Frimha Purnamawati, S.Pd, M.Pd Linda Fajarwati, S.Pd, M.Pd Pengertian Konservasi Konservasi merupakan upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.
Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu
tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 terdapat 3 hal utama yang ada dalam konservasi , yaitu: 1) Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok dalam sistem-sistem penyangga kehidupan, 2) Pengawetan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah, 3) Pemanfaatan sumberdaya alam hayati secara lestari beserta ekosistemnya. Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain: a. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar. b. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan. c. Melindungi benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak. e. Melindungi benda-benda (peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme Sasaran konservasi adalah Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan, antara manusia dan lingkungan hidup, Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tingkah laku melindungi dan membina lingkungan hidup, Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan, Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup, Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak usaha dan atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. Tujuh Pilar Konservasi meliputi: Konservasi keanekaragaman hayati. Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal. Pengelolaan limbah. Kebijakan nirkertas. Energi bersih. Konservasi, etika, seni, dan budaya. Kaderisasi konservasi. Konservasi keanekaragaman hayati. Pilar konservasi keanekaragaman hayati bertujuan melakukan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara arif dan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, flora, dan fauna.
Program pilar konservasi keanekaragaman hayati meliputi
perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara bijaksana terhadap flora dan fauna, kegiatan pembibitan, penanaman dan perawatan tanaman, serta pemantauan terhadap keanekaragaman hayati untuk menjaga ekosistem. Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal. Pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Program pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal meliputi: Pengelolaan bangunan yang sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang ramah lingkungan; Pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan kaidah-kaidah ramah lingkungan dan kenyamanan pengguna; dan Pengelolaan sistem transportasi internal yang sesuai dengan prinsip transportasi, humanisme dan ramah lingkungan. Pengelolaan limbah Pilar pengelolaan limbah bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi sampah dan limbah, dan perbaikan kondisi terhadap lingkungan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Program pilar pengelolaan limbah diwujudkan dengan kegiatan
sebagai berikut: Pemanfaatan kembali barang-barang yang tidak terpakai (reuse); Pengurangan kegiatan dan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah dan atau limbah (reduce); Melakukan daur ulang terhadap sampah dan atau limbah untuk dimanfaatkan kembali (recycle); Melakukan pemulihan kembali terhadap fungsi dari fasilitas- fasilitas yang telah berkurang pemanfaatan (recovery). Kebijakan Nirkertas Pilar kebijakan nirkertas bertujuan menerapkan administrasi dan ketatausahaan berwawasan konservasi secara efisien.
Program pilar kebijakan nirkertas diterapkan melalui :
Optimalisasi sistem berbasis teknologi informasi, efisien penggunaan kertas, pemanfaatan kertas daur ulang, dan penggunaan kertas ramah lingkungan. Energi bersih. Pilar energi bersih bertujuan untuk melakukan penghematan energi melalui serangkaian kebijakan dan tindakan dalam memanfaatkan energi secara bijak, serta pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Program pilar energi bersih diterapkan dengan cara:
Melakukan penghematan pemakaian alat-alat berbasis energi listrik. Mengembangkan fasilitas yang menunjang penghematan penggunaan energi; Menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Konservasi, etika, seni, dan budaya. Pilar konservasi etika, seni, dan budaya bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan etika, seni, dan budaya lokal untuk menguatkan jati diri bangsa.
Program pilar konservasi etika, seni, dan budaya lokal melalui