Anda di halaman 1dari 27

MATERNITAS II

LAPORAN TUTORIAL

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
AILDA DESTIANA
INDAH DWI AULIA
NURHAYATI
RAODATUL JANAH
RIZQIA ULANDARI
ROHATUL IBADIAH
SRI ASTUTI
TEDY BAYU ADI PRATAMA
VITA ULAN
WAHYUNI
WULAN SARITY

STIKES MATARAM
MEI 2020
KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan ini tentang “Abortus
Incomplet”
    Adapun “Abortus Incomplet” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan laporan ini.
    Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu kami mengucapkan
beribu-ribu maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini.
    Akhirnya kami mengharapkan semoga dari laporan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadappembaca, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
jazakumuloh khoiron katsiron

Mataram, 20 Mei 2020

Kelompok 4 Tutorial
                                                               

                          KASUS I
1. Seorang perempuan usia 40 tahun hamil 32 minggu datang ke poli KIA dengan keluhan
perdarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut dan gerakan janin tidak dirasakan oleh
ibu. Hasil pemeriksaan didapatkan denyut jantung janin (-), palpasi ditemukan perut teraba
keras/kencang, tekanan darah 100/60 mmHg, Nadi 78 x/menit, suhu 36,5 OC

LO : Abortus Incomplit

LANGKAH-LANGKAH TUTORIAL:
1. menyusun kata kulit
2. menjawab kata sulit
3. tentukan LO
4. membuat pertanyaan dari LO
5. menjawab pertanyaan dari LO
6. membedakan yang jelas dan belum jelas sesuai dengan referensi
7. menjawab sesuai referensi

LANGKAH:
1. Menentukan kata sulit.
 Pervagina
 Janin
 Nyeri
 perdarahan

2. menjawab kata sulit


1. pervaginum
 Pervaginum adalah melahirkan dengan cara alamiah melalui jalan lahir bayi
dan keluar lewat vagina.
 Persalinan Pervaginam adalah melahirkan dengan cara alamiah melalui jalan
lahir bayi dan keluar lewat vagina dengan bantuan Bidan ataupun tenaga medis
lainnya, berbeda dengan cara melahirkan SC, fimana sc dilakukan dengan cara
membedah bagian perut ibu untuk mengeluarkan bayi.
2. Janin
 Janin merupakan hasil pembuahan dari pertemuan sperma dengan sel telur
 janin adalah perkembangan stelah fase embrio
 Janin adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum
kelahiran.
 Janin adalah mamalia yg berkembang setelah pass embrio
 Janin adalah bayi yang masih ada dlm kandungan
 janin adalah bakal bayi (masih dalam kandungan) atau embrio setelah melebihi
umur dua bulan

3. Nyeri
 Nyeri adalah sensor tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau aktual 
 Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang dapat membatasi kemampuan
seseorang untuk menjalankan rutinitas sehari-hari.
 Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yg umum disebabkan oleh rangsangan yg
kuat atau merusak
 Nyeri terjadinya kontraksi otot rahim,rasa sakit akan timbul di sebabkan oleh
tekanan pada perineum kandung kemih dan husus.dan nyeri rusaknya suatu
jaringan yg menyebabkan nyeri
 Nyeri merupaka perasaan tidak nyaman yg di rasakan seseorang karna kerusaka
jaringan, nyeri juga bisa merupakan alarm bagi tubuh jika terjadi kerusakan di
dalam tubuh, nyeri bisa berupa fisiologis karna melibatkan sensori dan nyeri bisa
merupakan fisiologis karna melibatkan emosional jika terjadi nyeri
 Nyeri terdapat dua tipe yaitu nyeri akut dan kronik, nyeri akut biasanya terjadi
selama periode penyembukan dan kronik biasanya terjadi selama periode
penuembuhan dan lama sekitar 6 bulan

