Dokumen - Tips - Laporan Kasus Ctev Rany
Dokumen - Tips - Laporan Kasus Ctev Rany
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS
a. IdentitasPasien
Umur : 16 Bulan
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
BB masuk : 10 Kg
Alamat : Panambangan
a. Ayah
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
b. Ibu
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
1
II. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
A. Keluhan Utama
orthopedic RS. W dengan keluhan kaki sebelah kanan pengkor. Orang tua
bahwa bengkok hanya di bagian tungkai bawah. Os saat ini sudah bisa
berjalan.
Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan
yang dialami Os .
D. Riwayat Trauma
E. Riwayat Kehamilan
hamil tidak ada, kelainan selama kehamilan tidak ada. Ibu Os mengaku
masa kehamilan.
2
F. Riwayat Persalinan
G. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Ke Usia Keterangan
BCG 1 0 bulan Sudah
Hepatitis B 1 0 bulan Sudah
2 1 bulan Sudah
3 6 bulan sudah
DPT 1 2 bulan Sudah
2 3 bulan Sudah
3 4 bulan Sudah
Polio 1 0 bulan Sudah
2 2 bulan Sudah
3 3 bulan Sudah
H. Riwayat Makanan
0 – 5 Bulan : ASI
a. Lahir : Menangis
3
b. 0 - 3 Bulan : Belajar mengangkat kepala
A. KeadaanUmum
B. Kesadaran
Compos mentis
C. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,8 °C
D. Status Gizi
BB : 10 Kg
PB : cm
E. Status Generalisata
a. Kepala
4
Bentuk : Mesochepalica
Ukuran : Normochepalica
ikterik -/-
(-)
b. Thorax
Paru
Perkusi : Sonor
Jantung
5
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
(katup mitral)
(-)
c. Abdomen
d. Genitalia
Kanan
Look : Tampak deformitas equinus (+), varus (+), warna sama dengan kulit
sekitar, luka (-), oedem (-), shortening (+), angulasi medial (+)
Feel : Nyeri tekan (-), suhu sama dengan suhu tubuh, krepitasi (-),
sensibilitas (-), pulsasi dorsalis pedis (+), crt < 2 dtk
Kiri
6
Look : Tampak deformitas equinus (-), varus (-), warna sama dengan kulit
sekitar, luka (-), oedem (-),shortening (-),angulasi medial (-)
Feel : Nyeri tekan (-), suhu sama dengan suhu tubuh, krepitasi (-),
sensibilitas (-), pulsasi dorsalis pedis (+), crt < 2 dtk
Pemeriksaan Eksremitas
Motorik Superior Inferior
Gerak +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/5
Sensibilitas +/+ +/+
Reflek Patologis -/- -/-
Edema -/- -/-
G. FOTO KLINIS
7
H. FOTO RONTGEN
I. USULAN PEMERIKSAAN
8
Laboratorium darah lengkap (Hb, leukosit, LED, trombosit, glukosa
sewaktu, ureum, kreatinin)
Foto thorax
Foto tarsal AP - Lateral
J. DIAGNOSIS KERJA
Congenital Talipes Equinovarus (CTEV)
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Bayi yang lahir dengan keadaan sehat serta memiliki anggota tubuh yang
lengkap dan sempurna merupakan harapan dari seorang Ibu dan seluruh keluarga.
Namun terkadang pada beberapa keadaan tertentu didapati bayi yang lahir kurang
sempurna karena mengalami kelainan bentuk anggota tubuh. Salah satu kelainan
adalah kelainan bawaan pada kaki yang sering dijumpai pada bayi yaitu kaki bengkok
atau CTEV(Congenital Talipes Equino Varus). CTEV adalah salah satu anomali
ortopedik kongenital yang sudah lama dideskripsikan oleh Hippocrates pada tahun
400 SM (Miedzybrodzka,2002).
posisi normal. Beberapa dari deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut
dengan talipes yang berasal dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti
kaki). Deformitas kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi kelainan ankle dan
Talipes Equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit.
angka kejadian yang paling tinggi adalah tipe Talipes Equino Varus (TEV) dimana
10
keparahan. Unilateral clubfoot lebih umum terjadi dibandingkan tipe bilateral dan
dapat terjadi sebagai kelainan yang berhubungan dengan sindroma lain seperti aberasi
spina bifida.
Frekuensi clubfoot dari populasi umum adalah 1:700 sampai 1:1000 kelahiran
hidup dimana anak laki-laki dua kali lebih sering daripada perempuan. Berdasarkan
data, 35% terjadi pada kembar monozigot dan hanya 3% pada kembar dizigot. Ini
menunjukkan adanya peranan faktor genetika. Insidensi pada laki-laki 65% kasus,
sedangkan pada perempuan 30-40% kasus. Pada pasien pengambilan cairan amnion,
deformitas ekstrimitas bawah kira-kira mencapai 1-1,4% kasus. Sedangkan pada ibu
yang mengalami pecah ketuban kira-kira terdapat 15% kasus. Epidemiologi CTEV
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi
media dari tibia.1 Congenital Talipes Equino Varus adalah fiksasi dari kaki pada posisi
adduksi, supinasi dan varus. Tulang calcaneus, navicular dan cuboid terrotasi ke arah
medial terhadap talus, dan tertahan dalam posisi adduksi serta inversi oleh ligamen
dan tendon. Sebagai tambahan, tulang metatarsal pertama lebih fleksi terhadap daerah
plantar.2
B. ETIOLOGI
Sampai sekarang, penyebab dari deformitas ini masih belum dapat dipastikan,
meskipun demikian dikemukakan berbagai macam teori tentang hal itu. Antara lain: 1,3,5
1. Mekanik
12
Teori ini merupakan teori tertua yang dikemukakan oleh Hippocrates yang
menyatakan bahwa posisi equinovarus kaki fetus disebabkan oleh tekanan mekanik
eksternal. Teori ini diperkuat oleh observasi bahwa insiden CTEV tidak meningkat pada
kondisi lingkungan prenatal yang cenderung membuat uterus terlalu penuh, seperti
bertentangan dengan teori kedua tentang faktor lingkungan intrauterin berikut ini.
2. Environmental
adalah perubahan ukuran uterus atau karena bentuk, seperti misalnya terdapat
3. Herediter
pertamanya. Didapatkan hasil bahwa deformitas tersebut terjadi pada 2,9% saudara
penderita CTEV pada kembar monozygotik dan 2,9% pada dizygotik. Angka terakhir
4. Idiopatik
saat usia 5 minggu kehamilan dalam posisi equinovarus, jika terjadi terhambatnya
perkembangan kaki pada salah satu fase fisiologis dalam kehidupan embrio, maka
Terdapat 4 fase dalam evolusi kaki manusia saat pertengahan kehidupan prenatal, yaitu:
13
Fase I (Bulan ke-2): bentuk kaki dalam posisi equinus berat (plantarfleksi ± 90º). Dan
Fase II (Awal bulan ke-3): kaki berotasi ke posisi supinasi, tetapi tetap
Fase III (Pertengahan bulan ke-3): Inklinasi equinus berkurang menjadi derajat
Fase IV (Awal bulan ke-4): Kaki dalam posisi midsupinasi dan varus metatarsal
yang ringan. Pada fase ini, secara bertahap, bidang kaki dan tungkai bawah mulai
Displasia tulang primer dan defek kartilago pada embrio 5-6 minggu.
C. KLASIFIKASI
1. Tipe ekstrinsik/fleksibel
Tipe yang kadang-kadang disebut juga tipe konvensional ini merupakan tipe yang
mudah ditangani dan memberi respon terhadap terapi konservatif. Kaki dalam posisi
equinoverus akan tetap fleksibel dan mudah di koreksi dengan tekanan manuil. Tipe ini
merupakan tipe postural yang dihubungkan dengan postur intrauterin. Kelainan pada
tulang tidak menyeluruh, tidak terdapat pemendekan jaringan lunak yang berat. Tampak
tumit yang normal dan terdapat lipatan kulit pada sisi luar pergelangan kaki. 7
14
2. Tipe intrinsik/rigid
Terjadi pada insiden kurang lebih 40% deformitas. Merupakan kasus resisten, kurang
memberi respon terhadap terapi konservatif dan kambuh lagi dengan cepat. Jenis ini
ditandai dengan betis yang kurus, tumit kecil dan tinggi, kaki lebih kaku dan deformitas
yang hanya dapat dikoreksi sebagian atau sedikit dengan deformitas yang hanya dapat
dikoreksi sebagian atau sedikit dengan tekanan manual dan tulang abnormal tampak
D. GAMBARAN KLINIS
Adduksi midtarsal
hindfoot dan adduksi mid-forefoot disebabkan oleh displacement dari sisi medial dan
Schlicht (1963) melaporkan suatu penelitian CTEV yang dilakukannya pada bayi-bayi
yang lahir mati atau mati segera sesudah lahir. Dilakukan diseksi kaki, yang
15
cuboid dan metatarsal, tetapi yang paling parah adalah talus. Tidak hanya terjadi
distorsi facet pada permukaan superior, oleh karena itu tidak pas masuk dalam
Gastrocnemius
Soleus
Tibialis posterior
Sedangkan posisi varus disebabkan oleh kontraktur pada otot-otot sebagai berikut:
posterior
Ligamentum deltoid
kaki
E. DIAGNOSIS
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir
(early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural, kaki
16
dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh bagian depan
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu
jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki
cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian
belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit
transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot
betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi. Pada manipulasi akan
terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang
tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang kaku ini yang membedakan
dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau positional karena posisi intra
uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi
pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat didorsofleksikan ke posisi netral, bila
posisi tumit equinus dan dorsofleksi pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis
akan terlambat pada kalkaneus, pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki
tidak terjadi pergerakan maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan
korpus talus pada bagian bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial
pergeseran medial, plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah
antara maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurun
dari normal yaitu 85° menjadi 55° karena adanya perputaran subtalar ke medial.
anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-otot
peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya
17
tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai kekuatan
yang normal.
bifida. Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk
mungkin secara sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut
F. PENATALAKSANAAN
lahir. Tiga minggu pertama setelah lahir merupakan periode emas/golden period,
sebab jaringan ligamentosa bayi baru lahir masih kendor karena pengaruh hormon
maternal. Fase ini adalah fase kritis dimana jaringan lunak yang kontraktur dapat
Segera setelah bayi lahir, dokter harus menjelaskan kepada orang tuanya
sasaran/goal, sifat dan hakekat CTEV serta tahap-tahap penanganan. Mereka harus
diberi pengertian bahwa pengelolaan CTEV sangat lama, dapat berlanjut dalam
periode bertahun-tahun sampai dewasa, saat maturitas skeletal kaki terjadi, dan
Konservatif
Operatif
18
A. Terapi Konservatif
Tehnik reduksi dengan manipulasi tertutup ini terutama dilakukan untuk tipe
a. Fisioterapi
1. Mobilisasi/manipulasi pasif
os calcanueus dengan telunjuk dan ibu jari dari 1 tangan, lalu tarik ke
19
bagian kaki inversi ringan. Tidak boleh melakukan stretching bagian
dengan jari telunjuk dan ibu jari 1 tangan dan ditarik ke bawah ke
jari telunjuk dan ibu jari lalu menarik navikular dan midfoot kearah
20
navicular harus berposisi diatas kaput talus. Tehnik stretching
dorsofleksi. Ibu jari 1 tangan berada diatas maleolus medialis dan ibu
jari tangan yang lain di atas navicular. Dan, harus dijaga untuk tidak
21
(1996) bahwa tumit bayi tidak dapat diposisikan valgus atau eversi
talocalcaneonavikular
dan distal dari maleolus lateral dan ibu jari tangan yang sama di
tangan yang lain, genggam forefoot dan midfoot dengan ibu jari dan
22
deformitas, yaitu posisi kaki equinus dan inversi. Manipulasi ini akan
dari 20º dan sudut talo-metatarsal I kurang dari 15º; Dari foto lateral,
1. Koreksi aktif
jari mengarah ke tumit. Jika kaki dapat menapak, bayi mungkin dapat
23
diberdirikan sebentar dengan berat badan dtumpukan pada kaki yang
sakit dan tumit didorong kebawah, gerakkan dengan lembut dari sisi ke
melalui eversi dan dorsofleksi. Pada usia 5 bulan, bayi normal akan
posisi telentang, hal ini harus diupayakan oleh ibu untuk mendapatkan
untuk merangsang eversi. Saat mulai duduk pada usia 6-7 bulan, dia
b. Ortotik prostetik
orang, yaitu ayah/ibu yang memegang bayi agar diam (karena mungkin
lembaran kapas dan ‘plaster of Paris cast’ dan dokter yang memegang
dan membentuk gips. Gips harus terpasang sepanjang tungkai, dari jari
kaki sampai ke lipat paha dengan lutut fleksi 60º-80º untuk mengontrol
24
tumit dan mencegah gips tergelincir. Tungkai dioles tinktura benzoin
lalu ditutup dengan lembaran kapas selebar 1-1½ inci pada kaki dan
tungkai bawah dan selebar 2 inci pada tungkai atas, lutut dan paha.
dokter memegang kaki dan pergelangan kaki pada posisi koreksi yang
2-3 minggu pada bayi baru lahir, karena pertumbuhan kaki yang cepat.
Yang perlu diingat, plaster of Paris cast adalah alat retentif, bukan
korektif.
Gips atas lutut ini menggunakan perban ortopedik adhesif yang diganti
2-3 hari sekali. Pembalutan ini merupakan splint nonrigid dan dinamis
lahir.
dioleskan pada kaki dan seluruh tungkai (antara lutut dan maleolus) dan
paha bagian distal yaitu 3-5cm diatas lutut. Tinktura ini akan melindungi
semuanya, sekitar kaki dengan tepi 1cm dari garis tengah dorsum kaki.
25
Strapping sirkumferensial (Jones) relatif aman pada bayi usia 1-3
(dan strap adhesif) di ujung basis jari kaki untuk menopang kaput
equinus.
kontraksi aktif otot evertor dan dorsofleksor tiap kali bayi melakukan
2. Splinting
Splint ini terdiri dari 2 potong aluminium yang dibentuk menjadi foot
plate dengan bagian memanjang pada sisi lateral tungkai. Foot plate
harus sesuai ukuran kaki bayi, jika terlalu lebar, strapping tidak dapat
26
Pada deformitas unilateral, kaki yang normalpun harus dipasang splint.
Splint kanan dan kiri disatukan dengan palang melintang yang dapat
digerakkan. Palang ini ditempelkan pada foot plate dengan sekrup kupu-
kupu . Palang dapat ditekuk membentuk sudut kecil dan jika tungkai dan
kaki dalam posisi rotasi eksterna maka foot plate akan memfasilitasi
atau inversi dan dorsofleksi. Tipe ini tidak berguna untuk CTEV berat
dapat dilakukan.
rotasi eksternal dan kaki dieversi dan dorsofleksikan. Splint ini dipakai
siang dan malam atau saat malam hari hanya jika anak berjalan.
27
Bell-Grice splint
keunggulan tertentu, yaitu logam pada foot plate terbentuk dengan baik
‘boating’ pada kaki tidak terjadi. Keuntungan lain adalah tidak ada
Foot plate dan splint terpisah dari palang melintang dan dilapisi dengan
lewat dari dalam keluar melalui sisi bawah, yang lain dari dalam keluar
melalui sisi atas. Seorang asisten menahan ekstremitas dan kaki bayi
untuk menahan tumit pada foot plate lalu dikencangkan dengan sepotong
B. Terapi Operatif
terjadi setelah terapi konservatif. Pada kasus resisten, terapi operatif paling baik
dilakukan pada usia 3-6 minggu, ketika tidak tampak adanya perbaikan yang
28
Ada beberapa macam prosedur operatif untuk koreksi CTEV. Pemilihan prosedur
Usia anak
Derajat rigiditas
Koreksi jaringan lunak dilakukan pada bayi dan anak dibawah 5 tahun.
Pada usia ini, biasanya belum ada deformitas pada tulang-tulang kaki, bila
dilakukan operasi pada tulang dikhawatirkan malah merusak tulang dan sendi
Talonavicular
Subtalar
Sendi calcaneocuboid
29
Kapsul pergelangan kaki, antara lain bagian dari lig. deltoid
sendi subtalar:
◦ Lig. calcaneofibular
Operasi pada tulang atau osteotomi dilakukan setelah usia anak 5-10
tahun. Karena pada usia ini biasanya telah terjadi deformitas struktur tulang
3. Osteotomi cuboid
5. Osteotomi tibia dan fibula, jika torsi tibia berlebihan (jarang terjadi)
Tindakan pada anak dengan usia lebih tua, lebih dari 10 tahun, biasanya:
rigid dan seringkali diserta nyeri serta tidak berespon pada gips serial atau
2. Osteotomi femur
30
G. PROGNOSIS
Bila terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar selalu dapat diperbaiki.
Walaupun demikian, keadaan ini tidak dapat sembuh sempurna dan sering kambuh,
sehubungan dengan tipenya, terutama pada bayi yang disertai dengan kelumpuhan otot
Prognosis ditentukan oleh beberapa faktor utama dan penunjang, antara lain:
Peran orang tua sangat penting. Faktor-faktor yang diperlukan adalah faktor kesabaran,
31
BAB III
KESIMPULAN
Derajat kelainan mulai dari ringan, sedang atau berat yang dilihat dari
rigiditasnya atau resistensinya, dan dari penampilannya.
Pengenalan dan penanganan secara dini pada clubfoot sangat penting dimana
“Golden Period” untuk terapi adalah tiga minggu setelah lahir, karena pada umur
kurang dari tiga minggu ligamen-ligamen pada kaki masih lentur sehingga masih
dapat dimanipulasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
33