Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang

menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang bertujuan

untuk menjelaskan suatu hubungan antara variabel satu dengan variabel

lainnya. Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana peneliti

mengukur data variabel independen dan dependen hanya sekali pada satu

waktu (Nursalam, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor

resiko hipertensi pada remaja. Data yang terhimpun kemudian

diinterpretasikan dan dianalisis untuk membuktikan hipotesis diterima atau

ditolak.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Juni

2020. Tempat penelitian direncakan dilaksanakan di SMAN 1 Tanimbar

Selatan.
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)

4.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh remaja usia 15-17

tahun kelas XI di SMAN 1 Tanimbar Selatan yang aktif berjumlah 414.

4.3.2 Sampel

Rumus ukuran sampel dengan populasi lebih dari 100 dapat

menggunakan rumus besar sampel dari Arikunto (2012) sebagai

berikut:

n = 25% x N

n = 25 x 414

n = 103,5

n = 104

Keterangan :

n = jumlah atau besar sampel minimal

N = besar populasi

Besar sampel pada penelitian ini minimal 104 orang

4.3.3 Teknik pengambilan sampel (sampling)

Metode sampling yang digunakan oleh peneliti adalah probability

sampling yaitu simple random sampling dengan cara memilih sampel

secara acak diantara populasi.


4.4 Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini berasal dari faktor resiko

hipertensi yang meliputi jenis kelamin, riwayat keluarga, IMT, merokok, stres

psikogenik, tingkat ekonomi, dan aktivitas fisik.

Variabel dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan dari variabel bebas. Variabel dependen

pada penelitian ini adalah hipertensi pada remaja.

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur
Independen
Jenis Gender responden Pertanyaan Nominal
kelamin yang dibawa sejak dalam Dikategorikan
lahir kuesioner menjadi:
identitas 1. Laki-laki
2. Perempuan
Riwayat Riwayat keluarga Pertanyaan Ordinal Dikategorikan
keluarga genetik yang dalam menjadi:
mempunyai kuesioner 1= Tidak ada
hipertensi identitas 2= Ada
IMT Hasil penghitungan Timbangan Ordinal 1. z-skor≥+2 =
dari Z-skor dari berat badan obesitas
pembagian nilai injak dan 2. +1≤ z-skor
IMT yang diukur microtoise <+2 =
dikurangi median gemuk
nilai IMT 3. -2≤ z-skor
(referensi) dibagi <+1 =
dengan standar normal
deviasi dari 4. 3 ≤ z-skor <
standar/ referensi -2 = kurus
5. z-skor < -3 =
sangat kurus
(Kemenkes RI,
2018)
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur

Dikategorikan
menjadi:
1=Sangat kurus
2= Kurus
3= Normal
4= Gemuk
5= Obesitas
Merokok Riwayat responden 1. Berat= (≥20
mengenai batang/ hari)
banyaknya rokok 2. Sedang=
yang dihisap oleh (10-19
responden yang batang/ hari)
diakumulasikan 3. Ringan= (<
dalam sehari 10 batang/
hari)
4. Tidak
merokok

Dikategorikan
menjadi:
1= Tidak
merokok
2= Perokok
ringan
3= Perokok
sedang
4= Perokok
berat
Stres Suatu kondisi yang Pertanyaan Ordinal 1. <15 =
psikogenik dialami partisipan dalam normal
seperti perasaan kuesioner 2. 15-18 =
gelisah, cemah, DASS 42 ringan
khawatir, sedih, 3. 19-25 =
dan marah sedang
4. 26-33 = berat

Dikategorikan
menjadi:
1= Normal
2= Ringan
3= Sedang
4= Berat
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
Ekonomi Rerata penghasilan Pertanyaan Ordinal 1. Kurang=
orangtua untuk dalam <Rp
memenuhi kuesioner 3.583.000
kebutuhan keluarga identitas per
dalam sebulan Bulan
2. Cukup= ≥Rp
3.583.000
Per Bulan

Dikategorikan
menjadi:
1= Kurang
2= Cukup
Aktivitas Kegiatan rutin Pertanyaan Ordinal Dikategorikan
fisik yang dilakukan dalam berdasarkan
responden yang kuesioner durasi x
terdiri dari: jenis APARQ frekuensi x skor
kegiatan, durasi, (Adolescent METs
dan frekuensi Physical 1. Ringan
dalam satuan Activity (<1202,01)
minggu Recall 2. Sedang
Questionairs) (1202,02-
2406,64)
3. Berat
(>2406,65)

Dikategorikan
menjadi:
1= Ringan
2= Sedang
3= Berat
Dependen
Hipertensi Rerata tekanan SOP (Standar Ordinal 1. Normal =
darah sistolik dan Operasional <presentil 90
atau diastolik ≥ Prosedur) 2. Pre-
presentil 95 sesuai pengukuran hipertensi =
dengan jenis tekanan Presentil 90 -
kelamin, usia dan darah <95 atau ≥
tinggi badan 120/80
mmHg
3. Hipertensi
tingkat1 =
Presentil 95 –
99 ditambah
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
5 mmHg
4. Hipertensi
tingkat 2 = >
presentil 99
ditambah 5
mmHg

Dikategorikan
menjadi:
1= Normal
2= Pre-
hipertensi
3=Hipertensi
tingkat 1
4 = Hipertensi
tingkat 2

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan SOP

(Standar Operasional Prosedur) pengukaran darah yang digunakan oleh

Hakim (2016) yang diadopsi dari JNC 8 (2014) dan Perry dan Poter (2015)

dalam penelitian Analisis Hubungan Faktor Pengendalian Hipertensi Dengan

Tekanan Darah Pada Lansia Yang Tinggal Di UPTD Griya Werdha Surabaya

(Hakim, 2016). Pada pengukuran IMT, instrument yang digunakan yaitu

timbangan berat badan injak dan microtoise.

Peneliti juga menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Kuesioner

tersebut meliputi:
1. Kuesioner jenis kelamin

Pengisian jenis kelamin partisipan di lingkari pada lembar identitas

pada kolom yang disediakan. Dikategorikan menjadi 2, yaitu 1=laki-laki

dan 2=perempuan.

2. Kuesioner riwayat keluarga

Data riwayat hipertensi dalam keluarga diperoleh dari kuesioner.

Dikategorikan menjadi 2, yaitu 1=tidak ada dan 2=ada.

3. Kuesioner merokok

Kuesioner merokok digunakan untuk menilai jumlah rata-rata batang

rokok yang dihisap dan lama/ durasi merokok partisipan. Item yang

digunakan telah dimodifikasi dari kuesioner Artiyaningrum (2015) dalam

penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi

Tidak Terkendali pada Penderita yang Melakukan Pemeriksaan Rutin di

Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2014 (Artiyaningrum,

2015). Kuesioner merokok terdiri dari 4 skala yaitu 1= tidak merokok, 2=

perokok ringan (< 10 batang/ hari), 3= perokok sedang (10-19

batang/hari), 4= perokok berat (≥20 batang/ hari).

4. Kuesioner stres psikogenik

Peneliti menggunakan instrument berupa kuesioner yang diadopsi dari

DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale 42). Penilaian pada instrument

DASS menggunakan 4 skala yaitu 0 = tidak pernah, 1 = kadang-kadang, 2

= sering, 3 = hampir setiap saat. Penilaian DASS dilakukan dengan

menjumlahkan skor dari masing-masing pertanyaan yang ada di masing-


masing kategori. Tingkatan stres pada instrument DASS 42 adalah

1=normal (<15), 2= ringan (15-18), 3= sedang (19-25), dan 4= berat (26-

33). Kuesioner diambil dari adaptasi penelitian oleh Anggraini (2018)

dalam penelitian Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

Penyakit Jantung Koroner Pada Perempuan Usia Produktif di RSUD Dr.

Mohammad Soewandhi Surabaya (Anggraini, 2018).

5. Kuesioner tingkat ekonomi

Peneliti menggunakan UMR kota Surabaya sebagai acuan penilaian

tingkat ekonomi. Kuesioner tingkat ekonomi terdiri dari 2 skala yaitu 1= <

Rp 3.583.000 per Bulan, 2= ≥ Rp 3.583.000 per Bulan. Responden memilh

dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang disediakan.

6. Kuesioner aktivitas fisik

Penilaian aktivitas fisik menggunakan kuesioner APARQ (Adolescent

Physical Activity Recall Questionairs) yang digunakan dalam penelitian

Hubungan Pola Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada

Pelajar Putri SMA Kelas 1 Di Denpasar Utara oleh Zuhdy (2015).

Partisipan akan mengisi jenis kegiatan, durasi, dan frekuensi dalam satuan

minggu. Kemudian akan dikategorikan berdasarkan perkalian durasi,

frekuensi, dan skor METs jenis kegiatan. Penilaian aktivitas fisik

dikategorikan menjadi 3 yaitu 1= ringan (<1202,01), 2= sedang (1202,02-

2406,64) dan 3= berat (>2406,65) (Zuhdy, 2015).


4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi

beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap administratif

Peneliti mengajukan surat permohonan pengumpulan data awal pada

bagian LPPM STIKes Maluku Husada dengan tujuan kepada kepala

sekolah SMAN 1 Tanimbar Selatan untuk melakukan pengambilan data

penelitian. Peneliti menyerahkan persyaratan yang diperlukan kepada

kepala sekolah SMAN 1 Tanimbar Selatan untuk mendapatkan data awal.

2. Tahap penentuan responden

Peneliti menentukan jumlah sampel berdasarkan populasi 414 orang

menggunakan rumus dari Arikunto (2012) yang menghasilkan 104 orang

3. Tahap informed consent

Peneliti menjelaskan kepada responden tentang masalah, tujuan, dan

manfaat penelitian. Responden diberikan lembar informed consent dan

kuesioner. Responden diberikan penjelasan tentang cara pengisian

kuesioner dan memfasilitasi bila ada kemungkinan terdapat kebingungan

atau kesalahan responden dalam pengisian kuesioner

4. Tahap pengumpulan data

Pada tahap pengambilan data, peneliti menghubungi kepala sekolah

untuk menentukan jadwal pengambilan data. Proses pengambilan data

dilakukan bersamaan dengan jadwal masuk sekolah. Peneliti mendampingi

responden saat pengisian kuesioner. Sebelum mengisi kuesioner,


responden diberikan penjelasan terkait tujuan, manfaat penelitian, dan

dipersilahkan mundur jika tidak bersedia menjadi responden penelitian ini,

setelah itu responden diberikan waktu untuk bertanya jika ada yang belum

paham terkait dengan poin-poin pada kuesioner. Data yang terkumpul

dicatat dalam lembar pengumpulan data.

4.8 Analisa Data

Data yang terkumpul melalui kuesioner akan diolah menjadi beberapa tahap,

yaitu:

1. Tahap Persiapan

2. Tahap tabulasi, yang termasuk dalam tahap ini antara lain:

a. Coding, yaitu pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa kelompok (klasifikasi data). Kegunaan dari coding

yaitu untuk mempermudah entry data.

b. Scoring, yaitu pemberian skor dalam setiap option jawaban pada setiap

item pertanyaan di dalam kuesioner.

3. Tahap analisis statistik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan hipertensi pada remaja di SMAN 1 Tanimbar Selatan

berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner responden. Data-

data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis dengan

menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science

(SPSS) for windows. Analisis statistik dilakukan dengan cara analisis


sebaran berdasarkan kategori. Uji yang digunakan yaitu Spearman dan

Chi-Square, skala data untuk kedua variabel yang akan dikorelasikan dapat

berasal dari skala yang berbeda (skala data ordinal dikorelasikan dengan

skala data numerik) atau sama (skala data ordinal dikorelasikan dengan

skala data ordinal). Data yang akan dikorelasikan pada uji Spearman dan

Chi-Square ini tidak harus membentuk distribusi normal. Derajat

kepercayaan (confidance interval) sebesar 95% dengan alpha (α) = 5%

atau 0,05. Jika hasil uji statistik (p value) kurang dari sama dengan α (p≤

0,05) maka hipotesis diterima atau ada hubungan antara variabel x dan

variabel y. Untuk mengetahui kedekatan hubungan antara variabel yang

dikorelasikan tersebut, dapat digunakan nilai koofisien korelasi dengan

kategori sebagai berikut :

a. Antara 0,0 sampai dengan 0,1999 berarti sangat rendah

b. Antara 0,2 sampai dengan 0,399 berarti rendah

c. Antara 0,4 sampai dengan 0,599 berarti cukup kuat

d. Antara 0,6 sampai dengan 0,799 berarti kuat

e. Antara 0,8 sampai dengan 1,00 berarti sangat kuat

Korelasi dapat bermakna positif dan negatif. Korelasi positif menunjukkan

arah yang sama hubungan antarvariabel, artinya jika variabel 1 besar,

maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif

menunjukkan arah yang berlawanan, artinya jika variabel 1 besar, maka

variabel 2 menjadi lebih kecil (Sarwono, 2016).


4.9 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip- prinsip etik

sebagai berikut :

1. Pernyataan persetujuan menjadi responden (informed consent)

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lembar persetujuan

diberikan kepada perawat yang bersedia menjadi responden dan harus

menandatangani surat persetujuan. Jika tidak setuju peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Kerahasiaan identitas (anonimity)

Nama subyek tidak dicantumkan pada kuisioner maupun penyajian hasil

penelitian untuk menjada kerahasiaan responden. Peneliti hanya

menggunakan nomor responden pada lembar kuisioner.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dari responden dijamin

kerahasiannya. Hanya kelompok data tertentu (yang dibutuhkan) yang

dicantumkan sebagai hasil penelitian.

4. Tidak merugikan (Non Maleficiency)

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian atau cidera bagi

responden karena penelitian ini melibatkan responden hanya untuk

mengisi kuesioner, sehingga tidak akan menyebabkan kerugian pada

responden.

Anda mungkin juga menyukai