2006-07-Metode Pemasangan Lift Dan Eskalator PDF
2006-07-Metode Pemasangan Lift Dan Eskalator PDF
MODUL
SSLE – 07 : METODE PEMASANGAN LIFT
DAN ESKALATOR
2006
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
KATA PENGANTAR
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.
Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup
banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
dirasakan telah memenuhi dari cukup.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
i
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
ii
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
LEMBAR TUJUAN
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
iii
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
iv
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii
5
7
Lampiran 2 Diagram Balok Urutan Kerja (Bar-
c
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
v
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
h
a
r
t
)
6
1
6
2
Lampiran 4 Tanda Uji Keselamatan Kerja
6
3
RANGKUMAN.............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
HAND OUT
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
vi
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
vii
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
viii
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
PANDUAN INSTRUKTUR
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
ix
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
x
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xi
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
xii
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB I
PENDAHULUAN
Masa kini pekerjaan instalasi lift bukan lagi merupakan monopoli perusahaan
agen merk dagang lift. Sepanjang pengalaman penulis ada beberapa pribadi yang
berani memasang lift tanpa dasar pengetahuan, walaupun sebagai sub-
kontraktor. Kontraktor instalasi lift harus memperoleh izin operasi dari
Departemen Tenaga Kerja sebelum mulai usahanya dan telah lulus dari bimbing
teknis.
Sasaran dari pemasangan lift adalah mencapai hasil kerja yang berkualitas, tepat
waktu dengan biaya sesuai anggaran (budget). Banyak pihak yang terlibat dan
memberi dukungan mulai dari saat penjualan, perencanaan dan fabrikasi, namun
hanya beberapa orang tertentu saja yang terlibat langsung dalam kualitas
pekerjaan dilapangan. Beberapa orang inilah yang bertanggung jawab atas
kualitas pemasangan dan sekaligus merupakan faktor penentu kualitas seluruh
sistem lift. Bagaimana pendapat orang jika lift pada awal operasi sudah terasa
bergetar, berbunyi, mengejut (jerk) dan sebagainya. Banyak faktor yang sulit
untuk menyelesaikan dan memperbaikinya jika lift tersebut telah terpasang kecuali
dengan biaya yang sangat besar. Misalnya, pemasangan rail tidak lurus dan tidak
vertikal yaitu rail yang bengkok atau terpuntir (pada waktu handling dan
transportasi), sambungan rail tidak cocok, jarak DBG (distance between guides)
tidak tepat, rail bracket terlalu lemah, karena jarak rentang terlalu jauh. Sebab-
sebab lain buruknya hasil pemasangan, ialah static balance diabaikan, rope
tension dilupakan atau tidak diulang dan sebagainya.
Sebaliknya, jika dari awal pemasangan dilakukan dengan baik dan mengikuti
prosedur dan metode yang cocok, maka sepanjang pemakaiannya akan tetap
baik. Tentunya harus disertai dengan perawatan yang baik dan teratur pula.
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pemasangan lift, terutama untuk lift-
lift berkecepatan tinggi pada gedung-gedung bertingkat (high rise), adalah
pemasangan rail. Oleh karena itu disediakan jatah waktu minimal kurang lebih
20% dari seluruh jatah waktu khusus untuk pemasangan rail. Bahkan perlu
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
dilakukan pengecekan ulang sepanjang rail yang telah terpasang dari bawah
sampai paling atas pada tahap akhir pemasangan.
Gambar 1.1.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -2-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB II
PERSIAPAN LAPANGAN
Persiapan (job site preparation) merupakan kunci dari suksesnya pemasangan lift.
Dengan mempersiapkan lokasi kerja dengan baik, maka pemasanganpun akan
dimulai sesuai rencana tanpa keterlambatan.
Yang perlu menjadi perhatian didalam mempersiapkan lokasi kerja adalah
kejelasan lingkup kerja dari masing-masing pihak kontraktor terkait yang
ditetapkan didalam kontrak kerja.
Hal ini perlu dipertegas dengan pihak kontraktor utama atau manajemen
konstruksi (CM) dan dalam suatu notulen rapat resmi, meliputi :
8. Penyelesaian ruang luncur dan kamar mesin sesuai dengan gambar layout
dan kemungkinan perbaikan-perbaikan, termasuk grouting, patching dan
finishing.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -3-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
9. Penyediaan tenaga listrik untuk alat-alat kerja dan tenaga listrik untuk
menjalankan lift.
10. Ketegasan menggunakan air, wc, iuran kebersihan, iuran keamanan dan
sebagainya.
