Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Hawalah, Akad pengalihan hutang”. Dengan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Hawalah bagi pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen mata kuliah
Akuntansi Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan seusai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di antara bentuk muamalah yang diatur dalam ajaran Islam adalah
masalah (pengalihan utang), atau dalam istilah syariah dinamakan dengan al-
hawalah. Pengalihan utang ini telah dibenarkan oleh syariat dan telah
dipraktikan sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
PT. ABC memasok bahan baku kesebuah pabrik PT. PQR senilai Rp.
75.000.000 yang baru akan dibayar 3 bulan mendatang. Oleh sebab itu, PT.
ABC memerlukan modal kerja yang demikian mendesak, diajukan pembiayan
hawalah ke suatu kantor cabanf bank syariah dikotanya sebesar nilai
tagihanya. Setelah melalui serangkaian proses penilaian, pembiayaan tersebut
disetujui bank syariah dan kepadanya (misalnya) dikenakan provisi hawalah
sebesar Rp. 300.000,- dan biaya notaris sebesar Rp.250.000,-
Pembukuannya :
(1) Realisasi
b. Biaya Notaris
Ketika pengambil alihan utang dimana muhal’alaih membayar utang muhil pada
muhal, jurnal :