Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PEMASARAN

n Dwi Suhartanto

KEPUASAN PELANGGAN :
PENGARUHNYA TERHADAP PERIKALU
KONSUMEN DI INDUSTRI PERHOTELAN
Customer satisfaction constitutes the dominant factor in a busi- karena karakteristik "high-contact ser-
ness organization's success. This research serves to add to the vice" serta tingkat kompetisi yang tinggi
knowledge in service marketing literature by improving under- pada industri ini. Konsumen yang puas
dapat mendorong adanya pembelian
standing of the behavioral effect of customer satisfaction. Using
ulang dan publisitas (Gunderson dan
data collected from four hotels, the finding indicates that cus- Olsson, 1996) yang pada akhirnya dapat
tomer satisfaction with the hotel performance is an important membuat konsumen menjadi setia
factor in influencing customer satisfaction. Among the hotel (loyal). Oleh karenanya industri perhotel-
performance, the services provided by hotel' staff are the most an harus berfokus pada kepuasan
konsumen dan menghindari konsumen
important factor in determining favorable consumer
behavior.

Industri perhotelan telah menjadi


industi yang bersifat global dan "ma-
ture", sehingga dihadapkan pada
kompetisi yang sangat kuat dan
terbatasnya kemungkinan untuk
berkembang. Maturitas industri perhotel-
an ini ditunjukan dengan tingkat hunian
dan keuntungan rata-rata yang statis
sejak periode 1980an (Ernest & Young,
1996). Di Indonesia, hal ini diperparah
dengan adanya krisis ekonomi yang
berkepanjangan sehingga jumlah
wisatawa n asing turun sekitar 30%
selama tahun 1997 sampai dengan 1998
(Kompas, 6/2/1999), yang berakibat
semakin menurunkan tingkat hunian
hotel di Indonesia. Dalam keadaan
seperti ini, maka sangat penting bagi
setiap hotel untuk mempunyai keunggul-
an kompetitif. Berfokus pada kepuasan konsumen
Untuk mendapatkan keunggulan
nyata maupun jasa. Hal ini dilakukan
kompetitif maka setiap perusahaan
karena adanya kenyataan bahwa yang tidak puas (Jones & Ioannou 1993).
dituntut untuk mampu memuaskan
konsumen yang tidak puas terhadap Untuk membangun kepuasan
konsumennya (Barsky 1992). Sehingga
barang atau jasa yang dikonsumsinya konsumen, pengukuran dan identifikasi
strategi yang didasarkan pada komitmen
akan mencari penyedia barang atau jasa faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen untuk meningkatkan
dari perusahaan lain yang mampu kepuasan pelanggan sangat penting
kualitas pelayanan untuk memuaskan
memuaskan kebutuhannya. dilakukan. Sehingga banyak studi telah
pelanggan secara terus-menerus Kualitas barang atau jasa semata- dilakukan untuk mengukur dan meng-
dilakukan oleh perusahaan-perusaha- mata ditentukan oleh konsumen, identifikasi kepuasan konsumen.
an, baik yang menghasilkan barang sehingga kepuasan konsumen hanya Meskipun demikian, sampai saat ini
dapat dicapai dengan memberikan sangat sedikit studi yang mengkon-
kualitas yang baik. Mempunyai sentrasikan pada pengaruh kepuasan
Dwi Suhartanto
konsumen yang puas merupakan hal konsumen terhadap perilaku konsumen
Staf pengajar Politeknik Negeri Bandung
yang penting bagi industri perhotelan di industri perhotelan khususnya di Indo-

42 USAHAWAN NO. 07 TH XXX JULI USAHAWAN NO. 07 TH XXX JULI 42 42


2001
nesia. Sehingga masih belum atau Gambar 1. : Paradigma Diskonfirmasi Harapan tergantung pada kualitas jasa yang
sedikit diketahui faktor-faktor diberikan. Mereka berpendapat
dari
Kinerja yang diharapkan Kinerja yang dirasakan
kepuasan konsumen yang (E) (P) bahwa jasa terdiri lima dimensi:
mempengaruhi perilaku konsumen di Keandalan (reliability ), Responsif
industri perhotelan. (responsiveness), Keyakinan (assu-
Perbandingan
rance) , Berw uj u d (tangibles ), dan
Ke puas a n Ko nsum e n Empati (empathy) .
Telah menjadi suatu kepercayaan P >E Keandalan merupakan kemam-
P=E P<E
umum, khususnya di dunia bisnis, puan dari penyedia jasa untuk
bahwa kepuasan pelanggan merupa- Positif Negatif memberikan service yang telah
Diskonfirmasi Konfirmasi
kan salah satu kunci keberhasilan Diskonfirmasi dijanjikan secara akurat, dapat
suatu usaha. Hal ini dikarenakan dipercaya dan dapat diandalkan.
dengan memuaskan konsumen, Puas N etra l Tidak Puas Dengan kata lain, keandalan berarti
organisasi dapat meningkatkan Sumb er : Walker 1 99 5 sejauhmana penyedia jasa mampu
tingkat keuntungannya dan men- memberikan apa yang telah dijanji-
dapatkan pangsa pasar yang lebih luas diperoleh konsumen melebihi apa yang kannya kepada konsumen. Sedangkan
(Barsky, 1992). Karena kepercayaan ia harapkan (positif diskonfirmasi) maka responsi f merupakan kesediaan
tersebut, banyak studi dilakukan untuk konsumen akan puas. Sedangkan pada penyedia jasa terutama stafnya untuk
mengukur kepuasan konsumen. keadaan dimana apa yang diterima sama membantu konsumen serta memberikan
Sehingga, banyak definisi diberikan dengan yang diharapkan, maka pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan
pada istilah " customer konsumen. Dimensi ini
satisfaction" atau kepuasan Gambar 2. : menekankan pada sikap
pelanggan. Dua definisi Model hubungan antara kualitas jasa dan kepuasan konsumen dari penyedia jasa yang
kepuasan pelanggan yang penuh perhatian, cepat,
dianggap cukup mewakili dan tepat dalam meng-
Kualitas pelayanan Faktor Situasi
dikutip di bawah ini. hadapi permintaan,
The extend to which pertanyaan, keluhan,
product' perceived perfor- dan masalah konsumen.
mance matches a buyer's Kualitas barang Kepuasan Pelanggan Kepuasan Pelanggan Keyakinan atau a s -
expectation. If the product surance yaitu dimensi
performance fall short of yan g menekanka n ke-

expectation, the buyer is mampuan penyedia


Harga Faktor Pribadi
dissatisfied. If performance jasa untuk membangkit-
matches or exceed expec- kan rasa percaya dan
Sumber : Zethaml dan Bitner (1996)
tation ,the buyer is satisfied keyakinan diri kon-
or delighted (Kotler, 1996, h.10) konsumen tersebut akan merasakan sumen bahwa pihak penyedia jasa
Sedangkan Gundersen dkk (1996) tidak tak puas dan puas (netral). terutama para pegawainya mampu
berdasar atas studi yang telah dilakukan memenuhi kebutuhan konsumennya.
mendefinisika n kepuasan sebagai Faktor- fakto r Pembentu k Kepuasa n Sedangkan dimensi berwujud atau ta -
berikut: Pelanggan ngible yaitu penampilan fisik penyedia
"Customer satisfaction is a post con- Zeithaml dan Bitner (1996) jasa seperti gedung, tata letak peralatan,
sumption evaluate judgement concern- mengemukakan bahwa kepuasan interior dan eksterior, serta penampilan
ing a specific product or services" (h.13) adalah konsep yang jauh lebih luas dari fisik dari personel penyedia jasa. Dimensi
Dari definisi-definisi tersebut dapat hanya sekedar penilaian kualitas terakhir empati (empathy ) merupakan
dilihat adanya suatu kesamaan makna pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan penyedia jasa dalam
bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor-faktor lain. Sebagaimana terlihat memperlakuka n konsume n sebagai
suatu perasaan atau penilaian emosio- pada Gambar 2, kepuasan konsumen individu-individu yang spesial.
nal dari pelanggan atas penggunaan dipengaruhi oleh persepsi konsumen
suatu produk barang atau jasa dimana terhadap kualitas jasa, kualitas produk, Kualitas produ k
harapan dan kebutuhan mereka ter- harga, dan oleh faktor situasi dan per- Pada perusahaan yang bergerak di
penuhi. Dengan kata lain, seperti dijelas- sonal dari konsumen. bidang jasa maka pelayanan merupakan
kan dalam gambar 1, jika konsumen produk yang dijual oleh perusahaan.
merasa apa yang ia peroleh lebih rendah Kualitas pelayanan Namun bagi perusahaan jasa tidak
dari yang diharapkannya (negatif Sebagaimana dikemukakan oleh semua perusahaan jasa hanya sekedar
diskonfirmasi) maka konsumen tersebut Zeithaml dan Bitner (1996), perusahaan menjual suatu pelayanan saja. Pada
akan tidak puas. Sebaliknya, jika yang yang bergerak di bidang jasa sangat beberapa jenis penyedia jasa lainnya
seperti hotel misalnya, maka selain Ni la i K epu asa n Pel ang ga n terhadap perilaku konsumen diatas dapat
pelayanan biasanya juga ditawarkan Kepuasan pelanggan menempati digambarkan dalam bentuk diagram
kepada konsumen berupa barang posisi penting dalam praktek di dunia pada Gambar 3..
seperti makanan dan minuman. Studi bisnis karena manfaat yang dapat Mengacu pada model hubungan
yang dilakukan di berbagai industri jasa ditimbulkannya bagi perusahaan. antara kepuasan pelanggan dengan niat
menunjukan arti penting faktor barang Pertama , banyak peneliti setuju berperilaku diatas, maka dibangun
dalam mempengaruhi tingkat kepuasan bahwa konsumen yang terpuaskan hipotesis yang akan diuji dalam studi ini
konsumen (Kandampully & Suhartanto, cenderung akan menjadi loyal (Ander- adalah sbb:
2000; Barsky, 1993, Zeithaml dkk, 1996). son dkk, 1994; Fornell dkk. 1996). Kepuasan pelanggan berhubungan
Kualitas barang yang diberikan ber- Konsumen yang puas terhadap barang secara positif dan signifikan terhadap
sama-sama dengan pelayanan akan dan jasa yang dikonsumsinya akan niat berperilaku konsumen.
mempengaruhi persepsi kon-
Gambar 3 : Model hubungan
sumen terhadap pelayanan antara kepuasan pelanggan Niat Berperilaku Konsumen METODOLOGI
yang ia terima. Semakin baik dengan niat berperilaku Untuk menguj i hipotesis,
kualitas barang akan pelanggan 1. Merekomendasi XYZ kepada orang lain. sampel dikumpulka n dari
meningkatkan kepuasan 2. Mendorong teman atau sahabat untuk empat hotel dengan kelas yang
berbisnis dengan XYZ.
konsumen terhadap pelayanan Kepuasan Pelanggan 3. Mempertimbangkan XYZ sebagai pilihan bervariasi yang berlokasi di
yang ia terima. Sebaliknya, pertama jika ingin membeli jasa serupa. Bandung selama bulan Juni
barang yang kurang berkualitas akan m e m p u n y a i 4. Membeli jasa XYZ dimasa mendatang. dan Oktober 1999. Dengan
merusak kepuasan konsumen secara kecenderungan 5. Menginformasikan hal-hal yang baik dari menggunakan sistem random,
XYZ kepada orang lain.
keseluruhan. untuk mem- setelah kuesioner diuji coba,
beli ulang dari 395 kuesioner didistribusikan
Harga produsen yang sama. Keinginan untuk kepada tamu di keempat hotel tersebut.
Pembeli biasanya memandang membeli ulang sebagai akibat dari Dari jumlah kuesioner yang disebarkan,
harga sebagai indikator dari kualitas kepuasan ini adalah keinginan untuk 183 kuesioner kembali dan sebanyak
suatu jasa (Zeithaml,1996, Solomon, mengulang pengalaman yang baik dan 175 kuesioner dapat digunakan untuk
1996), terutama untuk jasa yang memiliki menghindari pengalaman yang buruk pengolahan data.
