Anda di halaman 1dari 16

BAB 4.

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional. Jenis penelitain ini
observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Metode cross
sectional merupakan metode penelitian yang menekankan waktu observasi atau
pengukuran data kedua variabel hanya satu kali pada satu waktu sehingga tidak
ada tindak lanjut (Nursalam, 2015). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu spiritual
well being dengan variabel dependen yaitu hardiness. Pengambilan data spiritual
well being dan hardiness dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian


4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek atau data dengan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan dalam penelitian (Nursalam, 2015). Menurut (Sugiyono,
2014) populasi merupakan generalisasi dari subjek atau objek dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan
selanjutnya akan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
DM tipe 2 yang ditentukan berdasarkan jumlah kunjungan di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Baladhika Husada Jember pada bulan Januari-November 2019 yang
mencapai 2728 orang atau sebanyak 248 pasien per bulannya.

4.2.2 Sampel Penelitian


Sampel merupakan populasi yang memiliki karakteristik tertentu dengan
jumlah tertentu (Sugiyono, 2015). Sampel penelitian adalah bagian dari populasi
yang dijadikan subjek atau objek yang diteliti (Nursalam, 2015). Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Baladhika Husada Kabupaten Jember dan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini jumlah sampel penelitian ditentukan
menggunakan aplikasi G*Power. G*Power 3 merupakan program aplikasi yang
digunakan untuk berbagai uji statistik. Penelitian yang biasanya menggunakan
G*Power 3 adalah penelitian jenis ilmu sosial, perilaku, dan biomedis (FAul dkk.,
2009). Perhitungan sampel menggunakan G*Power 3 dengan standart effect size
0,30, α error probability menggunakan 0,05, dan power (1-β error probability)
menggunakan 0,90 didapatkan jumlah sampel sebesar 112 responden.

4.2.3 Teknik Sampling


Teknik sampling merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,
2015). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling dengan cara consecutive sampling. Consecutive sampling
adalah pemilihan sampel penelitian dengan menetapkan subjek berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan dimasukkan dalam penelitian hingga kurun
waktu tertentu sampai jumlah responden terpenuhi (Nursalam, 2015). Peneliti
melakukan pengambilan data dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu.

1.2.4 Kriteria Subjek Penelitian


a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria umum dari subjek yang diteliti (Nursalam,
2015). Kriteria inklusi penelitian ini meliputi :
1. Pasien DM tipe 2 berusia 20 -79 tahun
2. Lama mengalami penyakit DM ≥ 3 bulan
3. Bisa berkomunikasi dengan baik
4. Bersedia menjadi responden dalam penelitian
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah bagian populasi yang tidak bisa dijadikan sampel
berdasarkan karakteristik tertentu (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut
Nursalam (2015) kriteria eksklusi adalah subjek yang dihilangkan atau
dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
1. Klien DM tipe 2 dengan penyakit penyerta seperti jantung dan stroke.
2. Klien DM tipe yang memiliki keterbatasan fisik seperti buta atau tuli.

4.3 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika
Husada Kabupaten Jember

4.4 Waktu Penelitian


Pengerjaan skripsi ini dimulai dari bulan September 2019 hingga bulan
Januari 2020. Pelaksanaan seminar proposal pada November 2019. Kemudian
penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Januari – 27 Januari 2020. Penyusunan
laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020. Pelaksanaan sidang
dan publikasi ilmiah dilakukan pada bulan Maret 2020.
Tabel 4.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
September Oktober November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penetapan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Pengajuan Surat
Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengolahan Data
8 Analisa Data
9 Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian
10 Sidang Hasil
11 Revisi Hasil
12 Publikasi
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran terkait batasan tentang apa yang diukur
oleh variabel bersangkutan (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu spiritual well being dan
variabel dependen yaitu hardiness.
Tabel 4.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil


Operasional
Variabel Pernyataan hidup Sub skala Spiritual Well Kuesioner SWBS Interval a. Nilai minimum =
Independen yang dimiliki oleh Being yaitu : (skala likert dengan 19
Spiritual Well pasien diabetes 1. Kesejahteraan keagamaan jumlah pernyataan b. Nilai maksimum =
Being melitus tipe 2 yang (Religion Well Being) sebanyak 20 butir 114
mencerminkan 2. Kesejahteraan eksistensi dan 6 pilihan
adanya kepuasan (Extensional Well Being) jawaban)
dalam
hubungannya
dengan Tuhan, diri
sendiri, orang lain
dan lingkungan.
Variabel Karakteristik Terdiri dari 3 aspek yaitu : Skala hardiness Interval a. Nilai minimum =
dependen kepribadian yang 1. Komitmen (Commitment) (Skala likert 33
hardiness melibatkan 2. Kontrol (Control) dengan jumlah b. Nilai maksimum
kemampuan pasien 3. Tantangan (Challenge) pernyataan 33 butir = 132
DM tipe 2 untuk )
mengendalikan
stressor negatif
dengan
memberikan
makna yang positif
terhadap stressor.
4.6 Teknik Pengumpulan Data
4.6.1 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer didapatkan langsung oleh peneliti melalui lembar kuesioner yang
telah diisi oleh subjek penelitian. (Notoatmodjo, 2012). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh langsung dari hasil penelitian spiritual well being pada
pasien DM tipe 2 menggunakan kuisioner SWBS dengan 19 pernyataan untuk
menentukan penilaian.Sedangkan penilaian hardiness dengan menggunakan
kuisioner hardiness scale dengan jumlah 33 pernyataan. Data primer lainnya yaitu
karakteristik responden meliputi usia, lama menderita DM tipe 2, jenis kelamin,
pekerjaan, status pernikahan dan pendidikan .
b. Data sekunder
Data sekunder didapatkan peneliti dari sumber lain bukan dari hasil penelitian
secara langsung (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini adalah
data jumlah kunjungan pasien DM tipe 2 yang didapatkan di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada.

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data


Proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik subjek
dalam penelitian disebut dengan pengumpulan data (Nursalam, 2015). Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner spiritual
well-being scale dan skala hardiness. Langkah-langkah pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Fakultas
Keperawatan Universitas Jember kemudian surat izin penelitian ditujukan
kepada ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)
Universitas Jember ;
b. Surat izin dari LP2M kemudian ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit
Tingkat III Baladhika Husada Jember;
c. Peneliti melakukan koordinasi dengan kepala ruang di Poli Rumah Sakit
Tingkat III Baladhika Husada Kabupaten Jember terkait pasien DM tipe 2
untuk dijadikan sampel dalam penelitian yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan;
d. Peneliti menentukan responden penelitian sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan dengan dibantu oleh petugas kesehatan di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember;
e. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden terkait maksud dan tujuan
mendatangi pasien. Kemudian peneliti juga menjelaskan terkait kuesioner dan
cara pengisiannya;
f. Peneliti memberikan lembar persetujuan (Informed consent) menjadi
responden bagi responden yang bersedia untuk menjadi sampel penelitian;
g. Peneliti memberikan lembar kuesioner spiritual well-being dan hardiness
kepada responden dengan alokasi waktu pengisian kuesioner sekitar 15-20
menit. Jika terdapat responden yang mengalami kesulitan dalam mengisi
kuesioner, peneliti membantu responden membacakan kuesioner dan
mengisikan jawaban sesuai dengan jawaban yang dipilih responden;
h. Peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memeriksa kelengkapan
pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden;
i. Peneliti melakukan cross-chek ulang kuesioner yang telah diisi oleh
responden;

4.6.3 Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner
Spiritual Well-Being Scale (SWBS) dan skala hardiness.
a. Spiritual Well-Being Scale (SWBS)
Kuesioner SWBS yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner
SWBS versi Bahasa Indonesia yang diadopsi dari penelitian Utama (2018) yang
mengacu pada penelitian A’la (2016). Kuesioner SWBS terdiri dari 19 item
pernyataan yang terbagai atas 10 item digunakan untuk mengukur kesejahteraan
agama (religious well-being) terkait dimensi vertical atau hubungan dengan Tuhan
dan 9 item lainnya digunakan untuk mengukur kesejahteraan eksistensial
(eksistensial well-being) terkait dimensi horizontal atau hubungan dengan dunia
seperti kepuasan dan tujuan hidup. Penilaian menggunakan skala likert enam poin
yaitu 6-1 mulai dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju” untuk pernyataan
favorable. Sedangkan pernyataan unfavorable dinilai dengan kebalikan dari
penilaian favorable yaitu 1-6 mulai dari “sangat setuju” sampai “ sangat tidak
setuju”.Hasil akhir penelaian kuesioner berupa skor spiritual well being
(kesejahteraan spiritual) dengan total skor 19-114. Semakin tinggi skor yang
diperoleh maka semakin tinggi pula kesejahteraan yang dimiliki oleh seseorang
(A’la, 2016)

Tabel 4.3 Blueprint Spiritual Well Being Scale


No Indikator Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Religion Well 3,6,10,14,16,18 1,5,8,12 10
Being (RWB)
2 Exsintential Well 4,7,9,13,19 2,11,15,17 9
Being (EWB)
Jumlah 11 8 19
Sumber : Utama (2016)

b. Instrumen Hardiness
Kuesioner Skala Hardiness yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari
penelitian Sihotang (2011) dalam Khoirunnisa (2018) yang berjudul “Hubungan
Hardiness Dengan Diabetes Distress Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember”. Kuessioner hardiness
terdiri dari 33 item pernyataan tentang commitment (13 item), control (7 item),
dan challenge (13 item). Skala hardiness yang digunakan dibagi menjadi empat
pilihan jawaban mulai dari “sangat sesuai” sampai “sangat tidak sesuai” dengan
nilai numerik 4 sampai 1. Penilaian pernyataan unfavorable diberikan skor
kebalikan dari pernyatan favorable yaitu 1 sampai 4. Hasil akhir penilaian
kuesioner berupa skor hardiness dengan skor minimal 33 dan maksimal 132.
Dimana semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi hardiness
(ketangguhan) yang dimiliki seseorang.
Tabel 4.4 Blue Print Skala Hardiness
No Aspek Indikator No Aitem Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Commitment Percaya diri 1, 16, 29 9, 22 5
Memilki tujuan 10, 23 17 3
Aktif dalam 2, 18, 33 11, 24 5
kehidupan sehari-
hari
2. Control Optimis dalam 12, 30, 31 3 4
menghadapi
masalah
Mampu 4, 19 25 3
mengontrol dan
mempengaruhi
sesuatu kejadian
dengan
pengalaman
3. Challenge Memiliki 26, 32 5 3
kemampuan dan
keinginan yang
kuat
Bersifat dinamis 6, 20 13 3
Cepat 14, 27 7 3
menemukan cara
yang tepat untuk
mengatasi stres
Menganggap 8, 21 15, 28 4
stress bukan
suatu hambatan
Total 21 12 33
Sumber : Khoirunnisa (2018)

