What Does Cost Really Mean
What Does Cost Really Mean
83
Artikel 51
Penulis telah menggunakan istilah kos sejak 1989 untuk semua artikel dan
buku dan timbul salah sangka bahwa penulislah yang menciptakan istilah
tersebut. Istilah kos bukan ciptaan penulis karena tia sudah dikenalkan IAI
sejak 1984 dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntan. Penulis hanya mendu-
kung penggunaannya sebagai pengganti istilah biaya melalui argumen dalam
artikel dengan judul di atas. Artikel tersebut telah dimuat di majalah Akuntan-
si edisi Mei 1991 (tetapi hanya sebagian) dan artikel tersebut juga diterbitkan
kembali secara lengkap dalam buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pen-
didikan Akuntansi di Indonesia oleh penulis (Yogyakarta: BPFE, 1992).
Sudah lebih dari limabelas tahun sejak diterbitkan, akademisi dan profesi
bergeming terhadap masalah ini. Tidak pernah ada pembahasan, diskusi, atau
argumen ilmiah di tingkat nasional atau perguruan tinggi. Yang sering terjadi
dalam pertemuan akademik atau profesional adalah stratagem yang setengah-
nya mengolok-olok penulis. Stratagem tersebut antara lain: “Apa itu kos? Apa
bedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)?”, “Itu kan istilah dari Yogya!”,
“IAI saja pakai biaya kok kita aneh-aneh!”, “Pokoknya cost itu biaya. Titik!”
Akibatnya, akademisi enggan untuk menggunakan istilah kos walaupun mere-
ka merasakan istilah biaya tidak tepat. Beberapa kalangan mengambil jalan
tengah (atau pintas) dengan tetap menggunakan istilah aslinya, cost.
Artikel ini telah mengalami revisi dan menjadi Lampiran 1 dalam buku
Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan oleh penulis. Artikel ini
diharapkan menjadi wacana yang dapat memicu diskusi ilmiah dan profesional
demi pengembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia.
Pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini sebenarnya akan lebih lengkap kalau
diungkapkan sebagai berikut: “What does cost really mean within the framework of
accounting as an information provider?” Pertanyaan tersebut berkaitan dengan
pertanyaan “What does it cost?” yang menjadi judul artikel Bourke [1978] yang
membahas betapa membingungkannya istilah cost yang digunakan dalam akun-
tansi. Kerancuan penggunaan istilah cost dikemukakan pula oleh Hasemen [1978]
yang mengusulkan suatu rerangka untuk menginterpretasi arti cost tersebut se-
suai dengan konteksnya. Istilah cost memang mempunyai banyak arti. Akan teta-
1
Artikel ini merupakan revisian terakhir (2008) dari edisi aslinya (1992).
2
Sejak tahun 2007 menjadi Fakultas Ekonomika dan Busines (FEB). Di sini, bisnis ditulis busines.
Suwardjono1992
84 Artikel 5
Penguji: “Coba jelaskan menurut pemahaman anda makna biaya dalam akuntansi?”
Mahasiswa: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomik yang diperlukan untuk mem-
peroleh barang dan jasa.”
Penguji: “Bagus sekali! Anda mengerti definisi tersebut. Berilah contoh pengorbanan
sumber ekonomik yang dilakukan perusahaan!”
Mahasiswa: “Misalnya perusahaan mengeluarkan kas atau aset lainnya.”
Penguji: “Bagus! Berarti anda memahami konsep kesatuan usaha. Sekarang berilah
contoh barang dan jasa yang diperoleh perusahaan!”
Mahasiswa: “Mesin, Pak.”
Penguji: “Kalau begitu, jumlah rupiah pengeluaran untuk memperoleh mesin akan
membentuk biaya mesin?”
Mahasiswa: “Bukan, Pak! Itu harga pokok!”
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 85
bagai penyedia informasi. Sumber acuan yang akan digunakan dalam pembahasan
ini diambil dari literatur akuntansi yang dianggap cukup autoritatif. Berikut ini
adalah kutipan beberapa pengertian cost dalam literatur akuntansi tersebut.
Sprouse dan Moonits (1962, hlm. 8-9) mendefinisi pengertian cost dan expense
sebagai berikut:
Anthony, Hawkins, dan Merchant (1989, hlm. 60) memberi pengertian cost
dan beberapa istilah yang berkaitan dengan terjadinya cost sebagai berikut:
Cost is a monetary measurement of the amount of resources used for some pur-
pose. An expenditure is a decrease in an asset (usually cash) or an increase in a
liability (often accounts payable) associated with the incurrence of a cost. The
expenditures in an accounting period equal the cost of all the goods and services
acquired in that period. An expense is an item of cost applicable to the current
accounting period. An expense represents resouces consumed by the entity's earn-
ing activities during the current period. When an expenditure is made, the relat-
ed cost is either an asset or an expense. If the cost benefits future periods, it is an
assets. If not, it is an expense—a reduction in retained earnings—of the current
period. A disbursement is the payment of cash. A cash expenditure is a dis-
bursement; but so is any cash payment, such as paying an account payable,
repaying a loan, or paying a cash dividend to shareholders.
Suwardjono1992
86 Artikel 5
Terakhir, Hilton (2002, hlm. 36) menjelaskan makna cost, expense, dan cost of
goods sold sebagai berikut:
Cost is the sacrifice made, usually measured by the resources given up, to
achieve a particular purpose. An expense is the consumption of assets for the
purpose of generating revenue. Cost of goods sold is the expense measured by
the cost of the finished goods sold during a period of time (hlm. 36).
Bila dicari dari sumber-sumber yang lain, makna yang dilekatkan pada istilah
cost dan expense akan sama dengan pengertian yang diberikan oleh sumber-sum-
ber di atas.
Karakteristik Cost
Dengan mempelajari definisi-definisi di atas secara saksama, mudah-mudahan
telah diperoleh pemahaman dan telah dapat dirasakan arti atau makna cost yang
sebenarnya. Berdasarkan pemahaman penulis, berikut ini adalah atribut atau ka-
rakteristik yang melekat pada istilah cost.
2. Cost dinyatakan dalam unit moneter khususnya dalam rerangka akuntansi se-
bagai penyedia informasi kuantitatif. Cost mengukur seberapa banyak atau besar
penggunaan sumber ekonomik dalam unit moneter untuk tujuan tertentu. Peng-
ukuran ini penting karena hasilnya akan menjadi data dasar dalam penyediaan
informasi untuk menentukan total penggunaan berbagai jenis dan jumlah sumber
ekonomik dalam satuan yang homogenus. Dengan satuan yang homogenus, dapat
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 87
3. Pengukuran cost selalu dihubungkan dengan suatu fokus, objek, tujuan (pur-
pose), atau pusat perhatian. Fokus atau objek ini dikenal secara teknis sebagai cost
object atau cost objective. Cost object dapat berupa produk, departemen, projek,
kegiatan atau sesuatu yang unsur pembentuknya perlu diukur secara moneter
agar pihak yang berkepentingan dapat memperoleh informasi mengenai size dan
relationship yang bermakna. Tujuan perlu diidentifikasi karena tujuan yang ber-
beda memerlukan pengukuran cost yang berbeda pula. Tujuan memperoleh infor-
masi cost adalah untuk perencanaan (planning), pengendalian (control) dan
pertanggungjawaban keluar (periodic external reporting).
Secara fisis dan operasional, perusahaan dapat dipandang sebagai susunan
atau kumpulan berbagai sumber ekonomik. Tentu saja, besarnya dan hubungan
antara komponen yang membentuk perusahaan dapat dilihat dari beberapa aspek.
Sebagai contoh, seorang kepala bagian personalia akan melihat perusahaan
sebagai kumpulan orang dengan hubungan seperti yang digambarkan dalam
struktur organisasi perusahaan. Dari segi akuntansi, kegiatan operasi direpresen-
tasi dalam bentuk simbol-simbol (elemen-elemen) finansial sebagaimana ditunjuk-
kan oleh statemen keuangan. Elemen statemen keuangan termasuk dalam
pengertian objek atau fokus yang harus diukur (cost merupakan salah satu dasar
pengukurannya). Manajemen melihat perusahaan sebagai satuan-satuan kegiatan
(terdiri atas fasilitas fisis, bahan, dan manusia) yang mengolah input menjadi out-
put. Satuan-satuan kegiatan berkaitan satu sama lainnya secara terpadu. Untuk
tujuan pengendalian melalui informasi finansial, satuan kegiatan fisis direpresen-
tasi dalam bentuk pusat pertanggungjawaban sedangkan masukan dan keluaran
direpresentasi dan diukur dalam bentuk cost. Dengan demikian, berbagai satuan
kegiatan, termasuk masukan dan keluaran, dapat menjadi objek cost.
Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan cost itu sendiri yang mempunyai arti
penting akan tetapi justru jasa yang ada di balik angka cost yang mempunyai arti
penting. Jadi arti pentingnya objek atau jasa diwakili oleh cost yang tercatat dalam
sistem akuntansi. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung jasa-jasa
yang berwujud fisis maupun nonfisik. Jasa-jasa tersebut adalah daya, kemampuan
atau kapasitas yang kalau ditukarkan atau digabungkan satu sama lainnya dapat
menimbulkan daya, kemampuan atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya)
paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan. Misalnya, kas di-
tukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli ditukarkan dengan daya
produksi. Oleh karena itu, akuntansi berusaha untuk menentukan simbol-simbol
yang dapat merepresentasi daya tersebut sehingga tanpa melihat perusahaan se-
cara fisis orang dapat membayangkan kegiatan operasi perusahaan hanya dengan
Suwardjono1992
88 Artikel 5
4. Secara fisis, kesatuan usaha menguasai dan mengelola sumber ekonomik yang
membentuk aset. Cost aset adalah hasil pengukuran yang ditentukan pada saat
transaksi pemerolehannya dan didasarkan pada harga pertukaran (konsep dasar
penghargaan sepakatan atau measured consideration). Karena sudah terjadi dan
tercatat, cost ini sering disebut dengan historical cost. Walaupun demikian,
pengertian cost tidak terbatas pada cost yang sudah terjadi. Memang pengertian
cost yang dominan adalah sebagai historical cost. Namun demikian, cost dapat juga
mengukur objek yang akan terjadi (future cost). Akuntansi menganut cost princi-
ple concept yang berarti bahwa elemen statemen keuangan dinilai/diukur atau
dilekati dengan cost yang telah terjadi agar menjadi informasi. Oleh karena itu,
statemen keuangan yang dihasilkan dengan penilaian seperti itu sering disebut
dengan historical cost financial statements.
Lebih dari itu, untuk mengukur cost, dasar yang digunakan tidak hanya pe-
ngeluaran sumber ekonomik yang telah terjadi. Pengeluaran tersebut mungkin
saja baru akan terjadi di masa yang akan datang. Kalau cost sudah terjadi tetapi
pengeluarannya belum terjadi maka kewajiban akan timbul. Itulah sebabnya ke-
wajiban didefinisi FASB dalam SFAC No. 6 sebagai “pengorbanan sumber
ekonomik masa datang yang cukup pasti.” Pengeluaran juga tidak harus berupa
kas tetapi dapat pula berupa sumber ekonomik lain seperti jasa perusahaan,
barang dagangan, atau surat berharga perusahaan.
