Anda di halaman 1dari 2

Macam-macam Thaharah Berdasarkan Hadits Rasulullah

Sebagai seorang muslim, beribadah adalah suatu keharusan. Baik itu ibadah hablumminallah
maupun ibadah hablumminannaas. Dalam ibadah hablumminallah, atau ibadah yang berhubungan
dengan Allah Swt., ada beberapa ibadah yang mengharuskan orang yang mengamalkannya agar berada
dalam keadaan suci, misalnya shalat. Jika kita hendak melaksanakan shalat, maka kita harus
membersihkan diri kita dari segala kotoran. Namun, yang perlu kita pahami juga, thaharah tidaklah
sebatas berwudhu saja. Terdapat macam-macam thaharah yang perlu kita pahami.

Berbicara tentang macam-macam thaharah, sebenarnya ada banyak pembagian menurut para
ulama. Namun, secara garis besarnya, macam-macam thaharah dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
berdasarkan bentuk dan berdasarkan wujudnya. Macam-macam thaharah berdasarkan bentuknya pun
dibagi lagi menjadi dua. Yaitu thaharah hakikiyah dan thaharah hukmiyah.

1. Thaharah Hakikiyah

Thaharah hakikiyah yaitu thaharah yang dilakukan untuk membersihkan diri kita dari najis. Najis
yang dimaksud di sini ialah kotoran yang memiliki wujud materi dan menyebabkan batalnya wudhu.
Misalnya jilatan anjing, darah, nanah, kotoran hewan, air kencing dan sebagainya. Cara
membersihkannya pun juga berbeda tergantung dari tingkatan najis itu sendiri.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: ˝Jika anjing
menjilat bejana seorang dari kalian, maka hendaklah ia cuci hingga tujuh kali." (Diriwayatkan
oleh Bukhari dalam kitab ke-4 Kitab Wudhu, Bab ke-33 Bab air yang digunakan untuk mencuci
rambut manusia).

2. Thaharah Hukmiyah

Thaharah hukmiyah maksudnya adalah mensucikan diri kita dari hadats, baik hadas kecil maupun
hadas besar. Berbeda dengan thaharah hakikiyah, thaharah hukmiyah ini bukan dikarenakan kotoran
materi. Thaharah hukmiyah dilakukan untuk mensucikan perbuatan yang secara hukum dapat
membatalkan kesucian wudhu.

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda "Allah tidak menerima shalat salah
seorang diantara kalian jika berhadas hingga ia berwudhu." (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam
kitab ke-90 Kitab Siyasat, Bab ke-2 Bab tentang shalat).
Air kencing adalah najis, sehingga membersihkan air kencingnya harus dengan thaharah hakikiyah.
Tapi tindakan kencingnya itu sendiri adalah hadas. Sehingga buang air kecil atau kencing harus disucikan
dengan thaharah hukmiyah. Oleh karena itu, bila kita selesai buang air kecil, kita harus melakukan kedua
thaharah tersebut.

Macam-macam thaharah berdasarkan wujudnya, terbagi menjadi dua, pertama yaitu thaharah
dzahir. Thaharah dzahir ialah mensucikan fisik kita, baik dari hadas maupun dari najis sesuai dengan
tingkatan hadas atau najis tersebut. Sedangkan yang kedua adalah thaharah batin. Yaitu mensucikan sisi
ruhani kita. Menjauhkan diri dari berburuk sangka, syirik, sombong, dan sebagainya. Cara untuk
mensucikan batin atau ruhani kita ialah dengan bertaubat, beristighfar, dan senantiasa berdzikir kepada-
Nya. Allah Swt. bersabda.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang membersihan diri.
(QS. Al-Baqarah : 222).

Anda mungkin juga menyukai