kondisi dimana kualitasnya sulit untuk (Solomon, 1996). Kedua, kepuasan Berdasar atas literatur yang ada,
dideteksi sebelum jasa tersebut di- merupakan faktor yang akan men- maka penelitian ini menggunakan
konsumsi. Hal tersebut berkaitan dengan dorong adanya komunikasi dari mulut- dimensi kepuasan konsumen terhadap
kenyataan bahwa sifat dari jasa yang ke mulut (word-of-mouth communication) food and beverage, reception, house-
memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi yang bersifat positif (Solomon, 1996). keeping, dan harga sebagai alat ukur
bila dibandingkan produk berupa barang. Bentuk dari komunikasi dari mulut ke kepuasan konsumen. Pengukuran
Dalam situasi dimana konsumen tidak mulut yang disampaikan oleh orang yang kepuasan konsumen terhadap hotel
dapat mengevaluasi barang dan jasa puas ini bisa berbentuk rekomendasi berdasar atas empat hal tersebut adalah
yang akan dibeli, maka ada kecen- kepada calon konsumen lain, dorongan dengan pertimbangan bahwa recep-
derungan bagi konsumen untuk meng- kepada rekan untuk melakukan bisnis tion, housekeeping, food and beverage,
gunakan harga sebagai dasar menduga dengan penyedia dimana konsumen dan pricing merupakan faktor utama
kualitas barang (Solomon, 1996). Maka puas, dan mengatakan hal-hal yang baik yang akan mempengaruhi kepuasan
konsumen biasanya cenderung ber- tentang penyedia jasa dimanna ia puas tamu hotel (Gundersen, 1996;
asumsi harga yang lebih tinggi mewakili (Zeithaml, dkk., 1996). Faktor terakhir Kandampully & Suhartanto, 2000).
kualitas yang tinggi (Barsky,1993). dari efek kepuasan kosumen terhadap Sedangkan variabel-variabel lain dari
perilaku adalah konsumen yang puas suatu hotel seperti pelayanan tambahan
Fak tor S itu as i da n cenderung untuk mempertimbangkan (laundry ) atau parkir tidak dimasukan
Pe rso na l
penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai alat ukur kepuasan karena studi
Faktor situasi atau lingkungan dan
sebagai pertimbangan pertama jika ingin yang telah dilakukan menunjukkan
pribadi mempengaruhi tingkat kepuasan
membeli produk atau jasa yang sama. bahwa variabel tersebut bukan merupa-
seorang terhadap barang atau jasa yang
Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kan faktor penting yang mempengaruhi
dikonsumsinya. Faktor situasi seperti
kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan pelanggan (Barsky, 1993;
kondisi dan pengalaman akan menuntun
kepuasan (Gremler dan Brown, 1997). Gunderson,1996). Sedangkan niat ber-
konsumen untuk datang kepada suatu
Dari diskusi diatas nampak bahwa perilaku konsumen akan diukur dengan
penyedia jasa, hal ini akan mempenga-
kepuasan pelanggan merupakan faktor kelima niat yang dibangun oleh Zeithaml
ruhi harapan atau ekspektasi terhadap
yang sangat penting dalam mem- dkk (1996) sebagaimana dijelaskan
barang atau jasa yang akan dikonsumsi-
pengaruhi perilaku konsumen, baik pada Gambar 3.
nya. Efek yang sama terjadi karena
konsumen yang ada maupun potensial. Kuesioner yang digunakan untuk
pengaruh faktor personal seperti emosi
Sehingga efek kepuasan pelanggan penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian
konsumen (Zeithaml dan Bitner, 1996).
yaitu bagian yang pertama meng- uji reliabilitas Cronbach' Alpha,
Tabel 1 : Tujuan tinggal di Hotel
ukur persepsi kepuasan pelang- hasil pengujian reliabilitas adalah
gan, niat perperilaku pelanggan, Tujuan Frekuensi Prosentase
sebagai berikut.
dan terakhir data demografi Bisnis/dinas 109 62.3 Dari uji reliabilitas sebagai-
responden. Mengingat variabel- 22,9 mana ditunjukkan pada tabel
Liburan 40
variabel tersebut merupakan hal diatas menunjukkan bahwa
Lain-lain 16 9,1
yang subjektif berdasar atas dimensi pelayanan staf, fasilitas
perseps i konsumen, maka Missing 10 5,7 dan harga, dan pelayanan
variabel-variabel tersebut diukur Jumlah 175 100 tambahan dengan menggunakan
dengan menggunakan 5 poin patokan reliabilitas sebesar 0.7
Likert scale: sangat tidak puas (1) adalah reliabel.
