Anda di halaman 1dari 82

UNIVERSITAS

 AIRLANGGA  

Garis  besar  kuliah  topik  kapsul  


•  Definisi  
•  Sejarah  perkembangan  kapsul    
•  Kelebihan  dan  kekurangan  sediaan  kapsul  
•  Kapsul  cangkang  keras    
•  Kapsul  cangkang  lunak    

1  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Definisi
•  Farmakope Indonesia IV (1994)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
 
•  USP  32  NF  27  (2009)  
Capsules are solid dosage forms in which the drug is
enclosed within either a hard or soft soluble
container or “shell.” The shells are usually formed
from gelatin; however, they also may be made from
starch or other suitable substances.
 

2  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Sejarah  perkembangan  kapsul  


Capsulae (Latin) à kotak kecil / kontainer à capsule (Inggris)

•  1834 : paten oleh Mothes & DuBlanc untuk mesin dan


kapsul gelatin à one-piece soft capsule tanpa plasticizer

•  1846 : paten oleh J.C. Lehuby (Perancis) à “medicinal


covering” : kapsul cangkang keras dengan dua bagian
(badan dan kepala kapsul) berbahan pati dan tapioka.
Lehuby juga mendapatkan paten kapsul berbahan gelatin
dari karagenan (non hewani).

•  1848 : paten oleh James Murdock (Inggris) à penemu


kapsul cangkang keras moderen ( two pieces) berbahan
gelatin dari hewan.   3  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Keuntungan  
•  Bentuk dan warna yang elegan dan bervariasi
•  Pemakaian dan penyimpanan yang mudah
•  Dapat menutupi rasa dan bau
•  Formulasi yang lebih fleksibel bila dibandingkan
dengan tablet :
1. isi kapsul dapat bervariasi (serbuk,
granul, tablet, cairan, semisolid, kapsul
yang berukuran lebih kecil daripada
cangkang terluarnya)
2. dapat digunakan untuk penghantaran
obat rute lain misal inhalasi, rektal,
vaginal
•  Availabilitas yang lebih cepat : disolusi cangkang
kapsul berbahan gelatin maupun HPMC à pada
pH asam (lambung) pada t > 30 °C à disolusi
lebih cepat1)
4  
1)  Chiwele,  Jones,  Podczeck.  2000.  Chem.Pharm.Bull.48(7):  951-­‐956    
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

1)  Chiwele,  Jones,  Podczeck.  2000.  Chem.Pharm.Bull.48(7):  951-­‐956    


5  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Variasi isi dalam Kapsul

Conisnap  brochure.pdf  
6  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Kerugian  
•  Output rates untuk proses produksi (jumlah kapsul/jam) lebih
rendah bila dibandingkan dengan mesin cetak tablet
•  Harga cangkang kapsul yang lebih mahal
•  Tidak dapat digunakan untuk garam-garam yang sangat larut
(garam iodida, bromida dan klorida) à pelepasan yang cepat dan
terkonsentrasi pada lokasi tertentu (lambung) à iritasi
•  Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang higroskopis/
deliquescent -> cangkah rapuh
•  Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang eflorescent ->
cangkang melunak
•  Dapat tersangkut di esophagus

7  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

KAPSUL CANGKANG KERAS (HARD CAPSULE)


8  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Kapsul Cangkang Keras


•  Bentuk,   ukuran   dan   volume   cangkang  
kapsul  
•  Bahan  penyusun  
•  Proses  pembuatan  
•  Evaluasi  cangkang  kapsul  
•  Metode   pengisian   serbuk   atau   granul   ke  
dalam  cangkang  kapsul  

9  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Bentuk dan Ukuran

10  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Bentuk dan Ukuran

11  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Ukuran dan Volume Cangkang Kapsul


Size Volume (mL) Fill weight (g) at powder density
of 0.8 g / cm3
000 1.37 1.096
00 0.95 0.760
0 0.68 0.544
1 0.50 0.400
2 0.37 0.296
3 0.30 0.240
4 0.21 0.168
5 0.13 0.104

Fill  weight  =    body  volume  x  tapped  density    


12  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Ukuran cangkang kapsul untuk obat hewan

13  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Bahan  Penyusun  Cangkang  Kapsul  


No. Bahan Fungsi Contoh
1. Gelatin . bahan utama
2. Plasticizers . mengurangi kekakuan . gliserin, sorbitol,
gelatin menjadi lebih lentur prop. glikol,
sukrosa, akasia, PEG
4000