4. Perdarahan
 Perdarahan adalah Keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak, baik di
dalam maupun di luar tubuh.
 Perdarahan adalah kondisi ketika darah keluar dari pembuluh darah dan
menyebabkan penderita kehilangan darah dalam tubuhnya.
 Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya darah
dari jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan
jumlah wajar merupakan hal yang normal terjadi, hal ini disebut lochia
 Perdarahan adalah keluar nya darah dari pembulu darah saat ada kerusakan pd
pembulu darah
 perdarahan merupakan ekstravasasi atau keluarnya darah dari tempatnya semula.
3. Tentukan LO
4. membuat pertanyaan dari LO
 Apa pengertian dari abortus?
 Penyebab abortus
 Komplikasi abortus
 Jenis – jenis abortus
 Tindakan keperawatan pasien abortus
 bagaimana penatalaksanaan medis abortus?
5. Menjawab pertanyaan dari LO
a. Pengertian abortus

 Abortus merupakan keluarnya janin dari rahim sebelum waktunya


 Abortus atau lebih sering disebut keguguran ialah kematian bayi dalam
kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
 Abortus atau Keguguran yang dialami seorang wanita sebelum minggu ke-20
yang dapat menyakitkan secara fisik maupun emosional.
 Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam
kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
 abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau
embrio sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim,
sehingga mengakibatkan kematiannya.
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 28 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan.
 abortus / keguguran terjadi karena perkembangan janin yang tidak normal akibat
kelainan genetik atau masalah di plasenta.

b. Penyebab abortus ?
 kelainan pada ibu atau anak.
 kehamila tidak di kehendaki
 kehamilan yg membahayakan Ibu
 kematian anak di dalam rahim

Penyebab abortus inkomplit


 Terlalu gemuk atau kurang gizi.
 Pola hidup yang buruk.
 Menggunakan narkoba.
 Merokok.
 Mengalami kecelakaan seperti tabrakan maupun terjatuh.
 Mengalami infeksi.
 Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkendali.
 Keracunan makanan
 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.Lingkungan sekitar tempat implantasi
kurang sempurna. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan
tembakau dan alcohol. Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya

c. Komplikasi abortus ?
Komplikasi pada aborus
 Perdarahan
 Infeksi pada daerah kandungan
 kerusakan rahim
 Kerusaka leher rahim
 Kanker payudara karna hormon tidak seimbang
 Kamandulan
 Dan resiko kematian

Seseorang yang abortus dapat mengalami komplikasi perdarahan, perforasi,


infeksi dan bisa mengalami syok. dan faktor ayah. Faktor risiko dari janin
meliputi kelainan perkembangan zigot, kelainan jumlah kromosom, kelainan
struktur kromosom, kelainan plasenta.

Komplikasi akibat keguguran bisa ringan seperti muntah, demam, perdarahan,


sakit perut. Keguguran berisiko menimbulkan infeksi akibat sisa jaringan tubuh
janin yang masih tertinggal di dalam rahim. 

d. Jenis jenis abortus ?


Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

 Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari
20 minggu.
 Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang
tertinggal.
 Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah
mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
 Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan
jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
 Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasilu konsepsi seluruhnya masih
dalam kandungan.
 Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih
e. Tindakan keperawatan pasien abortus ?
Tindakan keperawatan bagi pasien abortus

 Manajemen nyeri setelah proses abortus


 Ajarkan relaksasi nafas dalam
 Distraksi untuk mengalihkan rasa nyeri
 Berikan komunikasi terapeutik
Untuk mempercepat pemulihan pasien.
 Karna mengalami abortus pastinya memerlukan dukungan dari keluarga maupun
petugas medis.
 Kolaborasi dalam pemberian obat.

Tindakan kep :

 Evaluasi tanda – tanda vital


 Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining vaginitis
dan servisistis : observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan
darah, atau bagian – bagian janin
 pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta
kondisi ketuban Jika pemeriksaan, negatif dapat dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi untuk menentukan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran,
dan jika mungkin untuk menenangkan wanita Jika pemeriksaan fisik dan
ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan
nilai normal
 Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal
 Terapi yang diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti
phenobarbital 3 x 30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal
yaitu progesteron, misalnya premaston hingga perdarahan berhenti.

6. membedakan yang jelas dan belum jelas sesuai dengan referensi


pertanyaan yang belum jelas
 Penyebab abortus
 komplikasi abortus
 bagaimana penatalaksaan medis abortus
7. Menjawab sesuai referensi
a. penyebab abortus
 Penyebab abortus atau keguguran pada intinya adalah karena janin tidak
berkembang sempurna di dalam rahim. Hal ini terutama terjadi ketika usia
kehamilan berada di trimester pertama. Pada dasarnya, penyebab abortus
inkomplit sama dengan keguguran lainnya.
 Salah satu penyebab keguguran adalah adanya masalah plasenta. Penyebab
lainnya adalah karena adanya sel telur dan sel sperma yang rusak, atau gangguan
kromosom maupun kelainan genetik pada janin.
 Keguguran juga mungkin dapat terjadi karena adanya faktor eksternal. Kondisi
dari luar ini biasanya memungkinkan janin gugur pada usia trimester kedua.
Faktor-faktor eksternal tersebut misalnya:

 Terlalu gemuk atau kurang gizi


 Pola hidup yang buruk
 Menggunakan narkoba
 Merokok
 Mengalami kecelakaan seperti tabrakan maupun terjatuh
 Mengalami infeksi
 Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkendali
 Keracunan makanan
 Kehamilan di usia lebih dari 35 tahun
 Tekanan darah yang terlalu tinggi

Referensi :
Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Seminar
Kelahiran Tidak Diinginkan (aborsi) Dalam Kesejahteraan Reproduksi Remaja.
Palembang

Keguguran Juga Dapat Disebabkan Oleh:

 Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.


 Penyakit autoimun, misalnya lupus dan sindrom antifosfolipid.
 Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore.
 Gangguan hormon, misalnya penyakit tiroid atau PCOS.
 Kelainan rahim, misalnya serviks yang lemah dan miom.
 Obat-obatan yang dikonsumsi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid,
methotrexate, dan retinoid.
 Kelainan pada rahim, misalnya serviks rahim.

Referensi :
Wahabi, et al. (2018). Progestogen For Treating Threatened Miscarriage (Review).
Cochrane Database of Systematic Reviews. DOI: 0.1002/14651858.CD005943.pub5
Garcia-Enguinados, et al. (2002). Risk Factors in Miscarriage: A Review. European
Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 102 (2002) pp. 111–119.
American Pregnancy Association (2017). Miscarriage
National Health Service (2015). Health A-Z. Miscarriage.
Jacobson, et al. National Institute of Health (2016). MedlinePlus Miscarriage.
Mayo Clinic (2016). Diseases & Conditions. Miscarriage.
Moore, K. Cafasso, J. Healthline (2016). Miscarriage.
Puscheck, EE. Medscape (2017). Early Pregnancy Loss.
Mattingly, et al. Medscape (2016). Evaluation of Fetal Death.
WebMD (2018). Bleeding During Pregnancy
WebMD (2017). Pregnancy and Miscarriage

 Penyebab terjadinya abortus spontan antara lain paritas, usia ibu, penyakit infeksi,
penyakit kronis, kelainan kronis, kelainan endokrin, malnutrisi, anemia, umur
kehamilan, pemakaian obat, dan faktor lingkungan lain: alkohol, tembakau,
kafein, dan radiasi (Mahdiyah, 2013).
 Faktor utama yang menyebabkan abortus adalah perkembangan janin yang tidak
normal akibat kelainan atau masalah genetik, terutama yang terjadi pada trimester
pertama kehamilan. Namun, jika abortus inkomplit terjadi pada trimester kedua
atau di antara minggu ke-13–20 masa kehamilan, penyebabnya biasanya
berhubungan dengan riwayat kesehatan ibu hamil.
Referensi : Stoppler, M. C. eMedicine Health. Miscarriage.

 Penyebab pastinya masih belum diketahui secara jelas. Namun, komplikasi


kehamilan muda ini terkait dengan risiko keguguran. Ada berbagai hal yang
menyebabkan perempuan rentan keguguran. Mulai dari:
 Kelainan kromosom. Sekitar 60-70 persen penyebab keguguran berasal dari
kelainan kromosom pada janin atau embrio.
 Masalah plasenta.
Infeksi virus dan bakteri selama kehamilanMengalami trauma atau
benturan keras di sekitaran perutKehamilan usia tua (di atas 35 tahun)Terpapar
zat kimia berbahaya atau obat-obatan tertentuTerlalu banyak mengonsumsi kafein
Referensi :
Types of Miscarriage - https://www.pregnancybirthbaby.org.au/types-of-
miscarriage diakses pada 5 Maret 2019
12 Types of Miscarriage That You Should Know
- https://parenting.firstcry.com/articles/12-types-of-miscarriage-that-you-should-know/ di
akses pada 5 Maret 2019
b. Komplikasi dari abortus
Komplikasi abortus :
 Komplikasi akibat keguguran bisa ringan seperti muntah, demam, perdarahan,
sakit perut. Keguguran berisiko menimbulkan infeksi akibat sisa jaringan tubuh
janin yang masih tertinggal di dalam rahim. Kondisi ini dinamakan abortus septik,
yang mengakibatkan wanita mengalami anemia atau bahkan syok.
Referensi :
WebMD. Diakses pada 2019. Pregnancy and Miscarriage.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases & Conditions. Miscarriage.

Komplikasi yang mungkin timbul (Budiyanto dkk, 2017) adalah:


 Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,
diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan,
dapat pula timbul lama setelah tindakan.
 Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila setelah
seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat kemungkinan
adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik harus dilakukan
dengan teliti.
 Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal
ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara
masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem vena di
endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya tidak
menyebabkan kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan sudah
dapat memastikan dengan segera.
 Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa
anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat terjadi
akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan yang
terlalu panas atau terlalu dingin.

 Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal


seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-obatan
seperti kina atau logam berat.
 Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan histologik dan toksikolgik sangat
diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
 Infeksi dan sepsis
kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan sudah dapat
memastikan dengan segera.
Referensi :
Budiyanto dkk, 2017

Komplikasi Keguguran
Keguguran berisiko menimbulkan infeksi akibat sisa jaringan tubuh janin yang
masih tertinggal di dalam rahim. Kondisi ini dinamakan abortus septik. Gejala yang perlu
diwaspadai dari abortus septik adalah demam, menggigil, keputihan, dan perut bagian
bawah mengeras.
Selain itu, jaringan plasenta (ari-ari) yang masih tertinggal di dalam rahim juga
berisiko menyebabkan perdarahan, sehingga dapat mengakibatkan anemia atau bahkan
syok.
Referensi :
Wahabi, et al. (2018). Progestogen For Treating Threatened Miscarriage (Review).
Cochrane Database of Systematic Reviews. DOI: 0.1002/14651858.CD005943.pub5
Garcia-Enguinados, et al. (2002). Risk Factors in Miscarriage: A Review. European
Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 102 (2002) pp. 111–119.
American Pregnancy Association (2017). Miscarriage
National Health Service (2015). Health A-Z. Miscarriage.
Jacobson, et al. National Institute of Health (2016). MedlinePlus Miscarriage.

Komplikasi, dalam kedokteran, adalah sebuah perubahan tak diinginkan dari sebuah
penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi memburuk atau
menunjukkan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi, yang menyebar ke
seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ lainnya. Sebuah penyakit baru juga
dapat muncul sebagai sebuah komplikasi dari penyakit yang telah ada sebelumnya.
Pengobatan medis, seperti obat-obatan dan pembedahan dapat menyebabkan efek
samping dan/atau menyebabkan masalah kesehatan baru dari penyakit itu sendiri.
Referensi :
Coventry, Brendon J. Surgery: Complications, Risks and Consequences. Book series,
seven volumes. Springer (2014).
Mulholland, Michael W. & Doherty, Gerard M. Complications in Surgery. Lippincott
Williams and Wilkins (2006).
Gawande, Atul. Complications: A Surgeon's Notes on an Imperfect Science. Macmillan
(2002).
Komplikasi lain adalah adanya jaringan sisa setelah abortus spontan atau setelah kuretase.
Hal ini dapat menyebabkan perdarahan terus menerus ataupun perlunya dilakukan
tindakan kuretase ulang.
Referensi :
18. Hooker AB, Lemmers M, Thurkow AL, Heymans MW, Opmeer BC, Brölmann
HAM, Mol BW, Huirne JAF. Systematic review and meta-analysis of intrauterine
adhesions after miscarriage: prevalence, risk factors and long-term reproductive outcome,
Human Reproduction Update, 2014. 20(2): 262–278,
https://doi.org/10.1093/humupd/dmt045

c. bagaimana penatalaksaan medis abortus


Penatalaksanaan abortus dapat dibedakan menjadi expectant management atau explore
management. Expectant management dilakukan dengan membiarkan hasil konsepsi
meluruh sendiri, sedangkan explore management dilakukan dengan tindakan invasif
terutama jika ada tanda infeksi dan perdarahan masif.
Referensi :
A. Y. Weintraub and E. Sheiner, In Bleeding During Pregnancy: A Comprehensive Guide,
2011, 25-44. DOI 10.1007/978-1-4419-9810-1
T. Tulandi, H. M. Al-fozan, D. Levine, R. L. Barbieri and K. Eckler. Spontaneous
Abortion: Risk Factors, Etiology, Clinical Manifestations, and Diagnostic Evaluation.
2018.
E. E. Puscheck. Early Pregnancy Loss. 2018.
J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal
Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester Miscarriages.
2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041

Penatalaksanaan abortus imminens menurut varney 2001 adalah :


 Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram :

a. Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangirangsangan


mekanis, terutama bagi yang pernah abortus sampai perdarahan benar – benar
berhenti
b. Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau
memasukkan sesuatu ke dalam vagina)
c. Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme
 Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit :

a. Evaluasi tanda – tanda vital


b. Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining vaginitis dan
servisistis : observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah,
atau bagian – bagian janin
c. Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta
kondisi ketuban

 Jika pemeriksaan, negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi


untukmenentukkan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin
untuk menenangkan wanita
 Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala
bahaya dan pertahankan nilai normal
 Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal Terapi yang
diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti phenobarbital 3 x
30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal

Penatalaksanaan abortus
Konfirmasi diagnosis penting dilakukan sebelum melakukan penatalaksanaan
abortus karena penatalaksanaan tanpa indikasi dapat menyebabkan gangguan dan
komplikasi kehamilan serta timbul defek pada janin.
Stabilisasi
Pada tahap ini, dilakukan penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh
mencakup tanda vital dan memeriksa tanda-tanda syok seperti akral dingin, pucat,
takikardi, dan tekanan sistolik <90 mmHg). Resusitasi cairan dilakukan jika terjadi
hipotensi dan syok.
Referensi :
2. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Clinical Management
Guideline for Obstetrician and Gynecologist : Early Pregnancy Loss. Practice Bulletin,
2017. 150:1-10
4. A. Y. Weintraub and E. Sheiner, In Bleeding During Pregnancy: A Comprehensive
Guide, 2011, 25-44. DOI 10.1007/978-1-4419-9810-1
7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal
Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester Miscarriages.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MATARAM
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS

Nama Perawat :
Tempat Klinik : Poli KIA
Tanggal Pengkajian :

I. Identitas diri klien


Nama :Ny. X Suku :……………………………..
Umur :40 tahun Pendidikan :..............................................
Jemis kelamin :Perempuan Pekerjaan :..............................................
Alamat :............................................ Lama bekerja :..............................................
………………………………………………......
Tanggal masuk RS :............................................
Status perkawinan :............................................ Tanggal pengkajian:…………………….........
Agama :………………………........ Sumber Informasi:Pasien dan keluarga pasien

II. Riwayat penyakit


1. Keluhan utama saat masuk RS:
Pasien mengatakan perdarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut

2. Riwayat penyakit sekarang:


Seorang perempuan hamil 32 minggu datang ke poli KIA dengan keluhan perdarahan pervaginam
merah kehitaman, nyeri perut dan gerakan janin tidak dirasakan

3. Riwayat penyakit Dahulu:


-

4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
1. Abortus Incomplit
2. Pemeriksaan fisik
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
Tidak merokok, Tidak minum Alkohol, Tidak ada Alergi makanan, Tidak ada Alergi obat-obatan

2. Pola nutrisi/metabolic
-

3. Pola eliminasi
-

4. Pola aktifitas dan latihan:

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
Oksigenasi…..…………………………………………………………………………..……......

5. Pola tidur dan istirahat


-
6. Pola kognitif - persepsual
-

7. Pola persepsi diri


-

8. Pola seksualitas dan reproduksi


-
9. Pola peran hubungan
-
10. Pola managemen koping-stess
-

11. Sistem nilai dan keyakinan


-
12. TTV
Nadi : 78x/menit
RR :
TD : 100/60 mmhg
Suhu : 36,5 derajat celcius

ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Perdarahan nekrosis Defisit volume cairan
1. Pasien mengatakan
perdarahan pervaginam
merah kehitaman Meningkatkan Kadar
Gula Darah

DO : Nadi: 78x/ menit


TD: 100/60 mmhg Hasil konsepsi terlepas
Suhu: 36,5 derajat dari uterus
celciuc
RR: -
Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Hasil konsepsi keluar


tidak sempurna

Perdarahan

Defisit volume cairan


ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


Gangguan rasa nyaman
2. DS : Perdarhan nekrosis nyeri
Pasien mengatakan nyeri
perut

Hasil konsepsi terlepas


DO : dari uterus
Palpasi di temukan perut
terba keras / kencang

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Hasil konsepsi keluar


tidak sempurna

Nyeri

Gangguan rasa
nyaman nyeri
ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH

3. DS : Perdarahan nekrosis Ansietas

Pasien mengatakan
gerakan janin tidak terasa
Hasil konsepsi terlepas
DO : dari uterus
Denyut jantung janin (-)

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Merasa kehilangan

Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS :


1. Defisit kekurangan cairan
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
3. Ansietas
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

1. Devisit Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi status Pengeluaran


kekurangan tindakan keperawatan hemodinamika cairan
cairan selama 2x selama 24 pervaginal
berhubungan jam volume cairan sebagai akibat
dengan
terpenuhi dengan abortus
pendarahan
kriteria hasil memiliki
1. Tidak terjadi karakteristik
devisit volume bervariasi
cairan
2. Seimbang 2. Ukur pengeluaran Jumlah cairan
antara intake harian di tentukan
dan output dari jumlah
baik jumlah kebutuhan
maupu harian
kualitas ditambah
dengan jumlah
cairan yang
hilang
pervaginal

3. Berikan sejumlah Tranfusi


cairan pengganti mungkin
harian diperlukan
pada kondisi
perdarahan
massif

4. Evaluasi status Penilaian dapat


hemodinamika dilakukan
secara harian
melalui
pemeriksaan
fisik

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi nyeri Pengukuran nilai


rasa tindakan keperawatan yang dialami ambang nyeri
nyaman selama 2x selama 24 jam klien dapat dilakukan
nyeri diharapkan : dengan skala
1. Klien dapat maupun dsekripsi
beradaptasi
dengan nyeri 2. Terangkan nyeri Meningkatkan
yang dialami yang di derita koping klien
2. Pasien tidak klien dan dalam melakukan
mengeluh penyebabnya guidance
nyeri mengatasi nyeri

3. Kolaborasi Mengurangi
pemberian onset terjadinya
analgesik nyeri dapat
dilakukan dengan
pemberian
analgetika oral
maupun sistemik
dalam spectum
luas atau spesifik

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


3. Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji derajat Kecemasan
berhubunga tindakan kecemasan yang yang tinggi
n dengan keperawatan dialami klien dapat
ancaman selama 2x selama menyebabkan
kematian ibu 24 jam penurunan
dan janin diharapkan : penilaian
1. Klien tidak objektif klien
mengalami tentang
kecemasan penyakit
2. Klien
mendiskusi 2. Bantu klien Pelibatan klien
kan mengidentifikasi secara aktif
ketakutan penyebab kecemasan dalam tindakan
mengenai keperawatan
diri janin merupakan
dan masa support yang
depan mungkin
kehamilan, berguna bagi
juga klien dan
mengenai meningkatkan
ketakutan kesadaran diri
yang sehat klien
dan tidak
sehat 3. Terangkan hal hal Konseling bagi
3. Klien seputar aborsi yang klien sangat
tampak perlu diketahui oleh diperlukan
tenang klien dan keluarga bagi klien
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
membangun
support sistem
keluarga un
tuk
mengurangi
kecemasan
klien dan
keluarga

4. Kaji tingkat Ketidaktahuan


pengetahuan / dapat menjadi
persepsi klien dan dasar
keluarga terhadap peningkatan
penyakit rasa cemas
PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana
1. Mengkaji status
1. hemodinamika S :klien mengatakan
2. Mengukur sudah tidak ada lagi
pengeluaran darah yang keluar dari
harian vagina
3. Memberikan
sejumlah cairan O :tekanan darah
pengganti harian normal
4. Mengevaluasi
status A :Masalah teratasi
hemodinamika
P :Intervensi dihentikan

PELAKSANAAN
No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf
DX Pelaksana

2. 1. Mengkaji S : klien mengatakan


kondisi nyeri tidak merasakan nyeri
yang dialami
klien O :tidak ada nyeri
2. Menerangkan
nyeri yang A :Masalah teratasi
diderita klien dan
penyebabnya P :Intervensi dihentikan
3. Kolaborasi
pemberian
analgesik

PELAKSANAAN

No. Tgl Jam Tindakan Evaluasi Nama/Paraf


DX Pelaksana
3. 1. Mengkaji derajat S : klien mengatakan
kecemasan yang sudah tidak cemas lagi
dialami klien
2. Membantu klien O :tidak merasa cemas
mengidentifikasi
penyebab A :Masalah teratasi
kecemasan
3. Menerangakan hal P :Intervensi dihentikan
– hal seputar
aborsi yang perlu
di ketahui oleh
klien dan keluarga
4. Mengkaji tingkat
pengetahuan/pers
epsi klien dan
keluarga terhada
penyakit

EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Devisit volume cairan S : klien mengatakan tidak ada lagi darah


yang kluar dari vagina

O :tekanan darah normal

A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan

EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

2. Ganguan rasa nyaman nyeri S : klien mengatakan tidak merasakan nyeri

O :tidak terasa nyeri

A :Masalah teratasi

P :Intervensi dihentikan

EVALUASI

NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

3. Ansietas S : klien mengatakan sudah tidak cemas lagi

O :rasa cemas hilang

A :Masalah teratasi

P :Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA ASUHAN KEPERAWATAN

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia


Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Carpenito, lynda.2001. buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai