MODUL KARYA ILMIAH-revisi
MODUL KARYA ILMIAH-revisi
Si
Panduan Penulisan
Karya Ilmiah
Kelas 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa melimpahkan ramat dan karunianya, sehingga masih
diberikan waktu dan kesempatan dalam menyusun buku Panduan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Shalawat serta salam penulis
limpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga serta sahabat-
sahabat beliau.
Ucapan Terima Kasih kepada Kepala Sekolah dan timnya yang telah
memberikan arahan, masukan, dan saran selama penyusunan panduan
ini berlangsung. Semoga panduan ini dapat menjadi manfaat untuk
peserta didik SMA Islam Terpadu Al Kahfi.
|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia.....................................................1
B. Metode Ilmiah...............................................................................................2
BAB 2 BERPIKIR KRITIS..............................................................................................4
A. Ciri-ciri Pemikir Kritis.....................................................................................4
B. Manfaat Berpikir Kritis...................................................................................5
BAB 3 PRAKTIK BERPIKIR KRITIS................................................................................8
A. Proses Berpikir Kritis......................................................................................8
B. Metode Berpikir Kritis.................................................................................10
BAB 4 BERPIKIR KREATIF DAN INOVATIF................................................................13
A. Pengertian Kreatif dan Kreatifitas...............................................................13
B. Pengertian Inovasi dan Inovatif...................................................................16
BAB 5 JUDUL PENELITIAN.......................................................................................20
A. Menemukan Ide Judul.................................................................................20
B. Membuat Judul Karya Ilmiah.......................................................................23
BAB 6 TEKNIK PENULISAN......................................................................................24
A. Penulisan Huruf...........................................................................................24
B. Penulisan Angka dan Bilangan.....................................................................27
C. Penggunaan Tanda Baca..............................................................................28
D. Teknik Penulisan Lainnya.............................................................................30
BAB 7 PROPOSAL PENELITIAN................................................................................41
BAB 8 PENULISAN KARYA ILMIAH...........................................................................45
A. Halaman Penulisan......................................................................................45
B. Format Penulisan Karya Ilmiah....................................................................52
|Page
BAB 1
PENDAHULUAN
|Page
B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan cara dalam memecahkan sebuah permasalahan
ilmiah melalui tahapan-tahapan tertentu yakni penulusuran pustaka, maksud
dan tujuan, hipotesis, percobaan, dan kesimpulan.
1. Penelusuran Pustaka
Penelusuran pustaka merupakan tahap mengumpulkan keterangan
mengenai sebuah pokok permasalahan yang akan dipelajari. Penelusuran
pustaka harus dilakukan lebih awal karena sebagai landasan dalam
merumuskan tujuan, membuat hipotesis, merancang percobaan dan menarik
kesimpulan.
2. Tujuan
Tujuan merupakan sebuah pernyataan yang mengungkapkan
permasalahan yang akan dicari jawabannya. Kita harus mempunyai bekal
pengetahuan mengenai sebuah pokok permasalahan sebelum merumuskan
menjadi sebuah pertanyaan yang akan membawa kita pada sebuah
percobaan. Jadi beberapa penelusuran pustaka sangat diperlukan sebelum
memutuskan sebuah tujuan.
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan sebuah dugaan awal mengenai jawaban dari
permasalahan yang kita hadapi berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang
kita lakukan dan ilmu pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya. Sangat
penting bagi kita untuk menuliskan hipotesis dari sebuah penelitian/proyek
yang kita lakukan. Kita tidak boleh mengubah hipotesis meskipun akhirnya
percobaan kita membuktikan bahwa hipotesis yang kita ambil salah.
4. Percobaan
Percobaan merupakan sebuah langkah untuk menguji hipotesis. Dalam
percobaan, keselamatan adalah sebuah hal yang sangat penting dan harus
kita perhatikan. Oleh karena itu kita harus mengenal alat dan bahan yang kita
pakai serta kondisi lingkungan sebelum melakukan percobaan. Pelajarilah
terlebih dahulu cara mengoperasikan/pemakaian peralatan sebelum
menggunakannya untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika
|Page
kita melakukan langkah perobaan yang belum pernah diuji, coba lakukan di
bawah pengawasan orang lain atau orang dewasa.
5. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan ringkasan hasil percobaan. Kesimpulan juga
berisi pernyataan yang menjelaskan bagaimana hubungan antara hasil dan
tujuan percobaan. Alasan mengapa hasil percobaan bertolak belakang
dengan hipotesisnya juga dituliskan di sini.
Referensi
As-Srijani, Raghib. (2019). Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
|Page
BAB 2
BERPIKIR KRITIS
|Page
Mengajukan alasan dan dukungan sistematis terstruktur untuk argumen
yang ingin kita buat.
|Page
menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan
kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran
terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan
kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain
pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan
kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan
Anda baik dengan rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik
dan lebih kondusif serta produktif dalam bekerja.
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya
tidak harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi
yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak
perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan
masalah, karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut.
Dengan memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide,
gagasan, serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir
kritis, akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta
inovatif.
|Page
Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar
hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda
tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu
bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda
berpikir kritis hal ini akan meminimalkan salah persepsi.
Referensi
http://ciputrauceo.net/blog/2015/3/9/7-manfaat-berpikir-kritis-dan-metode-
mencapainya
|Page
BAB 3
PRAKTIK BERPIKIR KRITIS
Praktik berpikir kritis adalah cara berpikir tentang pelaku, sasaran, atau
isu-masalah apa pun yang mana pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menganalisis, menilai, dan merekonstruksi sendiri
pemikirannya tersebut.
Pemikiran kritis bersifat swadaya, pelaku dan sasarannya pertama-tama
adalah diri sendiri, secara disiplin pemikir kritis akan mengawasi dan
memperbaiki tindak dan pola pikirnya sendiri. Hal ini tentu saja
mensyaratkan penerapan standar yang ketat secara sadar dan konsisten
berkesinambungan. Berpikir kritis juga memerlukan komunikasi yang efektif
dan kemampuan pemecahan masalah, serta komitmen untuk mengatasi
potensi dan keadaan egosentrisme dan sosiosentrisme pelakunya sendiri.
Intinya, berpikir kritis mengharuskan kita menggunakan kemampuan
kita untuk berpikir. Ini adalah tentang menjadi pelajar aktif daripada
penerima informasi yang pasif. Pemikir kritis secara ketat mempertanyakan
gagasan dan asumsi daripada menerimanya tanpa tanya. Mereka akan selalu
berusaha untuk menentukan apakah ide, argumen, dan temuan mewakili
keseluruhan gambaran dan dengan terbuka menerima jika ternyata ada
perbedaan atau kesilapan nilai. Pemikir kritis akan mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara sistematis, bukan dengan
intuisi atau insting.
1. Kenali Masalah
Ada beberapa tahapan dan cara bagaimana agar Anda dapat berpikir
kritis. Selain harus berlatih, yang pertama perlu Anda lakukan adalah
mengenali masalah Anda. Masalah biasanya terjadi karena faktor-faktor
psikologis, keluarga, teman, serta lingkungan. Kemampuan untuk mengatasi
masalah biasanya dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu,
dukungan dari orang lain, serta pemikiran yang positif. Mengenali masalah
adalah hal yang penting, pertama Anda harus memahami diri Anda, masalah
apa yang sedang Anda hadapi, apa dampaknya terhadap Anda dan orang
|Page
lain, serta bagaimana posisi Anda dalam masalah tersebut. Setelah
mengetahui masalah Anda, lebih baik Anda berpikir kritis dalam
memecahkan masalah Anda tersebut, serta tidak tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan.
2. Tentukan Prioritas
Dalam kehidupan, setiap orang pasti memiliki masalah dan kebutuhan
hidup. Akan lebih baik bila Anda menentukan prioritas dalam hidup Anda.
Misalnya apa yang ingin Anda capai dalam kehidupan Anda, misalkan saja
tentang mencapai mimpi, cita-cita, serta berikan deadline untuk target Anda
tersebut. Contohnya adalah Anda ingin menyelesaikan studi S1 dalam waktu
4 tahun, dan lain sebagainya. Intinya adalah Anda memiliki target dan
urutkan target-target Anda tersebut dalam skala prioritas yang jelas. Pahami
betul prioritas yang Anda ambil, urutkan serta sebisa mungkin lakukan
sesuai prioritas yang telah Anda tentukan tersebut.
3. Kumpulkan Informasi
Untuk berpikir kritis, tahap selanjutnya adalah Anda perlu
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Informasi dalam hal apapun,
karena informasi tersebut nantinya pasti akan sangat bermanfaat untuk Anda.
Jangan pernah membatasi pengetahuan Anda terhadap suatu hal. Usahakan
untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan Anda tersebut dengan cara
memperbanyak informasi. Informasi bisa Anda diperoleh darimana saja, bisa
dari buku-buku, internet, studi lapangan, jurnal, dan lain sebagainya.
Semakin banyak informasi yang Anda punya, Anda akan semakin kaya akan
pengetahuan sehingga tidak mudah tertipu, mampu menganalisa dengan
baik, serta bisa mengambil keputusan yang tepat berdasarkan hasil analisa
fakta-fakta yang ada.
|Page
benar. Kenali terlebih dahulu persepsi yang muncul, berikanlah perasaan
sedikit curiga serta tidak percaya terhadap persepsi tersebut. Dengan begitu,
Anda akan terhindar dari menerima dan mempercayai begitu saja persepsi
dari orang lain.
5. Analisa Data
Biasakan diri Anda untuk menganalisa data-data yang ada maupun
informasi-informasi yang Anda peroleh. Untuk membiasakan diri berpikir
kritis, Anda perlu mengkaitkan segala informasi yang Anda terima dengan
data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya saja dengan
opini masyarakat terhadap tingkat kemiskinan dan kesejahteraan di
Indonesia. Opini tersebut memerlukan data-data yang valid. Anda dapat
mengkonfirmasi hal tersebut dengan data-data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) untuk mengetahui secara akurat data-data serta angka prosentase nya
dari tahun ke tahun. Dari keterangan atau data tersebut, baru Anda dapat
menganalisa sebuah kasus atau permasalahan mengenai kesejahteraan dan
kemiskinan di Indonesia tersebut.
|Page
Ada banyak metode berpikir kritis selain mengandalkan pemikiran diri
sendiri. Dengan menggabungkan pemikiran dari beberapa individu dapat
menjadikan hasil keputusan menjadi lebih terperinci dan bahkan hasilnya
menjadi solusi tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri namun juga
menjadi solusi untuk semua orang. Berikut adalah beberapa metode paling
umum yang digunakan untuk berpikir secara kritis.
1. Berdebat
Metode yang digunakan saat adanya pihak yang memiliki pandangan
cukup bertolak belakang. Caranya adalah masing-masing pihak memberikan
argumentasi yang menurutnya benar dengan disertai bukti-bukti pendukung.
Tujuan berdebat adalah menentukan pemikiran mana yang paling benar.
Dalam berdebat biasanya ada pihak penengah yang berperan sebagai
moderator dan memastikan setiap pihak tidak melampaui etika atau
peraturan yang ada saat beragumentasi.
2. Grup Diskusi
Berbeda dengan berdebat, dengan berdiskusi tidak ada pihak yang
menang atau kalah. Tujuannya adalah mencapai solusi untuk kepentingan
bersama dan hasilnya disepakati secara mufakat. Metode berpikir yang
dilakukan secara berkelompok sehingga menghasilkan hasil yang lebih cepat
dan baik untuk semua orang. Biasanya ada sesi tanya jawab yang bertujuan
untuk menambah informasi dan penanganan yang lebih luas. Biasanya ada
satu pemimpin grup yang memastikan jalannya diskusi tidak melenceng dari
tema diskusi.
3. Persuasi
Metode ketiga yang sering digunakan adalah metode dalam bentuk
persuasi. Metode persuasi menggunakan komunikasi yang bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi perbuatan, keyakinan, nilai atau
prinsip orang lain memang membutuhkan pola pikir kritis. Iklan adalah salah
satu hasil dari metode persuasi.
4. Propaganda
|Page
Metode yang hampir mirip dengan persuasi namun digunakan untuk
kepentingan yang lebih luas dengan menggunakan berbagai media massa
hingga para pendengar mau berubah dan bergerak secara massa mengikuti
pemikiran dari si propaganda.
Referensi
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/praktik-berpikir-kritis/
|Page
BAB 4
BERPIKIR KREATIF DAN INOVATIF
1. Bentuk-bentuk kreatifitas
Dalam kehidupan manusia, bentuk-bentuk kreativitas dapat dituangkan
dalam beberapa hal. Berikut ini adalah bentuk-bentuk kreativitas.
a) Ide
Pemikiran yang kreatif dapat mengantarkan seseorang untuk
menghasilkan suatu ide. Ide di sini haruslah unik dan belum pernah
|Page
terpikirkan sebelumnya. Ide adalah suatu pemikiran yang menciptakan
solusi untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat.
b) Produk
Produk merupakan salah satu bentuk kreativitas pula. Hal ini karena untuk
menciptakan suatu produk, diperlukan suatu proses kreatif sehingga
produk tersebut dapat memenuhi harapan konsumen. Produk di sini dapat
berupa barang maupun jasa.
c) Gagasan
Kreativitas juga dapat dituangkan dalam wujud gagasan. Gagasan yang
dimaksud merupakan gagasan untuk mengatasi masalah. Gagasan dapat
disampaikan secara langsung maupun tulisan seperti melalui buku,
publikasi, dan lain-lain.
a) Suka Berimajinasi
Kadang kala, beberapa orang tidak menyadari bahwa orang melamun
bukan benar-benar melamun, melainkan berimajinasi. Banyak orang yang
meremehkan kegiatan ini karena dinilai menghabiskan banyak waktu.
Akan tetapi, berimajinasi dapat menjadi salah satu ciri orang kreatif.
Orang yang suka berimajinasi cenderung lebih menekankan berpikir
menggunakan otak kanan dibandingkan dengan otak kirinya.
b) Menyukai Tantangan
Bagi orang yang kreatif, tantangan bukanlah hal yang membuat mereka
berhenti. Justru tantangan akan memacu semangat mereka. Orang-orang
kreatif akan memandang sebuah tantangan sebagai suatu hal yang harus
dihadapi dengan rasa optimis.
|Page
Maka, tidak heran bila banyak orang kreatif yang suka mengambil risiko.
Banyak pula orang kreatif yang mengalami kegagalan demi kegagalan. Di
saat demikian, orang kreatif akan menganggap kegagalan sebagai suatu
pelajaran.
3. Contoh kreatifitas
Kreativitas dapat muncul kapan saja dan di mana saja. Lingkupnya pun
luas, mulai dari hal yang sangat sederhana hingga paling rumit. Berikut
|Page
adalah contoh-contoh kreativitas yang dapat kita temui pada kehidupan
sehari-hari.
Drum bisa diubah fungsinya dengan kreativitas. Misalnya dengan
menjadikannya bangku cantik di ruang tamu. Tentu perlu proses kreatif
di dalamnya seperti melakukan pengecatan ulang, memberi ornamen
cantik, hingga jadilah bangku yang indah.
Buku bekas yang tebal juga tidak luput dari kreativitas. Ia dapat
dijadikan pot, yakni dengan melubangi bagian tengah buku, kemudian
menambahkan media tanam seperti tanah. Pot buku tebal pun siap
dijadikan hiasan cantik di sudut ruangan.
Benda yang rusak seperti roda sepeda dapat dimanfaatkan sebagai
gantungan baju. Roda sepeda tak terpakai bisa digantung pada tiang
yang tinggi untuk menjemur baju.
Membuat kebun vertikal menggunakan botol bekas merupakan contoh
kreativitas selanjutnya. Langkah ini diambil karena sempitnya lahan
untuk berkebun, terutama di kawasan yang padat penduduk.
Masih banyak contoh kreativitas lainnya yang dapat Anda lakukan.
Mulailah berimajinasi dan jadilah orang kreatif dengan memanfaatkan
benda-benda tak terpakai di sekitar Anda.
1. Bentuk-bentuk Inovasi
Bentuk-bentuk inovasi dapat berupa banyak hal, sesuai dengan bidang
yang menjadi target inovasi.
|Page
a) Inovasi produk
Produk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik primer
maupun sekunder. Bentuk inovasi produk contohnya adalah
pemanfaatan air sebagai pengganti bensin.
b) Inovasi pendidikan
Inovasi juga dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Contoh nyata dari
inovasi di bidang ini adalah penerapan kurikulum anti korupsi di
sekolah. Kurikulum ini tentu belum ada ketika Indonesia merdeka pada
tahun 1945. Seiring perkembangan zaman, inovasi pada kurikulum pun
dirasa perlu dilakukan. Salah satu contoh nyata adalah dengan
dimasukkannya pendidikan anti korupsi.
d) Inovasi teknologi
Inovasi di bidang teknologi membuat manusia mampu berinteraksi
dengan siapa pun tanpa batas. Ini dibuktikan dengan adanya media
sosial yang populer seperti Facebook, Twitter, dan Instagram yang
menjangkau pengguna di seluruh dunia.
e) Inovasi kebudayaan
Budaya erat kaitannya dengan kehidupan bangsa. Inovasi dalam bidang
budaya dapat berupa festival kebudayaan ataupun festival lainnya seperti
festival batik.
|Page
Curious, yaitu senantiasa mengeksplorasi lingkungan dan
mengidentifikasi adanya kemungkinan-kemungkinan baru.
Self-motivated, yaitu tanggap terhadap kebutuhan dari dalam diri dan
menjadi pribadi yang proaktif memprakarsai proyek baru.
Visionary, yaitu memiliki pandangan yang jauh ke depan.
Entertains the fantastic, yaitu memiliki ide-ide yang bagi sebagian
orang akan dianggap gila, serta mengubah sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.
Takes risks, yaitu melampaui batas kenyamanan, berani mencoba, dan
berani pula menanggung kegagalan.
Peripatetic, yaitu mengubah lingkungan kerja sesuai dengan apa yang
dibutuhkan, sering melakukan perjalanan guna memperoleh inspirasi
ide-ide brilian.
Playful/humorous, yaitu memiliki ketertarikan pada hal-hal yang aneh,
berani untuk tampil beda, dan juga berani bertindak.
Self-accepting, yaitu dapat mempertahankan ide yang dimiliki serta
tidak terpengaruh dengan cara pandang orang lain.
Flexible/adaptive, yaitu terbuka bagi setiap perubahan, mampu
melakukan adaptasi atau penyesuaian, serta mampu menyajikan
berbagai solusi dan gagasan.
Makes new connections, yaitu mampu menyambungkan atau melihat
hubungan dari unsur-unsur yang terputus.
Reflective, yaitu dapat merenungkan berbagai pertimbangan sebelum
mengambil suatu keputusan.
Recognize patterns, yaitu perseptif terhadap sesuatu serta dapat
membedakannya.
Tolerate ambiguity, yaitu tetap mampu merasa nyaman meski dalam
situasi kacau (chaos), serta tidak terburu-buru dalam membenarkan
suatu ide atau gagasan yang muncul.
Committed to learning, yaitu berusaha untuk terus mencari
pengetahuan secara kontinu dan juga menyeimbangkan setiap
informasi yang terkumpul serta menyelaraskan tindakan.
Balances intuition and analysis, yaitu mampu memilih antara
pemikiran divergen dengan konvergen serta memiliki intuisi untuk
melakukan analisis.
|Page
Situationally collaborative, yaitu berusaha menyeimbangan pemikiran
dari setiap individu, mampu membuka dan mencari dukungan.
Formally articulate, yaitu mengomunikasikan gagasan secara efektif
serta mampu menerjemahkan sesuatu yang abstrak ke dalam bahasa
yang penuh arti.
Resilient, yaitu merefleksi hal-hal yang dianggap mengecewakan atau
tidak diinginkan. Orang dengan sifat ini akan mampu belajar dengan
cepat dari umpan balik yang diberikan kepadanya.
Persevering, yaitu bekerja keras dan tekun serta memiliki komitmen
terhadap hasil apa yang telah digariskan.
3. Contoh Inovasi
Contoh dari inovasi ini dapat Anda temukan dalam berbagai penemuan
di seluruh dunia. Salah satunya adalah mengenai penemuan pesawat terbang.
Proses inovasi tidak hanya ketika pertama kali pesawat terbang berhasil
diciptakan.
Seiring perkembangan zaman, inovasi mengenai pesawat terbang pun
terus dilakukan. Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang cukup banyak
antara pesawat terbang zaman dahulu dan juga pesawat terbang di zaman
modern ini.
Selain itu, penemuan telepon juga dapat menjadi contoh. Ketika awalnya
hanya sebagai sarana komunikasi biasa, kini telepon telah berubah menjadi
multifungsi. Telepon bisa digunakan untuk mendengarkan musik, mengetik
dokumen, dan lain-lain.
Inovasi tidak hanya terbatas pada kata ‘penemuan’ saja. Lebih dari itu,
inovasi juga terdapat dalam bidang lain seperti bisnis. Salah satu contohnya
adalah ide-ide segar dari berbagai perusahaan.
Ide segar akan terus lahir dari perusahaan atau pelaku bisnis agar
kegiatan bisnis menjadi berkembang. Dalam praktiknya, diperlukan
kemahiran untuk mengatur ide-ide itu secara sistematis sehingga tidak
semrawut.
Dalam lingkungan bisnis, dari seratus ide brilian, mungkin hanya satu
ide saja yang akan menjadi suatu inovasi.
|Page
Referensi
https://salamadian.com/pengertian-kreatif-dan-inovatif/
BAB 5
JUDUL PENELITIAN
1. Menjelajah Internet
Menjelajah internet (internet browsing) merupakan salah satu cara efekif
untuk menemukan ide. Dengan canggihnya teknologi saat ini, internet
memungkinkan setiap penggunanya bisa mendapatkan ragam berita,
informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat banyak. Tentunya hal tersebut
dapat mempermudah menemukan ide, bahkan terdapat beberapa situs yang
menyajikan berbagai ide yang bisa dijadikan bahan untuk karya ilmiah.
2. Membaca Buku
Buku adalah jendela dunia. Buku adalah gudang ilmu. Pernyataan-
pernyataan tersebut tentunya sudah menjelaskan betapa buku begitu kaya
akan ilmu dan informasi. Oleh karena itu, untuk menemukan ide, buku
menjadi solusi yang tepat. Gunakan buku untuk mempelajari pengetahuan
dan teori yang berhubungan dengan apa yang diteliti.
|Page
3. Konsultasi dengan Dosen atau Guru
Banyak berdiskusi dengan dosen atau guru juga merupakan solusi yang
tepat untuk menemukan ide. Dosen atau guru tentunya memiliki lebih
banyak pengetahuan dan pengalaman. Dengan saling berbagi pengalaman
dengan dosen atau guru dapat memunculkan ide karya ilmiah yang baik.
|Page
membuahkan hasil yang maksimal, karena bagaimanapun hasil tidak akan
pernah mengkhinati proses.
8. Berpikiran Terbuka
Dalam menggali ide untuk karya ilmiah, sikap terbuka juga menjadi
faktor penting yang bisa membantu menemukan ide. Ketika ada orang lain
yang mungkin memberikan sebuah saran atau masukan ketika berdiskusi
atau sekedar obrolan ringan, hendaknya saran tersebut diterima dengan
pikiran terbuka sehingga ide yang sedang dicari dapat ditemukan dan dinilai
dari sudut pandang yang berbeda.
10. Miliki Minat dan Rasa Ingin Tahu pada Suatu Bidang Ilmu
Jika cara-cara yang telah disebutkan di atas sudah dilakukan namun ide
belum juga muncul, ada baiknya mulai menggali ide dari bidang yang sangat
digemari. Misalnya, seni. Dengan minat yang tinggi terhadap dunia seni,
tentunya rasa ingin tahu yang dimilikipun tinggi. Rasa ingin tahu ini yang
akan menjadi motivasi bagi seseorang untuk menggali lebih dalam tentang
bidang yang digemari. Tentunya dengan motivasi yang tinggi, pengetahuan
dan informasi yang didapat akan diserap dan dipahami dengan lebih baik
sehingga mampu memicu munculnya ide karya ilmiah.
|Page
Apakah menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif. Metode kuantitatif
adalah metode yang mengacu pada kuantitas data penelitian, sedangkan
metode kualitatif adalah metode yang mengacu pada kualitas data penelitian.
Dengan mengetahui metode yang dinginkan, peneliti dapat menentukan hal-
hal yang harus dilakukan selama penelitian serta referensi yang sesuai
dengan metode penelitian yang digunakan.
Referensi
https://blog.typoonline.com/cara-efektif-menemukan-ide-karya-ilmiah/
https://www.asikbelajar.com/cara-membuat-judul-dalam-penelitian/
|Page
BAB 6
TEKNIK PENULISAN
A. Penulisan Huruf
Penulisan huruf yang dibahas dalam pedoman ini terutama berkaitan
dengan penggunaan (1) huruf kapital, (2) huruf miring, dan (3) huruf tebal.
1. Huruf kapital
Huruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisan sebagai
berikut:
1) huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini dilakukan
selama lima bulan);
2) huruf pertama petikan langsung (misalnya: Ayah bertanya, “Mengapa
kamu terlihat sedih?”);
3) huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan
(misalnya: Islam, Kristen, Quran, Alkitab, dll.);
4) huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang (misalnya: Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim);
5) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
(misalnya: Dia baru saja menunaikan ibadah haji);
6) huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama
orang tertentu (misalnya: Gubernur Jawa Barat, Jenderal Sudirman);
7) huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada
bentuk lengkapnya (misalnya: (1) Rapat itu dipimpin oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia, (2) Rapat itu dipimpin oleh Menteri);
8) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau
|Page
nama tempat tertentu (misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat
kabinet kemarin sore);
9) huruf pertama unsur-unsur nama orang (misalnya: Chairil Anwar, Imam
Bonjol);
10) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van,
dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da
(dalam nama Portugal) (misalnya: Robin van Persie);
11) huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau
binti (misalnya: Abdullah bin Abdul Musthafa, Fatimah binti
Muhammad Husen);
12) huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis
atau satuan ukuran (misalnya: 20 J, 23 K, 10 N)
13) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: 15 watt,
mesin diesel, 20 newton, 234 joule);
14) huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (misalnya: suku
Batak, bahasa Sunda, bangsa Afrika);
15) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan (misalnya:
pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan);
16) huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya (misalnya: bulan
Mei, hari Idul Fitri);
17) huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah (misalnya: Perang
Teluk, Konferensi Meja Bundar);
18) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak digunakan sebagai nama (misalnya: Para pahlawan berjuang demi
kemerdekaan Indonesia);
19) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri
geografi (misalnya: Jawa Barat, Bandung);
20) huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi
(misalnya: Sungai Citarum, Gunung Galunggung);
21) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang
tidak diikuti oleh nama diri geografi (misalnya: Adik suka berenang di
sungai);
22) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi
yang digunakan sebagai penjelas nama jenis (misalnya: kunci inggris,
pisang ambon);
|Page
23) huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas,
seperti dan, oleh, atau, dan untuk (misalnya: Republik Indonesia, Badan
Kesejahteraan Ibu dan Anak);
24) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama
dokumen resmi (misalnya: kerja sama antara pemerintah dan rakyat);
25) huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi,
dan judul karangan (misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dasar-Dasar
Ilmu Hukum);
26) huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata
tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada
posisi awal (misalnya: Dia suka membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma);
27) huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang
digunakan dengan nama diri (misalnya: Dr. untuk doktor, S.E. untuk
sarjana ekonomi);
28) huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau
pengacuan (misalnya: (1) Surat Saudara sudah saya terima, (2) “Kapan
Bapak berangkat?” tanya Andi);
29) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau
penyapaan (misalnya: Kami akan berkunjung ke rumah paman dan bibi
di Jakarta);
30) huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan (misalnya:
Berapa lama Anda tinggal di Bandung?).
2. Huruf Miring
Penggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi penulisan di bawah
ini:
|Page
1) untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan (misalnya: Gosip itu bermula dari berita di surat kabar
Pos Kota);
2) untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kata abad adalah a, (2)
Susunlah sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium)
3) untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia
(misalkan: nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana);
4) untuk ungkapan asing yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia
dan penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya:
Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus).
3. Huruf Tebal
Penggunaan huruf tebal dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:
1) untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel,
daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;
2) tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu
digunakan huruf miring;
3) huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
polisemi.
|Page
menonton film tersebut sampai lima kali, (2) Dari 50 peserta lomba
12 orang anak-anak, 28 orang remaja, dan 10 orang dewasa);
2) bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua
kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis
dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat (misalnya: Tiga puluh
siswa kelas 9 lulus Ujian Akhir Nasional);
3) angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja Sebagian
supaya lebih mudah dibaca (misalnya: Perusahan intu merugi sebesar
250 milyar rupiah);
4) angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,
dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah (misalnya: 10
liter, Rp10.000,00, tahun 1981);
5) angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar (misalnya: Jalan Mahmud V No.15);
6) angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab
suci (misalnya: Bab IX, Pasal 3, halaman 150);
7) penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angka Romawi
kapital atau huruf dan angka Arab (misal: abad XX, abad ke-20, abad
kedua puluh);
8) penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an dipisahkan oleh tanda
hubung (misalnya: tahun 1980-an, pecahan 5.000-an);
9) bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam
teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi);
|Page
5) tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu (misalnya: 1.25.45 jam untuk
menunjukkan 1 jam, 25 menit, 45 detik);
6) untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah (misalnya: Warga miskin di provinsi ini
berjumlah 5.300 orang.).
|Page
10) di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka (misalnya: 10,5 m, Rp5000,50);
11) untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
(misalnya: Dosen kami, Pak Eri, tegas sekali.).
BAB I
PENDAHULUAN
Subjudul ditulis dengan menggunakan huruf kapital hanya pada inisial atau
huruf pertama setiap kata (kecuali konjungsi, preposisi, dan partikel) dan
dicetak tebal dalam format rata kiri sesuai dengan batas margin kiri seperti
contoh berikut:
|Page
Anak subjudul ditulis dalam format yang sama dengan subjudul seperti
contoh berikut:
2. Penomoran
Penomoran multilevel untuk judul/subjudul/anak subjudul mengikuti
format berikut.
|Page
4. Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Sesuai dengan yang disampaikan pada bagian pendahuluan, system
penulisan dalam penulisan karya ilmiah yang direkomendasikan adalah
sistem American Psychological Association (APA).
Contoh-contoh penulisan kutipan di bawah ini akan mengacu pada buku
Publication Manual of the American Psychological Association, yang telah
disesuaikan penggunaannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya, diperlukan
pemahaman konseling multibudaya yang memerhatikan keragaman
karakteristik budaya sebagai “…a sensitivity of the possible ways in
which different cultures function and interact…” (McLeod, 2004, hlm.
245).
Dalam hal ini apabila kutipan diambil dari bahasa selain Bahasa yang
ditulis maka penulisannya dicetak miring.
Dalam kutipan yang berjumlah 40 kata atau lebih maka kutipan ditulis
tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik
menjorok sama dengan kalimat pertama pada awal paragraf. Baris kedua dari
kutipan itu ditulis menjorok sama dengan baris pertama.
Contoh:
Tannen (2007) menyatakan bahwa discourse analysis memerlukan
kemampuan untuk menggabungkan berbagai pemahaman teori ke dalam
satu kajian. Dia mengatakan bahwa
|Page
Discourse analysis is uniquely heterogeneous among the many
subdisciplines of linguistics. In comparison to other subdisciplines of
the field, it may seem almost dismayingly diverse. Thus, the term
“variation theory” refers to a particular combination of theory and
method employed in studying a particular kind of data. (hlm. 33)
Terkait pengutipan langsung ini, proporsi kutipan langsung dalam satu
halaman maksimal ¼ halaman. Apabila dalam pengutipan langsung ada
bagian dari yang dikutip yang dihilangkan, penulisan bagian itu diganti
dengan tiga buah titik (lihat contoh kutipan kurang dari 3 baris).
Contoh:
Kutipan atas pendapat Hawes dari buku yang ditulis Muchlas Samani
dan Hariyanto:
Hawes (dalam Samani dan Hariyanto, 2011, hlm. 6) mengemukakan
bahwa "...when character is gone, all gone, and one of the richest
jewels of life is lost forever”.
Contoh:
Gaffar (2012, hlm. 34) mengemukakan bahwa “esensi dari the policies
of national education adalah keputusan bahwa Pendidikan merupakan
prioritas nasional dalam membangun bangsa menuju masyarakat
Indonesia baru.”
|Page
Jika sumber kutipan ditulis setelah apa yang dikutip, maka nama penulis,
tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di
dalam kurung.
Contoh:
“Ekspektasi standar dan target ukuran kuantitatif yang lepas konteks
bisa mendorong terjadinya simplifikasi proses pendidikan dan
pengembangan perilaku instan” (Kartadinata, 2010, hlm. 51).
d) Kutipan dari Penulis Berjumlah Dua Orang dan Lebih
Jika penulis terdiri atas dua orang, nama keluarga kedua penulis tersebut
harus disebutkan, misalnya: Sharp dan Green (1996). Apabila penulisnya
lebih dari dua orang, untuk penulisan yang pertama, nama keluarga dari
semua penulis ditulis lengkap. Namun, untuk penyebutan kedua dan
seterusnya nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh dkk. Misalnya,
McClelland dkk. (1960, hlm. 35). Perhatikan penggunaan titik setelah dkk.
Contoh:
Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca
dan menulis merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis (Chaffee, dkk. 2002; Emilia, 2005; Moore &
Parker, 1995).
|Page
pernyataan yang sama, tetapi terdapat dalam sumber yang berbeda, cara
penulisannya seperti berikut.
Contoh:
Menurut Halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap
penggunaan bahasa, yaitu (1) konteks situasi, yang terdiri atas field,
mode atau channel of communication (misalnya bahasa lisan atau
tulisan), dan tenor (siapa penulis/ pembicara kepada siapa); dan (2)
konteks budaya yang direalisasikan dalam jenis teks (1985a, b, c).
Contoh:
Halliday (1985b) mengungkapkan bahwa setiap bahasa mempunyai tiga
metafungsi, yaitu fungsi ideasional, interpersonal, dan fungsi tekstual.
|Page
begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendorong dan
meminimalkan potensi praktik plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah.
Beberapa catatan umum yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar
rujukan dengan menggunakan sistem APA antara lain sebagai berikut.
1) Memasukkan nama keluarga semua penulis dan inisialnya sampai
dengan tujuh penulis. Apabila lebih dari tujuh, yang ditulis adalah
sampai penulis yang keenam kemudian diberi tanda titik tiga kali lalu
dituliskan nama penulis terakhirnya sebelum tahun penulisan.
2) Jika ada nama keluarga dengan inisial penulis yang mirip, nama
lengkap inisialnya ditulis dalam kurung sebelum tahun penulisan.
3) Untuk penulis berupa kelompok atau institusi, nama institusinya
ditulis dengan jelas.
4) Untuk rujukan pada buku yang disunting, masukkan nama
penyunting di posisi penulis, dan berikan tulisan (Penyunting).
5) Keterangan tahun penerbitan ditulis di dalam kurung dengan
didahului dan diakhiri tanda titik. Untuk jenis rujukan berupa
majalah, newsletter, tuliskan tahun jelas dan tanggal lengkap
publikasinya, yang dipisahkan oleh koma dan diikuti nomor dalam
tanda kurung.
6) Apabila tidak ada keterangan waktu penulisan, tuliskan t.t. di dalam
kurung.
7) Terkait judul buku, artikel atau bab, huruf kapital hanya
dipergunakan untuk kata pertama pada judul dan subjudul bila ada,
dan kata yang masuk kategori proper noun.
8) Untuk judul jurnal, newsletter, dan majalah, judul ditulis dengan
kombinasi huruf kapital dan huruf kecil. Sementara itu, nama
sumbernya dicetak miring.
9) Identitas kota penerbitan ditulis dengan jelas diikuti dengan nama
penerbitnya.
a) Buku
|Page
Penulisan daftar rujukan yang berupa buku dalam sistem APA mengikuti
urutan seperti berikut, yakni:
1) nama belakang penulis;
2) nama depan (inisialnya saja);
3) tahun penerbitan (dalam kurung, diawali dan diakhiri titik);
4) judul buku dicetak miring (huruf pertama dari judul sumber ditulis
dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan partikel),
diakhiri dengan titik;
5) edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan
penerbit.
Contoh-contoh spesifik penulisan daftar rujukan buku dengan beberapa
variasi dapat dilihat pada bagian di bawah ini.
1) Buku ditulis oleh satu orang:
Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at The
Tertiary Level. Brisbane: University of Queensland.
2) Buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang:
Burden, P.R. & Byrd, D.M. (2010). Methods for Effective Teaching.
Boston: Pearson.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2011). Models of Teaching. Boston:
Pearson.
3) Buku ditulis oleh lebih dari tiga orang:
Emerson, L. dkk. (2007). Writing Guidelines for Education Students.
Melbourne: Thomson.
4) Sumber yang ditulis oleh satu orang dalam buku yang berbeda:
Halliday, M.A.K. (1985a). Spoken and Written Language. Geelong:
Deakin University Press.
Halliday, M.A.K. (1985b). An Introduction to Functional Grammar.
London: Edward Arnold.
Halliday, M.A.K. (1985c). Part A. Language, Context, and Text:
Aspects of Language in a Social Semiotic Perspective. Melbourne:
Deakin University Press.
5) Penulis sebagai penyunting:
Philip, H.W.S. & Simpson, G.L. (Penyunting). (1976). Australia in the
World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian
National Commission.
6) Sumber merupakan bab dari buku:
|Page
Coffin, C. (1997). Constructing and Giving Value to the Past: An
Investigation into Secondary School History. Dalam F. Christie &
J.R. Martin (Penyunting), Genre and Institutions: Social
Processes in the Workplace and School (hlm. 196 - 231). New
York: Continuum.
b) Artikel Jurnal
Penulisan artikel jurnal dalam daftar rujukan mengikuti urutan sebagai
berikut:
1) nama belakang penulis;
2) nama depan penulis (inisialnya saja);
3) tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik);
4) judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari setiap
kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi,
konjungsi, dan partikel);
5) judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata
dalam nama jurnal ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi,
konjungsi, dan partikel) diikuti dengan koma;
6) nomor volume dengan angka Arab;
7) nomor penerbitan ditulis dengan angka Arab di antara tanda kurung;
8) nomor halaman mulai dari nomor halaman pertama sampai dengan
nomor terakhir.
Contoh:
Setiawati, L. (2012). A Descriptive Study on the Teacher Talk at an EYL
Classroom. Conaplin Journal: Indonesian Journal of Applied
Linguistics, 1, 176─178. doi: http://dx.doi.org/10.17509/ijal.v1i2.83
|Page
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan
Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.
3) Dokumen atau laporan:
Panitia Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan
Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta:
Depdikbud.
4) Makalah dalam prosiding konferensi atau seminar:
Sudaryat, Y. (2013). “Menguak Nilai Filsafat Pendidikan Sunda dalam
Ungkapan Tradisional sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa
Daerah”. Dalam M. Fasya & M. Zifana (Penyunting), Prosiding
Seminar Tahunan Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia
(hlm. 432-435). Bandung: UPI Press.
5) Artikel Surat kabar:
Sujatmiko, I. G. (2013, 23 Agustus).” Reformasi, Kekuasaan, dan
Korupsi”. Kompas, hlm. 6.
6) Sumber dari internet
a. Karya perorangan:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online].
Diakses
darihttp://www.ed.uiuc.edu/EPS/PESYearbook/1998/thompson.
htm.
b. Pesan dalam forum online atau grup diskusi online:
Pradipa, E. A. (2010, 8 Juni). “Memaknai Hasil Gambar Anak Usia
Dini” [Forum online]. Diakses dari
http://www.paud.int/gambar/komentar/ Weblog/806.
c. Posel dalam mailing list:
Riesky (2013, 25 Mei). “Penelitian Kualitatif dalam Pengajaran
Bahasa” [Posel mailing list]. Diakses dari
http://bsing.groups.yahoo.com/ group/ResearchMethods/message/581
Ada beberapa catatan penting yang harus dicermati dari penulisan daftar
rujukan atau referensi di atas.
1) Contoh-contoh di atas merupakan pola rujukan dari beberapa jenis
dokumen yang sering dipergunakan dalam karya ilmiah. Tidak semua
dicontohkan pada pedoman ini. Untuk jenis-jenis sumber rujukan khusus
lainnya, silakan mengacu pada buku Publication Manual of the
American Psychological Association (2010) edisi keenam.
|Page
2) Beberapa contoh di atas tidak merupakan sumber yang benar-benar
nyata dan dapat diakses. Penulisan sumber-sumber tersebut hanya untuk
keperluan pemberian contoh semata.
3) Bagi penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, silakan
ikuti sistem APA sesuai aslinya dalam bahasa Inggris.
|Page
BAB 7
PROPOSAL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah atau sampah memang merupakan suatu bahan yang tidak berarti
dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan
benar. Beberapa pabrik di Indonesia kini sudah mulai menerapkan sistem
pengolahan limbah untuk mengurangi dampak polusi dari limbah – limbah
tersebut, bahkan ada beberapa yang memanfaatkan limbah pabriknya untuk
dijadikan produk baru yang berguna yang tentunya diolah melalui proses –
proses tertentu.
|Page
Salah satunya mengolah limbah sisa pembuatan gula menjadi kompos,
batako dan lain lain. Pemanfaatan limbah saat ini menjadi sangat penting
artinya terutama untuk 2 mengatasi masalah penumpukan sampah di kota-
kota besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian dan perkebunan.
|Page
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan tugas
akhir ini dibatasi pada:
|Page
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi Pustaka (Study Research) Studi ini dilakukan dengan cara melihat
dan mencari literature yang sudah ada untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan analisis pada penulisan tugas akhir.
|Page
BAB 8
PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Halaman Penulisan
1. Halaman Judul
Secara format, halaman judul pada dasarnya memuat beberapa
komponen, yakni (1) judul karya ilmiah, (2) pernyataan penulisan sebagai
bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar, (3) logo Al Kahfi, (4)
nama lengkap penulis beserta Nomor Induk Siswa (NIS), dan (5) identitas
sekolah beserta tahun penulisan.
2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa
semua isi dari karya ilmiah telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing
dan kepala sekolah. Secara format, nama lengkap dan gelar, serta kedudukan
pembimbing disebutkan.
|Page
plagiarisme tersebut harus ditandatangani oleh siswa yang menulis karya
ilmiah.
5. Abstrak
Saat pembaca atau penguji melihat skripsi, tesis, atau disertasi, bagian
yang pertama kali mereka baca sesungguhnya adalah judul dan abstrak.
Abstrak menjadi bagian yang penting untuk dilihat di awal pembacaan
karena di sinilah informasi penting terkait tulisan yang dibuat dapat
ditemukan. Penulisan abstrak sesungguhnya dilakukan setelah seluruh
tahapan penelitian diselesaikan. Oleh karena itu, abstrak kemudian menjadi
ringkasan dari keseluruhan isi penelitian.
Secara struktur, menurut Paltridge dan Starfield (2007), abstrak
umumnya terdiri atas bagian-bagian berikut ini:
1) informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan,
2) tujuan penelitian,
3) alasan dilaksanakannya penelitian,
4) metode penelitian yang digunakan, dan
5) temuan penelitian.
Terkait format penulisannya, abstrak untuk karya ilmiah dibuat dua
bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris serta dibuat dalam satu
paragraf dengan jumlah kata antara 200–250 kata, diketik dengan satu spasi,
dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 11. Bagian margin kiri dan
kanan dibuat menjorok ke dalam.
6. Daftar Isi
|Page
Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab,
subbab, dan topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya.
Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau
subjudul dan bagian yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan
subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor
halamannya.
Karena sifatnya yang sangat teknis, siswa yang menulis karya ilmiah
diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam Microsoft
Office Word, misalnya, untuk membuat daftar isi dari karya ilmiah yang
mereka buat. Pembuatan daftar isi dengan fasilitas ini akan memerlukan
pengetahuaan penggunaan Microsoft Office Word dengan teknik khusus,
namun akan sangat membantu keakuratan dan otomatisasi dokumen yang
sedang dibuat.
7. Daftar Tabel
Daftar tabel menyajikan informasi mengenai tabel-tabel yang digunakan
dalam isi karya ilmiah beserta judul tabel dan posisi halamannya secara
berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel dicantumkan secara berurutan yang
masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut tabel di dalam
karya ilmiah.
Contoh:
Tabel 1.5 yang berarti tabel pada Bab I nomor 5.
8. Daftar Gambar
Daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yaitu
menyajikan gambar secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai
dengan gambar terakhir yang tercantum dalam karya ilmiah. Nomor gambar
pada daftar gambar ditulis dengan dua angka, dicantumkan secara berurutan
yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.
Contoh:
Gambar 2.3 yang berarti gambar pada Bab II nomor 3.
9. Daftar Lampiran
|Page
Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari
lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir. Berbeda dengan daftar
tabel dan daftar gambar, nomor lampiran didasarkan pada kemunculannya
dalam karya ilmiah. Lampiran yang pertama kali disebut dinomori Lampiran
1. dan seterusnya.
Contoh:
Lampiran 1 yang berarti lampiran nomor 1 dan muncul paling awal dalam
karya ilmiah
|Page
kompleksitas penelitian yang dilakukan, namun tetap
mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi pertanyaannya.
3) Tujuan penelitian. Tujuan penelitian sesungguhnya akan tercermin dari
perumusan permasalahan yang disampaikan sebelumnya. Namun
demikian, penulis diharapkan dapat mengidentifikasi dengan jelas tujuan
umum dan khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat
terlihat jelas cakupan yang akan diteliti. Tak jarang, tujuan inti penelitian
justru terletak tidak pada pertanyaan penelitian pertama namun pada
pertanyaan penelitian terakhir, misalnya. Hal ini dimungkinkan karena
pertanyaan-pertanyaan awal tersebut merupakan langkah-langkah awal
yang mengarahkan penelitian pada pencapaian tujuan sesungguhnya.
4) Manfaat penelitian. Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai
lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang
dilakukan. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari salah satu atau
beberapa aspek yang meliputi:
manfaat dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang
diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi penelitian),
manfaat dari segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan
formal dalam bidang yang dikaji dan memaparkan data yang
menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji muncul dan
betapa kritisnya masalah atau dampak yang ditimbulkannya),
manfaat dari segi praktik (memberikan gambaran bahwa hasil
penelitian dapat memberikan alternatif sudut pandang atau solusi
dalam memecahkan masalah spesifik tertentu),
manfaat/signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin
bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan
pengalaman hidup dengan memberikan gambaran dan mendukung
adanya aksi) (lihat Marshall & Rossman, 2006).
|Page
11. Bab II: Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka dalam karya ilmiah memberikan konteks yang
jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Bagian ini memiliki peran yang sangat penting. Melalui tinjauan pustaka
ditunjukkan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan
masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Pada prinsipnya tinjauan pustaka ini berisikan hal-hal sebagai berikut:
1) konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model, dan
rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji;
2) penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk
prosedur, subjek, dan temuannya;
3) posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Pada bagian ini, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan
memosisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui
pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut,
peneliti menjelaskan posisi/pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang
logis. Bagian ini dimaksudkan untuk menampilkan "mengapa dan
bagaimana" teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh
peneliti dalam penelitiannya, misalnya dalam merumuskan asumsi-asumsi
penelitiannya.
|Page
umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan dalam menjelaskan
bagian metode penelitian dari sebuah karya ilmiah yang diadaptasi dari
Creswell (2011).
1) Desain penelitian. Pada bagian ini penulis menyampaikan apakah
penelitian yang dilakukan masuk pada kategori survey atau kategori
eksperimental.
2) Partisipan dan tempat penelitian. Bagian ini terutama dimunculkan
untuk jenis penelitian yang melibatkan subjek manusia sebagai sumber
pengumpulan datanya. Pertimbangan pemilihan partisipan dan tempat
penelitian yang terlibat perlu dipaparkan secara jelas.
3) Pengumpulan data. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis data
yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan, dan tahapan-tahapan
teknis pengumpulan datanya. Sangat dimungkinkan bahwa pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu instrumen dalam
rangka triangulasi untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas data.
4) Analisis data. Pada bagian ini penulis diharapkan dapat menjelaskan
secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah data
berhasil dikumpulkan. Apabila ada kerangka analisis khusus berdasarkan
landasan teori tertentu, penulis harus mampu menjelaskan bagaimana
kerangka tersebut diterapkan dalam menganalisis data yang diperoleh
agar dapat menghasilkan temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang diajukan.
|Page
2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya.
|Page
4) Tidak ada penambahan spasi sebelum dan sesudah gambar atau tabel
serta antarparagraf bila paragraf ditulis dalam format menjorok ke
dalam.
5) Margin kiri berjarak 4 cm; margin kanan berjarak 3 cm; margin atas
berjarak 3 cm; margin bawah berjarak 3 cm.
6) Nomor halaman ditulis di bagian kanan atas, kecuali pada bagian
awal bab ditulis di bagian tengah bawah.
|Page
MAGNITUDO INSTRUMEN BINTANG-BINTANG DI
SEKITAR GUGUS TERBUKA M6
(BUTTERFLY CLUSTER)
KARYA ILMIAH
Oleh
PUTRI SITI RAHMA
056186
|Page
LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH
MAGNITUDO INSTRUMEN DI SEKITAR GUGUS TERBUKA
M6 (BUTTERFLY CLUSTER)
Oleh:
Putri Siti Rahma
NIS. 056186
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAIT Al Kahfi
|Page
PERNYATAAN
|Page
BAB 9
PENGGUNAAN APLIKASI MICROSOFT WORD
|Page
3. Pada Heading 1, Kemudian Klik kanan dan pilih Modify
|Page
4. Berhubung Heading 1 ini akan kita gunakan untuk Judul BAB,
Silakan Anda konfigurasi bagaimana tampilan Judul bab yang Anda
inginkan. Jika Sudah Klik OK
|Page
1. Silakan Blok Judul SUB-BAB Anda
2. Kemudian Pada Menu Home, Klik Styles dan Pilih Heading 2
|Page
c) Membuat Heading 3 untuk Anak SUB-BAB
Terkadang Anda mempunyai poin lebih details pada Sub-bab Anda
yang kita sebut dengan anak sub-bab seperti Poin 1.1.1 Sehingga Anda
juga perlu untuk melakukan konfigurasi Heading 3 untuk anak sub-bab
Anda dengan cara yang sama seperti sebelumnya:
1. Silakan Blok Judul ANAK SUB-BAB Anda
2. Kemudian Pada Menu Home, Klik Styles dan Pilih Heading 3
|Page
3. Pada Heading 3, Kemudian Klik kanan dan pilih Modify
|Page
Jika Anda sudah melakukan konfigurasi dan Menerapkan Heading
pada setiap judul baik itu judul bab, sub bab dan anak sub bab, maka Anda
perlu menerapkan semuanya sesuai dengan heading yang dipilih untuk
semua bab, sub bab dan anak sub bab yang ada pada halaman dokumen
Anda.
|Page
bisa membuat Daftar isi secara otomatis dengan cara yang sangat cepat
dan Mudah.
1. Pastikan Anda telah menyediakan 1 halaman khusus untuk daftar
isi Anda, Letakkan Kursor pada halaman tersebut
2. Klik Menu References, Kemudian sebelah kiri Klik Table of
Contents, Pilihlah Bentuk Daftar isi yang Anda inginkan.
|Page
b) Cara Update, Edit, Hapus Daftar isi
Untuk melakukan Edit, Anda dapat melakukannya dengan manual
dengan cara mengarahkan kursor anda pada area daftar isi yang ingin diubah
baik itu tulisan maupun bentuknnya secara manual.
Nah, jika Anda melakukan update mayor yang menyebabkan ada
perubahan letak halaman pada dokumen Anda, seperti contoh misalnya pada
awalnya BAB 2 berada di halaman 3, karena ada penambahan konten pada
BAB 1 menyebabkan posisi halaman BAB 2 dan seterusnya berubah, Anda
tidak perlu repot untuk mengedit secara manual, cukup dengan cara berikut:
|Page
1. Update Hanya pada Nomor Halaman dengan cara klik Kolom Table
of Contents yang ada pada dokumen halaman daftar isi, Klik
Update page number Only, lalu OK
2. Update pada keseluruhan isi Daftar isi dengan cara klik Kolom Table
of Contents yang ada pada dokumen halaman daftar isi, Klik Update
Entire Tables, lalu OK
|Page
2. Setelah menemukan kutipannya, arahkan kursos pada bagian akhir
kalimat kutipan. Lalu buka menu References, lalu klik Insert
Citation dan Add New Source
|Page
5. Apabila Anda menambahkan sumber kutipan lain pastikan untuk
selalu mengupdate di halaman Daftar Pustaka. Caranya dengan
mengarahkan kursor ke Daftar Pustaka, klik kanan lalu pilih Update
Field
|Page
|Page