5. Sebagai dasar pengukuran, cost tidak mempunyai konotasi sebagai sesuatu hal
yang negatif (mengurangi) atau merugikan atau sesuatu yang jelek. Kesan seperti
ini akan menghalangi atau mengacaukan pemahaman makna cost. Mengenai hal
ini, Haseman (1978, hlm. 70) menyatakan: "The tendency to think erroneously of
all costs as expenses, or of cost connoting something bad or undesireble prevents a
clear understanding of the meaning of cost."
Kerancuan dan kesalahan dalam menangkap makna cost disebabkan orang
tidak memandang cost sebagai suatu pengertian yang netral atau generik seperti
disarankan Hasemen. Kerancuan pemahaman dan aplikasi terjadi karena orang
memandang cost sebagai objek, wadah, atau elemen (misalnya expense, loss, asset)
dan bukan sebagai pengukur (monetary measurement) elemen itu sendiri. Cost
sendiri bukanlah informasi tetapi sekadar data dasar. Objek yang telah dilekati
dengan cost itulah yang secara bersama-sama (objek dan pengukurnya) merupa-
kan informasi. Oleh karena itu, cost harus dihubungkan dengan sesuatu yang
menjadi pusat perhatian. Suatu (objek) yang menjadi pusat perhatian harus dii-
dentifikasi sehingga cost akan mempunyai nilai informasi.
Selanjutnya Haseman mengemukakan bahwa berbagai objek yang akan dile-
kati cost akan menjadi basis klasifikasi cost dan cost accounting merupakan suatu
proses, prosedur, metoda, dan teknik pengolahan data cost untuk dilekatkan pada
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 89
objek yang menjadi pusat perhatian manajemen sehingga informasi finansial un-
tuk kepentingan pengambilan keputusan dapat diperoleh. Bergantung pada ke-
pentingan manajemen dan keperluan informasi yang diinginkan, basis klasifikasi
cost dapat dicontohkan dalam Gambar 1 sebagai berikut ini.
Gambar 1
Basis Klasifikasi dan Contoh Objek dalam Klasifikasi
Masalah
Dengan mendasarkan pada pembahasan dan pengertian cost di atas, dapat disim-
pulkan bahwa cost merupakan hasil pengukuran dalam unit moneter suatu objek
dan cost tercipta karena adanya kejadian ekonomik dalam suatu unit organisasi.
Cost tersebut dicatat dalam sistem akuntansi dan menjadi data dasar atau bahan
olah untuk menghasilkan informasi. Agar menjadi informasi maka data cost harus
diklasifikasi dengan wadah tertentu yang menjadi pusat perhatian (fokus) atau di-
hubungkan dengan objek tertentu.
Istilah cost memang mempunyai banyak arti dan dalam komunikasi bisnis
sering terjadi salah interpretasi karena pengertian yang berbeda mengenai apa
yang disebut dengan cost. Masalah timbul kalau seseorang harus menjawab per-
tanyaan “What does it cost?” yang diajukan oleh Bourke (1978). Kalau it dalam
pertanyaan Bourke tersebut diidentifikasi secara eksplisit, pertanyaan-pertanyaan
dalam Daftar 1 di halaman berikut akan sering terjadi dalam komunikasi bisnis
dan akuntansi.
Pertanyaan di atas diajukan untuk mengetahui besarnya (size) suatu objek
dari sudut moneter. Pertanyaan di atas sebenarnya masih belum dapat dijawab
dengan tuntas karena harus ada kesepakatan mengenai apa saja komponen yang
membentuk cost tersebut. Pada umumnya untuk mengukur cost suatu objek,
Suwardjono1992
90 Artikel 5
akuntansi menggunakan dasar yang disebut full cost yaitu semua sumber yang di-
gunakan untuk membentuk suatu objek cost. Namun demikian, komponen yang
dapat masuk ke dalam suatu objek bergantung pada tujuan dan jenis keputusan
yang akan diambil oleh pemakai informasi. Dengan kata lain, komponen cost
harus relevan dengan tujuan penyediaan informasi. Artikel ini tidak menekankan
pada apa komponen-komponen cost yang relevan tetapi lebih memfokuskan pada
pencarian istilah yang tepat.
Daftar 1
What is the cost of labor?
What is the cost of machinary?
What is the cost of production?
What is the cost of product A?
What is the cost of goods sold?
What is the cost of bonds payable?
What is the cost of inventory?
What is the cost of administrative function?
What is the current cost* of stockholders' equity?
What is the current cost of selling expenses?
What is the current cost of sales?
What is the current cost of income?
*Istilah ini digunakan dalam pembahasan akuntansi untuk
perubahan harga (accounting for price changes).
Sebagai data dasar dan bahan olah akuntansi untuk menghasilkan informasi,
istilah cost dalam pertanyaan di atas mempunyai arti atau makna yang sama. Hal
yang perlu dipegang adalah bahwa apapun objek, komponen, atau wadah yang
akan dilekati dengan cost, jumlah unit moneter atau jumlah rupiah cost harus
tetap merupakan cost. Daftar 2 merupakan pertanyaan yang akan terjadi kalau
pertanyaan dalam Daftar 1 diindonesiakan kecuali kata cost.
Daftar 2
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 91
Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost and benefit) lebih merupakan
kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif (par. 44).
