Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN

NOTULENSI PRESENTASI
MODUL HUTANG
PERTEMUAN KE-12

KELOMPOK 1 KELAS 6-07

Disusun Oleh:
1. Aditya Rahmawan (02)
2. Gervy Lacstika Hutami (18)
3. Giraz Barazizu (19)
4. Mahessa Bayu Permadi (26)

D3 AKUNTANSI ALIH PROGRAM


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TAHUN 2019
NOTULENSI PRESENTASI

Tema Presentasi : Modul Hutang

Hari/Tanggal : Sabtu / 25 Mei 2019

Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Ruang Kelas D308

Daftar Peserta:

No. Nama Keterangan


1. Bapak Turmuji Dosen Sistem Informasi Akuntansi
Pemerintahan
2. Abrar Riyantoro Sigit (01) Tim Penyaji Kelompok 8
3. M. Arif Rahman (24) Tim Penyaji Kelompok 8
4. Martinus Adi Wicaksono (27) Tim Penyaji Kelompok 8
5. Novian Saputra Gultom (31) Tim Penyaji Kelompok 8
6. Dimas Egusma (09) Tim Pembahas Kelompok 4
7. Doan Wiro Pasaribu (11) Tim Pembahas Kelompok 4
8. Fendi Saputra (16) Tim Pembahas Kelompok 4
9. Pagiel T. Simanungkalit (32) Tim Pembahas Kelompok 4
10. Aditya Rahmawan (02) Notulen Kelompok 1
11. Gervy Lacstika Hutami (18) Notulen Kelompok 1
12. Giraz Barazizu (19) Notulen Kelompok 1
13. Mahessa Bayu Permadi (26) Notulen Kelompok 1
14. Seluruh Mahasiswa Kelas 6-07 sebagai peserta
PENYAJIAN MATERI

1. Martinus Adi Wicaksono (27)

Membuka penyajian presentasi dengan memberikan penjelasan bahwa Modul Hutang,

dalam pengelolaannya, terpisah dari Aplikasi SAKTI dan SPAN. Menurut Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pembiayaan adalah setiap penerimaan

yang akan dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali dalam tahun

anggaran yang sama atau berikutnya. Sedangkan menurut PMK 218/PMK.05/2013, utang adalah

kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran

keluar sumber daya ekonomi pemerintah yang meliputi pinjaman dan surat berharga negara.

Sdr. Martinus kemudian menjelaskan mengenai jenis-jenis dari Utang Negara. Utang

Negara pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu Surat Berharga Negara (SBN) dan Pinjaman.

SBN dibagi lagi menjadi 2 yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN). Sedangkan Pinjaman juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pinjaman Luar Negeri dan

Pinjaman Dalam Negeri. Kemudian SUN dapat dibagi kembali menjadi Surat Perbendaharaan

Negara (SPN), biasanya berjangka waktu kurang dari 1 tahun, dan Obligasi Negara (ON),

biasanya berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Selanjutnya SBSN dibagi menjadi 2 yaitu Surat

Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Sukuk Negara. Untuk lebih jelasnya mengenai

gambaran jenis-jenis utang negara dapat dilihat pada gambar 1.1.


Gambar 1.1 Jenis-Jenis Utang Negara.

Sdr. Martinus menjelaskan bahwa pengelolaan utang di Indonesia tidak menggunakan

Aplikasi SAKTI dan SPAN, namun ada beberapa aplikasi utama yang digunakan dalam

pengelolaan utang di Indonesia yaitu DMFAS (Debt Management Financing Analysing System),

SASPEM dan SPAN. DMFAS merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh UNCTAD untuk

menatausahakan data utang. SASPEM menurut Kelompok 8 berkaitan dengan pengeluaran SPP

dan SPM dari informasi yang dikeluarkan oleh DMFAS mengenai utang yang telah jatuh tempo

pembayaran bunga maupun pokoknya yang kemudian diteruskan ke SPAN untuk dilakukan

pembayaran.

