Cerpen
Cerpen
Akhirnya aku bangkit dari posisi jongkok dan menyaksikan keadaan disekitarku. Kuajak
tubuhku beraktivitas kecil dengan berolahraga ringan. Di tengah keasyikan itu, aku
mendengar samar-samar ada yang berbicara. Aku mengajak kakiku untuk mendekati sumber
suara. Aku intip dari pintu belakang, ternyata ayah angkatku dan seorang temannya.
Teman ayahku heran kenapa ayahku tidak merasa bosan untuk berdagang bolak-balik ke
pasar tiap hari. Seketika suasana hening. Ayahku menghela napas, kemudian ia menjawab
dengan suara tenang. “Kamu tahu matahari bukan? Bukankah matahari terus bersinar disiang
hari? Kalau matahari berhenti sejenak dari tugasnya apa yang bakal terjadi? Bagaimana
jadinya jika matahari ikut bosan dan meninggalkan tugasnya? Begitulah bagaimana pula saya
akan bosan bolak-balik ke pasar. Jika saya bosan dan berhenti bekerja, tentunya anak istri
saya tak akan makan. Bukankah begitu?”