Anda di halaman 1dari 3

Tugas Ringkasan Manajemen Biaya

Nama : William Chandra


Kelas : Manajemen B
Stambuk: 1911047

BAB VII Alokasi Biaya:Departemen, Produk Gabungan, dan Produk


Sampingan

A. Peran Strategis Alokasi Biaya


Peran strategis alokasi biaya memiliki empat tujuan:
1. Menentukan biaya departemen yang akurat dan biaya produk (accurate
departemental and product costs) sebagai dasar untuk melakukan evaluasi
efisiensi biaya departemen dan profitabilitas dari berbagai produk untuk
pelaporan keuangan, serta kepatuhan pajak.
2. Memotivasi manajer untuk mengerahkan segala upaya tingkat tinggi
dalam mencapai tujuan akhir manajemen puncak.
3. Menyediakan insentif yang tepat bagi manajer untuk mengambil
keputusan yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.
4. Secara wajar menentukan imbal jasa yang diperoleh manajer atas upaya
dan keahliannya serta efektifitas pengambilan keputusan mereka.

B. Isu Etika dalam Alokasi Biaya


Sejumlah isu etika merupakan hal yang penting dalam alokasi biaya. Pertama,
isu etika muncul ketika biaya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan
baik untuk pasar yang penuh kompetisi maupun badan publik atau departemen
pemerintah. Isu etika kedua dalam mengimplementasikan metode alokasi biaya
adalah isu ekuitas atau kewajaran yang muncul ketika unit pemerintahan
mengganti biaya institusi swasta atau ketika unit pemerintahan memberikan
pelayanan kepada publik dengan uang bayaran. Isu etika penting yang ketiga
adalah pengeruh dari metode alokasi yang dipilih terhadap biaya produk yang
dijual kea tau dibeli dari anak perusahaan di luar negeri.

C. Alokasi Biaya Ke Departemen Jasa dan Departemen Produksi


Dalam alokasi biaya ke departemen jasa dan departemen produksi mempunyai
beberapa tahap, berikut ini adalah tahapannya;
Tahapan pertama : menelusuri biaya langsung dan mengalokasikan biaya tidak
langsung ke departemen
Tahapan kedua : mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen
produksi
Akuntan menggunakan tiga metode umum untuk mengalokasikan biaya dengan
dua tahap: (1) metode langsung, (2) metode bertahap, dan (3) metode timbal-
balik. Metode langsung adalah metode yang paling sederhana dari ketiga
metode alokasi biaya per departemen karena mengabaikan arus timbal-balik.
Metode bertahap adalah metode yang menggunakan serangkaian tahap dalam
mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi. Metode timbal
balik merupakan metode yang paling dipilih dari ketiga metode yang ada
karena, tidak seperti metode lainnya, metode tersebut memperhitungkan seluruh
arus timbal-balik antardepartemen jasa.

Isu-isu implementasi
Isu implementasi yang utama adalah pilihan metode alokasi yang paling akurat.
Tiga isu tambahan yang dipertimbangkan ketika mengimplementasikan
pendekatan alokasi departemen adalah (1) pengaruh disinsentif yang muncul
ketika dasar alokasi ditetapkan tidak berkaitan dengan penggunaan, (2)
pengaruh disinsentif yang muncul ketika dasar alokasi ditetapkan berdasarkan
penggunaan aktual, dan (3) pengaruh disinsentif yang muncul ketika alokasi
biaya melebihi harga beli di luar.

D. Alokasi Biaya pada Industry Jasa


Alokasi biaya dimulai dengan mengidentifikasi departemen mana yang
langsung mendukung kedua jenis pinjaman, yaitu departemen operasi dan
departemen pemasaran. Departemen lainnya mendukung departemen operasi
dan departemen pemasaran. Dua departemen pendukung yang penting adalah
departemen jasa administrasi dan departemen akuntansi. Pada tahap ketiga atau
tahap terakhir, biaya dan departemen operasi dan departemen pemasaran
dialokasikan ke dua jenis pinjaman, yaitu pinjaman komersial dan pinjaman
perumahan.
E. Perhitungan Biaya Produk Gabungan
Produk gabungan merupakan produk-produk dari proses produksi yang sama
yang memiliki nilai jual yang relatif besar. Produk-produk yang nilai total
penjualannya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai jual produk gabungan
diklasifikasikan sebagai produk sampingan. Titik dalam proses produksi
gabungan di mana setiap produk dapat diidentifikasi untuk pertama kalinya
disebut juga titik pisah. Biaya tambahan yang terjadi setelah titik pisah yang
dapat diidentifikasi langsung ke setiap produk disebut juga biaya pemrosesan
tambahan atau biaya yang dapat dipisahkan.

Metode untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan


Metode yang digunakan adalah metode ukuran fisik, metode niali jual pada titik
pisah, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Metode ukuran fisik merupakan metode cukup ilmiah, menggunakan ukuran
fisik seperti pon, gallon, yard atau volume unit yang diproduksi pada titik pisah
untuk mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan. Keunggulan dan
kelemahannya adalah, keunggulan dari metode fisik adalah metode ini mudah
digunakan dan kriteria untuk alokasi biaya gabungan bersifat objektif. Namun,
metode ini mengabaikan kapabilitas untuk menghasilkan pendapatan dari setiap
produk yang dapat bervariasi di antara produk-produk gabungan dan tidak
memiliki hubungan sama sekali dengan ukuran fisik apa pun.
Metode nilai jual pada titik pisah, mengalokasikan biaya gabungan ke produk
gabungan berdasarkan nilai jual realtifnya pada titik pisah. Keunggulan dan
kelemahan dari metode ini adalah keunggulannya bahwa metode tersebut
mudah dihitung dan dialokasikan menurut pendapatan dari setiap produk,
kelemahannya yaitu metode ini harga pasar untuk beberapa industry berubah
secara konstan.
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu, estimasi nilai jual produk
pada titik pisah yang ditentukan dengan cara mengurangkan biaya pemrosesan
tambahan dengan biaya penjualan sesudah titik pisah dari estimasi nilai jual
akhir produk. Keunggulan dan kelemahan dari metode ini adalah lebih unggul
jika dibandingkan dengan metode ukuran fisik karena seperti metode nilai jual
pada titik pisah, metode ini memperlihatkan alokasi yang menghasilkan tingkat
profitabilitas yang dapat diprediksi dan dibandingkan antarproduk.

Anda mungkin juga menyukai