Kemudian ada beberapa aplikasi dan subsistem pendukung terkait pengelolaan utang

yaitu:

a. Decision Support System (DSS) : Aplikasi yang digunakan untuk mendukung pengambilan

keputusan dalam hal ditetapkan kebijakan untuk melakukan penerbitan, pembelian kembali,

dan switch.
b. BI-SSSS (Bank Indonesia – Scripless Securities Settlement System) : Sarana transaksi

dengan BI termasuk penatausahaannya dan penatausahaan Surat Berharga secara elektronik

dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara, dan sistem BI-RTGS.

c. BI-RTGS (Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement) : Sistem transfer dana elektronik

yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika, khususnya untuk

memproses transaksi pembayaran bernilai besar (diatas 100juta dan bersifat mendesak).

d. MOFIDS (Ministry of Finance Dealing System) : Sistem yang digunakan oleh Kementerian

Keuangan untuk pelaksanaan proses transaksi penatausahaan SBN.

e. Many to Many : Aplikasi ini digunakan apabila seri SBN yang ditransaksikan lebih dari 1

(satu) seri.

f. Staple Bonds : Obligasi yang digolongkan ke dalam program pertukaran obligasi lama

dengan 2 jenis obligasi baru, dimana obligasi baru memiliki bunga yang lebih rendah dari

obligasi lama.

g. Dealing Room : Ruangan kerja khusus yang digunakan untuk melaksanakan transaksi yang

terdiri dari transaksi pasar uang, maupun transaksi surat berharga jangka panjang beserta

turunannya.

h. Reuters : Media Internasional untuk melihat perkembangan di luar negeri.

i. Bloomberg : Aplikasi perbankan terkait dengan perkembangan perbankan di dunia.

Sdr. Martinus kemudian melanjutkan, DMFAS merupakan aplikasi yang dikembangkan

oleh UNCTAD yang digunakan oleh 86 Institusi Keuangan pada 57 negara. DMFAS mempunyai

kelebihan yaitu mampu meningkatkan kapasitas dalam mengelola utang publik dan

menghasilkan informasi yang reliable terkait utang untuk menunjang pengambilan keputusan.
Indonesia sendiri mengadopsi DMFAS sejak tahun 1989 sampai dengan saat ini yang digunakan

oleh 2 institusi yaitu Kementerian Keuangan (DJPPR) dan Bank Indonesia.

2. Novian Saputra Gultom (31)

Sdr. Novian melanjutkan materi selanjutnya mengenai fungsi dan penggunaan DMFAS

di Indonesia. DMFAS adalah sistem pengelolaan utang berbasis komputer yang dikembangkan

oleh UNCTAD yang digunakan untuk menjalankan tugas operasional, memenuhi kebutuhan

analisis dan statistik atas pengelolaan utang, dan perencanaan keuangan eksternal. DMFAS

diakses dan digunakan oleh Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan PT SMI, sesuai dengan

kebutuhan dan level wewenangnya. Pengguna utama DMFAS untuk kepentingan manajerial

adalah Kementerian Keuangan c.q. DJPPR.

Selanjutnya Sdr. Novian menjelaskan mengenai modul-modul yang terdapat dalam

DMFAS yaitu Modul Administration, Modul Mobilization, Modul Debt Services, Modul Report,

dan Modul Analysis.

a. Modul Administration.

Sdr. Novian menjelaskan bahwa Modul Administration digunakan dalam proses

perekaman. Terdapat 2 bagian utang yang direkam dalam Modul Administration diantaranya

Loans. Loans merupakan kredit bergulir dan pinjaman sindikasi serta DMFAS memfasilitasi

pinjaman karakteristik umum yang diberikan kepada pemerintah daerah. Selanjutnya adalah

Bonds yang merupakan Goverment Paper, Promisiory Notes, Treasury Bills, Surat Utang,

Obligasi baik jangka menengah maupun jangka panjang. Selanjutnya ada perekaman lainnya

yaitu Grants yang mirip dengan perekaman Bonds. Kemudian ada perekaman Projects yaitu

memungkinkan identifikasi yang mudah dari masing-masing proyek yang hubungannya dengan
instrumen utang dan memberikan pembiayaan dan pencairan individu. Terakhir adalah On-lent

Loans yang digunakan untuk merekam pinjaman yang diteruspinjamkan dengan hubunganannya

dengan pinjaman asli.

b. Modul Mobilization.

