Anda di halaman 1dari 29

PERILAKU PLAGIARISME DI KALANGAN MAHASISWA MAGISTER

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Fendi Triyanto Aji

ABSTRAK

Praktek plagiarisme dalam dunia perkuliahan kerap terjadi. Penelitian-


penelitian mengenai plagiarisme pada mahasiswa sudah banyak dilakukan namun
belum pernah mengkaji tindakan plagiarisme di kalangan mahasiswa pascasarjana.
Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah kemungkinan plagiarisme juga terjadi
pada mahasiswa pascasarjana karena tanggung jawab yang lebih tinggi seperti
pembuatan jurnal, tesis, tugas-tugas kuliah, dan lain sebagainya. Maraknya tindakan
plagiarisme dikalangan mahasiswa memberikan dampak yang serius, yaitu
berkurangnya intregritas akademik yang tentunya memberikan dampak yang negatif
juga terhadap mahasiswa yang tidak malakukan tindakan plagiarisme. Penelitian ini
dilakukan untuk mengkaji tentang gambaran tindak plagiarisme di kalangan
mahasiswa magister Universitas Airlangga, beserta apa yang melatar belakangi
tindakan plagiarisme. Tujuh puluh kuisioner dibagikan secara online pada mahasiswa
magister di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa terkait plagiarisme langsung, sebagian besar
mahasiswa tidak melakukan plagiarisme langsung dalam kegiatan ketika
mendapatkan informasi dengan presentase 40%. Terkait plagiarisme mosaik,
sebagian besar mahasiswa tidak melakukan plagiarisme mosaik dalam cara
pemahaman informasi dari referensi dengan presentase 51,43%. Terkait plagiarisme
total, sebagian besar mahasiswa tidak melakukan plagiarisme total dengan presentase
71,43%. Terkait plagiarisme tidak sengaja, sebagian besar mahasiswa tidak
melakukan plagiarisme tidak sengaja untuk pencantuman daftar pustaka dalam
penggunaan informasi karya orang lain dengan presentase 95,71%. Terkait proporsi
sukses, sebagian besar mahasiswa menjawab memenuhi tuntutan tugas perkuliahan
untuk keinginan yang ingin dicapai dalam menyusun tugas dengan presentase
38,57%. Terkait proporsi pendorong, sebagian besar mahasiswa berusaha
mengerjakan dengan kemampuan diri sendiri dengan presentase 61,43%. Terkait
proporsi rasionalitas, sebagian besar mahasiswa menjawab keinginan untuk selesai
cepat dengan usaha yang ringan dengan presentase 68,57%.
Kata Kunci: plagiarisme akademik, mahasiswa magister, perilaku plagiarisme

1
Pendahuluan Pada sisi lain, adanya kecanggihan
teknologi informasi semakin
Perkembangan teknologi
memudahkan kegiatan untuk copy
informasi seperti internet telah
paste. Kegiatan untuk copy paste
meluas ke berbagai bidang
adalah kegiatan yang dapat
kehidupan salah satunya adalah
mengarah kepada tindakan
bidang pendidikan. Kemajuan dari
plagiarisme (Bondang, 2015:18).
teknologi informasi tersebut juga
Plagiarisme yang merupakan
memiliki pengaruh positif dan
penjiplakan atau pengakuan tas
pengaruh negatif. Pengaruh positif
karya orang lain yang sering terjadi
dari perkembangan teknologi
pada kalangan siswa dan mahasiswa
informasi tersebut adalah dengan
karena ditujukan untuk mengerjakan
adanya pengaruh terhadap
keperluan pendidikan misalnya
perkembangan ilmu pengetahuan,
dalam pembuatan makalah, tugas,
sehingga teknologi berdampak positif
penulisan esai dan karya ilmiah lain
dengan semakin terbuka dan
(Sulianta, 2007:71). Selain itu
tersebarnya informasi serta
menurut Ir. Balza Achmad
pengetahuan dari suatu tempat dan ke
M.Sc.E(dalam novanta, 2009)
seluruh dunia dengan menembus batas
plagiarisme adalah berbuat sesuatu
ruang dan waktu. Dampak negatif dari
seolah-olah karya orang lain tersebut
perkembangan teknologi informasi
adalah karya kita dan mengakui hasil
tersebut yaitu terjadinya perubahan
karya tersebut adalah milik kita. Hal
nilai, norma, aturan, atau moral
tersebut terjadi pada kalangan
kehidupan yang bertentangan dengan
mahasiswa karena berbagai keadaan,
nilai, norma, aturan, dan moral
seperti tidak mempunyai cukup waktu
kehidupan yang dianut oleh
untuk menghasilkan karya tulis
masyarakat masyarakat (Munir, 2008).
sendiri, tidak mempunyai kemampuan

2
untuk menghasilkan karya sendiri, penyalahgunaan hak kekayaan
berpikiran bahwa pembaca tidak intelektual milik orang lain, di mana
mungkin mengetahuinya, dan khusus karya tersebut dipresentasikan dan
untuk mahasiswa berpikiran bahwa diakui secara tidak sah sebagai hasil
dosen pembimbing tidak akan karya pribadi individu. Menurut
mengetahui perbuatan plagiarisme Evida (2016), plagiarisme merupakan
bahkan mungkin tidak mempedulikan tindakan yang tidak terpuji bahkan
hal tersebut, serta berpura-pura tidak dapat dikatakan sebagai pencurian
tahu dan tidak paham akan tindakan intelektual yang dilakukan secara
plagiarisme. Plagiarisme dapat terjadi sengaja dan tidak sengaja yaitu dengan
karena cara mengutip atau menjiplak mengutip hasil karya orang lain tanpa
yang sering dikenal sebagai block copy menyebutkan sumber aslinya.
paste terhadap karya orang lain dalam Umumnya, mahasiswa kurang
jumlah kecil maupun besar. Karya menyadari bahwa pihaknya kerap
tersebut dapat berasal dari buku teks, melakukan tindakan plagiarisme saat
majalah ilmiah, dan mengunduh artikel menulis tugas akhir yang dibuktikan
dari internet atau mengutip karya dengan tindakan mengambil
teman tanpa mencantumkan nama pendapat dan isi karangan atau
penulis asli dari sumber informasi tulisan orang lain tanpa
yang telah digunakan (Wibowo, 2012). menyebutkan sumbernya. Hal ini
Plagiarisme tidak hanya dianggap sebagai salah satu tindakan
dilakukan oleh kalangan pelajar, tetapi plagiarisme yang melawan prinsip
juga dilakukan pada kalangan kejujuran dan dapat dianggap
mahasiswa bahkan mahasiswa sebagai bentuk kejahatan (Bakry,
pascasarjana dan para pendidik 2016:36). Seseorang yang
perguruan tinggi di negara maju pun melakukan tindakan atau perbuatan
tidak terlepas dari tindakan plagiarisme cenderung memiliki
plagiarisme (Chao et al, 2009). sifat malas, niat untuk memperoleh
Plagiarisme merupakan bentuk

