Akl Bab 6-Penjualan Angsuran
Akl Bab 6-Penjualan Angsuran
BAB 6
“ PENJUALAN ANGSURAN “
Masalah Non-Akuntansi
Masalah non akuntansi yang utama adalah cara untuk mengurangi risiko terjadinya kerugian
karna adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya. Usaha untuk mengurangi risiko
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
Masalah Akuntansi
Sesuai dengan prinsip akuntansi maka pendapatan baru akan diakui apabila 2 kriteria
berikut sudah terpenuhi, yaitu:
Apabila kedua syarat tersebut sudah terpenuhi berarti pendapatan sudah direalisir, dan
pendapatan akan diakui. Sesuai dengan terpenuhinya criteria realisasi, maka ada 4 dasar
pengakuan pendapatan, yaitu:
1. Dasar penjualan
2. Dasar penerimaan kas
3. Dasar produk selesai
4. Dasar presentase produksi
Dasar pengakuan laba kotor yang dapat dipakai di dalam penjualan angsuran ada 2, yaitu:
1. Dasar penjualan
Pada dasar ini laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam periode penjualan angsuran
terjadi, tanpa memperhatikan apakah pembayaran sudah diterima atau belum. Pencatatan
biaya-biaya tersebut adalah seperti pencatatan kerugian piutang dengan menggunakan metode
cadangan. Dasar ini cocok dipakai apabila 3 syarat berikut ini terpenuhi, yaitu :
a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek
b. Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran, termasuk biaya
penagihan dan biaya-biaya yang lai dapat ditaksir secara relatif teliti.
c. Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil
2. Dasar tunai
Menurut dasar kas ini laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila pembayaran
dari piutang penjulan angsuransudah diterima. Penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur,
yaitu:
a. Pembayaran atas Harga Pokok Penjualan
b. Pembayaran atas laba kotor
Perlakukan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran tersebut ada 3 metode, yaitu:
a. Harga pokok kemudian laba kotor
Setelah harga pokok penjulan diterima semua maka penerimaan selanjutnya dianggap
sebagai pembayaran laba kotor. Metode ini tidak dapat mencerminkan proper
matching revenue with expenses, karena terlalu konservatif.
b. Laba kotor kemudian harga pokok
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama. Dalam metode ini
penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran pertama-tama dianggap sebagai
pembayaran (realisasi) laba kotor, sampai semua laba kotor tersebut diterima
c. Harga pokok dan laba kotor secara proporsional.
Dalam metode ini setiap penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran dianggap
terdiri dari 2 unsur, yaitu pembayaran atas harga pokok penjualan dan pembayaran
(realisasi) atas laba kotor, secara proporsional.
1. Penjualan
Penjualan harus dipisahkan menjadi penjualan angsuran dan penjualan yang bukan
angsuran (penjualan tunai dan penjualan kredit biasa).
2. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan harus dipisahkan antara harga pokok penjualan untuk
penjualan angsuran dan harga pokok penjualan untuk penjualan biasa
3. Laba Kotor Penjualan Angsuran
Pada akhir periode selisih antara penjualan angsuran dengan harga pokok penjualan
angsuran dipindah ke rekening laba kotor yang belom direalisasi
4. Piutang Penjualan Angsuran
Piutang penjualan angsuran sebaiknya dipisahkan berdasarkan tahun penjualannya.
Kas …………………………………………………………….xxx
HPP-Penjualan Angsuran……………………………………….xxx
Persediaan ………………………………………………………xxx
Kas…………………………………………………………… xxx
Aktiva …………………………………………………………….xxx
Kas…………………………………………………………….xxx
Apabila perusahaan menggunakan sistem fisik, maka pada akhir periode perusahaan
harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran
dan harga pokok penjualan, biasa, yaitu:
HPP…………………………………………………..…………xxx
HPP-Penjualan Angsuran………………………………………xxx
Persediaan………………………………………………………xxx
Pengembalian Pembelian………………………………………..xxx
Potongan Pembelian…………………………………………….xxx
Persediaan…………………………………………………………xxx
Pembelian………………………………………………………….xxx
Biaya Angkut Pembelian………………………………………….xxx
Penjualan Angsuran………………………………………………..xxx
HPP-Penjualan Angsuran………………………………………….xxx
a. Laporan rugi-laba
Laba kotor yang disajikan di dalam laporan rugi-laba ada 2 macam, yaitu:
- Laba kotor yang diperoleh dari penjualan tunai dan kredit biasa.
- Laba kotor penjualan angsuran yang direalisir selama tahun yang bersangkutan
maupun tahun-tahun sebelumnya.
b. Laporan perubahan modal/ Laba ditahan
Laporan perubahan modal/laporan perubahan laba ditahan tidak menyajikan pos-pos
yang berhubungan dengan penjulan angsuran
c. Neraca
Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan disajikandidalam
neraca ada 2, yaitu:
a. Piutang penjualan angsuran.
Piutang penjualan angsuran akan disajikan di dalam neraca sebagai elemen aktiva.
b. Laba kotor yang belum direalisir
Pada dasarnya laba kotor yang belum direalisir termasuk pendapatan yang
ditangguhkan.cara penyajian yang lazim antara lain:
(1) Disajikan di dalam kelompok aktiva sebagai pengurang piutang penjualan
angsuran.
(2) Disajikan di dalam kelompokmpasiva sebagai pendapatan yang ditangguhkan
PERHITUNGAN BUNGA DAN ANGSURAN
Seringkali terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang belum lunas. Dalam halini
perusahan akan:
- Menerima kembali barang yang sudah dijual.
Barang yang diterima kembali ini akan dicatat berdasarkan taksiran nilai realisasi bersih
padasaat itu.
- Menghapus piutang penjualan angsuran yang belum dilunasi dan laba kotor belum
direalisir yang berhubungan dengan penjualan yang dibatalkan dan
- Mengakui laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
Besarnya laba pembatalan penjualan angsuran akan tergantung pada metode pengakuan
laba kotor atas penjualan angsuran, yaitu metode accrual dan metode penjualan angsuran.
1. Metode Accrual
Di dalam metode accrual ini semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat
penjulan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya harga
pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya.
2. Metode Penjualan Angsuran
Di dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan angsuran secara
proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan demikiian saldo piutang
penjualan angsuran terdiri atas 2 unsur, yaitu harga pokok penjuakan angsuran dan
laba kotor yang belum direalisir