Modul ini digunakan dalam fungsi operasi untuk mencatat transaksi individual penarikan

yang muncul dari pinjaman. Fitur ini digunakan dalam operasionalisasi pinjaman, hibah, dan

project by sukuk. Informasi yang direkam dalam Modul Mobalization termasuk pembayaran

kembali pokok, pembayaran bunga dan komisi.

c. Modul Debt Services.

Modul ini merupakan modul operasi yang digunakan saat pembayaran. Opsi yang ada di

modul ini berkaitan dengan pembayaran pokok dan bunga. Sedangkan 2 opsi lain untuk komisi

dan bunga pinalti. Modul ini menghasilkan data schedule secara otomatis dari berbagai informasi

dan menghitung data historis baik untuk pinjaman maupun secara akumulatif baik berdasarkan

transaksi maupun cutoff pada tanggal tertentu.

d. Modul Report.

Modul ini digunakan untuk menghasilkan laporan yang bersifat operasional dan analitis

yang berfungsi untuk menjalankan fungsi pengendalian dan pemantauan. Dari laporan ini akan

dianalisa apakah akan mengajukan kembali utang atau tidak sesuai dengan kemampuan negara

dalam membayarnya.

e. Modul Analysis.

Modul ini digunakan untuk mendukung fungsi analisis sebagai bahan untuk menyusun

strategi dan portofolio utang pemerintah. Modul ini hampir sama dengan Modul Report.

Hubungan antar modul dalam Aplikasi DMFAS dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Hubungan antar Modul dalam Aplikasi DMFAS.

3. M. Arif Rahman (24)

Sdr. Arif kemudian melanjutkan mengenai hubungan antara 3 aplikasi utama dalam

pengelolaan utang yaitu Aplikasi DMFAS, SASPEM, dan SPAN. Secara singkat hubungan

antara ketiganya yaitu DMFAS memberikan rincian mengenai daftar utang yang jatuh tempo,

pembayaran pokok dan bunga. Kemudian SASPEM melakukan proses atas data DMFAS agar

dapat diterbitkan SPP dan SPM. Selanjutnya SPAN memproses SPP dan SPM dari SASPEM

untuk diterbitkan SP2D dan melakukan pembayaran.

DMFAS dan SPAN sampai sekarang belum terintegrasi secara langsung, oleh karena itu

diperlukan sebuah sistem yaitu SASPEM untuk melanjutkan daftar pembayaran ke SPAN. Awal

proses ini yaitu pada saat Modul Debt Services akan melakukan perekaman notice of payment,

tagihan pembayaran dan juga tagihan. Kemudian menghasilkan output berupa Number of

Payment yang berhubungan dengan SASPEM dan secara otomatis Number of Payment akan

menjadi Nomor SPM. Kemudian dalam SASPEM, SPM tersebut akan diproses yang akan
menghasilkan Dokumen Pembayaran Tagihan dan dokumen lainnya. Kemudian Dokumen

Pembayaran Tagihan akan dikirimkan ke SPAN pada Modul Pembayaran untuk diproses SPP

dan SPMnya untuk menerbitkan SP2D, kemudian akan diteruskan ke KPPN untuk melakukan

pembayaran. Setelah pembayaran dilakukan maka akan kembali ke SASPEM. Kemudian

DMFAS mengeluarkan perkiraan hutang yang digunakan oleh Modul Manajemen Kas untuk

melakukan perbaikan terhadap penempatan, penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Abrar Riyantoro Sigit (01)

Pada kesempatan terakhir presentasi, Sdr. Abrar menjelaskan terkait dengan Data Flow

Diagram (DFD) baik DFD Context maupun DFD Level 0. DFD Context menjelaskan menganai

proses utama dari penyelesaian utang berupa jaminan, pihak-pihak yang terkait serta dokumen-

dokumen yang digunakan. Sedangkan DFD level 0 menjelaskan lebih rinci alur/tahapan dalam

proses penyelesaian utang berupa jaminan. DFD Context dan DFD Level 0 dapat dilihat masing-

masing pada gambar 1.3 dan 1.4.

Gambar 1.3 DFD Context.


Notice of
Payment Bukti perekaman dan
Konsep SPM
KASUBDIT ST
Rencana SASPEM
Pembayaran
Notice of
Payment Penyelesai Data Pembayaran,SPP

KREDITOR an Utang
dan SPM
SPAN Modul
Pembayaran
berupa Approval SPM
SP2D Pinjaman
SPAN KPPN
Dokumen SPM hasil
cetak dari SPAN
KASUBBAG TU
DIT EAS
Dokumen SPM dan
Lampirannya
Gambar 1.4 DFD Level 0
Notice of Analis data
Kasubdit ST Seksi ST I
Rencana
Pembayaran
Notice of NoP dan dan SPP Konsep
Payment Nota Dinas 2.0 Membuat SPM
1.0 rencana
Meneliti Pembayaran
Kreditor NoP
3.0
Approval
SPM
Approved
Informasi 4.0
SPM dan
5.0 penatausahaan
Lampirannya SPM dan
Pencatatan SPM
SP2D lampirannya

Approval
SP2D SPM dan
Approval
SPP SPAN
SPM
KPPN Kasubbag TU Dit EAS

Selanjutnya Sdr. Abrar menyampaikan beberapa masalah atau tantangan yang masih

perlu diselesaikan yaitu:

a. Mengintegrasikan sistem informasi DMFAS ke dalam sistem informasi keuangan negara

lainnya. Dalam DMFAS mempunyai fungsi utama yaitu untuk keperluan analisis,

pengelolaan resiko, diversifikasi portofolio, menekan biaya utang atau cost of debt,

manajemen kas, dan pertanggungjawaban atas pelaporan pelunasan utang agar akuntabel.

Masalahnya yaitu integrasi antara DMFAS dengan Aplikasi perbendaharaan lainnya belum

terintegrasi secara penuh atau belum menjadi satu kesatuan sistem informasi keuangan yang

komprehensif.
b. Belum banyak dilakukan penelitian terkait penerapan DMFAS di lingkungan kementerian

keuangan dikarenakan hanya ada 2 institusi yang menggunakan DMFAS yaitu DJPPR dan

Bank Indonesia.

Kesimpulan dari presentasi yang dibawakan yaitu:

a. Utang merupakan bagian integral dari APBN indonesia dimana utang digunakan oleh

pemerintah sebagai instrument fiskal, instrument investasi, benchmark instrument pasar

keuangan, dan instrument pasar moneter. Sehubungan dengan kebijakan defisit yang

dilakukan pemerintah, maka perlu dilakukan adanya penatausahaan informasi terkait utang

yang kredibel, pengelolaan yang efektif, handal, dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk

mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan.

b. DMFAS merupakan sebuah sistem pengelolaan utang dan analisis keuangan berbasis

komputer yang telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1989.

c. Modul-modul yang terdapat dalam DMFAS dan digunakan dalam pengelolaan utang di

Indonesia. Kelengkapan modul menjadi salah satu keunggulan DMFAS yang dipertahankan

sampai saat ini.

d. DMFAS didukung dengan beberapa sistem lain yang dikembangkan secara mandiri oleh

Kementerian Keuangan. Aplikasi DMFAS ini didukung oleh beberapa sistem lain yang

dikembangkan oleh Sub TI dari DJPPR seperti Interface, SPAN, dan aplikasi lainnya.

Akhir dari presentasi yang disampaikan adalah saran dari kelompok 8 mengenai modul

hutang yaitu:

1. Perlu dibuat database yang sama antara SPAN dan DMFAS. Karena pada proses bisnis yang

terjadi, masih terdapat 2 kali perekaman data, yaitu pada aplikasi SASPEM saat merekam
data pembayaran dan Aplikasi SPAN untuk merekam data pembayaran sesuai yang telah

direkam pada aplikasi SASPEM.

2. Diperlukan adanya peningkatan pada aplikasi SPAN, yaitu pada modul General Ledger dan

Pelaporan. Peningkatan yang dimaksud adalah adanya sebuah menu Adjustment yang dapat

secara otomatis membuat jurnal penyesuaian terhadap selisih kurs saat pemerintah

melakukan transaksi pelunasan utang berupa pinjaman tunai.


PEMBAHASAN

Setelah kelompok penyaji menyampaikan materi, Tim Pembahas (Kelompok 8)

kemudian diperkenankan untuk memberi tanggapan, pertanyaan, dan tambahan terkait dengan

materi yang disampaikan oleh kelompok penyaji. Selain itu, para peserta juga dapat memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan kelompok penyaji. Berikut adalah tanggapan

dan pertanyaan yang disampaikan oleh Tim Pembahas dan peserta:

1. Fendi Saputra (16)

 Tanggapan

Presentasi yang dibawakan oleh kelompok penyaji sudah sangat baik dan

mudah dipahami bagi orang awam.

 Pertanyaan

Pada makalah kelompok penyaji di halaman 23 pada bagian saran tertulis

“meskipun DMFAS dan SPAN sudah terintegrasi...” kelompok penyaji

menambahkan bahwa yang dimaksud dengan terintegrasi adalah integrasi

yang tidak langsung. Apa yang dimaksud dengan integrasi yang tidak

langsung tersebut?

Pada bagian saran juga disebutkan “Database yang sama”. Database mana

yang kelompok penyaji maksudkan?

 Jawaban

Arti dari integrasi yang tidak langsung adalah SPAN masih harus menginput

data dari DMFAS secara manual.

Database yang dimaksud adalah bahwa DMFAS memiliki database sendiri

dan begitupula dengan aplikasi SASPEM dan SPAN. Kami berharap


kedepannya dapat dilakukan integrasi terhadap sistem tersebut agar

penginputan tidak dilakukan secara manual lagi.

 Tambahan dari Dosen

Terdapat kontradiksi pada saran yang disampaikan oleh Tim Penyaji. Pada

bagian pembahasan disebutkan bahwa sistem DMFAS masih belum

terintegrasi dengan SPAN namun pada saran ditulis bahwa sistem sudah

terintegrasi (meskipun sudah dijelaskan bahwa yang dimaksud adalah

integrasi yang tidak langsung). Perlu diketahui bahwa tidak ada integrasi tidak

langsung. Yang ada adalah belum terintegrasi atau masih menggunakan sistem

secara manual.

2. Dimas Egusma Prasetyawan (9)

 Tanggapan

Slide yang disajikan mudah untuk dipahami, Penggunaan dan penjelasan DFD

jelas dan mudah dipahami, serta disain dari slide juga sangat menarik.

 Pertanyaan

DMFAS sudah digunakan sejak tahun 1989. Itu artinya aplikasi ini sudah

sangat teruji. Menurut kelompok penyaji, jika aplikasi ini adalah produk dari

luar negeri (yang dapat digunakan secara umum) bagaimanakah sistem

pengendalian terhadap aplikasi ini sehingga masih digunakan di Indonesia?

 Jawaban

Pengendalian internal pada DMFAS sudah tertanam pada aplikasi itu sendiri

yang dirancang agar memiliki sistem keamanan yang baik. Dari sisi lain,
pengguna aplikasi dapat memberikan masukan lewat modul reporting yang

tersedia dalam aplikasi.

 Tambahan Dosen

Pengendalian secara sistem pada DMFAS sudah baik karena dipakai oleh

seluruh dunia. Dari sisi keamanan sistem, karena aplikasi sudah masuk dalam

aplikasi yang digunakan oleh PBB, tentu saja sudah teruji keamanannya.

Indonesia masih menggunakan DMFAS karena:

o Sistem aplikasi DMFAS tidak hanya digunakan oleh kreditur, tapi

jaga debitur untuk kontrol atau monitoring oleh kreditur.

o Negara lain juga harus bisa mengakses. Jika menggunakan SPAN,

negara lain tidak dapat mengaksesnya.

o Syarat dari negara yang memberi pinjaman.

o DMFAS tentu sudah mengalami perubahan dan perbaikan/peningkatan

dari mulai tahun 1989 hingga saat ini.

3. Doan Wiro Pasaribu (11)

 Pertanyaan

DMFAS digunakan oleh DJPPR, BI, dan PT. SMI. Apakah kewenangan

mereka sehingga hanya pihak-pihak tersebut saja yang dapat menggunakan

DMFAS di Indonesia?

 Jawaban

DJPPR bertindak sebagai operator dalam penggunaan DMFAS. BI bertindak

sebagai validator. Sedangkan PT. SMI sebagai pengguna dana dalam hal

pembangunan.
4. Pagiel T. Simanungkalit (32)

 Pertanyaan

Pada SASPEM dan SPAN terdapat dua kali penginputan data. Menurut

kelompok penyaji, apa yang menyebabkan dua kali penginputan ini terjadi?

Mengapa kita belum dapat mengintegrasikan DMFAS dengan SPAN?

 Jawaban

Sudah dijawab pada pertanyaan nomor 1.

5. Ferry Fabi Fadillah (17)

 Pertanyaan

Sistem DMFAS diciptakan oleh PBB untuk negara berkembang yang terdiri

dari 57 negara. Apakah data yang ada pada DMFAS terintegrasi antara satu

negara dengan negara lain? Sebagai contoh, apakah satu negara dapat melihat

kondisi ekonomi negara lain seperti mengetahui informasi terkait hutang

negara tersebut sebagai perkiraan terhadap resiko kreditnya?

 Jawaban

Ya, Pengguna DMFAS dapat mengakses info untuk mengetahui risiko kredit

dan kondisi keuangan global contohnya suatu negara dalam keadaan keuangan

yang tidak baik. DMFAS juga mengadakan pertemuan rutin dengan para

anggota untuk melakukan perbaikan pada sistem.

 Tambahan Dosen

Informasi tidak cukup hanya dari 1 sumber untuk mengambil suatu keputusan.

Sebagai tambahan, selama ini biasanya negara tidak pernah melunasi


hutangnya. Biasanya negara yang berhutang berganti kreditur atau melakukan

perpanjangan jangka waktu pelunasan.


PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil presentasi dan diskusi Modul Hutang tersebut, terdapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Modul Hutang, dalam pengelolaannya, terpisah dari Aplikasi SAKTI dan SPAN.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang akan dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali dalam tahun anggaran yang sama atau

berikutnya. Sedangkan menurut PMK 218/PMK.05/2013, utang adalah kewajiban

yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran

keluar sumber daya ekonomi pemerintah yang meliputi pinjaman dan surat berharga

negara.

2. Pengelolaan utang di Indonesia tidak menggunakan Aplikasi SAKTI dan SPAN,

namun ada beberapa aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolaan utang di

Indonesia yaitu DMFAS (Debt Management Financing Analysing System), SASPEM

dan SPAN. DMFAS merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh UNCTAD untuk

menatausahakan data utang.

3. DMFAS adalah sistem pengelolaan utang berbasis komputer yang dikembangkan

oleh UNCTAD yang digunakan untuk menjalankan tugas operasional, memenuhi

kebutuhan analisis dan statistik atas pengelolaan utang, dan perencanaan keuangan

eksternal. DMFAS diakses dan digunakan oleh Kementerian Keuangan, Bank

Indonesia, dan PT SMI, sesuai dengan kebutuhan dan level wewenangnya. Pengguna
utama DMFAS untuk kepentingan manajerial adalah Kementerian Keuangan c.q.

DJPPR.

4. Modul-modul yang terdapat dalam DMFAS yaitu Modul Administration, Modul

Mobilization, Modul Debt Services, Modul Report, dan Modul Analysis.

5. hubungan antara 3 aplikasi utama dalam pengelolaan utang yaitu Aplikasi DMFAS,

SASPEM, dan SPAN aecara singkat yaitu DMFAS memberikan rincian mengenai

daftar utang yang jatuh tempo, pembayaran pokok dan bunga. Kemudian SASPEM

melakukan proses atas data DMFAS agar dapat diterbitkan SPP dan SPM.

Selanjutnya SPAN memproses SPP dan SPM dari SASPEM untuk diterbitkan SP2D

dan melakukan pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai