LP Dan Askep Rupture Perineum Novhy
LP Dan Askep Rupture Perineum Novhy
E DENGAN
DIAGNOSA RUPTURE PERINEUM DERAJAT 4 DI
PUSKESMAS KASI-KASI
Oleh:
A. PENGERTIAN
Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik
secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan
perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
primipara (Wiknjosastro,2008).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum yang
biasanya disebabkan oleh trauma saat persalinan (Maemunah, 2005).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum hampir pada
semua persalian pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya
(Prawirohardjo,2007).
Menurut Oxorn (2010), robekan perineum adalah robekan obstetrik yang
terjadi pada daerah perineum akibat ketidakmampuan otot dan jaringan lunak
pelvik untuk mengakomodasi lahirnya fetus.
B. PENYEBAB
Yang dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir adalah Partus
presipitatus.
1. Kepala janin besar
2. Presentasi defleksi (dahi, muka).
3. Pada persalianan dengan distosia bahu (Prawiharjo, 2011)
4. Primipara
5. Letak sungsang.
6. Pimpinan persalinan yang salah.
7. Pada obstetri dan embriotomi : ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, dan
embriotomi (Mochtar, 2005).
8. Sebelumya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
1
9. Terjadinya rupture perineum disebabkan oleh faktor ibu (paritas, jarak
kelahiran dan berat badan bayi), pimpinan persalinan tidak sebagaimana
mestinya, riwayat persalinan. ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma
alat dan episiotomi (Wiknjosastro, 2008).
C. KLASIFIKASI
1. Robekan derajat pertama
a. Robekan derajat pertama melitupi mukosa vagina, fourchetten dan
kulit perineum tepat dibawahnya (Oxorn,2010).
b. Robekan perineum yang melebihi derajat satu di jahit. Hal ini dapat
dilakukan sebelum plasaenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan
plasenta harus dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu
ditunda sampai menunggu palasenta lahir. Dengan penderita berbaring
secara litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan anti septik
dan luas robekan ditentukan dengan seksama(Sumarah,2009).
2. Robekan derajat kedua
a. Laserasi derajat dua merupakan luka robekan yang paling dalam.Luka
ini terutama mengenai garis tengah dan melebar sampai corpus
perineum. Acapkali musculus perineus transverses turut terobek dan
robekan dapat turun tapi tidak mencapai spinter recti. Biasanya
robekan meluas keatas disepanjang mukosa vaginadan jaringan
submukosa. Keadaan ini menimbulkanluka laserasi yang berbentuk
segitiga ganda dengan dasar pada fourchette, salah satu apexpada
vagina dan apex lainnya didekat rectum (Oxorn,2010).
b. Pada robekan perineumderajat dua, setelah diberi anastesi local otot-
otot difragma urogenetalis dihubungkan digaris tengah jahitan dan
kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan
mengikut sertakan jaringan- jaringan dibawahnya (Sumarah,2009).
3. Robekan derajat ketiga
a. Robekan derajat ketiga meluas sampai corpus perineum, musculus
transverses perineus dan spinter recti. Pada robekan partialis derajat
2
ketiga yang robek hanyalah spinter recti; pada robekan yang total,
spinter recti terpotong dan laserasi meluas hingga dinding anterior
rectum dengan jarak yang bervariasi. Sebagaian penulis lebih senang
menyebutkan keadaan ini sebagai robekan derajat keempat
(Oxorn,2010).
b. Menjahit robekan perineum derajat tiga harus dilakukan dengan teliti,
mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit, kemudian fasia
prarektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang robek
dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan robekan seperti pada robekan
perineum derajat kedua. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada
robekan perineum total perlu diadakan penanganan pasca pembedahan
yang sempurna (Sumarah,2009).
4. Robekan derajat keempat
a. Robekan yang terjadi dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna, dinding rectum
anterior (Sumarah, 2009).
b. Semua robekan derajat ketiga dan keempat harus diperbaiki diruang
bedah dengan anastesi regional atau umum secara adekuat untuk
mencapai relaksasi sfingter. Ada argument yang baik bahwa robekan
derajat ketiga dan keempat, khususnya jika rumit, hanya boleh
diperbaiki oleh profesional berpengalaman seperti ahli bedah
kolorektum, dan harus ditindak-lanjuti hingga 12 bulan setelah
kelahiran. Beberapa unit maternitas memiliki akses ke perawatan
spesialis kolorektal yang memiliki bagian penting untuk berperan
(Boyle, 2009).
D. PATOFISIOLOGI
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sesekali kepala janin turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan, kelapa janin mulai terlihat, vulva
3
bagian luar vagina membuka dan perineum merenggang. Dengan mengedan
terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan
merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifat
elastis tapi bila dokter atau bidan memperkirakan perlu dilakukan
pengguntingan di daerah perineum (episiotomi) maka tindakan ini perlu
dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat
tekanan bayi.
4
E. PATHWAY
Faktor Penyebab
(Faktor ibu, Faktor janin, Faktor persalinan Pervaginam)
Kala II
Resiko Infeksi
5
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Data Biografi
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
b. Riwayat kesehatan sekarang:
c. Riwayat kesehatan sebelumnya:
d. Riwayat heating :
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu
pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek
samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)
serta lamanya menggunakan kontrasepsi
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pemeriksaan fisik: Head To toe
a. Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
b. Kesadaran : Composmentis (E = 4, V = 5, M = 6)
c. Pemeriksaan Fisik (Persistem)
1) Sistem pernafasan
2) Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang,
kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis
melakukan aktifitas, krekes mungkin ada, adanya edema paru
hiper refleksia klonus pada kaki.
3) Sistem cardiovaskuler
Inspeksi: apakah Adanya sianosis, kulit pucat,konjungtiva anemis.
6
Palpasi:
a) Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan
TD, melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
b) Nadi: biasanyanadi meningkat atau menurun
c) Leher:apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan
Vena Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa
jantung ibu mengalami gangguan. Edema periorbital yang tidak
hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
d) Auskultasi :untuk mendengarkan detak jantung janin untuk
mengetahui adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang
tidak teratur gerakan janin melemah.
4) Sistem Reproduksi
5) Sistem integument perkemihan
6) Sistem persarafan
7) Sistem Pencernaan
8) Pemeriksaan penunjang
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Resiko Infeksi
3. Defisit Perawatan Diri
4. Syok Hipovolemik
7
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Criteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut NOC : NIC :
Pain Level, Pain Management
Definisi : Pain control, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Sensori yang tidak menyenangkan dan Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
pengalaman emosional yang muncul secara aktual kualitas dan faktor presipitasi
atau potensial kerusakan jaringan atau Kriteria Hasil : Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Mampu mengontrol nyeri (tahu Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak penyebab nyeri, mampu mengetahui pengalaman nyeri pasien
atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat menggunakan tehnik Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat nonfarmakologi untuk mengurangi Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. nyeri, mencari bantuan) Kurangi faktor presipitasi nyeri
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
Batasan karakteristik : dengan menggunakan manajemen farmakologi dan inter personal)
- Laporan secara verbal atau non verbal nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Fakta dari observasi Mampu mengenali nyeri (skala,
intervensi
- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri intensitas, frekuensi dan tanda
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Gerakan melindungi nyeri)