Supervisor menyusun NWP (Net Work Planing) dan Bagan Urutan Kerja (Gantt
Barcharts) seperti contoh pada lampiran. NWP dan Barcharts tersebut perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan termasuk CM dengan tanda
terima. Lebih baik lagi, jika diperoleh persetujuan dari CM. Hal ini penting untuk
evaluasi keterlambatan kerja pemasangan yang disebabkan oleh pihak-pihak
kontraktor lain atau oleh sebab keterlambatan pemborong utama (main
contractor).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -4-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB III
SUSUNAN PELAKSANA
3.1 Supervision
Regu khusus lainnya ialah tukang listrik (wireman) 2 orang yang menyusul
setelah tiba waktunya memasang wiring; dan adjuster 2 orang setelah lift
siap untuk dicoba, ditest dan diuji dengan disaksikan oleh construction
management (CM) dan kontraktor utama.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -5-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
MNG
OPLAP
ADM P2K3
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -6-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Golongan 1
Alat kerja Umum (dapat disewa)
a. Takel (chain hoist atau chain block), 3-ton
b. Mesin pengangkat (winch machine), 5-ton
c. Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo
d. Mesin bor portable (electric drill), macam-macam
ukuran
e. Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)
f. Kompor (burner) minyak tanah, portable
g. Gerobak dorong roda empat (platform trolley)
h. Palu godam , 6 kg
i. Mesin gerenda portable (grinding machine)
j. Gunting tali baja (rope cutter)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -7-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Golongan 2
Alat kerja Khusus lift
a. Gergaji kayu (carpenter saw)
b. Gergaji besi (hacksaw)
c. Palu 0.5 dan 0.9 kg
d. Palu karet (rubber mallet)
e. Pahat baja dan beton ( opular)
f. Sikat kawat (wire brushes)
g. Penjepit C (C-clamp)
h. Penjepit B (cross B-clamp)
i. Lampu center
j. Walky-talky
k. Tali sling, macam-macam jenis dan ukuran
l. Siku pengukur, sigmat, water pas dan alat-alat
ukur lain
m. Bandul lood atau unting-unting (plumb-bob)
Golongan 3
Set Alat-alat perkakas pribadi (hand tool kit)
a. Obeng + dan -, mechanical dan electrical screw
driver
b. Tang buaya ,tang listrik (snipper) tang potong dan
tang kupas (stripper)
c. Tang mekanik/ tang bebek (mechanical pliar)
d. Kunci inggris (adjustable wrench)
e. Kunci pas (spanner)
f. Pisau saku, kombinasi
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -8-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -9-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB IV
GAMBAR KERJA
Dasar tata letak dan ruang komponen-komponen lift digambar secara lengkap
dan jelas dengan ukuran (dimensi) dalam mm, yaitu terdiri dari :
1. Gambar denah
Menyatakan letak dan ukuran dari rel-rel pemandu, DBG (Distance Between
Guides), luang gerak (running clearance) landas kereta (platform), bobot
pengimbang (bandul), pintu, tali, roda puli, pengindra kecepatan. Semua
komponen dari tiap-tiap satuan lift, serta susunan tata letak keseluruhan lift
terhadap as bangunan.
Menyatakan dalamnya sumur dasar, tingginya kereta dan pintu, tinggi ruang
atas (overhead), lintasan ruang luncur, tinggi kamar mesin, bobot
pengimbang, jarak rentang braket dan jarak-jarak luang gerak.
R/L perlu disurvey untuk memastikan posisi lift dalam lubang luncur yang
paling menguntungkan dan hubungannya dengan as bangunan, serta
kondisi popular dari dinding-dindingnya. Jika posisi kurang menguntungkan
karena dinding tidak vertikal sehingga ada daerah kritis, maka perlu
dirundingkan dengan CM, mencari penyelesaian kompromis, agar posisi
digeser dan agar memperlonggar ruang yang kritis. Perubahan posisi
terhadap as-bangunan harus mendapat persetujuan tertulis dari CM.
Lubang R/L harus dapat menampung pada kiri kanan ruang untuk rel,
bagian belakang ruang untuk bobot imbang dan bagian depan pintu-pintu
lantai. Luang gerak (Running clearance) pintu (sill dengan kereta) tetap
harus 31 mm. Luang gerak kereta dengan bobot imbang minimal 5 cm.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -10-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 4.1.
Tata letak lift 1150 kg @ 105 m/m.
Dimensi Kritis ialah : DBG main rail = 2165 mm, DBG CWT rail = 1000 mm,
antara sumbu rail 1004 mm, antara sumbu dengan sill = 720 mm, perhatikan
center of grafity (CG) pada garis center line (CL)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -11-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 4.2.
Kamar mesin lift, 1150 kg @ 105 m/m
Perhatikan : jarak sumbu-sumbu = 1004 mm posisi supporting beam
terhadap CL 410 mm dan 180 mm reaksi balok depan; D + B = 4800 kg, balok
belakang; A + C = 6800 kg
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -12-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 4.3.
Irisan Vertikal
(Perhatikan : dalamnya pit = 2150 mm, tinggi overhead = 5100 mm,
tinggi kamar mesin = 2200 mm
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -13-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Oleh karena terlalu banyak variasi tata ruang dan letak komponen lift, maka tidak
mungkin dijelaskan semuanya disini. Sebagai petunjuk umum hanya dibicarakan
tata ruang yang paling popular, yaitu :
Letak mesin diatas ruang luncur, bobot pengimbang terletak dibelakang kereta,
dan jumlah satuan lift 2 atau 3 buah berderet dalam satu ruang luncur.
Selanjutnya akan disinggung sedikit perihal yang penting-penting atas variasi lain
macam tata ruang dan letak yang umum dipakai.
3. Jarak antara as rel kereta dengan sisi pinggir ambang pintu lantai (door sill)
Diagram dalam lampiran menunjukkan pembagian ruang luncur satu unit lift serta
jarak-jarak yang dimaksud diatas.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -14-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 4.4.
Contoh layout lift 1650 kg @ 240 m/m.
Ruang luncur : L x D = 2.5 x 2.5 = 6.25 m2, Luas lantai : l x d = 1.92 x 1.64 = 3.15 m2
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -15-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB V
JADWAL (TIME SCHEDULE)
2. Jika jadwal terlalu ketat, maka tahapan- tahapan pekerjaan dapat dilakukan
dalam waktu bersamaan antara dua jenis pekerjaan, dengan menambah
beberapa regu pelaksana.
Contoh - contoh jenis pekerjaan yang dilakukan bersamaan,ialah :
a. Pemasangan braket rel bersamaan dengan pemasangan ambang pintu
lantai, dengan mengandalkan masing-masing tali lood (plumb-line kawat
piano).
b. Pemasangan rel pemandu bersamaan dengan pemasangan rangka
pintu (entrance frame) dan pintu lantai.
c. Pemasangan (perakitan) kereta dapat dikerjakan bersamaan dengan
pemasangan pintu-pintu lantai.
d. Pentalian (roping) kereta dengan bobot imbang dapat dilakukan
bersamaan dengan pemasangan penyangga (buffer) di pit.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -16-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -17-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -18-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB VI
REL PEMANDU
1. Pendahuluan
2. Fungsi Rel
2. Sebagai penahan agar kereta tidak jomplang atau miring saat pemuatan
dan akibat beban tidak merata.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -19-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Ukuran rel dan jarak rentang braket pengikat rel hanya ditentukan oleh
fungsi no. 4, yaitu tegangan tekuk (buckling stress) pada saat pesawat
pengaman bekerja. Tegangan tekuk terjadi pada daerah paling rawan
dimana rel tidak cukup kaku diikat braket. Oleh karena itu jarak maksimal
rentang braket sangat penting disamping besaran ukuran rel.
T = 25 (P+Q) w /A
2. Pesawat pengaman agak luwes (captive roller), saat mana terjadi perlambatan
20 m/s/s
T = 15 (P+Q) w /A
T = 10 (P+Q) w /A
nilai kelangsingan.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -20-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -21-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Catatan :
Setelah ditetapkan rentang 2 braket maksimal, umpama l = 3.50 m, maka dibuat
perencanaan gambar skets posisi braket sepanjang jalur rel. Mengingat panjang
tiap batang rel ialah 5.0 meter, maka perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi 2
sambungan rel dalam jarak dua rentang berturut-turut, dimana jarak antara
sambungan rel dengan braket paling luar melebihi 1/3 l (dalam hal ini 1/3 x 3.50 m
= 1.16 m).
4. Prosedur
Braket pertama dimulai dipasang pada posisi kira-kira 0.5 m dibawah
permukaan lantai terbawah (atau lobby) sebagai daerah rel paling sering
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -22-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
mendapat gaya tekan dan puntir saat bongkar dan muat dan saat start stop
kereta. Lihat daftar petunjuk pemilihan rel pemandu.
Kedua ujung jalur rel tidak boleh dimatikan sekaligus pada struktur
bangunan, agar rel tidak bengkok atau berubah bentuk jika terjadi
pergeseran relative posisi bangunan (building compression) terhadap rel.
Cara mematikan ujung rel pada struktur dapat dengan fixed clip pada rel
dengan braket. Ujung lain dari jalur rel bebas tidak menyentuh lantai kamar
mesin, yaitu pada sistim supported rails. Atau tidak menyentuh dasar (pit)
pada sistim suspended rail. Biasanya berjarak kira-kira 10 cm.
a. Cara menetapkan as atau sumbu (center line) dari rel-rel titik pusat
kereta dan ambang pintu dengan cara memasang bidang pola
(template), satu diujung pada lantai K/M dan satu lagi dibawah pada pit.
Kemudian dijatuhkan kawat-kawat lood (unting-unting) atau plumbline.
Pastikan titik-titik kerja (TK) (working point) pada template, dan kawat-
kawat lood yang telah vertikal dimatikan pada TK tersebut. Dalam
praktek banyak cara untuk mematikan kawat-kawat lood pada papan
kayu di template atas dan bawah, agar tidak bergerak. Pastikan dulu
posisi satu rel yang dianggap sebagai patokan kemudian TK lain
mengikutinya.
b. Jika lift yang akan dipasang ada 2 (dua) buah atau lebih dan berjejer,
perhatikan garis-garis sumbu (center line) dari semua rel dalam satu
garis dan harus tegak lurus dengan sumbu-sumbu kolom bangunan.
Lihat gambar skema.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -23-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Catatan :
1. Jarak rentang braket boleh lebih pendek (lebih dekat) dari pada
ketentuan dalam layout drawing.
2. Ujung-ujung satuan rail-rail sebelah kiri dan kanan harus beda, jika
kiri male maka yang kanan harus female menghadap keatas (lihat
gambar).
3. Rel-rel yang tidak lurus dan terpintir jangan sekali-kali digunakan.
Harus dikirim dulu ke bengkel untuk diperbaiki.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -24-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 6.1.
Template (pola) atau target board
Jatuhkan plumbline dari titi-titik a, b, c, d untuk memasang braket.
Plumline tersebut, dimatikan diujung bawah pada template lain, dipit.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -25-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 6.2.
3 unit lift berjejer, seluruh rel dalam satu garis sumbu dan berjarak tertentu
Gambar 6.3.
1) Setelah braket terpasang, maka plumbline dipindah 2 cm dimuka posisi
rel yaitu titik a, b, c, dan d yang semula ada dibelakang posisi rel
2) 3 lembar plumbline dipasang 30 mm dimuka landing sill
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -26-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 6.4.
Posisi 3 kawat plumbline g, f, e, 30 mm dimuka sill
Gambar 6.5.
Contoh bentuk braket untuk bobot imbang (cwt rails) dibuat dari besi siku
diangker, kiri dan kanan dengan 2 buah baut ke dinding beton
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -27-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB VII
PEMASANGAN PINTU LANTAI
Pintu lantai atau landing entrances adalah komponen yang sering diklasifikasikan
sebagai bagian dari ruang luncur, bukan bagian dari pesawat lift. Hal itu mungkin
saja, jika pintu lantai dari jenis sederhana seperti manual swing door.
Bagaimanapun jika pintu lantai harus berfungsi sinkrun dengan operasi lift, oleh
karena itu harus dipasang dengan presisi. Pintu lantai harus sama jenis dan
dimensi dengan pitnu kereta yang berfungsi sebagai penggerak pintu.
1. Ambang Pintu
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -28-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 7.1.
3. Penggantung pintu merupakan rakitan yang siap, terdiri dari rel (track)
roda-roda penggantung, roda-roda tali penggerak, kunci kait dan excentric
roller dan bandul pemberat yang memaksa pintu selalu menutup rapat
(alternatif : menggunakan pegas).
a. Excentric roller terhadap rel (track) bercelah 0,1 mm, lihat gambar.
c. Celah bidang daun pintu terhadap kusen (side jamb) maksimal 4 mm.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -29-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
5. Kusen pintu terdiri dari sepasang side jamb dan header. Keduanya harus
dirakit ditempat. Mula-mula side jamb dipasang dengan baut pada sill.
Kemudian gunakan mistar siku agar posisi lintang dan bujurnya benar, dan
segera matikan sementara dengan klem dan pasak, selanjutnya header
dipasang. Kemudian kencangkan baut-baut dan braket-braket di las pada
rangka bangunan.
Catatan :
Cara paling aman pemasangan sill dan seluruh entrance ditunda sampai
landas kereta terpasang, maka sill kereta dapat dipakai sebagai patokan
posisi-sill lantai. Jatuhkan kawat lood (plumbline) 3 lembar tepat pada sisi
pinggir sill pintu untuk patokan bagi sill lantai-lantai berikutnya yang lain,
yang berjarak 30 mm (sebagai running clearance). Cara lain, tanpa
menggunakan tali lood ialah menggunakan 2 batang pengukur jarak antara
rel dan sill (sill distance gauge). Lihat gambar.
Tindakan hati-hati.
2. Perhatikan pada saat mengelas side jamb, perikan api las tidak merusak
cat finish dari side jamb. Setelah jamb selesai terpasang harus segera
dilindungi dengan kertas minyak atau bahan lain.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -30-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 7.2.
Atas : Contoh model door hanger 2-speed door atau telescopic “fast door”
menarik “slow door” dengan tali yang diikat pada “hitch A”, melalui roda B
ujung tali lain diikat pada “hitch C”
Bawah : contoh model door hanger center opening
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -31-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB VIII
KERETA dan BOBOT IMBANG
Prosedur pemasangan :
a. Pasang “meja” konstruksi kayu di lantai bawah sebagai dudukan bottom
chanel. Pasang bottom channel lurus, siku dan datar (waterpas).
Gunakan plumbob saat memasang upright channel. Kencangkan semua
baut pada rangka.
b. Pasang pesawat pengaman (safety block) periksa batang tarik pasak
pengaman apakah telah satu garis vertikal dengan tali governor.
c. Pasang safety plank, yakinkan datar arah muka belakang dan arah kiri
kanan, serta posisi center dengan garis sumbu rel ke rel.
d. Pasang platform diatas safety plank dengan bantalan karet (4 buah)
pada pojok-pojoknya. Sisa muka platform telah dilengkapi oleh pabrik
dengan car-sill. Gunakan shim untuk menyetel kerataan. Kemudian
matikan dengan baut.
e. Diatas platform dipasang bangunan badan kereta sesuai gambar
petunjuk.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -32-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -33-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -34-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 8.2.
Atap badan kereta “bersandar” pada tiang rangka (stiles, upright channel)
dengan 3 buah roller karet
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -35-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB IX
TALI BAJA (STEEL WIRE ROPE)
1. Rangka kereta telah diangkat keatas dengan takel. Posisinya rata dengan
lantai teratas. Bobot imbang ada dilantai terbawah posisinya berjarak 41
cm dari ujung atas penyangga pegas (untuk lift berkecepatan 60 m/m) lihat
daftar runby pada pelajaran pemeriksaan uji coba.
Siapkan gulungan (reel) tali baja pada lantai teratas, tarik ujungnya ke roda
puli, kemudian tarik turun secukupnya sampai tempat ikatan pada rangka
bobot imbang. Pada ujung tali tersebut telah dipasang lebih dahulu soket
(thimble rod).
Tindakan hati-hati :
a. Tali baja harus diikat dengan kawat pada dua tempatnya sebelum
dipotong, untuk menghindari lilitan/pintalan terurai/terlepas.
b. Usahakan pada waktu menarik tali jangan sampai terjadi tekukan
(kinking), menjadikan tali tersebut cacat.
c. Jika tali baja dalam gulungan (reel), maka pada roda gulungan dipasang
balok kayu tirus dibawahnya sebagai rem, untuk menghindari berat tali
yang terulur diruang luncur menyebabkan gulungan berputar tanpa
kendali (lihat gambar jarak-jarak pengikatan kawat pada ujung-ujung tali
dan cara pengikatannya).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -36-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
e. Tuang timah hitam (babbit) panas dan cair kedalam pot dari atas. Ujung
tekukan harus kelihatan (tidak tenggelam semua dalam timah) sebagai
syarat pemeriksaan oleh inspektur.
Timah cair tidak boleh terlalu panas, menyebabkan struktur baja dari tali
rusak, dan melemahkan kekuatannya sampai 10%.
Gambar 9.1.
Dua cara mengulur gulungan tali baja dari lantai atas
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -37-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -38-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -39-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -40-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -41-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -42-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -43-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -44-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -45-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB X
PELETAKAN MESIN TRAKSI
b. Posisi dan jarak-jarak batang profil baja harus sesuai dengan gambar
tata letak peralatan kamar mesin. Prosedur pemasangan sebagai
berikut:
Pasang lebih dulu satu batang sebagai patokan (king beam) bagi dua
batang (batang-batang) lainnya. Pastikan dengan perhitungan, jarak-
jarak as tengah batang terhadap titik berat kereta, atau garis sumbu rel
kereta, sesuai gambar. Gunakan tali lood (plumbline). Cermatkan
posisinya sampai tali lood tenang (tidak goyang), jatuh tepat digaris as
atau titik pusat berat (central of gravity). Gunakan shim untuk menyetel
kerataan, kemudian matikan (dilas) ke struktur bangunan. Ikuti
pemasangan batang-batang lain merujuk pada posisi batang king beam
tadi.
d. Sebagai patokan tinggi batang baja dari profil INP minimal satu per
sepuluh (1/10) dari jarak bentangannya, untuk mencegah lendutan dan
getaran. Contoh : Jika jarak bentangan balok dari muka ke belakang 2,0
meter, maka gunakan profil INP 20.
Tindakan hati-hati :
Saat penanganan dan penempatan batang-batang baja pendukung,
senantiasa mengandung resiko batang tersebut terjatuh. Oleh karena itu
ruang luncur harus dikosongkan dan hentikan semua kegiatan
sementara waktu.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -47-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 10.1.
Pengaturan pendukung mesin dipasang dibawah lantai beton
Gambar 10.2.
Pengaturan baja pendukung mesin dipasang diatas lantai beton
(1. Motor, 2. Bed plate mesin, 3. Kanal penguat bed plate, 4. Karet peredam, 5. Baja
pendukung mesin, 6. Puli penarik, 7. Tali baja, 8. kanal penguat bed plate, 9. Roda
penyimpang, c.g. central of gravity kereta & bobot imbang (2 garis sumbu rel)
dimensi ada di layout)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -48-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
d. Gunakan takel (chain block) atau hoisting beam dengan troli angkat, dan
dongkrak (jack) untuk meringankan pekerjaan, saat mengangkat /
memindahkan mesin.
Gunakan shim pada bagian bawah bantalan karet peredam, agar mesin
duduk horisontal (waterpas). Bantalan karet peredam harus dipasang
minimal berjumlah 4 buah, pada sudut bedplate. Jika digunakan
deflector sheave, maka perlu dipasang satu lagi bantalan karet dengan
kick-plate untuk menahan gaya reaksi horisontal. Lihat gambar
Tindakan hati-hati
Demi keselamatan, periksa alat-alat pengangkat seperti takel (chain
block), hoist, dongkrak (jack) besi kait / beam pada atap dak kamar
mesin, agar yakin berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika ragu-ragu atas kekuatan besi kait yang disediakan oleh kontraktor
utama, mintakan nasehat atau konfirmasi tertulis kepada CM, Kenyataan
besi kait dapat patah saat mengangkat mesin, mengakibatkan
kecelakaan.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -49-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 10.3.
Tidak digunakan roda penyimpang menyebabkan terjadi “off set” terhadap
tali baja terhadap vertical off set maksimal 1 : 20
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -50-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB XI
PENGAWATAN (FIELD WIRING)
1. Instalasi kawat / kabel listrik adalah bagian dari instalasi lift keseluruhan.
Istilah “field-wiring” mempunyai arti luas, yaitu seluruh pekerjaan sistem
kelistrikan yang harus dipasang oleh teknisi lapangan termasuk kanal-
saluran kabel (troughing, trunking atau ductwork, konektor, pulboks,
junction boks, braket, sadel, klem, pipa-pipa dan flexible (piable) conduit.
Pekerjaan pemasangan instalasi kawat listrik dibagi menjadi sebagai
berikut :
a. Pengawatan di kamar mesin
b. Pengawatan di ruang luncur (raceways)
c. Instalasi kabel lari (travelling cables)
d. Pemasangan tombol-tombol sinyal dan indikator posisi (fixtures)
e. Kabel tenaga dan MCB
Instalasi pengawatan tersebut bermuara pada controller, interkoneksi
sesuai dengan daftar panduan dari pabrik dan gambar straight wiring
diagram. Pemasangan harus mengikuti peraturan yang berlaku termasuk
PUIL.
2. Aturan Umum
a. Pipa saluran kawat (konduit) sedapat mungkin lurus, minimal sepanjang
4,0 m. Tiap-tiap jarak tersebut dipasang kotak inspeksi.
b. Tekukan konduit sebaiknya dua kali saja, dalam satu batas jarak kotak
inspeksi.
c. Tekukan siku hanya pada ujung kawat keluar, dan/atau masuk kotak
saklar.
d. Saluran lemas (flexible conduit) hanya untuk ujung akhir, dimana kawat
listrik disambung ke alat / aparatus atau lokasinya yang sulit dijangkau
atau selalu bergetar atau perlu penyetelan.
e. Saluran kanal (trunking troughing) lebih baik digunakan untuk sejumlah
kawat atau kabel dari pada menggunakan beberapa saluran pipa atau
konduit. Konduit menghubungkan saluran kanal dengan bagian alat,
dengan sambungan konektor khusus.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -51-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
1,5 1 - 1.38 10 17 31 - -
7 - 0.5 10 16 28 - -
2,5 1 - 1.78 8 13 24 - -
4 7 - 0.85 5 9 16 - -
6 7 - 1.04 4 7 12 - -
10 7 - 1.35 2 4 7 - -
16 7 - 1.70 - 3 5 8 15
25 7 - 2.14 - 2 3 5 10
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -52-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
3. Persiapan
Sebelum mulai pekerjaan, pelajari gambar yang disediakan oleh produsen,
yaitu :
a. Diagram garis tunggal (straight wiring diagram).
b. Diagram susunan pengkabelan (wiring arrangement drawing).
Pelajari keadaan ruang luncur dan kamar mesin. Buat gambar ke-3 yaitu
perencanaan lokasi larinya kanal sepanjang ruang luncur (raceways), juga
konduit junction box, dan sebagainya. Sebaiknya persiapkan material yang
diperlukan berlebih 10% sebagai cadangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan ducting dan konduit, gantungkan kabel
yang diperlukan dari lantai teratas, terurai sampai bawah untuk
membebaskan kabel (juga travelling cable) dari lekukan-lekukan akibat
penyimpanan terlalu lama. Berkas kabel diikat dengan cable ties
dibeberapa tempat (tiap-tiap jarak + 2,5 cm) dan diikatkan agar kabel tidak
tegang. Semua kawat punya nomor kode, memudahkan penyambungan
pada terminal di controller.
4. Penyambungan
Kabel kontrol dari kereta bermuara di junction box (dibawah landas atau
diatas atap kereta) disambung dengan travelling cable dan lari ke junction
box. Kemudian dari junction box disambung ke terminal di kontroler.
Hubungkan kabel antara kontroler dengan motor mesin tarik. Hubungkan
kabel antara kontroler dengan governor. Hubungkan kabel antara kontroler
dengan tombol-tombol, indikator, sinyal dan kontak-kontak pintu (raceway
connection).
Pasang kabel tenaga antara kontroler dengan panel distribusi MCB. Lihat
daftar besaran arus (ampere) saat beban penuh sebagai patokan ukuran
penampung kawat.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -53-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Catatan :
Kanal saluran kawat dikamar mesin sebaiknya ditanam dibawah
permukaan lantai, sehingga tutup kanal sama rata dengan
permukaan lantai.
Cara lain, jika lantai telah dicor, maka kanal dipasang diatas
permukaan, yaitu sepanjang tepi-tepi dinding, untuk menghindari
orang tersandung. Trunking arah vertikal dimulai dekat dengan
aparatus sampai terminal box setinggi + 2,0 m, dan dilanjutkan
dengan flexible conduit.
Catatan : Jika jumlah unit lift lebih dari satu dalam group operation, maka
besaran Ampere sekering dikalikan dengan jumlah lift kemudian
dikalikan dengan angka probability berkisar 0.8 (2 unit) s/d 0.65
(8 unit).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -54-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 11.1.
Menarik Kabel keatas, kabel keluar dari bagian bawah gulungan cara lain,
kabel diulur dari kamar mesin
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -55-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 11.2.
Roda pengantung pintu (hanger roller) satu unit dengan roda excentric
dibawah rel sebagai safety retainer, penahan pintu kemungkinan loncat ke
atas. Celah excentric roller dengan rel penggantung 0,1 mm.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -56-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Gambar 11.3.
Door operator (motor penggerak pintu) satu daun pintu dilengkapi dengan
tuas pengungkit (door vane atau cam) berfungsi membuka kunci kait
(interlock)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -57-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
BAB XII
PERCOBAAN JALAN (TEST RUN)
1. Pendahuluan
Sebaiknya kereta kosong dan bobot imbang kira-kira sama berat, sehingga
tidak terasa beda mengengkol keatas maupun kebawah.
Dalam praktek mula-mula pada bobot imbang tidak diisi penuh dengan
“filler weight” sehingga diperoleh keseimbangan kereta kosong dengan
bobot imbang.
2. Prosedur Mekanis
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -58-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Kemudian setel sliding guide shoe atau roller guide. Yakinkan roller
guide tidak harus menekan pada rel pada saat kereta dalam keadaan
kosong (dan telah balance). Check dengan menyuruh seorang masuk
kereta berdiri diujung belakang, maka roller depan-atas akan menekan
rel, begitu pula pada roller belakang-bawah. Suruh dia berdiri ditengah-
tengah kereta, maka semua roller akan bebas dapat diputar (dengan
tenaga ringan).
b. Periksa semua pintu-pintu lantai, yaitu gerakan bebas buka tutup tidak
bergetar. Periksa kunci kait (door interlock) dimana kaitnya akan masuk
dengan sendirinya karena tekanan pegas, tanpa didorong (pada saat
posisi pintu 5 cm mau merapat). Jika pintu bergetar, periksa dan setel
excentric roller, dan door hanger roller serta bersihkan dan lumasi. Jika
cacat harus diganti dengan yang baru. Toleransi excentric roller dengan
bagian bawah rail penggantung tidak boleh lebih dari 0,1 mm. Gunakan
feetergauge.
e. Setel tegangan tali baja semua lembar harus seragam, yaitu pada sisi
kereta dan pada sisi CWT, kemudian kencangkan mur kedua (counter
nut) dan pasang cotter pin atau splitpen. Ulangi penyetelan tegangan
sekali lagi setelah kereta dijalankan beberapa kali naik turun, karena
kemungkinan sekali tegangan tali-tali berubah.
f. Periksa jarak luang lari (runby) dari kereta sebesar 23 cm. Periksa luang
lari CWT sebesar 23 cm ditambah kemuluran tali baja minimal 0.5%.
Jika jarak lintas lift (rise) sebesar 40 m panjang tali baja + 50 m, maka
dapat diperkirakan tali tersebut akan mulur sepanjang 3 cm. Maka luang
lari CWT sebaiknya disetel 26 cm atau lebih sedikit.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -59-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
g. Lumasi rel pemandu (guide rails) kecuali jika digunakan roller guide
dengan ban karet, maka rel harus bersih dan kering dari minyak.
h. Pasang label pada cross head channel. Contoh label tersebut seperti
terlampir. Pasang label instruksi dan peringatan penumpang didalam
kereta.
c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 Phase motor lift, dengan megger,
minimal 0.5 mega ohm.
d. Isi atau tuangkan minyak pelumas untuk gear box mesin dan minyaki
rumah bantalan (bearing) mesin dengan minyak pelumas yang sesuai.
e. Buka dan lumasi mekanis rem mesin bersihkan sedapat mungkin dan
kemudian disetel. Rem dicoba dengan tenaga listrik, yakinkan dapat
membuka dan menutup.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -60-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
(ES), broken tape switch (TES), safety linkage switch (SOS). Periksa
kontak keamanan pada mesin dan pada governor overspeed cutoff
switch (SO), dan terakhir semua door-contact dan gate-contack pada
pintu kereta. Semua kontak berfungsi dengan baik yaitu dapat
memutuskan arus dimana diperlukan dan secara normal dapat
sempurna mengantar arus tenaga listrik.
i. Sekarang seorang diatas atap kereta dapat mulai jalankan lift dengan
menggunakan tombol-tombol inspection tersebut pada point 2.8.
Jalankan lift beberapa saat dulu, naik dan kemudian turun. Perhatikan
bila ada bagian-bagian kereta yang terganggu atau suara-suara yang
aneh. Hubungi rekan kerja yang ada di kamar mesin dengan intercom
atau walkie-talkie, apakah semua peralatan berjalan normal.
j. Setel (adjust) posisi slow-down switch, limit switch, final cutoff switch
dengan posisi sesuai petunjuk dan ketentuan, yaitu pada saat kereta
berada dilantai teratas dan lantai terbawah.
k. Pasang bendera metal (metallic vane) di R/L dari atas kereta dan setel
jarak-jarak badan inuction switch sesuai dengan ketentuan pabrikan
untuk setiap pintu/lantai perhentian, satu per satu berturut - turut.
l. Pasang proximity switch pada crosshead diatas atap kereta lift dengan
jarak terhadap vane maximum 10 mm atau sesuai dengan ketentuan
pabrikan.
m. Fungsikan motor penggerak pintu kereta, dan coba buka dan tutup.
Kemudian fungsikan safety shoe, setel microswitch sampai kerja pintu
membuka kembali dengan memuaskan. Fungsikan light ray atau
photocell. Setel buka tutup secara otomatis.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -61-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Lakukan penyetelan aselerasi dan decelerasi untuk long run dan juga
untuk short run dan “one floor flight”.
p. Fungsikan semua tombol panggilan lantai (hall call). Juga indicator, hall
lantern dan arrival chime (jika ada) pada semua lantai.
a. Lakukan uji coba dropped test, yaitu dalam keadaan kereta turun,
rahang governor dilepaskan (dengan cara melepaskan kaitnya secara
manual). Perhatikan pesawat pengaman kiri dan kanan bekerja
serempak. Ukur jarak kemerosotan kereta saat mulai pasak menggigit
sampai berhenti. Periksa jarak kemerosotan dengan daftar yang
diizinkan. Jika perlu setel tekanan pegas pada governor dan pesawat
pengaman. Periksa posisi lantai platform dengan waterpas. Kemiringan
tidak boleh lebih dari 5%.
Beban kereta dengan test weight sampai 125% dari kapasitas lift.
Jalankan lift menurun dengan kecepatan penuh sesuai kontrak. Matikan
sumber tenaga listrik saat lift sedang melaju. Perhatikan lift berhenti
diam, atau merosot. Jika ragu-ragu maka pintu dibuka dan seorang
masuk kedalam kereta. Seharusnya lift tetap diam (tidak bergerak). Jika
perlu ulangi sekali lagi pengujian tersebut diatas dengan mematikan
sumber tenaga listrik saat kereta mendekati lantai terbawah dan
berangkatnya dari lantai teratas. Hal ini perlu jika motor lift dilengkapi
dengan roda gila (fly wheel). Harus ada waktu mulai saat rem bekerja
sampai kereta berhenti total untuk menghindari kejutan, minimal 3
detik.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -62-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
c. Pengujian overbalance.
Pada point 2.6 disebutkan bahwa bobot imbang (CWT) masih kira-kira
seimbang dengan kereta kosong. Sekarang tiba saatnya bobot imbang
diisi tambahan beban agar seimbang dengan kereta yang dimuati beban
sebesar 45% overbalance. (Jika kapasitas lift 1000 kg, maka kereta
dimuati 450 kg). Jalankan lift naik turun dan ukur arus listrik pada kawat
umpan. Setel (tambah atau kurangi) beban pada bobot imbang sampai
diperoleh arus tersebut sama besar saat lift jalan dengan kecepatan
normal naik maupun turun.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -63-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Rangkuman
RANGKUMAN
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1
Lampiran - 1
SUPERVISOR
A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM atau Politeknik bagian mesin atau listrik
2. Kursus tambahan : Training khusus dan management lapangan.
3. Pengalaman : 6 (enam) tahun pengalaman kerja, termasuk 2 tahun
kerja
dilapangan sebagai Charge hand (kepala regu)
C. Tugas pokok
Bertanggung jawab atas penyelesaian tugas pemasangan (instalasi) lift,
testing dan adjusting dengan mutu standard, tepat waktu dan sesuai
anggaran.
D. Tugas terperinci
1. Menelaah jadwal waktu yang dijatahkan.
2. Mengawasi tahapan-tahapan kerja secara berkala.
3. Mengatur pertemuan dengan pihak lain atau mengikuti rapat berkala.
4. Mengatur persiapan lapangan proyek
5. Mengikuti prosedur administrasi proyek
6. Memberikan motivasi dan bantuan kepada bawahan (pengetahuan,
metode dsb)
7. Tanggap atas kemungkinan jadwal tidak tercapai dengan membuat laporan
kepada atasan (mendeteksi adanya rintangan).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1
A. Syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik
2. Kursus tambahan : Training khusus
3. Pengalaman : 3 Tahun pengalaman kerja lapangan memasang lift
C. Tugas pokok :
Seorang kepala regu adalah senior mekanik yang berbakat dan
berpengalaman dan dapat diandalkan. Disamping ikut bekerja juga
bertanggung jawab memimpin bawahannya 3 sampai 7 orang, menyelesaikan
tugas pemasangan.
D. Tugas terperinci :
1. Melakukan persiapan : mempelajari gambar layout, gambar teknis
pemasangan, daftar barang, spesifikasi lift dan jatah waktu penyelesaian.
2. Mempersiapkan kondisi lapangan.
3. Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai besarnya proyek dan jatah
waktu.
4. Mengecek struktur bangunan R/L kalau-kalau ada yang menyimpang dan
mungkin dapat berpengaruh atas proses pemasangan.
5. Sewaktu-waktu lapor dan berunding dengan atasan untuk pemecahan
persoalan, kesulitan dan sebagainya.
6. Mengecek barang kemungkinan salah kirim, rusak, atau kurang lengkap
(keterlambatan dan sebagainya).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -2-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1
TEKNISI MEKANIK
A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper-mekanik pemasang
lift.
C. Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan mekanikal dalam
pemasangan lift.
D. Tugas-tugas terperinci :
1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.
2. Mengecek barang yang harus dipasang, tersedianya barang yang akan
dipasang dan bahan pembantu, peralatan dan perkakas.
3. Menempatkan dan merapikan barang yang akan dipasang agar
memudahkan proses pemasangan.
4. Bekerja sama dengan teknisi listrik dalam mengatur pemasangan bagian-
bagian tertentu.
5. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap).
6. Bertanggung jawab atas alat perkakas yang dipakai diproyek.
TEKNISI LISTRIK
A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian listrik
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 3 Tahun dilapangan sebagai helper mekanik atau listrik.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -3-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1
C. Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua kegiatan
perlistrikan dalam pemasangan lift.
D. Tugas terperinci
1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur instalasi yang digariskan.
2. Mempersiapkan kabel listrik (wire harness)
3. Memasang saluran-saluran kabel (cable throwing)
4. Mengecek barang yang akan dipasang, termasuk jumlah persediaannya
dan kesesuaian dengan spesifikasi.
5. Bekerja sama dengan teknisi mekanik dalam mengatur pemasangan
bagian-bagian tertentu.
6. Turut menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan (tanggap) dan
bertanggung jawab atas alat perkakas dan instrumen yang dipakai.
HELPER
A. Syarat-syarat minimum
1. Pendidikan : STM bagian mesin atau listrik
2. Latihan : Orientasi
3. Pengalaman : 1 Tahun dilapangan
B. Tugas Pokok
Membantu teknisi mekanik atau teknisi elektrik menyelesaikan tugas-tugas
dalam rangka pemasangan lift.
D. Tugas-tugas lain
1. Membantu pekerjaan lain yang ditugaskan oleh atasan.
2. Menjaga keamanan barang dari kerusakan dan lain-lain.
3. Turut menjaga keamanan dan keselamatan diri sendiri dan lingkungan.
4. Menjaga keamanan alat-alat perkakas proyek.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -4-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 1
Lampiran – 2
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 3
Lampiran – 3
Network Planning (NWP)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Lampiran 4
Lampiran – 4
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -1-