Tugas Ini Untuk Memenuhi Praktek Laboratorium Keperawatan (PLKK) Sistem Gadar
Disusun Oleh :
Nim : 2015.02.095
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Hari :
Tanggal :
HIPERGLIKEMIA
1. Definisi
glukosa darah normal, pada manusia, kadar glukosa darah normal puasa 80–110
mg/dL, dan pada tikus kadar glukosa darah normal 95–125 mg/dL (Suarsana,
yang dikeluarkan oleh International Society for Pediatrics and Adolescent Diabetes
(2011) adalah KGD sewaktu ≥11.1 mmol/L (200 mg/dL) ditambah dengan gejala
diabetes atau KGD puasa (tidak mendapatkan masukan kalori setidaknya dalam 8
hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau berlebihan,
yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu
suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormone insulin, akibatnya
glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel.
2. Etiologi
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang
hiperglikemi adalah:
1. Usia
meningkat pada usia di atas 65 tahun. Hal ini terjadi karena orang –
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga
Pada kasus Diabetes tipe 2 yaitu kondisi dimana kadar gula dalam
4. Kelompok etnik
dari suatu ras termasuk ras hitam, hispanik, Indian Amerika dan Asia-
Amerika lebih cenderung memiliki risiko terhadap DM tipe 2
5. Imunologi
3. Manifestasi Klinis
1. Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula
saraf
9. Glukosuria
Defisiensi insulin sebagai akibat dari kerusakan sel beta langerhans, defisiensi
diuresis. Osmotik diuresis akan menimbulkan sesuatu keadaan di mana ginjal tidak
dapat meningkatkan glukosa yang difiltrasi. Ginjal tidak mengikat glukosa yang
difiltrasi akan mengakibatkan cairan diikat oleh glukosa, sehingga cairan dalam
mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea)
asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa
intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat
plak sehingga pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu
aliran darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak
Diabetes Mellitus
Terjadi gluconeogenesis
MK : Hipovolemi MK :
Risiko Syok
Penurunan PH Ketoasidosi Terdapat luka MK : Risiko infeksi
s
Elektrolit tubuh berkurang melalui urin
(natrium, klorida, sodium) Luka tidak mendapat suplai nutrisi dan leukosit
1. Nyeri abdomen
Asidosis 2. Mual dan muntah
Metabolisme 3. Hiperventilasi
MK : Risiko Ketidakseimbangan Iskemik dan kerusakan jaringan
4. Nafas bau keton
Elektrolit
CO2
Meningkat Merangsang rasa haus Gangren
Koma diabetikum
Kematian
Makrovaskular Mikrovaskular
MK : Resiko cedera
Penurunan aliran oksigen ke pembuluh darah perifer Risiko gagal ginjal kronis
Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa
darah meningkat di bawah kondisi stress. Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai
330 m Osm/l.
e. Elektrolit :
SDM).
fungsi ginjal).
k. Insulin darah :
Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau normal
m. Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin
menigkat.
o. Ultrasonografi
7. Penatalaksanaan
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati. Penatalaksanaan secara farmakologi dan nonfarmakologi
1) Diet
a) Komposisi makanan :
1. Karbohidrat = 60 % – 70 %
2. Protein = 10 % – 15 %
3. Lemak = 20 % – 25 %
25 kkal/kg BB
a. Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
c. Gemuk : BB x 20 kalori/hari
d. Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
2) Latihan jasmani
c) Mencegah kegemukan.
darah
2. Penatalaksanaan secara farmakologi
2. Biguanid (metformin)
3. Inhibitor glucosidase
4. Tiosolidinedlones
b) Insulin
1. Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis obat
insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam
waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja
secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan
2. Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga 2
jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini
tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam
waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes,
3. Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6 – 10 jam, dan berakhir
Insuman.
Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.
8. Komplikasi
sebagai berikut :
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia/koma hipoglikemia
(tingkah laku tidak sesuai, sensori yang tumpul dan koma). Kejadian
hipoglikemia yang sering terjadi dan dalam waktu yang lama, dapat
intravena. Hipoglikemik adalah kadar gula yang rendah kadar gula normal
60-100 mg%.
insulin secara relatif tanpa disertai dengan ketosis. Hal ini menyebabkan
terjadinya ketoasidosis.
2. Komplikasi Kronik
1) Komplikasi vaskuler
maupun makrovaskuler
2) Komplikasi neuropati
9. Pencegahan
a. Pencegahan primer
berat badan lebih, penurunan berat badan merupakan cara utama untuk
- Diet sehat.
kalori agar tercapai berat badan yang ideal, mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks agar tidak menimbulkan puncak
( peak) glukosa darah yang tinggi setelah makan dan juga makanan yang
- Latihan jasmani.
aktivitas/minggu.
- Menghentikan merokok.
b. Pencegahan sekunder
timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita DM. Dilakukan dengan
pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak awal
dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-
c. Pencegahan tersier
pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang
dapat dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Pencegahan tersier
terkait, terutama di rumah sakit rujukan. Kolaborasi yang baik antar para ahli di
berbagai disiplin (jantung dan ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah vaskular,
1. Pengkajian
Agama, Alamat, Tanggal/ Jam masuk Rumah Sakit , Jam pengkajian, Diagnosa
c. Keluhan Utama
Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot
e. Pengkajian Sekunder
A. Pengkajian AMPLE
obat-obatan.
Hipertensi
Hipertensi
4) Last Meal : Tanya klien terakhir makan kapan disertai jam
B. Exposure
Klien biasanya tampak lemah, turgor kulit sedang, mukosa bibir kering
Five Intervensi
1. Pemeriksan laboratorium
90 mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml
darah
2. Pemasangan kateter
Kaji apakah klien terpasang kateter, biasanya pada klien masuk IGD
3. Pemasangan NGT
4. Pulse oksimetri
5. Foto thorax
Family Present
pendapat)
Fill of Vital Sign
>120/80 mmHg, Nadi juga mengalami kenaikan Nadi >100 x/Menit dan
suhu dalam batas normal namun tetap dikaji apakah ada infeksi atau
tidak.
D. Give Comfort
E. Head to Toe
2. Leher : dalam batas normal namun tetap kaji apakah mengalami cidera
3. Dada : kaji adakah jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda
melebar.
4. Abdomen dan pinggang : kaji apakah terdapat rasa nyeri pada abdomen
klien
5. Pelvis dan Perineum : tidak ada tanda dan gejala, namun tetap kaji jika
7. Pemeriksaan DCAP-BTLS
Biasanya pada penderita hiperglikemia tidak ada tanda dan gejala atau
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pola nafas abnormal (Takipnea)
alveoli
darah tinggi
(neuropati perifer)
darah serebral
ketidakseimbangan elektrolit
11) Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke
fungsi penglihatan)
13) Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leukosit atau gangguan
sirkulasi
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pola nafas abnormal
(Dipsnea)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan masalah Pola
Intervensi:
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
pada alveoli.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan masalah Pola
Intervensi :
1. Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
diberikan cukup
2. Terapeutik
pasien
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Intervensi Keperawatan :
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
mg/dL
perlu
4. Kolaborasi
membaik .
Intervensi Keperawatan :
1. Observasi
dan lemah)
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
RL)
NaCl 0,4%)
plasmanate)
Intervensi :
1. Observasi
2. Terapeutik
kunjungan)
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
3. Edukasi
berkurang
4. Kolaborasi
Elektrolit meningkat
Intervensi :
1. Observasi
tersedia)
2. Terapeutik
1. Kolaborasi
Diagnosa 7 : Risiko Syok akibat kekurangan volume cairan karena kondisi polyuria
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x… jam syok dapat dicegah
Intervensi :
2. Observasi
Terapeutik
3.Edukasi
awal syok
Anjurkan menghindari allergen
2. Kolaborasi
Stelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x.. jam klien menunjukkan Integritas
Intervensi :
1. Observasi
2. Terapeutik
sensitif
rumah
1. Observasi
2. Terapiutik
kebutuhan
Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
g/kgBB/hari
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x… jam Perfusi serebral meningkat
Intervensi :
1. Observasi
menurun)
2. Terapeutik
Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
3. Kolaborasi
ketidakseimbangan elektrolit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..x.. jam persepsi sensori membaik.
Intervensi :
1. Observasi
Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis.
nyeri, kelelahan)
2. Terapeutik
terlalu terang)
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Intervensi :
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam resiko cidera dapat terkontrol
Intervensi :
1.Observasi
2. Terapeutik
Gunakan alas lantai jika akan berpotensi suatu cedera yang serius
Sediakan pispot atau alat urinal untuk melaukan BAK dan BAB
3. Edukasi
gangguan sirkulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan Klien akan
Intervensi :
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping
4. Evaluasi
3. kadar glukosa dalam darah pada klien kembali stabil atau dalam batas normal
hiperglikemia
5. klien tidan mengalami keletihan sehingga aktifitas adekuat
Daftar Pustaka
Adinata, A., Minn, A., Hatlin, D., & Kristi, H. (2017). Laporan emergency ii asuhan
keperawatan klien dengan hiperglikemia di ruang intensive care unit (icu). Sekolah
EGC
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Suarsana, I., Utama, I., Agung, I., & Suartini, A. (2011). Pengaruh Hiperglikemia dan Vitamin
E pada Kadar Malonaldehida dan Enzim Antioksidan Intrasel Jaringan Pankreas Tikus.
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERGLIKEMI
kesadaran (16 Juni 2020). Keluarga mengatakan bahwa klien memiliki riwayat penyakit
Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pengkajian : klien dalam kondisi penurunan
kesadaran, tampak lemah, kesadaran somnolen, GCS 322, reflek cahaya positif, pupil
isokor, TD 130/90 mmHg, RR 25x/mnt, Nadi 104 kali/menit, nadi cepat dan tidak teratur,
Suhu 36,80 C, terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat retraksi dada, pergerakan
dada asimetris, napas cepat dan dangkal, tidak teratur, akral dingin dan basah.
Pengkajian subyektif dari keluarga : Sign : klien mengalami penurunan kesadaran, Alergi :
klien tidak ada alergi obat atau makanan, makan minum terakhir makan malam, Medications :
klien jarang mengkonsumsi obat antidiabetes dan jarang kontrol gula darah, Pass Illness :
memiliki riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu dan dirawat di RS 2 bulan yang
lalu dengan penyakit yang sama, Event : klien dibawa oleh keluarga ke IGD RS Blambangan
Pemeriksaan penunjang : AGD (Analisa Gas Darah) PH < 7.2 (Normal = 7,35-7,45), PCO 2 27
mmHg (35-45) , HCO3 16 mmol/L (22-26) , PaO2 50 mmHg (80-100), SaO2 90 %(95-100). Hb
Penatalaksanaan : Infus insulin NaCl 15 tpm, Oksigen via masker 8 lpm, drip insulin 50 iu,
Injeksi fosmicin 2 x 2 gr, Azitromycin 1 x 500 mg, pemasangan kateter dengan output urin
500cc/ 30 menit.
2. Buat asuhan keperawatan sesuai dengan kasus tersebut (analisa data, diagnosa
Nb : catatan untuk data yang tidak terdapat dikasus berarti data tersebut dalam kondisi normal
misal dalam pengkajian primer atau sekunder (pemeriksaan fisik) dan untuk evaluasi cukup
Mekanisme Cedera : -
Keterangan : klien
dating ke IGD dalam kondisi penurunan kesadaran, tampak lemah,
kesadaran somnolen, GCS 322
AIRWAY
Jalan Nafas : ⩗ Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing ⩗ Tidak ada
Suara Nafas : SnoringGurgling Stridor ⩗ vesikuler
BREATHING
Gerakan dada: Simetris ⩗ Asimetris
Irama Nafas : ⩗ Cepat ⩗ Dangkal Normal
PRIMERY SURVEY
CIRCULATION
Nadi : 104 kali/menit ⩗ Teraba Tidak teraba
Sianosis : Ya ⩗ Tidak
CRT : ⩗ < 2 detik > 2 detik
Pendarahan : Ya ⩗ Tidak ada
Akral : Hangat Panas ⩗ Dingin dan basah
TD : 130/90 mmHg
DISABILITY
Respon Alert ⩗ Verbal Pain Unrespon
Kesadaran: CM Delirium ⩗ Somnolen
GCS : 3 Eye 4 2 Verbal 5 2 Motorik 6
Pupil : ⩗ Isokor Unisokor Pinpoint Medriasis (kanan kiri sama)
Refleks Cahaya: ⩗ Ada Tidak Ada
ANAMNESA
Gejala : klien mengalami penurunan kesadaran
Alergi :keluarga mengatakan klien tidak ada alergi obat atau makanan, makan minum
terakhir makan malam
Medikasi : keluarga klien mengatakan, klien jarang mengkonsumsi obat antidiabetes dan
jarang kontrol gula darah
EXPOSURE
Deformitas : Ya ⩗ Tidak
Contusio : Ya ⩗ Tidak
Abrasi : Ya ⩗ Tidak
Penetrasi : Ya ⩗ Tidak
Laserasi : Ya ⩗ Tidak
Edema : Ya Tidak
Five intervention :
1. Infus insulin NaCl 15 tpm
2. Pemasangan Oksigen via masker 8 lpm
3. Peberian drip insulin 50 iu
SECONDARY SURVEY
Keluarga selalu mendampingi dan memberi dukungan, dalam proses kesembuhan penyakit klien
.
- Drip insulin 50 iu
Pengaturan posisi saat istirahat dengan posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45 0 untuk
membantu pengembangan paru
HISTORY
Palpasi :
kepala : tidak ada nyeri tekan, benjolan, tumor
hidung : tidak teraba trauma tulang hidung , tidak nyeri dan tidak teraba benjolan atau
massa
mata : tidak teraba nyeri dan tidak terdapat benjol/ massa serta tidak ada bekas luka
Leher : tidak ada nyeri tekan, benjolan, tumor
2. Dada:
- Thorax
Inspeksi : Bentuk thorax : normal, terdapat retraksi dada, pergerakan dada asimetris,
keadaan kulit tidak terdapat luka, benjolan atau bekas luka.
- Jantung
Inspeksi: tampak pulsasi ( ictus cordis) . Tidak tampak bekas luka atau memar.
3. Abdomen:
Inspeksi : kulit perut tidak terdapat luka jahit atau luka bakar, Perhatikan warna kulit
perut tidak tampak pelebaran pembuluh darah vena, Bentuk perut simetris, Gerakan
dinding perutmengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasi
Auskultasi : intensitas, frekuensi, dan nada dalam batas normal . frekuensi peristaltik 10
x/menit
Perkusi :
timpani di daerah epigastrium dan hipokondrium kiri
batas bawah hepar menunjukkan suara pekak
terdengar Pekak pada limpa yaitu, diantara ICS 9 dan ICS 11 di garis aksila
anterior kiri
Palpasi :
Tidak teraba ketegangan otot pada abdomen
Tidak teraba massa pada abdomen
Tidak teraba nyeri
4. Pelvis
Inspeksi :
Bentuk simetris, Kulit tidak tampak scar, tidak tampak sinus, tidak ada pembengkakan,
tidak ada muscle wasting dan tidak terlihat ada nya perdarahan pada area pelvis
Palpasi :
Tidak teraba nyeri saat dilakukan Palpasi origo m. adductor longus (panggul kiri)
Tidak teraba nyeri saat dilakukan rotasi eksternal artikulasio coxae (panggul kanan)
5. Ektremitas Atas/Bawah:
Ektremitas Atas
Inspeksi : simetris Kanan dan Kiri, integritas kulit baik, terpasang infus pada tangan kiri
Palpasi : teraba jelas denyutan arteri brachialis dan arteri radialis , akral teraba dingin
dan basah
6. Ektremitas Bawah:
Inspeksi simetris Kanan dan Kiri, integritas kulit baik, kekuatan otot penuh
Palpasi : teraba jelas arteri femoralis, arteri poplitea, arteri dorsalis pedis (denyutan)
7. Punggung :
Inspeksi : tidak tampak memar, tumor dan bekas luka . Punggung simetris
8. Pemeriksaan Neurologis :
penurunan kesadaran, tampak lemah, kesadaran somnolen, GCS 322
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
ENDOSKOPI Lain-lain, urin lengkap
⩗ PEMERIKSAAN LAB
Hasil :
AGD (Analisa Gas Darah)
PH < 7.2
PCO2 27 mmHg
HCO3 16 mmol/L
PaO2 50 mmHg
SaO2 90 %
Pemeriksaan darah
Hb 16 gr/dl
GDA 400 mg/dl
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn . L
1 Ds : - Gangguan
Hiperglikemia pertukaran gas
Do : (D.0003)
Tn . L menunjukkan kondisi
Peningkatan lipolisis
penurunan
Gliserol kesadaran
asam lemak bebas , terdapat
pernapasan cuping hidung, terdapat
meningkat
retraksi dada, pergerakan dada
asimetris, napas cepat dan dangka
Ketogenesis
serta tidak teratur
Ketouria
TD 130/90 mmHg,
RR 25x/mnt,
Ketoasidosi
s Nadi 104 kali/menit,
Suhu
Penurunan PH36,80 C
Pemeriksaan
Asidosis
laboratorium Ketogenesis
menunjukkan
Metabolisme :
Ketogenesis
Analisa Gas Darah : Ketouria
CO2
- PH < 7.2
Meningkat Ketouria
Ketoasidosi
- PCO2 27 mmHg
s
pCO-2 < 35
HCO 3 16 mmol/L
mmHg Ketoasidosi
s
- PaO2 50 mmHg
- SaO2 90 %
Pola nafas abnormal Asidosis
Pemeriksaan
(Dipsnea) darah : Metabolisme
Hb 16 gr/dl Asidosis
Metabolisme
: Gangguan
GDA 400 mg/dl. CO2
MK Meningkat
Pertukaran gas CO2
Meningkat
Serebral
MK : Risiko Perfusi Serebral
aterosklerosis
Tidak
OsmoticEfektif
Hemokonsentrasi
Glycosuria
Trombosis
Deiresis
Dehidrasi
basah.kesadaran somnolen, GCS 322,
reflek cahaya positif, pupil isokor,
TD 130/90 mmHg,
RR 25x/mnt,
Suhu 36,80 C
Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan :
- PH < 7.2
- PCO2 27 mmHg
- HCO3 16 mmol/L
- PaO2 50 mmHg
- SaO2 90 %
Pemeriksaan darah :
Hb 16 gr/dl
GDA 400 mg/dl.
3. Ds : - Perfusi Perifer
Hiperglikemi
Tidak Efektif
Do : Tn . L menunjukkan kondisi (D.0009)
penurunan kesadaran, kesadaran
somnolen, GCS 322, tampak lemah,
akralMakrovaskular
teraba dingin dan basah., reflek
cahaya positif, pupil isokor,
arteri
Kerusakan RR coroner jantung
25x/mnt, Serebral
- PH < 7.2
Hemokonsentrasi
Penurunan
- PCOcardiac output
2 27 mmHg
Pemeriksaan darah :
Hb 16 gr/dl MK : Risiko Perfusi Serebral
Akral dingin dan pucat Tidak Efektif
GDA 400 mg/dl.
MK : Perfusi Perifer
Tidak Efektif
4. Ds : Keluarga mengatakan bahwa Tn. Ketidakstabilan
L memiliki riwayat penyakit kadar glukosa
Tubuh kekurangan insulin darah (D.0027)
Diabetes Melitus sejak 3 tahun
Do : Tn . L menunjukkan kondisi
Glukosa tidak dapat diserap
penurunan kesadaran, kesadaran
sel tubuh
somnolen, GCS 322, tampak lemah.
TnTerjadi
L menunjukkan Pemeriksaan
gluconeogenesis
TD 130/90 mmHg,
MK :Ketidakstabilan
RR 25x/mnt,kadar
glukosa darah
Nadi 104 kali/menit,
Suhu 36,80 C
Nama Pasien : Tn L
Ds : -
Do : terdapat pernapasan cuping hidung,
terdapat retraksi dada, pergerakan dada
asimetris, napas cepat dan dangka serta tidak
teratur.
TD 130/90 mmHg,
RR 25x/mnt,
Suhu 36,80 C
PH < 7.2
PCO2 27 mmHg
HCO3 16 mmol/L
PaO2 50 mmHg
SaO2 90 %
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
16 Juni berhubungan dengan gangguan aliran darah
2020 serebral (Infark Serebri)
RR 25x/mnt,
Suhu 36,80 C
PH < 7.2
PCO2 27 mmHg
HCO3 16 mmol/L
PaO2 50 mmHg
SaO2 90 %
Pemeriksaan darah :
Hb 16 gr/dl
GDA 400 mg/dl.
ditandai dengan :
Ds : -
Do : Tn . L menunjukkan kondisi penurunan
kesadaran, tampak lemah, akral teraba dingin
dan basah.kesadaran somnolen, GCS 322, reflek
cahaya positif, pupil isokor,
TD 130/90 mmHg,
RR 25x/mnt,
Suhu 36,80 C
PH < 7.2
PCO2 27 mmHg
HCO3 16 mmol/L
PaO2 50 mmHg
SaO2 90 %
Pemeriksaan darah :
Hb 16 gr/dl
GDA 400 mg/dl.
4. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan kadar glukosa dalam darah
tinggi, ditandai dengan :
16 Juni
Ds : Keluarga mengatakan bahwa Tn. L
2020
mengalami penurunan kesadaran dan memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus sejak 3 tahun
TD 130/90 mmHg,
RR 25x/mnt,
Suhu 36,80 C
Nama Pasien : Tn . L
1. Observasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
3. Edukasi
o Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
16 2 Setelah dilakukan tindakan MENEJEMEN PENINGKATAN TEKANAN
Juni keperawatan selama 1x1 INTRAKRANIAL (I. 06198)
2020 jam Perfusi serebral
meningkat (L.02014) 1. Observasi
Kesadaran ⩗
o Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang
Tekanan ⩗
darah
sistolik
o Berikan posisi semi fowler
Tekanan ⩗
darah
diastolic
3. Kolaborasi
Akral ⩗
Tekanan ⩗
o Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi (Diabetes / hiperglikemi)
2. Terapeutik
o Lakukan pencegahan infeksi
3. Edukasi
Hasil :
15.25
WIB 1 - mempertahankan kepatenan jalan nafas
15.25
15.00 15.30 1
wib wib
CATATAN PERKEMBANGAN
DX (JAM 16.00)
1. S:-
- TD 130/90 mmHg,
- RR 25x/mnt,
- Suhu 36,80 C
- PH < 7.2
- PCO2 27 mmHg
- HCO3 16 mmol/L
- PaO2 50 mmHg
- SaO2 90 %
Pemeriksaan darah :
- Hb 16 gr/dl
- GDA 400 mg/dl.
- TD 130/90 mmHg,
- RR 25x/mnt,
- Suhu 36,80 C