3
nilai baik dengan cara mudah tanpa mengenai tipologi perilaku
usaha, menipu, memperoleh plagiarisme internet di kalangan
tekanan, takut gagal sehingga lebih mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial
memilih untuk mengambil jalan dan Ilmu Politik Universitas
pintas dan memiliki pemikiran Airlangga. Hasil penelitian terhadap
keliru bahwa setiap orang punya 100 responden di Fakultas Ilmu
kesempatan mencontek atau Sosial dan Ilmu Politik Universitas
menjiplak dan kesempatan perlu Airlangga menunjukkan bahwa 94%
dipergunakan. Salah satu hal yang responden pernah melakukan copy
menyebabkan seseorang melakukan paste tanpa mencantumkan nama
plagiarisme adalah ketidaktahuan penulis atau sumber tulisannya,
tentang ihwal plagiarisme sebab perilaku plagiarisme di kalangan
pihaknya tidak pernah diajarkan mahasiwa tidak selalu dipengaruhi
tentang arti, konsekuensi, dan oleh pemilihan rasional.
bagaimana cara menghindari Hal tersebut menunjukan
plagiarisme. Terkait demikian, bahwa mahasiswa dihadapkan pada
diperlukan peranan institusi dalam pernyataan bahwa plagiarsime
mensosialisasikan plagiarisme merupakan tindakan terlarang,
(Sarumpaet et al, 2012:233). ditemukan bahwa terdapat
Pada penelitian mengenai mahasiswa yang mengembangkan
plagiarisme yang pernah dilakukan perilaku plagiarisme dengan
di Universitas Airlangga Surabaya, mendasarkan pilihan rasional untuk
salah satunya yang dilakukan menghindari adanya sanksi. Selain
Puspita (2010) yang berjudul itu terdapat mahasiswa yang tetap
Perilaku Plagiarisme Internet (Studi melakukan plagiarisme dan tidak
Tentang Tipologi Perilaku mengembangkan pilihan rasional
Plagiarisme Internet di Kalangan dalam perilaku plagiarismenya.
Mahasiswa Sarjana FISIP Unair) Penelitian lain yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengkaji Candra (2013) dengan judul Opini

4
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Plagiarisme dikalangan
Ilmu Politik Universitas Airlangga mahasiswa disebabkan oleh faktor-
Terhadap Plagiarisme yang faktor yang menjadikan hal tersebut
bertujuan untuk menjelaskan opini terjadi, seperti kualitas tulisan yang
mahasiswa FISIP Unair terhadap menunjukan kualitas intelektual
plagiarisme akademik. Hasil penelitian mahasiswa itu sendiri sehingga
menunjukkan bahwa plagiarisme terciptalah penilaian pada pembaca.
merupakan tindakan yang kurang baik Salah satu faktor tersebutlah yang
atau negatif. Tetapi dari hasil observasi menjadikan mahasiswa mengambil
diketahui bahwa sebagian besar cara instan yang tidak begitu menguras
informan pernah melakukan otak. Hal tersebut didukung oleh
plagiarisme secara sadar. Tindakan penelitian Vindy (2016) yang berjudul
plagiarisme mahasiswa dalam Internet Plagiarism di Kalangan
pertukaran sosial dengan dosen dapat Mahasiswa (Studi Fenomenologi
disebabkan oleh nilai dan hukuman. tentang motif Internet Plagiarism di
Jika dilihat dari proposisi sukses, Kalangan Mahasiswa Ilmu Informasi
mahasiswa yang melakukan tindakan dan Perpustakaan, Universitas
plagiarisme dikerenakan ingin Airlamgga) dengan tujuan untuk
mendapatkan gelar sarjana, selain itu mengetahui faktor yang melatar
jika dilihat dari proposisi pendorong belakangi dalam melakukan tindakan
maka plagiarisme dilakukan karena plagiarisme. Hasil penelitian
ada stimulus-stimulus dengan besar menunjukkan bahwa faktor yang
nilai yang sama sehingga mendorong melatar belakangi tindakan
untuk melakukan tindakan plagiarisme yaitu pressure yakni
plagiarisme, dilihat dari proporsi desakan tugas dan waktu, avoidance
rasinalitas maka plagiarisme dilakukan yakni rasa malas, library and student
dengan menghitung kemungkinan culture yakni layanan perputakaan.
dikalikan dengan besarnya nilai. Hal tersebut menunjukan,
mahasiswa lebih memperhitungan

5
efisiensi dan efektifitas untuk 33,3% pada mahasiswa eksak dan
mencapai tujuan yang diinginkan. 32,4% pada mahasiswa non eksak.
Sementara itu, kemudahan akan akses Dari beberapa penelitian
internet dan memperoleh banyak tersebut dapat diketahui bahwa
refrensi semakin memudahkan tingkat plagiarisme pada kalangan
adanya kejahatan tersebut. mahasiswa di Universitas Airlangga
Plagiarisme sudah menjadi realitas masih tinggi. Dalam penelitian-
dikalangan akademis bukan menjadi penelitian terdahulu belum pernah
hal baru. Beberapa tuntutan mengkaji tindakan plagiarisme pada
mahasiswa akan tugas dan kalangan mahasiswa magister di
kewajiban lainnya menyebabkan hal Universitas Airlangga. Hal ini tidak
ini kerap menjadi hal biasa. Hal menutup kemungkinan bahwa
tersebut di jelaskan pada penelitian tindakan plagiarisme terjadi pada
lain juga telah dilakukan oleh mahasiswa magister Universitas
Yohana Inga Wfy pada tahun (2010) Airlangga, karena tanggung jawab
dengan judul Perilaku Plagiat di akademik lebih tinggi seperti
Kalangan Eksak dan Non Eksak pembuatan jurnal, tesis, tugas-tugas
(Studi Deskriptif Persepsi kuliah, dan lain sebagainya.
Mahasiswa dan Staf Pengajar FST Selain itu, terdapat beberapa
dan FISIP Terhadap Perilaku Plagiat kasus-kasus plagiarisme yang terjadi
di Unair), hasil dari penelitian pada mahasiswa magister, seperti
tersebut menunjukkan bahwa kasus-kasus plagiarisme pada
perbandingan respon melakukan tanggal 5 Desember 2016 yang
tindakan plagiat dari kelompok melibatkan dua dosen di perguruan
mahasiswa eksak dan non eksak tinggi di Surabaya, Uman Rejo
yang memiliki presentase tertinggi terbukti bahwa karya tesisnya
dalam kategori sama, yaitu sebesar tercatat memiliki kemiripan 98%
dengan tesis milik Kukuh Yudha
Karnanta dengan judul “Strategi

6
Habiburrahman El Shirazy dalam menyelesaikan tugas. Dengan
Meraih Posisi dan Legitimasi di semakin banyaknya tindakan
Arena Sastra Indonesia: Perspektif plagiarisme dikalangan mahasiswa
Sosiologis Bourdieuian”, Uman telah menimbulkan kerugian tidak
Rejo mengaku menggunakan tesis hanya bagi pelakunya tetapi juga
Kukuh Yudha Karnanta sebagai berdampak buruk terhadap
bahan referensi dalam pengerjaan berkurangnya integritas bagi pihak
karya tesisnya pada pertengahan institusi.
tahun 2014 (Pressreader.com, 2016). Bedasarkan fenomena tersebut maka
Kasus plagiarisme lainnya peneliti tertarik untuk melakukan
terjadi pada dosen perguruan tinggi penelitian lebih lanjut tentang
di Bandung, dua dosen perguruan perilaku plagiarisme mahasiswa
tinggi dengan inisial nama LA dan magister Universitas Airlangga.
IM diduga melakukan plagiat dalam Oleh karena itu, judul penelitian
buku yang ditulisnya dengan judul yang digunakan adalah “Perilaku
“Cybernotari (Dalam Aktivitas Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Notaris di Indonesia)” memiliki Magister Universitas Airlangga”.
kesamaan lebih dari setengah Penelitian ini dilakukan untuk
dengan tesis milik Helen Ryanita mengkaji tentang gambaran tindakan
Nainggolan, atas kasus plagiat ini plagiarisme yang terjadi pada
maka dua dosen tersebut kalangan mahasiswa magister di
dinonaktifkan sementara jabatannya Universitas Airlangga, beserta
oleh pihak kampus (detiknews.com, bagaimana ganjaran dan hukuman
2012). Tindakan plagiarisme mendasari untuk melakukan
dikalangan perguruan tinggi tindakan plagiarisme pada
diperparah dengan adanya fasilitas mahasiswa magister tersebut.
internet, yang memiliki kemudahan
Tinjauan Pustaka
dalam mengakses informasi yang
dibutuhkan mahasiswa dalam Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa

7
Plagiarisme merupakan Menurut Ridhatillah
bentuk penyalahgunaan hak (2013:511-532) dalam Aziz et al,
kekayaan intelektual milik orang (2015) plagiarisme sebagai tindakan
lain, di mana karya tersebut yang menyalahgunakan, pencurian
dipresentasikan dan diakui secara atau perampasan, penerbitan,
tidak sah sebagai hasil karya pribadi pernyataan, atau menyatakan sebagai
individu. Plagiarisme umumnya milik sendiri sebuah pikiran, ide,
sering terjadi di kalangan siswa dan tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya
mahasiswa yang ditujukan untuk milik orang lain. Tindakan
mengerjakan keperluan pendidikan pengambilan karangan orang lain dan
misalnya dalam pembuatan makalah, menjadikannya seolah-olah karangan
tugas, penulisan esai dan karya dan menjadikannya seolah-olah milik
ilmiah lain. Plagiarisme adalah sendiri, sedangkan orang yang
tindakan mencuri karya orang lain melakukan tindakan plagiarisme
dan membohongi khalayak dengan disebut sebagai plagiator atau
mengakui karya tersebut sebagai penjiplak (Aziz et al, 2015).
miliknya. Plagiarisme merupakan Plagiarisme dianggap sebagai
tindakan menyalin ungkapan atau tindakan yang tidak baik untuk
deretan kalimat-kalimat dari suatu dilakukan oleh semua pihak. Pada
karya yang sudah diterbitkan tanpa praktiknya, plagiarisme dalam karya
memakai tanda kutip, tanpa ilmiah terdiri dari beberapa tipe,
memberikan penghargaan kepada antara lain:
sumber, atau kedua-duanya (Adi, a. Mengcopy paste tulisan
2015:24). Plagiarisme dapat terjadi sebagian maupun keseluruhan
dalam semua kalangan, khsususnya dan tidak menunjukkan
dalam lingkup perguruan tinggi di bagian tersebut sebagai hasil
mana mahasiswa sering melakukan kutipan atas karya orang lain
tindakan plagiarisme saat menulis atau disebut dengan
tugas akhir. plagiarisme langsung.

8
b. Mengkutip karya tulis orang penting untuk mengetahui jenis-jenis
lain dengan mengubah plagiarisme. Sudigdo (dalam Artikel
menurut kata-katanya sendiri Tim Peneliti FIP, 2012) menjelaskan
meskipun yang diubah hanya beberapa jenis plagiarisme sebagai
pada kata-kata tertentu atau berikut:
disebut dengan plagiarisme a. Melakukan tindakan plagiat
mosaik. Penulis yang tidak dengan mengcopy paste
mencantumkan secara seluruhnya dan diakui sebagai
langsung sumbernya, penulis karyanya sendiri atau disebut
hanya mengubah sedikit dengan plagiarisme total.
kalimat dan menggantinya Seseorang dapat memahami
dengan kata-kata sendiri, dengan baik tentang plagiat dan
mengubah beberapa kata bagaimana tata cara penulisan
dalam kalimat dengan kata- yang benar, tetapi pemahaman
kata sendiri tanpa tersebut justru tidak diterapkan
menyebutkan sumber penulis sehingga diggunakan sebagai
asli. senjata untuk mencuri karya
Menurut Parvaty Iyer dan orang lain. Dengan demikian
Abhipsita Singh dalam Soelistyo plagiarisme total adalah
(2011: 23-25), pemahaman tentang penjiplakan dengan
plagiarisme tidak hanya sekedar menggunakan karya orang lain
plagiarisme dalam definisi saja, yang kemudian secara
karena plagiarisme mempunyai langsung mengakuinya sebagai
ruang lingkup yang luas termasuk karya sendiri.
plagiarisme dalam bentuk faktor dan b. Plagiarisme tidak sengaja, yaitu
jenisnya. Sangat penting untuk plagiat yang dilakukan oleh
memahami plagiarisme secara seseorang karena ketidak
mendalam dengan mengacu pada sengajaan, yaitu kurangnya
konsep-konsep plagiarisme, dan pengetahuan dan pemahaman

9
orang tersebut dalam mengutip. cara mudah tanpa usaha, menipu,
Orang tersebut tidak tahu atau memperoleh tekanan, takut gagal
tidak sadar jika terdapat sehingga lebih memilih untuk
kesalahan dalam mengutip mengambil jalan pintas dan
tulisan atau ide orang lain, memiliki pemikiran keliru bahwa
sehingga secara tidak sadar setiap orang punya kesempatan
pengutip telah terjerumus pada mencontek atau menjiplak dan
tindak plagiat. Bentuk dan jenis kesempatan perlu dipergunakan.
plagiarisme tidak sengaja inilah Salah satu hal yang menyebabkan
yang sering ditemukan. seseorang melakukan plagiarisme
Plagiarisme dianggap sebagai adalah ketidaktahuan tentang ihwal
tindakan mencuri yang dapat plagiarisme sebab pihaknya tidak
mengakibatkan suatu bangsa pernah diajarkan tentang arti,
menjadi malas untuk berpikir, tidak konsekuensi dan bagaimana cara
mau menciptakan pembaharuan, menghindari plagiarisme. Terkait
tidak mau menghargai orisionalitas demikian, diperlukan peranan
dan kreativitas hingga pada akhirnya institusi dalam mensosialisasikan
akan melumpuhkan daya saing plagiarisme (Sarumpaet et al,
bangsa sendiri. Terkait demikian 2012:233).
tindakan plagiarisme harus dicegah Plagiarisme Berdasarkan Teori
dengan memperbanyak latihan Pertukaran Sosial George C.
menulis, bukan dengan cara Homans
menangkap dan memberhentikan Teori pertukaran sosial
profesi pelaku semata-mata (Arsana, dipengaruhi oleh perspektif
2016:55). behaviorisme yang dikembangkan dari
Seseorang yang melakukan prinsip psikologi. Menurut George C.
tindakan atau perbuatan plagiarisme Homans, teori pertukaran sosial
cenderung memiliki sifat malas, niat berpendapat bahwa perilaku seseorang
untuk memperoleh nilai baik dengan dalam melakukan aktivitas yang

10
bertujuan untuk mendapatkan ganjaran percobaannya yang memfokuskan
dan menghindari hukuman. behaviorisme melaui “operan
Behaviorisme sendiri adalah perspektif behavior” dan “reinforcement”.
perilaku yang berasumsi bahwa Operan condition merupakan setiap
perilaku manusia pada dasarnya perilaku yang beroperasi dalam suatu
berhubungan dengan lingkungannya. lingkungan dengan cara tertentu akan
Hubungan tersebut didasarkan pada memunculkan sebuah akibat atau
sebuah proses belajar yang dilalui atau perubahan. Misalnya, mahasiswa
disebut sebagai operant conditioning mengerjakan tugas yang diberikan oleh
(pengondisian operan) dimana perilaku dosen akan membawa perubahan
manusia dapat diubah oleh terhadap nilai yang diperolehnya.
konsekuensinya (Baldwin dalam Sedangkan yang disebut sebagai
Ritzer dan Goodman, 2011: 356). reinforcement adalah proses dimana
Plagiarisme jika dianalisis akibat yang terjadi dalam lingkungan
berdasarkan teori pertukaran sosial dapat memperkuat perilaku tertentu di
George C. Homans maka mengatakan masa datang. Ada dua sifat dari
bahwa seorang mahasiswa melakukan reinforcement, pertama adalah positif
tindakan plagiarisme dengan tujuan dimana akibat yang ditimbulkan dari
untuk mendapatkan nilai yang baik suatu perilaku adalah bersifat positif
dan menghindari hal-hal yang tidak sehingga perilaku tersebut diulanginya
diharapkan seperti mendapatkan kembali. Misalnya, mahasiswa
hukuman atau nilai yang kurang mendapatkan nilai A karena telah
memuaskan serta ketidak lulusan. mengerjakan tugas. Kedua, bersifat
Berdasarkan tulisan dari Hasan negatif dimana perilaku yang
Mustafa, seorang dosen di Universitas dilakukan memberi dampak yang
Parahyangan yang diambil dari negatif. Misalnya, mahasiswa
berbagai buku, konsep pengondisian mendapatkan nilai jelek dari tugas
operan pertama kali dikenalkan oleh yang dikerjakannya karena proses
psikolog B.F Skinner dalam pengerjaannya yang tidak maksimal.

11
Dari situ, mahasiswa bisa jadi dalam kondisi tertekan yang
cenderung mengerjakan tugas dengan menyebabkan dia mencari cara untuk
maksimal agar memperoleh nilai yang keluar dari air dingin tersebut
bagus. (Homans, 1961: 24).
Homans sendiri dalam bukunya Lebih lanjut lagi, dalam
yang berjudul Social Behaviour: Its pembahasan mengenai pertukaran
Elemntary Forms, menggunakan dua sosial, Homans menjelaskan bahwa
konsep dari B.F Skinner tersebut untuk perilaku sosial yang dilihatnya dari
menganalisis perilaku manusia dalam burung dara tersebut merupakan
pertukaran sosial. Homans tertarik bentuk perilaku satu arah. Sedangkan,
dengan eksperimen Skinner terhadap dalam penelitiannya selanjutnya dia
sebuah hewan yaitu pigeon (burung mengamati tentang hubungan timbal
dara) yang berada dalam sangkar, balik antara dua orang atau lebih yang
burung dara tersebut diberi butiran dikatakannya sebagai bentuk
padi sebagai penguat (reinforcement) pertukaran sosial. Homans
tindakannya. Dalam eksperimen memberikan contoh antara dua orang
tersebut, Homans menggambarkan yang bekerja dalam satu kantor yang
bahwa burung dara melakukan suatu bertukar bantuan dan persetujuan
tindakan berdasarkan rangsangan yang untuk mendapatkan promosi pekerjaan
diberikan kepadanya. Ketika dia diberi (Homans, 1961: 31). Berdasarkan
rangsangan berupa makanan, dia akan pemikiran tersebut, Homans
melakukan tindakan yang positif untuk mengembangkan beberapa proposisi
mendapatkan makanan itu. Ketika untuk menjelaskan pertukaran sosial
burung dara diberi rangsangan berupa yang terjadi antara dua orang atau
siraman air dingin, maka dia akan lebih yang didasarkan oleh aspek
melakukan tindakan negatif. hukuman dan hadiah dimana perilaku
Rangsangan berupa air dingin tersebut individu ditentukan oleh besarnya nilai
disebutnya sebagai sebuah hukuman hadiah yang didapatnya.
dimana burung dara tersebut berada

12
Plagiarisme yang dilakukan oleh Berdasarkan pada temuan-
para mahasiswa jika dikaitkan dengan temuan B.F Skinner, kemudian George
teori pertukaran sosial dari Homans, C. Homans mengembangkan beberapa
maka plagiarisme adalah suatu proporsi yang merupakan bagian inti
tindakan yang dilakukan oleh dari teori pertukaran sosial. Berikut ini
mahasiswa dimana mereka ingin adalah penjelasan proporsi-proporsi
mendapatkan hadiah dari dosen berupa dari teori pertukaran sosial yang telah
nilai yang baik karena sudah dikembangkan oleh George C.
mengumpulkan tugasnya dengan tepat Homans, menurut Ritzer dan
waktu dan berharap tidak mendapatkan Goodman (2011:359) terdapat 6
hukuman. Sedangkan mahasiswa yang proporsi antara lain:
tidak melakukan plagiarisme, a. Proporsi Sukses
cenderung menghindari hukuman jika Seseorang melakukan
mereka ketahuan melakukan sebuah tindakan kemudian
plagiarisme dan berharap mendapat orang tersebut akan
nilai yang terbaik. mendapatkan imbalan dari apa
Beberapa bukti dari asumsi yang telah dilakukannya, maka
tersebut bisa dilihat dari opini-opini semakin besar kemungkinan
yang dikemukakan oleh para orang tersebut akan melakukan
mahasiswa. Salah satunya yaitu, nilai kembali pada lain waktu.
berpengaruh penting bagi mahasiswa. b. Proporsi Pendorong
Sebagian besar dari mahasiswa Jika masa lalu pernah
mengaku bahwa pada saat melakukan terjadi suatu dorongan tertentu
plagiarisme dan diketahui oleh dosen, pada seseorang, atau terjadi
nilai mereka menjadi rendah. Berbeda serangkaian dorongan yang
dengan ketika para mahasiswa telah menyebabkan kondisi
mengerjakan tugas dengan benar, nilai tersebut merupakan situasi
yang mereka dapatkan menjadi tinggi. dimana tindakan dari seseorang
akan mendapatkan hadiah,

13
maka semakin sama dorongan diharapkan, maka seseorang
yang terjadi pada saat ini tersebut akan marah dan
dengan dorongan pada masa cenderung berperilaku agresif
lalu, maka kemungkinan besar sehingga perilaku tersebut akan
seseorang tersebut akan menjadi tindakan yang lebih
melakukan tindakan yang bernilai baginya.
sama. Proporsi B: Jika tindakan dari
c. Proporsi Nilai seseorang mendapatkan
Semakin bernilai tinggi imbalan sesuai dengan yang
hasil dari tindakan yang diharapkan, bahkan
dilakukan oleh seseorang mendapatkan imbalan yang
tersebut, maka semakin besar lebih besar dari yang
kemungkinan seseorang diharapkannya, atau tidak
tersebut akan melakukan hal mendapatkan hukuman yang
yang serupa. diharapkannya maka seseorang
d. Proporsi Kelebihan dan akan senang, sehingga
Kekurangan kemungkinan besar seseorang
Jika seseorang sering tersebut akan cenderung
menerima hadiah pada masa melakukan tindakan yang
lalu, maka semakin berkurang menyenangkan dan hasil dari
nilai dari hadiah tersebut yang tindakan tersebut akan bernilai
akan diberikan untuk waktu baginya
mendatang. f. Proporsi Rasionalitas
e. Proporsi Agresi dan Pujian Jika seseorang memilih
Proporsi A: Jika berbagai tindakan alternatif,
tindakan dari seseorang tidak maka seseorang tersebut akan
mendapatkan imbalan sesuai memilih tindakan yang
yang diharapkan, atau memiliki nilai pada kala itu,
menerima hukuman yang tidak dan sebagai hasilnya akan

14
dikalikan dengan probabilitas tindakan yang dilakukan
keberhasilan sehingga hasilnya dimasa yang akan datang.
akan menjadi lebih besar. Imbalan menjadi hal khusus
Dari keenam proposisi yang yang terkait dengan
terdapat pada teori pertukaran sosial proposisi sukses. Imbalan
yaitu proposisi sukses, proposisi yang sering dilakukan akan
stimulus, proposisi nilai, proposisi mendorong terjadinya
kelebihan-kekurangan, proposisi adanya peningkatan
agresi-pujian, dan proposisi frekuensi untuk melakukan
rasionalitas yang telah disampaikan tindakan kembali. Ada
oleh Homans. Tetapi ada tiga proposisi beberapa perilaku yang
yang cocok untuk digunakan dalam selaras dengan proposisi
menganalisis plagiarisme mahasiswa, sukses yaitu, tindakan
yaitu proposisi sukses, proposisi seseorang, kedua hasil yang
pendorong, dan proposisi rasionalitas. diberikan dan yang terakhir
Berikut ini adalah penjelasan dari pengulangan tindakan asli
ketiga proporsi tersebut (Candra, atau tindakan yang
2013:36): menyerupai asli.
1. Proposisi sukses Setiap mahasiswa
Jika seseorang sering secara umum mempunyai
melakukan interaksi keinginan untuk
maupun tindakan dengan memperoleh kesuksesan
orang lain dan dengan cara menyelesaikan
mendapatkan imbalan dari pendidikan yang mereka
tindakan tersebut, maka tempuh. Untuk meraih
seseorang tersebut kesuksesan tersebut, dapat
mempunyai kecenderungan diraih dengan belajar yang
yang lebih besar untuk giat sebelum ujian, selalu
melakukan interaksi atau aktif dalam kelas,

15
mengerjakan tugas-tugas dimana stimulus tersebut
yang diberikan dosen, dan sebagai tindakan
mengumpulkan setiap tugas diberikannya imbalan,
yang telah diberikan kepada maka semakin mirip
dosen dengan tepat waktu. stimulus saat ini dengan
Namun, sebagai seorang stimulus yang lalu tersebut
manusia untuk memperoleh akan lebih besar
nilai yang baik demi meraih kecenderungannya untuk
kesuksesan terkadang mengulangi tindakan yang
melakukan cara-cara yang serupa. Dorongan tertentu
bertentangan dengan etika pada seseorang dalam
akademis, seperti halnya melakukan tindakan
melakukan plagiarisme didasari adanya imbalan
dalam mengerjakan tugas yang akan didapat melalui
mereka. dorongan dimasa lalu.
Berbeda dengan Dalam tindakan
mahasiswa yang mempuyai plagiarisme yang dilakukan
jalan pikir positif, sehingga oleh mahasiswa ada
selalu dilakukan mengarah stimulus-stimulus yang
pada hal yang positif. mendorong mahasiswa
Sehingga mahasiswa yang untuk melakukan
berfikir positif akan dapat plagiarisme. Stimulus
meraih kesuksesan tersebut tersebut berhubungan
dengan cara yang positif dengan nilai dan dosen
juga. mata kuliah yang dianggap
2. Proposisi pendorong sebagai hadiah yang
Jika seseorang pada didapat sehingga terjadilah
masa lalu pernah dorongan akan melakukan
mendapatkan stimulus, tindakan tersebut. Dalam

16
mengerjakan tugasnya lebih besar didapat
tentunya setiap mahasiswa seseorang, sesuai dengan
mempunyai cara-cara alternatif yang dipilih
tertentu agar mereka dapat dalam melakukan tindakan .
mendapatkan nilai yang Proposisi rasionalitas
diinginkan. Tetapi karena menunjukkan pengaruh
beberapa hal, yaitu karena teori pilihan rasional
waktu untuk mengerjakan pendekatan dengan
tugas yang mendesak maka Homans. Secara umum
mahasiswa tersebut seseorang akan menelaah
mengerjakan tugas dengan kalkulasi atas berbagai
melakukan tindakan tindakan alternatif yang
plagiarisme. tersedia baginya, dan
3. Proposisi rasionalitas tentunya membandingkan
Tingginya hasil dari jumlah imbalan yang
tindakan yang pernah diperolehnya. Seseorang
dilakukan akan semakin akan mengkalkulasikan
besar pula kemungkinan kecenderungan bahwa
seseorang tersebut untuk mereka benar-banar akan
melakukan hal serupa. Jika menerima imbalan. Imbalan
seseorang memilih tindakan yang mempunyai nilai
alternatif, orang tersebut tinggi akan hilang jika
akan memilih sebagaimana seseorang tersebut
yang dipersepsikan kala itu menganggap tidak akan
jika hasilnya dikalikan memperoleh. Secara umum
dengan probabilitas imbalan yang paling
keberhasilan, maka diinginkan yaitu imbalan
hasilnya adalah lebih besar. yang mempunyai nilai
Frekuensi imbalan yang tinggi dan mempunyai

17
kemungkinan untuk terjadi. Tindakan yang
mencapainya. mempunyai nilai lebih
Dalam hal plagiarisme besar akan dipilih.
yang dilakukan oleh Rasionalitas ini sangat
mahasiswa bisa dibuktikan penting untuk dilakukan
ketika mahasiswa setiap mahasiswa untuk
menghitung beberapa menghindari berbagai
kemungkinan nilai suatu macam hukuman yang
tindakan yang akan mereka memungkinkan akan
lakukan yaitu dengan diterimanya.
melakukan plagiarisme
maka tugas dapat Hasil Penelitian
terselesaikan dengan tepat Gambaran Tindakan Plagiarisme di
waktu dan hasil yang Kalangan Mahasiswa Magister
maksimal. Tentunya Universitas Airlangga
mahasiswa memiliki
Plagiarisme langsung
tindakan alternatif lainnya
selain melakukan Berdasarkan temuan data
plagiarisme. dalam kegiatan setelah menemukan
Adapun tindakan informasi, menunjukan bahwa
alternatif tersebut adalah mayoritas responden menyalin kalimat
mengerjakan tugas tanpa dan menggabungkan dengan kalimat
melakukan plagiarisme. ide sebesar 47.14% atau sebanyak 33
Dari tindakan tanpa orang, prioritas berikutnya yaitu
melakukan plagiarisme responden menyimpulkan dan
tersebut, mahasiswa akan mengubah informasi dengan kalimat
menghitung jumlah nilai ide sendiri sebesar 40% atau sebanyak
yang dikalikan dengan 28 orang. Kedua kondisi tersebut
kemungkinan yang akan mempertegas bahwasanya meskipun

18
mudahnya akses informasi, responden terdapat pada tulisan dari karya ilmiah
masih merasa melakukan orang lain yang dikutip tanpa
penyuntingan sesuai dengan tugas mencantumkan sumbernya (citation),
yang dikerjakan. Pernyataan tersebut selain itu tindak plagiarisme langsung
semakin dipertegas dengan temuan memiliki ciri-ciri lain seperti mengutip
data dalam kegiatan setelah isi dari karya ilmiah orang lain tanpa
mendapatkan informasi, yang memparafrase dengan baik dan benar.
menunjukkan bahwa responden ketika Hal ini juga berlaku apabila karya
mendapatkan informasi mayoritas orang lain yang dijadikan referensi
akan menyalin sebagian kalimat dan ditulis dalam bahasa lain, karena
ditambah dengan kalimat dari penterjemah kedalam bahasa Indonesia
pemikiran sendiri sebesar 40% atau tanpa melalui sitasi juga merupakan
sebanyak 28 orang. Selanjutnya tindak plagiarisme.
sebagian responden akan menjadikan
referensi sebagai tambahan
pengetahuan sebesar 32.86% atau IV.1.2 Plagiarisme Mosaik
sebanyak 23 orang, dan juga membaca
Cara pemahaman Informasi
kemudian menulis kembali dengan ide
dari referensi berdasarkan temuan data
sendiri sebesar 22.86% atau sebanyak
mayoritas dengan cara memahami
16 orang, sisanya langsung menyalin
terlebih dahulu kemudian disimpulkan
informasi tanpa memahami sebesar
dan ditulis dengan menggunakan
4.29 atau sebanyak 3 orang.
kalimat sendiri. Tidak hanya itu,
Menurut Eka (2016), hal sebagian responden juga hanya
seperti ini merupakan perilaku mengambil inti dari informasi tersebut
plagiarisme yang berjenis plagiarisme atau memahami dan ditulis kembali
langsung. Plagiarisme langsung dengan mengambil beberapa kata dari
memiliki ciri-ciri seperti penggunaan penulis asli. Hal ini dapat dibuktikan
kata, kalimat, bahkan paragraf yang dari hasil temuan data tentang jenis

19
cara pemahaman informasi dari Plagiarisme Total
referensi dalam mengerjakan tugas,
Modifikasi-modifikasi sesuai
menunjukan bahwa sebanyak 36
dengan penjelasan sebelumnya bisa
responden atau sebesar 51,43%
dikatakan bagian dari plagiarisme.
memilih untuk memahami dan
Berdasarkan temuan data yaitu
disimpulkan sendiri kemudian ditulis
terdapat sebanyak 20 orang atau
dengan menggunakan kalimat sendiri.
sebesar 28,57% responden pernah
Beriutnya, sebanyak 19 responden atau
menggunakan karya ilmiah orang lain
sebesar 27,14% responden memilih
dalam pengumpulan tugas. Mereka
mengambil inti dari informasi tersebut.
sebagian besar melakukannya dengan
Selanjutnya 13 responden atau sebesar
cara mengambil jurnal karya ilmiah
18,57% memilih memahami dan
orang lain dengan merubah judul dan
menulis kembali dengan beberapa kata
beberapa kalimat pada isinya. Hal
dari penulis asli. Sedangkan sisanya
tersebut terlebih tidak mencantumkan
sebanyak 2 responden atau sebesar
daftar pustaka pada tugas tersebut
2.86% lebih memilih menulis kembali
tetapi malah mengklaim karya ilmiah
dengan kalimat yang sama. Hal ini
milik orang lain tersebut menjadi
merupakan plagiarisme mosaik,
karya ilmiah diri sendiri. Sebaliknya,
plagiarisme mosaik merupakan jenis
sebanyak 50 responden atau sebesar
plagiat yang tergolong sulit untuk
71,43% merasa tidak pernah
dideteksi. Secara umum plagiarisme
menggunakan karya orang lain dalam
mosaik memiliki ciri-ciri yaitu
pengumpulan tugas perkuliahan.
tindakan plagiat dengan
menggabungkan antara kata-kata Plagiarisme total adalah palgiat
sendiri dengan kata-kata yang terdapat yang dilakukan secara sengaja atau
dari artikel yang dijadikan suatu secara sadar melakukan tindakan
referensi, tetapi struktur kalimat dari plagiat dengan menggunakan
artikel asli tetap dipertahankan (Eka, menggunakan karya orang lain yang
2016). kemudian secara langsung

20
mengakuinya sebagai karya sendiri Tindak plagiarisme berikutnya
dan hanya merubah sedikit tulisan sesuai dengan temuan data adalah
pada bagian-bagian tertentu. tergolong sebagai plagiarisme tidak
Plagiarisme total biasanya terjadi disengaja. Plagiarisme tidak sengaja,
dikarenakan kemalasan, ketidak yaitu plagiat yang dilakukan oleh
percayaan diri, dan ketidakjujuran dari seseorang karena ketidak sengajaan,
diri sendiri yang menginginkan yaitu kurangnya pengetahuan dan
penghargaan (Sudigdo dalam Artikel pemahaman orang tersebut dalam
Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012). mengutip (Sudigdo dalam Artikel
Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012).
Plagiarisme Tidak Disengaja
Ganjaran dan Hukuman Yang
Berdasarkan data yang didapat,
Mendasari Tindakan Plagiarisme di
sebanyak 67 responden atau sebesar
Kalangan Mahasiswa Magister
95,71% responden mengakui selalu
Universitas Airlangga
mencantumkan daftar pustaka, namun
masih terdapat sebanyak 3 responden Proporsi Sukses
atau sebesar 4,29% responden yang
Hasil temuan data dalam hal
tidak mencantumkan daftar pustaka.
keinginan yang ingin dicapai dalam
Pencantuman daftar pustaka mayoritas
menyusun tugas (tabel 3.20, halaman
adalah sesuai dengan informasi yang
III-20), menunjukan bahwa sebanyak
dikutip, namun berdasarkan temuan
27 responden atau sebesar 38,57%
data makin sedikit jumlah kutipan
responden menyatakan pilihan
maka semakin besar kemungkinan
terhadap memenuhi tuntutan tugas
pencantuman daftar pustaka. Kondisi
perkuliahan. Selanjutnya, sebanyak 22
tersebut menunjukkan bahwa ketika
responden atau sebesar 31,43%
kutipan cukup banyak, maka bisa saja
menyatakan pilihan pada menambah
ditemukan kasus tidak mencantumkan
pengetahuan. Berikutnya, sebanyak 18
daftar pustaka.
responden atau sebesar 25,71%

21
responden menyatakan pilihan pada etika akademis, seperti halnya
mendapatkan nilai yang baik dengan melakukan kecurangan pada saat
proses pengerjaan waktu yang, cepat menyelesaikan tugas dengan cara
dan sisanya sebanyak 3 responden atau melakukan plagiarisme dalam
sebesar 4.29% memilih pilihan mengerjakan tugas yang dikerjakan.
mendapatkan nilai yang baik dengan Berbeda dengan mahasiswa yang
proses pengerjaan waktu yang lama. mempuyai jalan pikir positif, sehingga
selalu dilakukan mengarah pada hal
Berdasarkan temuan data pada
yang positif. Sehingga mahasiswa
bagian proporsi sukses apabila
yang berfikir positif akan dapat meraih
dikaitkan dengan teoripertukran sosial
kesuksesan tersebut dengan cara yang
maka setiap mahasiswa magister
positif juga.
secara umum mempunyai keinginan
Sesuai dengan teori pertukaran
untuk memperoleh kesuksesan untuk
sosial yang telah disampaikan oleh
menyelesaikan pendidikan yang
George C. Homans (Ritzer dan
ditempuh dengan cara menyelesaikan
Goodman, 2011:361) pada bagian
tugas-tugas perkuliahan. Untuk meraih
proporsi sukses, mengatakan bahwa
kesuksesan tersebut, dapat diraih
seseorang melakukan sebuah tindakan
dengan belajar yang giat sebelum ujian
kemudian orang tersebut akan
dan selalu aktif dalam pembelajaran
mendapatkan imbalan dari apa yang
pada jam perkuliahan, beserta
telah dilakukannya, maka semakin
mengerjakan tugas-tugas yang
besar kemungkinan orang tersebut
diberikan dosen dengan menyelesaikan
akan melakukan kembali pada lain
tepat waktu. Namun, sebagai
waktu.
mahasiswa magister untuk
Proporsi Pendorong
memperoleh nilai yang baik dari setiap
Berdasarkan temuan data,
tugas yang diberikan dari dosen
beberapa responden bahkan
terkadang melakukan cara-cara
mengambil beberapa karya ilmiah
alternatif yang bertentangan dengan
orang lain. Namun yang menarik

22
adalah mayoritas responden masih saja Hal ini sesuai dengan
berusaha mengerjakan dengan pernyataan George C. Homans pada
kemampuan diri sendiri meskipun bagian proporsi pendorong. Dalam
pada deadline yang mepet. Hal ini proporsi pendorong pada teori
dibuktikan dari temuan data yang pertukaran sosial, George C. Homans
menjelaskan tentang tindakan yang (Ritzer dan Goodman, 2011:364)
sering dilakukan ketika mengerjakan menjelaskan bahwa jika masa lalu
tugas perkuliahan dalam keadaan pernah terjadi suatu dorongan tertentu
dealine yang mepet menunjukan pada seseorang, atau terjadi
bahwa mayoritas responden yaitu serangkaian dorongan yang telah
sebanyak 43 orang atau sebesar menyebabkan kondisi tersebut
61,43% memilih berusaha merupakan situasi dimana tindakan
mengerjakan dengan kemampuan dari seseorang akan mendapatkan
sendiri pada saat pengerjaan tugas hadiah, maka semakin sama dorongan
dalam waktu yang mepet. Berikutnya, yang terjadi pada saat ini dengan
sebanyak 14 responden atau sebesar dorongan pada masa lalu, maka
20% responden memilih mengambil kemungkinan besar seseorang tersebut
karya orang lain dengan mengganti akan melakukan tindakan yang sama.
beberapa kalimat dan paragraf. Proporsi Rasionalitas
Selanjutnya, sebanyak 12 responden
Analisis mengenai proporsi
atau sebesar 17,14% responden
rasionalitas berdasarkan temuan data
memilih mengambil karya ilmiah dari
menunjukkan bahwa mayoritas
internet, dan sisanya sebanyak 1 orang
responden melakukan tindakan
atau sebesar 1.43% mengambil hasil
plagiarisme dengan tujuan
karya ilmiah dari universitas lain pada
berkeinginan untuk selesai cepat
saat mengerjakan tugas dengan waktu
dengan usaha yang ringan.
yang mepet.
Berdasarkan temuan data dari tujuan
tindakan plagiarism, menunjukan

23
bahwa mayoritas responden yaitu saran yang akan dikemukakan oleh
sebanyak 48 responden atau sebesar peneliti, antara lain sebagai berikut:
68,57% memilih keinginan untuk
selesai cepat dengan usaha yang
ringan. Selanjutnya, sebanyak 11 1. Saran untuk pihak
responden atau sebesar 15,71% kampus:
memiih pilihan dengan cara jaan pintas Penyuluhan dan
dapat meringankan pekerjaan. pendidikan mengenai
Berikutnya sebanyak 6 responden atau bahayanya plagiarisme
sebesar 8,57% memilih terhindar dari perlu dilakukan secara
nilai tidak memuaskan dan sisanya masif oleh berbagai
sebanyak 5 responden atau sebesar pihak terutama pihak
7.14% memilih tidak telat dalam kampus. Penyuluhan
pengumpulan tugas. Hal ini sesuai dan pendidikan tersebut
dengan pernyataan George C. Homans juga dapat diimbangi
pada proporsi rasionalitas (Ritzer dan dengan pengawasan cek
Goodman, 2011:366) mengatakan jika plagiarisme melalui
seseorang memilih berbagai tindakan website maupun
alternatif, maka seseorang tersebut aplikasi, sehingga
akan memilih tindakan yang memiliki kampus dapat
nilai pada kala itu, dan sebagai menjadikan mahasiswa
hasilnya akan dikalikan dengan magister yang
probabilitas keberhasilan sehingga berkualitas.
hasilnya akan menjadi lebih besar. 2. Saran untuk dosen:
Generasi
Saran
sekarang yang sangat
Berdasarkan beberapa temuan
melek terhadap
yang telah dipaparkan, terdapat saran-
teknologi dan internet
harus diimbangi oleh

24
pengajar / dosen yang hanya berpengaruh
juga melek terhadap terhadap kredibilitas
teknologi dan internet namun juga
sehingga tercapai berpengaruh pada
keselarasan yang saling tanggung jawab moral
mendukung dalam sebagai seorang
dunia akademik mahasiswa.
perkuliahan, yang 4. Saran untuk
diharapkan mampu perpustakaan:
mengurangi tindakan- Perpustakaan
tindakan plagiarisme. masih menjadi tempat
3. Saran untuk mahasiswa: favorit mahasiswa
Pencarian dalam mengerjakan
informasi menggunakan tugas perkuliahan
internet sekarang sehingga hendaknya
memang sangat mudah perpustakaan
dilakukan, namun menambah fasilitas
hendaknya sebagai yang semakin membuat
mahasiswa tidak nyaman. Selain itu,
menyalahgunakan perpustakaan bisa selalu
kemudahan tersebut menambah koleksi
untuk mengklaim karya buku maupun e-book
orang lain atau yang mudah diakses
menggunakan sebagian oleh pengunjung
karya orang lain tanpa perpustakaan.
disertai sumber pustaka. Kecepatan Wifi yang
Mahasiswa harus kencang juga menjadi
terbiasa mencantumkan daya tarik
sumber karena tidak perpustakaan.

25
5. Saran untuk penelitian belakang tindakan plagiarisme yang
selanjutnya: dikaitkan dengan hasil akhir akademis.
Hal ini untuk melihat seberapa urgensi
Peneliti merekomendasikan adanya
masalah plagiarisme.
penelitian lebih dalam mengenai latar

26
Daftar Pustaka

Adi, R. (2015). Aspek Hukum dalam Penelitian. Jakarta: Yayasan Pustaka Indonesia.

Ariani, Rachmatul Candra. (2013). Opini Mahasiswa Terhadap Plagiarisme (Studi di


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga).

Arsana, I. (2016). Etika Profesi Insinyur: Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana


Teknik. Yogyakarta: Deepublish.
Aziz. (2015). Upaya Perpustakaan Dalam Mengurangi Plagiarisme Pada Karya
Ilmiah Mahasiswa (Studi Kasus di UPT Perpustakaan UNIKA Soegijapranata).
Jurnal Ilmu Perpustakaan, Volume.4 Nomor. 3.

Bakry, U. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi Hubungan Internasional. Yogyakarta:


Deepublish.

Bondang, T. (2015). Buku Panduan Tugas Akhir Teknik Informatika STITEK


Bontang. Yogyakarta: Deepublish.

Chao, C.-A., Wilhelm, W. J., & Neureuther, B. D. (2009). A study of electronic


detection and pedagogical approaches for reducing plagiarisme. Delta Pi
Epsilon Jpurnal, 51 (1), 31-42.

Detiknews.com. (2013). Dua Dosen Perguruan Tinggi di Bandung Diduga Plagiat


Tesis Mahasiswanya. Diakses pada tanggal 28 April 2018.

Evida Rosliya. (2016). Pengaruh Penerapan Hukum Hak Cipta Terhadap Tindakan
Plagiat Tesis Oleh Mahasiswa Magister Pascasarjana UIN Ar-Raniry (Studi
Kasus di Perpustakaan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung.


Penerbit: Alfabeta.

27
Novanta, Audy. (2009). Pendeteksian Plagiarisme Dokumen Teks dengan
Menggunakan Algoritma Smith-Waterman.
Pressreader.com. (2016). Uman Rejo Mengaku Plagiator: Harus Penuhi Perjanjian
Damai. Diaksespada tanggal 28 April 2018.

Ririh, Puspita Mahesti. (2010). Perilaku Plagiarisme Internet (Studi Tentang


Tipologi Perilaku Plagiarisme Internet di Kalangan Mahasiswa Sarjana
FISIP UNAIR).

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2011). Teori Sosiologi Modern. Kencana.
Jakarta.

Serumpaet, et al. (2012). Membangun di Atas Puing Integritas: Belajar dari


Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Soelistyo, Henry. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Kanisius.
Yogyakarta.

Sudigdo, Sastroasmoro. (2007). Beberapa Catatan tentang Plagiarisme. Majalah


Kedokteran Indonesia, Volume: 57, Nomor: 8, Agustus 2007, 239-244.

Sulianta, F. (2007). Seri Referensi Praktis: Konten Internet. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Vindy. (2016). Internet Plagiarism di Kalangan Mahasiswa (Studi Fenomenologi


tentang motif Internet Plagiarism di Kalangan Mahasiswa Ilmu Informasi dan
Perpustakaan, Universitas Airlangga)

Wfy, Yohana Inga. (2010). Perilaku Plagiat di Kalangan Eksak dan Non Eksak
(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa dan Staf Pengajar FST dan FISIP
Terhadap Perilaku Plagiat di Unair).

28
Wibowo, A. (2012). Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme di Dunia
Pendidikan. Artikel Kesehatan Masyarakat, volume 6, nomor 5, April 2012
halaman 195-200.

29

Anda mungkin juga menyukai