler dan non reguler (continuing pendidikan) untuk di SMP dan
SMA/SMK. Jenjang pendidikan tersebut antara lain :

a. Sekolah Dasar: 5 tahun, semua anak berusia 6 tahun harus masuk SD dan biayanya
ditanggung oleh pemerintah. Setiap propinsi adanya satu Sekolah Dasar Inti. Di sekolah ini
adanya kelas bahasa Inggris. Siswa akan belajar bahasa Inggris dari kelas 1 dan harus dan
untuk tingkat akhir mendapat seleksi atau ujian kelulusan.
b. Sekolah Menengah Pertama: 4 tahun, pada tingkat akhir siswa harus menempuh ujian
nasional untuk mencapai kelulusannya. Untuk melanjutkan studi ke SMA/SMK, dahulu
siswa SMP harus menempuh seleksi dalam bentuk ujian nasional, akan tetapi sekarang
program itu tidak dilaksanakan lagi. Ketika masuk SMA/SMK siswa hanya dites secara
formalitas saja.
c. Sekolah Menengah Atas: 3 tahun, pada tingkat akhir adanya ujian nasional. Apbila siswa
tidak lulus, mereka tidak boleh mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi (universitas).
Ujiannya adanya 6 mata pelajaran, dengan rincian : ada 3 yang fik yaitu: Kesusastraan,
Matematika, Inggris dan ada 3 mata kuliah diganti setiap tahun dengan memilih tiga mata
kuliah di antara: Sejarah, Geografi, Biologi, Fisik, dan Kimia.
d. Perguruan Tinggi: biasanya 4 tahun, calon mahasiswa akan menempuh ujian masuk
perguruan tinggi (universitas) dan mereka mempunyai 3 pilihan. Hasil seleksi berdasarkan
nilai ujian ini. Setiap perguruan tinggi (universitas) membuat soal ujian sendiri dan
Depdiknas membuat satu jenis soal ujian untuk semua universitas dengan sistem pilihan
ganda (A, B, C, D) mulai tahun 2002.

2.3 Keberhasilan Vietnam Mewujudkan "Pendidikan Untuk Semua"

Untuk mendorong dunia, terutama negara-negara terkembang dan terbelakang, lebih


memperhatikan hak untuk memperoleh pendidikan, tahun 1989, dalam konferensi dunia tentang
pendidikan yang diselenggarakan UNESCO di Thailand dideklarasikan Eucation for All atau
Pendidikan untuk Semua. Pada awalnya deklarasi ini belum memperhitungkan anak dengan
disabilitas. Karena desakan para aktivis dunia di bidang disabilitas, konferensi itu akhirnya
menyepakati deklarasi Pendidikan untuk Semua juga melingkupi anak dengan disabilitas. Agar
ada lebih banyak anak disabilitas yang bersekolah, tahun 1994, di Salamanca, Spanyol,
konferensi dunia tentang pendidikan kemudian mendorong diterapkannya sistem pendidikan
inklusif. Sistem ini memberikan hak kepada anak dengan disabilitas bersekolah di sekolah umum
yang terdekat dengan tempat tinggal mereka, bersama anak-anak lain yang tidak menyandang
disabilitas.

Vietnam salah satu negara sedang berkembang di ASEAN yang berhasil mewujudkan
pendidikan inklusif ini. Menurut Duc Minh Nguyen, Direktur Education And Science
Kementerian Pendidikan Vietnam, memasuki tahun 2000-an, Vietnam melahirkan serangkaian
peraturan perundangan tentang kewajiban memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak. Undang-
undang itu antara lain tentang perlindungan perempuan, yang mengatur tentang keharusan
memenuhi hak pendidikan anak perempuan. Undang-undang perlindungan anak, yang
mengharuskan anak-anak bersekolah mulai usia taman kanak-kanak hingga sekolah menengah
atas. Kemudian undang-undang penyandang disabilitas, yang mewajibkan negara memenuhi hak
pendidikan anak-anak dengan disabilitas. Para pejabat pemerintah, khususnya kementerian
pendidikan, memaknai ketentuan dalam undang-undang tersebut sebagai perintah yang harus
dilaksanakan. Terkait dengan pemenuhan hak pendidikan anak disabilitas, pada fase awal
pemerintah Vietnam terlebih dahulu menangani pendidikan anak tunanetra. Ini dikarenakan anak
tunanetra adalah anak disabilitas yang lebih mudah bersekolah di sekolah umum, namun
membutuhkan fasilitas khusus lebih banyak.

Minh menjelaskan, Kementerian Pendidikan kemudian melakukan serangkaian langkah


strategis. Langkah pertama, melakukan survei dengan serangkaian tujuan. Pertama, survei untuk
menemukan anak tunanetra, berapa yang bersekolah, berapa yang masih tinggal saja di rumah,
dan berapa orang yang pernah bersekolah namun berhenti di tengah jalan. Dalam upaya
menemukan anak tunanetra, khususnya yang berada di daerah terpencil yang sulit dijangkau,
kementerian pendidikan bahkan mendapatkan bantuan dari tentara berupa kendaraan yang
memungkinkan mengunjungi daerah-daerah dengan kondisi sulit. Setelah melakukan
identifikasi, dilakukan assemen penglihatan untuk menentukan kategori kondisi ketunanetraan
mereka, khususnya untuk anak-anak yang lemah penglihatan. Dari survei ini ditemukan 14.000
anak tunanetra usia di bawah 5 tahun hingga 18 tahun.
Setelah survei, pemerintah Vietnam kemudian membentuk badan nasional yang
bertanggung jawab menyusun rencana strategis “pendidikan untuk semua”, melaksanakannya,
memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaannya. Badan nasional ini terdiri atas banyak pemangku
peran, baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat. Dilaporkan ada 30 organisasi non-
pemerintah terlibat, termasuk organisasi disabilitas. Hasil survei dijadikan referensi penting
untuk menyusun rencana strategis 10 tahunan, dari tahun 2005 hingga 2015. Dari rencana jangka
sedang ini, tiap tahun pemerintah membuat rencana tahunan untuk melaksanakan rencana
tersebut. Dalam rencana strategis tersebut, ditetapkan pembagian tugas yang jelas, siapa
melakukan apa, termasuk merumuskan peran organisasi non-pemerintah. Pemerintah
memfasilitasi implementasi rencana strategis ini. Karena kesungguhan pemerintah yang
didukung banyak organisasi non-pemerintah, antara lain International Council of Education for
People with Visual Impairment (ICEVI), jaringan berskala global yang mempromosikan
peningkatan pendidikan tunanetra, Vietnam direkomendasikan mendapatkan bantuan dari Bank
Dunia melalui program Fast Track Inisiative (FTI).

Dalam fase awal langkah pendidikan untuk semua, pemerintah Vietnam berupaya
membawa sebanyak mungkin anak disabilitas ke sekolah. Karena di setiap desa telah ada
minimal satu sekolah, maka konsep pendidikan inklusif pun mulai diterapkan. Seperti negara
lain, guru-guru sekolah umum di Vietnam pun awalnya belum mengerti bagaimana mengajar
anak disabilitas. Untuk mengatasinya, pemerintah mengadakan pelatihan untuk guru secara
berjenjang. Dimulai melatih guru dari tiap provinsi yang akan dijadikan instruktur untuk guru-
guru lain, bagaimana menangani anak disabilitas. Guru yang telah dilatih kemudian bertugas
memberikan pelatihan untuk guru-guru lain, bermula dari satu guru setiap sekolah. Satu guru di
tiap sekolah lalu melatih seluruh guru sekolah tersebut.

Selain meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, terutama tenaga pendidik,


pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung. Sebelum tahun 2005, di Vietnam terdapat
pelbagai versi simbol Braille untuk bahasa lokal. Pemerintah melakukan unifikasi simbol Braille
bahasa Vietnam. Setelah unifikasi simbol Braille, laporan MR-laporan MR Braille dicetak untuk
memenuhi kebutuhan anak-anak tunanetra yang bersekolah. Mengingat mahalnya biaya
memproduksi laporan MR Braille, pemerintah menerapkan skema book sharing. Artinya, satu
laporan MR Braille digunakan oleh tiga hingga lima siswa tunanetra. Untuk memenuhi seluruh
kebutuhan fasilitias khusus anak disabilitas, pemerintah secara bertahap mengupayakan agar
semua fasilitas itu, terutama yang digunakan secara masal oleh seluruh siswa, diusahakan
diproduksi di dalam negeri. Misalnya kertas untuk mencetak laporan MR Braille.

Organisasi disabilitas juga memiliki peran penting. Menurut Minh, ada beberapa
pekerjaan strategis dalam mendukung tercapainya “pendidikan untuk semua” bagi anak tunanetra
oleh pemerintah diserahkan kepada organisasi ini. Misalnya, memproduksi laporan MR Braille,
alat tulis dan tongkat untuk tunanetra, mengadakan pelatihan keterampilan, termasuk pelatihan
menggunakan komputer. Karena langkah-langkah ini membutuhkan biaya tidak sedikit, di
samping mendapat bantuan dari Bank Dunia, pemerintah juga mengajak serta sektor swasta, baik
perusahaan maupun perseorangan, untuk mendukung.

Seperti halnya negara berkembang lain, tantangan terberat Vietnam adalah menjangkau
anak-anak disabilitas dari keluarga miskin yang tinggal di daerah terpencil, yang jauh dari
sekolah. Untuk pergi ke sekolah, anak dari keluarga seperti ini kadang-kadang harus menempuh
jarak beberapa kilometer, dengan kondisi jalan yang belum baik. Menurut Minh, yang juga
Sekretaris Badan Nasional Pendidikan untuk Semua, pemerintah Vietnam menargetkan di tahun
2015 sekurang-kurangnya 70 persen anak tunanetra berusia 5 tahun hingga 18 tahun telah
bersekolah. Sedangkan 30 persen sisanya, yang diperkirakan merupakan anak dari keluarga
miskin dan tinggal di daerah terpencil, akan menjadi target rencana stategis 10 tahun berikutnya.

2.4 Tantangan dalam Pendidikan di Vietnam

Prof. Dr. Ta Quang Buu, seorang ahli pendidikan di Vietnam mengatakan bahwa pada
tingkat pendidikan dasar (SD) adalah waktu dan kesempatan yang paling baik untuk
melestarikan dan menanamkan nilai identitas bangsa, sementara di tingkat perguruan tinggi
adalah saat untuk mengembangkan kualitas generasi muda dalam rangka pembangunan negara
dan pengintegrasian negara serta hubungan internasional

Di sisi lain, dapat dipahami ketika melihat kondisi pendidikan di Vietnam, kualitas
pendidikan belum sepenuhnya dapat memuaskan. Kualitas lulusan pendidikan di Vietnam belum
bisa setara dengan kualitas lulusan pendidikan secara umum di dunia dan keberhasilan
pendidikan belum menyeluruh. Pendidikan di Vietnam sedang menghadapi masalah yang besar
yakni belum terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sementara dewasa ini di
sektor lain program pemerintah di Vietnam sedang aktif mendorong kemajuan bidang
industrialisasi, modernisasi negara, dan pengembangan ekonomi kawasan dan internasional.

Kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Vietnam misalnya metode pengajaran
masih ditentukan oleh pusat. Dari masalah ini, muncul dampak yang tidak baik bagi mahasiswa
karena metode pengajaran itu belum memberikan stimulan bagi kemampuan daya nalar dan
pemikiran mahasiswa. Akibatnya, setelah lulus mahasiswa sangat pasif dan tidak banyak bisa
berbuat apa-apa dalam lapangan pekerjaan. Selain itu, mahasiswa diwajibkan belajar banyak
mata kuliah yang tidak begitu bermanfaat bagi mahasiswa dalam mencapai keahliannya, seperti;
Sejarah Partai Komunis Vietnam, Marxisme, Leninisme, Politik, dan Ekonomi sementara materi
dalam mata kuliah ini membuang banyak waktu.

Sekarang ini adalah era teknologi canggih, untuk kita harus dapat memanfaatkannya
seoptimal mungkin. Para guru dan dosen harus mampu menyiapkan materi pelajaran dengan
memnafaatkan media pembelajaran elektronik seperti CD dan VCD. Kondisi di Vietnam
sekarang masih sedikit guru dan dosen dalam mengajar menggunakan media pengajaran tersebut
dan masih banyak guru dan dosen dalam mengajar menggunakan metode ceramah, dikte kepada
murid atau mahasiswa.

Berdasarkan beberapa masalah tersebut di atas, pemerintah menyadari perlu


meningkatkan mutu pendidikan, sehingga jaminan mutu pendidikan adalah kunci untuk
meningkatkan mutu pendidikan (Barrie & Brosser, 2003). Sejak tahun 2002, pemerintah
(Depdiknas) Vietnam mulai merencanakan program pengontrolan dan pengawasan kualitas
pendidikan di semua perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan itu, pada tanggal 01 November
2007 Depdiknas sudah mengeluarkan dengan resmi tentang Standar mengevaluasi Kualitas
Pendidikan Perguruan tinggi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Mei 2020. Penelitian ini
menggunakan sistem perbandingan dari artikel-artikel penilitian yang telah dilakukan langsung
oleh pihak tertentu.
B. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kualitatif dan sumber
datanya, yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui
hasil penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalui metode
wawancara dan observasi.
Sedangkan data sekunder yaitu ata yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain
dokumentasi/tulisan (karya ilmiah dan hasil penelitian) dan dari hasil informasi pihak-pihak
yang berkaitan dengan kajian yang diteliti.
C. Metode Pengumpulan Data
- Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
peninjauan pustaka dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah, dan laporan MR-laporan MR
yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.
D. Sumber Data
- Data Sekunder
Data yang diambil melalui referensi baik dari artikkel, jurnal atau penelitian lain yang dapat
memberikan informasi mengenai penelitian yang kami lakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan yang dapat kami ketahui dan kami tarik dengan beberapa
argumen, yaitu bahwa Negara Vietnam memiliki sekolah-sekolah dan univeristas-universitas
negeri yang luas. Pendidikan umum di Vietnam diberikan dalam 5 kategori yaitu:
TK,SD,SMP,SMA dan universitas, pengajaran di sana mayoritas menggunakan bahasa Vietnam
sendiri, pemerintah Vietnam juga sudah mengupayakan membangun sekolah di pedasaan untuk
mengurangi melek huruf yang banyak terjadi di pedesaan.Selain itu system pendidikan di
Vietnam juga di pengaruhi oleh system pendidikan prancis baik segi kurikulum dan yang
lainnya.

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas


pendidikan di vietnam, misalnya pemerintah membuka ruang kepada setiap jenjang pendidikan
untuk mengembangkan potensinya masing-masing baik dari tingkat pendidikan dasar sampai
Perguruan Tinggi. Khusus di perguruan tinggi melalaui kebijakan kurikulum memberikan
kesempatan kepada para dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan keahlian
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di bidang pengajaran, penelitian, maupun
pengabdian pada masyarakat serta pemikiran mandiri dan menghormati perbedaan kepribadian.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pada aspek kognisi di setiap jenjang pendidikan,
pemerintah melalui pengelola satuan/unit pendidikan memberikan bantuan dan perhatian yang
khusus dalam hal pengembangan perpustakaan, kurikulum, dan metode pengajaran.

