Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEMINAR FISIKA
(AMPC4703)

Orifice Plate Flow Meter

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Mustika Wati, M. Sc.

OLEH
Shofia Rihtazkia Saputri
(1710121220023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR FISIKA

Orifice Plate Flow Meter

OLEH
Shofia Rihtazkia Saputri
NIM 1710121220023

Diajukan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah


SEMINAR FISIKA (AMPC 4608)

Telah disetujui oleh dosen pembimbing mata kuliah Seminar Fisika untuk melakukan
seminar dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar Fisika

Banjarmasin, Mei 2020

Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Dosen Pembimbing

Saiyidah Mahtari, M.Pd. Dr. Mustika Wati, M. Sc


NIP.19910521 201601 2010 01 NIP. 19811001 200312 2 001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Orifice plate flow meter” tepat pada waktunya.
Makalah seminar ini penulis buat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah seminar ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Mustika
Wati, M. Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan sehingga makalah seminar ini dapat terselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu atau memberikan
dukungan selama proses penyusunan makalah seminar ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam makalah seminar ini baik dari
segi susunan kalimat atau tata bahasanya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis menerima segala kritikan dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah seminar ini. Semoga makalah seminar ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembacanya.

Banjarmasin, Mei 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR FISIKA..........................................................2


KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan.............................................................................................5
1.5 Manfaat Penulisan...........................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Pengertian Orifice Plate Flow Meter..............................................................6
2.2 Konsep Fisika Orifice Plate Flow Meter........................................................7
2.3 Prinsip Kerja Orifice Plate Flow Meter........................................................10
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sistem pengukuran semakin meningkat seiring dengan
pesatnya perkembangan teknologi. Berbagai metode diterapkan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih sederhana namun lebih akurat. Salah
satu dari sekian banyak alat ukur yang ada adalah pengukur laju aliran fluida. Alat
pengukur laju aliran fluida sendiri memiliki ragam yang bermacam-macam
tergantung dari prinsip pengukuran yang dipergunakan. Pengukuran aliran fluida
mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur jumlah fluida yang
mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor
kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut
berubah dari titik ke titik.
Pengukuran kecepatan aliran fluida (flowmeter) adalah Flowmeter adalah
alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran air dari suatu fluida yang mengalir
dalam pipa atau sambungan terbuka. Alat ini terdiri dari primary device, yang
disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu sekunder). Flowmeter
umunya terdiri dari dua bagian, yaitu alat utama dan alat bantu sekunder. Alat
utama menghasilkan suatu signal yang merespon terhadap aliran karena laju
aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan sebuah orifis yang
mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan tekanan. Alat
bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu menampilkan, merekam,
dan/atau mentransmisikannya sebagai hasil dari laju aliran [CITATION Koe04 \l 1057
].
Ada beberapa metode pengukuran kecepatan aliran fluida (flowmeter)
yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran fluida salah satunya
adalah Orifice plate flow meter merupakan salah satu flowmeter berbasis beda
tekanan (pressure differential) yang sangat banyak digunakan karena desain dan
cara pengukurannya yang sederhana. Pengukuran aliran dibutuhkan dalam
berbagai aplikasi antara lain untuk mengetahui konsumsi air rumah tangga,
gedung komersial dan industri yang mengindikasikan kapasitas aliran pada
stasiun pengisian bahan bakar, mengindikasikan kapasitas gas buang, dalam
bidang kesehatan digunakan untuk memonitor pernafasan selama pembiusan dan
mengukur kapasitas paru-paru. Kapasitas aliran dapat diukur dengan berbagai
macam cara. Salah satunya adalah pengukuran aliran berbasis beda tekanan,
dimana kapasitas aliran dihitung berdasar beda tekanan antara dua titik setelah

5
melintasi sebuah penghalang yang dipasang untuk menimbulkan beda tekanan
tersebut. Untuk lebih mengetahui alat untuk flowmeter berbasis beda tekanan
maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai Orifice plate flow
meter.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat pada makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan Orifice plate flow meter ?
2) Bagaimana konsep fisika dari Orifice plate flow meter ?
3) Bagaimana prinsip kerja dari Orifice plate flow meter ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah
untuk menghindari pengkajian yang terlalu luas. Permasalahan dibatasi pada:
1) Pengertian Orifice plate flow meter
2) Konsep fisika dari Orifice plate flow meter
3) Prinsip kerja dari Orifice plate flow meter

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan Makalah Seminar Fisika ini adalah:
1) Mengetahui pengertian dari Orifice plate flow meter
2) Konsep fisika dari Orifice plate flow meter
3) Mengetahui prinsip kerja dari Orifice plate flow meter

1.5 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1) Menambah pengetahuan tentang pengertian dari Orifice plate flow meter
2) Menambah pengetahuan tentang Konsep fisika dari Orifice plate flow meter
3) Menambah Pengetahuan tentang prinsip kerja dari Dinamo meter

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orifice Plate Flow Meter


Flow Meter Berbasis Beda Tekanan (Orifice Plate Flow Meter) Pada
peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan (penurunan) tekanan, aliran
dihitung dengan mengukur pressure drop yang terjadi pada aliran yang
melewati sebuah penghalang yang dipasang dalam aliran tersebut.
[ CITATION Fox94 \l 1057 ]. Pada peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan
(penurunan) tekanan, aliran dihitung dengan mengukur pressure drop yang
terjadi pada aliran yang melewati sebuah penghalang yang dipasang dalam
aliran tersebut. Flowmeter berbasis perbedaan tekanan ini didasarkan pada
persamaan Bernoulli dimana sinyal yang terukur (yaitu penurunan tekanan)
merupakan fungsi dari kuadrat kecepatan aliran. Dengan menggunakan orifice
plate, aliran fluida diukur melalui perbedaan tekanan antara sisi hulu aliran
sampai sisi hilir dimana di bagian tengah antara hulu dan hilir terdapat
penghalang berbentuk orifice yang mengakibatkan aliran menjadi lebih sempit
sehingga mengarahkan aliran untuk menyempit atau memusat [ CITATION
Ghu16 \l 1057 ].

Gambar 1. Skematik Orifice Plate

7
Ketebalan plat orifice sangat mempengaruhi pola aliran yang
melaluinya yang pada akhirnya mempengaruhi hasil pengukuran. Jika aliran
melalui orifice tipis maka aliran akan mengalami gangguan yang tak berarti
atau vena contracta yang terbentuk tidak begitu berarti. Namun apabila aliran
melewati plat orifice yang tebal maka akan terbentuk suatu vena contracta
yang lebih besar pada arah depan aliran setelah melewati bagian depan plat
orifice [ CITATION Fos02 \l 1057 ] . Prediksi aliran melewati plat orifice tipis dan
tebal ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2. Profil aliran melewati plat orifice tipis dan tebal.


2.2 Konsep Fisika Orifice Plate Flow Meter
Jika aliran mengalir horizontal (dengan demikian perbedaan elevasi
tidak ada atau diabaikan) dan abaikan losses aliran yang terjadi; persamaan
Bernoulli menjadi:[ CITATION Ghu16 \l 1057 ]
1 1 (1)
P1 + ρ v 12=P2 + ρ v 22
2 2

Dengan :
P = Tekanan (Pa)
ρ = Densitas (Kg/m3)

v = Kecepatan aliran (m/s)

Untuk aliran vertikal ketinggian atau elevasi h1 dan h2 harus dimasukkan


dalam persamaan (1) di atas.
Asumsikan profil kecepatan aliran seragam pada sisi hulu dan hilir;
maka persamaan kontinyuitas berlaku sebagai berikut:
q=v 1 A1=v 2 A 2 (2)

8
Dengan :
q = Laju alir volume atau kapasitas (m3/s)
A = Luas penampang aliran (m2)
Dengan mengkombinasikan (1) dan (2), A2 < A1, menghasilkan
persamaan “ideal‟:
1
2( P1−P2) m3 (3)

[ ( ( ) )] ( )
2
q= A2
A2 2 s
ρ 1−
A1

Untuk geometri tertentu (A), laju aliran dapat ditentukan dengan


mengukur perbedaan tekanan P1−P2. Laju alir teoritis q dalam aplikasi
praktis akan menjadi lebih kecil antara 2% - 40% akibat kondisi geometrinya.
Persamaan ideal (3) dapat dimodifikasi dengan menambahkan discharge
coefficient, menjadi:
1
2(P 1−P2) m3 (4)

[ ( ( ) )] ( )
2
q=Cd . A2
A2 2 s
ρ 1−
A1
Dengan :
Cd = Discharge coefficient
(Discharge coefficient Cd merupakan fungsi bukaan orifice)

Gambar 3. Visualisasi vena contracta pada Orifice Plate

9
http://energy-techno.blogspot.com/2015/10/flow-meter-jenis-dan-
teknologinya-part-II-orifice.html
Berdasarkan persamaan Bernoulli dan kontinyuitas, kecepatan fluida
akan mencapai nilai tertinggi dan tekanannya terendah pada vena contracta.
Setelah melewati peralatan pengukur dan vena contracta akan terjadi
penurunan kecepatan sampai pada level sebelum melewati penghalang. Vena
contracta adalah luasan minimum yang terjadi pada bagian terdepan hilir
aliran setelah penghalangan oleh orifice. Tekanan akan kembali naik namun
lebih rendah dari tekanan sebelum melewati penghalang. Keadaan ini
menambah head loss yang terjadi dalam aliran.
Persamaan (4) dapat dimodifikasi terhadap diameternya menjadi:
1
πd 2 2( P1 −P 2) m3 (5)
q=Cd
[
4 ρ ( 1−β 4 ) ]( )
2

s
Dengan :
D = Diameter dalam orifice (m)
d = Diameter pipa hulu dan hilir (m)
β = Rasio diameter d / D
π = 3.14

Persamaan (5) dapat dimodifikasi ke laju alir massa fluida dengan


mengalikannya dengan densitas fluida.
1
πd 2 2(P1 −P 2) Kg (6)
m=Cd
4
ρ
[
ρ ( 1−β 4 ) ](
2

s )
Dalam pengukuran aliran gas, perlu diperhitungkan tidak hanya
penurunan tekanan yang terjadi, tapi juga perubahan densitasnya. Persamaan
di atas dapat digunakan untuk aplikasi dimana perubahan tekanan dan
densitasnya relatif kecil. Adanya vena contracta saat melintasi orifice plate,
maka persamaan Q orifice menjadi:

1 πd 2 Kg (7)
Q orifice =
√1− β 4
4
√2 ρ ∆ P ( )
s

10
Orifice meter terdiri dari plat orifice datar dengan lubang sirkular
(lingkaran). Dua lubang tekanan dibuat masing-masing satu pada hulu dan
hilir aliran. Secara umum ada 3 metode penempatan lubang tekanan (tap).
Coefficient of discharge pengukuran tergantung pada posisi tap.
Salah satu cara membandingkan keakuratan alat ukur aliran berbasis
pada tekanan adalah dengan membadingkan kapasitas aliran aktual terhadap
kapasitas aliran teoritisnya. Rasio antara kapasitas aliran actual terhadap
kapasitas aliran teoritis disebut coefficient of discharge (Cd):

Kapasitas aktual Q actual (8)


Cd= =
Kapasitas teoritis Q theoritic

2.3 Prinsip Kerja Orifice Plate Flow Meter


Orifice Plate Flow Meter atau biasa juga disebut orifice meter . Prinsip
kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan tekanan
yang dihasilkan oleh orifice plate. Pada mulanya aliran yang melewati pipa
kemudian melewati straightening vanes, yang fungsinya adalah agar putaran
dari aliran gas tersebut lebih beraturan yang kemudian aliran gas tersebut
membentur orifice sehingga terjadi perbedaan tekanan antara aliran sebelum
melewati orifice yang kita sebut dengan up stream dan setelah melewati
orifice yang kita sebut dengan down stream. Pada proses pengukuran dibuat
sebuah lubang yang disebut pressure taps dengan ukuran dan penempatan
terukur pada holding device di mana tekanan gas dari kedua sisi antara
sebelum dan sesudah melewati orifice disensor. Melalui pressure taps inilah
perbedaan tekanan antara tekanan pada up stream (high pressure) dan down
stream (low pressure) disensor oleh sebuah differential pressure transmitter
(DPT) . Gambar orifice meter dan gambar aliran gas melewati plate orifice
dapat dilihat pada Gambar berikut : [ CITATION Hai15 \l 1057 ]

11
Gambar 4. Peralatan orifice meter
Dari DPT tersebut terjadi perubahan parameter tekanan menjadi
parameter arus (mA), dimana DPT tersebut hanya dapat mentransmisikan
sinyal hanya dalam range (mA) tertentu sesuai dengan spesifikasi dari DPT itu
sendiri. Selain itu pada meter tube tepatnya pada sisi down stream dipasang
temperature transmitter (TT) untuk mengetahui besar suhu aliran yang lewat
pada meter tube tersebut. Hasil data dari ketiga transmitter tersebut kemudian
masuk ke flow computer.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Flow Meter Berbasis Beda Tekanan (Orifice Plate Flow Meter) Pada
peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan (penurunan) tekanan, aliran
dihitung dengan mengukur pressure drop yang terjadi pada aliran yang
melewati sebuah penghalang yang dipasang dalam aliran tersebut. Flowmeter
berbasis perbedaan tekanan ini didasarkan pada persamaan Bernoulli dimana
sinyal yang terukur (yaitu penurunan tekanan) merupakan fungsi dari kuadrat
kecepatan aliran. Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada
perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.

3.2 Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu
pengembangan lebih lanjut agar dapat lebih mendalami materi Dinamometer ini.
Bagi pembaca makalah ini diharapkan pula untuk mencari referensi buku yang
lengkap membahas materi Dinamometer dengan cetakan terbaru untuk
mengoptimalkan kemutakhiran bahan. Sehingga dapat memperluas wawasan
mengenai Dinamometer. Selebihnya, makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sebagai bekal dalam mempelajari materi
Dinamometer.

13
DAFTAR PUSTAKA

Haidi, J. (2015). Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan Suhu.


AMPLIFIER, 54-61.
Fossa, M. G. (2002). Pressure drop and void fraction profiles during horizontal flow
throudh thin and thik orifice. Experimental Thermal and Fluid Science, 513-
523.
Fox, R. W. (1994). Introduction to Fluid Mechanics, fourth. Canada: SI Version,
John Wiley & Sons, Inc.
Ghurri, S.P.G., A., Tista, G., & Syamsudin. (2016). Pengujian Orifice Flow Meter
dengan Kapasitas Aliran Rendah. Mechanical, 61-66.
Koestoer, R. A. (2004). Pengukuran Teknik. Jakarta: UI.

14

Anda mungkin juga menyukai