Anda di halaman 1dari 29

OPTIMALISASI KEMAMPUAN PRIMER KOPERASI KARTIKA DHARMAGATI

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA

BAB I

a. Primer Koperasi Kartika Dharmagati merupakan satu di antara Primer


Koperasi yang berada di jajaran Pusat Koperasi (Puskop) Kartika Ganesha. Pada
awal berdirinya Tahun 1986 Primer Koperasi Kartika Dharmagati bernama Primer
Koperasi Angkatan Darat Pusat Pendidikan Pembekalan Angkutan atau di singkat
menjadi Primkopad Pusdikbekang. Hal ini terjadi setelah likuidasi organisasi Pusat
Pendidikan Intendans (Pusdik Int) dan Pusat Pendidikan Angkutan (Pusdik Ang).
Rapat Anggota Tahunan Tutup Buku Tahun 1987 pertama kali dilaksanakan pada
Tahun 1988. Sampai saat ini Primer koperasi telah melaksanakan Rapat Anggota
Tahun ke 23 menunjukkan bahwa primer koperasi berada pada usia dewasa.
Tingkat kedewasaan ini tentunya harus diimbangi dengan meningkatnya sistem kerja
perangkat organisasi koperasi serta pengembangan usaha yang dikelola secara
profesional.

b. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad/14/V/2010 tanggal 18 Mei


2010 tentang Penataan Koperasi di Lingkungan TNI AD, mewajibkan setiap
koperasi di lingkungan TNI AD melaksanakan penataan organisasi, personil dan
bidang usaha sesuai peraturan yang berlaku. Kondisi koperasi secara umum setelah
dilaksanakannya penataan koperasi adalah badan hukum koperasi yang berada di
luar struktur TNI AD dan tidak melaksanakan fungsi organik. Demikian juga dengan
Primkopad Pusdikbekang yang memiliki Badan Hukum Nomor
68/KOPINDAGTAN/PAD/BH/XII/24/V/2010 tanggal 14 Mei 2010, saat ini telah
berganti nama menjadi Primer Koperasi Kartika Dharmagati, dengan Badan
Hukum Nomor 103/KOPINDAGTAN/PAD/BH/XIII/24/IX/2011 tanggal 21 September
2011.

c. Sampai saat ini Primer Koperasi Kartika Dharmagati terus melaksanakan


penataan sesuai ketentuan koperasi di lingkungan TNI AD dalam mencapai tujuan
koperasi yang mandiri. Dengan kemandirian koperasi diharapkan akan tercipta
suasana usaha yang independen tanpa tekanan dari pehak manapun sehingga
peran koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi senantiasa
terwujud.
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud penulisan ini adalah memberikan gambaran tentang


optimalisasi kemampuan Primer Koperasi Kartika Dharmagati dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.

b. Tujuan. Tujuan penulisan ini untuk memberikan sumbangan pemikiran


kepada Pimpinan, agar dapat dijadikan masukan dalam menentukan kebijaksanaan
yang berkaitan dengan optimalisasi kemampuan Primer Koperasi Kartika
Dharmagati dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Tulisan ini dibatasi pada pembahasan mengenai


optimalisasi kemampuan Primer Koperasi Kartika Dharmagati dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota ,
.
b. Tata Urut. Untuk mempermudah pemahaman serta pembahasan tulisan ini
di susun dengan tata urut sebagai berikut :
1) Pendahuluan.
2) Landasan Pemikiran.
3) Kondisi Kemampuan Primer Koperasi Saat Ini.
4) Faktor-faktor Yang Berpengaruh.
5) Kondisi Kemampuan Primer Koperasi yang Diharapkan.
6) Optimalisasi Kemampuan Primer Koperasi.
7) Penutup.

4. Metode dan Pendekatan.

a. Metode. Penulisan karangan militer ini menggunakan motede deskriptif


analisis, maksudnya adalah di dalam membahas/merumuskan masalah yang
dituangkan ke dalam tulisan diperlukan analisa-analisa terhadap data-data yang
ada.1
1 Sugiono, Prof. Dr. Metode Penelitian Administrasi, alfabeta, Bandung, 2006, hal 11 dan Lemhanas RI, Juknis tentang Taskap, 2006. hal. 10

3
b. Pendekatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan empirik, yaitu
penelitian/analisa berdasarkan fakta-fakta/pengalaman di lapangan, di samping
melakukan studi kepustakaan yaitu penelusuran terhadap buku-buku/referensi
terkait dengan materi pembahasan.2

5. Pengertian.

a. Optimalisasi Kemampuan. Adalah suatu proses, cara atau perbuatan


mengoptimalkan (menjadikan lebih berfungsi, menjadikan lebih baik, paling utama,
paling tinggi).3

b. Koperasi. Adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan.4

c. Primer Koperasi. Adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan


orang-seorang yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai
kepentingan ekonomi yang sama, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. 5

d. Kesejahteraan. Adalah hal atau keadaan aman sentosa dan makmur,


dengan demikian kesejahteraan anggota adalah hal atau keadaan aman, sentosa
dan makmur yang telah harus dimiliki oleh anggota Pusdikbekang Kodiklat TNI AD
dan merupakan anggota Primer Koperasi Kartika Dharmagati. Koperasi telah dipilih
sebagai instrumen paling tepat dan paling cocok untuk mensejahterakan masyarakat
Indonesia, karena sesuai jati dirinya senantiasa mendahulukan pelayanan dan
kesejahteraan para anggotanya.

2 Sidi Gazalba, Pengantar sejarah Ilmu, Jakarta, 1981, hal. 177


3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bakai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 800.
4 Bernhard Limbong, Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat, Margaretha Pustaka, Jakarta, 2010, hal 64
5. Ibid hlm 74

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN.
6. Umum. Primer Koperasi Kartika Dharmagati dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan anggota diperlukan adanya suatu cara atau kegiatan yang digunakan
meningkatkan kesejahteraan anggota. Kegiatan ini diperlukan karena keberhasilan
mensejahterakan anggotanya tidak hanya ditentukan oleh pendapatan dan biaya yang
gunakan oleh pengurus koperasi, tetapi bagaimana proses pengelolaan koperasi,
mengingat dalam proses kegiatan koperasi tidak selalu berjalan mulus dan lancar,
sehingga berakibat pada tingkat pendapatan koperasi yang tidak mencapai target yang
ditentukan, dan berakibat terhadap tingkat kesejahteraan anggota yang tidak optimal.
Optimal dalam hal ini meliputi peningkatan pendapatan, menekan biaya-biaya, serta
peningkatan terhadap pelayanan jasa unit usaha koperasi kepada anggota.

7. Landasan Idiil (Pancasila). Pancasila adalah dasar negara bangsa Indonesia.


Pancasila memberikan pedoman dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum.
Ajaran Pancasila menegaskan bahwa kebebasan pribadi manusia merupakan hak yang
asasi. Moral Pancasila menunjukkan kewajiban setiap warga negara Indonesia untuk
berusaha memperbaiki kehidupan bersama berdasarkan kelima sila sebagai nilai sosial
dengan kemampuan dan keahliannya. Secara filosofis merupakan sumber motifasi yang
hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Ciri utama sistem Ekonomi Pancasila
antara lain adalah koperasi sebagai soko guru perekonomian, roda perekonomian
digerakkan oleh rangsangan ekonomi, pemerataan sebagai perwujudan solidaritas, sistem
ekonomi tidak didominasi oleh modal tetapi atas asas kekeluargaan.

8. Landasan Konstitusional (UUD 1945). Sesuai yang tertuang dalam UUD


1945, Bab XII Pasal 33 Ayat (1) dinyatakan bahwa :”Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan.” (UUD ’45 hasil amandemen, permata
bangsa, hal 55). Dari isi tersebut jelas bahwa, koperasi merupakan badan usaha berbasis
pada kepentingan ekonomi anggotanya, wujud demokrasi ekonomi dan gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Amanat konstitusi itu menempatkan
koperasi sebagai soko guru perekonomian Nasional dan menjadi bagian integral dari tata
perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5

9. Landasan Operasional.

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992. Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perkoperasian.
Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi.
Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang
bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi. Koperasi
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

b. . Peraturan Kasad Nomor Perkasad/14/V/2010. Peraturan Kasad


Nomor Perkasad/14//V/2010 tanggal 18 Mei 2010 tentang penataan koperasi di
Lingkungan TNI AD. Penataan koperasi meliputi penataan organisasi, personil dan
bidang usaha.

c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Primer Koperasi Kartika


Dharmagati adalah organisasi yang berdan hukum Nomor
103/KOPINDAGTAN/PAD/BH/XIII/24/IX/2011 tanggal 21 September 201.

BAB III

KONDISI KEMAMPUAN KOPERASI SAAT INI.


10. Umum. Kegiatan yang dilakukan Primer Koperasi saat ini pada dasarnya
adalah upaya mewujudkan fungsi dan peranannya dalam hal melaksanakan pelayanan
jasa usipa dan pernyediaan barang kebutuhan anggota koperasi, agar dapat tercapai
tujuan dan sasaran secara maksimal. Banyak yang dilakukan dari waktu ke waktu dalam
hal berbenah diri untuk menuju Primer Koperasi yang berkualitas, Primer Koperasi yang
benar-benar mampu menjadi agen perubahan bagi anggotanya, pusat unggulan penyedia
kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kondisi kemampuan
Primer Koperasi saat ini tentu belum secara optimal difungsikan dalam penyelenggaraan
usaha di bidang jasa, usipa, dan toko, maka perlu diketahui adanya data dan fakta tentang
Aspek personil, Aspek Sarana dan Prasarana, Aspek Bimbingan dan Pengasuhan , serta
Aspek Manajerial.

11. Aspek Personil. Struktur sistem manajemen koperasi di Indonesia dapat dilihat
dari perangkat organisasi koperasi yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, perangkat organisasi koperasi di Indonesia
adalah Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas dan Pengelola.

a. Rapat Anggota. Rapat anggota dihadiri oleh anggota dan merupakan


pemegang kekuasaan tertinggi dari koperasi. Keputusan Rapat Anggota diambil
berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah gagal
mencapai kemufakatan, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
anggota terbanyak. Rapat Anggota digelar sekurang-kurangnya setahun sekali
menetapkan :
1) Anggaran Dasar.
2) Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi.
3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan.
5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan
tugasnya.
7

6) Pembagian sisa hasil usaha.


7) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Selain Rapat Anggota, koperasi juga dapat melaksanakan Rapat Anggota
Luar Biasa (RALB) apabila keadaan mengharuskan keputusan segera yang
wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan
atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus yang
pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar. Jika dilihat jumlah anggota Primer
Koperasi Kartika Dharmagati saat ini sebanyak 557 orang. Bila dilihat dari jumlah
anggota yang cukup banyak, maka hal ini sangat menguntungkan untuk
pengembangan usaha koperasi tetapi secara kualitatif miinimnya pemahaman
sebagian anggota koperasi terhadap perkoperasian, adakalanya kegiatan rapat
anggota koperasi, hanya bersifat formalitas bagi sebagian anggota tanpa ada
partisipasi berupa ide, saran dan masukan yang dapat meningkatkan kemampuan
koperasi.

b. Pengurus. Merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dapat


dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dengan masa jabatan
paling lama lima tahun. Untuk pertama kali, susunan dan data nama pengurus
dicantumkan dalam Akta Pendirian Koperasi. Berdasarkan Pasal 30 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992, Pengurus Koperasi mengemban tugas sebagai
berikut :
1) Mengelola koperasi dan usahanya.
2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
3) Menyelenggarakan rapat anggota.
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas.
5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.
6) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Dalam menjalankan tugas- tugasnya, pengurus koperasi memiliki wewenang :


1) Mewakili koperasi di dalam maupun di luar pengadilan.
2) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
memberhentikan anggota sesuai ketentuan Anggaran Dasar.
8

3) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan


koperasi sesuai dengan tanggungjawab dan keputusan rapat anggota.
Pengurus Koperasi saat ini bila dilihat dari aspek kuantitas sudah mengikuti
pendidikan dasar Perkoperasian yang dilaksanakan oleh Pusat Koperasi Kredit Jawa
Barat (Puskopdit Jabar), tetapi pendidikan lanjutan baru satu orang yang sudah
mengikuti.. Secara kualitas masih terdapat Pengurus Koperasi yang belum
menguasai bidang tugasnya, hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan administrasi
terkesan hanya mengikuti pelaksanaan sesuai yang dilaksanakan sebelumnya, tidak
mempedomani ketentuan yang berlaku.

c. Pengawas. Pengawas adalah perangkat organisasi koperasi yang


dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pasal 39 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa Pengawas bertugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
Sedangkan Ayat (2) menyatakan bahwa Pengawas berwenang untuk meneliti
segala catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan. Pengawas Primer Koperasi Kartika Dharmagati saat ini dilihat dari segi
kuantitas sangat minim karena hanya ada satu orang pengawas. Hal ini sangat
kurang bila dihadapkan dengan pelaksanaan tugas pengawasan sehari-hari. Dilihat
dari setiap pelaksanaan kegiatan koperasi, pengurus hanya dapat berkoordinasi
dengan satu pengawas saja sehingga harus menyesuaikan dengan waktu kerja
pengawas. Secara kualitas pengawasan terhadap koperasi masih belum optimal,
karena tidak dilaksanakan secara rutin.

d. Pengelola. Pengelola koperasi adalah orang-orang yang diangkat


dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara
profesional dan efisien. Dalam perspektif itu, kedudukan pengelola adalah pegawai
atau karyawan yang diberi mandat dan kewenangan oleh pengurus Konsekuensi
logisnya antara koperasi dan pengelola berlaku hubungan perikatan dalam bentuk
perjanjian kerja ataupun kontrak kerja. Para pengelola koperasi adalah para
profesional yang memiliki kompetensi atau keahlian dalam bidang masing-masing.
Namun setiap koperasi tidak sama dalam hal model struktur maupun jumlah para
pengelola yang diangkat. Hal ini tergantung jenis usaha dan skala bisnis yang
9

dikelola oleh masing-masing koperasi. Primer Koperasi Kartika Dharmagati adalah


salah satu koperasi yang sampai saat ini belum menggunakan peran pengelola
sehingga pengelolaan usaha-usaha koperasi masih ditangani langsung oleh
pengurus dan Staf Pembantu Pelaksana. Melihat bahwa pengurus dan karyawan
koperasi adalah anggota Pusdikbekang Kodiklat TNI AD sehingga waktu kerja
pengurus dan karyawan juga disesuaikan dengan jadwal kerja dan kegiatan
Pusdikbekang Kodiklat TNI AD. Secara kuantitas jumlah pengurus dan karyawan
koperasi masih kurang untuk pengembangan usaha-usaha koperasi. Secata kualitas
pengurus dan karyawan koperasi tidak dapat bekerja secara maksimal karena
terbatasnya jam kerja, mengingat tempat tinggal karyawan koperasi cukup jauh
dengan tempat usaha koperasi mengakibatkan karyawan unit toko tidak bisa
membuka toko di luar jam dinas secara tetap. Hal ini mengakibatkan pendapatan
unit toko tidak maksimal.

12. Aspek Sarana dan Prasarana. Idealnya suatu primer koperasi memiliki
bangunan berupa kantor dan tempat usaha yang representatif untuk digunakan sebagai
sarana pengembangan usaha. Bila melihat bangunan yang digunakan oleh koperasi saat
ini sebagai unit usaha toko, maka desain bangunan perlu disesuaikan layaknya tempat
usaha yang mudah terlihat oleh masyarakat umum. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi
minat konsumen untuk berbelanja di toko. Selain itu penyediaan kendaraan untuk
mendukung kegiatan koperasi unit usaha toko seperti belanja barang yang sifatnya
mendesak karena pengiriman barang dari Agen belum datang. Selanjutnya untuk
mendukung kegiatan, pengurus koperasi masih menggunakan kendara pribadi maupun
menggunakan kendaraan dinas.

13. Aspek Pelayanan. Penyelenggaraan unit usaha koperasi tidak terlepas dari
peran serta pengurus dan staf pembangtu pelaksana koperasi. Kegiatan koperasi tidak
terlepas dari jumlah sumber daya manusia yang mengawaki kegiatan usaha koperasi.
Pelayanan terhadap anggota maupun masyarakat umum yang berbelanja di unit usaha
toko, belum sepenuhnya dapat dilayani secara maksimal karena terbatasnya karyawan
yang bertugas di unit usaha tersebut, termasuk pelayanan unit usaha toko yang belum bisa
membuka toko sejak pagi hingga malam, tetapi membuka toko sesuai jam dinas satuan
dilanjutkan membuka toko pada malam hari. Adakalanya unit toko tidak buka pada malam
hari karena tidak adanya karyawan toko yang bisa bertugas setiap malam. Demikian juga
pelayanan terhadap unit usaha simpan pinjam, terutama untuk tabungan KSP dan
10

tabungan sukarela serta pinjaman yang sifatnya segera/mendadak. Secara kualitas


pelayanan unit-unit usaha koperasi terhadap anggota belum dapat dilakukan secara
maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara kuantitas belum dilaksanakan
pergantian karyawan yang bertugas di unit usaha toko guna meningkatkan pelayanan unit
toko dari pagi hingga malam sesuai program yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk unit
usaha usipa perlu penambahan modal untuk pinjaman anggota.

14. Aspek Manajerial. Adanya kemampuan dan kemauan menggerakkan


organisasi dalam pengembangan usaha koperasi yang di wujudkan dalam sebuah kerja
sama, koordinasi maupun sinkronisasi baik antara pengurus, pengawas, dan anggota
koperasi. Rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan dalam pengembangan usaha
koperasi meliputi tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap akhir/evaluasi.
Kemampuan yang dilaksanakan belum secara optimal dapat diterapkan guna mendukung
tercapainya tujuan pengembangan usaha koperasi. Hal ini terlihat antara lain :
a. Belum secara optimal mempelopori usaha-usaha kreatif dalam kegiatan
pengembangan koperasi, belum memiliki pandangan yang jauh ke depan dan
menyeluruh dalam pelaksanaan kegiatan usaha.
b. Belum secara optimal menggerakan dan memanfaatkan secara objektif
potensi personel dan materiil yang ada guna mencapai tujuan koperasi.
c. Belum secara optimal memberikan manfaat yang berarti bagi kemajuan dan
pengembangan usaha koperasi melalui sistem atau metode yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pengembangan usaha koperasi.

11

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH


15. Umum. Mengoptimalkan kemampuan koperasi pada dasarnya melibatkan
seluruh elemen, seluruh potensi dan sistem yang komplek, serta melibatkan instansi-
instansi yang terkait dengan perkoperasian, keberadaan perangkat keras dan perangkat
lunak maupun faktor manusia (personel) sebagai unsur dominan dan utama. Di samping
itu, pengaruh dari situasi luar menuntut adanya perubahan-perubahan mendasar baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap koperasi. Dengan demikian upaya
mengoptimalkan kemampuan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota
dapat dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal (peluang-kendala) maupun faktor internal
(kekuatan-kelemahan) yang melingkupinya.

16. Faktor Eksternal. Faktor yang mempengaruhi dari luar dapat berupa peluang
maupun kendala.
a. Peluang. Hal-hal yang dapat dijadikan potensi pendorong dalam
mengoptimalkan kemampuan Primer Koperasi meliputi :
1) Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah.
Peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah adalah
peraturan-peraturan yang terkait dengan kebijakan di bidang ekonomi. Dalam
hal ini bukan hanya mengenai peraturan-peraturan yang terkait denga
perkoperasian seperti Undang-undang Koperasi, tetapi juga peraturan-
perundangan non koperasi seperti Undang-undang Penanaman Modal,
Undang-undang Persaingan Usaha, Undang-undang Pajak, Undang-undang
Perbankan, dan lain-lain. Peluang yang diberikan oleh pemerintah terhadap
kemajuan koperasi sangat besar tergantung bagaimana perangkat organisasi
mengembagkan usaha sesuai peraturan yang berlaku.

2) Kemitraan. Agar koperasi dapat surfivel dalam persaingan


pasar bebas yang sangat tajam, koperasi harus membangun dan
mengembangkan kerjasama dan kemitraan yang strategis, baik antara
koperasi maupun dengan lembaga bisnis lain nonkoperasi. Selain untuk
mampu bertarung dalam pasar bebas, hal ini sangat penting dan strategis
12

untuk memperkokoh kedudukan koperasi sebagai soko guru perekonomian


nasional. Koperasi akan tetap menjadi bisnis marjinal jika bergerak sendiri-
sendiri karena koperasi memiliki kemampuan terbatas. Sebaliknya koperasi
akan tampil sebagai kekuatan ekonomi yang sejajar dengan perusahaan jika
terus menerus membangun kerjasama dan kemitraan yang justru menjadi
sendi utama koperasi. Peluang untuk bekerjasama dengan koperasi atau
instansi non koperasi terbuka luas sesuai dengan usaha yang dikembangkan
oleh koperasi.

3) Peran Induk Koperasi dan Pusat Koperasi Kartika.


Peran serta Induk Koperasi Kartika dan Pusat Koperasi Kartika sangat
diperlukan oleh setiap Primer Koperasi. Bila dilihat dari kekuatan modal yang
dimiliki oleh Inkop dan Puskop Kartika serta jaringan usaha yang telah
dikembangkan oleh Inkop dan Puskop Kartika akan membuka peluang bagi
Primer Koperasi untuk turut serta mengembangkan usaha yang telah dirintis
sebelumnya oleh Inkop dan Puskop Kartika seperti pengembangan
perumahan bagi anggota koperasi melalui program tunjangan wajib
perumahan (TWP) maupun Asabri. Usaha lainnya berupa pengembangan
penjualan gas LPG. Pengembangan usaha seperti ini merupakan peluang
yang baik untuk meningkatkan pendapat dan kesejahteraan anggota.

b. Kendala. Hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam


mengoptimalisasikan kemampuan Primer Koperasi antara lain :
1) Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah.
Peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah di samping
berpotensi sebagai pendorong dalam mengoptimalkan kemampuan Primer
Koperasi akan tetapi dapat juga menjadi kendala. Dengan beragamnya
Undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah ekonomi dan bisnis,
maka koperasi sebagai badan usaha harus cepat menyesuaikan dengan
Undang-undang dan peraturan-peraturan yang diberlakukan tersebut.
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya sosialisasi perubahan Undang-
undang atau peraturan pemerintah dari instansi terkait terhadap pelaku-
pelaku bisnis/usaha.

13

2) Kemitraan. Kendala yang dihadapi oleh setiap koperasi untuk


melaksanakan kerjasama dengan koperasi lain atau instansi nonkoperasi
adalah kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki oleh
koperasi sehingga perasaan selalu lebih rendah dibanding badan usaha lain
sulit untuk dihilangkan terutama dalam hal permodalan. Kurangnya
penguasaan manajemen bisnis seringkali membuat pengurus koperasi ragu
untuk bekerjasama dengan koperasi lain atau instansi non koperasi yang
lebih solid. Hal tersebut akan menghambat perkembangan unit-unit usaha
koperasi.

3) Kurangnya Peran Induk Koperasi dan Pusat Koperasi Kartika.


Kendala yang dihadapi oleh koperasi terkait dengan pengembangan
usaha yang dilakukan oleh Induk Koperasi Kartika dan Pusat Koperasi Kartika
adalah jenis usaha yang dikembangkan oleh Inkop dan Puskop Kartika tidak
dapat dikembangkan oleh koperasi sehingga terjadi penumpukan barang
mengakibatkan perputaran modal menjadi lambat. Bisa juga terjadi
sebaliknya pengembangan usaha oleh Inkop dan Puskop Kartika terhambat
pendistribusiannya kepada Primer Koperasi sehingga konsumen yang
membutuhkan seringkali merasa kecewa dan perpindah ke tempat lain. Hal
ini berlaku untuk barang-barang kebutuhan pokok non kompetitor seperti
pengembangan penjualan gas LPG. Dampak dari hal ini adalah berkurangnya
kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap kemampuan koperasi untuk
menyediakan barang kebutuhan pokok.

17. Internal. Terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi dari dalam koperasi itu
sendiri baik berupa kekuatan maupun kelemahan.

a. Kekuatan. Secara internal terdapat potensi-potensi yang dapat


diberdayakan meliputi :
1) Partisipasi Anggota. Partisipasi anggota adalah pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai anggota. Kewajiban anggota adalah
melaksanakan penyetoran simpanan pokok, simpanan wajib, dan atau
simpanan dari sisa hasil usaha (SHU) sebagai modal kerja koperasi.
Sedangkan pemanfaatan jasa pelayanan koperasi adalah hak sekaligus
kewajiban. Bentuk partisipasi anggota dapat berupa :
14

a) Sebagai pemilik, anggota memiliki kewajiban untuk turut aktif


dalam pengambilan keputusan, evaluasi dan pengendalian.
b) Sebagai pemilik, anggota koperasi memiliki kewajiban menyetor
simpanan untuk modal koperasi.
c) Sebagai pelanggan atau pengguna, anggota berhak dan
berkewajiban memanfaatkan pelayanan barang/jasa dari koperasi.

Tingkat partisipasi anggota koperasi dipengaruhi sejumlah faktor


seperti besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi, baik secara utilitarian
maupun normatif. Mativasi utilitarian sejalan dengan manfaat ekonomis.
Partisipasi anggota akan efektif jika terjadi kesesuaian antara kebutuhan dan
keinginan dengan output yang diterima anggota. Manfaat ekonomis yang
dimaksud adalah insentih berupa pelayanan barang/jasa oleh perusahaan
koperasi yang efisien, adanya pengurangan biaya dan/atau diperolehnya
harga yang menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU)
baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Sebagai badan usaha, koperasi dituntut oleh para anggotanya untuk
sukses mewujudkan tujuan-tujuan dan target-target yang sudah ditetapkan
dalam Rapat Anggota . Setidaknya ada dua hal yang dikritisi anggota
koperasi terhadap kinerja koperasi yaitu :
a. Anggota koperasi sebagai pemilik akan menagih keuntungan
dari dana-dana simpanan anggota.
b. Anggota koperasi sebagai pengguna atau pelanggan akan
menuntut kontinuitas pengadaan kebutuhan barang atau jasa serta
mempersoalkan apakah koperasi menguntungkan atau tidak
dibanding dengan penjual atau pembeli di luar koperasi.
Adanya peran aktif dari anggota koperasi berpartisipasi
mengembangkan dan mengawasi koperasi membuat pengurus koperasi
semakin bersemangat dan menjadi suatu kekuatan kinerja pengurus yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

2) Profesionalisme Manajemen. Mutu manajemen koperasi


akan sangat menentukan keberhasilan usaha-usaha bisnis koperasi.
Manajemen di sini menyangkut perencanaan bisnis, pengawasan dan
pengendalian hingga evaluasi dan laporan keuangan. Mutu manajemen
15

koperasi sangat ditentukan oleh kapasitas organisasi dan leadership


koperasi, mutu tenaga-tenaga profesional, ketepatan memilih strategi bisnis,
penetrasi pasar, jaringan yang dibangun, pemanfaatan iptek serta riset dan
informasi. Penerapan manajemen yang tepat digunakan dalam suatu
koperasi akan mengurangi terjadinya kesalahan karena mudahnya sistem
pengawasan yang diterapkan sehingga setiap masalah dapat diantisipasi
sedini mungkin.

3) Kemampuan Permodalan. Sebagai badan usaha yang


menjalankan bisnis, koperasi membutuhkan modal untuk membiayai kegiatan
organisasi maupun bisnis koperasi. Modal usaha terdiri dari modal kerja dan
modal investasi. Modal kerja adalah sejumlah uang yang tersimpan dalam
aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai
operasional jangka pendek perusahaan seperti biaya tenaga kerja,
pengadaan bahan baku, listrik dan pajak. Modal investasi adalah sejumlah
uang yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana operasional
koperasi yang bersifat unliquit (tetap dan tidak mudah diuangkan) seperti
tanah, bangunan, mesin, peralatan kantor, pendidikan dan lain-lain. Modal
usaha dalam teori manajemen terdiri darii tiga bentuk yaitu financial capital
(modal keuangan), physical capital (modal fisik/barang) dan social capital
(modal sosial). Demikian juga dengan primer koperasi Kartika Dharmagati,
pemenuhan modal usaha diperoleh dari modal sendiri (simpanan anggota,
simpanan wajib, dana cadangan,donasi atau hibah), modal pinjaman baik dari
koperasi kredit maupun modal pinjaman bank. Keseluruhan modah usaha
dipergunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan unit-unit usaha
koperasi agar lebih menguntungkan. Kekuatan permodalan koperasi
merupakan potensi kekuatan unit-unit usaha koperasi tersebut.

4) Laporan Keuangan Koperasi. Laporan keuangan koperasi selain


merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi, juga merupakan bagian
dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.
Dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan
sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Pengguna utama (main
users) laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi, pejabat

16

koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak.


Keberadaan pengurus dalam koperasi personil. Laporan keuangan koperasi
merupakan suatu sarana yang digunakan oleh pengurus untuk melaporkan
kepada rapat anggotasegala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan
koperasi dalam kurun satu tahun. Hasil kerja yang dicapai oleh pengurus
akan memberikan motivasi kekuatan untuk kinerja selanjutnya.

b. Kelemahan. Secara internal terdapat kelemahan-kelemahan yang


meliputi :
1) Terbatasnya Tenaga Profesional. Terbatasnya tenaga
profesional di bidang ekonomi dan koperasi yang menduduki jabatan sebagai
Pengurus, Pengawas dan Staf Pembantu Pelaksana Primer Koperasi
mengakibatkan pengembangan usaha-usaha koperasi tidak berjalan secara
maksimal, terutama dalam administrasi bidang keuangan berakibat
timbulnya kelemahan dalam mengoptimalkan kemampuan Primer Koperasi
terkait dengan peningkatan kesejahteraan anggota.

2) Rendahnya Partisipasi Anggota. Ketergantungan anggota terhadap


koperasi yang rendah mengakibatkan kurangnya minat anggota berpartisipasi
mengembangkan usaha-usaha koperasi. Hal ini terlihat dari minat anggota
untuk berbelanja secara kontan di unit usaha toko, kecuali untuk pembelian
kredit. Hal ini diakibatkan karena desain toko kurang menarik pengunjung
terutama anggota koperasi, persaingan antara harga jual di koperasi dengan
harga pasar untuk produk tertentu terkadang lebih tinggi. Di samping itu
waktu operasional unit usaha toko di luar jam dinas tidak menentu sehingga
anggota seringkali merasa kecewa untuk berbelanja karena toko tutup.

3) Terbatasnya Modal Kerja. Unit usaha simpan pinjam adalah salah


satu unit usaha koperasi sangat pesat perkembangannya. Turunnya suku
bunga pinjaman dan dinaikkannya plafon pinjaman serta jangka waktu
pinjaman yang semakin panjang berakibat meningkatnya jumlah pinjaman
anggota setiap bulan. Agar seluruh pengajuan pinjaman anggota dapat
terpenuhi, maka penyediaan modal kerja harus setara atau lebih besar dari
pengajuan pinjaman. Pada kenyataannya modal kerja koperasi tidak dapat
memenuhi seluruh pengajuan pinjaman anggota karena terbatasnya modal
17

kerja yang dimiliki oleh Primer Koperasi sehingga Primer Koperasi harus
pengajukan pinjaman kepada koperasi Kredit atau pihak perbankan.
4) Terhambatnya Bidang Usaha Koperasi. Usaha koperasi
adalah kegiatan bisnis yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Usaha koperasi
menjadi instrumen untuk memperbaiki dan mengurusi kepentingan ekonomi
para anggotanya. Prinsip kerja yang berorientasi pada “melayani dan
memenuhi kebutuhan anggota” ini ternyata mendapat auto-kritik para
pengamat dan penggiat koperasi. Hal tersebut dinilai sangat membatasi
ruang gerak koperasi di era pasar bebas yang sarat persaingan dan intrik.
Hal tersebut justru menumpulkan motivasi dan kreasi para pengurus koperasi,
karena target yang harus dicapai hanya terbatas pada “melayani dan
memenuhi kebutuhan ekonomi” para anggotanya. Dalam perkembangannya,
bisnis koperasi boleh bergerak di luar kebutuhan para anggota koperasi.
Artinya koperasi dapat mengembangkan sayap bisnis dengan pihak ketiga
yang bukan merupakan anggota koperasi, bahkan usaha tersebut tidak terkait
dengan kebutuhan ekonomi anggota. Namun hal tersebut boleh dilakukan
dengan dua syarat yaitu jika kebutuhan ekonomi anggota telah terpenuhi
serta jika terdapat kelebihan kapasitas sumber daya yang dimiliki koperasi.
Hal seperti ini akan menghambat perkembangan usaha koperasi sampai titik
terendah/diam.

5) Tingkat Disiplin dan Motifasi Kerja Relatif Rendah. Syarat mutlak


untuk menjadi profesional adalah disiplin, disiplin dalam pengertian dinamis,
hidup, konsisten dan bernilai humanistik serta penuh kesadaran dalam
berbuat kebaikan dan pengabdian sangat diperlukan dalam kehidupan
organisasi agar lebih berkembang (maju). Pada konteks ini, tingkat disiplin
Pengurus, Pengawas dan Staf Pelaksana Koperasi relatif masih rendah,
motivasi kerja anggota juga menunjukkan kinerja yang rendah, kultur anggota
dalam bekerja masih didasarkan pada perintah dari pada menumbuhkan
kesadaran sendiri untuk selalu melakukan inovasi, inisiatif maupun kreativitas
untuk kepentingan koperasi. Hal ini tentu akan menjadi kelemahan koperasi
dalam mengoptimalkan kemampuannya.

18

BAB V

KONDISI KEMAMPUAN KOPERASI YANG DIHARAPKAN


18. Umum. Peningkatan kesejahteraan anggota koperasi secara maksimal sangat
terkait dengan optimalisasi kemampuan koperasi. Proses peningkatan kesejahteraan
anggota melalui pelayanan di tiap-tiap unit usaha, menambah modal kerja, melengkapi
kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder anggota adalah hal mendasar dan menjadi
persyaratan mutlak yang harus dilaksanakan koperasi. Koperasi merupakan badan usaha
yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam
pengembangan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota menitik beratkan pada
peningkatan modal kerja, penyediaan barang primer dan sekunder di unit usaha toko,
peningkatan pelayanan barang dan jasa, serta pengembangan usaha koperasi.
Keberhasilan koperasi dalam mengoptimalkan kemampuannya sangat ditentukan oleh
unsur-unsur sistematik yang dapat diberdayakan baik berkaitan dengan Aspek Personil,
Aspek Sarana dan Prasarana, Aspek Pelayanan, dan Aspek Manajerial. Kondisi
kemampuan koperasi yang diharapkan, idealnya adalah berfungsinya secara optimal dan
dinamis yang bertumpu pada integritas penyelenggaraan yang melibatkan unsur-unsur
tersebut di atas.

19. Aspek Personil.

a. Rapat Anggota. Rapat anggota yang dihadiri oleh anggota dan


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi koperasi diharapkan mampu
menghasilkan keputusan rapat anggota berdasarkan musyawarah mufakat atau
berdasarkan suara anggota terbanyak meliputi anggaran dasar, kebijaksanaan
umum bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi, pemilihan,
pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas, rencana kerja, rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan,
pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya,
pembagian sisa hasil usaha, penggabungan, peleburan, pembagian dan
pembubaran koperasi. Agar pelaksanaan rapat anggota dapat menghasilkan ide,
pemikiran serta masukan yang positif bagi perkembangan koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota, maka setiap kegiatan rapat anggota
diharapkan seluruh anggota koperasi hadir untuk memenuhi kuorum sebagai syarat
19

sahnya rapat anggota serta penyampaian aspirasi anggota untuk memperbaiki


kenerja pengurus, pengawas dan staf pelaksana koperasi.
b. Pengurus. Pengurus sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota
mengemban tugas untuk mengelola koperasi dan usahanya, mengajukan
rancangan Renja serta rancangan RAPB koperasi, menyelenggarakan rapat
anggota, mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas, menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib,
memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Diharapkan pengurus secara
berjenjang tidak merasa puas hanya dengan mengikuti pendidikan dasar tetapi
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga mampu menguasai
ilmu ekonomi/perkoperasian dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas serta
senantiasa mempedomani peraturan-peraturan yang berlaku.

c. Pengawas. Merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih


dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
roda organisasi dan usaha koperasi. Diharapkan adanya penambahan jumlah
pengawas sehingga koordinasi antara pengurus dan pengawas dapat terjalin lebik
baik. Pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi dan meneliti segala catatan yang ada pada koperasi dan
mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

d. Pengelola. Merupakan orang-orang yang diangkat dan diberhentikan


oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara profesional dan
efisien. Kedudukan pengelola sebagai pegawai atau karyawan yang diberi mandat
dan kewenangan oleh pengurus. Sampai saat ini Primer Koperasi Kartika
Dharmagati belum menggunakan pengelola untuk mengembangkan usaha koperasi
secara profesional dan modern karena terbatasnya modal kerja yang lebih
diprioritaskan untuk pengembangan unit usaha koperasi. Diharapkan pada masa
yang akan datang pengelolaan koperasi diserahkan kepada Pihak ke 3, selaku
pengelola koperasi dan bukan dikelola oleh pengurus.

20. Aspek Sarana dan Prasarana. Idealnya suatu primer koperasi memiliki
bangunan berupa kantor dan tempat usaha yang representatif. Bila melihat bangunan
tempat usaha koperasi tidak menunjukkan kesan sebagai tempat usaha tetapi terlihat
20

sebagai bangunan perkantoran. Diharapkan desain bangunan segera dapat dirubah


sehingga anggota koperasi dan masyarakat umum mengetahui keberadaan tempat usaha
koperasi tersebut. Hal ini tentunya akan menarik minat konsumen untuk berbelanja di unit
usaha koperasi. Selain bangunan, kendaraan juga sangat diperlukan untuk mendukung
kegiatan usaha koperasi. Diharapkan koperasi dapat membeli satu unit kendaraan
bermotor sebagai alat transportasi unit usaha sesuai keputusan Rapat Anggota Tahunan
Tutup Buku Tahun 2011.

21. Aspek Pelayanan. Penyelenggaraan unit usaha koperasi tidak terlepas dari
peran serta pengurus dan staf koperasi. Kegiatan koperasi tidak terlepas dari jumlah
sumber daya manusia yang mengawaki kegiatan usaha koperasi. Pelayanan terhadap
anggota maupun masyarakat umum yang berbelanja di unit usaha toko, belum sepenuhnya
dapat dilayani secara maksimal mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan anggota
koperasi dan masyarakat selaku konsumen unit toko sehingga diharapkan adanya rotasi
staf pembantu pelaksana untuk unit toko adalah mereka yang bertempat tinggal dekat
dengan tempat usaha koperasi sehingga memungkinkan anggota secara bergantian
bertugas di unit toko hingga malam hari. Demikian juga pelayanan terhadap unit usaha
simpan pinjam, terutama untuk tabungan KSP dan tabungan sukarela serta pinjaman yang
sifatnya segera/mendadak. Penambahan modal kerja untuk memenuhi penjaman anggota
sehingga tidak ada pengajuan anggota yang tertunda.

22. Aspek Manajerial. Merupakan kemampuan dan kemauan menggerakkan


organisasi dalam pengembangan usaha koperasi yang di wujudkan dalam sebuah kerja
sama, koordinasi maupun sinkronisasi baik antara pengurus, pengawas, dan anggota
koperasi dengan Danpusdikbekang Kodiklat TNI AD beserta jajarannya. Diharapkan
kemampuan yang dilaksanakan secara optimal dapat diterapkan guna mendukung
tercapainya tujuan pengembangan usaha koperasi seperti mempelopori usaha-usaha
kreatif dalam kegiatan pengembangan koperasi, memiliki pandangan yang jauh ke depan
dan menyeluruh dalam pelaksanaan kegiatan usaha, menggerakan dan memanfaatkan
secara objektif potensi personel dan materiil yang ada guna mencapai tujuan koperasi,
serta memberikan manfaat yang berarti bagi kemajuan dan pengembangan usaha koperasi
melalui sistem atau metode yang berkaitan dengan penyelenggaraan pengembangan
usaha koperasi.

21

BAB VI
OPTIMALISASI KEMAMPUAN KOPERASI

23. Umum . Optimalisasi kemampuan koperasi pada dasarnya adalah keinginan dan
kemauan yang kuat serta kemampuan menggerakkan/melibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung seluruh sistem yang telah ada dan berjalan di Primer Koperasi
Kartika Dharmagati. Pembedayaan terhadap potensi-potensi tersebut dilakukan secara
sadar dan adanya komitmen yang tinggi untuk melakukan suatu aksi secara nyata baik
yang dilakukan secara individual maupun secara kolektif yang berada dalam suatu
kelembagaan yang merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terkait dan mengikat.
Dihadapkan pada tantangan bidang usaha dimasa depan yang semakin kompleks semakin
dan berat, dituntut secara mutlak adanya kemampuan pengelolaan koperasi secara
profesional. Peningkatan kesejahteraan anggota sangat terkait dengan pelaksanaan
kemampuan koperasi memberdayakan unit-unit usaha koperasi agar memperoleh hasil
yang maksimal. Optimalisasi kemampuan koperasi tentu sangat tepat, mengingat fungsi
utama koperasi adalah menunjang kegiatan usaha para anggota dalam rangka
meningkatkan perekonomian anggota melalui pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan
secara efisien sehingga perlu meningkatkan potensi yang bermanfaat bagi anggotanya.

24. Tujuan. Terciptanya kemampuan koperasi secara optimal dengan melibatkan


potensi dan infrastruktur yang ada (sumber daya manusia, piranti lunak, piranti keras,
sarana-prasarana, mekanisme kerja) yang ada guna mendukung kegiatan usaha koperasi,
sehingga dapat berhasil guna dan berdaya guna dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota.

25. Sasaran. Terwujudnya kemampuan unit usaha koperasi baik secara kualitas
maupun kuantitas sebagai fungsi utama koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota. Terwujudnya pengembangan unit usaha koperasi berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan Rapat Anggota Tahunan. Secara rasional
menitik beratkan pada keseimbangan antara perangkat organisasi koperasi (Rapat
Anggota, Pengurus, Pengawas, dan Pengelola) dengan kebutuhan koperasi secara nyata
(riil) sesuai dinamika dan tuntutan anggota. Di samping itu, terwujudnya mekanisme dan
prosedur kerja serta kemampuan koordinasi antar unsur satuan unit kerja baik pada level

22
pimpinan, pembantu pimpinan, pelayan dan pelaksana sesuai terapan manajemen
pendidikan yang dijalankan.

26. Subyek. Subyek dalam hal ini adalah yang terkait dengan pengambilan
kebijaksanaan tingkat atas yaitu Kepala Induk Koperasi Kartika (Keinkop Kartika), tingkat
tengah yaitu Kepala Pusat Koperasi (Kepuskop Kartika A) maupun tingkat bawah yaitu
Ketua Primer Koperasi Kartika Dharmagati (Keprimkop Kartika Dharmagati) yang secara
operasional bertanggung jawab dalam optimalisasi kemampuan Koperasi.

27. Obyek. Sasaran (obyek) dalam hal ini adalah Koperasi sebagai pelaksana
pelayanan yang di dalamnya terdapat :
a. Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Piranti Lunak.
c. Piranti Keras.
d. Sarana dan Prasarana.
e. Sistem Manajemen (Mekanisme Kerja).

28. Metoda. Metode yang digunakan dalam mengoptimalkan kemampuan koperasi


sebagai penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota antara lain :
a. Pendidikan dan Penataran. Metode ini digunakan untuk
meningkatkan kemampuan/kualitas pengurus, pengawas, pengelola (jika koperasi
menggunakan pengelola) dan anggota koperasi.
b. Seminar. Metode ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pengurus, pengawas, pengelola (jika ada) dan anggota koperasi dalam jangka waktu
yang sangat pendek (satu atau dua hari). Materi yang di angkat dalam seminar
adalah materi-materi aktual berhubungan dengan koperasi, pembahasan masalah
dan solusinya.
c. Sosialisasi. Metode ini digunakan untuk meningkatkan pengurus,
pengawas dan anggota koperasi terkait dengan adanya Undang-undang/peraturan
pemerintah yang baru, atau hal-hal yang bersifat perubahan dan harus segera
diketahui oleh perangkat organisasi koperasi.
d. Pemeliharaan dan Perbaikan. Metode ini digunakan agar fasilitas
koperasi memiliki masa pakai yang lama/tahan lama sehingga dapat mendukung
pelaksanaan tugas koperasi.

23
e. Pengawasan dan Pengendalian. Metode ini digunakan untuk
melaksanakan pengawasan dan pengendalian pada seluruh sistem koperasi secara
berkesinambungan.
f. Manajemen. Metode ini digunakan untuk melaksanakan mekanisme
hubungan kerja secara maksimal terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
anggota.

29. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang difungsikan dalam
mengoptimalkan kemampuan koperasi anta lain :
a. Perangkat Sistem Jaringan Komputer. Merupakan alat yang
berfungsi untuk menyimpan data anggota baik berupa data simpanan pinjam
anggota, data pendapatan dan biaya, data stok barang, pembelian dan belanja.
b. Fasilitas Akomodasi. Berupa bangunan yang digunakan untuk kantor,
unit usaha simpanan/tabungan, unit usaha peminjaman, unit usaha toko, unit usaha
pujasera, unit usaha jasa sewa bangunan
c. Fasilitas Keamanan. Penyediaan alat pemadan kebakaran di unit-unit
usaha koperasi baik yang bersifat tradisional (karung dan pasir) maupun yang
sesuai standar keamanan berupa tabung pemadan kebakaran.

30. Upaya Yang Dilakukan. Penyelenggaraan pelayanan koperasi terhadap


pemenuhan kebutuhan anggota adalah hal mendasar yang menjadi tolok ukur keberhasilan
suatu koperasi. Upaya yang dilakukan oleh perangkat organisasi koperasi seperti
peningkatan pelayanan di setiap unit usaha koperasi, meningkatkan sistem kerja perangkat
organisasi koperasi terutama oleh pengurus secara berkesinambungan agar tercapainya
tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Hal-hal yang
dapat dilakukan dalam mengoptimalkan kemampuan koperasi antara lain :

a. Upaya optimalisasi kemampuan Personil. Optimalisasi koperasi di


bidang personil, meliputi perangkat organisasi koperasi seperti rapat anggota,
pengurus, pengawas dan pengelola koperasi ditinjau dari segi kuantitas maupun
segi kualitas.
1) Rapat Anggota. Merupakan sekumpulan anggota yang mempunyai
kewenangan tertinggi sebagai pengambil keputusan, di upayakan memiliki
kemampuan pemahaman di bidang perkoperasian dengan cara
mengikutsertakan pendidikan dasar perkoperasian untuk para anggota
24
koperasi bekerjasama dengan dinas koperasi maupun pusat koperasi.
Tujuannya adalah agar para anggota koperasi mengetahui dasar-dasar
perkoperasian seperti hak dan kewajiban anggota koperasi sehingga pada
saat melaksanakan rapat anggota dapat berpartisipasi aktif memberikan
kontribusi berupa ide-ide dan saran-saran yang bermanfaat bagi
perkembangan koperasi, termasuk memilih pengurus dan pengawas
koperasi. Dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh para
anggota koperasi, tentunya dalam melaksanakan pemilihan pengurus dan
pengawas koperasi akan semakin selektif karena para anggota mengetahui
tugas dan tanggungjawab pengurus dan pengawas koperasi yang akan
bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga para anggota
koperasi akan memelih pengurus dan pengawas koperasi yang mempunyai
kemampuan ekonomi dan perkoperasian.

2) Pengurus. Pengurus sebagai pemegang kuasa saat pelaksanaan


rapat anggota wajib mengikuti pendidikan dasar perkoperasian baik yang
dilaksanakan oleh Pusat Koperasi Kartika maupun yang dilaksanakan oleh
Dinas Koperasi. Selanjutnya untuk pengurus dapat mengikuti pendidikan
lanjutan khusus bidang perpajakan, perbankan maupun akuntansi keuangan.
Melalui pendidikan, pengurus koperasi harus memiliki kemampuan
perkoperasian di bidang akuntansi seperti pembuatan laporan keuangan,
bidang administrasi keuangan, bidang simpan pinjam, bidang perpajakan,
bidang perbankan, jaringan komputer, dan di bidang hukum terkait dengan
penyewaan lahan dan bangunan. Di samping itu pengurus koperasi harus
mempunyai kemampuan berkoordinasi baik dengan orang perorangan
maupun dengan instansi. Pengurus juga harus meluangkan waktu kerja yang
bukan hanya mengacu kepada waktu dinas satuan Pusdikbekang Kodiklat
TNI AD, tetapi bila diperlukan sanggup bekerja tanpa mengenal waktu.

3) Pengawas. Dipilih oleh para anggota koperasi pada rapat anggota.


Pengawas koperasi juga harus memiliki kemampuan dasar perkoperasian,
sistem kerja koperasi sehingga memeriksa setiap kegiatan yang dilaksanakan
oleh pengurus koperasi. Memberi masukan atas kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh pengurus koperasi. Berperan aktif sebagai fasilitator antara

25
kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dengan aspirasi para anggota
koperasi.

4) Pengelola. Primer Koperasi Kartika Dharmagati tidak menggunakan


pengelola koperasi, tetapi pengelolaan koperasi dilaksanakan oleh pengurus
dan staf pembantu pelaksana koperasi.

b. Menyelenggarakan dan Memberdayakan Pembinaan Koperasi.


Optimalisasi kemampuan koperasi salah satunya dapat diwujudkan melalui :
1) Pembinaan Pengurus, Pengawas dan Pengelola. Pembinaan
Pengurus, Pengawas dan Pengelola Koperasi bertujuan untuk mewujudkan
kemampuan koperasi yang memiliki jati diri sebagai penyelenggara kegiatan
usaha sehingga terwujud tenaga-tenaga pengelola koperasi yang profesional
dan memiliki motivasi yang tinggi dalam bidang pengembangan usaha
koperasi. Terciptanya keunggulan kompetitif dari sumber daya manusia
merupakan kelebihan yang dimiliki dari kemampuan ini. Kemampuan
pembinaan Pengurus, Pengawas dan Pengelola merupakan asset dan
investasi yang besar bagi organisasi. Pembinaan Pengurus, Pengawas dan
Pengelola dilakukan melalui pengembangan kemampuan kerja.
Melaksanakan pemilihan pengurus dan pengawas sesuai ketentuan yang
berlaku pada rapat anggota bertujuan untuk memilih secara selektifitas perlu
dilakukan guna mendapatkan tenaga profesional yang mampu menjadi
pengurus, pengawas dan pengelola koperasi yang profesional, bukan
sebaliknya menjadi beban organisasi yang dapat berdampak buruk bagi
pengembangan koperasi.

2) Pembinaan Piranti Lunak. Melaksanakan penataan administrasi


terkait dengan keberadaan Primer Koperasi Kartika Dharmagati.
Memperbarui dan melengkapi surat ijin usaha yang sudah habis masa
berlakunya, sehingga pada saat dilaksanakannya pemeriksaan baik oleh
pengawas koperasi, Inspektorat Kodiklat TNI AD maupun dari Inspektorat
Jendral Angkatan Darat, dokumen-dokumen yang diperlukan siap masa
masih berlakunya dan bisa digunakan setiap saat. Memperbaharui Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga jika diperlukan seperti pada saat
dilaksanakannya penataan koperasi di lingkungan TNI AD dan
26
pengesahannya pada saat rapat anggota. Selanjutnya meminta pengesahan
dari dinas koperasi melalui Notaris yang ditunjuk. Membuat peraturan-
peraturan intern yang terkait dengan pengembangan usaha yang dilakukan
oleh koperasi

3) Pembinaan Materiil. Pembinaan dan pemberdayaan materiil


yang ada koperasi dilakukan untuk mewujudkan penataan dan pemeliharaan
dan pemberdayaan alat-alat materiil guna difungsikan secara optimal, baik
secara langsung/tidak langsung untuk kepentingan pengembangan kegiatan
usaha.

4) Pembinaan Organisasi. Organisasi mengandung arti sebagai


bentuk himounan orang untuk mencapai tujuan tentu didalamnya terdapat
wewenang dan tanggung jawab yang dapat difungsikan secara efisien. Guna
menghadapi masalah internal maupun eskternal dilakukan upaya-upaya
inovasif, kreatif dan adaptatif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Salah satu pembinaan organisasi adalah melalui penyusunan organisasi dan
tugas koperasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keseimbangan antara
personil yang mendukung kegiatan usaha dengan kemampuan usaha-usaha
koperasi. Keseimbangan jumlah kekuatan personil dengan tugasnya perlu
dilakukan sebagai bahan evaluasi.

c. Optimalisasi Kemampuan Unit Usaha Koperasi. Salah satu peran dalam


mewujudkan kemampuan unit usaha adalah dengan cara optimalisasi kemampuan
unit usaha koperasi. melalui :
1) Pembenahan Sistem Unit Usaha Koperasi. Melakukan evaluasi
setiap unit usaha secara periodik sehingga diketahui hasil yang telah di capai
oleh setiap unit usaha koperasi. Dengan melaksanakan evaluasi akan
diketahui kemampuan masing-masing unit usaha toko apakah mencapai
target yang ditetapkan atau tidak. Bila hasil yang diperoleh tidak tercapai,
maka pengurus berkoordinasi dengan staf pembantu pelaksana yang
bertugas mengelola unit usaha toko untuk mengetahui penyebab terjadinya
penurunan pendapatan selanjutnya mencari strategi yang tepat untuk
digunakan agar pada pelaksanaan evaluasi berikutnya bisa mencapai target.
27
2) Menetapkan Tujuan dan Sasaran Unit Usaha.
Penetapan tujuan dan sasaran unit usaha secara konsisten sesuai rencana
program kerja dan rencana anggaran pendapatan belanja (RAPB) yang
diajukan oleh pengurus bersama-sama dengan laporan pertanggungan
pengurus masa kerja satu tahun berjalan. Penetapannya dilakukan pada saat
pelaksanaan rapat anggota yang ditentukan dalam rapat anggota yang
dilaksanakan paling sedikit satu tahun satu kali.

3) Penerapan Manajemen. Pada dasarnya manajemen adalah suatu


rangkaian kegiatan/tindakan dalam penyelenggaraan dunia usaha yang
terjalin dalam suatu hubungan kerja sama yang rasional dan terintegrasi sejak
dari siklus kegiatan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijaksanaan dan
penilaian terhadap hasil kebijakan. Aplikasi manajemen itu adalah adanya
kemampuan menjabarkan kegiatan-kegiatan terencana, terkoordinir,
terkendali dan terawasi, secara baik sehingga menghasilkan keluaran yang
optimal.

28
BAB VII
PENUTUP

31. Kesimpulan. Pemahaman menyeluruh dari tulisan diatas dapat disimpulkan


hal-hal sebagai berikut :

a. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan anggota koperasi terkait dengan


kemampuan koperasi secara optimal. Optimalisasi kemampuan tersebut dapat
dilakukan melalui penataan dan pemberdayaan personil, penyelenggaraan
pelayanan, pengembangan organisasi, penerapan manajemen pendidikan maupun
aspek pembinaan latihan.
b. Optimalisasi kemampuan koperasi dapat di pengaruhi oleh adanya faktor dari
luar (Eksternal) baik yang berupa peluang dan kendala maupun faktor dari dalam
(Internal) yang berupa kekuatan dan kelemahan yang semuanya itu dapat menjadi
potensi pendorong dan sekaligus dapat menjadi titik kelemahan dalam
meningkatkan kemampuan koperasi secara optimal.
c. Optimalisasi kemampuan koperasi dalam mewujudkan peningkatan
kesejahteraan anggota didik secara sinergi terkait dengan penyelenggara/subyek
(Keinkop Kartika), sasaran/obyek (koperasi), maupun cara yang digunakan/metode
(Pendidikan, Sosialisasi, Seminar, Harbaik, Dalwas,Manajemen)

32. Saran. Dari kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
a. Perlu adanya penelitian dan pengembangan tentang pelayanan terhadap
anggota di koperasi, sehingga dapat memberikan kontribusi secara nyata guna
perbaikan dan pengembangan usaha koperasi.
b. Perlu adanya penataan dan pembuatan piranti lunak, berupa protap-protap
satuan yang dapat dijadikan dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
usahaanakan oleh koperasi.
c. Perlu dilakukan pengusulan pendidikan, sehingga operasional kegiatan usaha
koperasi dapat mencapai target yang ditetapkan.
d. Perlu adanya dukungan anggaran secara optimal, tepat waktu, guna
mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan usaha di koperasi.

29
33. Kata Penutup. Demikian tulisan ini dibuat, agar dapat menjadikan masukan
dan memberikan manfaat. Kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan demi
perbaikan tulisan ini ke depan.

Cimahi, Mei 2012

Penulis

Agung Widiyanta
Diklapa II Nosis 062

Anda mungkin juga menyukai