tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum.
Petunjuk Teknis (Juknis) tentang pemeliharaan dan perbaikan (Harbaik) Kapal ADRI
dan Tug Boat merupakan jabaran lebih lanjut dari Petunjuk Administrasi (Jukmin) tentang
Pemeliharaan Bekal/Materiil Bekang. Juknis ini menguraikan secara rinci tentang
pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat. Kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dilaksanakan secara tertib, terarah dan
berlanjut meliputi pemeliharaan dan perbaikan bagian deck, permesinan, alat navigasi dan
komunikasi.
Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat merupakan kegiatan
yang memerlukan kecermatan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan teknis dan
ketentuan yang berlaku. Keberhasilan kegiatan ini sangat tergantung oleh kemampuan
personel, ketersediaan materiil/suku cadang, sarana prasarana, serta peranti lunak sebagai
pedomannya. Oleh karena itu, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan benar,
tertib dan teratur maka diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) tentang Pemeliharaan dan
Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat (Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat).
Agar diperoleh hasil pemeliharaan dan perbaikan yang optimal serta dapat digunakan
sebagai referensi bahan ajaran di Lembaga Pendidikan, maka perlu disusun Naskah
Sementara Petunjuk Teknis tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat.
1.2.1 Maksud. Penyusunan naskah sementara petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk
memberikan petunjuk tentang kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat bagi satuan jajaran TNI AD.
1.2.2 Tujuan. Penyusunan naskah sementara petunjuk teknis ini bertujuan agar dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
kapal ADRI dan Tug Boat sehingga diperoleh hasil guna serta daya guna yang optimal.
4
1.3.1 Ruang Lingkup. Pembahasan naskah sementara petunjuk teknis ini dibatasi pada
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tingkat “0”, 1, 2, 3 dan 4 oleh satuan Tingkat Pusat
dan Daerah terhadap kapal ADRI dan Tug Boat.
1.3.2 Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
1.4 Dasar.
1.4.2 Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Buku
Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan Darat.
BAB II
KETENTUAN UMUM
2.1 Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman pokok dalam tata cara kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat bagi satuan pelaksana di lapangan.
Ketentuan umum Juknis ini harus dipedomani dalam penyelenggaraan pemeliharaan dan
perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat agar diperoleh hasil yang optimal.Ketentuan ini
berisikan tentang tujuan, sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan tanggung jawab,
syarat personel, teknis, sarana, prasarana dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
2.2.1 Tujuan. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan prosedur pemeliharaan
dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat yang efektif sehingga mencapai usia pakai
maksimal dan siap operasional.
2.2.2 Sasaran.
2.2.2.1 Terwujudnya prosedur administrasi Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat yang tertib
dan akuntabel.
2.2.2.2 Terlaksananya kegiatan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara tertib, efektif dan
efisien.
2.3 Sifat. Petunjuk teknis ini bersifat teknis yang menguraikan tentang kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat.
2.4 Peranan. Petunjuk teknis ini berperan sebagai pedoman dan tuntunan dalam
proses kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat.
DAN KAPAL
PALAKSA KKM
BA TA DECK BA TA MESIN
DANYONBEKANG-4/AIR
PASILOG
DANTONHAR
KABENGPUSBEKANG
KABENGANGAIR
KAURLOG
DAN KAPAL
PALAKSA KKM
BA TA DECK BA TA MESIN
DANDENHARJASAINT
2.6.1.1 Pelaksana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 0 s.d. 1.
2.6.1.1.1.3 Membuat usulan kebutuhan bahan baku Harbaik dan laporan pelaksanaan
Harbaik tingkat 0 s.d 1.
2.6.1.1.2 Palaksa/KKM.
2.6.1.1.2.2 Menginventarisir alat peralatan dan bahan baku yang telah digunakan.
2.6.1.1.3.2 Mendata dan menginventarisir peralatan yang digunakan dan hasil perbaikan.
2.6.1.2.1 Danyonbekang-4/Air.
10
2.6.1.2.1.2 Menginventarisir dan mengajukan dukungan AlHarwat, bahan baku dan suku
cadang untuk pemeliharaan sampai dengan tingkat 2.
2.6.1.2.1.4 Memeriksa dan mengontrol bahan baku dan Sucad dipergunakan sesuai fungsi
dan peruntukannya.
2.6.1.2.1.6 Membuat laporan perjalanan kapal terutama yang berhubungan dengan Harwat
kapal terkait gangguan dan kesulitan selama dalam pelayaran dan saran perbaikannya.
2.6.1.2.2 Pasilog.
2.6.1.2.2.1 Menyusun rencana kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung
lainnya guna keperluan Harwat tingkat 2.
2.6.1.2.2.2 Mengkoordinasikan bidang terkait untuk kelancaran dukungan bahan baku dan
Sucad yang diperlukan untuk pemeliharaan.
2.6.1.2.2.3 Menghitung dan meneliti bahan baku dan Sucad yang didukung sudah sesuai
dengan yang diajukan.
2.6.1.2.2.4 Menerima, menyimpan, menyalurkan bahan baku dan Sucad kapal dan Tug
Boat guna pelaksanaan Harwat serta menyusun administrasi pertanggungjawaban.
2.6.1.2.3.1 Menginventarisir dan mengajukan bahan baku dan Sucad untuk keperluan
Harwat tingkat 2.
2.6.1.2.3.2 Menerima dan menggunakan bahan baku dan Sucad sesuai dengan
peruntukannya.
2.6.1.2.3.3 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
permesinan, sistem pipa, dan kelistrikan.
2.6.1.2.3.4 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
deck dan mesin.
11
2.6.1.2.3.5 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian-
bagian kapal lainnya.
2.6.1.2.5.1 Menginventarisir dan mengajukan bahan baku dan Sucad untuk keperluan
Harwat tingkat 2.
2.6.1.2.5.2 Menerima dan menggunakan bahan baku dan Sucad sesuai dengan
peruntukannya.
2.6.1.2.5.3 Melaksanakan Harwat rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
permesinan, sistem pipa, kelistrikan, bagian deck, peralatan muat bongkar, dan peralatan
tambat.
2.6.1.2.5.4 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
deck, peralatan muat bongkar dan peralatan tambat.
2.6.1.2.5.5 Melaksanakan Harwat peralatan pemeliharaan Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.1.3 Pelaksana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 3 dan 4.
2.6.1.3.1 Kabengpusbekang.
2.6.1.3.1.2 Menerima perintah pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan
Tug Boat tingkat 3 dan 4.
2.6.1.3.1.4 Menyiapkan fasilitas dan peralatan kerja serta mengajukan bahan baku dan
suku cadang untuk kegiatan docking kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.1.3.1.5 Menerima penyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan diperbaiki dari
satuan pengguna.
2.6.1.3.1.6 Melaksanakan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai daftar
pekerjaan/repair list.
2.6.1.3.1.7 Melaksanakan pengujian (dock trial, sea trial dan kompasserent) terhadap
Kapal ADRI dan Tug Boat
2.6.1.3.1.8 Menjamin kualitas Kapal ADRI dan Tug Boat hasil perbaikan dan modifikasi.
12
2.6.1.3.1.11 Membuat naskah serah terima Kapal ADRI dan Tug Boat setelah selesai
diperbaiki.
2.6.1.3.2 Kabagrendal.
2.6.1.3.2.2 Menyusun rencana kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung
guna pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.1.3.3 Kabagum.
2.6.1.3.4 Pasilog.
2.6.1.3.4.1 Mengurus bahan baku dan Sucad untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan
dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.1.3.4.3 Menerima dan menyalurkan bahan baku dan Sucad dari Gupusbekang kepada
Kagudkai untuk serta menyusun administrasi pertanggungjawaban.
2.6.1.3.4.4 Mengkoordinasikan bidang terkait guna kelancaran dukungan bahan baku dan
Sucad yang diperlukan untuk pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug
Boat.
2.6.1.3.4.5 Menghitung dan meneliti bahan baku dan Sucad yang didukung sudah sesuai
dengan yang diajukan.
2.6.1.3.5 Kagudkai.
2.6.1.3.6 Kabengangair.
2.6.1.3.6.2 Mengajukan kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung untuk
keperluan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.
14
2.6.1.3.6.4 Melaksanakan pemeriksaan kualitas bahan baku dan Sucad serta hasil
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.1.3.7 Kasubbengbangkap.
2.6.1.3.7.2 Melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug
Boat tingkat 3 dan 4.
2.6.1.3.7.3 Melaksanakan modifikasi kapal ADRI dan Tug Boat bagian bangunan kapal
sesuai dengan hasil kajian/Litbang yang telah ditentukan.
2.6.1.3.7.5 Menerima bahan baku dan suku cadang serta menggunakan sesuai dengan
peruntukannya.
2.6.1.3.7.7 Kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan pemeliharaan dan perbaikan
bangunan kapal termasuk sistem pipa.
2.6.1.3.8 Kasubbengsin.
15
2.6.1.3.9 Kasubbengprod.
2.6.1.3.9.1 Menginventarisasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Harbaik kapal ADRI
dan Tug Boat terkait dengan mesin produksi (mesin bubut, sekrap, frais, milling, gergaji),
tempa, pekerjaan batu dan kayu. koordinasi dengan bagian terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugasnya.
2.6.1.3.9.3 Melaksanakan pekerjaan kayu dan batu ruang akomodasi, sanitary dan bagian
lain yang terkait bidang tersebut.
2.6.2.1.1.3 Membuat usulan kebutuhan bahan baku Harbaik dan laporan pelaksanaan
Harbaik tingkat 0 s.d 1.
2.6.2.1.2 Palaksa/KKM.
2.6.2.1.2.2 Menginventarisir alat peralatan dan bahan baku yang telah digunakan.
2.6.2.1.3.2 Mendata dan menginventarisir peralatan yang digunakan dan hasil perbaikan.
2.6.2.2.1 Kabekangdam.
2.6.2.2.1.1 Bertanggung jawabatas penyelenggaraan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
tingkat 2 sesuai dengan areal Servicenya.
2.6.2.2.1.2 Secara periodik (triwulan, semester) meminta laporan kondisi Kapal ADRI dan
Tug Boat kepada satuan pemakai guna inventarisasi pelaksanaan Harbaik.
2.6.2.2.1.6 Mengkoordinir kelancaran pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
tingkat 2 sesuai dengan areal Service tanggungjawabnya.
2.6.2.2.1.7 Melaksanakan uji coba terhadap Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah
dilaksanakan pemeliharaan.
2.6.2.2.2 Kasihar.
2.6.2.2.2.1 Meneliti dan mengevaluasi laporan periodik kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat
dari satuan pemakai.
2.6.2.2.2.2 Meneliti dan mengevaluasi laporan kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat organik
serta pengajuan satuan bawah (Denbekang/Denjasaang).
2.6.2.2.2.4 Menyusun dan membuat rencana kebutuhan bahan baku dan suku cadang
untuk mendukung pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.2.2.2.6 Mengendalikan kegiatan penyelenggaraan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.2.2.3 Dandenharjasaint.
2.6.2.2.3.1 Melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 yang berasal dari
satuan pemakai dan satuan Kapal sesuai pengajuan satuan bawah.
2.6.2.2.3.2 Mengajukan kebutuhan bahan baku dan suku cadang dalam rangka
mendukung pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
2.6.2.2.3.3 Meneliti dan memeriksa kualitas bahan baku suku cadang yang diterima serta
menggunakan sesuai dengan peruntukannya.
18
2.6.2.2.3.6 Menyerahkan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah dilaksanakan
Harbaik dan dalam kondisi baik kepada satuan pemakai.
2.6.2.2.4 Dantimunithar
2.6.2.2.4.1 Melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 1 sampai dengan 2
sesuai dengan ketentuan.
2.6.2.2.4.2 Dalam melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat harus menggunakan
peralatan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
2.6.2.2.4.3 Menggunakan suku cadang atau bahan baku sesuai dengan standart yang
dipersyaratkan.
2.7 Syarat Personel. Personel pelaksana pemeliharaan dan perbaikan serta modifikasi
Kapal ADRI dan Tug Boat sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang optimal maka dalam
penempatan personel yang menangani bidang Harbaik dan modifikasi harus memiliki
persyaratan sebagai berikut:
2.7.6 Memiliki kemampuan dan pengalaman dibidang pemeliharaan dan perbaikan serta
pengoperasian Alangair.
2.7.7 Mempunyai kemampuan membaca dan mengaplikasikan alat ukur dan uji teknik.
2.8.1 Bertahap. Pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat dilaksanakan
setelah perhitungan dan pertimbangan teknis berdasarkan laporan/hasil survey dan
peraturan-peraturan dalam bidang pelayaran serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
2.8.2 Sistematis. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada kapal ADRI dan Tug
Boat dilaksanakan secara terukur dan berurutan serta tidak merubah fungsi dari kapal
kecuali ada pertimbangan khusus dan disetujui oleh Kepala Staf Angkatan Darat. Tingkat
pemeliharaan meliputi pemeliharaan tingkat 0,1,2,3 dan 4.
2.8.2.1 Pemeliharaan tingkat “0” (Organik yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang
menjadi tanggung jawab personel/organik yang mengoperasikan/menggunakan,
dilaksanakan secara harian/rutin, bersifat pencegahan dan deteksi dini dengan sasaran
kegiatan menjaga kebersihan, kesiapan, keutuhan/kelengkapan alat serta
mengoperasikan/menggunakan alat sesuai dengan ketentuan tentang tata cara penggunaan
atau pengoperasian alat.
2.8.2.2 Pemeliharaan tingkat 1 (satu) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab satuan, merupakan pemeliharaan yang sifatnya ringan dan masih berada
pada batas kemampuan ABK, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pencegahan
terhadap terjadinya kerusakan.
2.8.2.3 Pemeliharaan tingkat 2 (dua) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina daerah (Denbekang dan Denjasaang) merupakan pemeliharaan
sedang, menggunakan peralatan khusus (special tool) diantaranya kegiatan pembongkaran
terbatas, pengukuran/penyetelan kembali dan penggantian suku cadang bagian tertentu.
2.8.2.4 Pemeliharaan tingkat 3 (tiga) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina pusat (Bengpusbekang Ditbekangad), merupakan pemeliharaan
berat, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah pembongkaran/penggantian bagian
dari alat, penggantian sebagian atau seluruh suku cadang mesin yang bergesekan,
menggunakan peralatan khusus (special tool), bila diperlukan mendatangkan tenaga ahli dari
luar.
2.8.2.5 Pemeliharaan tingkat 4 (empat) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina pusat (Bengpusbekang), merupakan kegiatan pemeliharaan yang
didahului dengan kajian, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya perubahan bentuk
(modifikasi), pembangunan kembali (rebuild) dan penggantian sumber tenaga (repowering).
2.8.3 Lengkap. Aspek yang dikerjakan dalam kegiatan Harbaik Kapal ADRI dan Tug
Boat antara lain :
2.8.3.4 Komunikasi.
2.8.3.5 Keselamatan
2.9 Sarana dan Prasarana. Agar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
kapal ADRI dan Tug Boat berjalan dengan aman, lancar dan efektif maka diperlukan sarana
dan prasarana pendukung meliputi :
2.9.1 Prasarana.
2.9.2.1 Peralatan :
2.9.2.1.4 Takal.
2.9.2.1.15 Ragum.
2.9.2.1.18 Forklift.
2.9.2.2 Perlengkapan:
2.9.2.2.6 Masker.
2.10.1.2 Ketersediaan bahan baku/suku cadang. Kapal ADRI dan Tug Boat memiliki
spesifikasi khusus, sebagian berusia relatif tua atau model/tipe yang dimaksud sudah tidak
22
diproduksi dengan demikian terjadi kesulitan dalam mendapatkan suku cadang, dengan
demikian faktor ketersediaan suku cadang berpengaruh terhadap kelancaran dan kualitas
hasil Harbaik.
2.10.1.5 Pengelompokan. Pengelompokan kondisi kapal ADRI dan Tug Boat sesuai
kategori (dapat digunakan, harus direparasi, dimodifikasi atau disposal) menjadi kewajiban
pembina materiil, serta agar Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dapat terlaksana dengan
efektif dan efisien serta perlu ditentukan personel/satuan yang bertanggung jawab
melaksanakan Harbaik sesuai dengan tingkat-tingkat pemeliharaan.
2.10.1.6 Peranti lunak. Ketersediaan peranti lunak yang dapat digunakan sebagai
petunjuk atau pedoman dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil Harbaik yang dilaksanakan.
2.10.1.1 Cuaca. Hujan, angin kencang dan ombak besar dapat menghambat kegiatan
Harbaik. Pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dapat berjalan lancar bila
kondisi cuaca cerah dan awan Stratus/Cirrus;
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
3.1 Umum. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan
yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya petunjuk teknis yang mengatur tentang
pelaksanaan kegiatan Harbaik mulai dari tingkat “0” (Organik) sampai dengan tingkat 4
(empat). Kegiatan yang dilaksanakan dalam Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat agar mudah
dan mencapai sasaran maka perlu dibedakan antara prosedur administrasi dengan prosedur
pelaksanaannya.
23
3.2 Prosedur Administrasi Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat. Kapal ADRI dan
Tug Boat dalam melaksanakan tugas harus senantiasa dalam kondisi laik laut, sehingga
aman selama pelayaran dan dapat digunakan secara optimal serta memiliki usia pakai yang
maksimal. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilaksanakan pemeliharaan dan perbaikan,
baik oleh satuan pemakai maupun satuan pembina sesuai dengan tingkat dan tanggung
jawabnya masing-masing. Guna efisiensi dan efektifitas kegiatan Harbaik maka perlu
ditentukan mekanisme/prosedur administrasi penyelenggaraannya dimulai dari tahap
perencanaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran.
3.2.1.1.1 Perencanaan.
3.2.1.1.1.3 Membuat rencana kerja Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat sedetail
mungkin.
3.2.1.1.1.4 Dan Kapal secara periodik membuat laporan lengkap tentang kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada Danyon.
3.2.1.1.2 Persiapan.
3.2.1.1.2.1 Menyiapkan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik.
3.2.1.1.3 Pelaksanaan.
3.2.1.1.3.1.3 Pelumasan sistem mekanik rampdoor, dewi-dewi skoci, jangkar, crane, dan
tangga akomodasi.
3.2.1.1.4 Pengakhiran.
3.2.1.2.1 Perencanaan.
3.2.1.2.1.5 Agar pengajuan rencana kerja tahunan bidang Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat akurat maka perlu didukung data lainya diantaranya hasil survey tentang kondisi nyata
Kapal ADRI dan Tug Boat serta docking report sebelumnya.
3.2.1.2.1.6 Pengajuan rencana kerja bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat
sedetail mungkin agar tepat sasaran.
3.2.1.2.1.7 Pada usulan rencana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat sudah disahkan
sesuai dengan realisasi pelaksanaanya.
3.2.1.2.1.8 Usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat disusun
berdasarkan skala prioritas.
3.2.1.2.2 Persiapan.
3.2.1.2.2.1 Menentukan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik
disesuaikan dengan tersedianya anggaran.
25
3.2.1.2.2.3 Menyusun kebutuhan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam rangka
Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
3.2.1.2.2.4 Menentukan tempat pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
3.2.1.2.2.5 Melaksanakan penarikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dalam kondisi rusak
dan akan dilaksanakan Harbaik di tempat yang telah ditentukan;
3.2.1.2.2.6 Menyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat dari satuan pemakai ke satuan
pelaksana Harbaik disertai berita acara/administrasi serah terima.
3.2.1.2.2.7 Melaksanakan penilaian kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat untuk menentukan
pelaksanaan Harbaik.
3.2.1.2.3 Pelaksanaan.
3.2.1.2.3.2 Bahan baku/suku cadang yang diadakan diusahakan tidak duplikasi dengan
dukungan bahan baku/suku cadang dari komando atas/Dirbekangad.
3.2.1.2.3.3 Pada kondisi tertentu atau kebutuhan untuk berlayar maka kebutuhan suku
cadang/bahan baku dapat diajukan ke Dirbekangad.
3.2.1.2.3.4 Bahan baku/suku cadang yang diadakan tidak duplikasi dengan dukungan
bahan/baku suku cadang dari komando atas/Dirbekangad.
3.2.1.2.3.13 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil pemeliharaan dilaksanakan uji coba untuk
mendapatkan data bahwa materiil dalam kondisi layak untuk digunakan.
3.2.1.2.3.14 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil pemeliharaan oleh Bengpusbekang
dikembalikan ke satuan pengguna untuk dioperasikan.
3.2.1.2.3.15 Penyerahan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat ke satuan pemakai disertai
dengan administrasi yang berlaku/Naskah Serah Terima.
3.2.1.2.4 Pengakhiran.
3.2.1.2.4.1 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
dengan titik berat terhadap hambatan atau kendala yang dihadapi sebagai masukan untuk
pelaksanaan Harbaik selanjutnya.
3.2.1.2.4.2 Menyusun laporan pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara
hierarkhis kepada satuan atas.
3.2.2.1.1 Perencanaan.
3.2.2.1.1.4 Membuat rencana kerja Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat sedetail
mungkin.
27
3.2.2.1.1.5 Dan Kapal secara periodik membuat laporan lengkap tentang kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada Dandenjasaang.
3.2.2.1.1 Persiapan.
3.2.2.1.1.1 Menyiapkan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik.
3.2.2.1.2 Pelaksanaan.
3.2.2.1.2.1.3 Pelumasan sistem mekanik ramdoor, dewi-dewi skoci, jangkar, crane, dan
tangga akomodasi.
3.2.2.1.3 Pengakhiran.
3.2.2.2.1 Perencanaan.
3.2.2.2.1.1 Satkai membuat surat pengajuan Kapal ADRI dan Tug Boat di satuannya yang
dalam kondisi rusak untuk dilaksanakan Harbaik kepada pembina materiil.
3.2.2.2.1.2 Satkai secara periodik (triwulan dan semester) membuat laporan kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada satuan pembina daerah (Denbekang/Denjasaang) sesuai
dengan areal Service.
3.2.2.2.1.3 Surat pengajuan/laporan minimal memuat nomor, nama Kapal dan Tug Boat,
jumlah, kondisi, dislokasi Kapal dan Tug Boat.
28
3.2.2.2.1.5 Satuan pembina daerah menyusun daftar Kapal ADRI dan Tug Boat yang
memerlukan Harbaik.
3.2.2.2.1.6 Pada awal triwulan I setiap tahun anggaran satuan pembina daerah
(Denbekang/Denjasaang) membuat pengajuan rencana usulan kegiatan bidang Harbaik
Kapal ADRI dan Tug Boat kepada Kabekangdam.
3.2.2.2.1.8 Pada awal tahun anggaran satuan pembina daerah (Bekangdam) membuat
pengajuan rencana usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat kepada
satuan atas tembusan Ditbekangad.
3.2.2.2.1.9 Usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat disusun
berdasarkan skala prioritas.
3.2.2.2.1.10 Mengajukan kebutuhan bahan baku/suku cadang ke satuan atas apabila tidak
dapat terpenuhi pada tingkat daerah.
3.2.2.2.2 Persiapan.
3.2.2.2.2.1 Menentukan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik
disesuaikan dengan tersedianya anggaran.
3.2.2.2.2.3 Menyusun kebutukan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam rangka
Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
3.2.2.2.2.4 Menentukan tempat pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
3.2.2.2.2.5 Melaksanakan penarikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dalam kondisi rusak
dan akan dilaksanakan Harbaik serta dihimpun di tempat yang telah ditentukan.
3.2.2.2.2.6 Penyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat dari satuan pemakai ke satuan pembina
pemeliharaan daerah disertai berita acara serah terima Kapal ADRI/Tug Boat.
3.2.2.2.3 Pelaksanaan.
3.2.2.2.3.1 Pembina Kapal ADRI dan Tug Boat daerah melaksanakan pengadaan bahan
baku/suku cadang untuk mendukung pelaksanaan Harbaik sesuai dengan areal Service.
29
3.2.2.2.3.2 Pembina Kapal ADRI dan Tug Boat daerah melaksanakan pergudangan
selanjutnya mendistribusikan bahan baku/suku cadang hasil pengadaan/dukungan kepada
pelaksana teknis Harbaik sesuai dengan tingkat dan tanggung jawab pemeliharaan.
3.2.2.2.3.4 Didukung suku cadang/bahan baku, fasilitas Harbaik, sarana dan prasarana
Harbaik yang ada maka pelaksana teknis Harbaik melaksanakan pemeliharaan disesuaikan
dengan macam/jenis, tingkat dan tanggung jawab pemeliharaan.
3.2.2.2.3.6 Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah dilaksanakan pemeliharaan harus
dilaksanakan pemeriksaan/pengujian untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan.
3.2.2.2.3.7 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil perbaikan dikembalikan kepada satuan
pemakai.
3.2.2.2.3.8 Penyerahan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat ke satuan pemakai.
3.2.2.2.4 Pengakhiran.
3.2.2.2.4.1 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug dengan titik
berat terhadap hambatan atau kendala yang dihadapi sebagai masukan untuk pelaksanaan
Harbaik selanjutnya.
3.2.2.2.4.2 Menyusun laporan pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara
hirarkhis kepada satuan atas.
3.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat. Pemeliharaan Kapal dan
Tug Boat terdiri dari bagian deck dan bagian mesin, bagian navigasi/komunikasi serta
keselamatan dimana bagian tersebut akan diurai menjadi kegiatan-kegiatan Harbaik yang
lebih detail, sehingga mempermudah dalam pemahaman maka sebelum pelaksanaan perlu
diuraikan sebagai berikut:
3.3.1.1.2 Landing/pendarat (ADRI 150 DWT, ADRI 200 DWT, ADRI 300 DWT, ADRI 500
DWT, ADRI 1000 DWT, ADRI 1200 DWT, Tug Boat).
3.3.2.2.3 Pompa-pompa.
3.3.3 Bahan Baku Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat. Bahan baku dalam perbaikan
kapal disesuaikan dengan bahan kapal itu sendiri.
3.3.3.1.1.4 LPG.
3.3.3.1.2.3 Asitelin/argon.
3.3.3.2.1 Mesin Induk. Bahan baku atau suku cadang yang digunakan disesuaikan
tingkat perbaikan yang akan diganti berdasarkan kerusakan yang dialami mesin induk
tersebut.
3.3.3.2.1.1.1 Injector.
3.3.3.2.1.1.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).
3.3.3.2.1.2.1 Injector.
3.3.3.2.1.2.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).
3.3.3.2.1.3.1 Injector.
3.3.3.2.1.3.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).
3.3.3.2.1.3.22 Retainer.
3.3.3.2.1.4.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).
3.3.3.2.1.4.22 Retainer.
3.3.3.2.2 Mesin Bantu/Generator Set. Bahan baku atau suku cadang yang diperlukan
sama dengan mesin induk tetapi pada mesin bantu ditambah dengan peralatan listrik,sistem
perpipaan dan pompa-pompa.
3.3.3.2.2.1 Mesin penggerak generator (bahan baku sama dengan mesin induk jumlahnya
berbeda disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan).
3.3.3.2.2.2.2 Kabel.
3.3.3.2.2.2.3 AVR.
3.3.3.2.2.2.4 Rilay.
3.3.3.2.2.2.5 Diode.
3.3.3.2.2.3 Sistem perpipaan, terdiri dari pipa bahan bakar dan sistem air laut, sintem air
tawar dan pipa gas buang bahan bakunya sebagai berikut:
3.3.3.2.2.3.3 Flendes.
3.3.3.2.2.3.4 Elbow
3.3.3.2.2.3.5 I joint.
3.3.3.2.2.4 Pompa-pompa.
3.3.3.2.2.4.1 Impeller.
3.3.3.2.2.4.2 Bearing.
3.3.3.2.2.4.3 Seal.
3.3.3.2.2.4.4 Packing.
3.3.3.2.2.4.5 Isolator.
3.3.3.3 Alat navigasi dan komunikasi. Bahan baku yang digunakan disesuaikan dengan
kerusakan yang terjadi pada radio,radar, kompas, echo sounder dan GPS.
3.3.4.1.1 Perencanaan.
3.3.4.1.2 Persiapan.
36
3.3.4.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik bagian deck, meliputi hal-
hal sebagai berikut:
3.3.4.1.3.1 Menyapu sampah/kotoran pada bagian deck hingga bersih, jangan sampai ada
yang tertinggal. Sampah dikumpulkan menggunakan sekop dan diletakkan pada tempat
sampah.
3.3.4.1.3.2 Menyapu lantai deck dan dicuci dengan air tawar. Menyiapkan selang air dan
dipasang pada kran air deck.
3.3.4.1.3.3 Menarik selang air sesuai pada bagian deck yang akan dicuci.
3.3.4.1.3.8 Semua sampah yang terkumpul dibuang pada saat kapal tiba di pelabuhan,
yang telah disiapkan oleh pihak pelabuhan.
3.3.4.1.4 Pengakhiran.
3.3.4.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.4.1.4.3 Bahardek sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada palaksa.
3.3.4.2.1 Perencanaan.
3.3.4.2.2 Persiapan.
3.3.4.2.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik plat-plat kapal, meliputi hal-
hal sebagai berikut :
3.3.4.2.3.1 Periksa terlebih dahulu tempat yang akan diketok. Plat yang berkarat langsung
dilakukan pengetokan.
3.3.4.2.3.2 Pengetokan bagian berkarat dilakukan secara berulang ulang sampai karat
terangkat dan lepas;
3.3.4.2.3.4 Bersihkan plat hasil pengetokan dan penyikatan dengan menggunakan kain
lap/majun.
3.3.4.2.3.5 Plat yang sudah bersih, kemudian dilakukan pengecatan menggunaan cat meni
sebagai dasar pengecatan body.
3.3.4.2.4 Pengakhiran.
3.3.4.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.4.3.1 Perencanaan.
3.3.4.3.2 Persiapan.
3.3.4.3.3.1 Menggunakan helm, kaca mata las, sarung tangan kulit, dan sepatu kerja.
3.3.4.3.3.2 Lakukan persiapan pembersihan bagian yang akan dilas dengan cara diketok
dan disikat sampai bersih dari karat atau lapisan cat.
3.3.4.3.3.3 Siapkan mesin las dan peralatannya yang terdiri dari kabel las, kepala/penjepit
kabel las, dan elektroda. Selanjutnya memasang kutub negatif (-) pada media besi baja dan
kutub positif (+) ke elektroda. Langkah selanjutnya, hidupkan mesin las pada posisi “on” agar
mendapat sumber pengelasan. Atur frekuensi pada mesin las yang disesuaikan dengan
bahan dan ukuran elektrodanya.
3.3.4.3.4 Pengakhiran.
3.3.4.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.4.3.4.3 Tur las sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Dankiharjasa.
3.3.4.4.1 Perencanaan.
3.3.4.4.2 Persiapan.
3.3.4.4.2.4 Penyusunan stud block sesuai dengan docking plan serta berikan tanda
penempatan kapal.
3.3.4.4.3 Pelaksanaan.
3.3.4.4.3.1 Pengisian graving dock dengan membuka keran pengisian air laut sampai
dengan graving dock penuh, sama dengan permukaan air laut.
3.3.4.4.3.3 Secara perlahan pintu dock dibuka dengan cara ditarik dan tempatkan pada
daerah aman dan tidak menghalangi alur kapal masuk.
3.3.4.4.3.4 Kapal secara perlahan ditarik masuk ke dalam galangan dan tempatkan sesuai
dengan tanda-tanda yang ditentukan/docking plan.
3.3.4.4.3.5 Yakinkan kapal telah pada posisi yang ditentukan selanjutnya diikat pada
beberapa sisi agar kapal tidak bergeser.
3.3.4.4.3.6 Laksanakan pengecekan posisi stud block bahwa masing-masing posisi stud
blok tidak bergeser dengan cara diselam.
3.3.4.4.3.7 Buang air laut yang ada di dalam graving dock dengan cara dipompa.
3.3.4.4.3.8 Periksa dengan cermat kedudukan pintu dock serta dalam kondisi kedap/tidak
terjadi kebocoran.
3.3.4.4.3.9 Dengan berkurangnya air di dalam graving dock periksa dan yakinkan posisi
kapal tidak bergeser.
3.3.4.4.3.10 Pada kondisi kapal akan duduk pada stop blok periksa bahwa kapal dan stud
blok pada posisi yang benar.
3.3.4.4.3.13 Apabila kapal sudah duduk dengan aman maka graving dock dapat dipompa
sampai dengan kering/habis.
3.3.4.4.4 Pengakhiran.
3.3.4.4.4.1 Meyakinkan posisi stud block sesuai dengan gambar docking plan dan
laksanakan penyisipan apabila terdapat kedudukan kapal yang meragukan.
41
3.3.4.4.4.2 Jaga agar graving dock tetap kering dengan memompa air keluar galangan
setiap diperlukan.
3.3.4.4.4.3 Pasang aliran listrik ke kapal dengan cara menghubungkan listrik darat.
3.3.4.4.4.4 Laksanakan pengikatan antara bolder kapal dengan bolder graving dock agar
kapal tidak bergerak/bergeser.
3.3.4.5.1 Perencanaan.
3.3.4.5.2 Persiapan.
3.3.4.5.2.4 Mempelajari gambar bukaan kulit untuk menentukan prioritas plat kapal yang
akan ditest ketebalannya.
3.3.4.5.3 Pelaksanaan.
3.3.4.5.3.1 Test ketebalan plat dilakukan pada setiap lembar plat kapal diprioritaskan pada
posisi bawah garis air.
3.3.4.5.3.3 Melaksanakan pemeriksaan pada setiap pelat dengan cara diketok dengan
palu tester, dengan efek suaranya maka dapat diketahui bagian plat yang tipis.
3.3.4.5.3.4 Berikan tanda dengan kapur posisi plat yang perlu/harus diperiksa
ketebalannya.
3.3.4.5.3.6 Melumasi bagian yang akan diultrasonik dengan minyak lumas ataupun gemuk.
3.3.4.5.3.7 Menempelkan sensor alat ultrasonik pada bagian plat yang sudah dibersihkan
dan sudah dilumasi, maka alat tersebut menunjukan ketebalan plat/ketebalan plat dapat
diketahui.
3.3.4.5.3.8 Hasil pengukuran sesuai dengan yang tertera pada alat ditulis di sebelah media
yang diukur.
3.3.4.5.3.9 Lanjutkan pemeriksaan ketebalan seluruh plat yang ada di bawah garis air.
3.3.4.5.3.10 Pindahkan hasil pengetesan ketebalan plat kulit kapal ke dalam gambar
bukaan kulit, posisi dan hasil pengukuran antara nyata di kapal dan di gambar bukaan kulit
harus sama.
3.3.4.5.4 Pengakhiran.
3.3.4.5.4.1 Sempurnakan hasil test ketebalan plat yang tertuang dalam gambar bukaan
kulit agar mudah dimengerti.
3.3.4.5.4.2 Berikan tanda khusus pada gambar bukaan kulit kondisi plat yang di bawah
standard dan harus dilaksanakan replating.
3.3.4.5.4.3 Buat gambar bukaan kulit kondisi terakhir setelah dilaksanakan penggantian
plat kapal untuk data informasi pada docking berikutnya.
3.3.4.6.1 Perencanaan.
3.3.4.6.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengecatan kulit kapal di atas garis air.
43
3.3.4.6.2.4 Menyiapkan bahan (cat primer, ac, finish, dan minyak cat) dan peralatan yang
akan digunakan.
3.3.4.6.2.5 Kebutuhan cat dapat dihitung dengan mengetahui luas permukaan yang akan
dicat dengan komposisi satu liter cat dicampur 20 % minyak cat dapat mengecat seluas 4 m
persegi.
3.3.4.6.3 Pelaksanaan.
3.3.4.6.3.1 Bersihkan plat yang akan dicat dengan cara : sandblasting, waterjet, brushing,
ketok, dan gerinda yakinkan plat dalam kondisi bersih.
3.3.4.6.3.2 Pengecatan dilaksanakan pada saat cuaca cerah dengan kelembaban udara
maksimal 40 % dan temperatur minimal 27 c.
3.3.4.6.3.3 Pengecatan dilakukan dengan cara spray ataupun kuas menggunakan cat
marine.
3.3.4.6.3.4 Pengecatan lapisan pertama dengan menggunakan cat primer. Cat ini
digunakan sebagai dasar untuk melindungi plat dari korosi selama dalam proses pekerjaan.
3.3.4.6.3.5 Pengecatan lapisan kedua menggunakan cat anticorosive (ac). Cat ini
digunakan untuk mencegah plat dari korosi udara dan air laut.
3.3.4.6.3.6 Pengecatan ketiga dengan menggunakan cat finish (sesuai dengan warna
kapal).
3.3.4.6.3.8 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik harus memperhatikan sifat cat,
campuran, kadaluarsa, proses serta ketebalan tiap lapisan cat.
3.3.4.6.4 Pengakhiran.
44
3.3.4.6.4.1 Pengecekan hasil pengecatan sempurnakan pada daerah yang belum dicat
dan sulit dijangkau
3.3.4.7.1 Perencanaan.
3.3.4.7.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengecatan kulit kapal di bawah garis air.
3.3.4.7.2.4 Menyiapkan bahan (cat primer, AC, AF dan minyak cat) dan peralatan yang
akan digunakan.
3.3.4.7.2.5 Kebutuhan cat dapat dihitung dengan mengetahui luas permukaan yang akan
dicat dengan komposisi satu liter cat dicampur 20 % minyak cat dapat mengecat seluas 4
m2(empat meter persegi).
3.3.4.7.3 Pelaksanaan.
3.3.4.7.3.2 Pengecatan dilaksanakan pada saat cuaca cerah dengan kelembaban udara
maksimal 40 % dan temperatur minimal 270c.
3.3.4.7.3.3 Pengecatan dilakukan dengan cara spray ataupun kuas menggunakan cat
marine.
45
3.3.4.7.3.4 Pengecatan pertama dengan menggunakan cat primer. Cat ini digunakan
sebagai dasar pengecatan berikutnya juga digunakan untuk melindungi plat dari korosi
selama dalam proses pekerjaan.
3.3.4.7.4 Pengakhiran.
3.3.4.7.4.1 Pengecekan hasil pengecatan sempurnakan pada daerah yang belum dicat
dan sulit dijangkau.
3.3.4.8.1 Perencanaan.
3.3.4.8.2 Persiapan.
3.3.4.8.3 Pelaksanaan.
46
3.3.4.8.3.1 Periksa isi tangki oksigen dan tangki LPG isi dan tekanannya mencukupi untuk
melaksanakan pemotongan.
3.3.4.8.3.2 Pasang regulator LPG di tangki LPG dan regulator oxigen pada tangki oksigen.
3.3.4.8.3.3 Pasang selang O2 dan LPG (double) pada masing-masing regulator, warna
merah untuk LPG dan warna biru untuk oksigen.
3.3.4.8.3.4 Sambung atau pasang brander potong pada ujung selang double, merah untuk
LPG dan biru untuk oksigen.
3.3.4.8.3.5 Agar tidak bocor serta sambungan selang dengan regulator dan brander
potong agar kuat, gunakan clam pengikat selang (hose clam).
3.3.4.8.3.7 Setelregulator oxygen dan LPG pada tekanan kerja (LPG 1 Atmospir dan
oksigen 5 Atmospir).
3.3.4.8.3.8 Buka sedikit katup brander potong sisi LPG dan pastikan bunga api pada ujung
spuyer hingga menyala.
3.3.4.8.3.9 Setel api unjung spuyer sampai dengan kondisi siap untuk memotong dengan
mengatur perbandingan antara oksigen dan LPG yang keluar.
3.3.4.8.3.10 Tempelkan ujung spuyer brander potong pada ujung apinya yang berwarna
putih menempel bagian plat yang dipotong sampai dengan plat mencair.
3.3.4.8.3.11 Pada bagian plat yang mencair tiup menggunakan oksigen dengan membuka
katup utama dan geser ujung brander mengikuti garis yang telah ditentukan sampai dengan
plat terpotong
3.3.4.8.3.12 Memotong plat sesuai pola dengan memperhatikan agar bagian lain tidak
terpotong.
3.3.4.8.3.13 Pada saat melaksanakan pemotongan plat hindari dari bahaya kecelakaan
kerja (kebakaran, terjepit atau kejatuhan benda-benda berat).
3.3.4.8.4 Pengakhiran.
3.3.4.9.1 Perencanaan.
47
3.3.4.9.2 Persiapan.
3.3.4.9.3 Pelaksanaan.
3.3.4.9.3.1 Memasang rell mesin brander potong pada plat yang akan dipotong.
3.3.4.9.3.2 Periksa isi tangki oksigen dan tangki LPG isi dan tekanannya mencukupi untuk
melaksanakan pemotongan.
3.3.4.9.3.3 Pasang regulator LPG di tangki LPG dan regulator Oxigen pada tangki oksigen.
3.3.4.9.3.4 Pasang selang O2 dan LPG (double) pada masing-masing regulator, warna
merah untuk LPG dan warna biru untuk oksigen.
3.3.4.9.3.5 Sambung atau pasang mesin brander potong pada ujung selang double, merah
untuk LPG dan biru untuk oksigen.
3.3.4.9.3.6 Agar tidak bocor serta sambungan selang dengan regulator dan brander
potong agar kuat, gunakan clam pengikat selang (hose clam).
3.3.4.9.3.8 Setel regulator oksigen dan LPG pada tekanan kerja (LPG 1 Atmospir dan
oksigen 5 Atmospir).
3.3.4.9.3.10 Buka sedikit katup mesin brander potong sisi LPG dan pastikan bunga api
pada ujung spuyer hingga menyala
48
3.3.4.9.3.11 Setel api unjung spuyer sampai dengan kondisi siap untuk memotong dengan
mengatur perbandingan antara oksigen dan LPG yang keluar.
3.3.4.9.3.12 Tempelkan ujung spuyer mesin brander potong pada ujung apinya yang
berwarna putih menempel bagian plat yang dipotong sampai dengan plat mencair.
3.3.4.9.3.13 Setelah plat kelihatan mencair maka buka kran oksigen peniup maka plat
akan terpotong.
3.3.4.9.3.14 Jalankan mesin brander potong dengan menekan switch pada posisi “ON”.
Maka mesin brander potong akan berjalan dan otomatis akan memotong plat sesuai dengan
yang ditandai.
3.3.4.9.3.15 Apabila pemotongan selesai maka posisikan switch pada posisi “OFF” serta
tutup kran LPG dankran oksigen.
3.3.4.9.3.16 Memotong plat sesuai pola dengan memperhatikan bagian lain agar tidak
terpotong.
3.3.4.9.3.17 Pada saat melaksanakan pemotongan plat hindari dari bahaya kecelakaan
kerja (kebakaran, terjepit atau kejatuhan benda-benda berat).
3.3.4.9.4 Pengakhiran.
3.3.4.10.1 Perencanaan.
3.3.4.10.2 Persiapan.
3.3.4.10.2.1 Menyiapkan alat peralatan yang diperlukan dalam pengelasan kulit kapal.
49
3.3.4.10.2.4 Menyiapkan personel yang terlibat meliputi pelaksana, pelayan dan penjaga
api.
3.3.4.10.3 Pelaksanaan.
3.3.4.10.3.1 Membentuk bahan sesuai pola dengan mesin bending atau mesin roll.
3.3.4.10.3.2 Menempatkan plat yang sudah dibentuk pada bagian yang akan diganti
dengan melakukan las titik pada bagian tertentu.
3.3.4.10.3.6 Pengelasan dilaksanakan beberapa lapis sehinggga sisi luar dan sisi dalam
penuh atau melebihi media yang dilas dan berbentuk cembung.
3.3.4.10.4 Pengakhiran.
3.3.4.11.1 Perencanaan.
3.3.4.11.2 Persiapan.
3.3.4.11.3 Pelaksanaan.
3.3.4.11.3.1 Besihkan dua sisi permukaan hasil pengelasan dari kerak las.
3.3.4.11.3.3 Melumuri permukaan las bagian bawah dengan campuran kapur dan air
sampai dengan kering.
3.3.4.11.3.5 Memeriksa kampuh las bagian bawah yang sudah dikapur terhadap
rembesan solar.
3.3.4.11.3.6 Apabila terdapat rembesan solar berarti terjadi kebocoran dan perlu reparasi
pengelasan.
3.3.4.11.4 Pengakhiran.
3.3.5.1.1 Perencanaan.
3.3.5.1.2 Persiapan.
3.3.5.1.3.1 Sebelum mesin dibersihkan, ambil dan siapkan kain lap, membersihkan sesuai
petunjuk perwira mesin bagian mana yang akan dibersihkan, pembersihan dilakukan dengan
menggunakan sabun/detergen dan air tawar.
3.3.5.1.3.2 Menyapu lantai kamar mesin, apabila ada debu yang susah disapu dapat
disikat menggunakan skrap, selanjutnya sampah tersebut dikumpulkan.
3.3.5.1.3.3 Menyiapkan selang air dan memasang pada kran, siram lantai kamar mesin
dan dicuci pakai sabun/detergen, selanjutnya dibersihkan dengan menggunakan alat pel.
3.3.5.1.4 Pengakhiran.
3.3.5.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.1.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.
3.3.5.2.1 Perencanaan.
52
3.3.5.2.2 Persiapan.
3.3.5.2.3.1 Penggantian remes packing as baling-baling yang dilakukan pada saat kapal di
atas air tidak boleh seluruh lapisan(5 sampai dengan 8 lapis) maksimal setengahnya.
3.3.5.2.3.2 Siapkan remes packing dengan ukuran yang sesuai dengan celah rames
packing.
3.3.5.2.3.3 Buka baut flends penindis paking dan dikeluarkan dari rumahnya.
3.3.5.2.3.4 Dengan menggunakan alat penyongkel keluarkan remes packing yang lama
maksimal 3 lapis selanjutnya bersihkan dudukan remes packing.
3.3.5.2.3.5 Pasang rames packing dengan ukuran panjang sesuai dengan diameter as
baling-baling.
3.3.5.2.3.6 Sebelum rames packing dipasang terlebih dahulu dilumuri dengan vet/gress
agar licin dan kedap.
3.3.5.2.3.7 Jumlah lapisan remes packing yang dipasang adalah sama dengan yang
dibuka dan lapisannya dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.
3.3.5.2.3.8 Pasang kembali flend penindis rames packing dan ikat baut pengencang
secara berimbang.
53
3.3.5.2.3.9 Pada saat mengencangkan baut pengencang flend penindis rames packing
agar as baling-baling diputar secara perlahan sampai dengan air laut masih mengalir dalam
jumlah yang wajar.
3.3.5.2.3.10 Pengencangan baut penindis remes packing tidak boleh sampai dengan
kedap, agar tidak timbul panas yang berlebihan yang dapat merusak as baling-baling.
3.3.5.2.3.11 Lakukan pengencangan kembali baut penindis flend penindis rames packing
apabila kebocoran pada rames packing relative besar.
3.3.5.2.4 Pengakhiran.
3.3.5.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.2.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.
3.3.5.3.1 Perencanaan.
3.3.5.3.2 Persiapan.
3.3.5.3.3.1 Lepas kabel kutup positif (+) dan negatif (-) pada accu/baterai yang terhubung
arus listrik ac.
54
3.3.5.3.3.3 Angkat dan buang air accu/baterai tersebut pada tempat yang aman karena air
accu/baterai bila mengenai kulit akan terasa gatal-gatal.
3.3.5.3.3.4 Yakinkan air accu/baterai sudah kering/terbuang semua kemudian isi dengan
air hangat beberapa kali agar bersih pada sel-sel, element-element accu/baterai. Balik posisi
accu/baterai dan biarkan kurang lebih 1 jam hingga air didalam accu/baterai benar-benar
kering.
3.3.5.3.3.5 Isi dengan air accu/baterai ulang yang baru dengan batas garis yang tercantum
pada bagian luar accu/baterai.
3.3.5.3.3.6 Tutup kembali kepala accu/baterai dengan posisi yang benar menggunakan
penjepit/tang. Yakinkan bahwa air accu/baterai tidak tumpah atau keluar dengan cara
digoyang-goyang.
3.3.5.3.3.7 Accu/baterai dicoba dengan cara dicharge dengan arus listrik AC, lakukan
pemeriksaan dengan multitester.
3.3.5.3.4 Pengakhiran.
3.3.5.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.3.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.
3.3.5.4.1 Perencanaan.
3.3.5.4.2 Persiapan.
55
3.3.5.4.3.1 Buka baut-baut/mur pada mesin yang akan dibongkar menggunakan kunci
sesuai ukuran, kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar tidak tercampur/hilang
dengan lainnya.
3.3.5.4.3.3 Lepas pasak/seppi dari dudukannya dengan hati-hati karena materiilnya kecil
dan buka tutup/cover impeller dari dudukannya.
3.3.5.4.3.4 Lepaskan impeller dengan hati-hati dari dudukannya, periksa kondisi impeller
yang akan diganti. Bila kondisi karet keras, kaku dan ada yang patah maka kondisi karet
seperti ini harus diganti dengan yang baru.
3.3.5.4.3.5 Pasang impeller baru pada posisi yang benar sesuai arah jarum jam dan
jangan sampai terbalik.
3.3.5.4.3.6 Pasang pasak/seppi pada dudukannya dengan hati-hati sebagai pengunci agar
impeller tidak bergeser/lepas dari dudukannya.
3.3.5.4.3.8 Hidupkan mesin dengan memperhatikan keluarnya air pendingin, bila air
pendingin mengucur dengan deras dan lancar berarti impeller berjalan lancar dan pastikan
tidak ada kebocoran.
3.3.5.4.4 Pengakhiran.
3.3.5.4.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.4.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.
3.3.5.5.1 Perencanaan.
3.3.5.5.2 Persiapan.
3.3.5.5.3.1 Turunkan LCR/Sekoci ke laut, personel mesin sebagai penyelam turun dan
masukan perlengkapan ke LCR/sekoci.
3.3.5.5.3.6 Potong jaring-jaring atau sampah nelayan di laut apabila panjang, hal ini akan
mengenai propeller/instalasi kemudi sebelahnya.
3.3.5.5.4 Pengakhiran.
3.3.5.5.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.6.1 Perencanaan.
3.3.5.6.2 Persiapan.
3.3.5.6.3.1 Buka baut-baut/mur cup/cover, top/roker arm pada mesin sesuai kunci dan
ukuran, kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar tidak tercampur dengan
lainnya.
3.3.5.6.3.3 Posisikan piston pada FO (Firing Order) untuk menentukan urutan top langkah
piston yang sama sesuai FO (Firing Order) pada setiap langkah agar dapat dilakukan
penyetelan.
3.3.5.6.3.4 Lakukan penyetelan pada klep-klep cylinder yang telah siap distel, sesuai
dengan top FO (Firing Order), dengan alat ukur fuller sesuai ukuran dan manual book.
58
3.3.5.6.3.5 Setelah semua diukur dapat dilakukan pengecekan hasil pekerjaan dengan
menghidupkan mesin, pengecekkan dengan melihat Rpm, tekanan oli, temperatur dan asap
serta suara putaran mesin.
3.3.5.6.3.6 Pasang kembali cup/cover, top/roker arm pada mesin dengan kunci sesuai
ukuran, masukan baut-baut/mur sesuai tempatnya, yakinkan bahwa tidak ada baut-baut/mur
yang ketinggalan/tidak terpasang. Kencangkan baut-baut/mur secara pelan-pelan sesuai
kunci sesuai ukuran dengan cara menyilang.
3.3.5.6.4 Pengakhiran.
3.3.5.6.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang mesin.
3.3.5.6.4.3 Juru las sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Dankiharjasa.
3.3.5.7.1 Perencanaan.
3.3.5.7.2 Persiapan.
3.3.5.7.3.2 Buka baut-baut/mur untuk melepas dinamo starter dari mesin dengan
menggunakan kunci sesuai ukuran. Kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar
tidak tercampur/hilang.
3.3.5.7.3.4 Membersihkan bagian dalam dinamo starter dengan kuas/sikat halus dari debu.
3.3.5.7.3.5 Lepaskan sisa carbon dari dudukan dengan pelan-pelan. sebelumnya lepaskan
kabel-kabel yang terhubung.
3.3.5.7.3.6 Ambil suku cadang carbon, pasang pada dudukan/posisinya dan kabel
dipasang kembali.
3.3.5.7.3.8 Dinamo stater dipasang pada mesin dengan menyetel vanbelt terlebih dahulu,
jangan terlalu kendor atau kencang dalam penyetelan tersebut.
3.3.5.7.4 Pengakhiran.
3.3.5.7.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.
3.3.5.8.1 Perencanaan.
3.3.5.8.2 Persiapan.
3.3.5.8.3 Pelaksanaan.
3.3.5.8.3.1 Periksa kondisi keregangan/gap antara poros dan bantalan apabila kondisi
terlalu lebar dan tidak beraturan maka lansung dilaksanakan pengggantian bantalan, serta
periksan kondisi kelurusan as baling-baling kemungkinan tidak center/lurus.
3.3.5.8.3.2 Apabila gap/kerengggangan masih standar maka colok dengan fuller gauge
antara poros dengan bantalan sehingga diperoleh jarak kerenggangan (Gab).
3.3.5.8.3.3 Posisi pengukuran diambil tiga titik (bawah, kiri dan kanan) selanjutnya diambil
rata-ratanya dan bandingkan dengan ketentuan celah yang diperkenakan, apabila telah
melebihi maka laksanakan penggantian bantalan.
3.3.5.8.3.4 Jarak antara empat bagian yang dicolok masing-masing sebesar 900.
3.3.5.8.4 Pengakhiran.
3.3.5.9.1 Perencanaan.
3.3.5.9.2 Persiapan.
3.3.5.9.3 Pelaksanaan.
3.3.5.9.3.1 Pasang/setel as baling-baling pada support mesin bubut dan posisikan pada
kedudukan center pada dua ujungnya dan ikat dengan kuat sehinggga tidak bergeser pada
saat dilaksanakan pemeriksaan.
3.3.5.9.3.2 Panjang mesin bubut harus lebih panjang dari pada as baling-baling yang
diperiksa.
3.3.5.9.3.3 Berikan tanda dengan kapur pada pangkal tirus kedua ujungnya selanjutnya
dibagi 4 bagian atau sesuai dengan kebutuhan.
3.3.5.9.3.4 Memasang dial indikator pada posisi yang ditentukan dimulai dari sisi ujung
sebelah depan, tempelkan ujung dial pada permukaan as baling-baling dan atur angka dial
pada posisi “0”.
3.3.5.9.3.5 Selanjutnya putar as baling-baling searah jarum jam, pada saat diputar maka
dial indicator akan menunyukan angka deviasi ketidak lurusan dan catat setiap perpindahan
posisi 90 derajat. (A, B , C dan D).
3.3.5.9.3.7 Laksanakan evaluasi, perhatikan pada deviasi yang besar apakah masih
dalam toleransi ataun tidak.
3.3.5.9.3.8 Catat dalam sebuah record sebagai data awal untuk perbaikan.
3.3.5.9.4 Pengakhiran.
3.3.5.10.1 Perencanaan.
3.3.5.10.2 Persiapan.
3.3.5.10.3 Pelaksanaan.
3.3.5.10.3.3 Menyemprotkan colour check jenis cleaner pada permukaan as yang akan di
test (warna bening).
3.3.5.10.3.5 Menyemprotkan colour check jenis penetran pada permukaan as yang ditest
(warna merah).
3.3.5.10.3.6 Menyemprotkan colour check jenis deploper pada permukaan as yang ditest
(warna putih).
3.3.5.10.3.7 Dalam waktu kurang lebih satu menit apabila pada bagian as
yangdisemprokan warna putih timbul goresan warna merah berarti as tersebut diyakinkan
retak dan apabila pada as tetap warna putih maka kondisi as diyakinkan baik/tidak retak.
3.3.5.11.2 Persiapan.
3.3.5.11.2.1 Periksa alat peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan aligment.
3.3.5.11.3 Pelaksanaan.
3.3.5.11.3.1 Merapatkan posisi flendes gearbox (A, B, C dan D) dengan flendes as baling-
baling (A’, B’, C’ dan D’).
3.3.5.11.3.2 Membagi dan memberi tanda menjadi empat bagian (A, B, C dan D).
3.3.5.11.3.4 Pengukuran pertama Gab kedua flandes AA’, BB’, CC’ dan DD’.
3.3.5.11.3.5 Pengukuran kedua dengan cara memutar flandes gearbox 900 AD’, BA’, CB’
dan DC’.
3.3.5.11.3.6 Pengukuran ketiga dengan cara memutar flandes gearbox 900 AC’, BD’, CA’
dan DB’.
3.3.5.11.3.7 Pengukuran keempat dengan cara memutar flandes gearbox 900 AB’, BC’,
CD’ dan DA’.
3.3.5.11.3.8 Pengukuran kelima dengan cara memutar flandes gearbox 900 AA’, BB’, CC’
dan DD’.
3.3.5.11.3.10 Apabila dinyatakan tidak lurus dari hasil evaluasi data maka perlu dilakukan
penyetelan mesin.
3.3.5.11.3.13 Menggeser posisi mesin sampai lurus dengan cara menyetel baut
pendorong dan pengangkat dudukan pondasi mesin.
3.3.5.11.3.14 Mengukur ulang gab antara flandes gearbox dan flandes as baling-baling.
3.3.5.11.3.15 Mengikat baut pendorong dan pengangkat mesin agar posisi tidak berubah.
3.3.5.11.3.17 Apabila menggunakan lena, sisipkan lena pada dudukan pondasi mesin
sesuai kebutuhan.
3.3.5.11.3.18.2 Tanda-tanda chockfast siap dituang pada cetakan adalah adukan panas.
3.3.5.11.3.18.4 Mencegah bagian bawah cetakan agar chockfast tidak terjadi kebocoran.
3.3.5.11.3.18.5 Selama proses pengeringan chockfast, tidak boleh terjadi gerakan posisi
mesin.
3.3.5.11.4 Pengakhiran .
3.3.5.12.1 Perencanaan.
3.3.5.12.2 Persiapan.
3.3.5.12.3 Pelaksanaan.
3.3.5.12.3.5 Mengikat flandes yang sudah diganti packing dengan mur baut.
3.3.5.12.4 Pengakhiran.
3.3.5.13.1 Perencanaan.
3.3.5.13.3 Pelaksanaan.
3.3.5.13.4 Pengakhiran.
3.3.5.14.1 Perencanaan.
3.3.5.14.3 Pelaksanaan.
67
3.3.5.14.3.3 Apabila penunjukan pada merger tes kw pada electro motor sesuai dengan
spesifikasi pada elektro motor maka kondisi masih baik dan apabila tidak mengeluarkan
bahkan error maka perluperbaikan pada elektro motor tersebut.
3.3.5.14.4 Pengakhiran. Pada pengakhiran tes ini maka elektro motor yang rusak
akan ditandai dan perlu perbaikan lebih lanjut.
3.3.5.15.1 Perencanaan.
3.3.5.15.2 Persiapan.
3.3.5.15.3 Pelaksanaan.
3.3.5.15.3.1 Mengukur diameter dan panjang kawat tembaga sesuai dengan contoh pada
kawat yang dibongkar.
3.3.5.15.3.3 Membuat gulungan sesuai dengan ukuran diameter, panjang dan jumlah
lilitan kawat tembaga disesuaikan dengan yang lama.
3.3.5.15.3.4 Masukan lilitan yang telah dibuat ke dalam rumah elektromotor dengan
dilindungi pres pan mika dan ditarik dengan tali pengait.
3.3.5.15.3.5 Setelah selesai memasukan lilitan sesuai jumlah dan ukuran yang ditentukan
pada electromotor maka lilitan dilapisi dengan sirlak.
68
3.3.5.15.3.7 Pengopenan dilaksanakan dengan pemberian lampu sorot dengan daya yang
tinggi.
3.3.5.15.3.8 Setelah kering maka lilitan pada rumah elektromotor dirangkai kembali seperti
semula.
3.3.5.15.4 Pengakhiran.
3.3.5.16.1 Perencanaan.
3.3.5.16.2 Persiapan. Persiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam tune up.
3.3.5.16.3 Pelaksanaan.
3.3.5.16.3.2 Membongkar pipa pipa saluran bahan bakar ke nozzle atau injector.
3.3.5.16.3.6 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi dengan
baik.
3.3.5.16.3.8 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.16.3.9 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.16.3.11 Memasang kembali saluran pipa-pipa dan saluran bahan bakar pada nozzle
atau injector.
3.3.5.16.3.12 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).
3.3.5.16.4 Pengakhiran.
3.3.5.17.1 Perencanaan.
3.3.5.17.2 Persiapan. Menyiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan
Top over houl.
3.3.5.17.3 Pelaksanaan.
3.3.5.17.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi dengan
baik.
3.3.5.17.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.17.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.17.3.14.4 Klep.
3.3.5.17.3.14.5 Setting.
3.3.5.17.3.14.6 Guide.
3.3.5.17.3.24 Memasang kembalipipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau injector.
3.3.5.17.3.25 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).
3.3.5.17.4 Pengakhiran.
3.3.5.18.1 Perencanaan.
3.3.5.18.3 Pelaksanaan.
3.3.5.18.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi
dengan baik.
3.3.5.18.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.18.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.18.3.14.4 Klep.
3.3.5.18.3.14.5 Setting.
3.3.5.18.3.14.6 Guide.
3.3.5.18.3.17 Melepas dan memperbaiki piston dengan langkah- langkah sebagai berikut:
3.3.5.18.3.17.6 Membersihkan kerak-kerak yang terdapat pada piston dan block mesin.
3.3.5.18.3.30 Memasang kembali saluran pipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau
injector.
74
3.3.5.18.3.31 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).
3.3.5.18.3.37 Memeriksa saluran saluran (pendingin, bahan bakar, oli) dari kebocoran.
3.3.5.18.4 Pengakhiran.
3.3.5.19.1 Perencanaan.
3.3.5.19.3 Pelaksanaan.
3.3.5.19.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi
dengan baik.
3.3.5.19.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.19.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.
3.3.5.19.3.14.4 Klep.
3.3.5.19.3.14.5 Setting.
3.3.5.19.3.14.6 Guide.
3.3.5.19.3.17 Melepas dan memperbaiki piston dengan langkah langkah sebagai berikut;
3.3.5.19.3.17.6 Membersihkan kerak-kerak yang terdapat pada piston dan block mesin.
3.3.5.19.3.29 Melepas dan mengganti seal front dan seal lier pada poros engkol.
3.3.5.19.3.30 Memasang poros engkol pada block mesin. Memasang piston pada liner.
3.3.5.19.3.35 Memasang kembali saluran pipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau
injector.
77
3.3.5.19.3.36 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).
3.3.5.19.4 Pengakhiran.
3.3.6.1.1 Perencanaan.
3.3.6.1.2 Persiapan.
3.3.6.1.3.2 Setelah dibersihkan ditutup dengan bahan yang kedap air guna terhindar dari
cuaca kelembaban udara yang mengandung garam.
3.3.6.1.3.3 Membersihkan kutup accu/baterai sumber tenaga agar aliran arus listrik tetap
terjaga.
3.3.6.1.3.4 Menyimpan kembali radio di tempat yang aman dan bersih setelah digunakan.
3.3.6.1.4 Pengakhiran.
3.3.6.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
3.3.6.2.1 Perencanaan.
3.3.6.2.2 Persiapan.
3.3.6.2.3.2 Cek kondisi kabel yang berada di luar, bila rapuh segera diganti karena sangat
berpengaruh saat pengiriman dan penerimaan sinyal radio.
3.3.6.2.3.3 Cek sambungan kabel dengan antena, bila lepas/kendor dikencangkan dengan
obeng, bila kondisi sambungan rapuh, dipotong dan buat sambungan baru selanjutnya
dibungkus isolasi.
3.3.6.2.4 Pengakhiran.
3.3.6.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
3.3.6.3.1 Perencanaan.
3.3.6.3.2 Persiapan.
3.3.6.3.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.
3.3.6.3.3.2 Lepaskan kutup positif (+) dan negatif (-) dengan menggunakan obeng, cek
kondisi accu/baterai dengan multitester. Yakinkan kondisi accu/baterai masih baik atau
rusak.
3.3.6.3.3.3 Ganti accu/baterai bila kondisi rusak. Pasang kabel kutup positif (+) dan negatif
(-) dikencangkan dengan obeng.
3.3.6.3.4 Pengakhiran.
3.3.6.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
3.3.6.4.1 Perencanaan.
3.3.6.4.2 Persiapan.
3.3.6.4.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.
81
3.3.6.4.3.2 Lepaskan arus listrik radio dengan melepas dari accu/baterai atau mencabut
dari panel listrik.
3.3.6.4.3.4 Angkat tutup box radio pelan-pelan, perhatikan kabel-kabel jangan sampai ada
yang putus.
3.3.6.4.3.5 Bersihkan komponen radio dengan kuas/sikat halus dari debu-debu, adakan
pengecekan komponen radio dengan multitester.
3.3.6.4.3.9 Masukkan kaki-kaki komponen dengan benar, lakukan pematrian pada kaki-
kaki komponen tersebut dengan menggunakan solder dan kawat timah.
3.3.6.4.3.10 Pasang tutup box dengan benar, perhatikan kabel-kabel jangan sampai ada
yang terjepit. Kencangkan baut-baut dengan menggunakan obeng.
3.3.6.4.4 Pengakhiran.
3.3.6.4.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
3.3.6.5.1 Perencanaan.
3.3.6.5.2 Persiapan.
3.3.6.5.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.
3.3.6.5.3.2 Lepaskan panel kabel antena pada radio dengan menggunakan obeng atau
dicabut bila menggunakan soket.
3.3.6.5.3.3 Gulung kabel yang lama dengan pelan-pelan, kemudian dirapikan di tempat
yang sulit agar tidak merusak bagian yang lain.
3.3.6.5.3.4 Panel kabel pada panel antena dilepas dengan obeng atau cabut bila
menggunakan soket.
3.3.6.5.3.5 Pasang ujung kabel antena pada radio dengan obeng atau pada soket.
3.3.6.5.3.6 Tarik kabel dengan mengikuti alur kabel lama, perhatikan tempat yang sulit.
Berikan pengaman/pelindung bila di tempat terbuka ujung kabel dipasang pada antena
dengan menggunakan obeng atau pada soket.
3.3.6.5.3.7 Hidupkan radio, adakan pengecekan dengan mengirim berita untuk mengetahui
sinyal pengiriman dan penerimaan.
3.3.6.5.4 Pengakhiran.
3.3.6.5.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
3.3.6.1.1 Perencanaan.
3.3.6.1.2 Persiapan.
3.3.6.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik bagian deck sekoci dan
dewi-dewi meliputi hal-hal sebagai berikut:
3.3.6.1.3.1 Menyapu sampah/kotoran pada bagian deck sekoci hingga bersih, jangan
sampai ada yang tertinggal. Sampah dikumpulkan menggunakan sekop dan diletakkan pada
tempat sampah.
3.3.6.1.3.2 Menyapu lantai deck sekoci dan dicuci dengan air tawar. Menyiapkan selang
air dan dipasang pada kran air deck.
3.3.6.1.3.3 Menarik selang air sesuai pada bagian deck sekoci yang akan dicuci.
3.3.6.1.3.6 Menutup kran air setelah selesai mencuci lantai deck sekoci.
3.3.6.1.3.8 Semua sampah yang terkumpul dibuang pada saat kapal tiba di pelabuhan,
yang telah disiapkan oleh pihak pelabuhan.
84
3.3.6.1.3.9 Plat/fibreglass sekoci dan dewi-dewi yang sudah bersih, kemudian dilakukan
pengecatan menggunaan cat dasar untuk pengecatan body.
3.3.6.1.3.14.1 Perbaikan tiang dan dudukan dewi-dewi dengan cara mengganti yang
keropos.
3.3.6.1.4 Pengakhiran.
3.3.6.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.
BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
4.2.1.1 Perencanaan.
4.2.1.2 Persiapan.
4.2.1.3 Pelaksanaan.
4.2.1.3.1 Melaksanakaan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta sesuai
prosedur/ketentuan yang berlaku.
4.2.1.3.2 Mengadakan seleksi terhadap semua personel yang akan ditempatkan sebagai
pelaksana administrasi bekal Kaporsatlap.
4.2.1.4 Pengakhiran.
4.2.2.1 Perencanaan.
4.2.2.1.4 Memperkirakan titik rawan yang terdapat pada alat peralatan yang digunakan.
4.2.2.2 Persiapan.
4.2.2.3 Pelaksanaan.
4.2.2.3.2 Pengamanan alat peralatan yang sedang digunakan dari ancaman dan
kemungkinan terjadinya kerusakan dan kehilangan serta membuat langkah antisipasi bila
terjadi gangguan.
4.2.2.3.4 Mengecek kembali jumlah materiil yang dikeluarkan pada saat akan
mengembalikan ke posisi semula.
4.2.2.4 Pengakhiran.
4.2.3.1.1 Menyusun rencana pelaksanaan pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan
Tug Boat.
4.2.3.1.2 Merencanakan pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.
4.2.3.3.1 Setiap kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat
dilakukan secara teliti dan benar sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
4.2.3.3.3 Tidak boleh menggunakan jam tangan, cincin, benda tajam (selain perlengkapan
Harbaik yang dibutuhkan), berkuku panjang, merokok, bersenda gurau dan meninggalkan
kegiatan sebelum pekerjaan selesai
4.2.3.3.5 Dalam kegiatan Harbaikdi lapangan agar memperhatikan kondisi materiil, tempat,
dan faktor alam.
4.2.3.4.2 Menyusun laporan tentang pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.
4.2.4 Pengamanan Instalasi. Untuk pengamanan instalasi meliputi instalasi listrik dan
instalasi air. Kegiatan pengamanan yang dilaksanakan meliputi sebagai berikut:
4.2.4.2.3 Menjaga instalasi air dan listrik dari gangguan kerusakan dan orang yang tidak
bertanggung jawab.
4.2.4.3.2 Menyusun laporan tentang pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.
4.3.1.2 Membuat rencana kebutuhan alat peralatan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.
4.3.3.1 Mendata setiap kegiatan harian Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.
4.3.3.2 Menyusun Laporan tentang kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.
4.3.4.1 Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaanHarbaik kapal ADRI dan Tug Boat.
4.3.4.2 Menginventarisir semua alat-alat dan materiil yang digunakan dalam kegiatan
Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
5.1 Umum.Agar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat dapat berjalan dengan aman dan lancar, maka perlu diperhatikan ha-hal yang berkaitan
dengan kegiatanpengawasan dan pengendalian.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan yang ada dalam Naskah
Sementara Petunjuk Teknis tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat
91
ini oleh para Pembina dan satuan pemakai akan sangat berpengaruh terhadap keseragaman
cara menyajikan secara teknis dan akan mencapai tujuan dalam pembinaan latihan.
6.2 Penyempurnaan. Hal – hal yang diperlukan sebagai akibat perkembangan tuntutan
kebutuhan tugas dan latihan, untuk penyempurnaan Naskah Sementara Petunjuk Teknis
tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat ini, agar disarankan kepada
Dirbekangad.
KETUA KASUB
WADIR
POKJA BINCAB