BAB I
3
b. Pendekatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan empirik, yaitu
penelitian/analisa berdasarkan fakta-fakta/pengalaman di lapangan, di samping
melakukan studi kepustakaan yaitu penelusuran terhadap buku-buku/referensi
terkait dengan materi pembahasan.2
5. Pengertian.
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN.
6. Umum. Primer Koperasi Kartika Dharmagati dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan anggota diperlukan adanya suatu cara atau kegiatan yang digunakan
meningkatkan kesejahteraan anggota. Kegiatan ini diperlukan karena keberhasilan
mensejahterakan anggotanya tidak hanya ditentukan oleh pendapatan dan biaya yang
gunakan oleh pengurus koperasi, tetapi bagaimana proses pengelolaan koperasi,
mengingat dalam proses kegiatan koperasi tidak selalu berjalan mulus dan lancar,
sehingga berakibat pada tingkat pendapatan koperasi yang tidak mencapai target yang
ditentukan, dan berakibat terhadap tingkat kesejahteraan anggota yang tidak optimal.
Optimal dalam hal ini meliputi peningkatan pendapatan, menekan biaya-biaya, serta
peningkatan terhadap pelayanan jasa unit usaha koperasi kepada anggota.
9. Landasan Operasional.
BAB III
11. Aspek Personil. Struktur sistem manajemen koperasi di Indonesia dapat dilihat
dari perangkat organisasi koperasi yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, perangkat organisasi koperasi di Indonesia
adalah Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas dan Pengelola.
12. Aspek Sarana dan Prasarana. Idealnya suatu primer koperasi memiliki
bangunan berupa kantor dan tempat usaha yang representatif untuk digunakan sebagai
sarana pengembangan usaha. Bila melihat bangunan yang digunakan oleh koperasi saat
ini sebagai unit usaha toko, maka desain bangunan perlu disesuaikan layaknya tempat
usaha yang mudah terlihat oleh masyarakat umum. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi
minat konsumen untuk berbelanja di toko. Selain itu penyediaan kendaraan untuk
mendukung kegiatan koperasi unit usaha toko seperti belanja barang yang sifatnya
mendesak karena pengiriman barang dari Agen belum datang. Selanjutnya untuk
mendukung kegiatan, pengurus koperasi masih menggunakan kendara pribadi maupun
menggunakan kendaraan dinas.
13. Aspek Pelayanan. Penyelenggaraan unit usaha koperasi tidak terlepas dari
peran serta pengurus dan staf pembangtu pelaksana koperasi. Kegiatan koperasi tidak
terlepas dari jumlah sumber daya manusia yang mengawaki kegiatan usaha koperasi.
Pelayanan terhadap anggota maupun masyarakat umum yang berbelanja di unit usaha
toko, belum sepenuhnya dapat dilayani secara maksimal karena terbatasnya karyawan
yang bertugas di unit usaha tersebut, termasuk pelayanan unit usaha toko yang belum bisa
membuka toko sejak pagi hingga malam, tetapi membuka toko sesuai jam dinas satuan
dilanjutkan membuka toko pada malam hari. Adakalanya unit toko tidak buka pada malam
hari karena tidak adanya karyawan toko yang bisa bertugas setiap malam. Demikian juga
pelayanan terhadap unit usaha simpan pinjam, terutama untuk tabungan KSP dan
10
11
BAB IV
16. Faktor Eksternal. Faktor yang mempengaruhi dari luar dapat berupa peluang
maupun kendala.
a. Peluang. Hal-hal yang dapat dijadikan potensi pendorong dalam
mengoptimalkan kemampuan Primer Koperasi meliputi :
1) Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah.
Peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah adalah
peraturan-peraturan yang terkait dengan kebijakan di bidang ekonomi. Dalam
hal ini bukan hanya mengenai peraturan-peraturan yang terkait denga
perkoperasian seperti Undang-undang Koperasi, tetapi juga peraturan-
perundangan non koperasi seperti Undang-undang Penanaman Modal,
Undang-undang Persaingan Usaha, Undang-undang Pajak, Undang-undang
Perbankan, dan lain-lain. Peluang yang diberikan oleh pemerintah terhadap
kemajuan koperasi sangat besar tergantung bagaimana perangkat organisasi
mengembagkan usaha sesuai peraturan yang berlaku.
13
17. Internal. Terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi dari dalam koperasi itu
sendiri baik berupa kekuatan maupun kelemahan.
16
kerja yang dimiliki oleh Primer Koperasi sehingga Primer Koperasi harus
pengajukan pinjaman kepada koperasi Kredit atau pihak perbankan.
4) Terhambatnya Bidang Usaha Koperasi. Usaha koperasi
adalah kegiatan bisnis yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Usaha koperasi
menjadi instrumen untuk memperbaiki dan mengurusi kepentingan ekonomi
para anggotanya. Prinsip kerja yang berorientasi pada “melayani dan
memenuhi kebutuhan anggota” ini ternyata mendapat auto-kritik para
pengamat dan penggiat koperasi. Hal tersebut dinilai sangat membatasi
ruang gerak koperasi di era pasar bebas yang sarat persaingan dan intrik.
Hal tersebut justru menumpulkan motivasi dan kreasi para pengurus koperasi,
karena target yang harus dicapai hanya terbatas pada “melayani dan
memenuhi kebutuhan ekonomi” para anggotanya. Dalam perkembangannya,
bisnis koperasi boleh bergerak di luar kebutuhan para anggota koperasi.
Artinya koperasi dapat mengembangkan sayap bisnis dengan pihak ketiga
yang bukan merupakan anggota koperasi, bahkan usaha tersebut tidak terkait
dengan kebutuhan ekonomi anggota. Namun hal tersebut boleh dilakukan
dengan dua syarat yaitu jika kebutuhan ekonomi anggota telah terpenuhi
serta jika terdapat kelebihan kapasitas sumber daya yang dimiliki koperasi.
Hal seperti ini akan menghambat perkembangan usaha koperasi sampai titik
terendah/diam.
18
BAB V
20. Aspek Sarana dan Prasarana. Idealnya suatu primer koperasi memiliki
bangunan berupa kantor dan tempat usaha yang representatif. Bila melihat bangunan
tempat usaha koperasi tidak menunjukkan kesan sebagai tempat usaha tetapi terlihat
20
21. Aspek Pelayanan. Penyelenggaraan unit usaha koperasi tidak terlepas dari
peran serta pengurus dan staf koperasi. Kegiatan koperasi tidak terlepas dari jumlah
sumber daya manusia yang mengawaki kegiatan usaha koperasi. Pelayanan terhadap
anggota maupun masyarakat umum yang berbelanja di unit usaha toko, belum sepenuhnya
dapat dilayani secara maksimal mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan anggota
koperasi dan masyarakat selaku konsumen unit toko sehingga diharapkan adanya rotasi
staf pembantu pelaksana untuk unit toko adalah mereka yang bertempat tinggal dekat
dengan tempat usaha koperasi sehingga memungkinkan anggota secara bergantian
bertugas di unit toko hingga malam hari. Demikian juga pelayanan terhadap unit usaha
simpan pinjam, terutama untuk tabungan KSP dan tabungan sukarela serta pinjaman yang
sifatnya segera/mendadak. Penambahan modal kerja untuk memenuhi penjaman anggota
sehingga tidak ada pengajuan anggota yang tertunda.
21
BAB VI
OPTIMALISASI KEMAMPUAN KOPERASI
23. Umum . Optimalisasi kemampuan koperasi pada dasarnya adalah keinginan dan
kemauan yang kuat serta kemampuan menggerakkan/melibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung seluruh sistem yang telah ada dan berjalan di Primer Koperasi
Kartika Dharmagati. Pembedayaan terhadap potensi-potensi tersebut dilakukan secara
sadar dan adanya komitmen yang tinggi untuk melakukan suatu aksi secara nyata baik
yang dilakukan secara individual maupun secara kolektif yang berada dalam suatu
kelembagaan yang merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terkait dan mengikat.
Dihadapkan pada tantangan bidang usaha dimasa depan yang semakin kompleks semakin
dan berat, dituntut secara mutlak adanya kemampuan pengelolaan koperasi secara
profesional. Peningkatan kesejahteraan anggota sangat terkait dengan pelaksanaan
kemampuan koperasi memberdayakan unit-unit usaha koperasi agar memperoleh hasil
yang maksimal. Optimalisasi kemampuan koperasi tentu sangat tepat, mengingat fungsi
utama koperasi adalah menunjang kegiatan usaha para anggota dalam rangka
meningkatkan perekonomian anggota melalui pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan
secara efisien sehingga perlu meningkatkan potensi yang bermanfaat bagi anggotanya.
25. Sasaran. Terwujudnya kemampuan unit usaha koperasi baik secara kualitas
maupun kuantitas sebagai fungsi utama koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota. Terwujudnya pengembangan unit usaha koperasi berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan Rapat Anggota Tahunan. Secara rasional
menitik beratkan pada keseimbangan antara perangkat organisasi koperasi (Rapat
Anggota, Pengurus, Pengawas, dan Pengelola) dengan kebutuhan koperasi secara nyata
(riil) sesuai dinamika dan tuntutan anggota. Di samping itu, terwujudnya mekanisme dan
prosedur kerja serta kemampuan koordinasi antar unsur satuan unit kerja baik pada level
22
pimpinan, pembantu pimpinan, pelayan dan pelaksana sesuai terapan manajemen
pendidikan yang dijalankan.
26. Subyek. Subyek dalam hal ini adalah yang terkait dengan pengambilan
kebijaksanaan tingkat atas yaitu Kepala Induk Koperasi Kartika (Keinkop Kartika), tingkat
tengah yaitu Kepala Pusat Koperasi (Kepuskop Kartika A) maupun tingkat bawah yaitu
Ketua Primer Koperasi Kartika Dharmagati (Keprimkop Kartika Dharmagati) yang secara
operasional bertanggung jawab dalam optimalisasi kemampuan Koperasi.
27. Obyek. Sasaran (obyek) dalam hal ini adalah Koperasi sebagai pelaksana
pelayanan yang di dalamnya terdapat :
a. Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Piranti Lunak.
c. Piranti Keras.
d. Sarana dan Prasarana.
e. Sistem Manajemen (Mekanisme Kerja).
23
e. Pengawasan dan Pengendalian. Metode ini digunakan untuk
melaksanakan pengawasan dan pengendalian pada seluruh sistem koperasi secara
berkesinambungan.
f. Manajemen. Metode ini digunakan untuk melaksanakan mekanisme
hubungan kerja secara maksimal terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
anggota.
29. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang difungsikan dalam
mengoptimalkan kemampuan koperasi anta lain :
a. Perangkat Sistem Jaringan Komputer. Merupakan alat yang
berfungsi untuk menyimpan data anggota baik berupa data simpanan pinjam
anggota, data pendapatan dan biaya, data stok barang, pembelian dan belanja.
b. Fasilitas Akomodasi. Berupa bangunan yang digunakan untuk kantor,
unit usaha simpanan/tabungan, unit usaha peminjaman, unit usaha toko, unit usaha
pujasera, unit usaha jasa sewa bangunan
c. Fasilitas Keamanan. Penyediaan alat pemadan kebakaran di unit-unit
usaha koperasi baik yang bersifat tradisional (karung dan pasir) maupun yang
sesuai standar keamanan berupa tabung pemadan kebakaran.
25
kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dengan aspirasi para anggota
koperasi.
28
BAB VII
PENUTUP
32. Saran. Dari kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
a. Perlu adanya penelitian dan pengembangan tentang pelayanan terhadap
anggota di koperasi, sehingga dapat memberikan kontribusi secara nyata guna
perbaikan dan pengembangan usaha koperasi.
b. Perlu adanya penataan dan pembuatan piranti lunak, berupa protap-protap
satuan yang dapat dijadikan dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
usahaanakan oleh koperasi.
c. Perlu dilakukan pengusulan pendidikan, sehingga operasional kegiatan usaha
koperasi dapat mencapai target yang ditetapkan.
d. Perlu adanya dukungan anggaran secara optimal, tepat waktu, guna
mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan usaha di koperasi.
29
33. Kata Penutup. Demikian tulisan ini dibuat, agar dapat menjadikan masukan
dan memberikan manfaat. Kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan demi
perbaikan tulisan ini ke depan.
Penulis
Agung Widiyanta
Diklapa II Nosis 062