Anda di halaman 1dari 6

Nama : Randy Prasetyo Gahansa

Nim : 191213009
Prodi : TPM’19
Matkul : Praktek Mekatronika 1
Pengertian, fungsi dan cara kerja Potensio, NTC, PTC

I. Pengertian Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen resistor tiga terminal. Jika ketiga terminal digunakan,
potensiometer bisa berfungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan. Namun jika hanya dua
terminal (terminal yang digunakan hanya bagian tengah dan salah satu bagian tepi)
potensiometer berfungsi sebagai variable resistor atau rheostat. Potensiometer merupakan
sensor atau tranduser mekanik. Contoh penggunaan potensiometer yaitu dalam pengaturan
volume radio.

II. Simbol Potensiometer

 Adapun macam-macam simbol pada potensiometer terdapat pada gambar 1.

Gambar 1. Simbol pada potensiometer

Jenis Potensiometer
Potensiometer memiliki jenis, adapun jenisnya yaitu trimmer potensiometer, multiturn, ntc,
dan ptc, berikut ini penjelasannya :

1. Trimmer Potensiometer (Trimpot/Single Turn)

Trimmer Potensiometer merupakan komponen resistor yang mempunyai tiga terminal


seperti potensiometer biasa. Jika ketiga terminal digunakan, trimpot berfungsi sebagai
rangkaian pembagi tegangan. Namun jika hanya dua terminal (terminal bagian tengah dan
salah satu bagian tepi) yang digunakan , trimpot berfungsi sebagai variable resistor. Nilai
dari resistansi trimpot dapat dirubah sesuai dengan yang kita perlukan dengan cara
memutarnya menggunakan obeng.

2. Multiturn

Resistor variable jenis multiturn merupakan komponen tiga resistor yang tidak memiliki batas
putaran pada kedua arahnya. Jika ketiga terminal digunakan, multiturn berfungsi sebagai
rangkaian pembagi tegangan. Namun jika hanya dua terminal (terminal bagian tengah dan
salahsatu terminal bagian tepi) yang hanya digunakan, multiturn berfungsi sebagai variable
resistor. Nilai dari resistansi trimpot dapat dirubah sesuai dengan yang kita perlukan dengan
cara memutarnya menggunakan obeng.

3. Negative Temperature Coefficient (NTC)

Nilai tahanan listrik berubah-ubah sesuai suhu yang jatuh pada NTC. Jika suhu panas maka
nilai tahanan listrik NTC kecil. Sebaliknya jika suhu dingin maka nilai tahanan listrik NTC
besar.

4. Positive Temperature Coefficient (PTC)

Nilai tahanan listrik pada PTC juga berubah-ubah sesuai dengan suhu yang jatuh pada PTC.
Jika suhu panas maka nilai tahanan listrik PTC besar. Sebaliknya jika suhu dingin maka nilai
tahanan listrik PTC kecil. Adapun PTC ditunjukkan pada gambar 5.i

Pengertian Thermistor (NTC dan PTC) beserta Karakteristiknya 

 Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya
dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal
Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal).
Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Thermistor yang ditemukannya
tersebut merupakan Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael
Faraday menemukan adanya penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan
Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil pertama yang dapat
diproduksi secara massal adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun
1930. Samuel Ruben adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat.

Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor
NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC,
semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus /
Positif).

Simbol dan Gambar Thermistor PTC dan NTC


Berikut ini adalah Simbol dan Gambar Komponen Thermistor PTC dan NTC :

Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC

Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu
disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No.
NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi
akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan
menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi
27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun
menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah
seperti dibawah ini :
Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen Elektronika yang
berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu
(Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen
Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C.
Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain
sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk
memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk
memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain
sebagainya.

Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan
sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah
suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat
mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik. Thermistor juga tergolong dalam
kelompok Sensor Suhu.

Cara mengukur Thermistor PTC dan NTC dengan menggunakan multimeter

Untuk menguji atau mengukur apakah sebuah Thermistor NTC maupun PTC dapat berfungsi dengan
baik atau tidak, kita dapat menggunakan Multimeter Digital ataupun Multimeter Analog dengan
bantuan alat pemanas seperti solder listrik (soldering iron), Pengering rambut (Hair dryer) atau jenis-
jenis pemanas (Heater) lainnya. Selain dapat mengukur atau menguji Thermistor, kita juga dapat
membedakan jenis Thermistor yang yang kita ukur/uji tersebut apakah merupakan jenis Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient) atau jenis Thermistor NTC (Negative Temperature
Coefficient).

Berikut ini adalah cara untuk mengukur Thermistor NTC dan PTC dengan menggunakan Multimeter :

Cara Mengukur Thermistor PTC


(Positive Temperature Coefficient)
1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan menyentuh
Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display Multimeter, nilai Resistansinya akan naik sebanding dengan suhu tinggi
disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas lainnya untuk menaikkan suhu disekitar
Thermistor.

Cara Mengukur Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient)

1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)


2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan menyentuh
Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display pada Multimeter, nilai Resistansi akan turun sebanding dengan suhu
tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas lainnya untuk menaikkan suhu disekitar
Thermistor.

Thermistor dinyatakan Rusak atau tidak dapat berfungsi sebagai mestinya apabila saat
pengukurannya terjadi kondisi seperti dibawah ini :

 Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “0” saat diukur, hal ini artinya Thermistor
tersebut “Short” atau terjadi “hubungan singkat”. Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi
“Tak terhingga / infinity” saat diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut “Open” atau “Putus”.
 Nilai pada Multimeter tidak stabil atau menunjukan pada nilai tertentu tetapi tidak turun
ataupun naik maka Thermistor tersebut juga dalam kondisi Rusak.

Jika kita ingin mengetahui apakah jenis Thermistor yang diukur tersebut adalah jenis Thermistor PTC
atau NTC,  maka kita dapat mengetahuinya dengan cara membaca nilai resistansi Thermistor yang
bersangkutan pada saat diukur. Jika nilai resistansinya naik pada suhu panas, maka Thermistor yang
diukur tersebut adalah Thermistor jenis PTC. Sedangkan jika nilai resitansinya menurun ketika suhu
disekitarnya tinggi (panas) maka jenis Thermistor tersebut adalah NTC.

Kesimpulannya :

Dengan demikian termistor NTC memberikan perlindungan dari arus lonjakan tinggi yang
tidak diinginkan, sementara resistansi mereka tetap sangat rendah selama operasi kontinyu
supply daya ke beban. Keuntungannya di sini adalah bahwa mereka dapat secara efektif
menangani arus lonjakan yang jauh lebih tinggi daripada resistor pembatas arus tetap
standar dengan konsumsi daya yang sama.

Anda mungkin juga menyukai