Anda di halaman 1dari 3

4 Juni 2020

Pengauditan

NAMA : NI KOMANG MEGA PUTRI


SEMESTER/NIM : IV/180908
MATA KULIAH : PENGAUDITAN

BAB 10
STRATEGI AUDIT DAN KESELURUHAN PROGRAM AUDIT

1. DELAPAN TAHAPAN DALAM PERENCANAAN AUDIT


a. Prosedur-prosedur Penilaian Resiko
Auditor diwajibkan untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien. Auditor juga
harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu
dasar bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian
material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
b. Prosedur Audit Lebih Lanjut
Sebagai respons atas penilaian risiko kesalahan penyajian material
tersebut, auditor melakukan prosedur audit lebih lanjut yang terdiri dari
pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi, prosedur
analitis substantif, dan pengujian rinci atas saldo. Kombinasi keempat
prosedur audit lebih lanjut tersebut merupakan dasar bagi pendapat
auditor. Pengujian pengendalian dilakukan untuk mendukung pengurangan
penilaian risiko pengendalian, sementara auditor menggunakan prosedur
analitis substantif dan pengujian rinci saldo untuk memenuhi risiko deteksi
direncanakan. Pengujian substantif golongan transaksi mempengaruhi
pengujian pengendalian dan risiko deteksi direncanakan, karena menguji
efektivitas pengendalian internal dan jumlah rupiah transaksi.

2. JENIS-JENIS PENGUJIAN DALAM PROSEDUR AUDIT LEBIH


LANJUT
a. Pengujian pengendalian
Tujuannya untuk menilai resiko pengendalian setiap tujuan transaksi.
Berikut pengujian pengendalian terdiri atas bukti-bukti dengan
prosedur:
- Mengajukan pertanyaan kepada personel klien yang sesuai
- Memeriksa dokumen, catatan dan laporan
- Melakukan pengamatan atas aktivitas pengendalian terkait
- Melakukan ulang prosedur-prosedur klien.
b. Pengujian susbtantif golongan transaksi. Pengujian susbtansif adalah
prosedur audit untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi. Terdiri atas:
- Pengujian substantif golongan transaksi
- Prosedur analitis susbtantif

Akademi Akuntansi Denpasar


4 Juni 2020
Pengauditan

Menggunakan data bulanan, karena akan lebih efektif dalam


mendeteksi kesalahan penyajian.
- Pengujian rinci saldo

3. PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN


a. Ketersediaan jenis-jenis bukti untuk pelaksanaan prosedur audit lebih
lanjut
b. Hubungan antara pengujian pengandalian dan pengujian substantif
c. Hubungan antara prosedur analitis dengan pengujian susbtantif
d. Hubungan antara tujuan audit transaksi dengan tujuan audit saldo dan
tujuan audit penyajian dan pengungkapan

4. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGUJIAN AUDIT


Contoh-contoh bukti elektronik:
- Berupa catatan elektronik – electronic fund transfers
- Order pembelian – electronic data incharge (EDI)
Namun bahwa terdapat banyak bukti audit dalam bentuk elektronik,
standar mengakui bahwa tidaklah praktis atau memungkinkan untuk
mengurangi resiko deteksi pada suatu tingkat bisa diterima hanya dengan
melakukan pengujian substantif. Tapi karena konsistensi inheren dalam
pengolahan TI, auditor bisa mengurangi luasnya pengujian pengendalian
otomatis.
5. KOMBINASI BUKTI
Kombinasi bukti adalah kegiatan melakukan kombinasi pada keempat
pengujian audit, tujuannya untuk memperoleh bukti yang cukup responsif
atas resiko yang diidentifikasi melalui prsedur penilaian resiko.

6. PERANCANGAN PROGRAM AUDIT


Prosedur audit harus lebih spesifik dirancang untuk setiap pengujian,
setelah menggunakan prosedur penilaian resiko. Auditor harus menyusun
dan memodifikasi program yang ada agar memenuhi semua tujuan audit,
dengan mempertimbangkan hal seperti materialtas, kombinasi bukti,
resiko inheren, dan resiko pengendalian.

7. RINGKASAN TERMINOLOGI (ISTILAH) BUKTI


a. Tujuan Audit
Tujuan-tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat
menyimpulkan bahwa suatu golongan transaksi atau saldo akun telah
disajikan secara wajar.
b. Jenis Pengujian
Beberapa jenis pengujian digunakan auditor untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajarKeputusan Pengumpulan
Bukti

Akademi Akuntansi Denpasar


4 Juni 2020
Pengauditan

8. IKHTISAR PROSES AUDIT


Komunikasi dengan manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola. Ini adalah mengomunikasikan defisiensi signifikan dalam
pengendalian internal. Walau tidak diwajibkan, auditor sering kali juga
memberi saran-saran kepada manajemen untuk memperbaiki kinerja
bisnis.
TAHAP I : Merencanakan dan Merancang Suatu Pendekatan Audit
Auditor harus telah memiliki suatu strategi audit yang
terumuskan dengan baik dan rencana serta suatu program
audit spesifik untuk keseluruhan audit.
TAHAP II : Melaksanakan Pengujian Pengndalian dan Pengujian
Substantif Transaksi
 Tujuannya adalah memperoleh bukti untuk
mendukung pengendalian spesifik.
TAHAP III : Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian Rinci
Saldo
 Tujuannya adalah untuk memperoleh tambahan
bukti
TAHAP IV : Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
 Melakukan Pengujian Tambahan untuk Penyajian
dan Pengungkapan
 Mengumpulkan Bukti Final
 Menerbitkan Laporan Audit
 Komunikasi dengan manajemen pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola

===0===

Akademi Akuntansi Denpasar

Anda mungkin juga menyukai