Beban (expenses) diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan lang-
sung antara biaya (cost) yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diper-
oleh. Proses ...; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban
pokok penjualan (cost of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai
penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (par. 95).
IAI sendiri tidak tegas membedakan biaya dan beban tetapi berbagai uraian
dalam SAK mengesankan bahwa istilah biaya dimaksudkan sebagai padan kata
cost. IAI tampaknya mulai menjauhkan penggunaan istilah harga pokok sebagai
padan kata cost tetapi lebih banyak menggunakan istilah harga perolehan atau
biaya perolehan.5 Untuk cost dalam cost of goods sold, IAI menggunakan istilah
beban pokok dan goods sold diterjemahkan menjadi penjualan. Walaupun demiki-
an, banyak buku-buku akuntansi menggunakan istilah harga pokok untuk cost
dan harga pokok penjualan untuk cost of goods sold.
Dengan pengertian yang ada dalam buku SAK tersebut berarti bahwa biaya
dipandang sebagai bahan olah akuntansi atau pengukur dalam unit moneter suatu
objek berupa barang dan jasa (termasuk elemen statemen keuangan cost historis).
Kalau demikian, secara konsekuen dan konsisten mestinya beberapa pertanyaan
dalam Daftar 2 akan diungkapkan seperti pada Daftar 3 di halaman berikut. Isti-
5
Kata memperoleh mempunyai kata pangkal “peroleh” sehingga proses memperoleh mestinya
disebut pemerolehan bukan perolehan karena tidak ada kata dioleh atau mengoleh.
Suwardjono1992
92 Artikel 5
lah biaya akan mengganti semua istilah cost karena istilah cost dalam Daftar 2
mempunyai pengertian dan makna yang sama yaitu sebagai pengukur dalam unit
moneter.
Daftar 3
Kalau istilah biaya memang cukup luas dan tepat maka ungkapan seperti
dalam Daftar 3 itulah yang seharusnya terjadi dalam standar atau buku-buku
akuntansi. Kenyataannya, justru ungkapan-ungkapan seperti dalam Daftar 4 di
bawah inilah yang terjadi.
Daftar 4
*Ada yang menggunakan istilah biaya berlaku untuk padan kata current cost
sehingga pertanyaan itu menjadi “Berapakah biaya berlaku laba?” atau “Berapa
laba biaya berlaku?”
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 93
head kalau digabungkan dengan sendirinya akan membentuk cost produk. Hal
yang tidak logis telah terjadi dalam praktik karena ungkapan tersebut diindone-
siakan seperti ini: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead kalau
digabung menjadi harga pokok produk.
Kenyataan seperti di atas sebenarnya mengisyaratkan bahwa istilah biaya un-
tuk padan kata cost adalah suatu misnomer. Demikian juga istilah harga pokok.
Kalau bukan salah istilah, berarti istilah harga pokok dapat mengganti semua isti-
lah cost untuk tiap pertanyaan dalam Daftar 2. Akan tetapi, nyatanya juga tidak
demikian yang terjadi. Harga pokok juga kurang tepat karena mempunyai konota-
si bahwa ada elemen lain yang tidak pokok padahal cost mempunyai kedudukan
yang sama (konsep homogenitas cost). Yang jelas harga pokok tidak mempunyai
makna sebagai pengukur (a measurement). Oleh karena itu, tidak tepatlah untuk
mengatakan bahwa akuntansi mengolah harga pokok.
Kerancuan istilah akan menyebabkan kerancuan berpikir yang menghambat
pemahaman. Kalau toh terjadi pemahaman maka pemahaman tersebut juga meru-
pakan pemahaman yang rancu. Tanya-jawab dalam ujian komprehensif pada awal
artikel ini adalah contoh kerancuan berpikir yang disebabkan oleh misnomer
dalam penggunaan istilah biaya untuk menyimbolkan makna cost. Percakapan
tersebut menunjukkan bahwa makna atau pengertian sudah didefinisi secara be-
nar tetapi simbolnya tidak tepat sehingga simbol (istilah) tidak berlaku umum.
Hal ini analogi dengan menggunakan istilah ayam untuk menyimbolkan penger-
tian unggas.
Istilah biaya tidak tepat karena pengertian biaya secara semantik dalam ba-
hasa Indonesia adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau sesuatu
yang negatif atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan
akhir. Dalam suatu perusahaan, tujuan akhir (berupa pendapatan yaitu aliran
masuk barang dan jasa) harus diperoleh dengan biaya (berupa aliran keluar atau
penyerahan barang atau jasa). Dari segi informasi, biaya lebih merupakan objek
atau pusat perhatian yang diukur dengan cost dan bukan sebagai pengukur itu
sendiri. Jadi, sebagai pengukur dalam unit moneter, istilah biaya tidak bersifat
generik dan terlalu sempit untuk merepresentasi makna cost yang sesungguhnya.
Akibat tidak sesuainya makna dengan simbol akhirnya istilah biaya (kalau di-
anggap sebagai bahan olah) tidak dapat berlaku umum dan akhirnya harus ada
“kualifikasi” penggunaan istilah tersebut. Penggunaan istilah harga pokok meru-
pakan kualifikasi ketidaktepatan rasa dan makna bahasa istilah biaya tersebut
untuk mengganti istilah cost secara penuh. Jadi, karena tidak pas atau cocok se-
cara rasa bahasa dan keterbatasan arti semantik biaya, untuk objek atau elemen
tertentu terpaksa digunakan istilah harga pokok atau harga perolehan untuk cost.
Hal ini kurang menguntungkan dalam memahami arti akuntansi sebagai penyedia
informasi karena tidak adanya kesatuan pengertian mengenai bahan olahnya.
Harga perolehan6 juga tidak tepat karena cost adalah netral dan tidak harus di-
kaitkan dengan saat terjadinya. Lebih dari itu, kerancuan juga timbul karena
orang mengartikan cost sama dengan acquisition cost. Heitger dan Matulich (1986,
6
Istilah perolehan mestinya adalah pemerolehan.
Suwardjono1992
94 Artikel 5
hlm. 52) menjelaskan bahwa cost merupakan valuation concept dan bukan
merupakan timing concept yang digunakan dalam pendefinisian expense.
Acapkali orang juga berpolemik mengenai mana yang benar: harga pokok
produksi atau biaya produksi sebagai padan istilah cost of production; harga
pokok produk atau biaya produk sebagai padan istilah product cost. Kalau cost
yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahan olah atau pengukur
dalam bentuk moneter, kedua istilah tersebut sama-sama tidak tepat. Dengan
demikian polemik tersebut tidak akan pernah berakhir karena memang tidak da-
pat ditentukan mana yang paling tepat. Atau, kalau ditemukan padan istilah lain
yang tepat, polemik tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi.
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 95
7
Kalau kita berani menyerap post menjadi pos, mengapa kita takut menyerap cost menjadi kos?
Lihat masalah kebahasaan lain dalam Lampiran 3.
8
Lihat Seksi 722.08 dan 722.13.
Suwardjono1992
96 Artikel 5
tuk aset atau pengeluaran untuk barang modal (capital expenditures). Se-
mentara itu, kalau tia dicatat ke dalam wadah biaya (yang berarti langsung
dikaitkan dengan pendapatan), tia disebut pengeluaran untuk pendapatan
(revenue expenditures). Hal yang penting adalah bahwa ke manapun jumlah rupi-
ah pengeluaran tersebut dicatat, tia tetap merupakan kos.
Gambar 2
Rerangka Konsep Kos dan Istilah yang Berkaitan
Kesatuan Usaha
kas
expenditure
(pengeluaran)
aset lainnya
sebagai pengukur
pemerolehan barang
dan jasa
barang
atau cost
jasa (kos)
produk
dan/atau kos
jasa kos pengakuan nilai tam-
bah oleh pihak inde-
matching penden melalui
transaksi penjualan/
pertukaran
kas/ kos
jasa/ baru
barang
revenue (pendapatan) pendapatan sebagai wadah/objek
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 97
anut mengenai apa yang masuk dalam kos mesin misalnya adalah bahwa kos
mesin meliputi seluruh pengeluaran dalam rangka memperoleh mesin (aset tetap)
sampai mesin tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Demikian juga,
kos sediaan barang adalah semua jumlah rupiah pengeluaran yang diperlukan
sampai tia siap dipakai atau siap dijual. Dengan cara seperti ini, tidak perlu lagi
ada inkonsistensi penggunaan istilah biaya, harga pokok dan harga peroleh-
an. Bila istilah kos digunakan sebagai istilah generik untuk menunjuk jumlah ru-
piah yang melekat pada suatu objek (barang atau jasa atau kegiatan), tidak perlu
terjadi kerancuan dan inkonsistensi seperti dijumpai dalam PSAK No. 29, Akun-
tansi Minyak dan Gas Bumi.
Dengan rerangka yang dilukiskan dalam Gambar 2 dan konsep kos sebagai
bahan olah, akan mudah pula untuk menjelaskan pengertian expese dan revenue
serta konsep penandingan atau pengasosiasian/pengaitan (matching). Yang jelas
keduanya (expese dan revenue) merupakan wadah atau objek dan bukan bahan
olah. Kalau keduanya dilekati (diukur) dengan kos maka size dan relationship
keduanya dapat diketahui sehingga dihasilkan suatu informasi.
Istilah Beban
Misnomer yang sangat fatal adalah penggunaan istilah beban sebagai padan kata
expense. Dalam hal ini, Wibisana (1992) menyatakan istilah beban sering menjeru-
muksan. Kesalahan bukan saja terletak pada makna bahasa melainkan yang lebih
penting juga pada makna definisional. Secara definisional, expense adalah jasa
atau manfaat suatu sumber ekonomik yang telah digunakan dalam rangka men-
ciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha. Berdasarkan
makna expense tersebut, istilah biaya sebenarnya lebih mendekati pengertian dan
makna expense sehingga tepatlah kalau dikatakan bahwa biaya adalah sumber
ekonomik (yang direpresentasi dalam bentuk kos) yang telah keluar dari kesatuan
usaha (menjadi expired cost) akibat penyerahan barang atau jasa kepada pelang-
gan dalam upaya menghasilkan pendapatan. Untuk tujuan pelaporan yang infor-
matif, kos yang telah keluar ini secara konvensi ditampung ke dalam tiga wadah
yaitu produk terjual, perioda berjalan, dan rugi yang secara keseluruhan merupa-
kan biaya.
Bahwa suatu saat kos berubah menjadi biaya bukan berarti bahwa kos sama
dengan biaya. Yang sesungguhnya terjadi adalah data kos yang semula ditampung
dalam wadah aset atau lainnya sekarang dialihkan atau dinyatakan masuk ke
wadah biaya untuk merepresentasi kegiatan perusahaan yang senyatanya.
Demikian juga, kalau bahan baku, tenaga kerja, dan overhead digabungkan men-
jadi produk maka kos yang melekat pada komponen produk tersebut sekarang me-
lekat pada produk tersebut. Oleh karena itu, semua kos komponen akan
membentuk kos produk bukan biaya produk atau harga pokok produk.
Pemahaman makna kos dan biaya seperti di atas akan memudahkan untuk
menjawab atau menjelaskan mengapa buku-buku teks akuntansi dan badan
penyusun standar (termasuk FASB dan IAI) mendefinisi biaya sebagai aliran
keluar aset atau penurunan aset bersih.
Suwardjono1992
98 Artikel 5
Istilah beban sebagai padan kata expense secara rasa bahasa juga sangat
tidak tepat karena istilah beban sama sekali tidak mengandung makna ekonomik.
Artinya, istilah tersebut (khususnya bila berdiri sendiri) tidak memberi kesan
sebagai jumlah rupiah atau nilai ekonomik sebagaimana istilah biaya, kos, rugi,
pendapatan dan laba. Kecuali itu, istilah beban tidak mengisyaratkan makna
sebagai suatu aliran keluar sumber ekonomik dari kesatuan usaha.
Istilah beban (diterjemahkan dari kata charge) mempunyai arti tidak lebih
dari sekadar pengurang atau debit (charges to revenue) dan berkaitan dengan
teknik pembukuan semata-mata. Secara teknis, biaya memang sering disebut
beban karena dalam akun Laba-Rugi (Income Summary) semua biaya dibeban-
kan atau didebit (charged) ke akun tersebut. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa
biaya dapat disebut sebagai beban atau debit.
Lebih jauh, beban mempunyai makna sebagai sesuatu yang harus ditanggung
padahal secara konseptual expenses (biaya) merupakan sesuatu yang harus dikor-
bankan dahulu untuk menciptakan pendapatan. Menyebut expenses sebagai beban
sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan harus menanggung biaya dan
ini bertentangan dengan konsep bahwa kos yang telah dikorbankan (keluar dari
kesatuan usaha) merupakan upaya (effort) untuk menimbulkan pendapatan (ac-
complishment). Namun demikian, secara teknis pendapatan diukur lebih dahulu
baru kemudian biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut ditentukan untuk
dikurangkan atau dibebankan ke pendapatan sehingga angka laba diperoleh.
Akibat misnomer kata beban dan tidak digunakannya konsep seperti diurai-
kan dalam Gambar 2, banyak timbul ungkapan yang janggal dalam Standar Akun-
tansi Keuangan seperti dalam PSAK No. 29, paragraf 5:
Beban ya jelas diperlakukan sebagai beban, apa lagi? Dengan demikian, ke-
tentuan di atas sebenarnya tidak mempunyai makna apa-apa atau tidak mengatur
apapun. Dapat dibayangkan bahwa nanti akan muncul ungkapan “biaya pemasar-
an dibebankan sebagai beban” untuk menyatakan marketing costs are charged as
an expense. Mahasiswa yang sedang belajar bahasa Inggris akan mengalami kesu-
litan menerjemahkan definisi Hilton (2002) berikut: Cost of goods sold is the ex-
pense measured by the cost of the finished goods sold during a period of time.
Makna Pendapatan
Kalau perusahaan memperoleh pendapatan berarti bahwa ada aliran sumber
ekonomik yang masuk ke kesatuan usaha. Aliran masuk sumber ekonomik ini
juga diukur berdasarkan pengakuan atau penghargaan pihak luar perusahaan ter-
hadap barang atau jasa yang diserahkan perusahaan. Aliran masuk sumber
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 99
ekonomik ini umumnya berupa kas atau piutang. Kas atau piutang tersebut sebe-
narnya merupakan kos juga karena kalau kas dan piutang tersebut dikeluarkan
(dikorbankan) untuk memperoleh barang dan jasa akhirnya akan menjadi kos ju-
ga. Jadi, dari segi informasi akuntansi, sebenarnya dapat dikatakan bahwa penda-
patan merupakan wadah pengukuran dan bukan bahan olah atau pengukur itu
sendiri. Pengukurnya adalah kos yang masuk ke perusahaan. Oleh karena itu,
dimungkinkan pula untuk bertanya “Berapa kos penjualan?” dalam konteks
akuntansi kos historis. Akan tetapi, karena aliran yang berbeda, untuk membeda-
kannya dengan aliran keluar, aliran masuk pendapatan tetap disebut sebagai
pendapatan. Dengan kerangka pikir tersebut, dapat dijelaskan mengapa buku-
buku teks akuntansi dan badan penyusun autoritatif mendefinisi pendapatan se-
bagai kenaikan aset atau sebagai aliran masuk aset (lihat definisi pendapatan
dalam berbagai sumber literatur).
Karena menjadi tujuan, pendapatan pada umumnya ditentukan lebih dahulu
jumlah rupiahnnya (“kos”nya) baru kemudian biaya yang diperkirakan telah
menghasilkan pendapatan tersebut diidentifikasi dan diukur. Persoalan akuntansi
yang timbul adalah kos mana saja yang dianggap telah keluar (expired) menjadi
biaya yang menghasilkan pendapatan. Untuk itu, diperlukanlah dasar penanding-
an (pengasosiasian) yang tepat agar angka laba yang dihasilkan mempunyai mak-
na ekonomik yang berarti. Penandingan atau pengaitan berarti mencari hubungan
yang tepat antara aliran masuk kos (sebagai pendapatan) dan aliran keluar kos
(sebagai biaya).
Suwardjono1992
100 Artikel 5
Gambar 3
Ketidaktepatan Istilah Harga Pokok Penjualan
Kesatuan usaha
Penjualan
Rp1.000.000
Mesin Rp600.000
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 101
Dalam perusahaan jasa, cost of services sold akan setara dengan kos barang
terjual. Akan tetapi, karena jasa tidak mempunyai unit fisik sebagai wadah pen-
gukuran, istilah cost of services sold praktis tidak akan pernah digunakan. Kalau
toh hal tersebut digunakan, objek tersebut tidak mempunyai kandungan informa-
si yang berarti. Dalam perusahaan jasa semua aliran keluar aset dalam upaya
memperoleh pendapatan akan disebut biaya.
Sangat menyimpang jauh, IAI menginterpretasi makna cost of goods sold se-
bagai pos pengurang penjualan yang pokok dibandingkan pos-pos pemasaran dan
administratif. Cost of goods sold dibelokkan maknanya menjadi beban pokok
penjualan yang secara implisit menempatkan kos pemasaran dan administratif
sebagai beban yang tidak pokok.
Menempatkan kos barang terjual sebagai beban pokok sangat bertentangan
dengan manajemen modern yang berorentasi pada konsumer sehingga pemasaran
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam operasi perusahaan. Pemasaran
modern lebih memfokuskan pada kepuasan konsumer (consumer satisfaction)
daripada produk (product oriented).
Pemaknaan IAI terhadap cost of goods sold juga sangat bertentangan dengan
konsep bahwa semua kegiatan (diukur dengan kos) mempunyai arti penting atau
kedudukan yang sama dalam rangka menciptakan pendapatan yang oleh Paton
dan Littleton disebut konsep homogenitas kos. Lihat uraian tentang hal ini dalam
Suwardjono (2005) halaman 364. Selanjutnya Paton dan Littleton menyatakan hal
berikut dalam kaitannya dengan kos barang terjual:
Suwardjono1992
102 Artikel 5
Daftar 5
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 103
Suwardjono1992
104 Artikel 5
keuangan eksternal melainkan merupakan bagian atau subsistem yang dapat me-
layani kebutuhan internal maupun eksternal. Oleh karena itu, perancangan
sistem ini biasanya dilakukan bersama-sama dengan perancangan sistem akun-
tansi keuangan. Ditinjau dari objek atau elemen yang menjadi basis klasifikasi
kos, Gambar 3 di halaman berikut menunjukkan hubungan antara sistem akun-
tansi untuk menghasilkan dan mengklasifikasi data dasar untuk keperluan
eksternal dan sistem akuntansi untuk keperluan manajemen.
Karena kepentingan manajerial berbeda dengan kepentingan pihak luar, ob-
jek atau elemen yang menjadi pusat perhatian manajemen juga berbeda dengan
objek atau elemen yang menjadi pusat perhatian pihak eksternal. Walaupun ke-
pentingan manajerial lebih berorientasi ke masa sekarang dan masa mendatang,
data dasar yang dihasilkan oleh rerangka akuntansi keuangan pada umumnya di-
gunakan juga sebagai data dasar dalam rerangka akuntansi manajemen. Dengan
kata lain, data kos (historis) yang dihasilkan dalam kerangka akuntansi keuangan
dapat digunakan juga sebagai pengukur berbagai objek yang menjadi pusat per-
hatian manajemen untuk mengenali size dan relationship berbagai objek tersebut.
Tentu saja, manajemen mempunyai keleluasaan untuk menggunakan berbagai
konsep kos sebagai pengukur berbagai objek sesuai dengan tujuannya (konsep dif-
ferent costs for different purposes). Oleh karena itu, cost accounting system harus
dirancang dengan memperhatikan berbagai cost object atau cost objective yang
kiranya akan dibutuhkan untuk membantu manajemen dalam pengambilan kepu-
tusan tertentu.
Cost accounting dapat diartikan sebagai sistem untuk merinci dan merekla-
sifikasi data kos untuk kepentingan manajerial (internal). Dipandang secara
demikian dan dengan mendasarkan diri pada konsep kos sebagai bahan olah, cost
accounting tidak dapat lagi diartikan sebagai akuntansi biaya karena cost ac-
counting mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekadar menghitung biaya;
cost accounting berkepentingan untuk menghasilkan informasi. Mengartikan cost
accounting dengan akuntansi biaya akan menjadikan pemahaman yang sempit
mengenai luas lingkup cost accounting. Akibat digunakannya istilah akuntansi
biaya, terjadilah fiksasi fungsional bahwa cost accounting berkepentingan dengan
menghitung biaya dan kos produk dan bukan berkepentingan dengan perancang-
an sistem untuk menyediakan informasi. Dengan demikian, istilah akuntansi
biaya yang sekarang dikenal seharusnya disebut akuntansi kos yaitu akuntansi
yang membahas pemanfaatan data kos untuk kepentingan pengambilan keputus-
an manajemen. Bukan berarti istilah biaya tidak dapat digunakan; istilah biaya
masih tetap digunakan kalau yang dimaksud adalah objek untuk menunjukkan
sumber ekonomik yang telah atau akan dikorbankan dalam rangka memperoleh
pendapatan akan dikurangkan terhadap pendapatan sebagaimana dilukiskan
dalam Gambar 2. Biaya merupakan objek (cost objective) dan kos merupakan peng-
ukur (a measurement). Bergantung pada tujuan manajemen, kos yang digunakan
sebagai pengukur dapat berupa kos historis, kos sekarang (pengganti), atau kos
masa datang.
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 105
Gambar 3
Makna Kos Sebagai Pengukur dan Bahan Olah Akuntansi
Penghargaan sepakatan
Transaksi dan kejadian ekonomik
(pembelian, penjualan, dan sebagainya)
Suwardjono1992
106 Artikel 5
Biaya lebih tepat kalau digunakan sebagai padan kata expense. Biaya merupa-
kan pengorbanan sumber ekonomik untuk memperoleh pendapatan yang merupa-
kan tujuan akhir setiap perusahaan. Pengorbanan sumber ekonomik untuk
memperoleh barang dan jasa tidak dapat dikatakan sebagai biaya karena pengor-
banan tersebut sebenarnya hanyalah perubahan dari sumber ekonomik yang satu
menjadi sumber ekonomik yang lain.
Istilah beban jelas tidak dapat merepresentasi makna expense. Beban tidak
mempunyai makna ekonomik sebagai aliran keluar sumber ekonomik, bertentang-
an dengan konsep upaya dan hasil, dan istilah beban mempunyai arti tidak lebih
dari sekadar pengurang atau debit (berasal dari charge) yang bersifat teknis
pembukuan. Secara konseptual, tidak semua pengurang pendapatan dapat disebut
biaya (expense).
Kos merupakan istilah alternatif untuk menghidari penggunaan istilah biaya,
harga pokok, dan harga perolehan yang rancu. Dengan istilah kos, akuntansi akan
tampak mengolah bahan olah yang sama (homogenus) dan penggunaan istilah
tersebut mendorong pemahaman akuntansi dalam perspektif yang luas. Kos bersi-
fat generik dan tidak mempunyai konotasi sebagai pengurang (bersifat negatif).
Penggunaan istilah kos juga akan memudahkan mereka yang akan belajar
akuntansi dengan menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Mereka akan begi-
tu mudah dan cepat menafsirkan ungkapan-ungkapan berikut: So training costs
are charged as an expense of the current period rather than being treated as an as-
set, What portion of the labor cost is included in the cost of product A?, What is the
current cost of selling expenses?, What is the current cost of rent revenues?, Should
administrative costs be included in cost of product and thereby become part of cost
of goods sold?
Akuntansi biaya terlalu sempit untuk menunjuk bidang akuntansi yang mem-
bahas pemanfaatan, penganalisisan dan pengkomunikasian data kos untuk ke-
pentingan pengambilan keputusan manajerial.
Harga pokok penjualan dan bahkan beban pokok penjualan merupakan ke-
salahan pemaknaan yang fatal. Menempatkan kos produksi (kos barang terjual)
lebih utama daripada kos pemasaran dan kos administratif bertentangan dengan
praktik manajemen modern dan menyimpang dari konsep bahwa semua kom-
ponen biaya (diukur dengan kos) mempunyai kedudukan yang sama dalam men-
ciptakan pendapatan (konsep homogenitas kos).
Kalau ada istilah yang salah tetapi kaprah, tugas dunia pendidikan (khusus-
nya perguruan tinggi) dan tugas profesilah untuk memberi alternatif yang lebih
baik sehingga lambat laun kesalahkaprahan atau kerancuan dapat dihilangkan.
Gagasan-gagasan dan alternatif-alternatif baru (termasuk istilah) harus ditawar-
kan kepada mahasiswa dan bukan malahan diisolasi atau disembunyikan. Dalam
menanggapi alternatif tersebut, acapkali sikap yang diambil dalam pengajaran di
perguruan tinggi justru malah memantapkan kesalahkaprahan dengan dalih agar
mahasiswa tidak bingung dalam praktik. Berkaitan dengan sikap ini, Hall dan
Cannon (1975, hlm. 25) mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar sebagai
berikut: “Should a university course be devised to help a student fit into society or
to encourage a student to change society?”
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 107
Referensi
Anthony, Robert N. dan James S. Reece. Accounting: Text & Cases. Homewood, Ill.: Richard
D. Irwin, Inc., 1989.
Bourke, P. F, "What does it cost?" dalam DeCoster, Don T. et al. (editors), Accounting for
Managerial Decision Making. New York: John Wiley & Sons, 1978.
Financial Accounting Standard Board (FASB). "Elements of Financial Statements of Business
Enterprises," SFAC No. 6, Stamford, Conn.: FASB, 1985.
9
Ternyata prediksi penulis benar karena sejak 2007 APB telah diganti dengan Certified Public
Accountant Indonesia (CPAI) tetapi huruf I ditanggalkan kalau digunakan sebagai sebutan/gelar
sesudah nama. CPA Indonesia ini bahasa Inggris atau Indonesia karena mengikuti kaidah DM tetapi
mengandung bahasa Inggris. Lebih dari itu, apakah CPA itu nama diri eksklusif (proprietary) atau
generik sehingga boleh dipakai oleh profesi selain di Amerika tanpa izin?
10
Baca artikel “Aspek Kebahasaan Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah/Akademik/Kesarjanaan”
oleh penulis..
Suwardjono1992
108 Artikel 5
***
CATATAN AKHIR
Pusat Bahasa sebenarnya telah menawarkan juga padan kata untuk cost ini.
Periksalah sendiri sumber tersebut di laman (website) berikut:
www.pusatbahasa.diknas.go.id
Kemudian, klik ikon ‘Glosarium Pusat Bahasa’ yang ada di sebelah kanan laman
tersebut. Isikan pada kotak Istilah Asing dengan kata cost.
Klik pilihan pada butir Mulai dengan. Pilih Ekonomi pada Bidang, lalu klik Cari.
Apa pendapat anda? Apa yang ingin anda katakan kepada kolega/murid anda?
***
suwardjono@ugm.ac.id
What does cost really mean? 109
suwardjono@ugm.ac.id
Suwardjono1992