70
sampai sangat memuaskan (5)
untuk kepuasan konsumen dan 60
Gambar4:Umur A nal isi s Di skr imi na n
niat berperilaku diukur dengan Untuk menguji hipotesis
50
sangat kecil (1) dan sangat besar hubungan antara variabel
(5). 40
kepuasan konsumen terhadap niat
Untuk menguj i hipotesis, berperilak u konsumen , maka
digunakan analisis Diskriminan 30 digunakan analisis diskriminan
secara bersamaan antara sehingga dapat diketahui
20
variabel kepuasan pelanggan seberapa jauh hubungan antara
terhadap niat berperilaku 10 varibel-variabel tersebut. Analisis
konsumen. Penggunaan analisis dikriminan 1: dimensi kepuasan
Count

Diskriminan ini dikarenakan Missing <2 25><3 36><4 46><5 >5 terhadap niat merekomendasi;
5 5 5 5 5
dependen variabel merupakan umurresponde
diskriminan 2: terhadap niat
variabel kategorikal, sehingga n mendorong teman untuk
metode yang paling sesuai untuk menguji satunya, menguji item-item dimensi berbisnis; diskriminan 3: terhadap niat
hipotesis adalah analisis Diskriminan kepuasan konsumen terhadap hotel. mempertimbangkan sebagai pilihan
(Hair dkk, 1999) Untuk tujuan tersebut, analisis Faktor pertama jika ingin membeli jasa serupa;
(Faktor Analysis) dengan metode diskriminan 4: terhadap niat membeli
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Varimax Rotation dan Principal Compo- lagi dimasa mendatang, dan diskriminan
Karakteristi k responden dapat nent Analysis Extraction digunakan 5: terhadap niat menginformasikan hal-
mempengaruhi harapan dan persepsi untuk menguji 14 pertanyaan (item) hal yang baik.
mereka terhadap kualitas pelayanan tentang kepuasan konsumen terhadap Dari kelima analisis diskriman yang
yang mereka peroleh (Stanton, et al., hotel. Hasil uji KMO menunjukan bahwa dilakukan menunjukkan bahwa Eugene
1994). Untuk menganalisis bagaimana pengukuran sampling adalah 0.811 dan value berkisar antara 0.152 sampai
pengaruh faktor demografi responden uji signifikansi Bartlett's signifikan pada dengan 0.572, sedangkan Wilks'Lamba
terhadap beberapa variabel yang P<.001. Sehingga dapat disimpulkan berkisar 0.868 sampai dengan 0.611.
diujikan, maka responden ditanya untuk bahwa hasil uji analisis faktor valid. Dengan tingkat signifikansi uji Chi-
mengindikasikan tentang: jenis kelamin, Dengan menggunaka n patokan square pada p<.01 (kecuali dikrimanan
umur, tujuan tinggal di hotel, serta apakah Eugenvalue lebih besar dari 1.0 (Coakes 2 tidak signifikan), maka hasil analisis
pernah tinggal di hotel dan kalau pernah dan Steed, 1997) ekstrasi menghasilkan diskriman (kecuali diskrimainan 2)
berapa kali. Karakteristik dari responden 3 dimensi sebagaimana terlihat di tabel adalah layak dipercaya.
terlihat Pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa
Dari jumlah responden, sebanyak Berdasar hasil analisis faktor di atas ketiga dimensi kepuasan di hotel:
67 responden (38,3%) pernah tinggal di untuk selanjutnya dimensi 1 disebut pelayanan staf, fasilitas & harga, serta
hotel yang sama sebelumnya, sedang dimensi pelayanan staf, dimensi 2 pelayanan tambahan mempunyai
yang belum pernah tinggal sebelumnya disebut dimensi fasilitas dan harga, pengaruh yang berbeda-beda terhadap
98 respondent (56%), sedangkan dimensi 3 disebut pelayanan tambahan. kelima niat berperilaku konsumen.
sisanya10 responden (5,7%) tidak ada Meskipun demikian, nampak bahwa
datanya. Dari 67 responden yang pernah Uji Reliabilita s dimensi pelayanan staf merupakan faktor
tinggal sebelumnya, 24% tinggal kurang Sebelum dilakukan pengujian yang paling penting dalam menentukan
dari 5 kali, 9,7% tinggal 6-10 kali, dan terhadap hubungan antara kepuasan niat konsumen untuk merekomendasi,
9,1% pernah tinggal lebih dari 10 kali. konsumen dengan niat berperilaku mempertimbangkan sebagai pilihan
konsumen, maka dimensi-dimensi yang pertama jika ingin membeli jasa serupa,
An alis i s Fa kto r telah teridentifikasi dilakukan uji membeli lagi di masa mendatang, dan
Studi ini dilakukan untuk, salah reliabilitasnya. Dengan menggunakan menginformasikan hal-hal yang baik.
Sedangkan dimensi lainnya
Tabel 2: Hasil Analisis Faktor Kepuasan Konsumen kemampuan staf di ketiga
mempunyai pengaruh yang departemen utama tersebut
DIMENSI
bervariasi terhadap niat ITEM untuk melayani secara
berperilaku konsumen. Dengan 1 2 3
langsung berakibat pada
demikian hasil uji hipotesis
Kemauan resepsionis melayani .701
"the night lodging", manfaat
menunjukkan bahw a hanya Kemauan staf F & B melayani .662
utama seseorang tinggal di
sebagian dari hipotesis yang Kemampuan resepsionis melayani .815
suatu hotel (Powers, 1997).
terbukti. Kemampuan staf F & B melayani .765
Karena tujuan utama
Kemauan staf Housekeeping melayani .862
seorang tamu tinggal di
Pembahasan Kemampuan staf Housekeeping melayani .864
suatu hotel adalah mencari
Pengukuran tingkat kepuas- Penampilan ruangan Reception .812
akomodas i sementara,
an konsumen terhadap suatu Harga makanan dan minuman .512
sehingga tamu hotel akan
organisasi adalah suatu hal yang Fasilitas kamar hotel .670
lebih banyak tinggal di kamar
penting sebagai salah satu Tarif akomodasi hotel .614
hotelnya dari pada berada di
kegiatan untuk mengevaluasi Kualitas makanan dan minuman .652
Jadwal buka/tutup restoran/café hotel .765 bagian lain hotel seperti bar/
seberapa jauh perencanaan restoran misalnya (Dahaner
strategis dalam hal pengem- Penampilan fisik restoran/cafe hotel .690
Kenyamanan ruang kamar hotel Anda .593 dan Matteson, 1994).
bangan kualitas pelayanan telah Sehingga kemampuan dan
dilaksanakan (Kandampully, F&b: food and beverage
kemauan staf melayani
1997). Lebih jauh lagi, penentuan dasi, mempertimbangkan sebagai merupakan faktor utama yang akan
terhadap konsekuensi kepuasan pilihan pertama, menginap lagi, dan menentukan apakah seseorang akan
pelanggan terhadap perilaku konsumen menginformasikan hal yang baik. puas selama tinggal di suatu hotel. Lebih
merupakan hal yang harus diperhatikan Pentingnya kepuasan konsumen jauh lagi, faktor tersebut akan menentu-
oleh setiap penyedia jasa dalam rangka terhadap kualitas pelayanan yang kan apakah tamu tersebut akan ber-
pengembangan strategi persaingan. diberikan oleh staf dari ketiga per i l ak u "favourable " terhadap hotel
Dari pengujian hipotesis tentang departemen utama hotel: housekeep- seperti kembali ke hotel untuk menginap
hubungan antara kepuasan pelanggan ing, F&B, dan reception dalam mem- lagi dimasa mendatang.
dengan niat berperilaku konsumen yang pengaruhi niat berperilaku pelanggan
telah dilakukan, didapat tiga temuan konsisten dengan hasil penelitian yang IMPLIKASI
yang signifikan. telah dilakukan sebelumnya (Selnes,
Pertama, studi ini menunjukan bahwa 1993; Kandampully & Suhartanto, 2000). Im pli kas i Te or it i s
konsumen di industri perhotelan mem- Studi terhadap kepuasan pelanggan
persepsikan adanya tiga dimensi penting Tabel 3: Hasil Uji Reliabilitas telah banyak dilakukan, namun demikian
dari sebuah hotel. Ketiga dimensi masih sangat sedikit studi dilakukan
Dimensi Cronbach’ Alpha secara mendalam terhadap implikasi
tersebut sebagaimana ditunjukkan pada
uji analisis faktor adalah: pelayanan staf, Pelayanan Staf .882 kepuasan konsumen terhadap niat
fasilitas fisik, dan pelayanan tambahan. berperilaku konsumen. Studi ini memberi
Meskipun pada banyak studi dan dalam Fasilitas & Harga .746 kontribusi secara teoritis akan hubungan
prakteknya unsur pelayanan dalam antara kepuasan kosnumen terhadap
Pelayanan Tambahan .781 niat berperilaku. Secara khusus studi ini
sebuah hotel selalu dibagi berdasarkan
departemenisasi seperti Food& Bever- menunjukkan arti penting kepuasan
age (F&B), housekeeping, dan recep- Penjelasan yang mungkin terhadap pelanggan terhadap kualitas pelayanan
tion, (Barsky, 1993; Gunderson, 1996) pentingnya kepuasan pelanggan yang diberikan oleh staf dalam mem-
studi ini menunjukkan bahwa konsumen terhadap niat berperilaku pelanggan pengaruhi perilaku pelanggan.
mempersepsikan pelayanan yang diberi- adalah karena kemampuan dan
kan oleh sebuah hotel secara Im pli kas i Ma naj er ia l
tidak secara departemental. Tabel 4: Penelitian ini memberikan
Kedua , sebagaimana ter- Hasil Uji Standardized Canonical Discriminat Function Coefficient guidance bagi manager hotel
lihat pada analisis diskriminan dalam beberapa hal.
Keterangan D1 D2 D3 D4 D5
yang dilakukan bahwa dimensi Pertama , penelitian ini
kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Staf .994 1.169 1.048 1.093 1.196 menunjukkan arti pentingnya
pelayanan yang diberikan staf kepuasan konsumen terhadap
hotel merupakan faktor yang Fasilitas & Harga -.159 1.414 -.130 -.414 -.532
pelayanan yang diberikan oleh
paling dominan dalam mem- hotel dalam menentukan niat
Pelayanan Tambahan .159 -2.247 .004 .095 -.336
pengaruhi niat berperilaku berperilaku konsumen.
konsumen untuk merekomen- D: analisis diskriminan Dengan demikian, penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan bagi keterbatasan yang pertama, maka hasil Keberhasilan hotel untuk memberikan
para manager hotel untuk meningkatkan temuan ini harus diartikan secara hati- kepuasan konsumen yang tinggi serta
kualitas pelayanan stafnya dalam hati. kemampuan hotel untuk membangun
pengelolaan hotelnya sehingga dapat hubungan yang baik antara stafnya
terbangun perilaku "favourable" bagi KESIMPULAN dengan tamu hotel merupakan suatu
tamunya. Dengan demikian, adalah Penelitian ini telah menunjukkan arti jalan untuk mempengaruhi perilaku
suatu tantangan bagi manager hotel kepuasan konsumen, hubungan pribadi konsumen sehingga mereka menjadi
untuk selalu memperhatikan kualitas dan citra dalam mempengaruhi setia terhadap suatu hotel. Sehingga,
pelayanan yang tinggi sehingga tamu keinginan berperilaku konsumen untuk dengan peningkatan faktor-faktor
hotel akan puas selama mereka tinggal menjadi setia terhadap suatu hotel. tersebut, hotel dapat menghadapi
di hotelnya. Suatu penanganan/ Industri perhotelan merupakan industri tantangan persaingan yang demikian
penyediaan pelayanan dan interaksi yang sarat dengan kompetisi tinggi. ketat dengan lebih efektif dan efisien. U
antara tamu dengan staf hotel yang
kurang baik akan menyebabkan
konsumen tidak loyal dan pindah ke
kompetitor. R E FER EN S I :

Lebih jauh lagi, studi ini menunjuk-


Bhote, Keki R. (1996). Beyond Customer Customer Services. Journal of
kan bahwa manajer harus memberikan Satisfaction to Customer Total Quality Management, 9 (6).
perhatian yang lebih terhadap kualitas Loyalty, AMA Management Briefing, New York. Kandampully & Suhartanto, Dwi (2000) Customer
Bowen, John and Shoemaker, Stowe (1998). loyalty in the
sumberdaya manusianya. Sehingga
SLoyalty: A Strategic hotelindustry: the role of image and customer
usaha-usaha peningkatan sumberdaya Commitment. Cornell H. R. A. Quarterly, 2 (12- satisfaction, International Journal of
manusia melalui pelatihan mutlak 25). Contemporary Hospitality Management. Vol.
Callan, Roger J. (1994). Development of a 12. 6, 2000.
dilakukan secara sistematis dan
Framework for the Kompas, (6/2/1999), Akibat krisis, jumlah wisman
berkelanjutan. Determination of Attributes Used for Hotel menurun tajam.
Selection-Indication from Focus Group and in Kotler, Philip (1988). Marketing Management.
KETERBATASAN PENELITIAN - Depth Review. Hospitality Research Journal, Fifth Edition.
18, (53-74). Eaglewood Cliffs, NJ; Prentice Hall.
Meskipun penelitian ini memberikan
Dube, Laurette; Renaghan, Leo M.; Miller, Jane, Nunnally, Jum C. (1978). Psychometric Theory.
gambaran terhadap perilaku konsumen M. (1994) . Second Edition. McGraw-Hill, New York.
hotel, penelitian ini mempunyai Measuring Customer Satisfaction for Strategic Oh, Haemoon, and Parks, Sara C. (1997).
beberapa keterbatasan yang harus Management. Cornell H. R. A. Quarterly, 2, Customer Satisfaction and
(3 9- 4 7) . Service Quality: A Critical Review of the Literature
diperhatikan dengan seksama dalam Echtner, Charlotte M. and Ritchie, Brent J.R. and Research Implications for the Hospitality
memahami penelitian ini. (1991). The Meaning Industry. Hospitality Research
Penelitian ini difokuskan terhadap and Measurement of Destination Citra. The Journal, 20. (35-64).
Journal of Tourism Studies, 2 (2). (2-12). Reichheld, F. and Sasser, W., (1990). Zero
hubungan antara kepuasan konsumen Defections: Quality
Ernst & Young (1996). Hotel Survey.
terhadap perilaku konsumen hanya di Christ church . Comes to Services. Harvard Business Review,
tiga jenis hotel yaitu bintang empat, tiga Fornell, Claes; Johnson, Michael D.; Anderson, 68. (105-111).
Eugene W.; Cha, Selnes, Fred (1993). An Examination of the
dan kelas melati. Pada kenyataannya,
Jaesung; Bryant, Barbara Everitt (1996). The Effect of Product
industri perhotelan mempunyai American Customer Satisfaction Index: Performance on Brand Reputation, Satisfaction
berbagai tipe hotel dengan kharak- Nature, Purpose, and Findings. Journal of and Loyalty. European Journal of Marketing,
Marketing , 60(10) . (7-18). 27 (9). (19-35).
teristik yang berbeda antara satu
Gronroos, Christian (1983). Strategic Solomon,Michael (1996) Consumer Behavior.
dengan lainnya. Sehingga, penelitian Management and Marketing 3th edition. McGraw
ini mempunyai keterbatasan dalam in the Service Sector. Cambridge, Hill.
Massachusetts. Yucelt, Ugur and Marcella, Maria (1996). Service
hal generalisasi temuannya. Dengan
Gremler, Dwayne D. and Brown, Stephen W. Marketing in the
kata lain, hasil penelitian ini sulit (1997). Service Lodging Industry: An Empirical Investigation.
digeneralisasi ke dalam tipe-tipe hotel Loyalty: Its Nature, Importance, and Journal of Travel Research, Spring. (32-38).
yang berbeda dari ketiga jenis hotel di Implications . Advancin g Service Quality: A Zeithaml, Valerie A. and Bitner, Mary Jo (1996).
Global Perspective, Edvardsson et al., (eds) Services
atas. Quiz 5, Conference Processing, University Marketing. McGraw - Hill International Editions.
Keterbatasan yang kedua, meng- of Karlstad, Sweden, (171-181). Zeithaml, Valerie; Berry, Leonard L.; and
ingat keterbatasan dana dan waktu, Heskett, James L.; Jones, Thomas O.; Loveman, Parasuraman , A. (1996).
Garry W.; Sasser, The Behavioural Consequences of Service
adalah sampling yang digunakan. W. Earl; and Schlesinger , Leonard A. (1994). Quality. Journal of Marketing, 60. (31-46).
Penelitian ini menggunakan kombinasi Putting the Service-Profit Chain to Work.
antara konvenience dan random sam- Harvard Business Review, March-April, (164-
174).
pling. Sehingga data yang dikumpulkan
Kandampully, Jay (1998). Service Quality to
tidak betul-betul mewakili persepsi dari Servic e Loyalty : A
konsumen ketiga jenis hotel yang Relat ionshi p Which Goes Beyond
digunakan. Sehingga sebagaimana

Anda mungkin juga menyukai