TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
memiliki cara untuk mengatur proses stabilitasi pada benang TS 248 yang
yang ada pada benang TS 248. Benang TS 248 sendiri adalah produksi
utama dari PT. Vonex Indonesia yang kualitasnya harus tetap dijaga dan
pada PT. Vonex Indonesia dan menerapkan suatu metode terstruktur yang
beberapa buah metode yang sampai saat ini banyak digunakan oleh
Jumlah variabel yang ada pada penelitian kali ini ada sebanyak 7
variabel yaitu kekuatan (X1), Konversi Strength (X2), Mulur (X3), Uster
(X4), NEP (X5), Shrinkage (X6) dan Putus Benang (X7) yang memiliki
keterkaitan satu sama lain berarti data yang dimiliki adalah data
multivariat.
6
7
dicapai melalui banyak usaha TQM. Konsep dasar Six Sigma sendiri
banyak diambil dari Total Quality Management (TQM). Six Sigma adalah
ini dapat digunakan untuk data multivariat namun pada penelitian kali ini
yang peneliti dapat adalah data dari bagian controlling. Selain itu menurut
dilakukan.
kendali (control chart). SPC sendiri dapat dilakukan pada data multivariat
8
(Montgomery, 2009).
Pada analisis MSPC sendiri nantinya akan ada beberapa alat yang
memang merupakan salah satu bagian dari MSPC yaitu diagram kontrol
Pada penelitian kali ini data yang digunakan adalah data variabel
bukan data atribut, oleh sebab itu diagram kontrol MNP yang
1998), sedangkan untuk diagram kontrol chi-square dan CCC & C yang
dihitung berdasarkan jarak juga tidak dapat digunakan karena data yang
SUM atau biasa disebut CUSUM dan juga multivariat EWMA atau
yang ada sekarang, jadi pemakaian alat ini efektif apabila digunakan
9
masing variabel.
umum dan familiar untuk Multivariate SPC dengan data variabel adalah
Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan
disengaja, maka dari itu istilah teknik yang sesuai adalah kualitas
2009)
suatu produk yang dapat dipahami dengan mudah yang disebut sebagai
Performance (performa)
Fungsi dan kegunaan dari suatu produk itu sendiri jelas adalah
Features (fitur)
Hal ini berkaitan dengan aspek performa tambahan yang dapat mendukung
fungsi utamanya.
Reliability (keandalan)
Hal ini berkaitan dengan probabilitas suatu produk dapat bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam jangka waktu tertentu dan kondisi tertentu
pula.
Durability (ketahanan)
Hal ini berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai suatu produk.
Serviceability
11
Aesthetics (estetik)
Hal ini berkaitan dengan tampilan, bau, rasa, dan bunyi dari suatu produk.
Perceived Quality
Hal ini berkaitan dengan mutu atau kualitas yang dirasa oleh konsumen
seperti jaminan merk dan ratings yang diberikan oleh suatu majalah.
suatu grafik dan alat statistika yang banyak digunakan dalam penyelesaian
masalah pengendalian mutu (Quality Control). Nama lain dari alat ini
masing dari ketujuh alat tersebut telah digunakan secara terpisah sebelum
tahun 1960. Pada awal tahun 1960, beberapa ilmuwan Jepang yang
pergantian operator / user dari suatu mesin, dan lain-lain. Jika kondisi
diluar kontrol ini terjadi, maka biasanya proses produksi akan dihentikan
untuk mencegah adanya produksi yang tidak sesuai dengan kualitas yang
demikian maka kualitas dari produk yang dihasilkan akan tetap terjaga
(Montgomery, 2009).
Pada kasus univariate, dimana hanya ada satu varibabel yang perlu
dimonitor dan dikontrol, ada banyak sekali diagram kontrol yang tersedia.
Untuk datal atribut, peta kontrol yang populer mencakup fraction defective
chart (p chart) dan count chart (c chart). Untuk data yang kontinu,
13
diagram kontrol yang populer antara lain “X-bar chart dan R charts”, dan
univariat tidak akan dibahas lebih jauh karena metode yang dipakai
Pendekatan ini menjadikan ada banyak sekali peta kontrol dan dapat
dalam keadaan baik atau normal dan juga diagram kontrol dapat
jika ada proses tidak terkendali, maka kemungkinan ada dua penyebab
14
proses menjadi tidak terkendali. Begitu juga apabila terdapat proses tidak
dibuat batas kendali baru. Tetapi apabila tidak terlacak (common cause),
maka data tersebut dapat dipertahankan atau tetap dibuang dengan asumsi
(variabel) di mana data tersebut diperoleh dari hasil pengukuran dan dapat
pula diterapkan untuk data yang bersifat diskrit (atribut). Maka dalam
terlalu menyeluruh karena fokus penelitian ada pada data multivariat yang
(Montgomery, 2009).
secara numerik. Pada keadaan seperti itu, biasanya tiap objek yang
satu dan antar variabel yang satu dengan yang lain ada hubungan
16
(Mukhopadhyay, 2008).
square dan CCC & C chart. Bahkan dapat dilakukan pengembangan dari
of conforming (CCC).
skala numeric disebut variabel. Contohnya adalah panjang atau lebar, suhu
dan juga volume. Ketika menyadari data yang diperoleh adalah data
mutu rata-rata atau bisa disebut juga diagram kontrol ̅ sedangkan untuk
Hal ini sering terjadi apabila pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan
ukuran contoh lebih besar dari satu. Demikian pula dalam kasus di mana
menjadi dua kasus yakni kasus untuk data subgroup dan data untuk
individual.
pemakaian alat ini efektif apabila digunakan untuk ukuran sampel yang
pada kenyataanya data yang diperoleh sangat sulit atau bahkan tidak
1
1
1
( x )' 2 ( x )
f ( x) e 2 untuk -∞<x<∞ ( 2.1 )
2 p/2
( 2 ) p/2
1
2 untuk membuat fungsi densitas multivariat bersatu untuk
1
1
1
( x )' 2 ( x )
f ( x) 1/ 2
e 2 ( 2.2 )
( 2 ) p / 2 2
kenormalan data dapat dilihat melalui nilai skewness dan kurtosis, untuk
hipotesisnya yaitu:
( p 1)(n 1)(n 3)
zskew b1, p
6 (n 1)( p 1) 6
( 2.3 )
sendiri adalah:
b2, p p( p 2)
zkurtosis
8 p( p 2) / n ( 2.4 )
tolak hipotesis nol jika jika β2,p lebih besar dari batas atas 2.5% dan lebih
2002). Selain itu cara ini dalam pembuatannya hampir mirip dengan
(UCL). Hal ini dikarenakan pada data multivariat batas bawah kendali
Menurut Mason & Young (2002) ada tiga metode yang dapat
adalah:
P( k x k ) 1 1/ k 2 ( 2.5 )
dengan µ dan σ2 adalah rata-rata dan varians dari x dan dengan k>1 adalah
digunakanlah rumusan:
adalah:
α=1/k2 ( 2.7 )
proses untuk data multivariat adalah metode Taam. Metode Taam adalah
batas toleransi (R1) menjadi volume 3σ yakni 99,73% untuk batas proses
Tabel 2.1
Hubungan Sigma dengan Probabilitas tanpa cacat untuk Distribusi
Normal
Yield
Sigma (probabilitas tanpa DPMO
cacat)
1 68.27 % 317300
2 95.45 % 45500
3 99.73 % 2700
4 99.9973 % 63
5 99.999943 % 0.57
6 99.9999998% 0.002
23
ˆ Volume R 1
MC pm
Volume R 2 ( 2.8 )
dimana
ˆ
MC pm
= nilai taksiran kapabilitas proses multivariat
Cp
= nilai taksiran kapabilitas yang sebanding dengan nilai Cp univariat
D = nilai taksiran jarak antara rata-rata proses dengan target
Cp
Untuk nilai sendiri didapat dari
dimana
toleransi) adalah ellipsoid terbesar yang berpusat pada target yang terletak
24
1/ 2
n
D 1 ( X 0 ) S ( X 0 )
' 1
n 1 ( 2.12 )
MC pm
Kriteria untuk kapabilitas prosesnya sendiri yaitu ketika >
2.10. Proses Dekomposisi Untuk Titik yang Keluar dari Batas pada
Pada kasus ini, jika telah selesai memploting data dan melihat
seperti apa kurva yang dihasilkan namun ketika kurva selesai dibuat namun
ada titik yang diluar kendali, maka harus dilakukan proses lanjutan yakni
terjadinya titik keluar dari batas kendali, yakni common cause dan
assignable cause.
yang berasal dari permasalahan yang terlihat sehingga masih dapat disikapi
common cause adalah pemadaman listrik dari PLN untuk beberapa waktu,
terhadap proses. Menurut Montgomery (2009) salah satu cara yang dapat
dari masing-masing variabel. Jika T2 adalah nilai statistik dan T(i)2 adalah
di T 2 T(2i )
( 2.6 )
besar pula kontribusi variabel ke-i terhadap terjadinya titik yang keluar