Pengembangan pendidikan didorong dari tiga hal yakni : kepemimpinan yang


berkomitmen, kurikulum yang berfokus, dan investasi pada guru. Dengan fokus pada tiga hal
penting tersebut, mutu pendidikan Vietnam segera terdongkrak.

1. Kepemimpinan yang berkomitmen

Pejabat-pejabat tinggi Vietnam berpikir tentang tantangan pembangunan dalam negeri


yang harus berkelanjutan, dan itu hanya bisa dilakukan jika sunber daya manusia cukup tersedia.
Pejabat tingkat tinggi telah memiliki tekad yang sama melalui penyusunan rencana
pembangunan jangka panjang. Mereka belajar dari negara maju, untuk melaksanakan rencana
tersebut dan siap memberikan dukungan anggaran yang diperlukan. Vietnam menaikkan
anggaran pendidikan dari sebelumnya 15 % menjadi 21% dari anggaran belanja negara. Proporsi
ini bahkan lebih besar daripada jumlah yang dianggarkan oleh negara-negara OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development) yang lain.

2. Kurikulum yang berfokus

Para ahli pendidikan Vietnam merancang kurikulum agar proses belajar mengajar
memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan penguasaan
keterampilan inti. Ini bertujuan agar siswa Vietnam unggul. Siswa tidak hanya memahami
konsep tetapi dapat menerapkan apa yang dipahami dalam menyelesaikan problem hidup
konkrit. Oleh karena itu, penekanannya tidak hanya kognitif semata-mata, tetapi juga
psikomotorik dan afektif.

3. Investasi Pada Pengembangan Guru

Kementrian pendidikan dan pelatihan mengalokasikan anggaran yang besar untuk


melatih guru-guru di seluruh Vietnam, untuk mengembangkan kemampuan professional mereka.
Untuk pemerataan mutu pendidikan, pemerintah Vietnam melakukan pelatihan guru lebih
banyak di pelosok-pelosok-pelosok sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan pengembangan
pendidikan setempat.

Guru dilatih untuk menggunakan pendekatan konstruksi dan pendekatan transfer sesuai
dengan tujuan pengajaran. Para guru di semua level dilatih untuk dapat menggunakan media
pembelajaran elektronik seperti LCD, VCD, DVD, untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
Guru pun dilatih untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, membina disiplin yang baik
di kelas, dan membangun sikap positif siswa terhadap pendidikan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, Negara Vietnam sedang dalam masa berkembang di lihat dari
segala sektor kehidupan atau dengan kata lain sedang membangun, termasuk juga pada
sektor pendidikan. Sehingga pemerintah Vietnam berusaha dengan keras untuk mencapai
tujuan itu. Masih banyak permasalahan yang dihadapi di dalam bidang pendidikan.
Pemerintah dengan masyarakat Vietnam harus bekerjasama untuk memajukan dan
mengembangkan pendidikan menuju kepada kualitas lebih tinggi sehingga setara dengan
dunia internasional atau minimal dengan negara-negara di Asia Tenggara. Sangat di
harapkan agar para lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi di Vietnam memiliki
kualitas yang unggul dan dapat terserap pada setiap lapangan kerja yang tersedia di
seluruh dunia internasional.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan di vietnam, misalnya pemerintah membuka ruang kepada setiap jenjang
pendidikan untuk mengembangkan potensinya masing-masing baik dari tingkat
pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi.

B. Saran
Laporan ini menjadi referensi untuk pembaca dalam penjelasan mengenai
kawasan Pendidikan di negara Vietnam dengan berbagai letak dan serta pendukung
referensi. Dalam hal ini negara Vietnam benar-benar memanfaatkan Pendidikannya yang
strategis untuk kemajuan negara yang ada di dalam region tersebut dan menjadi ekonomi
terbesar di dunia di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Dino.2011. Perkembangan Pendidikan di Vietnam . (online)


http://dinoty.blogspot.com/2011/04/perkembangan-pendidikan-di-vietnam.html [diakses pada 18
Desember 2017]

Fitri annisa. 2012. Pendidikan di Vietnam. (on line)

http://pendidikaninternational.blogspot.com/2012/04/pendidikan-di-vietnam.html. [diakses pada


18 Desember 2017]
REKAYASA IDE

“Perbandingan Sistem Pendidikan Vietnam dengan Indonesia serta strategi


perbaikan mutu pendidikan di Indonesia “

Dibuat untuk memenuhi salah satu


Tugas mata kuliah
Geografi Regional Asia Tenggara dan Pasifik

Dosen Pengampu :

Drs. Mbina Pinem,M.Si

Dibuat Oleh :

Abdullah Situmorang (3183131031)


A’2018
Kelompok 7

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam sebuah


kehidupan berbangsa. Pendidikan merupakan media strategis dalam memacu kualitas
sumber daya manusia. Hal ini telah menjadikan pendidikan bagian terpenting untuk
keberlangsungan, perkembangan dan kemajuan suatu negara.
Dengan melihat peran pendidikan yang sangat strategis ini, sudah menjadi
keharusan bagi masyarakat pada khususnya dan negara pada umumnya untuk
menjadikannya sebagai “agenda besar” negara agar keberlangsungan, perkembangan
dan kemajuan negara ini dapat terjamin.
Konsep ini juga sangat terbuka, termasuk tujuan umum pendidikan, tujuan
khusus pendidikan, dan proses untuk mencapai keberhasilan dari tujuan itu. Namun
semua tujuan tersebut akan tercapai apabila di semua jenjang pendidikan harus benar-
benar memperhatikan standar mutu pendidikan termasuk juga di tingkat perguruan
tinggi sehingga dengan tercapainya mutu dan kualitas pendidikan, maka kualitas
lulusanpun tercapai dan akhirnya terpenuhilah tujuan pendidikan nasional, harapan
pemerintah/negara, dan keinginan masyarakat.
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut
survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan
sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data


Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah
saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years
Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah
yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP)
dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan
dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus
dalam dunia pendidikan yaitu:
1.Rendahnya sarana fisik
2.Rendahnya kualitas guru
3.Rendahnya kesejahteraan guru
4.Rendahnya prestasi siswa
5.Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
6.Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
7.Mahalnya biaya pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki oleh Negara
Vietnam dan indonesia
2. Bagaimana kelebihan, keunggulan dan kelemahan yang ada pada sistem
penyelenggaraan pendidikan antara negara Vietnam dan Indonesia .
3. Bagaimana cara dan strategi perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan sistem penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki
oleh Negara Vietnam dan indonesia
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan menyangkut
kelebihan, keunggulan dan kelemahan yang ada pada sistem penyelenggaraan
pendidikan antara negara Vietnam dan Indonesia .
3. Untuk mengetahui strategi untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

REKAYASA IDE
A. Perbandingan Pendidikan Indonesia dan Vietnam

1. Sejarah Pendidikan
Indonesia Vietnam
a. Pra Kemerdekaan a. Antara tahun 111 SM dan 939 M
1. Masa Pemerintahan Belanda Sistem pendidikan Vietnam
Pada masa ini pendidikan terbagi empat yaitu dipengarhi oleh sistem Konfusian
pendidikan rendah, n menengah, kejuruan dan Cina dengan tujuan untuk perekrutan
pendidikan tinggi. pegawai negeri yang setia, yang
2. Masa Pemerintahan Jepang dilatih sesuai dengan moral dan etika
§ Jenjang Pendidikan terdiri : Pendidikan Dasar Konfusian
Lama studi 6 tahun, Pendidikan Lanjutan.
b. Pada tahun 1918 menganut sistem
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (SMP) lama studi pendidikan kolonial terdiri tiga tahun
3 tahun & Koto Chu Gakko (SMA) lama studi 3 sekolah dasar, empat tahun sekolah
tahun, Pendidikan Kejuruan. mencakup dasar komplementer, dan tiga tahun
sekolah lanjutan bersifat vokasional sekolah menengah.
(pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik,
c. Selama pemisahan negara antara 1954
dan pertanian. & Pendidikan Tinggi dan 1975 dua sistem pendidikan yang
§ Bahasa pengantar disemua sekolah menggunakan berbeda dikembangkan yaitu :
bahasa Indonesia. § Di Utara, Reformasi pendidikan
§ Tujuan pendidikan lebih ditekankan kepada ditujukan untuk membangun sistem
dihasilkannya tenaga buruh kasar secara cuma- pendidikan sosialis, model Soviet.
cuma dan prajurit untuk keperluan peperangan Sistem sekolah terdiri 9 & 10 tahun
jepang § Di Selatan, sistem pendidikan 12 tahun,
b. Masa Kemerdekaan melalui Sekolah menengah kejuruan,
1. Pada masa kemerdekaan, tujuan pendidikan pusat pelatihan kejuruan, dan on-the-
adalah untuk mendidik menjadi warga Negara job
yang sejati, bersedia menyumbangkan tenaga
d. Di mulai pada tahun 1986 kebijakan
dan pikiran untuk Negara dan masyarakat untuk memacu pengembangan
2. Priode tahun 1945-1940 pendidikan melalui kebijakan
3. Priode tahun 1950 – 1975 kurikulum yang diberlakukan kepada
4. Priode tahun 1978 – Sekarang semua jenjang pendidikan (TK,
Ø Pendidikan Pra Sekolah dan PAUD Sekolah dasar & menengah, kejuruan
Ø Pendidikan Dasar & Perguruan Tinggi)
Ø Pendidikan Menengah Umum SMP(SLTA) dan
SMA(SLTA/SMU)
Ø Pendidikan Kejuruan :
o Tingkat Pertama : ST, SKKP
o Tingkat Atas : Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
§ Pendidikan Tinggi : Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Akademi, Diploma dan Politeknik.
2. Kelembagaan /system Pendidikan
Indonesia Vietnam
a. Pendidikan Dasar a. Ada 2 lembaga pendidikan yaitu :
1. Lama pendidikan 9 thn: 3) Lembaga mono-disipliner atau khusus
· SD/MI 6 tahun tradisional yang memfokuskan pada area
· SMP/MTs 3 tahun. tunggal atau subyek fokus, misalnya hukum,
2. Pendidikan dasar adalah wajib bagi anak seni, teknik, ekonomi, dll
berusia 6 (enam) tahun sampai usia 15
tahun. 4) Universitas multi-disiplin yaitu memiliki
3. Ada 2 (dua) jalur pendidikan dasar yang fokus yang lebih luas pada bisnis dan subjek
setaraf dengan SD dan SMP, yaitu MI dan Universitas standar
MTS. MI dan MTs menitikberatkan dalam
b. Pelajaran-pelajaran sebagaian besar
bidang agama Islam. diajarkan dalam Bahasa Vietnam.
4. Pendidikan dasar dimulai pada kelas c.
1 Adapun sistem pendidikan dipengaruhi oleh
(satu) sampai kelas 6 (enam) untuk SD/MI sistem pendidikan Perancis seperti adanya
dan kelas 7 (tujuh) sampai 9 (sembilan) jenjang pendidikan, kurikulum, dan adanya
untuk SMP/MTs pendidikan reguler dan non reguler
b. Pendidikan Menengah (continuing pendidikan) untuk di SMP dan
1. Lama pendidikan selama 3 (tiga) tahun SMA/SMK.
2. Jalur pendidikan menengah ada dua d.: Jenjang pendidikan:
pendidikan umum & pendidikan kejuruan a. Sekolah Dasar: 5 tahun,
3. Jenis pendidikan menengah SMA/SMK
§ Semua anak berusia 6 tahun harus masuk SD
dan MA § Biaya Pendidikan ditanggung oleh
pemerintah.
c. Pendidikan Menengah § Setiap propinsi adanya satu Sekolah Dasar
1) Jenis program pendidikan Tinggi diploma, Inti.
sarjana, magister, spesialis dan doktor § adanya kelas bahasa Inggris. dimulai dari
2) Bentuk perguruan tinggi : Akademi, kelas 1
Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan
§ pada tingkat akhir mendapat seleksi atau ujian
Universitas kelulusan.
3) Lama Pendidikan akademik yaitu : b. Sekolah Menengah Pertama: 4 tahun,
a. sarjana (S1) rata-rata 4 – 5 tahun, § pada tingkat akhir siswa harus menempuh
b. magister (S2) rata-rata 2 tahun ujian nasional untuk mencapai kelulusannya.
c. doktor (S3) rata-rata 3 – 4 tahun § Untuk melanjutkan studi ke SMA/SMK,
d. Akta 4) memerlukan waktu rata-rata 1 dahulu siswa SMP harus menempuh seleksi
tahun dan gelar profesi (spesialis) rata-rata dalam bentuk ujian nasional
memerlukan waktu 1 – 2 tahun c. Sekolah Menengah Atas: 3 tahun,
Pada tingkat akhir adanya ujian nasional, jika
siswa tidak lulus, mereka tidak boleh
mengikuti seleksi ujian masuk perguruan
tinggi (universitas). Ujiannya adanya 6 mata
pelajaran, dengan rincian : ada 3 yang fik
yaitu: Kesusastraan, Matematika, Inggris dan
ada 3 mata kuliah diganti setiap tahun
dengan memilih tiga mata kuliah di antara:
Sejarah, Geografi, Biologi, Fisik, dan Kimia.
d. Perguruan Tinggi: biasanya 4 tahun,
§ calon mahasiswa akan menempuh ujian
masuk perguruan tinggi (universitas) Hasil
seleksi berdasarkan nilai ujian ini.
§ Setiap perguruan tinggi (universitas) membuat
soal ujian sendiri dan Depdiknas membuat
satu jenis soal ujian untuk semua universitas
dengan sistem pilihan ganda (A, B, C D)
mulai tahun 2002.

3. Kurikulum
Indonesia Vietnam
a. kurikulum pendidikan dasar secara
a. Kurikulum dibuat oleh Departemen
umum memuat pendidikan agama; Pendidikan dan Pelatihan yang terdiri dari
pendidikan kewarganegaraan; Kurikulum Nasional Dan Kurikulum Lokal
bahasa; matematika; ilmu
b. Kurikulum untuk sekolah dasar dan
pengetahuan alam; ilmu pengetahuan menengah dituangkan dalam "Rencana dan
sosial; seni dan budaya; pendidikan Program Studi" yang diberikan oleh
jasmani dan olahraga; keterampilan Departemen Pendidikan dan Pelatihan.
atau kejuruan; dan muatan lokal. Semua sekolah diharuskan untuk
b. Acuan kurikulum pendidikan mengikuti. "Program dan Studi
nasional dibuat oleh Depdiknas dan pembelajaran" adalah hukum yang
pengembangannya diserahkan pada digunakan sebagai acuan dari isi dan
sekolah sebagaimana KTSP tujuan pengajaran kurikulum untuk semua
diimplementasikan. Namun pada sekolah dasar dan menengah. Proses
prakteknya, tidak semua pendidik penyusunannya memerlukan beberapa
memiliki kompetensi untuk tahapan. Komite Pendidikan Pusat
mengembangkan KTSP sebab sudah menentukan garis besar utama untuk setiap
terbiasa dengan pola kurikulum yang program (subyek materi), termasuk jumlah
sentralistis waktu yang dibutuhkan untuk setiap mata
pelajaran sesuai dengan kebijakan
pendidikan dan prioritas untuk periode
berikutnya.

4. Kebijakan Pendidikan
Indonesia Vietnam
a. Anggaran Pendidikan sebesar 20% dari
a. Anggaran Pendidikan sebesar 15% dari
APBN Anggaran belanja Negara setiap tahunnya
b. Setiap guru di Vietnam setidak-tidaknya
b. Pada tahun 2009 status PNS golongan akan menerima gaji sebesar 600.000
IV/a masa kerja 12 tahun 8 bulan Vietnam Dong (VND) per bulan
memperoleh gaji pokok sebesar Rp ditambahn biaya hidup keluarga yang
2.260.400,- dengan tunjangan fungsional terdiri dari suami, isteri dan dua anak
guru sebesar Rp 389.000 sebesar 200.000 VND per bulan
c. Konsepnya yang lebih baik, yaitu 100
persen beaya pendidikan anak SD dan
c. pemerintah Vietnam memberikan beaya
SLTP ditanggung pemerintah, Sayang 50 persen bagi siwa SD yang
konsep yang baik tidak diikuti dengan diwajibbelajarkan & bagi orang tua yang
pelaksanaan yang terjadi ialah SPP siswa tidak mampu akan dibantu 100 persen.
memang gratis tetapi orang tua tetap ditarik
uang BP3 yang jumlahnya jauh lebih tinggi
daripada SPP

B. Strategi Ide perbaikan mutu pendidikan di Indonesia

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka ide yang dapat saya berikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tersebut meliputi:
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
9. Pelaksanaan wajib belajar
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
11. Pemberdayaan peran masyarakat
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional

Kesimpulan

1. Antara sistem pendidikan di Vietnam dan Indonesia, Indonesia memang lebih


baik kualitasnya dibandingkan di Vietnam. Namun, jika Pemerintah Indonesia
tidak semakin memperbaiki sistem pendidikan di Indoneisa, maka akan
tertinggal apalagi secara global kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari
apa yang diharapkan.
2. Dengan melihat system pendidikan Vietnam, Sistem Pendidikan Nasional masih
lebih baik tetapi akan lebih baik lagi jika implementasi sistem pendidikan
tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan harapan masyarakat
Indonesia bukan hanya sekedar konsep, sehingga kualitas pendidikan akan lebih
maju dan mampu bersaing secara internasional.
3. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
bersaing secara sehat dalam segala bidang khususnya dikawasan Asia dan dunia
internasional umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

S. Nasution. 2001. Pendidikan Di Indonesia Jakarta: Aksara


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Tahun 2003 beserta
Penjelasannya
dino. 2011. Perkembangan Pendidikan di Vietnam . (online)
http://dinoty.blogspot.com/2011/04/perkembangan-pendidikan-di-
vietnam.html [diakses pada 01 Mei 2020]
Fitri annisa. 2012. Pendidikan di Vietnam. (on line)
.http://pendidikaninternational.blogspot.com/2012/04/pendidikan-di-
vietnam.html. [diakses pada 01 Mei 2020]
REKAYASA IDE (RI)
GEOGRAFI ASIA TENGGARA

“MENGANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN


DI NEGARA VIETNAM“

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Mbina Pinem., M.Si

DISUSUN OLEH :
AYU NOVIANA SIMATUPANG
( 3183331010 )

GEOGRAFI A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU ASIA TENGGARA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Rekayasa Ide ini.
Mengembangkan Profesionalisme Mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOGRAFI
ASIA TENGGARA dengan topik “Menganalisis Tingkat Pendidikan di Negara Vietnam” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterimakasih kepada
Bapak Drs. Mbina Pinem., M.Si selaku Dosen mata kuliah Geografi ASIA TENGGARA di
Kelas Reguler A Pendidikan Geografi UNIMED 2018 yang telah memberikan tugas ini kepada
saya sebagai penulis.
Penulis sangat berharap kiranya Rekayasa Ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi rekayasa ide ini beserta kelebihan dan kekurangan rekayasa ini. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam rekayasa ide ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
rekayasa ide yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, Mei 2020

Ayu Noviana Simatupang.

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam sebuah kehidupan
berbangsa. Pendidikan merupakan media strategis dalam memacu kualitas sumber daya
manusia. Hal ini telah menjadikan pendidikan bagian terpenting untuk keberlangsungan,
perkembangan dan kemajuan suatu negara.
Dengan melihat peran pendidikan yang sangat strategis ini, sudah menjadi keharusan
bagi masyarakat pada khususnya dan negara pada umumnya untuk menjadikannya sebagai
“agenda besar” negara agar keberlangsungan, perkembangan dan kemajuan negara ini dapat
terjamin.
Konsep ini juga sangat terbuka, termasuk tujuan umum pendidikan, tujuan khusus
pendidikan, dan proses untuk mencapai keberhasilan dari tujuan itu. Namun semua tujuan
tersebut akan tercapai apabila di semua jenjang pendidikan harus benar-benar memperhatikan
standar mutu pendidikan termasuk juga di tingkat perguruan tinggi sehingga dengan
tercapainya mutu dan kualitas pendidikan, maka kualitas lulusanpun tercapai dan akhirnya
terpenuhilah tujuan pendidikan nasional, harapan pemerintah/negara, dan keinginan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki oleh Negara Vietnam.
2. Bagaimana kelebihan, keunggulan dan kelemahan yang ada pada sistem penyelenggaraan
pendidikan antara negara Vietnam dan Indonesia .

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui sistem penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki oleh Negara
Vietnam.
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan menyangkut kelebihan, keunggulan
dan kelemahan yang ada pada sistem penyelenggaraan pendidikan antara negara Vietnam.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

System Pendidikan Vietnam

1. Jalur Pendidikan
Ada dua pengelompokan luas dari lembaga pendidikan di Vietnam yaitu :
1) Lembaga mono-disipliner atau khusus tradisional
Kelompok pertama adalah lebih umum di Vietnam di bawah kebijakan-pra Doi Moi
(renovasi). Ini memfokuskan pada area tunggal atau subyek fokus, misalnya hukum,
seni, teknik, ekonomi, dll
2) Universitas multi-disiplin
Dalam beberapa tahun terakhir banyak dari lembaga-lembaga mantan fokus tunggal
telah mengambil fokus multi-disiplin. Sebagai contoh, Hanoi University of Foreign Studies
terpusat pada pelatihan bahasa asing, kini memiliki fokus yang lebih luas pada bisnis dan
subjek Universitas standar.
Multi-disiplin universitas meningkat dan saat ini terdapat 2 perguruan tinggi nasional,
3 universitas-universitas daerah dan perguruan tinggi akan ditambahkan setiap saat. Selain itu,
Moet telah mengizinkan untuk memungkinkan sektor swasta untuk set-up perguruan tinggi dan
universitas dan perusahaan, seperti FPT di Hanoi dan Becamex dengan Mien Dong atau Timur
International University di Provinsi Binh Duong sudah melakukan hal ini. Vietnam sudah
memiliki sebuah universitas asing di RMIT International University yang dibuka pada tahun
2001 dan sekarang memiliki lebih dari 3.000 siswa dan University Jerman akan membuka Ho
Chi Minh City di Selatan. Selain itu, ada lebih dari 200 program kerjasama antara Universitas
Vietnam dan institusi asing.

2. Jenjang Pendidikan
1) Pendidikan Primer
Sistem pendidikan dasar di Vietnam direvisi selama tahun 2002-2003 akademik dan sekarang
berisi dua fase yaitu :
a) Tahap pertama mencakup kelas 1-3 dan diselenggarakan sekitar tujuh mata pelajaran: seni,
matematika, moralitas, musik, alam dan masyarakat, pendidikan jasmani, dan bahasa Vietnam.
b) Tahap kedua mencakup kelas 4 dan 5 yang mencakup sekitar sembilan mata pelajaran: seni,
teknik dasar, geografi, sejarah, matematika, moralitas, ilmu pengetahuan, pendidikan jasmani,
dan bahasa Vietnam.

4
Selain restrukturisasi sistem pendidikan dasar, metode pengajaran, penilaian, dan buku-
buku pelajaran juga direvisi.
Banyak tantangan yang dihadapi Vietnam dalam pendidikan. Tantangan-tantangan
adalah dana yang tidak mencukupi, kesulitan dalam mempertahankan kualitas pendidikan
universal, dan terbatasnya jumlah guru yang berkualitas dan ruang kelas. Tantangan lain
bangsa adalah terlalu banyak siswa hanya menghadiri kelas setengah hari dan sekitar 660 jam
sekolah per tahun dibandingkan dengan rata-rata 1.000 jam per tahun di negara-negara lain.
2) Pendidikan Sekunder
Sistem pendidikan menengah terdiri dari dua fase, mirip dengan sistem pendidikan
dasar. Tahap pertama mencakup kelas 6-9 dan mengharuskan siswa memiliki ijazah
pendidikan dasar. Tahap kedua mencakup Kelas 10-12 dan mengharuskan siswa memiliki
ijazah pendidikan dasar menengah.
Pendidikan menengah di Vietnam berfokus pada pengembangan kreativitas siswa dan
motivasi diri untuk mendorong minat mereka dalam studi mereka. Dalam rangka mendorong
kualitas ini, kurikulum mencakup seni, keterampilan dasar, moralitas, dan tubuh fisik.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi bertujuan untuk mendorong siswa dengan kualifikasi politik dan
moral yang siap untuk melayani bangsa, mengembangkan pengetahuan praktis, kesehatan yang
baik dan kemampuan yang berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan pertahanan.
Siswa dengan pendidikan menengah atas atau sekunder sertifikat pendidikan kejuruan,
dapat menghadiri program 3-tahun kuliah yang melatih siswa untuk karir tertentu dan
menyediakan keterampilan praktis dan pemecahan masalah.
Program Sarjana di Vietnam berlangsung 4-6 tahun dengan pendidikan menengah atas
atau sertifikat pendidikan menengah kejuruan, dan satu sampai dua tahun bagi siswa yang telah
menyelesaikan program perguruan tinggi yang berkaitan dengan wilayah subjek yang sama.
Derajat yang diterima dari lembaga pendidikan tinggi bervariasi tergantung pada
sekolah. Siswa yang lulus dari :
a) Perguruan tinggi menerima ijazah perguruan tinggi
b) Program S menerima gelar sarjana
c) Program master menerima gelar master (ex: Master of Arts, Master of Business
Administration)
d) Program Doktor menerima gelar doctor

5
3. Jenis Program Pendidikan
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan (1998), pendidikan anak usia dini
(PADU) meliputi crèches dan TK. Bertanggung jawab untuk mengasuh dan mendidik
anak-anak dari 3 bulan sampai 6 tahun.
Tujuan dari ECE adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak secara fisik,
moral, intelektual dan estetis, serta untuk meletakkan landasan bagi kepribadian mereka,
dan untuk membantu di pendidikan sekolah dasar.
b. Pendidikan Dasar
Dinyatakan dalam Konstitusi 1992 Republik Sosialis Vietnam Pasal 59 bahwa
"Pendidikan adalah hak dan tanggung jawab setiap warga negara. Pendidikan dasar adalah
wajib dan kuliah gratis untuk semua anak ".
Hal ini dinyatakan dalam UU Pendidikan bahwa "pendidikan dasar adalah wajib
bagi setiap anak usia 6-14 tahun; pendidikan dasar berlangsung 5 tahun. Usia sekolah
adalah 6 tahun "(Pasal 22). "Pendidikan dasar adalah untuk menyediakan siswa dengan
basis awal dan penting untuk pengembangan yang tepat dan kehidupan-panjang dalam hal
moralitas, kapasitas intelektual, aset fisik, estetika dan keterampilan dasar bagi kemajuan
mereka ke pendidikan menengah" (Pasal 23).
Pendidikan dasar harus mendukung anak-anak dengan pemahaman dasar dari
alam, masyarakat dan manusia. Pendidikan dasar harus memberikan keterampilan dasar
mendengar, berbicara, membaca, menulis dan menghitung, membentuk kebiasaan seperti
latihan fisik, dan menyediakan wawasan dasar yaitu dengan nyanyian, musik, menari, dan
seni.
c. Pendidikan Menengah
Pendidikan Hukum Vietnam tanggal 11 Desember 1998 telah menegaskan tujuan
pendidikan adalah untuk secara komprehensif mengembangkan sumber daya manusia
Vietnam dengan moralitas, pengetahuan, kesehatan yang baik, dan setia terhadap ide
kemerdekaan nasional dan sosialisme, untuk mengembangkan kepribadian individu dan
kapasitas untuk membangun dan perlindungan dari negara.
Tujuan pendidikan sekunder adalah untuk mengembangkan siswa dalam hal
moralitas, tubuh fisik, seni, dan keterampilan dasar sehingga dapat melanjutkan studi lebih
lanjut atau untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab sepenuhnya dan
memberikan kontribusi bagi pembangunan negara .

6
Pendidikan menengah dasar memperkuat dan meningkatkan prestasi siswa yang
diperoleh dari pendidikan rendah, mengembangkan pengetahuan dasar dan
memperkenalkan keterampilan teknis dan kejuruan sehingga dapat mengikuti studi masa
depan di sekolah tinggi, sekolah kejuruan atau bekerja. Pendidikan sekolah tinggi lebih
mengembangkan pengetahuan siswa setelah pendidikan menengah dasar dengan orientasi
kejuruan sehingga setelah lulus, dapat bergabung dengan program di universitas atau
perguruan tinggi atau langsung bekerja.

d. Teknis dan Kejuruan Pendidikan dan Pelatihan (TVET)


Pemerintah Vietnam telah bertahan dalam kebijakan ekonomi renovasi. Pemerintah
sangat menyadari pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan
melakukan upaya-upaya besar untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan.
Reformasi TVET adalah salah satu upaya. Upaya yang dilakukan untuk sektor TVET
dapat dilihat di hampir semua aspek seperti pengembangan kurikulum, guru melatih
kembali, memperkuat kemitraan antara bisnis dan institusi pelatihan, kerangka kualifikasi
mendirikan, akreditasi, sistem manajemen, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga
TVET internasional. Sosialisasi TVET dan membuat program yang lebih relevan dengan
pasar tenaga kerja adalah kebijakan penting dari reformasi pendidikan.
e. Pendidikan Tinggi
Dalam Strategi Pengembangan Pendidikan 2001-2010, tujuan pendidikan tinggi di
Vietnam adalah “untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sesuai
dengan struktur sosio-ekonomi dari industrialisasi dan modernisasi bangsa, meningkatkan
daya saing dalam kerjasama yang adil bagi Vietnam dalam integrasi internasional
ekonomi, untuk memfasilitasi perluasan pendidikan menengah melalui diversifikasi
program pendidikan berdasarkan sistem jalan-jalan yang cocok untuk struktur
pembangunan, karir dan pekerjaan, lokal dan regional sumber daya kebutuhan manusia
dan kapasitas pelatihan dari lembaga pendidikan, untuk meningkatkan kesesuaian
pelatihan dengan kebutuhan kerja masyarakat, kemampuan untuk menciptakan pekerjaan
bagi diri sendiri dan bagi orang lain ".
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pendidikan, pendidikan tinggi
mencakup studi sarjana dan pascasarjana. Studi sarjana dapat diploma atau sarjana.

4. Kurikulum Program Pendidikan Vietnam


a. Kurikulum Nasional

7
Departemen Pendidikan dan Pelatihan (Moet) pada tahun 1990, memiliki tanggung
jawab untuk semua pendidikan dan pelatihan di tingkat nasional. Berdasarkan keputusan
pemerintah Vietnam 322008-ND-CP, Moet dibagi menjadi 19 departemen terpisah dan unit
terkait, yang paling penting adalah unit bertanggung jawab untuk pendidikan dasar dan
menengah, pendidikan tinggi, pendidikan guru, pendidikan orang dewasa dan membiayai dan
perencanaan departemen. Tanggung jawab Moet termasuk setiap tingkat pendidikan termasuk
pra-sekolah, pendidikan umum, pendidikan profesional, pendidikan tinggi dan pendidikan
berkelanjutan.
Meskipun memainkan Moet dalam banyak peran utama dalam pendidikan di Vietnam,
ada beberapa lembaga pendidikan tinggi di Vietnam yang berada di bawah kementerian lain
atau lembaga pemerintah. Contoh ini adalah Hanoi Medical College yang berada di bawah
Departemen Kesehatan dan University Sumber Daya Air di bawah Kementerian Pertanian dan
Pembangunan Pedesaan. Contoh lebih lanjut dari ini adalah dua Universitas Nasional yang
meskipun nominal di bawah Moet beroperasi secara independen sebagai identitas yang terpisah
dan melaporkan langsung ke Kantor Pemerintah Vietnam.
b. Kurikulum Lokal
Moet memiliki peran utama dalam pendidikan, namun ada beberapa terjadi perubahan.
Keputusan 85/2003 dan Keputusan No 166/2004/ND-CP, memungkinkan daya otoritas
pendidikan lokal lebih dan tanggung jawab untuk memulai program jangka panjang pendidikan
lokal di daerah masing-masing.
UU Pendidikan tahun 2005 menetapkan lebih eksplisit persyaratan untuk sistem
pendidikan tinggi. Hukum ini didefinisikan pendidikan tinggi sebagai apa yang menerima pada
tingkat perguruan tinggi atau universitas. Lebih lanjut mengatur struktur dalam mengejar

8
BAB III

REKAYASA IDE

Ide yang dapat saya ambil dan kembangkan dari hasil Mini Riset (MR) yang telah
dilakukan untuk pengembangan suatu pendidikan di Negara Vietnam adalah:

1. Depdiknas seharusnya sudah bisa mengeluarkan dengan resmi tentang Standar


mengevaluasi Kualitas Pendidikan Perguruan tinggi.
2. Para guru dan dosen harus mampu menyiapkan materi pelajaran dengan memnafaatkan
media pembelajaran elektronik seperti CD dan VCD.
3. Ada baiknya Pemerintah Vietnam membentuk badan nasional yang bertanggung jawab
untuk menyusun rencana strategis “pendidikan untuk semua”, melaksanakannya,
memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaannya. Badan nasional ini terdiri atas banyak
pemangku peran, baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat.
4. Pemerintah mengadakan pelatihan untuk guru secara berjenjang.
5. Guru yang telah dilatih kemudian bertugas memberikan pelatihan untuk guru-guru lain,
bermula dari satu guru setiap sekolah.
6. Selain adanya teori, harus adanya melakukan praktek dalam suatu pembelajaran
maupun pendidikan agar membantu dalam pemahaman siswa
7. Melakukan ekstrakulikuler dalam membantu dan mengembangakan minat ataupun hobi
dari anak

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antara sistem pendidikan di Vietnam dan Indonesia, Indonesia memang lebih baik
kualitasnya dibandingkan di Vietnam. Namun, jika Pemerintah Indonesia tidak semakin
memperbaiki sistem pendidikan di Indoneisa, maka akan tertinggal apalagi secara global
kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan

Dengan melihat system pendidikan Vietnam, Sistem Pendidikan Nasional masih lebih
baik tetapi akan lebih baik lagi jika implementasi sistem pendidikan tersebut dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dan harapan masyarakat Indonesia bukan hanya sekedar konsep,
sehingga kualitas pendidikan akan lebih maju dan mampu bersaing secara internasional.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
segala bidang khususnya dikawasan Asia dan dunia internasional umumnya.

B. Saran
Laporan ini menjadi referensi untuk pembaca dalam penjelasan mengenai kawasan
Pendidikan di negara Vietnam dengan berbagai letak dan serta pendukung referensi. Dalam hal
ini negara Vietnam benar-benar memanfaatkan Pendidikannya yang strategis untuk kemajuan
negara yang ada di dalam region tersebut dan menjadi ekonomi terbesar di dunia di masa depan.

10
DAFTAR PUSTAKA

S. Nasution. 2001. Pendidikan Di Indonesia Jakarta: Aksara


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Tahun 2003 beserta Penjelasannya

dino. 2011. Perkembangan Pendidikan di Vietnam . (online)


http://dinoty.blogspot.com/2011/04/perkembangan-pendidikan-di-vietnam.html [diakses pada
18 Desember 2017]

11
REKAYASA IDE (RI)

GEOGRAFI REGIONAL ASIA TENGGARA DAN PASIFIK

UPAYA MEMAKSIMALKAN PENDIDIKAN DI NEGARA VIETNAM

DISUSUN OLEH :

WINDA SETIAMAN ZAI

NIM. 31821310113

DOSEN PENGAMPU : Bapak Drs. MBINA PINEM, M. Si

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatNya dan RahmatNya kita
masih dapat menghirup nafas kehidupan hingga saat ini dan tidak lupa berterimakasih karena
penulis sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Tugas ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak sehingg dapat mempelancar dalam penyusunan laporan mini riset ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan –
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun dalam susunan kalimat dan tata
bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan atau saran dari ibu untuk
menyempurnakan dalam pembuatan laporan ini. Akhir katapenulis berharap semoga laporan
kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2020

WINDA SETIAMAN ZAI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pendidikan ......................................................................................... 2

2.2 Fungsi Pendidikan ................................................................................................ 2

BAB III GAGASAN POKOK PENULIS

3.1 Peningkatan Kualitas Guru .................................................................................. 3

3.2 Peningkatan Materi .............................................................................................. 4

3.3 Peningkatan Pemakaian Metode .......................................................................... 4

3.4 Peningkatan Sarana ............................................................................................. 5

3.5 Peningkatan Kualitas Belajar ............................................................................... 6

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 8

5.2 Saran ............................................................................................................... 8

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sebuah negara.
Melalui pendidikan yang baik, negara dapat menjamin bahwa masyarakat telah memiliki
kapabilitas untuk bekerja dalam rangka pembangunan negara. Hal ini dapat dilakukan karena
pendidikan dapat membangun tiga hal, yaitu: loyalitas pada negara; soft & hard skill; serta
pengetahuan yang luas. Tanpa adanya pendidikan yang baik, maka masyarakat hanya dapat
bekerja berdasarkan pengalamannya yang tentu sangat terbatas.

Perkembangan pendidikan tinggi yang selalu mengacu kepada kurikulum pendidikan


tinggi sangat baik, hal ini terlihat setelah terbukanya begitu banyak akses jaringan
komunikasi antar perguruan tinggi termasuk kerjasama antar perguruan tinggi dalam hal
peningkatan mutu dan kualitas sistem pengajaran (bahan ajar) dan kualitas lulusan.
Kerjasasama dalam peningkatan mutu dan kualitas itu disamping dilakukan di dalam negeri
juga dilakukan dengan perguruan tinggi lainnya yang ada di luar negeri.

1.2 Rumusan Masalah

a. Jelaskan apa itu pendidikan beserta fungsinya!


b. Jelaskan bagaimana memaksimalkan pendidikan di negara Vietnam

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai negara Vietnam. Selain itu, makalah ini juga sebagai salah satu pemenuhan tugas
mata kuliah yaitu “Geografi regional Asia Tenggara dan Pasifik”. Makalah ini sekiranya
dapat bermanfaat umumunya bagai para pembaca dan bagi penulis khusunya.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pendidikan

Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara
etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata Eductum terdiri dari
dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya
sedang berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Jadi, secara singkat
pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki
pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam
berpikir.

2.2 Fungsi Pendidikan

Secara umum, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan,


membentuk watak, kepribadian, agar peserta didik menjadi pribadi yang bermartabat.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan dan kaitannya dengan fungsi pendidikan
adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan setiap anggota masyarakat agar dapat mencari nafkah sendiri.


b. Membangun mengembangkan minat dan bakat seseorang demi kepuasan pribadi dan
kepentingan masyarakat umum.
c. Membantu melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat.
d. Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam demokrasi.

Sedangkan menurut David Popenoe, fungsi pendidikan adalah:

a. Untuk mentransfer atau pemindahan kebudayaan dari satu generasi ke generasi


berikutnya.
b. Memilih dan mendidik manusia tentang peranan sosial.
c. Memastikan terjadinya integrasi sosial di masyarakat.
d. Lembaga pendidikan mengajarkan corak kepribadian.
e. Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat.
BAB III

GAGASAN POKOK PENULIS

3.1. Peningkatan Kualitas Guru

Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan
potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan
bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional
dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan
agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia
menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam
kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik
dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:

1. Mengikuti Penataran

Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman
untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka
sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang masing-
masing.[16][16] Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan:

1. Mempertinggi mutu petugas sebagai profesinya masing-masing.


2. Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal.
3. Perkembangan kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.[17]

Jadi penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian dan
peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.

2. Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan

Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi


pendidikan arab dan inggris serta computer.

3. Memperbanyak Membaca

Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya
berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak
membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan
sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan informasi-
informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat.

4. Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif)

Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah
sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang
kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta
mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan
pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.

5. Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa

Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan
ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta
didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang
diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga.

3.2 Peningkatan Materi

Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali


mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan tentu akan menambah
lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan
dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang
disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum.
Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan
dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari
pelajaran.

3.3 Peningkatan dalam Pemakaian Metode

Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu
indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian
metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau
membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya
yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam
proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi
yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau
monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

1) Selalu berorientasi pada tujuan

2) Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja

3) Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah


dengan tanya jawab.

Jadi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada peserta
didik diera yang emakin modern.

3.4 Peningkatan Sarana

Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka
meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[18] Dari segi sarana tersebut perlu
diperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut:

1) Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan

2) Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belaja mengajar

3) Pembuatan media harus sederhana dan mudah

4) Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.

Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan tentang sarana dan prasarana, ini
dijelaskan dalam buku “Admitrasi Pendidikan” yang disusun oleh Tim Dosen IP IKIP
Malang menjelaskan: sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh: gedung sekolah (school
building), ruangan meja, kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakan
semua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannya proses belajar mngajar atau
pendidikan di sekolah, sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib
sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah.[19]
3.5 Peningkatan Kualitas Belajar

Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar
seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar.
Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha sebagai berikut:

1) Memberi Rangsangan

Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus


menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari
baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode yang
dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik
mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan
benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan
maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau
lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta
didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik
sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat.

2) Memberikan Motivasi Belajar

Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan
dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan
diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi
yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa:

a. Memberikan penghargaan.

Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang
bagus, baik berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini
bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing
dengan teman-temannya secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan
kualita pendidikan.
b. Memberikan hukuman.

Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri
berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan.

c. Mengadakan kompetisi dan lomba.

Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk


membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan
pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata
bagi siswa.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah memahami dari pembahasan dan gagasan menegnai “Memaksimalkan


Pendidikan di Negara Vietnam”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum, Negara
Vietnam sedang dalam masa berkembang di lihat dari segala sektor kehidupan atau dengan
kata lain sedang membangun, termasuk juga pada sektor pendidikan. Sehingga pemerintah
Vietnam berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan itu. Masih banyak permasalahan yang
dihadapi di dalam bidang pendidikan. Pemerintah dengan masyarakat Vietnam harus
bekerjasama untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan menuju kepada kualitas
lebih tinggi sehingga setara dengan dunia internasional atau minimal dengan negara-negara di
Asia Tenggara. Sangat di harapkan agar para lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi di
Vietnam memiliki kualitas yang unggul dan dapat terserap pada setiap lapangan kerja yang
tersedia di seluruh dunia internasional.

4.2 Saran

Dalam meningkatkan mutu pendidkan, maka salah satu yang paling pentig ialah
kerjasama, baik antar sekolah, perguruan tinggi, ataupun antar negara. Dengan demikian,
tujuan untuk menjadi yang terbaik dan memajukan pendidikan akan menjadi tujuan utama
suatu sekolah, perguruan tinggi atau negara. Maka, penulis menyarankan untuk membentuk
kerja sama dalam bidang pendidikan.
DAFTAR ISI

www.peaceanarchy.com/2013/01/perkembangan-pendidikan-di-vietnam.html?m=1

https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian/pendidikan.html

https://www.kompasiana.com/marlensiarait

https://sahabatkeluarga.kemdikdud.go.id/
PROJEK KELOMPOK 7 :

FAKTA SUKSES 1. ABDULLAH SITUMORANG


2. AYU NOVIANA SIMATUPANG

PENDIDIKAN DI
3. WINDA SETIAMAN ZAI

VIETNAM

Vietnam menempati posisi 15


pada peringkat penilaian
kemampuan pelajar
internasional (Pisa) yang dibuat
Organisasi Pembangunan dan
Kerja Sama Ekonomi
(OECD).Bercokolnya Vietnam di
posisi 12 pada peringkat
penilaian kemampuan pelajar
internasional (Pisa) terkini
merupakan prestasi yang
menakjubkan.

Dalam penilaian yang dibuat


Organisasi Pembangunan dan
Kerja Sama Ekonomi
(OECD) tersebut, siswa-siswi
berusia 15 tahun dari Vietnam
mampu memperoleh nilai lebih
tinggi dalam pelajaran
membaca, matematika dan ilmu
pengetahuan ketimbang
sejumlah pelajar-pelajar dari
negara maju, termasuk Amerika
Serikat dan Inggris.

PROPORSI INI BAHKAN LEBIH BESAR

DARIPADA JUMLAH YANG DIANGGARKAN OLEH

NEGARA-NEGARA OECD (ORGANIZATION FOR

15% ECONOMIC COOPERATION AND DEVELOPMENT)

YANG LAIN.
21%
Vietnam menaikkan Dari anggaran
anggaran pendidikan dari Menjadi belanja negara

Para pendidik di Vietnam juga


INTERESTING telah merancang kurikulum
FACTS yang terfokus agar siswa
memperoleh pemahaman
Catatan OECD
mendalam tentang konsep dan
menunjukkan hampir
penguasaan keterampilan inti.
17% siswa berusia 15
tahun termiskin di
Bandingkan itu dengan
Vietnam berada di
kurikulum rumit namun dangkal
antara 25% siswa
yang biasa ditemukan di Eropa
berkemampuan
dan Amerika Utara dan Anda
terbaik dunia.
akan memahami mengapa
Ruang kelas Vietnam begitu banyak siswa-siswa
memiliki kesan tegas, Vietnam unggul.
dengan guru-guru
yang menantang Siswa-siswa itu diharapkan
siswanya dengan untuk melalui pendidikan
pertanyaan² yang dengan tidak hanya mampu
menuntut. Mereka membaca apa yang mereka
berfokus mengajar pelajari di kelas, tetapi
beberapa hal dengan menerapkan konsep-konsep dan
baik dan dengan praktik pada konteks asing
pengertian yang bisa
membawa siswa
maju.

Source :https://www.bbc.com

Anda mungkin juga menyukai