Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati

ataudiukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat kuantitatif yaitu untuk

mengidentifikasi adanya hubungan antara tingkat pendidikan, status gizi dan

kebiasaan merokok terhadap kejadian TB Paru diwilayah kerja Puskesmas

Kawunganten Kabupaten Cilacap Tahun 2017, dengan kerangka konsep

sebagai berikut:

VariabelIndependen VariabelDependen

Tingkat Pendidikan

Status Gizi Kejadian TB Paru

Kebiasaan Merokok

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Status Gizi dan Kebiasaan
Merokok dengan Kejadian TB Paru
B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Sugiyono, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1 : Terdapat keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan kejadian TB Paru

diwilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap Tahun

2017

H2 : Terdapat keterkaitan antara status gizi dengan kejadian TB Paru

diwilayahkerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap Tahun

2017

H3 : Terdapat keterkaitan antara kebiasaan merokok dengan kejadian TB

Paru diwilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap

Tahun 2017

H4 : Terdapat faktor yang paling dominan memiliki keterkaitan antara

tingkat pendidikan, status gizi dan kebiasaan merokok dengan kejadian

TB Paru diwilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap

Tahun 2017

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudianditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, diantaranya:


1. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau variabel lain atau disebut sebagai variabel stimulus

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen(Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini yang menjadi variabel

independen yaitu tingkat pendidikan, status gizi dan kebiasaan merokok.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oeh

variabel lain atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas dan sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen (Sugiyono,

2014). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kejadian

TB Paru.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang diteliti,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2012). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi OperasionalCara Ukur Hasil Ukur Skala


dan Alat
Ukur
1. Kasus TB Hasil diagnosa suspect Melihat 1. Penderita Nominal
Paru TB yang diperiksa di Kartu TB Paru
Puskesmas Pengobatan (BTA
Kawunganten TB Paru positif)
Kabupaten Cilacap 2. Bukan
Tahun 2017 Penderita
TB Paru
(BTA
negatif)

2. Tingkat Jenjang pendidikan Wawancara 1. Tidak Ordinal


Pendidika formal yang berhasil menggunaka Sekolah
n ditempuh responden n kuesioner 2. SD
berdasarkan ijazah 3. SMP
terakhir 4. SMA
5. Perguruan
Tinggi
3. Status Kondisi berat badan Hasil 1. Gizi Ordinal
Gizi responden dibagi pengukuran Kurang(<
dengan dan 18,5
tinggibadansuspectTB perhitungan kg/m)
Paru tinggi badan 2. Gizi Lebih
dan berat (>25
badan kg/m)
3. Obesitas
(≥30
kg/m)
4. Normal
(18,5-24,9
kg/m)

4. Kebiasaan Perilakususpect TB Wawancara 1. Perokok Ordinal


Merokok Paru atau kebiasaan menggu- berat
menghisap rokok nakan (lebih dari
dalam sehari kuesioner 20 batang
perhari)
2. Perokok
sedang
(11-20
batang
perhari)
3. Perokok
ringan (1-
10 batang
perhari)
4. Bukan
Perokok

E. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan

metode analitik observasional dengan desain penelitiancross sectional

(potong lintang). Dimana dalam penelitian ini variabel sebab dan variabel
akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur dan akan dikumpulkan dalam

waktu bersamaan (sekali waktu) dan secara langsung (Notoatmodjo, 2012).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan,

status gizi, kebiasaan merokok dan variabeldependen dalam penelitian ini

adalah kejadian TB Paru.Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara

tingkat pendidikan, status gizi dan kebiasaan merokok dengan kejadian TB

Paru di wilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap tahun

2017.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Kawunganten Kabupaten Cilacap pada bulan Januari sampai September 2017.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti

(Arikunto, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suspectTB

paru di wilayah kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten CilacapTahun

2017, bulan Januari sampai Juli sebanyak 72 responden.

2. Sampel Penelitian

a. Sampel

Sampel adalah sebagian atau seluruh yang diteliti dan dianggap

mewakili populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini


adalah sebagian suspect TB Paru di wilayah kerja Puskesmas

Kawunganten Tahun 2017.

b. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Santjaka, 2011). Pada penelitian ini untuk menentukan besar sampel,

peneliti menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk

populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan formula

yang lebih sederhana lagi, dimana rumus tersebut yaitu:

Rumus Slovin, (Santjaka, 2011):

N
n =1+N (d2 )

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat signifikansi (0,05)

Berdasarkan rumus Slovin dapat dihitung jumlah sampel sebagai

berikut :
72
n =1+72 (0,052)

= 61,01 dibulatkan 61

c. Teknik Sampling

Sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling,

yaitu seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

terpilih menjadi sampel pada suatu daerah dengan jumlah setiap

kelompok secara proporsional (Notoatmodjo, 2012).


Setelah dihitung menggunakan rumus Slovin, didapatkan jumlah

sampel sebanyak 61 responden.Sampel diambil dengan membuat lintingan

kecil berisi nomor responden sebanyak 72 lintingan, sesuai dengan jumlah

populasi.Setelah itu mengocok dan memilih 11 lintingan, sisanya sebanyak

61 lintingan dijadikan sampel penelitian.

H. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti dan didapat langsung dari responden pada saat penelitian

berlangsung bisa dari hasil wawancara dan observasi (Sugiyono,

2014).Data primer dalam penelitian ini adalah variabel kebiasaan

merokok, status gizi dan tingkat pendidikan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau

dokumentasi (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini

berupa data penderita suspect TB Paru di wilayah kerja Puskesmas

Kawunganten Kabupaten Cilacap tahun 2017.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapat keterangan atau


pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian, atau bercakap-

cakap berhadapan muka dengan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan datavariabel tingkat

pendidikan dan kebiasaan merokok.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2014).

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data variabel status gizi,

dengan cara melakukan pengukuran dan penghitungan secara langsung

berat badan dan tinggi badan responen penelitian.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah menelaah dokumen, arsip dan referensi

yang berkaitan dengan tema penelitian (Notoatmodjo, 2012). Studi

dokumen digunakan untuk mengumpulkan data suspect TB Paru di

wilayah kerja Puskesmas Kawunganten Tahun 2017 dengan melihat

kartu pengobatan TB Paru.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah adalah alat-alat yangakan digunakan

untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan kerangka

konsep dan dari tabel penelitian kemudian disusun instrumen untuk

mengumpulkan data. Instrumen penelitian yangdigunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner dan lembar observasi.


I. Validitas dan Reliabilitas Data

1. Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Pengujian terhadap

validitas item ini dilakukan dengan uji korelasi pearson product moment.

Penggunaan uji tersebut untuk uji validitas yang kita lakukan adalah

mengkorelasikan nilai masing-masing butir yang diperoleh dari responden

dengan jumlah total nilai yang diperoleh oleh satu responden dan uji

validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Product and Service Solutions) (Setyawan, 2014). Lokasi

uji validitas dilakukan di BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat)

Purwokerto dengan jumlah responden 30 orang.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian

ITEM r hitung rkritik Keterangan


Item 1 0,961 0,361 Valid
Item 2 0,862 0,361 Valid
Item 3 0,812 0,361 Valid
Item 4 0,680 0,361 Valid
Item 5 0,873 0,361 Valid
Item 6 0,691 0,361 Valid
Item 7 0,531 0,361 Valid

Berdasarkan hasil di atas menunjukkan item atau pertanyaan 1 sampai

7 adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari rkritik.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas berkaitan dengan adanya kepercayaan terhadap alat

instrumen, suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi

jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang tetap (Setyawan,


2014).Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini

diketahui angka cronbach’s alpha 0,823 dimana nilai tersebut lebih besar

dari nilai minimal cronbach alpha 0,6 oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian yang digunakan dikatakan reliabel.

J. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan selanjutnya

adalah melakukan pengolahan data. Pengolahan data dapat dilakukan secara

komputerisasi dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and

Service Solutions), langkah-langkah dari pengolahan data meliputi(Santjaka

2011):

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing adalah suatu kegiatan pengecekan terhadap kemungkinan adanya

kesalahansaat penelitian berlangsung.

2. Pemberian Kode (Coding)

Pengkodeandata yaitu memeriksa kuesioner dengan mengklasifikasi data

dan memberi kode untuk masing-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan

pengumpulan data.Coding data dalam penelitian ini yaitu:

a. TB Paru

1) Penderita TB Paru, jika hasil diagnosa BTA positif diberi kode 1.

2) Bukan Penderita TB Paru, jika hasil diagnosa BTA negatif diberi

kode 2
b. Tingkat Pendidikan

1) Tidak Sekolah diberi kode 1

2) SD diberi kode 2

3) SMP diberi kode 3

4) SMA diberi kode 4

5) Perguruan Tinggi diberi kode 5

c. Status gizi

1) Gizi Kurang, jika hasil pengukuran IMT <18,5 kg/m diberi kode 1

2) Gizi Lebih, jika hasil pengukuran IMT >25 kg/m diberi kode 2

3) Obesitas, jika hasil pengukuran IMT ≥30 kg/m diberi kode 3

4) Normal, jika hasil pengukuran IMT 18-24,9 kg/m diberi kode 4

d. Kebiasaan merokok

1) Perokok berat, jika merokok lebih dari 20 batang/hari diberi kode 1

2) Perokok sedang, jika merokok 11-20 batang/hari diberi kode 2

3) Perokok ringan, jika merokok 1-10 batang/hari diberi kode 3

4) Bukan perokok, jika tidak memiliki kebiasaan merokok diberi kode 4

3. Rekapitulasi

Rekapitulasi yaitu menghimpun data dalam satu tampilan lembar kerja

4. Procesing

Tahapan pengolahan data dimulai dari proses entry atu memasukan data

dan pemilihan jenis penyajian data.


5. Out Put

Upaya procesor data untuk menampilkan hasil pengolahan data dalam

bentuk lembar cetak, kemudian ditafsirkan peneliti.

K. Analisa Data

Adapun analisa data yang dilakukan antara lain:

1. Analisis univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis

tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2012). Analisis univariat

dilakukan pada masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel bebas

(tingkat pendidikan, status gizi dan kebiasaan merokok) dan variabel

terikat (kejadian TB Paru).Rumus yang digunakan untuk mengetahui

presentase masing-masing variabel sebagai berikut:

f
P = N x 100%

Keterangan:

P :Presentase

f : Jumlah frekuensi

N : Jumlah sampel

100% : konstanta

2. Analisis bivariat

Selanjutnya, hasil analisis univariate ditampilkan dalam bentuk tabel

analisis bivariate menggunakan tabel silang untuk mengetahui dan

menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Sedangkan


untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel terikat dan variabel

bebas digunakan analisis Chi Square dengan tingkat kemaknaan α= 0,05.

Rumus yang digunakan yaitu :

(0 − E)2
x2 = ∑
E

Keterangan :

x² : Chi squre

O : Frekuensi observasi

E : Frekuensi harapan

Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas

signifikan 0,05 sehingga bila nilai ρ< 0,05 maka hasil statistik bermakna

atau signifikan, jika nilai ρ> 0,05 maka hasil hitungan statistik tidak

bermakna atau tidak signifikan (Santjaka,2011).

Setelah dilakukan analisis Chi Square, untuk mengetahui seberapa

besar keterikatan variabel independen dengan variabel dependen dilakukan

uji koefisien kontingensi C. Koefisien kontingensi C (Koefisien Cramer)

merupakan uji statistika untuk menganalisis korelasi nonparametrik.

Statistika ini diberi lambang C yang digunakan untuk mengukur keeratan

hubungan atau korelasi antara dua variabel data pada skala nominal

(Santoso, 2009).

Anda mungkin juga menyukai