4.6.4 Uji Validtas dan Reliabilitas


a. Uji validitas
Suatu instrument dikatakan valid jika dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015). Uji validitas perlu dilakukan untuk
mengetahui alat ukur yang hendak dipakai valid atau tidak dengan cara melakukan
uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pernyataan) dengan skor total
kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2012). Alat ukur dikatakan valid jika r hitung >
r table (Sugiyono, 2015). Kuesioner Spiritual Well Being Scale (SWBS)
sebelumnya telah di uji validitas oleh Utama (2018) menggunakan content
validity dan construct validity. Content validity (validitas isi) merupakan validitas
yang dilakukan terhadap relevansi atau kelayakan isi konsultasi ahli (Sugiyono,
2015). Peneliti melakukan penilaian CVI (Content Validty Index) yang diajukan
kepada empat orang ahli. Penilaian CVI dihitung dengan cara membagi berapa
kali pertanyaan yang telah diajukan oleh masing-masing ahli yang menilai
pertanyaan tersebut. Instrumen dikatakan valid jika penilaian CVI > 0,80 (Park
dan Park, 2013 dalam Utama, 2018). Hasil uji validitas didapatkan nilai CVI
sebesar 0,96 artinya kuesioner SWBS dikatakan valid. Construct validity
berhubungan dengan skala yang menggambarkan dan berperan sebagai teori yang
sedang diukur. Hasil dari uji validitas konstruk yang dilakukan pada 30 pasien
kanker didapatkan satu item pertanyaan dari 20 item pertanyaan yaitu nomor 6
dikatakan tidak valid karena menurut peneliti pertanyaan nomor 6 telah
diwakilkan oleh pertanyaan lain pada indikator yang sama yaitu Eksistensional
Well Being (Utama, 2018). Sehingga jumlah pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian sebanyak 19 pertanyaan.
Instrumen Hardiness Scale sebelumnya telah di uji validitas oleh Sihotang
(2011) dengan sampel 41 pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa didapatkan r table pada uji validitas
hardiness scale adalah 0,3008. Hasil uji validitas didapatkan nilai r antara 0.321
sampai dengan 0.674.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya. Hal ini melihat konsistensi dari alat ukur apabila dilakukan
pengukuran lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Hasil uji reliabilitas kuesioner SWBS oleh Utama (2018) didapatkan nilai
Crobach’s Alpha 0,911 yang artinya kuesioner SWBS dapat diterima dan dapat
digunakan sebagai alat ukur. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas kuesioner skala
hardiness oleh Sihotang (2011) didapatkan nilai Crobach’s Alpha 0,899 yang
artinya kuesiner skala hardiness dapat diterima dan digunakan sebagai alat ukur.
4.7 Pengolahan Data
4.7.1 Editing
Editing merupakan kegiatan peninjauan ulang dan perbaikan isian
kuesioner hasil dari penelitian baik hasil wawancara, kuesioner atau pengamatan
di lapangan untuk memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner dan relevansi
jawaban (Notoatmodjo, 2012). Peneliti akan melakukan proses editing dengan
memeriksa jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden. Apabila pengisian
tidak sesuai dengan petunjuk atau jawaban belum terisi maka peneliti akan
meminta responden untuk melengkapinya.

4.7.2 Coding
Coding merupakan pemberian kode yang bertujuan untuk mengubah data
berupa kalimat menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
Pemberian kode dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Jenis kelamin
1. Laki-laki =1
2. Perempuan =2
b. Riwayat pendidikan
1. Tidak tamat SD =1
2. Tamat SD/sederajat =2
3. Tamat SMP/sederajat =3
4. Tamat SMA/sederajat =4
5. Perguruan Tinggi =5
6. Lain-lain =6
c. Pekerjaan
1. Tidak bekerja =1
2. Petani =2
3. Wiraswasta =3
4. Pegawai Swasta =4
5. PNS =5
6. Ibu Rumah Tangga =6
7. Pensiunan =7
d. Status Pernikahan
1. Belum Menikah =1
2. Menikah =2
3. Janda/Duda =3

4.7.3 Entry Data


Entry data atau processing merupakan kegiatan memasukkan kode ke
dalam software komputer atau program hasil dari jawaban masing-masing
responden (Notoatmodjo, 2012). Peneliti menggunakan program aplikasi
komputer dengan memasukaan data secara manual.

4.7.4 Cleaning
Cleaning adalah kegiatan pengecekan ulang semua data responden yang
telah dimasukkan dengan tujuan melihat kemungkinan terjadinya kesalahan
seperti ketidaklengkapan data, kesalahan kode dan sebagainya, yang selanjtnya
akan dilakukan koreksi (Notoatmodjo, 2012) Cleaning pada penelitian ini
meliputi pengecekan data ulang pada karakteristik responden hasil kuesioner
Spiritual Well Being Scale dan Hardiness Scale, dan menghapus data-data yang
tidak dibutuhkan pada setiap variabel.

4.8 Analisa Data


Proses pengolahan data dengan mengelompokkan data sesuai dengan
karakteristik responden, mentabulasi data, menyajikan data dari setiap variabel
yang diteliti, dan menggunakan perhitungan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,
2014).

4.8.1 Analisa Univariat (Analisa Deskriptif)


Analisa univariat digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan
karakteristik setiap variabel. Bentuk analisis univariat bergantung pada jenis
datanya (Notoatmodjo, 2012). Variabel numerik seperti usia, lama menderita DM,
spirituall well being dan hardiness disajikan dalam bentuk nilai rata-rata atau
mean, median dan standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal sesuai dengan
hasil uji normalitas data. Sedangkan untuk variabel kategorik seperti jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status pernikahan didistribusikan
dalam bentuk persentase atau proporsi.

4.8.2 Analisa Bivariat


Analisa bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel independen yaitu spiritual well being dengan variabel
dependen yaitu hardiness pada pasien DM tipe 2 dengan menggunakan uji
statistik. Sebelum dilakukan uji statistik akan dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu dengan Kolmogorov-smirnov karena jumlah sampel > 50, jika p > 0,05
maka data terdistribusi normal. Jenis uji statistik yang digunakan sesuai dengan
distribusi data, jika distribusi data normal maka menggunakan uji korelasi pearson
namun jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan uji korelasi
spearman. Pengambilan kesimpulan mengenai hubungan kedua variabel
berdasarkan dengan hasil uji statistik. Apabila nilai p < 0,05 maka Ha diterima
yang artinya terdapat hubungan antara spiritual well being dengan hardiness pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember. Namun jika P > 0,05 maka Ha ditolak yang artinya
tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut.

Tabel 4.5 Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p,
dan arah korelasi
No. Parameter Nilai Interpretasi
1. Kekuatan korelasi 0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
2. Nilai p P < 0,05 Terdapat hubungan yang
bermakna antar dua variabel
yang diuji.

P > 0,05 Tidak terdapat hubungan antar


dua variabel yang diuji.
3. Arah korelasi + (positif) Searah, yakni semakin besar
nilai satu variabel, maka
semakin besar pula nilai
variabel lainnya.
- (negatif)
Berlawanan arah, yakni
semakin besar nilai suatu
variabel, maka semakin kecil
pula nilai variabel lainnya.
Sumber : Dahlan 2011

4.9 Etika Penelitian


Pelaksanaan penelitian telah memperoleh izin kelayakan etik penelitian dari
Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dengan No.718/UN25.8/KEPK/DL/2019 sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip dan etika penelitian.

4.9.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)


Sebelum dilakukan pengambilan data atau wawancara kepada responden,
terlebih dahulu responden dimintai persetujuan (informed consent). Adanya
lembar informed consent membantu pencapaian kesepakatan bersama antara
peneliti dan responden. Jika responden bersedia maka dilanjutkan pengambilan
data atau wawacara, jika responden menolak untuk memberikan informasi atau
wawancara maka tidak dilanjutkan pengamblian data (Notoatmodjo, 2012). Pada
lembar informed consent perlu dicantumkan mengenai data yang diberikan oleh
responden hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu (Nursalam, 2015).
Lembar informed consent memuat tujuan penelitian, manfaat penelitian, alur
penelitian dan pernyataan kesediaan menjadi responden.

4.9.2 Kerahasiaan (Confidentiality)


Subjek atau responden dalam penelitian memiliki hak untuk meminta
peneliti tetap menjaga kerahasiaan data yang telah diberikan (Nursalam, 2015).
Penyajian data hasil penelitian hanya akan memapaparkan data tertentu saja,
kemudian peneliti juga akan menyampaikan informasi hasil penelitian hanya
kepada pihak yang berkepentingan dalam penelitan. Peneliti akan menggunakan
anonim berupa kode untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

4.9.3 Keadilan (Justice)


Subjek yang bersedia menjadi responden harus mendapatkan perlakuan
yang adil baik sebelum, selama ataupun sesudah penelitian (Nursalam, 2015).
Penelitian dilaksanakan dengan cara tidak merugikan responden, tidak membeda-
bedakan responden, jujur dan hati-hati.

4.9.4 Kemanfaatan (Beneficience)


Pelaksanaan penelitian harus menerapkan prinsip kebermanfaatan bagi
responden dengan tidak merugikan atau mengakibatkan penderitaan khususnya
jika menggunakan tindakan khusus. Peneliti juga harus mempertimbangkan
adanya risiko dan keuntungan yang didapatkan responden dari setiap tindakan
yang dilakukan (Nursalam, 2015). Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
hubungan antara spiritual well being dan hardiness pada pasien DM tipe 2
sehingga responden dapat mengetahui kondisi kesejahteraan spiritualnya yang
dapat memicu hardiness pasien DM tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai