Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

METODA HAZOP ( HAZARD AND OPERABILITY STUDY)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Sistem Manajemen K3

Dosen Pengampu :
Yusuf Mauluddin, S.T, M.T
Oleh :
Mohamad Alvi Nugraha (1603016)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2020
METODA HAZOP ( HAZARD AND OPERABILITY STUDY)

A. Penjelasan

Hazop adalah salah satu teknik identifikasi yang digunakan untuk meninjau
hazard suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis, teliti dan
terstruktur untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang mengganggu
jalannya proses dan resiko-resiko yang ada yang dapat menimbulkan resiko
merugikan bagi manusia atau fasilitas pada lingkungan atau sistem yang ada.

HAZOP ini paling sering digunakan di industri petrokimia. 80% dari


analisis proses bahaya perusahaan terdiri dari HAZOP. HAZOP biasanya
menggunakan istilah what-if, yang pada dasarnya juga merupakan latihan
komunikasi. Informasi disajikan, didiskusikan, dianalisis dan dicatat. Secara
khusus keselamatan aspek diidentifikasi, untuk menentukan apakah langkah-
langkah desain yang memadai telah diambil untuk mencegah kecelakaan besar.
Komunikasi dan evaluasi adalah aspek utama dari prosedur. Studi HAZOP dapat
digunakan bersamaan dengan identifikasi risiko dan analisis metode lain
seperti checklist, Fault Tree Analysis, Event Tree analysis, Failure Mode Efect
Analysis, dll yang bertujuan untuk memberikan sebuah "road map" untuk
meninjau lebih jauh. Analisis tersebut menghasilkan kemungkinan penyimpangan
dari desain, konstruksi, modifikasi, dan tujuan operasi yang menentukan
konsekuensi potensial. Konsekuensi ini kemudian dapat dicegah atau dikurangi
dengan penerapan pengamanan yang memadai.

HAZOP terbukti memberikan keuntungan finansial kepada pemilik


pabrik/operator dengan meminimalkan waktu dan sumberdaya yang dihabiskan
dalam menerapkan pengendalian tambahan dan juga keamanan sistem

B. Fitur utama
Fitur utama dari pemeriksaan HAZOP meliputi berikut ini.:
1. Pemeriksaan merupakan proses yang kreatif. Pemeriksaan hasil
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan serangkaian kata-
kata panduan (guideword) untuk mengidentifikasi potensi
penyimpangan dari maksud desain dan mempekerjakan penyimpangan
ini sebagai "triggering devices" untuk merangsang anggota tim untuk
membayangkan bagaimana penyimpangan yang mungkin terjadi dan
apa yang mungkin menjadi konsekuensi dari setiap proses yang ada.
2. Pemeriksaan dilakukan di bawah bimbingan seorang pemimpin studi
terlatih dan berpengalaman, yang memiliki untuk memastikan
cakupan yang luas dari sistem yang diteliti, menggunakan logika
berpikir, analitis.
3. Pemimpin studi sebaiknya dibantu oleh recorder/Scriber yang
mencatat bahaya diidentifikasi dan/atau gangguan operasional untuk
evaluasi lebih lanjut dan resolusiPemeriksaan mengandalkan spesialis
dari berbagai disiplin ilmu dengan keterampilan yang tepat dan
pengalaman yang menampilkan intuisi dan penilaian yang baik
4. Pemeriksaan harus dilakukan dalam iklim berpikir positif dan diskusi
terbuka. Ketika masalah diidentifikasi, tercatat untuk penilaian
berikutnya dan resolusi.
5. Solusi untuk masalah diidentifikasi bukan tujuan utama dari
pemeriksaan HAZOP, tetapi untuk dipertimbangkan oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk desain.

C. Tujuan
Tujuan dari metode Hazop ialah :

1. Mengidentifikasi risiko yang terkait dengan operasi dan pemeliharaan


sistem.
2. Mengidentifikasi masalah potensial operabilitas dan penyebab
gangguan operasional serta kemungkinan penyimpangan pada produk
yang mengarah pada ketidaksesuaian produk

D. Jenis-jenis dari metode Hazop ialah :


1. Process Hazop, yang di kembangkan untuk menilai system proses dan
pabrik.
2. Human Hazop, lebih fokus pada kesalahan manusia dari pada
kegagalan teknik.
3. Procedure Hazop, meninjau kemabali urutan operasi dan cara kerja
yang biasanya dinyatakan sebagai opersai pembelajaran SAFOP-
SAFe.
4. Software Hazop, mengidentifikasi kemungkinan kesalahan-kesalahan
dalam pengembangan perangk lunak

E. Karakteristik
Karakteristik utama dari pemeriksaan HAZOP meliputi berikut ini.
Pemeriksaan merupakan proses yang kreatif. Pemeriksaan hasil dilakukan
secara sistematis dengan menggunakan serangkaian kata-kata panduan
(guideword) untuk mengidentifikasi potensi penyimpangan dari maksud desain
dan mempekerjakan penyimpangan ini sebagai "triggering devices" untuk
merangsang anggota tim untuk membayangkan bagaimana penyimpangan yang
mungkin terjadi dan apa yang mungkin menjadi konsekuensi dari setiap proses
yang ada.
Pemeriksaan dilakukan di bawah bimbingan seorang pemimpin studi terlatih
dan berpengalaman, yang memiliki untuk memastikan cakupan yang luas dari
sistem yang diteliti, menggunakan logika berpikir, analitis.
Pemimpin studi sebaiknya dibantu oleh recorder/Scriber yang mencatat
bahaya diidentifikasi dan/atau gangguan operasional untuk evaluasi lebih lanjut
dan resolusiPemeriksaan mengandalkan spesialis dari berbagai disiplin ilmu
dengan keterampilan yang tepat dan pengalaman yang menampilkan intuisi dan
penilaian yang baik. Pemeriksaan harus dilakukan dalam iklim berpikir positif dan
diskusi terbuka. Ketika masalah diidentifikasi, tercatat untuk penilaian berikutnya
dan resolusi. Solusi untuk masalah diidentifikasi bukan tujuan utama dari
pemeriksaan HAZOP, tetapi untuk dipertimbangkan oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk desain.

F. Istilah HAZOP
Berikut istilah yang sering dipakai untuk mempermudah pelaksanaan Hazop
antara lain sebagai berikut:
1. Deviation (Penyimpangan). Adalah kata kunci kombinasi yang sedang
diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words dan parameters).
2. Cause (Penyebab). Adalah penyebab yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan terjadinya penyimpangan.
3. Consequence (Akibat/konsekuensi). Adalah suatu akibat dari suatu
kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian
atau resiko. Dalam menentukan consequence tidak boleh melakukan batasan
kerena hal tersebut bias merugikan pelaksanaan penelitian.
4. Safeguards (Usaha Perlindungan). Adanya perlengkapan pencegahan yang
mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi
kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards juga
memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang terjadi
dan juga untuk memperkecil akibat.
5. Action (Tindakan yang Dilakukan). Apabila suatu penyebab dipercaya
akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuskan
tindakantindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan penyebab
dan tindakan yang menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa
yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan,
terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun,
pertamatama selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya, dan
hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi.
6. Node (Titik Studi). Merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi
beberapa bagian agar studi dapat dilakukan lebih terorganisir. Titik studi
bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu
bagian proses.
7. Severity. Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.
8. Likelihood. Adalah kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem
pengaman yang ada.
9. Risk atau resiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood
danseverity.
10. Tujuan desain. Tujuan desain diharapkan menggambarkan bagaimana
proses dilakukan pada node (titik studi). Digambarkan secara kualitatif
sebagai aktivitas ( misalnya: reaksi, sedimentasi dsb) dan atau dengan
kuantitatif dalam parameter proses seperti suhu, laju alir, tekanan,
komposisi dan lain sebagainya

G. Langkah Menggunakan Metode HAZOP


Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan pengumpulan dan pengolahan data
adalah sebagai berikut (Ashfal, 2009):

1. Mengetahui urutan proses yang ada pada proses produksi


2. Mengidentifikasi adanya potensi bahaya pada area produksi kaca dari
departemen awal sampai departemen akhir dengan mengamati adanya
segala penyimpangan yang terjadi sehingga mampu menyebabkan
kecelakaan kerja dilakukan dengan cara observasi lapangan secara
langsung.
3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet dengan urutan
sebagi berikut:
a. mengklasifikasikan potensi bahaya yang ditemukan (sumber
potensi bahaya dan frekuensi temuan potensi bahaya).
b. mendeskripsikan deviation atau penyimpangan yang terjadi selama
proses operasi.
c. mendeskripsikan penyebab terjadinya (cause).
d. mendeskripsikan yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan
tersebut (consequences).
e. menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.
f. menilai risiko (risk asessment) yang timbul dengan mendefinisikan
kriteria Likelihood dan Consequences (severity). Kriteria
likelihood yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam
perhitungannya secara kuantitatif berdasarkan data perusahaan
selama pada tahun 2013. Kriteria consequences (severity) yang
digunakan adalah akibat yang akan diterima pekerja yang
didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja
yang hilang.
4. Melakukan perangkingan dari potensi bahaya yang telah diidentifikasi
menggunakan worksheet HAZOP dengan memperhitungkan
likelihood dan consequences, kemudian menggunakan risk matrix
untuk mengetahui prioritas potensi bahaya yang harus diberi prioritas
untuk diperbaiki.
5. Analisis dan pembahasan, dengan menjabarkan sumber-sumber dan
akar penyebab dari permasalahan yang mengakibatkan kecelakaan
kerja maupun ganggun proses itu terjadi. Adapun langkah-langkah
dalam analisis dan pembahasan ini adalah:
a. melakukan analisis terhadap akar penyebab terjadinya kecelakaan
kerja maupun gangguan proses kerja yang terjadi.
b. melakukan analisis penilaian risiko sehingga diperoleh
rekomendasi perbaikan yang sesuai bahkan dapat diterapkan pada
objek penelitian tersebut.
6. Rekomendasi dan Rancangan Perbaikan, dilakukan dengan
perancangan perbaikan proses yang didapati pada titik-titik tertentu
yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja pada PT.
Mayatama Manunggal Sentosa untuk mengurangi bahkan
menghilangkan bahaya tersebut.
7. Kesimpulan dan Saran, untuk menemukan jawaban dari semua
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan dengan
hasil pengambilan kesimpulan maka dapat diberikan saran ataupun
beberapa masukan usulan perbaikan dalam upaya meningkatkan
kinerja dan produktifitas perusahaan.

H. Studi Kasus

ABSTRAK
PT AGRONESIA divisi industri teknik karet (Inkaba), dalam kegiatan
produksinya menggunakan mesin yang kompleks yang dapat menimbulkan
potensi bahaya bagi operator. Kemungkinan terjadinya potensi bahaya di Inkaba
cukup besar, oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan strategi untuk
meminimasi terjadinya potensi bahaya di Inkaba. Penelitian dilakukan pada
stasiun kerja kritis yaitu stasiun kerja dengan jumlah biaya kecelakaan terbesar
yaitu stasiun kerja callender. Identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan
metode Hazard and Operability (HAZOP) dilakukan berdasarkan proses yang
terjadi di Inkaba. Titik kajian ditentukan berdasarkan hal-hal yang menunjang
proses di mesin callender. Titik kajian adalah kran saluran uap, roll mesin,
werstan, kran saluran air, kran oli pelumas, dan motor penggerak mesin. Setelah
proses identifikasi, dilakukan penilaian risiko pada masing-masing titik kajian
dengan menggunakan teknik Risk Index. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
terdapat risiko rendah, tinggi, dan ekstrim. Pada risiko yang masuk kategori tinggi
dan ektrim dilakukan analisis dengan menggunakan fault tree analysis (FTA),
sehingga dapat didiketahuibasic event dan dilanjutkan dengan penentuan
rekomendasi. Rekomendasi berdasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi dan
dikelompokkan kedalam 3 kelompok rekomendasi, yaitu rekomendasi mengenai
instruksi kerja, rekomendasi mengenai maintenance, dan rekomendasi mengenai
design system.

1. PENDAHULUAN
Pengaruh mesin terhadap resiko terjadinya kecelakaan pada manusia cukup
besar, karena setiap mesin memiliki karakteristik yang berbeda. Kompleksitas
mesin tersebut, menuntut manusia (operator) untuk memiliki kapabilitas dalam
menerima suatu informasi untuk mengoperasikan suatu mesin. Di sisi lain setiap
manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan pekerjaannya yang dipengaruhi
oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, lingkungan sekitar, dan
pemahaman mengenai prosedur penggunaan (standar operational procedure) yang
berlaku di perusahaan.
Proses yang terjadi pada lantai produksi di Inkaba memiliki potensi bahaya
yang besar, mengingat Inkaba menggunakan mesin yang cukup sulit untuk
dioperasikan, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman. Mesin tersebut digunakan untuk mengolah, memanaskan,
mencetak, mendinginkan karet hingga membentuk suatu produk akhir seperti:
conveyor belt, rubber wheel, dan bearing pad.
Berdasarkan data masa lalu, banyak terjadi kecelakaan di Inkaba.
Kecelakaan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: pengoperasian dengan
menggunakan mesin yang memiliki potensi bahaya yang besar dan lingkungan
kerja yang panas. Jika tidak dilakukan tindakan lebih lanjut, potensi terjadinya
suatu kecelakaan akan semakin besar. Perusahaan perlu melakukan upaya untuk
mengurangi dan mengantisipasi adanya kecelakaan kerja, oleh karena itu
diperlukan rekomendasi untuk meminimasi potensi bahaya yang terjadi
berdasarkan operasi yang terjadi. Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi
kemungkinan terjadinya potensi bahaya untuk meminimasi terjadinya potensi
bahaya di PT. AGRONESIA divisi industri teknik karet (Inkaba) dengan
melakukan identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode Hazard and
Operability (HAZOP).

2. METODE PENELITIAN
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
stasiun kerja yang paling kritis dengan menggunakan data frekuensi kecelakaan
kerja masa lalu dan data biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan
kerja ketika proses produksi berlangsung.
Langkah selanjutnya setelah stasiun kerja kritis teridentifikasi adalah
mengidentifikasi potensi terjadinya bahaya dengan melakukan pengamatan
terhadap keseluruhan proses yang dilakukan oleh operator di stasiun kerja kritis
dan wawancara dengan foreman dari stasiun kerja tersebut. Dari proses tersebut
didapatkan titik-titik potensi bahaya yang disebut dengan titik kajian. Pada tahap
selanjutnya dilakukan identifikasi bahaya dengan menggunakan lembar kerja
HAZOP. Istilah yang digunakan dalam lembar HAZOP adalah sebagai berikut:
a. Titik kajian adalah melakukanpenentuan objek yang sedang diamati.
b. Parameter adalah acuan yang digunakan untuk melakukan penelitian
seperti: temperatur, tekanan, dan aliran.
c. Kata kunci digunakan sebagai panduan yang membantu untuk
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bahaya.
d. Penyebab adalah hal-hal yang mempengaruhi adanya kemungkinan potensi
bahaya.
e. Akibat adalah hal-hal yang akan terjadi akibat adanya suatu bahaya.
Parameter dan kata kunci yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Tabel 2. Setelah identifikasi potensi bahaya kemudian dilakukan penentuan nilai
resiko (menentukan nilai

likelyhood dan severity) dengan menggunakan Tabel Risk Index. Langkah


penentuan standar nilai resiko adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat kemungkinan suatu kejadian (likelyhood)


Penentuan nilai Likelyhood dapat menggunakan Tabel 3.
b. Menentukan tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan
(severity) Penentuan nilai severity dapat menggunakan Tabel 4.