. Memudahkan larutan . Sod. Lauril Sulfat


3. Process aids
gelatin menyesuaikan diri
dengan bentuk

Colorants, . Estetika
4.
•  Identifikasi produk
opacifier
•  Proteksi u/ senyawa
fotolabil

14  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

No. Bahan Fungsi Contoh


5 Performance aids Meningkatkan Flavor
akseptabilitas

6 Preservatives Mengontrol kandungan •  Sod. Sulphite, sod.


mikroorganisme Metabisulphite
•  Methyl paraben – Propyl
paraben (4 : 1)
•  As. benzoat , as. Sorbat

7 Gelatin substitutes Issue religius, •  Methylcellulose


konsumen vegetarian
•  HPMC

•  Pullulan (polisakarida)

•  starch

8 Gelatin extenders . Mengurangi jumlah •  Waxy maize (corn) starch


gelatin •  Hydroxy alkyl starch
. Memperbaiki kualitas
gelatin yang jelek
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

No. Bahan Fungsi Contoh


9 Protective coating . Melindungi produk Resin + larutan formalin
terhadap R.H . Kopolimer as. Metakrilat
dan metil metakrilat
. Memodifikasi laju
pelarutan kapsul

10 Enteric coating •  Melindungi b.o yang Cellaphate, PVAP ,


tidak stabil thd pH polimer As. Metakrilat ,
lambung Hypromellose Phtalate
•  Mencegah b.o
mengalami
metabolisme di
lambung
•  Mengantarkan b.o
dng “site of action/
absorption” di usus
halus
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

No. Bahan Fungsi Contoh


11 Sterilizing agent Mensterilkan kapsul •  Campuran 10 %
ethylen oxide dan 90
% haloge-nated
hydrocarbon
. Gamma radiasi

No.  4-­‐5,  8-­‐10  :  opWonal,  bergantung  pada  kebutuhan  desain  kapsul  


UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pembuatan  Cangkang  Kapsul  Keras  

1.  Once raw materials have been received and released by QC,
the gelatin and hot demineralized water are mixed under
vacuum in stainless steel. Concentration of gelatin : 25-30%,
18  
viscosity 30-60 mps at 60 °C
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

2. After aging in stainless steel tanks,


the gelatin solution is transferred to
stainless steel feed tanks

3. Dyes, opacifants and any needed water


are added to the gelatin in the feed tanks
to complete the gelatin preparation
procedure. The feed tanks are then used
to gravity-feed gelatin into the R&J’s
Capsule Machine
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Dipping  

4. From the feed tank, the gelatin is gravity fed to


R&J’s specially engineered Dipper section.
Here, the capsules are moulded onto stainless
steel Pin Bar which are dipped into the gelatin
solution.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

RotaWng  

5. Once dipped, the Pin Bar rise to


the upper deck, allowing the cap
and body to set on the Pins
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Drying  

6. The Pin Bar pass through the upper and lower kilns of R&J’s
Engineering Capsule Drying System. Here, gently moving air which is
precisely controlled for volume, temperature, and humidity, removes
the exact amount of moisture from the capsule halves.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Stripping  

7. Once drying is complete, the Pin Bar enter the


table section which positions the capsule halves for
stripping from the pins in the automatics section.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Stripping  

8. In the automatic section, capsule halves are individually stripped


from the Pins.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Trimming  

9. The cap and body lengths are precisely trimmed to a ± 0.15


mm tolerance.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Joining

10. The capsule bodies and caps are joined automatically in


the joiner blocks.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

11. Finished capsules are pushed onto


a conveyor belt which carries them
out to a container.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

12. Capsule quality is monitored throughout the production process


including size, moisture content, single wall thickness, and colour.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

13. Capsules are sorted 14. Perfect capsules are imprinted


and visually inspected on with the client’s logo on high-speed
specially designed R&J Capsule Printing Machine. Capsules
Inspection Station . are now ready to be sterilized and
packaged.
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Evaluasi cangkang kapsul keras


1. Ukuran
- panjang badan dan tutup
- diameter badan dan tutup
- panjang setelah digabung

2. Kelarutan
The American Federal Standard
Kapsul tidak larut dalam air pada suhu 25 °C selama 15
menit tetapi hancur, larut atau terdisintegrasi
sempurna dalam larutan HCl 0.5% suhu 36-38 °C dalam
15 menit.

30  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Evaluasi cangkang kapsul keras


3.  Moisture  content  
 
 
 
 
 

KAPSUL GELATIN CANGKANG KERAS 31  


UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

M. C.* Pengaruh terhadap cangkang kapsul gelatin


keras
13.0 – 16.0 % . Kondisi optimum
< 10 % . Kapsul rapuh, mudah pecah
> 18 % . Kapsul melunak, berubah ukuran

* Pengeringan pada suhu 105ºC, kapsul gelatin

Catatan:
§  Setiap perubahan M.C 1 % dalam rentang 13.0% – 16.0 % menyebabkan
perubahan dimensi ± 0.5 %
§  Untuk pengisian dengan mesin berkecepatan tinggi, kondisi terbaik adalah
pada RH: 30% – 50 %
§  Penyimpanan cangkang kapsul keras berbahan gelatin : 25-30 °C, RH
40-60% 32  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

•  Cangkang kapsul berbahan HPMC : MC 5-6% pada RH 50% .


•  Perubahan  MC  yang  signifikan  Wdak  mempengaruhi  kondisi  cangkang  kapsul  
keras  berbahan  HPMC.  
33  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Evaluasi  cangkang  kapsul  keras  


4. Brittleness
Kapsul tidak boleh hancur bila diberi tekanan pada bagian
tengah kapsul yang diletakkan pada suatu permukaan
keras yang halus à 50 g dijatuhkan dari ketinggian 10 cm.

34  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

5. Bau
Kapsul tidak boleh memberi bau yang aneh setelah
disimpan dalam botol tertutup selama 24 jam pada suhu
30º - 40ºC.

35  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Cacat kapsul
No. Kategori Keterangan
1. Critical defects . cacat yang dapat menimbulkan masalah
(Major A) pada proses pengisian
. Contoh :
tidak tersambung dengan baik, pecah,
berlubang, penyok, bentuknya berubah
. AQL : 0,015 %

2. Major defects . Cacat yang dapat menimbulkan masalah


(Major B) pada mesin pengisi
. Contoh :
tutup rangkap, tepi rusak, dinding tipis, tidak
bisa bergabung
. AQL : 0,065 %
AQL : Acceptable Quality Level 36  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Cacat kapsul
3. Minor defects . Cacat yang bersifat penampilan, tetapi
(Minor A) berpengaruh pada pasien
. Contoh:
gelembung, tergores, lengket, bernoda
. AQL : 0,4 %

4. Printing defects . Cacat pada logo/label yang tercetak


. Contoh:
printing tidak nampak/kurang bagus

37  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengisian pada kapsul cangkang keras

Menggunakan tray, manual, 24-300 kapsul 38  


UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengisian pada kapsul cangkang keras

Semi  automaWc  capsule  filling  machine   http://www.dottbonapace.com/BONAPACE-INCAP.html


AutomaWc  capsule  filling  machine,    3000  caps/hour  
Laboratory  scale  
39  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Proses pengisian pada kapsul cangkang keras

3) separation
1) supply

5) joining
vacuum  

4) filling

2) rectification
6) discharge
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Metode pengisian serbuk/granul


ke dalam kapsul
•  Dependent
. Auger
. Vibration
•  Independent
. Dosing tube (dosator) -> paling banyak
digunakan
. Dosing disc

41  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Auger  filling  system  

•  P e n g i s i a n k a p s u l s e c a r a
volumetrik

•  Berdasarkan pada kecepatan alir


serbuk/granul dan kecepatan
putaran tray (turntable)

Schematic diagram of auger filling system


(Model No. 8):
(A) powder hopper; (B) stirrer arm; (C) auger;
(D) body ring holder; (E) turntable; and
(F) capsule carrying rings.
42  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Dosator / dosing tube filling system

43  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Dosator / dosing tube filling system


1.  Di   dalam   dosing   tube/dosator   terdapat   piston   yang   dapat  
diatur  keWnggiannya  
2.  Posisi   piston   diatur   pada   keWnggian   tertentu   sesuai   dengan  
volume  yang  akan  diisikan  
3.  Powder   bed   diatur   pada   level   yang   tetap   dengan   bantuan  
agitator  dan  scrapper  
4.  Dosator  masuk  ke  dalam  powder  bed  dan  serbuk  atau  granul  
kemudian  dikompresi  oleh  piston  untuk  membentuk  plug  
5.  Plug   kemudian   dibawa   oleh   dosator   dan   diejeksikan   ke  
dalam  badan  kapsul.  

44  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Dosing disc filling system

45  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Dosing disc filling system

DosaWng   disc   terdiri   dari   beberapa   lubang.   Serbuk/granul   mengalir   ke   dalam   lubang  
pertama   dan   dikompresi   dengan   Tamping   Pin/Piston   1   membentuk   plug   à   Lubang  
berisi   plug   pertama   berpindah   ke   posisi   Tamping   Pin/Piston   2,   serbuk/granul   dari  
Powder   bed   kemudian   mengalir   ke   dalam   dosaWng   disc   sedemikian   rupa   dan  
dikompresi.   Proses   yang   sama   berlanjut   hingga   Tamping   Pin/Piston   terakhir   dan   plug  
yang   terbentuk   kemudian   diejeksikan   ke   dalam   badan   kapsul.   KeWnggian   kompresi   di  
seWap  lubang  berbeda-­‐beda  dan  dapat  diatur.  
46  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Automatic hard capsule filling machine

47  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Automatic hard capsule filling machine

48  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Formulasi (serbuk, granul)


•  Persyaratan umum :
1.  Mengalir (Carr’s index 18 - 30%)
2.  Kompaktibel (< kompaktibilitas untuk tablet)
3.  Mudah diejeksikan

49  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Formula
1.  Bahan obat
2.  Pengisi
3.  Disintegran
4.  Glidan
5.  Lubrikan
6.  Surfaktan
7.  Polimer hidrofilik

50  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Bahan Obat
. Dosis
kecil à homogenitas
> 600 mg à granulasi
. BCS
. Disolusi
. Ukuran partikel : 10 µ – 60 µ à elektrostatik
. Kompatibel dengan gelatin
bahan obat dengan gugus aldehid à cross linking
bahan obat yang peka thd air à MC cangkang 13% - 16%
bahan obat yang higroskopis à cangkang rapuh
bahan obat yang eflorescent à cangkang melunak
51  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengisi
Fungsi : meningkatkan massa bulk

Bahan : - amylum
- laktosa
- eksipien cetak langsung :
. Starch 1500
. Fast flo
. Pharmatose DCL 15
. Emcompress
. Avicel
. Emcocel
52  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Disintegran  
Fungsi : memudahkan disintegrasi dan deagregasi partikel-
partikel bahan obat sehingga dapat mempercepat
disolusi.

Bahan : superdisintegran
. AcDiSol
. Primojel
. Explotab
. Polyplasdone XL

53  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Glidan
Fungsi : memudahkan aliran serbuk

Bahan : . Colloidal silica


. Corn starch
. Talc
. Mg stearat

54  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Lubrikan  
Fungsi : - memudahkan ejeksi plug
- mengurangi terbentuknya film pada piston
- mengurangi adesi serbuk pada permukaan
logam
- mengurangi friksi antara permukaan yang
kontak dengan serbuk

Bahan : . Mg stearat -> paling umum digunakan


. Ca stearat
. Asam stearat
. PEG
55  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Surfaktan
Fungsi : - meningkatkan sifat pembasahan masa serbuk
- meningkatkan disolusi bahan obat
Bahan : . Sod lauryl sulfat
. Sod docusate

Polimer hidrofilik
Fungsi : meningkatkan sifat pembasahan bahan obat yang sukar larut
Bahan : . MC
. HEC
Prosesnya disebut hydrophilization :
bahan obat ditambah larutan polimer dalam high speed mixer,
kemudian campuran dikeringkan dan diayak
56  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengujian  mutu  kapsul  


F.I. IV
1. Keseragaman Sediaan
1.1. Keragaman Bobot
Bahan obat ≥ 50 mg atau > 50 % bobot sediaan
1.2. Keseragaman Kandungan
Bahan obat < 50 mg

2. Waktu hancur
= tablet tidak bersalut (tanpa cakram)

3. Uji disolusi

57  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengisian  cairan  ke  dalam  kapsul  cangkang  keras  


Sering digunakan untuk bahan obat yang sukar diformulasi dalam
bentuk padat, misal:
- berupa minyak
- berupa lilin (waxy)

Keuntungan :
. memperbaiki bioavailabilitas bahan obat
. meningkatkan stabilitas bahan obat
. memberikan efek sustained release
. memudahkan proses untuk bahan obat dengan titik lebur
rendah.
. memperbaiki keseragaman kandungan bahan obat dengan
dosis kecil

58  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Volume pengisian cairan ke dalam kapsul


Size Approx. volume Approx. available volume
ml ml
000 0.92 0.83

00 0.85 0.77

0 0.67 0.55

1 0.45 0.41

2 0.34 0.31

59  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Pengisian bahan cair/semisolid ke dalam kapsul


cangkang keras
Parameter Rekomendasi
Temperatur bahan pengisi Max. 70oC
Viskositas pada temperatur 0.1 – 1 Pa S
pengisian
Visco properties Clean break from dosing nozzle
Absence of stringing
Ukuran partikel bahan suspensi < 50 mM

PenWng  diperhaWkan  !!!  


inkompaWbilitas  eksipien  dengan  cangkang  kapsul  keras  
i.e  :  ethanol,  glycerin,  propylene  glycol,  span  80  (semua  pada  kons.  
             100%  pemakaian)  

60  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Sealing kapsul cangkang keras (untuk pengisian dengan


bahan cair/semisolid)

61  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

KAPSUL GELATIN LUNAK


(SOFT CAPSULE)

62  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Penggunaan

•  Sediaan oral untuk manusia, hewan


•  Untuk penggunaan rectal & vaginal
•  Sediaan topikal, ophthalmic & otic
•  Sediaan antasida, vitamin

63  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Keuntungan
•  Memperbaiki bioavailabilitas bahan obat (BCS kelas II)
•  Meningkatkan stabilitas bahan obat thd oksidasi, fotodegradasi dan
hidrolisis dalam sistem lipofilik
•  Meningkatkan kepatuhan pasien karena bentuk dan warna yang
menarik
•  Meningkatkan keseragaman kandungan bahan obat dosis kecil
•  Meningkatkan keamanan pada bahan obat yg poten / sitotoksik
•  Onset of action nya lebih cepat
•  Tamper evident

64  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Kerugian
•  Perlu peralatan khusus
•  Biaya pembuatannya lebih mahal dibandingkan tablet
•  Bentuk sediaan yang diisikan adalah sediaan cair à
masalah stabilitas pada senyawa-senyawa yang mudah
terhidrolisis
•  Stabilitas cangkang kapsul lunak à pada kondisi panas
dan lembap à lengket dan rusak.

65  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Komposisi kapsul lunak

66  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Komposisi kapsul lunak


No. BAHAN CONTOH KETERANGAN
1. Gelatin . 100-250 Bloom gram
. NF XVI: >1000 m.o./g
salmonella s.p(-) E. coli (-)
2. Preservatives Methyl paraben- 0.2 %
Propyl paraben (4:1)
3. Colorants FD&C dan D&C
Water soluble dyes,
lakes, pigments; q.s.
vegetables colors
4. Plasticizers Glycerin, sorbitol
5. Opacifiers Titanium dioxide 0.2 – 1.2 %
6. Flavors Ethyl vanilin 0.1 %
Ess. oils - 2 %
7. Chewable Sugar -  5 %
8. Aids solubility, reduces Fumaric acid -  1 %
aldehydic tanning
67  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Bahan yang dapat diisikan


.  Cairan  
.  Suspensi  
.  Semisolid  
.  Mikroemulsi  (  preconcentrate  )  
 

68  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Cairan  
•  Water-miscible liquids :
. PEG 400
. Surfaktan non ionik
. Propilenglikol
. Etanol
. Gliserin
•  Water-immiscible liquids :
. Vegetable oils
. Aromatic oils
. Aliphatic, aromatic and chlorinated hydrocarbons
. Ethers, esters
. High MW organic acids
69  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Permasalahan  formulasi  
•  Terjadinya migrasi bahan pengisi ke dalam cangkang kapsul
untuk formula yang mengandung :
Ø  Air ( > 5%)
Ø Pelarut organik BM rendah dan pelarut organik yang
mudah menguap (alkohol, keton,ester)
Ø  Emulsi ( O/W atau W/O )
•  Cairan dengan pH ekstrim (terlalu asam atau basa) à
rusaknya cangkang
•  Aldehid à crosslnking à pengerasan cangkang à masalah
pada proses disolusi
70  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Suspensi
. Particle size < 180 µm à in order to ensure
homogenity
. Suspending agents for water miscible vehicles:
- higher MW PEG
. Suspending agents for water immiscible
vehicles :
- parafin wax
- beeswax
- hydrogenated vegetable oils
. Surfactants e.g : polysorbates

71  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Penentuan ukuran kapsul lunak


. Untuk cairan -> langsung dari BJ
. Untuk nonflowable materials ( viscous liquid, semisolid, or solid ),
digunakan :
Base Absorption Value (B) :
“ jumlah cairan (gram) yang diperlukan untuk menghasilkan
campuran yang dapat mengalir bila dicampur dengan 1 g bahan”

Milliliter per gram factor ( ml / g ) :


“ volume (ml) yang dibutuhkan oleh 1 g bahan + berat cairan yang
diperlukan untuk menghasilkan campuran yang dapat mengalir”

ml / g = (1 + B) / D

B : Base Absorption Value


D : B.J. campuran ( g / ml )
72  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Penentuan ukuran kapsul lunak


Contoh :

untuk menghasilkan campuran yang dapat mengalir, 30 g niacinamide


memerlukan 18,0 g minyak.
18
B = = 0,60
30

bila D = 1,28 g / ml

maka

1 + 0,60
ml / g = = 1,25 ml / g
1,28

73  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Metode pembuatan kapsul lunak


1. Plate method
2. Rotary die process (R.P Scherer)
3. Accogel process (Lederle Lab.)
- untuk serbuk, slug, pellet
4. Reciprocating die process (Norton Co.)

74  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Rotary die process

75  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

76  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Evaluasi kapsul lunak


•  In Process Control •  Produk akhir
Ø  Keseragaman bobot Ø  Keseragaman bobot
untuk bahan pengisi bahan
dan cangkang pengisi
Ø  Pengukuran ketebalan Ø  Keseragaman kandungan
sealing softgel Ø  Penampilan fisik
(0.02-0.04 inch)
Ø  Disintegrasi
Ø  Kelembapan bahan
pengisi Ø  Disolusi
Ø  Uji mikrobiologi
Ø  Pengukuran kekerasan
Ø  Titik akhir pengeringan

77  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Kapsul cangkang keras vs kapsul lunak


Aspect Hard gelatin Soft gelatin
Inhouse development and Yes Difficult
manufacture
Ability to manufacture small Yes No
batches
Scale-up Simple and in-house Requires large
quantities of
drug substance
and must be
outsourced

Temperature of fill(for liquid) Max. 70°C Max. 35°C

Plasticizer in shell Low percentage High percentage

78  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Aspect Hard gelatin Soft gelatin


Gel strength (for gelatin) * Type A : 240 – 300 g Type A : 150 – 200 g
Type B : 200 – 250 g Type B : 125 – 175 g
Risk of drug migration Low High for drugs soluble
in plasticizer

Gel strength : the force needed (in gram) to depress by 4 mm the surface of a gelatin
gel with a standard plunger. The gel has a concentration of 6.67% and has been kept
for 17 h at 10 °C prior to the test.
Instrument for testing :

79  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Hal-hal yang perlu dipahami dari materi kuliah kapsul

•  Perbedaan antara kapsul cangkang keras dan kapsul


cangkang lunak
•  Dapat mengidentifikasi cacat kapsul pada kapsul cangkang
keras
•  Prinsip pengisian serbuk/granul ke dalam kapsul cangkang
keras dengan menggunakan mesin
•  Permasalahan formulasi bahan yang diisikan ke dalam kapsul
cangkang keras maupun kapsul cangkang lunak
•  Evaluasi kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang lunak

80  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

Referensi
Augsburger, L.L., Hard and Soft-Shell Capsule, in Banker, G.S., Rhodes,
C.T., 2009, Modern Pharmaceutics, 5th Ed., Vol. 2., Informa Healthcare,
USA Inc., New York

Cole, E.T., Liquid-Filled and Sealed Hard Gelatin Capsule Technologies,


in Rathbone, M.J., Hadgraft, J., Roberts, M.S., 2003, Modified Release
Drug Delivery Technology, Marcel Dekker, Inc. New York

Jones, B.B., Capsules, Hard, in Swarbrick, J., (Ed), 2007, Encyclopedia of


Pharmaceutical Technology, 3rd Ed, Vol. 1., Informa Healthcare,
USA Inc., New York

81  
UNIVERSITAS  AIRLANGGA  

82  

Anda mungkin juga menyukai