- Tingkah laku berhati-hati Menyatakan rasa nyaman setelah Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Muka topeng nyeri berkurang Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, Tanda vital dalam rentang normal Tingkatkan istirahat
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
- Terfokus pada diri sendiri tindakan nyeri tidak berhasil
- Fokus menyempit (penurunan persepsi Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan) Analgesic Administration
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
menemui orang lain dan/atau aktivitas, nyeri sebelum pemberian obat
aktivitas berulang-ulang) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
- Respon autonom (seperti diaphoresis, frekuensi
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, Cek riwayat alergi
nadi dan dilatasi pupil) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
8
- Perubahan autonomic dalam tonus otot beratnya nyeri
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, optimal
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
panjang/berkeluh kesah) nyeri secara teratur
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Faktor yang berhubungan : Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
9
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi Monitor hitung granulosit, WBC
pH, perubahan peristaltik) Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Penyakit kronik Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
10
Faktor yang berhubungan : yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
11
Demam tidak ditemukan Monitor fungsi neurotogis
Tekanan darah dalam batas normal Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr : Lavel)
Hematokrit dalam batas normal Monitor tekanan nadi
Monitor status cairan, input, output
Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk
meningkatkan akurasi pembacaan tekanan darah,
sesuai
Menggambar gas darah arteri dan memonitor jaringan
oksigenasi
Monitor nilai laboratorium (misalnya, CBC dengan
diferensial) koagulasi profil,ABC, tingkat laktat,
budaya, dan profil kimia)
Masukkan dan memelihara besarnya kobosanan akses
IV
12
DAFTAR PUSTAKA
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA
RUPTURE PERINEUM DERAJAT 4 DI PUSKESMAS KASI-KASI
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Klien
Nama : Ny. E
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SI
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Alamat : Belakan Kampus Unm
Status Obstetrik :
Keadaan
Tempat Umur Tipe BB
Penolong Penyulit Anak
Partus Kehamilan Persalinan Lahir
Sekarang
Puskesmas
9 bln Spontan Bidan PPI 1800 gr Sehat
kasi-kasi
Penanggung Jawab
Nama : Tn Y
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SI
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen
Alamat : Belakan kampus Unm
Hubungan : Suami Pasien
14
2. Keluhan Utama
Nyeri di robekan jalan lahir
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dibawah dari Rumah pada tanggal 17 mey 2020 pukul 10:45
WIB dengan P4A0 laserasi derajat IV. Bayi Perempuan, BBL = 1800 gram,
PB = 49 cm. Di Puskesmas kasi-kasi telah mendapatkan terapi IVFD RL
20 TPM, Oksitosin 10 IU, Metergin 0,2 mg, dilakukan pemeriksaan TD =
110/780mmHg dan PPV 50 cc. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti DM ataupun HT, dan juga tidak memiliki riwayat
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Campak dan HIV/Aids
4. Riwayat Kehamilan
Pasien mengatakan ini kehamilan Pertamanya
Umur kehamilan : 9 bulan
HPL :
Rencana persalinan : Rs siloam
5. Riwayat Menstruasi
Menarche Umur : 13 tahun
Siklus Menstruasi : 28 hari
Lama Menstruasi : 7 Hari
Gangguan Menstruasi: Tidak ada
6. Riwayat KB
Jenis KB : -
Lama KB : -
Keluhan : -
7. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) Respirasi
Frekuensi : 24x/m
Kedalaman : Dalam
Irama : Reguler
15
3) Nadi
Frekuensi : 98x/m
Kekuatan : Kuat
Irama : Reguler
4) Suhu : 36.6˚C
b. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmetis
Skala koma glasgow
Eye : 4 ( spontan )
Verbal : 5 ( bicara dengan jelas )
Motorik : 6 ( mengikuti perintah )
c. Kulit,Kuku
Inspeksi
Kulit
Warna kulit : sawo matang
Ikterus : tidak ada
Kulit tubuh : kering
Odema : Tidak ada odema
Kuku
Warna : coklat
Clubbed finger : tidak ada
Capillary refill : < 3 detik
d. Kepala, Leher
Rambut : Hitam, sebaran merata, tidak mudah tercabut,
tidak teraba massa di kepala
Leher : Tidak ada masalah menelan, tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid
Mata : Sklera tidak ikterik, Konjungtiva anamis
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan pada
frontalis, etmoidalis, sfenoidalis dan maksilaris
Mulut : Tidak ada stomatitis
16
Telinga : Tidak ada serumen
e. Thorak, Payudara : Payudara bersih, simetris, keras dan putting
susu menonjol
f. Abdomen
1) Linea Nigrae :
2) Linea Alba :
3) TFU : 2 jari di bawah pusat
4) Kontraksi : Keras
5) DRA : Tampak normal
6) Kandung Kemih : Tidak ada distensi
g. Perineal
1) Kebersihan, keutuhan : Ruptur Perineum
2) Tanda infeksi (REEDA)
a) Redness : Ada kemerahan
b) Echimosis : Tidak ada
c) Edema : Tidak ada
d) Discharge : Darah
e) Approximately : Tertutup
3) Lochea
a) Jumlah : 2 kali ganti pembalut (25-50ml/pembalut)
b) Warna : Merah
c) Jenis Lochea : Rubra
h. Perineum
1) Kebersihan : Terdapat darah
2) Vagina : Tidak ada varises, tidak ada edema
3) Perineum : Rupture Derajat 4
4) Hemoroid : Tidak ada
i. Ekstremitas
1) Varises : Tidak ada
2) Tanda Hooman : Tidak ada
8. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
17
a. Nutrisi dan Cairan
1) Nafsu makan : Menurun
2) Asupan cairan : jumlah:1000 cc
3) Jenis : Air putih
4) keluhan mual : tidak
b. Eliminasi
5) BAB
a) BAB : 1 x sehari
b) Konstipasi : Tidak ada
c) Diare : Berkurang
6) BAK
a) Warna : Kuning Keruh
b) Nyeri : Tidak ada nyeri
c) Frekuensi : 5 – 8 x sehari
c. Kenyamanan
1) Pola Tidur
kebiasaan tidur : lama 8 jam
2) Keluhan
Pasien mengatakan nyeri di
P: Robekan jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 7 (1-10)
T: Saat berpindah posisi
Tidak ada sesak nafas
d. Mobilisasi dan latihan
1) Tingkat mobilisasi : Bertahap, miring kanan miring kiri, duduk
2) Latihan senam post partum : Tidak ada
9. Pemeriksaan Penunjang
Selasa,19 mey 2020
18
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 10.2 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit H 17.77 103/uL 3.6 – 11
Trombosit 160 103/uL 150 – 440
Hematokrit L 29.9 % 35 – 47
Eritrosit 3.81 106/uL 3.8 – 5.2
MCV L 78.5 fL 80 – 100
MCH 26.8 pg 26 – 34
MCHC 34.1 g/dL 32 – 36
Berat Jenis (diff)
Exosinofil 0.1 % 0–3
Basofil 0.1 % 0–1
Neutrofil H 81.6 % 28 – 78
Limfosit L 11.2 % 25 – 40
Monosit 7.0 % 2–8
19
Asam Anti
Oral 3 x 500 mg
Mefenamat Inflamasi
Nonemi Multivitamin
Oral 1x1
dan mineral
B. ANALISA DATA
N HARI/
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
O TGL
1 2 3 4 5
1 Senin, DS: Agen cedera Nyeri Akut
18 Mey Pasien mengatakan nyeri di fisik rupture
2020 P: Robekan jalan lahir jaringan
Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 7 (1-10)
T: Saat berpindah posisi
DO:
Pasien tampak
- Ada robekkan di perineum
dari mukosa vagina sampai
sfingter ani
- Berwarna merah
- Produksi darah (+)
2 Senin 18 DS: - Resiko infeksi
Mey 202 DO:
Pasien tampak
- kesadaran compos mentis
- Akral hangat
- Terpasang infus Ringer
Laktat 30 TPM di tangan kiri
- Ada robekkan terbuka di
perineum dari mukosa
vagina sampai sfingter ani
- Berwarna merah
- Produksi darah (+)
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik rupture jaringan
2. Resiko infeksi
20
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)
TUJUAN &
HARI/ NO
KRITERIA INTERVENSI
TGL DX
HASIL
Senin, 1 Setelah dilakukan NIC :
18 Mey tindakan Pain Management
2020 keperawatan selama Lakukan pengkajian nyeri secara
3x24 jam, maka komprehensif termasuk lokasi,
nyeri akut dapat karakteristik, durasi, frekuensi,
teratasi atau kualitas dan faktor presipitasi
berkurang dengan Observasi reaksi nonverbal dari
criteria hasil: ketidaknyamanan
NOC: Gunakan teknik komunikasi
Mampu terapeutik untuk mengetahui
mengontrol pengalaman nyeri pasien
nyeri (tahu Evaluasi pengalaman nyeri masa
penyebab lampau
nyeri, mampu Kurangi faktor presipitasi nyeri
menggunakan Pilih dan lakukan penanganan
tehnik nyeri (farmakologi, non
nonfarmakolog farmakologi dan inter personal)
i untuk Ajarkan tentang teknik non
mengurangi farmakologi
nyeri, mencari
Berikan analgetik untuk
bantuan)
mengurangi nyeri
Melaporkan
Evaluasi keefektifan kontrol
bahwa nyeri
nyeri
berkurang
dengan Tingkatkan istirahat
menggunakan Kolaborasikan dengan dokter
manajemen jika ada keluhan dan tindakan
nyeri nyeri tidak berhasil
Mampu Monitor penerimaan pasien
mengenali tentang manajemen nyeri
nyeri (skala,
intensitas, Analgesic Administration
frekuensi dan Tentukan lokasi, karakteristik,
tanda nyeri) kualitas, dan derajat nyeri
Menyatakan sebelum pemberian obat
rasa nyaman Cek instruksi dokter tentang
setelah nyeri jenis obat, dosis, dan frekuensi
berkurang Cek riwayat alergi
Tanda vital Monitor vital sign sebelum dan
dalam rentang sesudah pemberian analgesik
normal pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
21
resiko infeksi dapat Pertahankan teknik isolasi
teratasi atau Batasi pengunjung bila perlu
berkurang dengan Instruksikan pada pengunjung
criteria hasil: untuk mencuci tangan saat
NOC: berkunjung dan setelah
Klien bebas berkunjung meninggalkan pasien
dari tanda dan Gunakan sabun antimikrobia
gejala infeksi untuk cuci tangan
Menunjukkan Cuci tangan setiap sebelum dan
kemampuan sesudah tindakan kperawtan
untuk Gunakan baju, sarung tangan
mencegah sebagai alat pelindung
timbulnya Pertahankan lingkungan aseptik
infeksi selama pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila
perlu
22
infeksi
23
E. TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
NO
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
DX
Senin,
18 Mey 2020
14:00 1 Mengkolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan DS: -
nyeri tidak berhasil DO : Dokter melakukan hecting perineum
14:05 1 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan DS: Pasien mengatakan sakit
DO: Pasien tampak kesakitan
14:51 2 Menganjurkan ganti pembalut tiap kali basah oleh darah DS: Pasien mengerti
DO: -
DS:
Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
17:00 1 Pasien mengatakan nyeri di
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
P: Jahitan karena robekan jalan lahir
24
presipitasi Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 7 (1-10)
T: Saat berpindah posisi
DO:
Pasien tampak
- Ada bekas Jahitan di perineum
- Berwarna merah
- Tidak ada tanda infeksi
DS:
17:05 1 Mengecek riwayat alergi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
terhadap obat, makanan dan debu
DO: -
DS:-
17:06 1,2 Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan DO:
frekuensi - IVFD RL (500 ml/8 jam)
- Loperamide HCL (3 x 2 mg)
- Solvitron (1 x 1)
- Asam Mefenamat (3 x 500 mg)
DS:-
18:00 2 Membatasi pengunjung bila perlu DO:
Hanya suami dan ibu pasien yang menemani pasien
di ruang VK
DS: -
18:05 1 Melakukan distraksi dan tarik napas dalam untuk mengurangi DO:
rasa nyeri (non Farmakologi) Pasien menyusui bayinya dan dapat melakukan tarik
nafas dalam
DS:
18:10 2 Meningkatkan intake nutrisi Pasien mengatakan makan habis ½ porsi
DO: -
DS:
18:45 1 Pasien mengatakan nyeri di
25
Melakukan evaluasi keefektifan kontrol nyeri P: Jahitan karena robekan jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 7 (1-10)
T: Saat berpindah posisi
DO:
Pasien tampak
- Bekas Jahitan di perineum
- Berwarna merah
- Tidak ada tanda infeksi
Selasa,
19 Mey 2020
14:00 1 Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri DS: -
DO:
Pasien mendapatkan terapi
Asam Mefenamat (3 x 500 mg)
14:05 1,2 Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan DS:-
frekuensi DO:
- IVFD RL (500 ml/8 jam)
- Asam Mefenamat (3 x 500 mg)
- Amoxcillin (3 x 500 mg)
- Nonemi (1 x 1)
26
mengalir atau hand rub
16:00 2 DS:
Mendorong masukkan nutrisi yang cukup Pasien mengatakan makannya habis 1 porsi
DO:
Menganjurkan pasien untuk memasukkan nutrisi
karena tidak ada pantangan
16:03 2 DS:
Mendorong masukan cairan Pasien mengatakan sudah minum yang banyak ± 1
botol besar
DO:
Menganjurkan pasien untuk menambah cairan
sebanyak 1.5 Liter
16:10 2 DS: -
Menggunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan DO:
Meminta pasien untuk melakukan cuci tangan
menggunakan sabun antimikrobia
19:45 1 DS:
Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk Pasien mengatakan nyeri di
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan actor P: Jahitan karena robekan jalan lahir
presipitasi Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 5 (1-10)
T: Terus menerus
DO:
Pasien tampak
- Ada bekas Jahitan di perineum
- Berwarna merah
27
- Tidak ada tanda infeksi
Rabu,
20 Mey 2020
20:05 1,2 Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan DS:-
frekuensi DO:
- IVFD RL (500 ml/8 jam)
- Asam Mefenamat (3 x 500 mg)
- Amoxcillin (3 x 500 mg)
- Nonemi (1 x 1)
28
DS: -
DO:
Pasien mendapatkan terapi
06:00 1 - Asam Mefenamat (3 x 500 mg)
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri - Amoxcillin (3 x 500 mg)
29
F. EVALUASI
HARI TGL/ NO
RESPON PERKEMBANGAN
JAM DP
Senin,
18 Mey 2020
I Subjective:
Pasien mengatakan nyeri di
P: Jahitan karena robekan jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 7 (1-10)
T: Saat berpindah posisi
Objective:
Pasien tampak :
Kesadaran compos mentis
Akral hangat
Terpasang infus di tangan kiri.
Terdapat bekas jahitan di perineum
Berwarna merah
TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36.6˚C
Assessment:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
rupture jaringan belum teratasi
Planning:
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
19:50
II Subjective:
Pasien mengatakan : -
Objective:
Pasien tampak :
kesadaran compos mentis
Akral hangat
Terpasang infus di tangan kiri.
Jahitan perineum berwarnah merah
Basah karna darah
Assessment:
Resiko infeksi belum teratasi
Planning:
Memonitor hitung granulosit, WBC
Melakukan inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan, panas, draina
Selasa,
19 Mey 2020
19:45 I Subjective:
Pasien mengatakan nyeri di
P: Jahitan karena robekan jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
30
R: Jalan lahir
S: 5 (1-10)
T: Terus menerus
Objective:
Pasien tampak :
Kesadaran compos mentis
Akral hangat
Terpasang infus di tangan kiri.
Terdapat bekas jahitan di perineum
Berwarna merah
TTV :
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 37˚C
Assessment:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
rupture jaringan belum teratasi
Planning:
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
II Subjective:
19:50
Pasien mengatakan : -
Objective:
Pasien tampak :
kesadaran compos mentis, akral hangat,
terpasang infus di tangan kiri.
Pemeriksaan penunjang
- Leukosit : 17.77 103/uL
- Neutrofil : 81.6 %
- Limfosit : 11.2 %
Assessment:
Resiko infeksi belum teratasi
Planning:
Melakukan inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, draina
Rabu,
20 Mey 2020
06:30 I Subjective:
Pasien mengatakan nyeri di
P: Jahitan karena robekan jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Jalan lahir
S: 3 (1-10)
T: Hilang timbul
Objective:
Pasien tampak :
Kesadaran compos mentis
Akral hangat
Terpasang infus di tangan kiri.
Terdapat bekas jahitan di perineum
Berwarna merah
31
TTV :
TD : 110/70mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
S : 37.5˚C
Assessment:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
rupture jaringan teratasi
Planning:
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
II Subjective:
06:35 Pasien mengatakan :
Menjaga kebersihan pembalut
Darah yang keluar sudah mulai berkurang
Objective:
Pasien tampak :
kesadaran compos mentis,
Akral hangat
Terpasang infus di tangan kiri.
DC sudah dilepas
Assessment:
Resiko infeksi teratasi
Planning:
Melakukan inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, draina
32