Tabel 1. Parameter

Parameter Kata Kunci Definisi

Tidak ada Tidak ada aliran


Tinggi Peningkatan secara kuantitatif
Aliran
Rendah Penurunan secara kuantitatif
Balik arah Berlawanan arah
Tinggi Lebih dari normal
Tekanan
Rendah Kurang dari normal
Tinggi Lebih dari normal
Temperatur
Rendah Kurang dari normal
Lebih Lebih dari normal
Tingkat
Kurang Kurang dari normal
Adanya padat dalam cairan (jika
ada)
Komposisi Hampir sama , sama baiknya Timbul Karat
Timbul Ledakan
Diluar Spesifikasi
Kontaminasi , kebocoran, tumpahan, Limbah yang mempengaruhi
Lainnya
pemeliharaan, erosi, korosi, dan racun lingkungan
Mulai/Akhir Masalah
Sumber: Safety & Risk Management Service (HAZOP), Lloyd (2008)
Tabel 2. Kata Kunci

Penyimpangan Yang Terjadi


Kata Kunci Tanda-tanda
dari Design yang sudah ada
Tidak menghasilkan apa-apa Tidak ada operasi, rusak, proses yang
Tidak ada
dan tidak terjadi apa-apa salah, dan kegagalan lainnya.
Balik arah Operasi yang berlawanan Arus balik
Aliran, tekanan, temperatur, dan
Lebih dari Peningkatan secara kualitatif
konsentrasi
Kurang dari Penurunan secara kualitatif dilihat kembali
komponen tercampur, sehingga akan
Bagian dari Penurunan secara kualitatif mengalami perubahan fasa dan
spesifikasi
Peningkatan komponen dalam
Lebih dari fasa yang kotor, udara masuk
sistem
Lainnya Hal-hal lain yang akan terjadi Mengakhiri operasi secara darurat
Sumber: Safety & Risk Management Service (HAZOP), Lloyd (2008)

Tabel 3. Likelyhood
Tingkat Uraian Contoh Rinci
Hampir pasti terjadi Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal, misalnya
A
kecelakaan lalu lintas di jalan raya padat
Terjadi beberapa kali dalam periode waktu tertentu,
B Sering terjadi
misalnya kecelakaan kereta api
Risiko dapat terjadi namun tidak sering, misalnya jatuh
C Dapat terjadi
dari ketinggian di lokasi proyek konstruksi
Kadang-kadang terjadi misalnya kebocoran pada
D Kadang-kadang
instalasi nuklir
Dapat terjadi dalam keadaan tertentu, misal disambar
E Jarang sekali
petir

Tabel 4. Severity
Tingkat Uraian Contoh Rinci
Tidak Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada
1
signifikan manusia
Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil dan tidak
2 Kecil menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan
bisnis
Cedera berat dan dirawat dirumah sakit, tidak
3 Sedang
menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang
Menimbulkan cedera parah dan cacat tetap dan kerugian
4 Berat finansial besar serta menimbulkan dampak serius
terhadap kelangsungan usaha
Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah
5 Bencana
bahkan dapat menghentikan kegiatan usaha selamanya

c. Menentukan Peringkat Risiko


Penentukan peringkat risiko digunakan tabel matriks risiko. Tabel matriks
risiko beserta keterangannya dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Matriks Risiko

Konsekuensi
Tingkat
Tidak Signifikan Kecil Sedang Berat Bencana
A T T E E E
B S T T E E
C R S T E E
D R R S T E
E R R S T T

Tabel 6. Keterangan Nilai Risiko


Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko
E-Risiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko
Ektrim dengan sumberdaya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan
Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi.
Perlu dipertimbangkan sumberdaya yang akan dialokasikan untuk
T-Risiko
mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat dalam pelaksanaan
Tinggi
pekerjaan yang masih berlangsung, maka tindakan
harus segera dilakukan
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan
S-Risiko yang diperlukan harus diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi.
Sedang Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam jangka
waktu yang ditentukan
Risiko dapat diterima. Pengendalian tambahan tidak diperlukan.
R-Risiko
Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian
Rendah
telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar

Pada potensi bahaya yang memiliki risiko ekstrim dan tinggi dilakukan
analisis dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk
mendapatkanrekomendasi perbaikan. Rekomendasi ditentukan berdasarkan basic
event yang diperoleh dari analisis FTA. Simbolsimbol FTA yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Simbol Fault Tree Analysis (FTA)

Lambang Arti Lambang Arti


Peristiwa Dasar Kotak kesalahan
Peristiwa yang
mempengaruhi Dan
keadaan
Peristiwa yang
Atau
belum berkembang
Peristiwa eksternal Eksklusif atau

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data kecelakaan kerja dan biaya, diketahui bahwa stasiun kerja
Callender merupakan stasiun kerja kritis karena biaya yang dikeluarkan akibat
kecelakaan kerjanya paling besar. Berdasarkan instruksi kerja, pengamatan proses,
dan hasil wawancara ditentukan titik kajian yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Titik Kajian

No. Titik Kajian Fungsi

1 Kran Saluran Uap Memanaskan roll mesin Callender


2 Roll Mesin Mengolah karet menjadi lembaran
Mengatur daya listrik yang akan terjadi pada
3 Werstan
mesin
4 Kran Air Mendinginkan roll mesin
5 Kran Oli Pelumas Pelumas mesin
Motor Penggerak
6 Penggerak Mesin
Mesin

Identifikasi potensi bahaya, penilaian likelihood, penilaian severity, serta


nilai risiko yang diperoleh terhadap terhadap titik kajian kran saluran uap hingga
motor penggerak mesin. Motor terbakar dan pembatas roll yang patah merupakan
risiko ekstrim. Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko
telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan
sumberdaya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan. Potensi
bahaya yang terjadi yang meliputi risiko tinggi dan ekstrim dapat dilihat pada
Tabel 9.

Tabel 9. Potensi Bahaya Meliputi Risiko Tinggi dan Ekstrim


Nilai Potensi
Akibat
Risiko bahaya
Temperatur yang sangat tinggi akan mengakibatkan roll
T
mesin meledak/ pecah
Roll Mesin
Suhu Roll tinggi, sehingga Roll mesin dapat meledak/pecah T
Meledak/
Roll mesin meledak/ pecah T Pecah

Roll mesin rusak/ pecah T


Motor terbakar E Motor
Motor terbakar E Terbakar
Suhu yang dihasilkan rendah, sehingga Pembatas Roll akan Pembatas
E
getas dan patah Roll Patah

Berdasarkan analisis FTA diperoleh basic event yang menjadi dasar dibuatnya
rekomendasi perbaikan. Rekomendasi dikelompokan berdasarkan Instruksi Kerja
(IK), Maintenance, dan Design System.

1. Instruksi Kerja (IK)


Instruksi kerja berisi langkah-langkah yang dilakukan oleh operator untuk
melakukan suatu proses dari awal hingga akhir. Berdasarkan penentuan
rekomendasi dapat disimpulkan bahwa diperlukan Instruksi kerja mengenai
pengaturan katup, pemasangan thermostat, penentuan komposisi karet, dan
pendinginan roll mesin. Contoh salah satu pembuatan Instruksi Kerja dapat
dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Contoh Instruksi Kerja Mengenai Pemasangan Thermostat


Proses No Instruksi Kerja
1 Pastikan Mesin Callender dalam keadaan mati.
2 Persiapkan Thermostat
Pemasangan 3 Ambil thermostat, lalu simpan pada bagian roll mesin.
Thermostat Terdapat 3 kabel, Pasang salah satu Kabel thermostat ke rangkaian
Pada Mesin 4
suhu dingin.
Callender Pasang salah satu kabel thermostat lainnya ke rangkaian suhu panas.
5
6 Pasang salah satu kabel thermostat terakhir ke rangkaian mesin
konversi uap.
2. Maintenance
Rekomendasi maintenance meliputi: penjadwalan mengenai pengecekan
pipa, mesin (meliputi: roll mesin, motor, dan keseluruhan). Selain itu,
dilakukan juga penjadwalan mengenai pembersihan pipa dan tangki air,
pengisian dan pergantian oli, pergantian motor, dan pergantian gas.

3. Design System
Design system merupakan perancangan suatu sistem, rekomendasi yang
dilakukan adalah memasang otoelektrod di tangki penampungan air,
memasang sensor suhu pada roll mesin, menyediakan display mengenai
pembukaan katup. Rekomendasi terhadap design system adalah sebagai
berikut:

a. Memasang otoelektrod di tangki penampungan air.


Otoelektrod digunakan untuk menghindari terjadinya kekosongan air di
penampungan, karena hal tersebut dapat menimbulkan panas yang
berlebihan terhadap mesin. Otoelektrod yang dapat digunakan adalah
Tandon Air Otomatis.
b. Menyediakan sensor suhu
Sensor suhu digunakan agar dapat menjaga kestabilan roll mesin yang
harus selalu berada di suhu 60-80⁰C. Apabila suhu mesin tidak berada
pada range 60-80⁰C, maka mesin secara otomatis akan mati. Hal
tersebut dimaksudkan untuk menjaga roll agar tidak rusak, karena suhu
yang tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan bagi roll. Sensor suhu
yang digunakan adalah thermostat.

c. Mendesain display mengenai pembukaan katup


Display mengenai pembukaan katup tidak tersedia sebelumnya.
Rekomendasi dilakukan mengenai display, karena bertujuan untuk
mengingatkan operator untuk membuka katup saluran. Jika katup tidak
dibuka, maka pemanasan roll tidak akan maksimal. Pemanasan yang
kurang maksimal, dapat mengakibatkan pematangan karet yang tidak
sempurna, atau terjadi kerusakan pada mesin.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko, diperoleh potensi
bahaya berdasarkan risk index sebagai berikut:
a. Risiko yang masuk kategori rendah meliputi: Ketidaksempurnaan dalam
kematangan karet, karet melekat pada roll mesin, lembaran karet rusak,
motor mesin jebol, dan mesin aus (oli tidak mengalir).
b. Risiko yang masuk kategori tinggi adalah roll mesin dapat
meledak/pecah.
c. Risiko yang masuk kategori ekstrim adalah motor penggerak terbakar
dan pembatas roll patah.
2. Rekomendasi yang diperoleh berdasarkan potensi bahaya yang
memungkinkan terjadi diatas dikelompokan menjadi 3 kelompok
rekomendasi meliputi: rekomendasi mengenai Instruksi Kerja, rekomendasi
mengenai maintenance, dan rekomendasi mengenai design system.
3. Rekomendasi terhadapdesign system adalah sebagai berikut:
a. Memasang otoelektrod di tangki penampungan air.
b. Menyediakan sensor suhu.
c. Mendesain display mengenai pembukaan katup.

REFERENSI
Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Hazardous Industry Planning. (2008). HAZOP Guidelines. Consultation Draft
Department of Planning.
Hindratmo, Astria. (2012, 12 April). Diperoleh 20 Juli 2012,
dari www.aplikasiergonomi.wordpress.com.
Kirwan. (1992). Human Error Identification In Reliability Assesment . Butterworth-
Heinemann.
Ramli. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja . Dian Rakyat.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai