Anda di halaman 1dari 89

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Dirbekangad

DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN Nomor Kep/ / / 2016


Tanggal - - 2016

NASKAH SEMENTARA PETUNJUK TEKNIS

tentang

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN KAPAL ADRI DAN TUG BOAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum.

Petunjuk Teknis (Juknis) tentang pemeliharaan dan perbaikan (Harbaik) Kapal ADRI
dan Tug Boat merupakan jabaran lebih lanjut dari Petunjuk Administrasi (Jukmin) tentang
Pemeliharaan Bekal/Materiil Bekang. Juknis ini menguraikan secara rinci tentang
pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat. Kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dilaksanakan secara tertib, terarah dan
berlanjut meliputi pemeliharaan dan perbaikan bagian deck, permesinan, alat navigasi dan
komunikasi.

Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat merupakan kegiatan
yang memerlukan kecermatan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan teknis dan
ketentuan yang berlaku. Keberhasilan kegiatan ini sangat tergantung oleh kemampuan
personel, ketersediaan materiil/suku cadang, sarana prasarana, serta peranti lunak sebagai
pedomannya. Oleh karena itu, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan benar,
tertib dan teratur maka diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) tentang Pemeliharaan dan
Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat (Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat).

Agar diperoleh hasil pemeliharaan dan perbaikan yang optimal serta dapat digunakan
sebagai referensi bahan ajaran di Lembaga Pendidikan, maka perlu disusun Naskah
Sementara Petunjuk Teknis tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat.

1.2 Maksud dan Tujuan.

1.2.1 Maksud. Penyusunan naskah sementara petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk
memberikan petunjuk tentang kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat bagi satuan jajaran TNI AD.

1.2.2 Tujuan. Penyusunan naskah sementara petunjuk teknis ini bertujuan agar dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
kapal ADRI dan Tug Boat sehingga diperoleh hasil guna serta daya guna yang optimal.
4

1.3 Ruang Lingkup dan Tata Urut.

1.3.1 Ruang Lingkup. Pembahasan naskah sementara petunjuk teknis ini dibatasi pada
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tingkat “0”, 1, 2, 3 dan 4 oleh satuan Tingkat Pusat
dan Daerah terhadap kapal ADRI dan Tug Boat.

1.3.2 Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1.3.2.1 BabI Pendahuluan.

1.3.2.2 Bab II Ketentuan Umum.

1.3.2.3 Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

1.3.2.4 Bab IV Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.

1.3.2.5 Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

1.3.2.6 Bab VI Penutup.

1.4 Dasar.

1.4.1 Peraturan Kasad Nomor Perkasad/69/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang


Buku Petunjuk Induk tentang Pembekalan Angkutan.

1.4.2 Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Buku
Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan Darat.

1.4.3 Keputusan Kasad Nomor Kep/542/VIII/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang


Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD.

1.4.4 Keputusan Kasad Nomor Kep/700/IX/2015 tanggal 21 September 2015 tentang


Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI AD.

1.4.5 Keputusan Kasad Nomor Kep/845/XI/2015 tanggal 24 November 2015 tentang


Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Petunjuk TNI AD.

1.4.6 Surat Keputusan Dirbekangad Nomor Skep/33/VIII/2006 tanggal 31 Agustus 2006


tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Administrasi tentang Pemeliharaan Bekal/Materiil
Pembekalan Angkutan.

1.5 Pengertian. (Sublampiran A)


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

2.1 Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman pokok dalam tata cara kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat bagi satuan pelaksana di lapangan.
Ketentuan umum Juknis ini harus dipedomani dalam penyelenggaraan pemeliharaan dan
perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat agar diperoleh hasil yang optimal.Ketentuan ini
berisikan tentang tujuan, sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan tanggung jawab,
syarat personel, teknis, sarana, prasarana dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

2.2 Tujuan dan Sasaran.

2.2.1 Tujuan. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan prosedur pemeliharaan
dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat yang efektif sehingga mencapai usia pakai
maksimal dan siap operasional.

2.2.2 Sasaran.

2.2.2.1 Terwujudnya prosedur administrasi Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat yang tertib
dan akuntabel.

2.2.2.2 Terlaksananya kegiatan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara tertib, efektif dan
efisien.

2.3 Sifat. Petunjuk teknis ini bersifat teknis yang menguraikan tentang kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat.

2.4 Peranan. Petunjuk teknis ini berperan sebagai pedoman dan tuntunan dalam
proses kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat.

2.5 Organisasi. Pengorganisasian yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan dan


perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat, dilaksanakan sesuai dengan tingkat dan tanggung
jawab pemeliharaan dan jenis materiil yang digunakan. Harbaik dilaksanakan di tingkat pusat
dan tingkat daerah dimulai dari tingkat “0” sampai dengan 4.

2.5.1 Struktur Organisasi.

2.5.1.1 Pelaksana Harbaik ditingkat Pusat.


6

2.5.1.1.1 Pelaksana Harbaik tingkat 0 s.d 1.

DAN KAPAL

PALAKSA KKM

BA TA DECK BA TA MESIN

2.5.1.1.2 Pelaksana Harbaik tingkat 2.

DANYONBEKANG-4/AIR

PASILOG

DAN KAPAL DANKIHARJASA

DANTONHAR

2.5.1.1.3 Pelaksana Harbaik tingkat 3 dan 4.

KABENGPUSBEKANG

KABAGUM KAGUDKAI KABAGRENDAL

KABENGANGAIR
KAURLOG

KASUBBENGSIN KASUBBENGPROD KASUBBENGBANGKAP

2.5.1.2 Pelaksana Harbaik di tingkat Daerah.

2.5.1.2.1 Pelaksana Harbaik tingkat 0 s.d 1.


7

DAN KAPAL

PALAKSA KKM

BA TA DECK BA TA MESIN

2.5.1.2.2 Pelaksana Harbaik tingkat 2.

SATUAN PEMAKAI KABEKANGDAM DITBEKANGAD

KAGUD MATANG KASIHAR

DANDENHARJASAINT

DANTIM UNIT HAR

2.5.2 Susunan Organisasi.

2.5.2.1 Pelaksana Harbaik tingkat pusat

2.5.2.1.1 Pelaksana Harbaik tingkat 0 s.d 1.

2.5.2.1.1.1 Komandan Kapal, disingkat Dan Kapal.

2.5.2.1.1.2 Perwira Pelaksana, disingkat Palaksa.

2.5.2.1.1.3 Kepala Kamar Mesin, disingkat KKM.

2.5.2.1.1.4 Bintara Deck dan mesin, disingkat Ba Deck dan Mesin.

2.5.2.1.1.5 Tamtama Deck dan Mesin, disingkat Ta Deck dan Mesin.


8

2.5.2.1.2 Pelaksana Harbaik tingkat 2.

2.5.2.1.2.1 Komandan Batalyon Pembekalan Angkutan-4/Air, disingkat Danyonbekang-


4/Air.

2.5.2.1.2.2 Perwira Seksi Logistik, disingkat Pasilog.

2.5.2.1.2.3 Komandan Kapal, disingkat Dankapal.

2.5.2.1.2.4 Komandan Kompi Pemeliharaan Jasa, disingkat Dankiharjasa.

2.5.2.1.3 Pelaksana Harbaik tingkat 3 sampai dengan tingkat 4.

2.5.2.1.3.1 Kepala Bengkel Pusat Pembekalan Angkutan, disingkat Kabengpusbekang.

2.5.2.1.3.2 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian, disingkat Kabagrendal.

2.5.2.1.3.3 Kepala Bagian Umum, disingkat Kabagum.

2.5.2.1.3.4 Kepala Urusan Logistik, disingkat Kaurlog.

2.5.2.1.3.5 Kepala Gudang Pemakai, disingkat Kagudkai.

2.5.2.1.3.6 Kepala Bengkel Angkutan Air, disingkat Kabengangair.

2.5.2.1.3.7 Kepala Sub Bengkel Mesin, disingkat Kasubbengsin.

2.5.2.1.3.8 Kepala Sub Bengkel Produksi, disingkat Kasubbengprod.

2.5.2.1.3.9 Kepala Sub Bengkel Bangunan Kapal, disingkat Kasubbengbangkap.

2.5.2.2 Pelaksana Harbaik di tingkat Daerah.

2.5.2.2.1 Pelaksana Harbaik tingkat 0 s.d 1.

2.5.2.2.1.1 Komandan Kapal, disingkat Dan Kapal.

2.5.2.2.1.2 Perwira Pelaksana, disingkat Palaksa.

2.5.2.2.1.3 Kepala Kamar Mesin, disingkat KKM.

2.5.2.2.1.4 Bintara Deck dan mesin, disingkat Ba Deck dan Ba Mesin.

2.5.2.2.1.5 Tamtama Deck dan Mesin, disingkat Ta Deck dan Ta Mesin

2.5.2.2.2 Pelaksana Harbaik tingkat 2.


9

2.5.2.2.3.1 Kepala Pembekalan Angkutan Daerah Militer, disingkat Kabekangdam.

2.5.2.2.3.2 Kepala Gudang Materiil Angkutan, disingkat Kagudmatang.

2.5.2.2.3.3 Kepala Seksi Pemeliharaan, disingkat Kasihar.

2.5.2.2.3.4 Komandan Detasemen Pemeliharaan dan Jasa Intendans, disingkat


Dandenharjasaint.

2.5.2.2.3.5 Komandan Tim Unit Pemeliharaan, disingkat Dantim Unit Har.

2.6 Tugas dan Tanggung Jawab.

2.6.1 Pelaksana di tingkat Pusat.

2.6.1.1 Pelaksana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 0 s.d. 1.

2.6.1.1.1 Dan Kapal.

2.6.1.1.1.1 Merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan


pemeliharaan dan perawatan kapal yang dilaksanakan oleh Anggotanya.

2.6.1.1.1.2 Mengkoordinasikan dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


Harwat kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 0 s.d. 1.

2.6.1.1.1.3 Membuat usulan kebutuhan bahan baku Harbaik dan laporan pelaksanaan
Harbaik tingkat 0 s.d 1.

2.6.1.1.2 Palaksa/KKM.

2.6.1.1.2.1 Mengatur dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan kapal


bagian Deck/mesin yang dilaksanakan oleh anggotanya.

2.6.1.1.2.2 Menginventarisir alat peralatan dan bahan baku yang telah digunakan.

2.6.1.1.2.3 Melaporkan hasil kegiatan Harbaik ke Dan Kapal.

2.6.1.1.3 Ba Ta deck dan mesin.

2.6.1.1.3.1 Melaksanakan Harbaik deck dan mesin tingkat 0 sd. 1.

2.6.1.1.3.2 Mendata dan menginventarisir peralatan yang digunakan dan hasil perbaikan.

2.6.1.2 Pelaksana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2.

2.6.1.2.1 Danyonbekang-4/Air.
10

2.6.1.2.1.1 Mengatur, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan


dan perawatan kapal yang dilaksanakan oleh ABK secara terus-menerus.

2.6.1.2.1.2 Menginventarisir dan mengajukan dukungan AlHarwat, bahan baku dan suku
cadang untuk pemeliharaan sampai dengan tingkat 2.

2.6.1.2.1.3 Mengkoordinasikan dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


Harwat kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2.

2.6.1.2.1.4 Memeriksa dan mengontrol bahan baku dan Sucad dipergunakan sesuai fungsi
dan peruntukannya.

2.6.1.2.1.5 Menyusun dan membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan tingkat 2 dan


pertanggungjawaban bahan baku dan yang digunakan.

2.6.1.2.1.6 Membuat laporan perjalanan kapal terutama yang berhubungan dengan Harwat
kapal terkait gangguan dan kesulitan selama dalam pelayaran dan saran perbaikannya.

2.6.1.2.2 Pasilog.

2.6.1.2.2.1 Menyusun rencana kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung
lainnya guna keperluan Harwat tingkat 2.

2.6.1.2.2.2 Mengkoordinasikan bidang terkait untuk kelancaran dukungan bahan baku dan
Sucad yang diperlukan untuk pemeliharaan.

2.6.1.2.2.3 Menghitung dan meneliti bahan baku dan Sucad yang didukung sudah sesuai
dengan yang diajukan.

2.6.1.2.2.4 Menerima, menyimpan, menyalurkan bahan baku dan Sucad kapal dan Tug
Boat guna pelaksanaan Harwat serta menyusun administrasi pertanggungjawaban.

2.6.1.2.3 Danki Harjasa.

2.6.1.2.3.1 Menginventarisir dan mengajukan bahan baku dan Sucad untuk keperluan
Harwat tingkat 2.

2.6.1.2.3.2 Menerima dan menggunakan bahan baku dan Sucad sesuai dengan
peruntukannya.

2.6.1.2.3.3 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
permesinan, sistem pipa, dan kelistrikan.

2.6.1.2.3.4 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
deck dan mesin.
11

2.6.1.2.3.5 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian-
bagian kapal lainnya.

2.6.1.2.3.6 Mempertanggunjawabkan bahan baku dan Sucad yang telah dipergunakan


untuk keperluan Harwat tingkat 2.

2.6.1.2.4 Danton Har.

2.6.1.2.5.1 Menginventarisir dan mengajukan bahan baku dan Sucad untuk keperluan
Harwat tingkat 2.

2.6.1.2.5.2 Menerima dan menggunakan bahan baku dan Sucad sesuai dengan
peruntukannya.

2.6.1.2.5.3 Melaksanakan Harwat rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
permesinan, sistem pipa, kelistrikan, bagian deck, peralatan muat bongkar, dan peralatan
tambat.

2.6.1.2.5.4 Melaksanakan pemeliharaan rutin Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 bagian
deck, peralatan muat bongkar dan peralatan tambat.

2.6.1.2.5.5 Melaksanakan Harwat peralatan pemeliharaan Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3 Pelaksana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 3 dan 4.

2.6.1.3.1 Kabengpusbekang.

2.6.1.3.1.2 Menerima perintah pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan
Tug Boat tingkat 3 dan 4.

2.6.1.3.1.3 Membuat rencana pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan


(Renlakgiat) kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 3 dan 4 dengan berpedoman pada daftar
pekerjaan/reapair list.

2.6.1.3.1.4 Menyiapkan fasilitas dan peralatan kerja serta mengajukan bahan baku dan
suku cadang untuk kegiatan docking kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.1.5 Menerima penyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan diperbaiki dari
satuan pengguna.

2.6.1.3.1.6 Melaksanakan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai daftar
pekerjaan/repair list.

2.6.1.3.1.7 Melaksanakan pengujian (dock trial, sea trial dan kompasserent) terhadap
Kapal ADRI dan Tug Boat

2.6.1.3.1.8 Menjamin kualitas Kapal ADRI dan Tug Boat hasil perbaikan dan modifikasi.
12

2.6.1.3.1.9 Mengkoordinirseluruh kegiatan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan serta


modifikasi.

2.6.1.3.1.10 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan perbaikan dan modifikasi Kapal


ADRI serta Tug Boat.

2.6.1.3.1.11 Membuat naskah serah terima Kapal ADRI dan Tug Boat setelah selesai
diperbaiki.

2.6.1.3.1.12 Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan perbaikan Kapal ADRI


dan Tug Boat (docking report) tingkat 4 dan modifikasi yang telah dilaksanakan.

2.6.1.3.1.13 Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Dirbekangad.

2.6.1.3.2 Kabagrendal.

2.6.1.3.2.1 Menyusun rencana kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi kapal


ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.2 Menyusun rencana kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung
guna pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.3 Melaksanakan pengendalian kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi


Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.4 Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka


pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.5 Mengkoordinasikan dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.6 Menyusun laporan pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal


ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.2.7 Memberi asistensi teknis kepada Kabengangair tentang pemeliharaan,


perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.3 Kabagum.

2.6.1.3.3.1 Menyelenggarakan pengurusan adminstrasi kebutuhan bahan baku, Sucad dan


alat pendukung serta dana dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan
modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.3.2 Menyelenggarakan administrasi perbendaharaan atas pelaksanaan kegiatan


pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai peraturan dan
perundang-undangan.
13

2.6.1.3.3.3 Menyelenggarakan pengawasan kegiatan dalam rangka penerimaan,


penyimpanan, perawatan dan pendistribusian bahan baku dan Sucad di Gudang Pemakai.

2.6.1.3.4 Pasilog.

2.6.1.3.4.1 Mengurus bahan baku dan Sucad untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan
dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.4.2 Menyelesaikan administrasi perbendaharaan atas pelaksanaan kegiatan


pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai peraturan dan
perundang-undangan.

2.6.1.3.4.3 Menerima dan menyalurkan bahan baku dan Sucad dari Gupusbekang kepada
Kagudkai untuk serta menyusun administrasi pertanggungjawaban.

2.6.1.3.4.4 Mengkoordinasikan bidang terkait guna kelancaran dukungan bahan baku dan
Sucad yang diperlukan untuk pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug
Boat.

2.6.1.3.4.5 Menghitung dan meneliti bahan baku dan Sucad yang didukung sudah sesuai
dengan yang diajukan.

2.6.1.3.5 Kagudkai.

2.6.1.3.5.1 Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran bahan baku dan


Sucad serta alat pendukung untuk pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi
Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.5.2 Melaksanakan penyimpanan dan peminjaman alat-alat ukur serta peralatan


khusus (special tool kit) untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI
dan Tug Boat.

2.6.1.3.5.3 Melaksanakan pemeliharaan bahan baku dan suku cadang sebelum


digunakan/dikeluarkan serta memelihara alat ukur dan peralatan khusus yang
dipertanggungjawabkan.

2.6.1.3.5.4 Melaksanakan administrasi pergudangan.

2.6.1.3.6 Kabengangair.

2.6.1.3.6.1 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan


perbaikan tingkat 3 dan 4 serta modifikasi kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.2 Mengajukan kebutuhan bahan baku dan Sucad serta alat pendukung untuk
keperluan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.
14

2.6.1.3.6.3 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan tingkat 3 dan 4 serta


modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.4 Melaksanakan pemeriksaan kualitas bahan baku dan Sucad serta hasil
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.5 Melaksanakan administrasi pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal


ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.6 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pemeliharaan,


perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.7 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penggunaan bahan baku dan


Sucad untuk kerluan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.1.3.6.8 Membuat laporan tentang pelaksanaan tugasnya.

2.6.1.3.7 Kasubbengbangkap.

2.6.1.3.7.1 Merencanakan pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal


ADRI dan Tug Boat tingkat 3 dan 4 pada bagian konstruksi bangunan kapal (Hull) dan sistem
pipa.

2.6.1.3.7.2 Melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi Kapal ADRI dan Tug
Boat tingkat 3 dan 4.

2.6.1.3.7.3 Melaksanakan modifikasi kapal ADRI dan Tug Boat bagian bangunan kapal
sesuai dengan hasil kajian/Litbang yang telah ditentukan.

2.6.1.3.7.4 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan docking kapal meliputi naik/turun,


keluar/masuk serta floating repair.

2.6.1.3.7.5 Menerima bahan baku dan suku cadang serta menggunakan sesuai dengan
peruntukannya.

2.6.1.3.7.6 Melaksanakan pemeriksaan/pengujian terhadap hasil pekerjaannya.

2.6.1.3.7.7 Kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan pemeliharaan dan perbaikan
bangunan kapal termasuk sistem pipa.

2.6.1.3.7.8 Koordinasi dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya.

2.6.1.3.7.9 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan


bangunan kapal termasuk sistem pipa.

2.6.1.3.8 Kasubbengsin.
15

2.6.1.3.8.1 Merencanakan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan serta modifikasi


kapal ADRI dan Tug Boat bagian mesin induk, mesin bantu, katup, mesin deck (winchlass)
sistem propulsi/pendorong, dan sistem kemudi serta kelistrikan.

2.6.1.3.8.2 Menerima bahan baku/suku cadang dan menggunakan sesuai dengan


peruntukannya.

2.6.1.3.8.3 Melaksanakan koordinasi dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


tugasnya.

2.6.1.3.8.4 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bagian mesin induk,


mesin bantu, katup, mesin deck (winchlass) sistem propulsi/pendorong, dan sistem kemudi
serta kelistrikan tingkat 3 dan 4.

2.6.1.3.8.5 Melaksanakan modifikasi bagian mesin sesuai dengan hasil kajian/Litbang


yang telah ditentukan.

2.6.1.3.8.6 Menginventarisasi kegiatan yang akan dilaksanakan terkait dengan Harbaik


bangunan mesin.

2.6.1.3.8.7 Melaksanakan pemeriksaan/pengujian terhadap hasil pekerjaan Harbaik sistem


permesinan.

2.6.1.3.8.8 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sistem


permesinan.

2.6.1.3.9 Kasubbengprod.

2.6.1.3.9.1 Menginventarisasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Harbaik kapal ADRI
dan Tug Boat terkait dengan mesin produksi (mesin bubut, sekrap, frais, milling, gergaji),
tempa, pekerjaan batu dan kayu. koordinasi dengan bagian terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugasnya.

2.6.1.3.9.2 Melaksanakan pengukuran-pengukuran terkait dengan sistem kemudi, baling-


baling dan poros baling-baling.

2.6.1.3.9.3 Melaksanakan pekerjaan kayu dan batu ruang akomodasi, sanitary dan bagian
lain yang terkait bidang tersebut.

2.6.1.3.9.4 Mengecek/memeriksa kondisi baling-baling, poros baling-baling dan kemudi


terhadap kelurusan, keretakan, kavitasi serta perbaikannya.

2.6.1.3.9.5 Melaksanakan pemeriksaan/pengujian terhadap hasil pekerjaannya.

2.6.1.3.9.6 Membuat laporan pelaksanaan Harbaik dan modifikasi bagian produksi.


16

2.6.2 Pelaksana Harbaik tingkat Daerah.

2.6.2.1 Pelaksana Harbaik tingkat 0 s.d 1.

2.6.2.1.1 Dan Kapal.

2.6.2.1.1.1 Merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan


pemeliharaan dan perawatan kapal yang dilaksanakan oleh Anggotanya.

2.6.2.1.1.2 Mengkoordinasikan dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


Harwat kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 0 s.d. 1.

2.6.2.1.1.3 Membuat usulan kebutuhan bahan baku Harbaik dan laporan pelaksanaan
Harbaik tingkat 0 s.d 1.

2.6.2.1.2 Palaksa/KKM.

2.6.2.1.2.1 Mengatur dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan kapal


bagian Deck/mesin yang dilaksanakan oleh anggotanya.

2.6.2.1.2.2 Menginventarisir alat peralatan dan bahan baku yang telah digunakan.

2.6.2.1.2.3 Melaporkan hasil kegiatan Harbaik ke Dan Kapal.

2.6.2.1.3 Ba Ta deck dan mesin.

2.6.2.1.3.1 Melaksanakan Harbaik deck dan mesin tingkat 0 sd. 1.

2.6.2.1.3.2 Mendata dan menginventarisir peralatan yang digunakan dan hasil perbaikan.

2.6.2.2 Pelaksana Harbaik tingkat 2.

2.6.2.2.1 Kabekangdam.

2.6.2.2.1.1 Bertanggung jawabatas penyelenggaraan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
tingkat 2 sesuai dengan areal Servicenya.

2.6.2.2.1.2 Secara periodik (triwulan, semester) meminta laporan kondisi Kapal ADRI dan
Tug Boat kepada satuan pemakai guna inventarisasi pelaksanaan Harbaik.

2.6.2.2.1.3 Menyusun, membuat dan mengajukan rencana kegiatan penyelenggara


Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.2.2.1.4 Menyusun rencana kebutuhan bahan baku/suku cadang dalam rangka


pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.
17

2.6.2.2.1.5 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Harbaik


Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 0 sampai dengan 2 di daerah.

2.6.2.2.1.6 Mengkoordinir kelancaran pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
tingkat 2 sesuai dengan areal Service tanggungjawabnya.

2.6.2.2.1.7 Melaksanakan uji coba terhadap Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah
dilaksanakan pemeliharaan.

2.6.2.2.1.8 Melaksanakan asistensi teknis pelaksanaan Harbaik tingkat 0 (organik) pada


satuan pemakai sesuai dengan areal Service.

2.6.2.2.2 Kasihar.

2.6.2.2.2.1 Meneliti dan mengevaluasi laporan periodik kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat
dari satuan pemakai.

2.6.2.2.2.2 Meneliti dan mengevaluasi laporan kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat organik
serta pengajuan satuan bawah (Denbekang/Denjasaang).

2.6.2.2.2.3 Menyusun dan membuat perencanaan penyelenggaraan Harbaik Kapal ADRI


dan Tug Boat.

2.6.2.2.2.4 Menyusun dan membuat rencana kebutuhan bahan baku dan suku cadang
untuk mendukung pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.2.2.2.5 Melaksanakan administrasi pelaksananan Harbaik Kapal ADRI dan Tug


Boat(administrasi penerimaan dan administrasi penyerahan) dari dan ke satuan pemakai
serta satuan pelaksana Harwat sebelum dan sesudah materiil Bekang dilaksanakan
pemeliharaan.

2.6.2.2.2.6 Mengendalikan kegiatan penyelenggaraan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.2.2.2.7 Melaksanakan koordinasi dengan bagian terkait untuk kelancaran pelaksanaan


Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.2.2.3 Dandenharjasaint.

2.6.2.2.3.1 Melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 2 yang berasal dari
satuan pemakai dan satuan Kapal sesuai pengajuan satuan bawah.

2.6.2.2.3.2 Mengajukan kebutuhan bahan baku dan suku cadang dalam rangka
mendukung pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

2.6.2.2.3.3 Meneliti dan memeriksa kualitas bahan baku suku cadang yang diterima serta
menggunakan sesuai dengan peruntukannya.
18

2.6.2.2.3.4 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan bahan


baku dan suku cadang.

2.6.2.2.3.5 Melaksanakan pemeriksaan kualitas (QC) pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI


dan Tug Boat sehingga materiil dalam kondisi baik dan dapat berfungsi kembali.

2.6.2.2.3.6 Menyerahkan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah dilaksanakan
Harbaik dan dalam kondisi baik kepada satuan pemakai.

2.6.2.2.4 Dantimunithar

2.6.2.2.4.1 Melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 1 sampai dengan 2
sesuai dengan ketentuan.

2.6.2.2.4.2 Dalam melaksanakan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat harus menggunakan
peralatan sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.

2.6.2.2.4.3 Menggunakan suku cadang atau bahan baku sesuai dengan standart yang
dipersyaratkan.

2.6.2.2.4.4 Tempat Harbaik dapat dilaksanakan di instalasi pembina maupun pemakai


disesuikan dengan kondisi dan efektifitas.

2.7 Syarat Personel. Personel pelaksana pemeliharaan dan perbaikan serta modifikasi
Kapal ADRI dan Tug Boat sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang optimal maka dalam
penempatan personel yang menangani bidang Harbaik dan modifikasi harus memiliki
persyaratan sebagai berikut:

2.7.1 Kualifikasi angkutan air.

2.7.2 Pendidikan Suspa, Susba dan Susta Angair.

2.7.3 Strata 1/D III Teknik Bangunan/Mesin Kapal.

2.7.4 ANT (Ahli Nautika).

2.7.5 ATT (Ahli Teknika).

2.7.6 Memiliki kemampuan dan pengalaman dibidang pemeliharaan dan perbaikan serta
pengoperasian Alangair.

2.7.7 Mempunyai kemampuan membaca dan mengaplikasikan alat ukur dan uji teknik.

2.7.8 Mempunyai kemampuan dan pengalaman tugas bidang pengelasan,


permesinan/listrik dan membubut.
19

2.8 Teknis. Teknik ketentuan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari:

2.8.1 Bertahap. Pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat dilaksanakan
setelah perhitungan dan pertimbangan teknis berdasarkan laporan/hasil survey dan
peraturan-peraturan dalam bidang pelayaran serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

2.8.2 Sistematis. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada kapal ADRI dan Tug
Boat dilaksanakan secara terukur dan berurutan serta tidak merubah fungsi dari kapal
kecuali ada pertimbangan khusus dan disetujui oleh Kepala Staf Angkatan Darat. Tingkat
pemeliharaan meliputi pemeliharaan tingkat 0,1,2,3 dan 4.

2.8.2.1 Pemeliharaan tingkat “0” (Organik yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang
menjadi tanggung jawab personel/organik yang mengoperasikan/menggunakan,
dilaksanakan secara harian/rutin, bersifat pencegahan dan deteksi dini dengan sasaran
kegiatan menjaga kebersihan, kesiapan, keutuhan/kelengkapan alat serta
mengoperasikan/menggunakan alat sesuai dengan ketentuan tentang tata cara penggunaan
atau pengoperasian alat.

2.8.2.2 Pemeliharaan tingkat 1 (satu) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab satuan, merupakan pemeliharaan yang sifatnya ringan dan masih berada
pada batas kemampuan ABK, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pencegahan
terhadap terjadinya kerusakan.

2.8.2.3 Pemeliharaan tingkat 2 (dua) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina daerah (Denbekang dan Denjasaang) merupakan pemeliharaan
sedang, menggunakan peralatan khusus (special tool) diantaranya kegiatan pembongkaran
terbatas, pengukuran/penyetelan kembali dan penggantian suku cadang bagian tertentu.

2.8.2.4 Pemeliharaan tingkat 3 (tiga) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina pusat (Bengpusbekang Ditbekangad), merupakan pemeliharaan
berat, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah pembongkaran/penggantian bagian
dari alat, penggantian sebagian atau seluruh suku cadang mesin yang bergesekan,
menggunakan peralatan khusus (special tool), bila diperlukan mendatangkan tenaga ahli dari
luar.

2.8.2.5 Pemeliharaan tingkat 4 (empat) yaitu pemeliharaan materiil Bekang yang menjadi
tanggung jawab pembina pusat (Bengpusbekang), merupakan kegiatan pemeliharaan yang
didahului dengan kajian, kegiatan yang dilaksanakan diantaranya perubahan bentuk
(modifikasi), pembangunan kembali (rebuild) dan penggantian sumber tenaga (repowering).

2.8.3 Lengkap. Aspek yang dikerjakan dalam kegiatan Harbaik Kapal ADRI dan Tug
Boat antara lain :

2.8.3.1 Badan Kapal (Konstruksi Kapal).

2.8.3.2 Permesinan kapal.


20

2.8.3.3 Alat Navigasi.

2.8.3.4 Komunikasi.

2.8.3.5 Keselamatan

2.9 Sarana dan Prasarana. Agar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
kapal ADRI dan Tug Boat berjalan dengan aman, lancar dan efektif maka diperlukan sarana
dan prasarana pendukung meliputi :

2.9.1 Prasarana.

2.9.1.1 Graving dock.

2.9.1.2 Helling dock.

2.9.2 Sarana. Sarana meliputi peralatan dan perlengkapan sebagai berikut:

2.9.2.1 Peralatan :

2.9.2.1.1 Mesin potong plat.

2.9.2.1.2 Brander potong plat set dan otomatis.

2.9.2.1.3 Alat bengkok pipa.

2.9.2.1.4 Takal.

2.9.2.1.5 Mesin roll plat.

2.9.2.1.6 Mesin bubut.

2.9.2.1.7 Mesin frais dan skrap.

2.9.2.1.8 Mesin bor.

2.9.2.1.9 Mesin las listrik dan acetylene.

2.9.2.1.10 Mesin serut kayu.

2.9.2.1.11 Mesin gergaji kayu dan logam.

2.9.2.1.12 Hoist Crane dan Crane mobile.

2.9.2.1.13 Toolkit mesin.

2.9.2.1.14 Alat press.


21

2.9.2.1.15 Ragum.

2.9.2.1.16 Mesin gurinda.

2.9.2.1.17 Mesin compressor.

2.9.2.1.18 Forklift.

2.9.2.1.19 Alat selam.

2.9.2.1.20 Stood blok.

2.9.2.1.21 Pompa air (alkon).

2.9.2.1.22 Alat uji ketebalan plat (UT).

2.9.2.1.23 Alat uji keretakan (flow detector).

2.9.2.1.24 Palu test plat.

2.9.2.1.25 Stop watch.

2.9.2.2 Perlengkapan:

2.9.2.2.1 Pakaian kerja.

2.9.2.2.2 Sepatu kerja.

2.9.2.2.3 Helm kerja.

2.9.2.2.4 Safety belt.

2.9.2.2.5 Sarung tangan.

2.9.2.2.6 Masker.

2.9.2.2.7 Kaca mata las/bubut.

2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi. Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan


dan perbaikan kapal ADRI dan Tug Boat perlu memperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh, antara lain:

2.10.1 Faktor Intern.

2.10.1.2 Ketersediaan bahan baku/suku cadang. Kapal ADRI dan Tug Boat memiliki
spesifikasi khusus, sebagian berusia relatif tua atau model/tipe yang dimaksud sudah tidak
22

diproduksi dengan demikian terjadi kesulitan dalam mendapatkan suku cadang, dengan
demikian faktor ketersediaan suku cadang berpengaruh terhadap kelancaran dan kualitas
hasil Harbaik.

2.10.1.3 Sumber daya pesonel. Personel yang menangani pemeliharaan dan


perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat adalah faktor utama dan menentukan dalam
keberhasilan pelaksanaan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat karena termasuk
kegiatan yang rumit dan berteknologi dengan demikian diperlukan personel yang terdidik,
terlatih dan memiliki pengalaman yang cukup guna mendukung kegiatan tersebut.

2.10.1.4 Alat peralatan. Tersedianya alat peralatan yang memadai dalam


menunjang pelaksanaan Kapal ADRI dan Tug Boat merupakan faktor yang menentukan dan
keberhasilan penyelenggaraan sea trial sangat ditentukan oleh jumlah dan kualitas alat
peralatan yang tersedia.

2.10.1.5 Pengelompokan. Pengelompokan kondisi kapal ADRI dan Tug Boat sesuai
kategori (dapat digunakan, harus direparasi, dimodifikasi atau disposal) menjadi kewajiban
pembina materiil, serta agar Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dapat terlaksana dengan
efektif dan efisien serta perlu ditentukan personel/satuan yang bertanggung jawab
melaksanakan Harbaik sesuai dengan tingkat-tingkat pemeliharaan.

2.10.1.6 Peranti lunak. Ketersediaan peranti lunak yang dapat digunakan sebagai
petunjuk atau pedoman dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil Harbaik yang dilaksanakan.

2.10.1 Faktor Ekstern.

2.10.1.1 Cuaca. Hujan, angin kencang dan ombak besar dapat menghambat kegiatan
Harbaik. Pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dapat berjalan lancar bila
kondisi cuaca cerah dan awan Stratus/Cirrus;

2.10.1.2 Perkembangan Teknologi. Tingkat kemajuan dan perkembangan tekhnologi


berpengaruh terhadap hasil dan kualitas Harbaik kapal ADRI danTug Boat.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

3.1 Umum. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan
yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya petunjuk teknis yang mengatur tentang
pelaksanaan kegiatan Harbaik mulai dari tingkat “0” (Organik) sampai dengan tingkat 4
(empat). Kegiatan yang dilaksanakan dalam Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat agar mudah
dan mencapai sasaran maka perlu dibedakan antara prosedur administrasi dengan prosedur
pelaksanaannya.
23

3.2 Prosedur Administrasi Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat. Kapal ADRI dan
Tug Boat dalam melaksanakan tugas harus senantiasa dalam kondisi laik laut, sehingga
aman selama pelayaran dan dapat digunakan secara optimal serta memiliki usia pakai yang
maksimal. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilaksanakan pemeliharaan dan perbaikan,
baik oleh satuan pemakai maupun satuan pembina sesuai dengan tingkat dan tanggung
jawabnya masing-masing. Guna efisiensi dan efektifitas kegiatan Harbaik maka perlu
ditentukan mekanisme/prosedur administrasi penyelenggaraannya dimulai dari tahap
perencanaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran.

3.2.1 Tingkat Pusat.

3.2.1.1 Harbaik tingkat 0 sd 1

3.2.1.1.1 Perencanaan.

3.2.1.1.1.1 Dan Kapal mempelajari data perbaikan Kapal sebelumnya.

3.2.1.1.1.2 Mengadakan pemeriksaan kondisi Kapal sebelum dan sesudah berlayar.

3.2.1.1.1.3 Membuat rencana kerja Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat sedetail
mungkin.

3.2.1.1.1.4 Dan Kapal secara periodik membuat laporan lengkap tentang kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada Danyon.

3.2.1.1.2 Persiapan.

3.2.1.1.2.1 Menyiapkan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik.

3.2.1.1.2.2 Menentukan posisi Kapal.

3.2.1.1.3 Pelaksanaan.

3.2.1.1.3.1 Melaksanakan kegiatan pekerjaan Harbaik bagian Deck meliputi:

3.2.1.1.3.1.1 Kebersihan di seluruh bagian Kapal.

3.2.1.1.3.1.2 Pengecatan badan Kapal.

3.2.1.1.3.1.3 Pelumasan sistem mekanik rampdoor, dewi-dewi skoci, jangkar, crane, dan
tangga akomodasi.

3.2.1.1.3.2 Melaksanakan kegiatan pekerjaan Harbaik bagian mesin:

3.2.1.1.3.2.1 Kebersihan seluruh permesinan Kapal.

3.2.1.1.3.2.2 Penggantian oli mesin dan minyak hidrolik.


24

3.2.1.1.3.2.3 Penggantian filter, sekering, dan air radiator.

3.2.1.1.4 Pengakhiran.

3.2.1.1.4.1 Menginventarisir alat yang digunakan dan bahan yang dipakai.

3.2.1.1.4.2 Mencatat kegiatan Harbaik diatas kapal ke dalam log book.

3.2.1.2 Harbaik tingkat 2.

3.2.1.2.1 Perencanaan.

3.2.1.2.1.1 Danyonbekang-4/Air secara periodik atau selesai melaksanakan pelayaran KM.


ADRI membuat laporan lengkap tentang kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat yang ada di
satuannya.

3.2.1.2.1.2 Danyonbekang-4/Air setiap Awal Tahun Anggaran/awal Triwulan 1 membuat


rencana kerja Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 1 sampai dengan 2 dan diajukan
kepada Dirbekangad.

3.2.1.2.1.3 Ditbekangad (Kasubditbinmat dan Kasubditbinharjasa) mempelajari,


mengevaluasi dan menginventarisir bila perlu melaksanakan pengecekan langsung ke
satuan pemakai tentang kondisi riil Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.1.2.1.4 Ditbekangad dalam hal ini Kasubditbinmat dan Kasubditbinharjasa


menghimpun, mempelajari, menguji rencana kerja satuan bawah (Yonbekang-4/Air dan
Bekang kotama) selanjutnya menyusun rencana kerja tahun depan bidang Harbaik Kapal
ADRI dan Tug Boat untuk diajukan ke Komando atas.

3.2.1.2.1.5 Agar pengajuan rencana kerja tahunan bidang Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat akurat maka perlu didukung data lainya diantaranya hasil survey tentang kondisi nyata
Kapal ADRI dan Tug Boat serta docking report sebelumnya.

3.2.1.2.1.6 Pengajuan rencana kerja bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat
sedetail mungkin agar tepat sasaran.

3.2.1.2.1.7 Pada usulan rencana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat sudah disahkan
sesuai dengan realisasi pelaksanaanya.

3.2.1.2.1.8 Usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat disusun
berdasarkan skala prioritas.

3.2.1.2.2 Persiapan.

3.2.1.2.2.1 Menentukan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik
disesuaikan dengan tersedianya anggaran.
25

3.2.1.2.2.2 Inventarisasi kebutuhan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam


rangka Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.1.2.2.3 Menyusun kebutuhan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam rangka
Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.1.2.2.4 Menentukan tempat pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.1.2.2.5 Melaksanakan penarikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dalam kondisi rusak
dan akan dilaksanakan Harbaik di tempat yang telah ditentukan;

3.2.1.2.2.6 Menyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat dari satuan pemakai ke satuan
pelaksana Harbaik disertai berita acara/administrasi serah terima.

3.2.1.2.2.7 Melaksanakan penilaian kondisi Kapal ADRI dan Tug Boat untuk menentukan
pelaksanaan Harbaik.

3.2.1.2.3 Pelaksanaan.

3.2.1.2.3.1 Danyonbekang-4/Air melaksanakan pengadaan bahan baku/suku cadang untuk


mendukung pelaksanaan pemeliharaan tingkat 1 sampai dengan tingkat 2 Kapal ADRI dan
Tug Boat yang ada di satuannya.

3.2.1.2.3.2 Bahan baku/suku cadang yang diadakan diusahakan tidak duplikasi dengan
dukungan bahan baku/suku cadang dari komando atas/Dirbekangad.

3.2.1.2.3.3 Pada kondisi tertentu atau kebutuhan untuk berlayar maka kebutuhan suku
cadang/bahan baku dapat diajukan ke Dirbekangad.

3.2.1.2.3.4 Bahan baku/suku cadang yang diadakan tidak duplikasi dengan dukungan
bahan/baku suku cadang dari komando atas/Dirbekangad.

3.2.1.2.3.5 Ditbekangad melaksanakan pengadaan bahan baku/suku cadang untuk


mendukung pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat tingkat 3 dan 4 serta bahan
baku lainya yang tidak mampu dilaksanakan satuan pelaksana Harbaik tingkat 1 sampai
dengan tingkat 2.

3.2.1.2.3.6 Hasil pengadaan bahan baku/suku cadang dimasukkan ke gudang


penyimpanan selanjutnya didistribusikan kepada pelaksana teknis Harbaik Kapal ADRI dan
Tug Boat (Bekangdam, Bengpusbekang dan Yonbekang-4/Air) sesuai dengan tingkat dan
tanggung jawab Harbaik.

3.2.1.2.3.7 Dukungan bahan baku/suku cadang diadministrasikan sesuai dengan


ketentuan.

3.2.1.2.3.8 Dirbekangad mengeluarkan surat perintah kepada Kabengpusbekang untuk


melaksanakan pemeliharaan tingkat 3 dan 4.
26

3.2.1.2.3.9 Pengguna Kapal ADRI dan Tug Boat (Danyonbekang-4/Air) menyerahkan


Kapal ADRI dan Tug Boat kepada Kabengpusbekang untuk dilaksanakan pemeliharaan
tingkat 3 dan 4.

3.2.1.2.3.10 Kabengpusbekang melaksanakan survey kering dan survey basah terhadap


Kapal ADRI dan Tug Boat untuk mendapatkan kondisi nyata guna menentukan realisasi
pemeliharaan/Repairlist.

3.2.1.2.3.11 Berdasarkan hasil survey Kabengpusbekang menghitung dan menyusun


kebutuhan riil bahan baku dan suku cadang yang diperlukan serta melaksanakan
pengadaan, atau diajukan ke Dirbekangad apabila tidak terdukung dari hasil pengadaan.

3.2.1.2.3.12 Bengpusbekang melalui unsur pelaksananya melaksanakan pemeliharaan


tingkat 3 dan 4 terhadap Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.1.2.3.13 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil pemeliharaan dilaksanakan uji coba untuk
mendapatkan data bahwa materiil dalam kondisi layak untuk digunakan.

3.2.1.2.3.14 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil pemeliharaan oleh Bengpusbekang
dikembalikan ke satuan pengguna untuk dioperasikan.

3.2.1.2.3.15 Penyerahan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat ke satuan pemakai disertai
dengan administrasi yang berlaku/Naskah Serah Terima.

3.2.1.2.4 Pengakhiran.

3.2.1.2.4.1 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat
dengan titik berat terhadap hambatan atau kendala yang dihadapi sebagai masukan untuk
pelaksanaan Harbaik selanjutnya.

3.2.1.2.4.2 Menyusun laporan pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara
hierarkhis kepada satuan atas.

3.2.2 Tingkat Daerah.

3.2.2.1 Harbaik tingkat 0 sd 1.

3.2.2.1.1 Perencanaan.

3.2.2.1.1.2 Dan Kapal mempelajari data perbaikan Kapal sebelumnya.

3.2.2.1.1.3 Mengadakan pemeriksaan kondisi Kapal sebelum dan sesudah berlayar.

3.2.2.1.1.4 Membuat rencana kerja Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat dibuat sedetail
mungkin.
27

3.2.2.1.1.5 Dan Kapal secara periodik membuat laporan lengkap tentang kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada Dandenjasaang.

3.2.2.1.1 Persiapan.

3.2.2.1.1.1 Menyiapkan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik.

3.2.2.1.1.2 Menentukan posisi Kapal.

3.2.2.1.2 Pelaksanaan.

3.2.2.1.2.1 Melaksanakan kegiatan pekerjaan Harbaik bagian Deck meliputi:

3.2.2.1.2.1.1 Kebersihan di seluruh bagian Kapal.

3.2.2.1.2.1.2 Pengecatan badan Kapal.

3.2.2.1.2.1.3 Pelumasan sistem mekanik ramdoor, dewi-dewi skoci, jangkar, crane, dan
tangga akomodasi.

3.2.2.1.2.2 Melaksanakan kegiatan pekerjaan Harbaik bagian mesin:

3.2.2.1.2.2.1 Kebersihan seluruh permesinan Kapal.

3.2.2.1.2.2.2 Penggantian oli mesin dan minyak hidrolik.

3.2.2.1.2.2.3 Penggantian filter, sekering, dan air radiator.

3.2.2.1.3 Pengakhiran.

3.2.2.1.3.1 Menginventarisir alat yang digunakan dan bahan yang dipakai.

3.2.2.1.3.2 Mencatat kegiatan Harbaik di atas kapal ke dalam log book.

3.2.2.2 Harbaik tingkat 2.

3.2.2.2.1 Perencanaan.

3.2.2.2.1.1 Satkai membuat surat pengajuan Kapal ADRI dan Tug Boat di satuannya yang
dalam kondisi rusak untuk dilaksanakan Harbaik kepada pembina materiil.

3.2.2.2.1.2 Satkai secara periodik (triwulan dan semester) membuat laporan kondisi Kapal
ADRI dan Tug Boat kepada satuan pembina daerah (Denbekang/Denjasaang) sesuai
dengan areal Service.

3.2.2.2.1.3 Surat pengajuan/laporan minimal memuat nomor, nama Kapal dan Tug Boat,
jumlah, kondisi, dislokasi Kapal dan Tug Boat.
28

3.2.2.2.1.4 Satuan pembina daerah (Denbekang/Denjasaang) mempelajari, mengevaluasi


dan menginventarisir bila perlu melaksanakan pengecekan langsung ke satuan pemakai
tentang kondisi riil Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.2.2.1.5 Satuan pembina daerah menyusun daftar Kapal ADRI dan Tug Boat yang
memerlukan Harbaik.

3.2.2.2.1.6 Pada awal triwulan I setiap tahun anggaran satuan pembina daerah
(Denbekang/Denjasaang) membuat pengajuan rencana usulan kegiatan bidang Harbaik
Kapal ADRI dan Tug Boat kepada Kabekangdam.

3.2.2.2.1.7 Kabekangdam (Kasihar) berdasarkan surat usulan pemeliharaan dari


Denbekang/Tepbek menyusun daftar rencana Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.2.2.1.8 Pada awal tahun anggaran satuan pembina daerah (Bekangdam) membuat
pengajuan rencana usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat kepada
satuan atas tembusan Ditbekangad.

3.2.2.2.1.9 Usulan kegiatan bidang Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat disusun
berdasarkan skala prioritas.

3.2.2.2.1.10 Mengajukan kebutuhan bahan baku/suku cadang ke satuan atas apabila tidak
dapat terpenuhi pada tingkat daerah.

3.2.2.2.2 Persiapan.

3.2.2.2.2.1 Menentukan Kapal ADRI dan Tug Boat yang akan dilaksanakan Harbaik
disesuaikan dengan tersedianya anggaran.

3.2.2.2.2.2 Inventarisasi kebutuhan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam


rangka Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.2.2.2.3 Menyusun kebutukan bahan baku/suku cadang yang diperlukan dalam rangka
Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.2.2.2.4 Menentukan tempat pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.2.2.2.2.5 Melaksanakan penarikan Kapal ADRI dan Tug Boat yang dalam kondisi rusak
dan akan dilaksanakan Harbaik serta dihimpun di tempat yang telah ditentukan.

3.2.2.2.2.6 Penyerahan Kapal ADRI dan Tug Boat dari satuan pemakai ke satuan pembina
pemeliharaan daerah disertai berita acara serah terima Kapal ADRI/Tug Boat.

3.2.2.2.3 Pelaksanaan.

3.2.2.2.3.1 Pembina Kapal ADRI dan Tug Boat daerah melaksanakan pengadaan bahan
baku/suku cadang untuk mendukung pelaksanaan Harbaik sesuai dengan areal Service.
29

3.2.2.2.3.2 Pembina Kapal ADRI dan Tug Boat daerah melaksanakan pergudangan
selanjutnya mendistribusikan bahan baku/suku cadang hasil pengadaan/dukungan kepada
pelaksana teknis Harbaik sesuai dengan tingkat dan tanggung jawab pemeliharaan.

3.2.2.2.3.3 Dukungan bahan baku/suku cadang diadministrasikan sesuai dengan


ketentuan.

3.2.2.2.3.4 Didukung suku cadang/bahan baku, fasilitas Harbaik, sarana dan prasarana
Harbaik yang ada maka pelaksana teknis Harbaik melaksanakan pemeliharaan disesuaikan
dengan macam/jenis, tingkat dan tanggung jawab pemeliharaan.

3.2.2.2.3.5 Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang berkualitas harus berdasarkan


ketentuan dan prosedur Harbaik yang berlaku.

3.2.2.2.3.6 Kapal ADRI dan Tug Boat yang telah dilaksanakan pemeliharaan harus
dilaksanakan pemeriksaan/pengujian untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan.

3.2.2.2.3.7 Kapal ADRI dan Tug Boat hasil perbaikan dikembalikan kepada satuan
pemakai.

3.2.2.2.3.8 Penyerahan kembali Kapal ADRI dan Tug Boat ke satuan pemakai.

3.2.2.2.4 Pengakhiran.

3.2.2.2.4.1 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug dengan titik
berat terhadap hambatan atau kendala yang dihadapi sebagai masukan untuk pelaksanaan
Harbaik selanjutnya.

3.2.2.2.4.2 Menyusun laporan pelaksanaan Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat secara
hirarkhis kepada satuan atas.

3.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat. Pemeliharaan Kapal dan
Tug Boat terdiri dari bagian deck dan bagian mesin, bagian navigasi/komunikasi serta
keselamatan dimana bagian tersebut akan diurai menjadi kegiatan-kegiatan Harbaik yang
lebih detail, sehingga mempermudah dalam pemahaman maka sebelum pelaksanaan perlu
diuraikan sebagai berikut:

3.3.1 Macam dan Jenis Kapal ADRI dan Tug Boat.

3.3.1.1 Macam Kapal ADRI dan Tug Boat di TNI AD.

3.3.1.1.1 Coaster (ADRI XL).

3.3.1.1.2 Landing/pendarat (ADRI 150 DWT, ADRI 200 DWT, ADRI 300 DWT, ADRI 500
DWT, ADRI 1000 DWT, ADRI 1200 DWT, Tug Boat).

3.3.1.1.3 Tug Boat.


30

3.3.2 Nama bagian-bagian Kapal.

3.3.2.1 Badan kapal.

3.3.2.1.1 Lambung kapal.

3.3.2.1.2 Buritan kapal.

3.3.2.1.3 Haluan kapal.

3.3.2.1.4 Brigde/supper structure.

3.3.2.1.5 Ruang kemudi.

3.3.2.2 Permesinan kapal.

3.3.2.2.1 Mesin utama/induk.

3.3.2.2.2 Mesin bantu/generator set.

3.3.2.2.3 Pompa-pompa.

3.3.2.2.4 Sistim pipa dan kran.

3.3.2.2.5 Mesin-mesin deck/windlass.

3.3.2.2.6 Alat keselamatan.

3.3.2.3 Alat Navigasi dan Komunikasi kapal.

3.3.3 Bahan Baku Harbaik Kapal ADRI dan Tug Boat. Bahan baku dalam perbaikan
kapal disesuaikan dengan bahan kapal itu sendiri.

3.3.3.1 Badan kapal.

3.3.3.1.1 Kapal baja.

3.3.3.1.1.1 Plat, siku dan pipa (bahan baja).

3.3.3.1.1.2 Kawat las.

3.3.3.1.1.3 Oksigen (O2).

3.3.3.1.1.4 LPG.

3.3.3.1.2 Kapal aluminium.


31

3.3.3.1.2.1 Pelat aluminium.

3.3.3.1.2.2 Kawat las.

3.3.3.1.2.3 Asitelin/argon.

3.3.3.2 Permesinan Kapal.

3.3.3.2.1 Mesin Induk. Bahan baku atau suku cadang yang digunakan disesuaikan
tingkat perbaikan yang akan diganti berdasarkan kerusakan yang dialami mesin induk
tersebut.

3.3.3.2.1.1 Tune Up.

3.3.3.2.1.1.1 Injector.

3.3.3.2.1.1.2 Filter oil.

3.3.3.2.1.1.3 Filter bahan bakar.

3.3.3.2.1.1.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).

3.3.3.2.1.1.5 Bahan bakar.

3.3.3.2.1.2 Top Overhoul.

3.3.3.2.1.2.1 Injector.

3.3.3.2.1.2.2 Filter oil.

3.3.3.2.1.2.3 Filter bahan bakar.

3.3.3.2.1.2.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).

3.3.3.2.1.2.5 Bahan bakar.

3.3.3.2.1.2.6 Packing set top overhoul.

3.3.3.2.1.2.7 Valve inlet outlet.

3.3.3.2.1.2.8 Spring valve

3.3.3.2.1.2.9 Lock valve in/out.

3.3.3.2.1.2.10 Cap valve.

3.3.3.2.1.2.11 Hole tube.


32

3.3.3.2.1.2.12 Seal hole tube.

3.3.3.2.1.2.13 Setting valve.

3.3.3.2.1.2.14 Insert valve.

3.3.3.2.1.2.15 Guide valve.

3.3.3.2.1.2.16 Pipe assy fuel long/short.

3.3.3.2.1.3 Minor Overhoul.

3.3.3.2.1.3.1 Injector.

3.3.3.2.1.3.2 Filter oil.

3.3.3.2.1.3.3 Filter bahan bakar.

3.3.3.2.1.3.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).

3.3.3.2.1.3.5 Bahan bakar.

3.3.3.2.1.3.6 Packing set minor overhoul.

3.3.3.2.1.3.7 Valve inlet/outlet.

3.3.3.2.1.3.8 Spring valve.

3.3.3.2.1.3.9 Lock valve in/out.

3.3.3.2.1.3.10 Cap valve.

3.3.3.2.1.3.11 Hole tube.

3.3.3.2.1.3.12 Seal hole tube.

3.3.3.2.1.3.13 Setting valve.

3.3.3.2.1.3.14 Insert valve.

3.3.3.2.1.3.15 Guide valve

3.3.3.2.1.3.16 Blower repair kit (2 tak).

3.3.3.2.1.3.17 Turbo charger repair kit (4 tak).

3.3.3.2.1.3.18 Ring set piston.


33

3.3.3.2.1.3.19 Pin piston.

3.3.3.2.1.3.20 Seal piston.

3.3.3.2.1.3.21 Shell set conrod bearing.

3.3.3.2.1.3.22 Retainer.

3.3.3.2.1.3.23 Slepper bearing.

3.3.3.2.1.3.24 Pipe assy fuel long/short.

3.3.3.2.1.4 General Overhoul.

3.3.3.2.1.4.1 Injector assy.

3.3.3.2.1.4.2 Filter oil

3.3.3.2.1.4.3 Filter bahan bakar.

3.3.3.2.1.4.4 Oli mesin (sae 40 untuk diesel, sae 30 untuk mesin bensin).

3.3.3.2.1.4.5 Bahan bakar.

3.3.3.2.1.4.6 Packing set general overhoul.

3.3.3.2.1.4.7 Valve inlet outlet.

3.3.3.2.1.4.8 Spring valve.

3.3.3.2.1.4.9 Lock valve in/out.

3.3.3.2.1.4.10 Cap valve.

3.3.3.2.1.4.11 Hole tube.

3.3.3.2.1.4.12 Seal hole tube.

3.3.3.2.1.4.13 Setting valve

3.3.3.2.1.4.14 Insert valve.

3.3.3.2.1.4.15 Guide valve.

3.3.3.2.1.4.16 Blower repair kit (2 tak).

3.3.3.2.1.4.17 Turbo charger repair kit (4 tak)


34

3.3.3.2.1.4.18 Ring set piston.

3.3.3.2.1.4.19 Pin piston.

3.3.3.2.1.4.20 Seal piston.

3.3.3.2.1.4.21 Shell set conrod bearing.

3.3.3.2.1.4.22 Retainer.

3.3.3.2.1.4.23 Slepper bearing.

3.3.3.2.1.4.24 Main bearing.

3.3.3.2.1.4.25 Campsaft bearing.

3.3.3.2.1.4.26 Seal rear dan crank saft bearing

3.3.3.2.1.4.27 Seal front bearing dan crank saft bearing.

3.3.3.2.1.4.28 Pipe assy fuel long/short.

3.3.3.2.2 Mesin Bantu/Generator Set. Bahan baku atau suku cadang yang diperlukan
sama dengan mesin induk tetapi pada mesin bantu ditambah dengan peralatan listrik,sistem
perpipaan dan pompa-pompa.

3.3.3.2.2.1 Mesin penggerak generator (bahan baku sama dengan mesin induk jumlahnya
berbeda disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan).

3.3.3.2.2.2 Sistem kelistrikan.

3.3.3.2.2.2.1 Kawat seal tembaga.

3.3.3.2.2.2.2 Kabel.

3.3.3.2.2.2.3 AVR.

3.3.3.2.2.2.4 Rilay.

3.3.3.2.2.2.5 Diode.

3.3.3.2.2.3 Sistem perpipaan, terdiri dari pipa bahan bakar dan sistem air laut, sintem air
tawar dan pipa gas buang bahan bakunya sebagai berikut:

3.3.3.2.2.3.1 Pipa (Baja, Galvanis, Tembaga).

3.3.3.2.2.3.2 Kran (Gate, Globe, Non Return).


35

3.3.3.2.2.3.3 Flendes.

3.3.3.2.2.3.4 Elbow

3.3.3.2.2.3.5 I joint.

3.3.3.2.2.3.6 Packing (Karet, Klingrit, Asbes).

3.3.3.2.2.3.7 Mur dan baut (Inch, Metrik).

3.3.3.2.2.4 Pompa-pompa.

3.3.3.2.2.4.1 Impeller.

3.3.3.2.2.4.2 Bearing.

3.3.3.2.2.4.3 Seal.

3.3.3.2.2.4.4 Packing.

3.3.3.2.2.4.5 Isolator.

3.3.3.3 Alat navigasi dan komunikasi. Bahan baku yang digunakan disesuaikan dengan
kerusakan yang terjadi pada radio,radar, kompas, echo sounder dan GPS.

3.3.3.4 Alat keselamatan. Bahan baku yang digunakan disesuaikan dengan


kerusakan yang terjadi seperti pelampung, riding buoy, bendera isarat, sekoci penolong dan
lifecraft.

3.3.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Bagian Deck.

3.3.4.1 Pembersihan bagian deck kapal.

3.3.4.1.1 Perencanaan.

3.3.4.1.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pembersihan bagian deck kapal.

3.3.4.1.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pembersihan bagian deck kapal.

3.3.4.1.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pembersihan bagian deck kapal.

3.3.4.1.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pembersihan bagian deck kapal.

3.3.4.1.2 Persiapan.
36

3.3.4.1.2.1 Persiapan personel.

3.3.4.1.2.2 Persiapan tempat.

3.3.4.1.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.4.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik bagian deck, meliputi hal-
hal sebagai berikut:

3.3.4.1.3.1 Menyapu sampah/kotoran pada bagian deck hingga bersih, jangan sampai ada
yang tertinggal. Sampah dikumpulkan menggunakan sekop dan diletakkan pada tempat
sampah.

3.3.4.1.3.2 Menyapu lantai deck dan dicuci dengan air tawar. Menyiapkan selang air dan
dipasang pada kran air deck.

3.3.4.1.3.3 Menarik selang air sesuai pada bagian deck yang akan dicuci.

3.3.4.1.3.4 Menyiram dan membersihkan deck menggunakan sabun hijau/detergen,


kemudian menyikat deck dengan lewa sikat/sapu lidi.

3.3.4.1.3.5 Membersihkan sampah yang menyumbat pada lubang pembuangan air.

3.3.4.1.3.6 Menutup kran air setelah selesai mencuci lantai deck.

3.3.4.1.3.7 Mengumpulkan dan membersihkan peralatan-peralatan tersebut selanjutnya


simpan di gudang.

3.3.4.1.3.8 Semua sampah yang terkumpul dibuang pada saat kapal tiba di pelabuhan,
yang telah disiapkan oleh pihak pelabuhan.

3.3.4.1.4 Pengakhiran.

3.3.4.1.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung.

3.3.4.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.4.1.4.3 Bahardek sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada palaksa.

3.3.4.2 Pengetokan dan pengecatan bangunan kapal.

3.3.4.2.1 Perencanaan.

3.3.4.2.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pengetokan dan pengecatan bangunan kapal.
37

3.3.4.2.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pengetokan dan pengecatan bangunan kapal.

3.3.4.2.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengetokan dan pengecatan bangunan


kapal.

3.3.4.2.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengetokan dan pengecatan


bangunan kapal.

3.3.4.2.2 Persiapan.

3.3.4.2.2.1 Persiapan personel.

3.3.4.2.2.2 Persiapan tempat.

3.3.4.2.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.4.2.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik plat-plat kapal, meliputi hal-
hal sebagai berikut :

3.3.4.2.3.1 Periksa terlebih dahulu tempat yang akan diketok. Plat yang berkarat langsung
dilakukan pengetokan.

3.3.4.2.3.2 Pengetokan bagian berkarat dilakukan secara berulang ulang sampai karat
terangkat dan lepas;

3.3.4.2.3.3 Lakukan pembersihan hasil pengetokan dengan menggunakan sikat baja


hingga bersih.

3.3.4.2.3.4 Bersihkan plat hasil pengetokan dan penyikatan dengan menggunakan kain
lap/majun.

3.3.4.2.3.5 Plat yang sudah bersih, kemudian dilakukan pengecatan menggunaan cat meni
sebagai dasar pengecatan body.

3.3.4.2.3.6 Tunggu sampai cat meni benar-benar kering.

3.3.4.2.3.7 Lakukan pencampuran cat warna/body menggunakan thinner sebelum


digunakan.

3.3.4.2.3.8 Setelah tahapan-tahapan di atas dilaksanakan, lakukan pengecatan


warna/body sesuai ketentuan. Khusus di bagian pojok-pojok lakukan pengecatan dengan
menggunakan kuas gepeng.

3.3.4.2.3.9 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang optimal dengan perbandingan 1


liter per 5 m².
38

3.3.4.2.4 Pengakhiran.

3.3.4.2.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.4.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.4.2.4.3 Bahardeck sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan pelaksanaan kegiatan


kepada Palaksa.

3.3.4.3 Pengelasan pipa/railling.

3.3.4.3.1 Perencanaan.

3.3.4.3.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pengelasan pipa/railling.

3.3.4.3.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pengelasan pipa/railling.

3.3.4.3.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengelasan pipa/railling.

3.3.4.3.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengelasan pipa/railling.

3.3.4.3.2 Persiapan.

3.3.4.3.2.1 persiapan personel.

3.3.4.3.2.2 persiapan tempat.

3.3.4.3.2.3 persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.4.3.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pengelasan, meliputi hal-


hal sebagai berikut :

3.3.4.3.3.1 Menggunakan helm, kaca mata las, sarung tangan kulit, dan sepatu kerja.

3.3.4.3.3.2 Lakukan persiapan pembersihan bagian yang akan dilas dengan cara diketok
dan disikat sampai bersih dari karat atau lapisan cat.

3.3.4.3.3.3 Siapkan mesin las dan peralatannya yang terdiri dari kabel las, kepala/penjepit
kabel las, dan elektroda. Selanjutnya memasang kutub negatif (-) pada media besi baja dan
kutub positif (+) ke elektroda. Langkah selanjutnya, hidupkan mesin las pada posisi “on” agar
mendapat sumber pengelasan. Atur frekuensi pada mesin las yang disesuaikan dengan
bahan dan ukuran elektrodanya.

3.3.4.3.3.4 Menyusun dan menata bagian yang akan dilas/disambung.


39

3.3.4.3.3.5 Membersihkan kerak/kotoran dengan palu ketok dan kemudian dilakukan


pengelasan kembali sampai menghasilkan pengelasan yang baik dan kuat.

3.3.4.3.3.6 Dalam pelaksanaan kegiatan pengelasan harus disiapkan peralatan


keselamatan jika terjadi bahaya kebakaran.

3.3.4.3.4 Pengakhiran.

3.3.4.3.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.4.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.4.3.4.3 Tur las sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Dankiharjasa.

3.3.4.4 Docking Kapal ADRI di Graving Dock.

3.3.4.4.1 Perencanaan.

3.3.4.4.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan docking kapal ADRI di Graving Dock.

3.3.4.4.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeliharaan badan kapal dan peralatan-peralatan kapal di bawah garis air di
dalam Graving Dock.

3.3.4.4.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan docking kapal ADRI di Graving Dock.

3.3.4.4.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengelasan pipa/railling.

3.3.4.4.1.5 Merencanakan pelaksanaan survey kondisi kapal untuk keperluan


pemeliharaan kapal berikutnya.

3.3.4.4.2 Persiapan.

3.3.4.4.2.1 Survey bentuk bagian lunas kapal.

3.3.4.4.2.2 Pembuatan docking plan/penempatan stud block.

3.3.4.4.2.3 Pengosongan muatan terutama muatan-muatan berbahaya.

3.3.4.4.2.4 Penyusunan stud block sesuai dengan docking plan serta berikan tanda
penempatan kapal.

3.3.4.4.2.5 Persiapan alat pengamanan/APK.


40

3.3.4.4.2.6 Persiapan alat penerangan.

3.3.4.4.3 Pelaksanaan.

3.3.4.4.3.1 Pengisian graving dock dengan membuka keran pengisian air laut sampai
dengan graving dock penuh, sama dengan permukaan air laut.

3.3.4.4.3.2 Memompa keluar air ballast pintu dock dengan menggunakan/menghidupkan


pompa air laut sampai dengan pintu dock mengambang

3.3.4.4.3.3 Secara perlahan pintu dock dibuka dengan cara ditarik dan tempatkan pada
daerah aman dan tidak menghalangi alur kapal masuk.

3.3.4.4.3.4 Kapal secara perlahan ditarik masuk ke dalam galangan dan tempatkan sesuai
dengan tanda-tanda yang ditentukan/docking plan.

3.3.4.4.3.5 Yakinkan kapal telah pada posisi yang ditentukan selanjutnya diikat pada
beberapa sisi agar kapal tidak bergeser.

3.3.4.4.3.6 Laksanakan pengecekan posisi stud block bahwa masing-masing posisi stud
blok tidak bergeser dengan cara diselam.

3.3.4.4.3.7 Buang air laut yang ada di dalam graving dock dengan cara dipompa.

3.3.4.4.3.8 Periksa dengan cermat kedudukan pintu dock serta dalam kondisi kedap/tidak
terjadi kebocoran.

3.3.4.4.3.9 Dengan berkurangnya air di dalam graving dock periksa dan yakinkan posisi
kapal tidak bergeser.

3.3.4.4.3.10 Pada kondisi kapal akan duduk pada stop blok periksa bahwa kapal dan stud
blok pada posisi yang benar.

3.3.4.4.3.11 Laksanakan penyisipan dengan kayu balok, apabila terdapat rongga


kedudukan kapal pada stud blok.

3.3.4.4.3.12 Upayakan posisi kapal simetris tegak lurus tidak miring.

3.3.4.4.3.13 Apabila kapal sudah duduk dengan aman maka graving dock dapat dipompa
sampai dengan kering/habis.

3.3.4.4.4 Pengakhiran.

3.3.4.4.4.1 Meyakinkan posisi stud block sesuai dengan gambar docking plan dan
laksanakan penyisipan apabila terdapat kedudukan kapal yang meragukan.
41

3.3.4.4.4.2 Jaga agar graving dock tetap kering dengan memompa air keluar galangan
setiap diperlukan.

3.3.4.4.4.3 Pasang aliran listrik ke kapal dengan cara menghubungkan listrik darat.

3.3.4.4.4.4 Laksanakan pengikatan antara bolder kapal dengan bolder graving dock agar
kapal tidak bergerak/bergeser.

3.3.4.5 Pemeriksaan kulit kapal/ultrasonic test.

3.3.4.5.1 Perencanaan.

3.3.4.5.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pemeriksaan kulit kapal/ultrasonic test.

3.3.4.5.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan kulit kapal/ultrasonic test.

3.3.4.5.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan kulit kapal/ultrasonic test.

3.3.4.5.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kulit kapal/ultrasonic


test untuk mengetahui kondisi ketebalan pelat pada badan kapal sehingga dapat
menentukan jumlah dan posisi pelat yang harus diganti.

3.3.4.5.2 Persiapan.

3.3.4.5.2.1 Persiapan peralatan yang diperlukan.

3.3.4.5.2.2 Persiapan tempat dan kondisi kapal.

3.3.4.5.2.3 Kondisi plat kapal bawah air telah dibersihkan/disekrap.

3.3.4.5.2.4 Mempelajari gambar bukaan kulit untuk menentukan prioritas plat kapal yang
akan ditest ketebalannya.

3.3.4.5.2.5 Memberi tanda dengan cat/kapur kedudukan gading-gading kapal melintang


pada kulit kapal lambung kiri dan kanan.

3.3.4.5.3 Pelaksanaan.

3.3.4.5.3.1 Test ketebalan plat dilakukan pada setiap lembar plat kapal diprioritaskan pada
posisi bawah garis air.

3.3.4.5.3.2 Sebelum melaksanakan pengetesan maka laksanakan pemeriksaan bahwa


tester/alat berfungsi dengan baik dengan cara mengukur pada standart media yang telah
tersedia.
42

3.3.4.5.3.3 Melaksanakan pemeriksaan pada setiap pelat dengan cara diketok dengan
palu tester, dengan efek suaranya maka dapat diketahui bagian plat yang tipis.

3.3.4.5.3.4 Berikan tanda dengan kapur posisi plat yang perlu/harus diperiksa
ketebalannya.

3.3.4.5.3.5 Membersihkan plat yang akan diultrasonik dengan cara menggerinda.

3.3.4.5.3.6 Melumasi bagian yang akan diultrasonik dengan minyak lumas ataupun gemuk.

3.3.4.5.3.7 Menempelkan sensor alat ultrasonik pada bagian plat yang sudah dibersihkan
dan sudah dilumasi, maka alat tersebut menunjukan ketebalan plat/ketebalan plat dapat
diketahui.

3.3.4.5.3.8 Hasil pengukuran sesuai dengan yang tertera pada alat ditulis di sebelah media
yang diukur.

3.3.4.5.3.9 Lanjutkan pemeriksaan ketebalan seluruh plat yang ada di bawah garis air.

3.3.4.5.3.10 Pindahkan hasil pengetesan ketebalan plat kulit kapal ke dalam gambar
bukaan kulit, posisi dan hasil pengukuran antara nyata di kapal dan di gambar bukaan kulit
harus sama.

3.3.4.5.4 Pengakhiran.

3.3.4.5.4.1 Sempurnakan hasil test ketebalan plat yang tertuang dalam gambar bukaan
kulit agar mudah dimengerti.

3.3.4.5.4.2 Berikan tanda khusus pada gambar bukaan kulit kondisi plat yang di bawah
standard dan harus dilaksanakan replating.

3.3.4.5.4.3 Buat gambar bukaan kulit kondisi terakhir setelah dilaksanakan penggantian
plat kapal untuk data informasi pada docking berikutnya.

3.3.4.6 Pengecatan kulit kapal di atas garis air.

3.3.4.6.1 Perencanaan.

3.3.4.6.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pengecatan kulit kapal di atas garis air.

3.3.4.6.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pengecatan kulit kapal di atas garis air.

3.3.4.6.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengecatan kulit kapal di atas garis air.
43

3.3.4.6.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengecatan kulit kapal di atas


garis air.

3.3.4.6.2 Persiapan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah


sebagai berikut:

3.3.4.6.2.1 Persiapan peralatan yang diperlukan.

3.3.4.6.2.2 Tempatkan peralatan pada tempat-tempat yang mudah dipergunakan.

3.3.4.6.2.3 Penyiapan alat ukur hasil pengecatan.

3.3.4.6.2.4 Menyiapkan bahan (cat primer, ac, finish, dan minyak cat) dan peralatan yang
akan digunakan.

3.3.4.6.2.5 Kebutuhan cat dapat dihitung dengan mengetahui luas permukaan yang akan
dicat dengan komposisi satu liter cat dicampur 20 % minyak cat dapat mengecat seluas 4 m
persegi.

3.3.4.6.3 Pelaksanaan.

3.3.4.6.3.1 Bersihkan plat yang akan dicat dengan cara : sandblasting, waterjet, brushing,
ketok, dan gerinda yakinkan plat dalam kondisi bersih.

3.3.4.6.3.2 Pengecatan dilaksanakan pada saat cuaca cerah dengan kelembaban udara
maksimal 40 % dan temperatur minimal 27 c.

3.3.4.6.3.3 Pengecatan dilakukan dengan cara spray ataupun kuas menggunakan cat
marine.

3.3.4.6.3.4 Pengecatan lapisan pertama dengan menggunakan cat primer. Cat ini
digunakan sebagai dasar untuk melindungi plat dari korosi selama dalam proses pekerjaan.

3.3.4.6.3.5 Pengecatan lapisan kedua menggunakan cat anticorosive (ac). Cat ini
digunakan untuk mencegah plat dari korosi udara dan air laut.

3.3.4.6.3.6 Pengecatan ketiga dengan menggunakan cat finish (sesuai dengan warna
kapal).

3.3.4.6.3.7 Pengecatan selanjutnya dapat dilakukan apabila pengecatan sebelumnya


sudah kering.

3.3.4.6.3.8 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik harus memperhatikan sifat cat,
campuran, kadaluarsa, proses serta ketebalan tiap lapisan cat.

3.3.4.6.4 Pengakhiran.
44

3.3.4.6.4.1 Pengecekan hasil pengecatan sempurnakan pada daerah yang belum dicat
dan sulit dijangkau

3.3.4.6.4.2 Pengakhiran pengecatan didiamkan sekitar 4-8 jam (disesuaikan dengan


spesifikasi cat yang digunakan).

3.3.4.7 Pengecatan kulit kapal di bawah garis air.

3.3.4.7.1 Perencanaan.

3.3.4.7.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pengecatan kulit kapal di bawah garis air.

3.3.4.7.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pengecatan kulit kapal di bawah garis air.

3.3.4.7.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengecatan kulit kapal di bawah garis air.

3.3.4.7.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengecatan kulit kapal di bawah


garis air.

3.3.4.7.2 Persiapan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah


sebagai berikut:

3.3.4.7.2.1 Persiapan peralatan yang diperlukan.

3.3.4.7.2.2 Tempatkan peralatan pada tempat-tempat yang mudah dipergunakan.

3.3.4.7.2.3 Penyiapan alat ukur hasil pengecatan.

3.3.4.7.2.4 Menyiapkan bahan (cat primer, AC, AF dan minyak cat) dan peralatan yang
akan digunakan.

3.3.4.7.2.5 Kebutuhan cat dapat dihitung dengan mengetahui luas permukaan yang akan
dicat dengan komposisi satu liter cat dicampur 20 % minyak cat dapat mengecat seluas 4
m2(empat meter persegi).

3.3.4.7.3 Pelaksanaan.

3.3.4.7.3.1 Pembersihan plat yang akan dicat dengan cara : sandblasting,waterjet,


brushingdan ketok.

3.3.4.7.3.2 Pengecatan dilaksanakan pada saat cuaca cerah dengan kelembaban udara
maksimal 40 % dan temperatur minimal 270c.

3.3.4.7.3.3 Pengecatan dilakukan dengan cara spray ataupun kuas menggunakan cat
marine.
45

3.3.4.7.3.4 Pengecatan pertama dengan menggunakan cat primer. Cat ini digunakan
sebagai dasar pengecatan berikutnya juga digunakan untuk melindungi plat dari korosi
selama dalam proses pekerjaan.

3.3.4.7.3.5 Pengecatan kedua dilaksanakan setelah pengecatan pertama kering dengan


menggunakan cat Anti Corosive (AC). Cat ini digunakan untuk melindungi plat dari korosi
yang disebabkan oleh air laut.

3.3.4.7.3.6 Pengecatan ketiga dilaksanakan setelah pengecatan kedua kering dengan


menggunakan cat Anti Foulling (AF). Cat anti foulling ini digunakan untuk mencegah
binatang-binatang laut agar tidak menempel di badan kapal.

3.3.4.7.4 Pengakhiran.

3.3.4.7.4.1 Pengecekan hasil pengecatan sempurnakan pada daerah yang belum dicat
dan sulit dijangkau.

3.3.4.7.4.2 Pengakhiran pengecatan didiamkan sekitar 4 sampai dengan 8 jam


(disesuaikan dengan spesifikasi teknik cat yang digunakan).

3.3.4.8 Memotong plat kapal secara manual.

3.3.4.8.1 Perencanaan.

3.3.4.8.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pemotongan pelat kapal secara manual.

3.3.4.8.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemotongan pelat kapal secara manual.

3.3.4.8.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemotongan pelat kapal secara manual.

3.3.4.8.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemotongan pelat kapal secara


manual pada daerah dan posisi yang sulit.

3.3.4.8.2 Persiapan.

3.3.4.8.2.1 Menyiapkan alat peralatan dan bahan yang akan digunakan.

3.3.4.8.2.2 Menandai plat yang akan dipotong sesuai dengan ukuran

3.3.4.8.2.3 Pengecekan dan pengamanan dari bahan berbahaya.

3.3.4.8.2.4 Penyiapan alat keselamatan.

3.3.4.8.3 Pelaksanaan.
46

3.3.4.8.3.1 Periksa isi tangki oksigen dan tangki LPG isi dan tekanannya mencukupi untuk
melaksanakan pemotongan.

3.3.4.8.3.2 Pasang regulator LPG di tangki LPG dan regulator oxigen pada tangki oksigen.

3.3.4.8.3.3 Pasang selang O2 dan LPG (double) pada masing-masing regulator, warna
merah untuk LPG dan warna biru untuk oksigen.

3.3.4.8.3.4 Sambung atau pasang brander potong pada ujung selang double, merah untuk
LPG dan biru untuk oksigen.

3.3.4.8.3.5 Agar tidak bocor serta sambungan selang dengan regulator dan brander
potong agar kuat, gunakan clam pengikat selang (hose clam).

3.3.4.8.3.6 Yakinkan pada rangkaian tidak terjadi kebocoran.

3.3.4.8.3.7 Setelregulator oxygen dan LPG pada tekanan kerja (LPG 1 Atmospir dan
oksigen 5 Atmospir).

3.3.4.8.3.8 Buka sedikit katup brander potong sisi LPG dan pastikan bunga api pada ujung
spuyer hingga menyala.

3.3.4.8.3.9 Setel api unjung spuyer sampai dengan kondisi siap untuk memotong dengan
mengatur perbandingan antara oksigen dan LPG yang keluar.

3.3.4.8.3.10 Tempelkan ujung spuyer brander potong pada ujung apinya yang berwarna
putih menempel bagian plat yang dipotong sampai dengan plat mencair.

3.3.4.8.3.11 Pada bagian plat yang mencair tiup menggunakan oksigen dengan membuka
katup utama dan geser ujung brander mengikuti garis yang telah ditentukan sampai dengan
plat terpotong

3.3.4.8.3.12 Memotong plat sesuai pola dengan memperhatikan agar bagian lain tidak
terpotong.

3.3.4.8.3.13 Pada saat melaksanakan pemotongan plat hindari dari bahaya kecelakaan
kerja (kebakaran, terjepit atau kejatuhan benda-benda berat).

3.3.4.8.4 Pengakhiran.

3.3.4.8.4.1 Pembersihan dari kerak-kerak sisa pemotongan.

3.3.4.8.4.2 Melaksanakan pembersihan tepian plat yang akan diganti.

3.3.4.9 Memotong plat kapal dengan mesin.

3.3.4.9.1 Perencanaan.
47

3.3.4.9.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pemotongan pelat kapal dengan mesin.

3.3.4.9.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemotongan pelat kapal dengan mesin.

3.3.4.9.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemotongan pelat kapal dengan mesin.

3.3.4.9.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemotongan pelat kapal dengan


mesin

3.3.4.9.2 Persiapan.

3.3.4.9.2.1 Menyiapkan alat peralatan dan bahan yang akan digunakan.

3.3.4.9.2.2 Menandai plat yang akan dipotong sesuai dengan ukuran.

3.3.4.9.2.3 Pengecekan dan pengamanan dari bahan bahan berbahaya.

3.3.4.9.3 Pelaksanaan.

3.3.4.9.3.1 Memasang rell mesin brander potong pada plat yang akan dipotong.

3.3.4.9.3.2 Periksa isi tangki oksigen dan tangki LPG isi dan tekanannya mencukupi untuk
melaksanakan pemotongan.

3.3.4.9.3.3 Pasang regulator LPG di tangki LPG dan regulator Oxigen pada tangki oksigen.

3.3.4.9.3.4 Pasang selang O2 dan LPG (double) pada masing-masing regulator, warna
merah untuk LPG dan warna biru untuk oksigen.

3.3.4.9.3.5 Sambung atau pasang mesin brander potong pada ujung selang double, merah
untuk LPG dan biru untuk oksigen.

3.3.4.9.3.6 Agar tidak bocor serta sambungan selang dengan regulator dan brander
potong agar kuat, gunakan clam pengikat selang (hose clam).

3.3.4.9.3.7 Yakinkan pada rangkaian tidak terjadi kebocoran.

3.3.4.9.3.8 Setel regulator oksigen dan LPG pada tekanan kerja (LPG 1 Atmospir dan
oksigen 5 Atmospir).

3.3.4.9.3.9 Sambungkan mesin brander potong dengan sumber listrik.

3.3.4.9.3.10 Buka sedikit katup mesin brander potong sisi LPG dan pastikan bunga api
pada ujung spuyer hingga menyala
48

3.3.4.9.3.11 Setel api unjung spuyer sampai dengan kondisi siap untuk memotong dengan
mengatur perbandingan antara oksigen dan LPG yang keluar.

3.3.4.9.3.12 Tempelkan ujung spuyer mesin brander potong pada ujung apinya yang
berwarna putih menempel bagian plat yang dipotong sampai dengan plat mencair.

3.3.4.9.3.13 Setelah plat kelihatan mencair maka buka kran oksigen peniup maka plat
akan terpotong.

3.3.4.9.3.14 Jalankan mesin brander potong dengan menekan switch pada posisi “ON”.
Maka mesin brander potong akan berjalan dan otomatis akan memotong plat sesuai dengan
yang ditandai.

3.3.4.9.3.15 Apabila pemotongan selesai maka posisikan switch pada posisi “OFF” serta
tutup kran LPG dankran oksigen.

3.3.4.9.3.16 Memotong plat sesuai pola dengan memperhatikan bagian lain agar tidak
terpotong.

3.3.4.9.3.17 Pada saat melaksanakan pemotongan plat hindari dari bahaya kecelakaan
kerja (kebakaran, terjepit atau kejatuhan benda-benda berat).

3.3.4.9.4 Pengakhiran.

3.3.4.9.4.1 Pembersihan dari kerak-kerak sisa pemotongan.

3.3.4.9.4.2 Mengamankan hasil potongan yang masih panas.

3.3.4.9.4.3 Bersihkan dan simpan peralatan pada tempatnya.

3.3.4.10 Mengelas plat kulit kapal.

3.3.4.10.1 Perencanaan.

3.3.4.10.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pengelasan pelat kulit kapal.

3.3.4.10.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pengelasan pelat kulit kapal.

3.3.4.10.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pengelasan pelat kulit kapal.

3.3.4.10.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pengelasan pelat kulit kapal.

3.3.4.10.2 Persiapan.

3.3.4.10.2.1 Menyiapkan alat peralatan yang diperlukan dalam pengelasan kulit kapal.
49

3.3.4.10.2.2 Menyiapkan bahan las danmedia yang akan dilaksanakan pengelasan.

3.3.4.10.2.3 Menyiapkan alat keamanan/keselamatan.

3.3.4.10.2.4 Menyiapkan personel yang terlibat meliputi pelaksana, pelayan dan penjaga
api.

3.3.4.10.3 Pelaksanaan.

3.3.4.10.3.1 Membentuk bahan sesuai pola dengan mesin bending atau mesin roll.

3.3.4.10.3.2 Menempatkan plat yang sudah dibentuk pada bagian yang akan diganti
dengan melakukan las titik pada bagian tertentu.

3.3.4.10.3.3 Mengatur ulang bahan pola disesuaikan dengan bentuk kapal.

3.3.4.10.3.4 Menghidupkan trafo dan mengatur tegangan listrik.

3.3.4.10.3.5 Melaksanakan pengelasan sesuai dengan standarisasi klas.

3.3.4.10.3.6 Pengelasan dilaksanakan beberapa lapis sehinggga sisi luar dan sisi dalam
penuh atau melebihi media yang dilas dan berbentuk cembung.

3.3.4.10.4 Pengakhiran.

3.3.4.10.4.1 Setelah selesai pengelasan maka diadakan pembersihan kampuh las.

3.3.4.10.4.2 Memotong materiil yang telah digunakan pada penyetelan.

3.3.4.10.4.3 Memeriksa hasil pengelasan.

3.3.4.10.4.4 Mengelas ulang hasil pengelasan yang kurang maksimal.

3.3.4.10.4.5 Merapikan hasil pengelasan dengan cara menggerinda.

3.3.4.10.4.6 Melaksanakan uji kebocoran.

3.3.4.11 Pemeriksa kebocoran pengelasan plat kapal.

3.3.4.11.1 Perencanaan.

3.3.4.11.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pemeriksaan kebocoran hasil pengelasan pelat kapal.

3.3.4.11.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan kebocoran hasil pengelasan pelat kapal.
50

3.3.4.11.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan kebocoran hasil pengelasan


pelat kapal.

3.3.4.11.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kebocoran hasil


pengelasan pelat kapal.

3.3.4.11.2 Persiapan.

3.3.4.11.2.1 Menyiapkan alat peralatan dan bahan yang akan digunakan.

3.3.4.11.2.2 Mencampur kapur dengan air.

3.3.4.11.2.3 Membersihkan permukaan las yang akan diuji.

3.3.4.11.3 Pelaksanaan.

3.3.4.11.3.1 Besihkan dua sisi permukaan hasil pengelasan dari kerak las.

3.3.4.11.3.2 Campurkan kapur sirih dengan air tawar secukupnya.

3.3.4.11.3.3 Melumuri permukaan las bagian bawah dengan campuran kapur dan air
sampai dengan kering.

3.3.4.11.3.4 Melumuri bagian/sisi atas kampuh las dengan solar.

3.3.4.11.3.5 Memeriksa kampuh las bagian bawah yang sudah dikapur terhadap
rembesan solar.

3.3.4.11.3.6 Apabila terdapat rembesan solar berarti terjadi kebocoran dan perlu reparasi
pengelasan.

3.3.4.11.4 Pengakhiran.

3.3.4.11.4.1 Dilaksanakan pengecekan ulang.

3.3.4.11.4.2 Setelah dinyatakan tidak ada rembesan maka diadakan pembersihan


terhadap kapur.

3.3.5 Pemeliharaan dan Perbaikan Bagian Mesin Kapal.

3.3.5.1 Pembersihan mesin.

3.3.5.1.1 Perencanaan.

3.3.5.1.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan pembersihan mesin.
51

3.3.5.1.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan pembersihan mesin.

3.3.5.1.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pembersihan mesin.

3.3.5.1.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pembersihan bagian mesin di


atas kapal.

3.3.5.1.2 Persiapan.

3.3.5.1.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.1.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.1.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembersihan permesinan kapal


meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.1.3.1 Sebelum mesin dibersihkan, ambil dan siapkan kain lap, membersihkan sesuai
petunjuk perwira mesin bagian mana yang akan dibersihkan, pembersihan dilakukan dengan
menggunakan sabun/detergen dan air tawar.

3.3.5.1.3.2 Menyapu lantai kamar mesin, apabila ada debu yang susah disapu dapat
disikat menggunakan skrap, selanjutnya sampah tersebut dikumpulkan.

3.3.5.1.3.3 Menyiapkan selang air dan memasang pada kran, siram lantai kamar mesin
dan dicuci pakai sabun/detergen, selanjutnya dibersihkan dengan menggunakan alat pel.

3.3.5.1.3.4 Membuang sampah ke tempat sampah/ember selanjutnya disimpan dan


dibuang pada saat kapal sandar di pelabuhan.

3.3.5.1.4 Pengakhiran.

3.3.5.1.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.1.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.

3.3.5.2 Penggantian remes packing mesin as baling-baling.

3.3.5.2.1 Perencanaan.
52

3.3.5.2.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian remes packing as baling-baling.

3.3.5.2.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan penggantian remes packing as baling-baling.

3.3.5.2.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian remes packing as baling-


baling.

3.3.5.2.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian remes packing as


baling-baling.

3.3.5.2.2 Persiapan.

3.3.5.2.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.2.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.2.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.2.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan penggantian remes packing


permesinan kapal, meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.2.3.1 Penggantian remes packing as baling-baling yang dilakukan pada saat kapal di
atas air tidak boleh seluruh lapisan(5 sampai dengan 8 lapis) maksimal setengahnya.

3.3.5.2.3.2 Siapkan remes packing dengan ukuran yang sesuai dengan celah rames
packing.

3.3.5.2.3.3 Buka baut flends penindis paking dan dikeluarkan dari rumahnya.

3.3.5.2.3.4 Dengan menggunakan alat penyongkel keluarkan remes packing yang lama
maksimal 3 lapis selanjutnya bersihkan dudukan remes packing.

3.3.5.2.3.5 Pasang rames packing dengan ukuran panjang sesuai dengan diameter as
baling-baling.

3.3.5.2.3.6 Sebelum rames packing dipasang terlebih dahulu dilumuri dengan vet/gress
agar licin dan kedap.

3.3.5.2.3.7 Jumlah lapisan remes packing yang dipasang adalah sama dengan yang
dibuka dan lapisannya dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

3.3.5.2.3.8 Pasang kembali flend penindis rames packing dan ikat baut pengencang
secara berimbang.
53

3.3.5.2.3.9 Pada saat mengencangkan baut pengencang flend penindis rames packing
agar as baling-baling diputar secara perlahan sampai dengan air laut masih mengalir dalam
jumlah yang wajar.

3.3.5.2.3.10 Pengencangan baut penindis remes packing tidak boleh sampai dengan
kedap, agar tidak timbul panas yang berlebihan yang dapat merusak as baling-baling.

3.3.5.2.3.11 Lakukan pengencangan kembali baut penindis flend penindis rames packing
apabila kebocoran pada rames packing relative besar.

3.3.5.2.4 Pengakhiran.

3.3.5.2.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.2.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.

3.3.5.3 Penggantian air accu/baterai.

3.3.5.3.1 Perencanaan.

3.3.5.3.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian air accu/baterai.

3.3.5.3.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan penggantian air accu/baterai.

3.3.5.3.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian air accu/baterai.

3.3.5.3.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian air accu/baterai.

3.3.5.3.2 Persiapan.

3.3.5.3.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.3.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.3.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.3.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pergantian air accu/baterai di


atas kapal, meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.3.3.1 Lepas kabel kutup positif (+) dan negatif (-) pada accu/baterai yang terhubung
arus listrik ac.
54

3.3.5.3.3.2 Lepas/cabut kepala dan tutup accu/baterai menggunakan penjepit/tang dengan


cara diputar.

3.3.5.3.3.3 Angkat dan buang air accu/baterai tersebut pada tempat yang aman karena air
accu/baterai bila mengenai kulit akan terasa gatal-gatal.

3.3.5.3.3.4 Yakinkan air accu/baterai sudah kering/terbuang semua kemudian isi dengan
air hangat beberapa kali agar bersih pada sel-sel, element-element accu/baterai. Balik posisi
accu/baterai dan biarkan kurang lebih 1 jam hingga air didalam accu/baterai benar-benar
kering.

3.3.5.3.3.5 Isi dengan air accu/baterai ulang yang baru dengan batas garis yang tercantum
pada bagian luar accu/baterai.

3.3.5.3.3.6 Tutup kembali kepala accu/baterai dengan posisi yang benar menggunakan
penjepit/tang. Yakinkan bahwa air accu/baterai tidak tumpah atau keluar dengan cara
digoyang-goyang.

3.3.5.3.3.7 Accu/baterai dicoba dengan cara dicharge dengan arus listrik AC, lakukan
pemeriksaan dengan multitester.

3.3.5.3.4 Pengakhiran.

3.3.5.3.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.3.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.

3.3.5.4 Penggantian impeller mesin.

3.3.5.4.1 Perencanaan.

3.3.5.4.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian impeller mesin.

3.3.5.4.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan penggantian impeller mesin.

3.3.5.4.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian impeller mesin.

3.3.5.4.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian impeller mesin.

3.3.5.4.2 Persiapan.
55

3.3.5.4.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.4.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.4.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.4.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pergantian impeller di atas


kapal meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.4.3.1 Buka baut-baut/mur pada mesin yang akan dibongkar menggunakan kunci
sesuai ukuran, kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar tidak tercampur/hilang
dengan lainnya.

3.3.5.4.3.2 Tandai bagian mesin bila diperlukan untuk mempermudah pemasangan


kembali.

3.3.5.4.3.3 Lepas pasak/seppi dari dudukannya dengan hati-hati karena materiilnya kecil
dan buka tutup/cover impeller dari dudukannya.

3.3.5.4.3.4 Lepaskan impeller dengan hati-hati dari dudukannya, periksa kondisi impeller
yang akan diganti. Bila kondisi karet keras, kaku dan ada yang patah maka kondisi karet
seperti ini harus diganti dengan yang baru.

3.3.5.4.3.5 Pasang impeller baru pada posisi yang benar sesuai arah jarum jam dan
jangan sampai terbalik.

3.3.5.4.3.6 Pasang pasak/seppi pada dudukannya dengan hati-hati sebagai pengunci agar
impeller tidak bergeser/lepas dari dudukannya.

3.3.5.4.3.7 Tutup/pengamanan impeller dan pasang baut-baut/mur, kencangkan dengan


kunci sesuai ukuran secara pergantian.

3.3.5.4.3.8 Hidupkan mesin dengan memperhatikan keluarnya air pendingin, bila air
pendingin mengucur dengan deras dan lancar berarti impeller berjalan lancar dan pastikan
tidak ada kebocoran.

3.3.5.4.4 Pengakhiran.

3.3.5.4.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.4.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.4.4.3 Baharsin sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Perwira Mesin II.

3.3.5.5 Penyelaman mengatasi kendala bawah air.


56

3.3.5.5.1 Perencanaan.

3.3.5.5.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penyelaman mengatasi kendala bawah air.

3.3.5.5.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan penyelaman mengatasi kendala bawah air.

3.3.5.5.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penyelaman mengatasi kendala bawah air.

3.3.5.5.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penyelaman mengatasi kendala


bawah air.

3.3.5.5.2 Persiapan.

3.3.5.5.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.5.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.5.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.5.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan mengatasi kendala apabila propeller


dan instalasi kemudi terjerat/terlilit jaring-jaring/sampah nelayan meliputi hal-hal sebagai
berikut:

3.3.5.5.3.1 Turunkan LCR/Sekoci ke laut, personel mesin sebagai penyelam turun dan
masukan perlengkapan ke LCR/sekoci.

3.3.5.5.3.2 LCR/sekoci bergerak dan mengapung-apung di buritan. Penyelam harus


berdua untuk body cover turun ke laut. Sebagai pengaman bagi penyelam harus diikat
dengan tali dihubungkan personel di LCR/sekoci.

3.3.5.5.3.3 Satu personel siap di LCR untuk melayani permintaan penyelam.

3.3.5.5.3.4 Penyelam bergerak menuju propeller/instalasi kemudi yang terjerat jaring-


jaring/sampah nelayan di laut. Adakan pengecekan terlebih dahulu.

3.3.5.5.3.5 Penyelam mengambil perlengkapan yang digunakan untuk mengurai jaring-


jaring/sampah nelayaan di laut sesuai hasil pengecekan.

3.3.5.5.3.6 Potong jaring-jaring atau sampah nelayan di laut apabila panjang, hal ini akan
mengenai propeller/instalasi kemudi sebelahnya.

3.3.5.5.3.7 Lakukan pemotongan jaring-jaring/sampah nelayan di laut yang melilit


propeller/instalasi sampai bersih.

3.3.5.5.3.8 Adakan pengecekan terakhir kondisi propeller/instalasi kemudi.


57

3.3.5.5.4 Pengakhiran.

3.3.5.5.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.5.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.5.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada KKM.

3.3.5.6 Tune Up Mesin Bantu.

3.3.5.6.1 Perencanaan.

3.3.5.6.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan tune up mesin bantu.

3.3.5.6.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan tune up mesin bantu.

3.3.5.6.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan tune up mesin bantu.

3.3.5.6.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan tune up mesin bantu.

3.3.5.6.2 Persiapan.

3.3.5.6.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.6.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.6.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.6.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat penyetelan klep-klep/tune-


up mesin induk dan mesin bantu di atas kapal meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.6.3.1 Buka baut-baut/mur cup/cover, top/roker arm pada mesin sesuai kunci dan
ukuran, kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar tidak tercampur dengan
lainnya.

3.3.5.6.3.2 Tandai bagian mesin bila diperlukan untuk mempermudah pemasangan


kembali.

3.3.5.6.3.3 Posisikan piston pada FO (Firing Order) untuk menentukan urutan top langkah
piston yang sama sesuai FO (Firing Order) pada setiap langkah agar dapat dilakukan
penyetelan.

3.3.5.6.3.4 Lakukan penyetelan pada klep-klep cylinder yang telah siap distel, sesuai
dengan top FO (Firing Order), dengan alat ukur fuller sesuai ukuran dan manual book.
58

3.3.5.6.3.5 Setelah semua diukur dapat dilakukan pengecekan hasil pekerjaan dengan
menghidupkan mesin, pengecekkan dengan melihat Rpm, tekanan oli, temperatur dan asap
serta suara putaran mesin.

3.3.5.6.3.6 Pasang kembali cup/cover, top/roker arm pada mesin dengan kunci sesuai
ukuran, masukan baut-baut/mur sesuai tempatnya, yakinkan bahwa tidak ada baut-baut/mur
yang ketinggalan/tidak terpasang. Kencangkan baut-baut/mur secara pelan-pelan sesuai
kunci sesuai ukuran dengan cara menyilang.

3.3.5.6.4 Pengakhiran.

3.3.5.6.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.6.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang mesin.

3.3.5.6.4.3 Juru las sebagai pemimpin kepala kerja melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan kepada Dankiharjasa.

3.3.5.7 Service Dinamo Starter Mesin Induk/Bantu

3.3.5.7.1 Perencanaan.

3.3.5.7.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan service dinamo starter mesin Induk/bantu.

3.3.5.7.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan service dinamo starter mesin Induk/bantu.

3.3.5.7.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan service dinamo starter mesin Induk/bantu.

3.3.5.7.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan service dinamo starter mesin


Induk/bantu.

3.3.5.7.2 Persiapan.

3.3.5.7.2.1 Persiapan personel.

3.3.5.7.2.2 Persiapan tempat.

3.3.5.7.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.5.7.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat perbaikan dinamo starter


mesin induk dan mesin bantu diatas kapal meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.5.7.3.1 Lepas vanbelt dinamo starter dengan mengendorkan baut-baut.


59

3.3.5.7.3.2 Buka baut-baut/mur untuk melepas dinamo starter dari mesin dengan
menggunakan kunci sesuai ukuran. Kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar
tidak tercampur/hilang.

3.3.5.7.3.3 Buka baut-baut/mur untuk membuka cover dinamo starter dengan


menggunakan kunci sesuai ukuran. Kumpulkan baut-baut/mur pada tempat tersendiri agar
tidak tercampur/hilang.

3.3.5.7.3.4 Membersihkan bagian dalam dinamo starter dengan kuas/sikat halus dari debu.

3.3.5.7.3.5 Lepaskan sisa carbon dari dudukan dengan pelan-pelan. sebelumnya lepaskan
kabel-kabel yang terhubung.

3.3.5.7.3.6 Ambil suku cadang carbon, pasang pada dudukan/posisinya dan kabel
dipasang kembali.

3.3.5.7.3.7 Pasang cover dinamo starter pelan-pelan, baut-baut dikencangkan dengan


cara menyilang.

3.3.5.7.3.8 Dinamo stater dipasang pada mesin dengan menyetel vanbelt terlebih dahulu,
jangan terlalu kendor atau kencang dalam penyetelan tersebut.

3.3.5.7.3.9 Hidupkan mesin untuk mengecek hasil kegiatan.

3.3.5.7.4 Pengakhiran.

3.3.5.7.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.5.7.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang.

3.3.5.7.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Dankiharjasa.

3.3.5.8 Pemeriksaan clearance as/poros baling-baling.

3.3.5.8.1 Perencanaan.

3.3.5.8.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.8.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.8.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.8.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan poros baling-baling.


60

3.3.5.8.2 Persiapan.

3.3.5.8.2.1 Mempersiapkan alat peralatan yang akan digunakan.

3.3.5.8.2.2 Membersihkan lokasi clearance antara poros dan bantalan.

3.3.5.8.3 Pelaksanaan.

3.3.5.8.3.1 Periksa kondisi keregangan/gap antara poros dan bantalan apabila kondisi
terlalu lebar dan tidak beraturan maka lansung dilaksanakan pengggantian bantalan, serta
periksan kondisi kelurusan as baling-baling kemungkinan tidak center/lurus.

3.3.5.8.3.2 Apabila gap/kerengggangan masih standar maka colok dengan fuller gauge
antara poros dengan bantalan sehingga diperoleh jarak kerenggangan (Gab).

3.3.5.8.3.3 Posisi pengukuran diambil tiga titik (bawah, kiri dan kanan) selanjutnya diambil
rata-ratanya dan bandingkan dengan ketentuan celah yang diperkenakan, apabila telah
melebihi maka laksanakan penggantian bantalan.

3.3.5.8.3.4 Jarak antara empat bagian yang dicolok masing-masing sebesar 900.

3.3.5.8.3.5 Mencatat hasil clearance sebagai bahan laporan.

3.3.5.8.4 Pengakhiran.

3.3.5.8.4.1 Mengevaluasi data hasil clearance test.

3.3.5.8.4.2 Menentukan kelayakan bantalan poros baling-baling.

3.3.5.9 Pemeriksaan kelurusan as baling-baling

3.3.5.9.1 Perencanaan.

3.3.5.9.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.9.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.9.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.9.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan poros baling-baling.

3.3.5.9.2 Persiapan.

3.3.5.9.2.1 Membersihkan poros dari kotoran yang menempel di as baling-baling.


61

3.3.5.9.2.2 Menyiapkan gambar poros baling-baling.

3.3.5.9.2.3 Menyiapkan peralatan pendukung yang diperlukan.

3.3.5.9.2.4 Menyiapkan mesin bubut dan personel pelaksana.

3.3.5.9.3 Pelaksanaan.

3.3.5.9.3.1 Pasang/setel as baling-baling pada support mesin bubut dan posisikan pada
kedudukan center pada dua ujungnya dan ikat dengan kuat sehinggga tidak bergeser pada
saat dilaksanakan pemeriksaan.

3.3.5.9.3.2 Panjang mesin bubut harus lebih panjang dari pada as baling-baling yang
diperiksa.

3.3.5.9.3.3 Berikan tanda dengan kapur pada pangkal tirus kedua ujungnya selanjutnya
dibagi 4 bagian atau sesuai dengan kebutuhan.

3.3.5.9.3.4 Memasang dial indikator pada posisi yang ditentukan dimulai dari sisi ujung
sebelah depan, tempelkan ujung dial pada permukaan as baling-baling dan atur angka dial
pada posisi “0”.

3.3.5.9.3.5 Selanjutnya putar as baling-baling searah jarum jam, pada saat diputar maka
dial indicator akan menunyukan angka deviasi ketidak lurusan dan catat setiap perpindahan
posisi 90 derajat. (A, B , C dan D).

3.3.5.9.3.6 Laksanakan kegiatan pemeriksaaan pada ke 5 posisi yang ditentukan pada as


baling-baling.

3.3.5.9.3.7 Laksanakan evaluasi, perhatikan pada deviasi yang besar apakah masih
dalam toleransi ataun tidak.

3.3.5.9.3.8 Catat dalam sebuah record sebagai data awal untuk perbaikan.

3.3.5.9.4 Pengakhiran.

3.3.5.9.4.1 Mengevaluasi data hasil pengukuran.

3.3.5.9.4.2 Menindak lanjuti hasil evaluasi pengukuran data.

3.3.5.10 Pemeriksaan keretakan as baling-baling/colour check.

3.3.5.10.1 Perencanaan.

3.3.5.10.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeriksaan keretakan poros baling-baling/color check.
62

3.3.5.10.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan keretakan poros baling-baling/color check.
3.3.5.10.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan keretakan poros baling-
baling/color check.
3.3.5.10.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan keretakan poros
baling-baling/color check.

3.3.5.10.2 Persiapan.

3.3.5.10.2.1 Persiapan alat yang akan digunakan.

3.3.5.10.2.2 Bersihkan permukaan as dan lubang-lubang spie.

3.3.5.10.3 Pelaksanaan.

3.3.5.10.3.1 Menempatkan as pada posisi yang bersih.

3.3.5.10.3.2 Membersihkan permukaan dudukan spie as baling-baling dengan majun.

3.3.5.10.3.3 Menyemprotkan colour check jenis cleaner pada permukaan as yang akan di
test (warna bening).

3.3.5.10.3.4 Setelah kering, bersihkan colour check cleaner dengan majun.

3.3.5.10.3.5 Menyemprotkan colour check jenis penetran pada permukaan as yang ditest
(warna merah).

3.3.5.10.3.6 Menyemprotkan colour check jenis deploper pada permukaan as yang ditest
(warna putih).

3.3.5.10.3.7 Dalam waktu kurang lebih satu menit apabila pada bagian as
yangdisemprokan warna putih timbul goresan warna merah berarti as tersebut diyakinkan
retak dan apabila pada as tetap warna putih maka kondisi as diyakinkan baik/tidak retak.

3.3.5.10.4 Pengakhiran. Setelah selesai kegiatan pemeriksaan keretakan as baling-


baling/colour check maka bersihkan permukaan as yang disemprot tadi dengan majun dan
pelaksanaan pengujian keretakan dinyatakan selesai.

3.3.5.11 Pemeriksaan kelurusan mesin dengan As baling-baling (aligment).


3.3.5.11.1 Perencanaan.

3.3.5.11.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kelurusan mesin dengan As baling-baling
(aligment).
63

3.3.5.11.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan pemeriksaan kelurusan mesin dengan As baling-baling (aligment).

3.3.5.11.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeriksaan kelurusan mesin dengan As


baling-baling (aligment).

3.3.5.11.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kelurusan mesin


dengan As baling-baling (aligment).

3.3.5.11.2 Persiapan.

3.3.5.11.2.1 Periksa alat peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan aligment.

3.3.5.11.2.2 Melepas baut pengikat flendes antara gearbox dengan as baling-baling.

3.3.5.11.2.3 Membersihkan permukaan kedua flendes.

3.3.5.11.3 Pelaksanaan.

3.3.5.11.3.1 Merapatkan posisi flendes gearbox (A, B, C dan D) dengan flendes as baling-
baling (A’, B’, C’ dan D’).

3.3.5.11.3.2 Membagi dan memberi tanda menjadi empat bagian (A, B, C dan D).

3.3.5.11.3.3 Jarak antara bagian sebesar 900.

3.3.5.11.3.4 Pengukuran pertama Gab kedua flandes AA’, BB’, CC’ dan DD’.

3.3.5.11.3.5 Pengukuran kedua dengan cara memutar flandes gearbox 900 AD’, BA’, CB’
dan DC’.

3.3.5.11.3.6 Pengukuran ketiga dengan cara memutar flandes gearbox 900 AC’, BD’, CA’
dan DB’.

3.3.5.11.3.7 Pengukuran keempat dengan cara memutar flandes gearbox 900 AB’, BC’,
CD’ dan DA’.

3.3.5.11.3.8 Pengukuran kelima dengan cara memutar flandes gearbox 900 AA’, BB’, CC’
dan DD’.

3.3.5.11.3.9 Mencatat dan mengevaluasi data hasil pengukuran.

3.3.5.11.3.10 Apabila dinyatakan tidak lurus dari hasil evaluasi data maka perlu dilakukan
penyetelan mesin.

3.3.5.11.3.11 Melepas baut pengikat dudukan pondasi mesin.


64

3.3.5.11.3.12 Membuat baut pendorong dan pengangkat mesin.

3.3.5.11.3.13 Menggeser posisi mesin sampai lurus dengan cara menyetel baut
pendorong dan pengangkat dudukan pondasi mesin.

3.3.5.11.3.14 Mengukur ulang gab antara flandes gearbox dan flandes as baling-baling.

3.3.5.11.3.15 Mengikat baut pendorong dan pengangkat mesin agar posisi tidak berubah.

3.3.5.11.3.16 Menyiapkan bantalan (lena atau chockfast) pada pondasi mesin.

3.3.5.11.3.17 Apabila menggunakan lena, sisipkan lena pada dudukan pondasi mesin
sesuai kebutuhan.

3.3.5.11.3.18 Apabila menggunakan chockfast, buat cetakan pada pondasi mesin.


Adapun proses pelaksanaan chockfast sebagai berikut;

3.3.5.11.3.18.1 Chockfast dan minyak pengering diaduk menggunakan mixer putaran


rendah.

3.3.5.11.3.18.2 Tanda-tanda chockfast siap dituang pada cetakan adalah adukan panas.

3.3.5.11.3.18.3 Setelah adukan panas chockfast dituang pada cetakan.

3.3.5.11.3.18.4 Mencegah bagian bawah cetakan agar chockfast tidak terjadi kebocoran.

3.3.5.11.3.18.5 Selama proses pengeringan chockfast, tidak boleh terjadi gerakan posisi
mesin.

3.3.5.11.3.18.6 Setelah chockfast kering, lepas baut penyetel (pendorong dan


pengangkat).

3.3.5.11.3.19 Setelah selesai melaksanakan pemberian bantalan (lena atau chockfast)


baut pengikat pondasi mesin harus diikat.

3.3.5.11.4 Pengakhiran .

3.3.5.11.4.1 Pemeriksaan ulang terhadap pelaksanaan aligment.

3.3.5.11.4.2 Mengikat flandes gearbox dengan flandes as baling-baling.

3.3.5.12 Penggantian packing sambungan pipa air laut.

3.3.5.12.1 Perencanaan.

3.3.5.12.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian packing sambungan pipa air laut.
65

3.3.5.12.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan penggantian packing sambungan pipa air laut.

3.3.5.12.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian packing sambungan pipa air


laut.

3.3.5.12.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian packing


sambungan pipa air laut.

3.3.5.12.2 Persiapan.

3.3.5.12.2.1 Siapkan alat peralatan.

3.3.5.12.2.2 Siapkan bahan pembuat packing sesuai yang diperlukan.

3.3.5.12.3 Pelaksanaan.

3.3.5.12.3.1 Melepas mur baut pengikat flandes yang akan diganti.

3.3.5.12.3.2 Membersihkan flandes dari kotoran dan packing lama.

3.3.5.12.3.3 Membuat packing sesuai dengan bentuk flandes.

3.3.5.12.3.4 Memasang packing yang sudah jadi pada flandes.

3.3.5.12.3.5 Mengikat flandes yang sudah diganti packing dengan mur baut.

3.3.5.12.4 Pengakhiran.

3.3.5.12.4.1 Memeriksa hasil penggantian packing.

3.3.5.12.4.2 Mengetest kebocoran packing.

3.3.5.13 Service kran air laut.

3.3.5.13.1 Perencanaan.

3.3.5.13.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan service kran air laut.

3.3.5.13.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan service kran air laut.

3.3.5.13.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan service kran air laut.


66

3.3.5.13.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan service kran air laut.

3.3.5.13.2 Persiapan. Persiapkan alat peralatan yang akan digunakan.

3.3.5.13.3 Pelaksanaan.

3.3.5.13.3.1 Melepas kran yang terletak dalam instalasi pipa.

3.3.5.13.3.2 Membongkar bagian-bagian kran.

3.3.5.13.3.3 Membersihkan bagian-bagian kran.

3.3.5.13.3.4 Menyekur kran dengan pasta skur.

3.3.5.13.3.5 Mengetes hasil penyekuran dari kebocoran.

3.3.5.13.3.6 Mengganti bagian kran yang perlu diganti.

3.3.5.13.3.7 Mengganti reamers.

3.3.5.13.3.8 Merakit kembali kran yang telah dibongkar dan diperbaiki.

3.3.5.13.4 Pengakhiran.

3.3.5.13.4.1 Melaksanakan pengecekan setelah perbaikan.

3.3.5.13.4.2 Memasang kran yang sudah diperbaiki.

3.3.5.14 Merger test.

3.3.5.14.1 Perencanaan.

3.3.5.14.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan merger test;

3.3.5.14.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan merger test.

3.3.5.14.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan merger test.

3.3.5.14.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan merger test.

3.3.5.14.2 Persiapan. Persiapkan peralatan tersebut sesuai dengan kebutuhan bagian


yang akan ditest.

3.3.5.14.3 Pelaksanaan.
67

3.3.5.14.3.1 Sambungkan alat merger test pada electromotor yang dites.

3.3.5.14.3.2 Baca penunjukan indikator merger test.

3.3.5.14.3.3 Apabila penunjukan pada merger tes kw pada electro motor sesuai dengan
spesifikasi pada elektro motor maka kondisi masih baik dan apabila tidak mengeluarkan
bahkan error maka perluperbaikan pada elektro motor tersebut.

3.3.5.14.4 Pengakhiran. Pada pengakhiran tes ini maka elektro motor yang rusak
akan ditandai dan perlu perbaikan lebih lanjut.

3.3.5.15 Service Elektro motor/Reisolation.

3.3.5.15.1 Perencanaan.

3.3.5.15.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan service elektro motor/reisolation.

3.3.5.15.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan service elektro motor/reisolation.

3.3.5.15.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan service elektro motor/reisolation.

3.3.5.15.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan service elektro motor/reisolation.

3.3.5.15.2 Persiapan.

3.3.5.15.2.1 Siapkan alat alat dan bahan yang akan digunakan.

3.3.5.15.2.2 Melaksanakan pembongkaran elektro motor yang akan digulung.

3.3.5.15.3 Pelaksanaan.

3.3.5.15.3.1 Mengukur diameter dan panjang kawat tembaga sesuai dengan contoh pada
kawat yang dibongkar.

3.3.5.15.3.2 Menghitung jumlah lilitan penggulungan disesuaikan dengan yang telah


dibongkar.

3.3.5.15.3.3 Membuat gulungan sesuai dengan ukuran diameter, panjang dan jumlah
lilitan kawat tembaga disesuaikan dengan yang lama.

3.3.5.15.3.4 Masukan lilitan yang telah dibuat ke dalam rumah elektromotor dengan
dilindungi pres pan mika dan ditarik dengan tali pengait.

3.3.5.15.3.5 Setelah selesai memasukan lilitan sesuai jumlah dan ukuran yang ditentukan
pada electromotor maka lilitan dilapisi dengan sirlak.
68

3.3.5.15.3.6 Keringkan lapisan sirlak pada lilitan dengan cara mengopen.

3.3.5.15.3.7 Pengopenan dilaksanakan dengan pemberian lampu sorot dengan daya yang
tinggi.

3.3.5.15.3.8 Setelah kering maka lilitan pada rumah elektromotor dirangkai kembali seperti
semula.

3.3.5.15.4 Pengakhiran.

3.3.5.15.4.1 Melaksanakan pengecekan pada elektromotor yang telah diperbaiki; dan

3.3.5.15.4.2 Melaksanakan pengujian pada hasil perbaikan dengan menghidupkan


elektromotor tersebut.

3.3.5.16 Tune Up mesin induk.

3.3.5.16.1 Perencanaan.

3.3.5.16.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan tune up mesin Induk.

3.3.5.16.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan tune up mesin Induk.

3.3.5.16.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan tune up mesin Induk.

3.3.5.16.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan tune up mesin Induk.

3.3.5.16.2 Persiapan. Persiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam tune up.

3.3.5.16.3 Pelaksanaan.

3.3.5.16.3.1 Membuka penutup cover cylinderhead.

3.3.5.16.3.2 Membongkar pipa pipa saluran bahan bakar ke nozzle atau injector.

3.3.5.16.3.3 Melepas filter-filter oli dan bahan bakar.

3.3.5.16.3.4 Melepas nozzle atau injector.

3.3.5.16.3.5 Mengetes kinerja nozzle atau injector.

3.3.5.16.3.6 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi dengan
baik.

3.3.5.16.3.7 Mengganti suku cadang nozzle atau injector yang rusak


69

3.3.5.16.3.8 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.16.3.9 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.16.3.10 Memasang nozzle atau injector pada mesin.

3.3.5.16.3.11 Memasang kembali saluran pipa-pipa dan saluran bahan bakar pada nozzle
atau injector.

3.3.5.16.3.12 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).

3.3.5.16.3.13 Mengisi bahan bakar pada tangki harian.

3.3.5.16.3.14 Memeriksa oli mesin pada karter.

3.3.5.16.3.15 Melaksanakan penyetelan klep.

3.3.5.16.4 Pengakhiran.

3.3.5.16.4.1 Memeriksa hasil penyetelan klep.

3.3.5.16.4.2 Menghidupkan mesin setelah penyetelan, apakah kinerja mesin sudah


berfungsi dengan baik atau tidak.

3.3.5.17 Top Overhoul mesin diesel.

3.3.5.17.1 Perencanaan.

3.3.5.17.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan top overhoul mesin diesel.

3.3.5.17.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan top overhoul mesin diesel.

3.3.5.17.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan top overhoul mesin diesel.

3.3.5.17.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan top overhoul mesin diesel.

3.3.5.17.2 Persiapan. Menyiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan
Top over houl.

3.3.5.17.3 Pelaksanaan.

3.3.5.17.3.1 Membuka penutup cover cylinderhead.

3.3.5.17.3.2 Membongkar pipa-pipa saluran bahan bakar ke nozzle atau injector.


70

3.3.5.17.3.3 Melepas filter-filter oli dan bahan bakar.

3.3.5.17.3.4 Mengetap oli mesin.

3.3.5.17.3.5 Melepas nozzle atau injector

3.3.5.17.3.6 Mengetes kinerja nozzle atau injector.

3.3.5.17.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi dengan
baik.

3.3.5.17.3.8 Mengganti suku cadang nozzle atau injector yang rusak.

3.3.5.17.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.17.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.17.3.11 Melepas pipa-pipa saluran pendingin.

3.3.5.17.3.12 Melepas baut pengikat engine cashing.

3.3.5.17.3.13 Mengikat baut pengikat cylinderhead.

3.3.5.17.3.14 Melepas komponen yang ada pada cylinderhead, antara lain;

3.3.5.17.3.14.1 Spring klep.

3.3.5.17.3.14.2 Lock klep.

3.3.5.17.3.14.3 Seal klep.

3.3.5.17.3.14.4 Klep.

3.3.5.17.3.14.5 Setting.

3.3.5.17.3.14.6 Guide.

3.3.5.17.3.15 Membersihkan cylinder dan komponen-komponen yang ada di dalamnya.

3.3.5.17.3.16 Memeriksa kondisi komponen cylinderhead.

3.3.5.17.3.17 Mengganti suku cadang yang tidak layak.

3.3.5.17.3.18 Melaksanakan skur klep.

3.3.5.17.3.19 Memeriksa hasil penyekuran klep.


71

3.3.5.17.3.20 Membersihkan cylinderhead dari material penyekuran.

3.3.5.17.3.21 Merakit kembali komponen-komponen cylinderhead.

3.3.5.17.3.22 Merakit kembali cylinderhead pada blok mesin.

3.3.5.17.3.23 Memasang nozzle atau injector pada mesin.

3.3.5.17.3.24 Memasang kembalipipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau injector.

3.3.5.17.3.25 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).

3.3.5.17.3.26 Memasang pipa-pipa saluran pendingin.

3.3.5.17.3.27 Memasang engine cashing.

3.3.5.17.3.28 Mengisi oli mesin.

3.3.5.17.3.29 Mengisi bahan bakar.

3.3.5.17.3.30 Mengisi air pendingin mesin.

3.3.5.17.3.31 Memeriksa saluran-saluran (pendingin, bahan bakar, oli) dari kebocoran.

3.3.5.17.3.32 Melaksanakan penyetelan klep mesin.

3.3.5.17.4 Pengakhiran.

3.3.5.17.4.1 Memeriksa hasil penyetelan klep.

3.3.5.17.4.2 Menghidupkan mesin setelah penyetelan, apakah kinerja mesin sudah


berfungsi dengan baik atau tidak.

3.3.5.18 Minor overhoule.

3.3.5.18.1 Perencanaan.

3.3.5.18.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan minor overhoul mesin diesel.

3.3.5.18.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan minor overhoul mesin diesel.

3.3.5.18.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan minor overhoul mesin diesel.

3.3.5.18.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan minor overhoul mesin diesel.


72

3.3.5.18.2 Persiapan. Mempersiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam


pekerjaan minor over houl.

3.3.5.18.3 Pelaksanaan.

3.3.5.18.3.1 Membuka penutup cover cylinderhead.

3.3.5.18.3.2 Membongkar pipa-pipa saluran bahan bakar ke nozzle atau injekor.

3.3.5.18.3.3 Melepas filter-filter oli dan bahan bakar.

3.3.5.18.3.4 Mengetap oli mesin.

3.3.5.18.3.5 Melepas nozzle atau injector.

3.3.5.18.3.6 Mengetes kinerja nozzle atau injector.

3.3.5.18.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi
dengan baik.

3.3.5.18.3.8 Mengganti suku cadang nozzle atau injector yang rusak.

3.3.5.18.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.18.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.18.3.11 Melepas pipa-pipa saluran pendingin.

3.3.5.18.3.12 Melepas baut pengikat engine cashing.

3.3.5.18.3.13 Mengikat baut pengikat cylinderhead.

3.3.5.18.3.14 Melepas komponen yang ada pada cylinderhead, antara lain;

3.3.5.18.3.14.1 Spring klep.

3.3.5.18.3.14.2 Lock klep

3.3.5.18.3.14.3 Seal klep.

3.3.5.18.3.14.4 Klep.

3.3.5.18.3.14.5 Setting.

3.3.5.18.3.14.6 Guide.

3.3.5.18.3.15 Melepas dan memperbaiki bagian bagian blower yang rusak.


73

3.3.5.18.3.16 Membuka dan membersihkan carter oli.

3.3.5.18.3.17 Melepas dan memperbaiki piston dengan langkah- langkah sebagai berikut:

3.3.5.18.3.17.1 Melepas baut pengikat stang piston dan poros engkol.

3.3.5.18.3.17.2 Melepas piston dan liner dari block mesin.

3.3.5.18.3.17.3 Melepas piston dari dalam liner.

3.3.5.18.3.17.4 Melepas ring pison dari piston.

3.3.5.18.3.17.5 Melepas pin piston.

3.3.5.18.3.17.6 Membersihkan kerak-kerak yang terdapat pada piston dan block mesin.

3.3.5.18.3.17.7 Memeriksa komponen-komponen pada piston.

3.3.5.18.3.17.8 Mengganti komponen pada piston yang rusak.

3.3.5.18.3.18 Membersihkan cylinder dan komponen-komponen yang ada di dalamnya.

3.3.5.18.3.19 Memeriksa kondisi komponen cylinderhead.

3.3.5.18.3.20 Mengganti suku cadang yang tidak layak.

3.3.5.18.3.21 Melaksanakan skur klep.

3.3.5.18.3.22 Memeriksa hasil penyekuran klep.

3.3.5.18.3.23 Membersihkan cylinderhead dari materiil penyekuran.

3.3.5.18.3.24 Merakit kembali komponen-komponen cylinderhead.

3.3.5.18.3.25 Memasang piston pada liner.

3.3.5.18.3.26 Memasang rangkaian piston pada block mesin.

3.3.5.18.3.27 Memasang gasket minor over houl pada block mesin.

3.3.5.18.3.28 Memasang cylinderhead pada mesin.

3.3.5.18.3.29 Memasang nozzle atau injector pada mesin.

3.3.5.18.3.30 Memasang kembali saluran pipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau
injector.
74

3.3.5.18.3.31 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).

3.3.5.18.3.32 Memasang saluran pipa-pipa pendingin.

3.3.5.18.3.33 Memasang engine cashing.

3.3.5.18.3.34 Mengisi oli mesin.

3.3.5.18.3.35 Mengisi bahan bakar.

3.3.5.18.3.36 Mengisi air pendingin mesin.

3.3.5.18.3.37 Memeriksa saluran saluran (pendingin, bahan bakar, oli) dari kebocoran.

3.3.5.18.3.38 Melaksanakan penyetelan klep mesin.

3.3.5.18.4 Pengakhiran.

3.3.5.18.4.1 Memeriksa hasil penyetelan klep.

3.3.5.18.4.2 Menghidupkan mesin setelah penyetelan, apakah kinerja mesin sudah


berfungsi dengan baik atau tidak.

3.3.5.19 General over houle.

3.3.5.19.1 Perencanaan.

3.3.5.19.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan general overhoul mesin diesel.

3.3.5.19.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan general overhoul mesin diesel.

3.3.5.19.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan general overhoul mesin diesel.

3.3.5.19.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan general overhoul mesin diesel.

3.3.5.19.2 Persiapan. Mempersiapkan alat peralatan yang akan digunakan dalam


pekerjaan general over houl.

3.3.5.19.3 Pelaksanaan.

3.3.5.19.3.1 Membuka penutup cover cylinderhead.

3.3.5.19.3.2 Membongkar pipa-pipa saluran bahan bakar ke nozzle atau injector.

3.3.5.19.3.3 Melepas filter-filter oli dan bahan bakar;


75

3.3.5.19.3.4 Mengetap oli mesin.

3.3.5.19.3.5 Melepas nozzle atau injector.

3.3.5.19.3.6 Mengetes kinerja nozzle atau injector.

3.3.5.19.3.7 Membongkar dan memeriksa nozzle atau injector yang tidak berfungsi
dengan baik.

3.3.5.19.3.8 Mengganti suku cadang nozzle atau injector yang rusak.

3.3.5.19.3.9 Merakit kembali nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.19.3.10 Mengetes nozzle atau injector yang suku cadangnya telah diganti.

3.3.5.19.3.11 Melepas pipa-pipa saluran pendingin.

3.3.5.19.3.12 Melepas baut pengikat engine cashing

3.3.5.19.3.13 Mengikat baut pengikat cylinderhead.

3.3.5.19.3.14 Melepas komponen yang ada pada cylinderhead, antara lain;

3.3.5.19.3.14.1 Spring klep.

3.3.5.19.3.14.2 Lock klep.

3.3.5.19.3.14.3 Seal klep.

3.3.5.19.3.14.4 Klep.

3.3.5.19.3.14.5 Setting.

3.3.5.19.3.14.6 Guide.

3.3.5.19.3.15 Melepas dan memperbaiki bagian bagian blower yang rusak.

3.3.5.19.3.16 Membuka dan membersihkan carter oli.

3.3.5.19.3.17 Melepas dan memperbaiki piston dengan langkah langkah sebagai berikut;

3.3.5.19.3.17.1 Melepas baut pengikat stang piston dan poros engkol.

3.3.5.19.3.17.2 Melepas piston dan liner dari block mesin.

3.3.5.19.3.17.3 Melepas piston dari dalam liner.


76

3.3.5.19.3.17.4 Melepas ring pison dari piston.

3.3.5.19.3.17.5 Melepas pin piston.

3.3.5.19.3.17.6 Membersihkan kerak-kerak yang terdapat pada piston dan block mesin.

3.3.5.19.3.17.7 Memeriksa komponen-komponen pada piston.

3.3.5.19.3.17.8 Mengganti komponen pada piston yang rusak.

3.3.5.19.3.18 Membersihkan cylinder dan komponen-komponen yang ada di dalamnya.

3.3.5.19.3.19 Memeriksa kondisi komponen cylinderhead.

3.3.5.19.3.20 Mengganti suku cadang yang tidak layak.

3.3.5.19.3.21 Melaksanakan skur klep.

3.3.5.19.3.22 Memeriksa hasil penyekuran klep.

3.3.5.19.3.23 Membersihkan cylinderhead dari materiil penyekuran.

3.3.5.19.3.24 Merakit kembali komponen-komponen cylinderhead.

3.3.5.19.3.25 Melepas poros engkol.

3.3.5.19.3.26 Memeriksa kelurusan poros engkol di mesin bubut.

3.3.5.19.3.27 Melepas dan mengganti main bearing

3.3.5.19.3.28 Melepas dan mengganti metal bulan-bulan.

3.3.5.19.3.29 Melepas dan mengganti seal front dan seal lier pada poros engkol.

3.3.5.19.3.30 Memasang poros engkol pada block mesin. Memasang piston pada liner.

3.3.5.19.3.31 Memasang rangkaian piston pada block mesin.

3.3.5.19.3.32 Memasang gasket minor over houl pada block mesin.

3.3.5.19.3.33 Memasang cylinderhead pada mesin.

3.3.5.19.3.34 Memasang nozzle atau injector pada mesin.

3.3.5.19.3.35 Memasang kembali saluran pipa-pipa saluran bahan bakar pada nozzle atau
injector.
77

3.3.5.19.3.36 Mengganti filter-filter yang telah dibongkar (filter bahan bakar dan oli).

3.3.5.19.3.37 Memasang saluran pipa-pipa pendingin.

3.3.5.19.3.38 Memasang engine cashing.

3.3.5.19.3.39 Mengisi oli mesin.

3.3.5.19.3.40 Mengisi bahan bakar.

3.3.5.19.3.41 Mengisi air pendingin mesin.

3.3.5.19.3.42 Memeriksa saluran-saluran (pendingin, bahan bakar, oli) dari kebocoran.

3.3.5.19.3.43 Melaksanakan penyetelan klep mesin.

3.3.5.19.4 Pengakhiran.

3.3.5.19.4.1 Memeriksa hasil penyetelan klep.

3.3.5.19.4.2 Menghidupkan mesin setelah penyetelan, apakah kinerja mesin sudah


berfungsi dengan baik atau tidak.

3.3.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Navigasi, Komunikasi dan Keselamatan.

3.3.6.1 Pembersihan Radio Kapal.

3.3.6.1.1 Perencanaan.

3.3.6.1.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pembersihan radio kapal.

3.3.6.1.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan.

3.3.6.1.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan pembersihan radio kapal.

3.3.6.1.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pembersihan radio kapal.

3.3.6.1.2 Persiapan.

3.3.6.1.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.1.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.1.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.


78

3.3.6.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pembersihan terhadap


perangkat/perlengkapan radio, meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.6.1.3.1 Membersihkan peralatan radio telekomunikasi dengan menggunakan kain


majun/lap halus agar terhindar dari minyak, garam, dan asam.

3.3.6.1.3.2 Setelah dibersihkan ditutup dengan bahan yang kedap air guna terhindar dari
cuaca kelembaban udara yang mengandung garam.

3.3.6.1.3.3 Membersihkan kutup accu/baterai sumber tenaga agar aliran arus listrik tetap
terjaga.

3.3.6.1.3.4 Menyimpan kembali radio di tempat yang aman dan bersih setelah digunakan.

3.3.6.1.4 Pengakhiran.

3.3.6.1.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.1.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada perwira radio.

3.3.6.2 Pemeliharaan Antena Radio.

3.3.6.2.1 Perencanaan.

3.3.6.2.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeliharaan antena radio kapal.

3.3.6.2.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan pemeliharaan perangkat antena radio kapal.

3.3.6.2.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan perangkat antena


radio kapal.

3.3.6.2.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan perangkat antena


radio kapal.

3.3.6.2.2 Persiapan.

3.3.6.2.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.2.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.2.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.


79

3.3.6.2.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pembersihan terhadap


perangkat/perlengkapan antena radio meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.6.2.3.1 Membersihkan peralatan antena radio Telkom dengan menggunakan kain


majun/lap halus agar terhindar dari minyak, garam dan asam.

3.3.6.2.3.2 Cek kondisi kabel yang berada di luar, bila rapuh segera diganti karena sangat
berpengaruh saat pengiriman dan penerimaan sinyal radio.

3.3.6.2.3.3 Cek sambungan kabel dengan antena, bila lepas/kendor dikencangkan dengan
obeng, bila kondisi sambungan rapuh, dipotong dan buat sambungan baru selanjutnya
dibungkus isolasi.

3.3.6.2.4 Pengakhiran.

3.3.6.2.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.2.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.2.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada perwira radio.

3.3.6.3 Mengganti accu/baterai radio kapal.

3.3.6.3.1 Perencanaan.

3.3.6.3.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian accu/baterai radio kapal.

3.3.6.3.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan penggantian accu/baterai radio kapal.

3.3.6.3.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian accu/baterai radio kapal.

3.3.6.3.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian accu/baterai radio


kapal.

3.3.6.3.2 Persiapan.

3.3.6.3.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.3.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.3.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.6.3.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pembersihan terhadap


perangkat/perlengkapan antena radio, meliputi hal-hal sebagai berikut:
80

3.3.6.3.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.

3.3.6.3.3.2 Lepaskan kutup positif (+) dan negatif (-) dengan menggunakan obeng, cek
kondisi accu/baterai dengan multitester. Yakinkan kondisi accu/baterai masih baik atau
rusak.

3.3.6.3.3.3 Ganti accu/baterai bila kondisi rusak. Pasang kabel kutup positif (+) dan negatif
(-) dikencangkan dengan obeng.

3.3.6.3.3.4 Hidupkan radio dengan tekan tombol posisi ”on”.

3.3.6.3.4 Pengakhiran.

3.3.6.3.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.3.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.3.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada perwira radio.

3.3.6.4 Mengganti komponen radio kapal.

3.3.6.4.1 Perencanaan.

3.3.6.4.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian komponen radio kapal.

3.3.6.4.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan penggantian komponen radio kapal.

3.3.6.4.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian komponen radio kapal.

3.3.6.4.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian komponen radio


kapal.

3.3.6.4.2 Persiapan.

3.3.6.4.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.4.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.4.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.6.4.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pembersihan terhadap


perangkat/perlengkapan antena radio, meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.6.4.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.
81

3.3.6.4.3.2 Lepaskan arus listrik radio dengan melepas dari accu/baterai atau mencabut
dari panel listrik.

3.3.6.4.3.3 Baut-baut/mur dibuka dengan obeng, kumpulkan pada tempat tersendiri.

3.3.6.4.3.4 Angkat tutup box radio pelan-pelan, perhatikan kabel-kabel jangan sampai ada
yang putus.

3.3.6.4.3.5 Bersihkan komponen radio dengan kuas/sikat halus dari debu-debu, adakan
pengecekan komponen radio dengan multitester.

3.3.6.4.3.6 Periksa kondisi komponen radio yang diduga bermasalah.

3.3.6.4.3.7 Adakan penggantian komponen bila terdapat komponen yang kurang


baik/lemah dengan yang baru.

3.3.6.4.3.8 Lepas komponen dengan menggunakan solder, pelan-pelan agar tidak


merusak komponen lainnya.

3.3.6.4.3.9 Masukkan kaki-kaki komponen dengan benar, lakukan pematrian pada kaki-
kaki komponen tersebut dengan menggunakan solder dan kawat timah.

3.3.6.4.3.10 Pasang tutup box dengan benar, perhatikan kabel-kabel jangan sampai ada
yang terjepit. Kencangkan baut-baut dengan menggunakan obeng.

3.3.6.4.3.11 Hidupkan radio untuk mengecek hasil perbaikan.

3.3.6.4.4 Pengakhiran.

3.3.6.4.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.4.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.4.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Perwira Radio.

3.3.6.5 Penggantian Kabel Antena Radio.

3.3.6.5.1 Perencanaan.

3.3.6.5.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan penggantian kabel antena radio kapal.

3.3.6.5.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan penggantian kabel antena radio kapal.
82

3.3.6.5.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan penggantian kabel antena radio kapal.

3.3.6.5.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan penggantian kabel antena radio


kapal.

3.3.6.5.2 Persiapan.

3.3.6.5.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.5.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.5.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.6.5.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harwat pembersihan terhadap


perangkat/perlengkapan antena radio, meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.6.5.3.1 Matikan arus listrik pada radio dengan menekan tombol posisi ”off”.

3.3.6.5.3.2 Lepaskan panel kabel antena pada radio dengan menggunakan obeng atau
dicabut bila menggunakan soket.

3.3.6.5.3.3 Gulung kabel yang lama dengan pelan-pelan, kemudian dirapikan di tempat
yang sulit agar tidak merusak bagian yang lain.

3.3.6.5.3.4 Panel kabel pada panel antena dilepas dengan obeng atau cabut bila
menggunakan soket.

3.3.6.5.3.5 Pasang ujung kabel antena pada radio dengan obeng atau pada soket.

3.3.6.5.3.6 Tarik kabel dengan mengikuti alur kabel lama, perhatikan tempat yang sulit.
Berikan pengaman/pelindung bila di tempat terbuka ujung kabel dipasang pada antena
dengan menggunakan obeng atau pada soket.

3.3.6.5.3.7 Hidupkan radio, adakan pengecekan dengan mengirim berita untuk mengetahui
sinyal pengiriman dan penerimaan.

3.3.6.5.4 Pengakhiran.

3.3.6.5.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.5.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.5.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Dankiharjasa.

3.3.6.6 Pemeliharaan dan perbaikan sekoci penolong dan dewi-dewi.


83

3.3.6.1.1 Perencanaan.

3.3.6.1.1.1 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sekoci penolong dan dewi-
dewi

3.3.6.1.1.2 Merencanakan personel secara kualitatif dan kuantitatif yang akan


melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sekoci penolong dan dewi-dewi.

3.3.6.1.1.3 Merencanakan waktu pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sekoci


penolong dan dewi-dewi.

3.3.6.1.1.4 Merencanakan proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan


sekoci penolong dan dewi-dewi.

3.3.6.1.2 Persiapan.

3.3.6.1.2.1 Persiapan personel.

3.3.6.1.2.2 Persiapan tempat.

3.3.6.1.2.3 Persiapan alat peralatan dan alat pendukung yang diperlukan.

3.3.6.1.3 Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan Harbaik bagian deck sekoci dan
dewi-dewi meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.3.6.1.3.1 Menyapu sampah/kotoran pada bagian deck sekoci hingga bersih, jangan
sampai ada yang tertinggal. Sampah dikumpulkan menggunakan sekop dan diletakkan pada
tempat sampah.

3.3.6.1.3.2 Menyapu lantai deck sekoci dan dicuci dengan air tawar. Menyiapkan selang
air dan dipasang pada kran air deck.

3.3.6.1.3.3 Menarik selang air sesuai pada bagian deck sekoci yang akan dicuci.

3.3.6.1.3.4 Menyiram dan membersihkan deck sekoci menggunakan sabun hijau/detergen,


kemudian menyikat deck sekoci dengan lewa sikat/sapu lidi.

3.3.6.1.3.5 Membersihkan sampah yang menyumbat pada lubang pembuangan air.

3.3.6.1.3.6 Menutup kran air setelah selesai mencuci lantai deck sekoci.

3.3.6.1.3.7 Mengumpulkan dan membersihkan peralatan-peralatan tersebut selanjutnya


simpan di gudang.

3.3.6.1.3.8 Semua sampah yang terkumpul dibuang pada saat kapal tiba di pelabuhan,
yang telah disiapkan oleh pihak pelabuhan.
84

3.3.6.1.3.9 Plat/fibreglass sekoci dan dewi-dewi yang sudah bersih, kemudian dilakukan
pengecatan menggunaan cat dasar untuk pengecatan body.

3.3.6.1.3.10 Tunggu sampai cat dasar benar-benar kering.

3.3.6.1.3.11 Lakukan pencampuran cat warna/body menggunakan thinner sebelum


digunakan.

3.3.6.1.3.12 Setelah tahapan-tahapan di atas dilaksanakan, lakukan pengecatan


warna/body sesuai ketentuan. Khusus di bagian pojok-pojok lakukan pengecatan dengan
menggunakan kuas gepeng.

3.3.6.1.3.13 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang optimal dengan perbandingan 1


liter per 5 m².

3.3.6.1.3.14 Perbaikan dewi-dewi dilaksanakan sebagai berikut :

3.3.6.1.3.14.1 Perbaikan tiang dan dudukan dewi-dewi dengan cara mengganti yang
keropos.

3.3.6.1.3.14.2 Mengganti tali sling yang rusak dan melumasinya.

3.3.6.1.3.14.3 Melaksanakan pengecatan dewi-dewi sesuai ketentuan warna/body. Khusus


di bagian pojok-pojok lakukan pengecatan dengan menggunakan kuas gepeng.

3.3.6.1.4 Pengakhiran.

3.3.6.1.4.1 Lakukan inventarisasi semua peralatan dan alat pendukung kembali.

3.3.6.1.4.2 Menyimpan semua alat peralatan pendukung dengan rapi dan teratur dalam
gudang radio.

3.3.6.1.4.3 Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Dankiharjasa.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

4.1 Umum. Agar pelaksanaan kegiatan pengurusan bekal Kaporsatlap dapat


berjalan dengan aman dan lancar, maka perlu diperhatikan ha-hal yang berkaitan dengan
tindakan pengamanan dan tindakan administrasi.

4.2 Tindakan Pengamanan. Tindakan pengamanan yang dilaksanakan meliputi


personel, materiil, dan kegiatan.

4.2.1 Pengamanan personel.


85

4.2.1.1 Perencanaan.

4.2.1.1.1 Membuat rencana pengamanan personel.

4.2.1.1.2 Mendata jumlah personel yang terlibat.

4.2.1.1.3 Mempelajari kemungkinan terjadinya ancaman terhadap keselamatan personel.

4.2.1.2 Persiapan.

4.2.1.2.1 Pengecekan kesiapan masing-masing personel.

4.2.1.2.2 Mengecek kesiapan pengamanan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

4.2.1.3 Pelaksanaan.

4.2.1.3.1 Melaksanakaan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta sesuai
prosedur/ketentuan yang berlaku.

4.2.1.3.2 Mengadakan seleksi terhadap semua personel yang akan ditempatkan sebagai
pelaksana administrasi bekal Kaporsatlap.

4.2.1.3.3 Membuat langkah antisipasi bila terjadi gangguan terhadap keselamatan


personel.

4.2.1.3.4 Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian personel.

4.2.1.4 Pengakhiran.

4.2.1.4.1 Mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan.

4.2.1.4.2 Membuat laporan tentang pengamanan personel.

4.2.2 Pengamanan Materiil. Tindakan pengamanan materiil diperlukan agar dapat


berfungsi serta dapat dipergunakan secara optimal sesuai peruntukannya. Adapun tindakan
tersebut antara lain meliputi:

4.2.2.1 Perencanaan.

4.2.2.1.1 Membuat rencana pengamanan materiil.

4.2.2.1.2 Mendata kelengkapan materiil yang digunakan.

4.2.2.1.3 Mempelajari kemungkinan terjadinya ancaman yang akan berakibat terjadinya


kerugian materiil.
86

4.2.2.1.4 Memperkirakan titik rawan yang terdapat pada alat peralatan yang digunakan.

4.2.2.2 Persiapan.

4.2.2.2.1 Pengecekan kesiapan materiil yang akan diHarbaik.

4.2.2.2.2 Mengecek alat perlengkapan yang digunakan dalam pengamanan.

4.2.2.2.3 Mengecek kesiapan pengamanan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

4.2.2.3 Pelaksanaan.

4.2.2.3.1 Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian materiil serta


penyalahgunaan.

4.2.2.3.2 Pengamanan alat peralatan yang sedang digunakan dari ancaman dan
kemungkinan terjadinya kerusakan dan kehilangan serta membuat langkah antisipasi bila
terjadi gangguan.

4.2.2.3.3 Mengadakan pengawasan terhadap seluruh materiil yang sedang digunakan.

4.2.2.3.4 Mengecek kembali jumlah materiil yang dikeluarkan pada saat akan
mengembalikan ke posisi semula.

4.2.2.3.5 Memelihara alat peralatan pemeliharaan dan perawatan materiil.

4.2.2.4 Pengakhiran.

4.2.2.4.1 Mengadakan inventarisasi terhadap seluruh materiil.

4.2.2.4.2 Membuat laporan tentang pengamanan materiil.

4.2.3 Pengamanan Kegiatan. Tindakan pengamanan kegiatan dilaksanakan agar setiap


kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana, dengan tahapan sebagai berikut:

4.2.3.1 Tahap Perencanaan.

4.2.3.1.1 Menyusun rencana pelaksanaan pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan
Tug Boat.

4.2.3.1.2 Merencanakan pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

4.2.3.1.3 Merencanakan pengamanan terhadap tahap-tahap kegiatan Harbaik kapal ADRI


dan Tug Boat.

4.2.3.2 Tahap Persiapan.


87

4.2.3.2.1 Menyiapkan pengamanan kegiatan.

4.2.3.2.2 Menyiapkan alat perlengkapan dan melengkapi kekurangan yang ada.

4.2.3.2.3 Briefing petugas pengamanan.

4.2.3.2.4 Mengecek kesiapan akhir pengamanan.

4.2.3.3 Tahap Pelaksanaan.

4.2.3.3.1 Setiap kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat
dilakukan secara teliti dan benar sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

4.2.3.3.2 Menghindari kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan pada


kondisi personel manghadapi kelelahan.

4.2.3.3.3 Tidak boleh menggunakan jam tangan, cincin, benda tajam (selain perlengkapan
Harbaik yang dibutuhkan), berkuku panjang, merokok, bersenda gurau dan meninggalkan
kegiatan sebelum pekerjaan selesai

4.2.3.3.4 Melaksanakan tindakan antisipasi terhadap gangguan kegiatan Harbaik Kapal


ADRI dan Tug Boat.

4.2.3.3.5 Dalam kegiatan Harbaikdi lapangan agar memperhatikan kondisi materiil, tempat,
dan faktor alam.

4.2.3.4 Tahap Pengakhiran.

4.2.3.4.1 Melaksanakan evaluasi terhadap rangkaian pengamanan kegiatan Harbaik kapal


ADRI dan Tug Boat.

4.2.3.4.2 Menyusun laporan tentang pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.

4.2.4 Pengamanan Instalasi. Untuk pengamanan instalasi meliputi instalasi listrik dan
instalasi air. Kegiatan pengamanan yang dilaksanakan meliputi sebagai berikut:

4.2.4.1 Tahap Perencanaan.

4.2.4.1.2 Menyusun rencana pelaksanaan pengamanan instalasiHarbaik kapal ADRI dan


Tug Boat.

4.2.4.1.3 Merencanakan pengamanan instalasiHarbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

4.2.4.1 Tahap Persiapan.

4.2.4.1.1 Menyiapkan pengamanan kegiatan.


88

4.2.4.1.2 Menyiapkan alat perlengkapan dan melengkapi kekurangan yang ada.

4.2.4.1.3 Briefing petugas pengamanan.

4.2.4.1.4 Mengecek kesiapan akhir pengamanan.

4.2.4.2 Tahap Pelaksanaan.

4.2.4.2.1 Penempatan alat-alat penerangan sesuai ketentuan pengamanan.

4.2.4.2.2 Menghidupkan mesin pompa air sesuai kebutuhan.

4.2.4.2.3 Menjaga instalasi air dan listrik dari gangguan kerusakan dan orang yang tidak
bertanggung jawab.

4.2.4.2.4 Menyiapkan alat pemadam kebakaran.

4.2.4.3 Tahap Pengakhiran.

4.2.4.3.1 Melaksanakan evaluasi terhadap rangkaian pengamanan instalasi Harbaik kapal


ADRI dan Tug Boat.

4.2.4.3.2 Menyusun laporan tentang pengamanan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.

4.3 Tindakan Administrasi. Untuk memperoleh aspek akuntabilitas dalam kegiatan


Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat, maka diperlukan kegiatan administrasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban meliputi kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat yang dituangkan
dalam laporan/docking report secara tertulis tentang pelaksanaan kegiatan Harbaik kapal
ADRI dan Tug Boat, yang meliputi :

4.3.1 Tahap Perencanaan.

4.3.1.1 Membuat rencana kebutuhan logistik.

4.3.1.2 Membuat rencana kebutuhan alat peralatan kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug
Boat.

4.3.2 Tahap Persiapan.

4.3.2.1 Menyiapkan logistik yang dibutuhkan.

4.3.2.2 Menyiapkan sarana alHarwat.

4.3.3 Tahap Pelaksanaan.


89

4.3.3.1 Mendata setiap kegiatan harian Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

4.3.3.2 Menyusun Laporan tentang kegiatan Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

4.3.4 Tahap Pengakhiran.

4.3.4.1 Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaanHarbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

4.3.4.2 Menginventarisir semua alat-alat dan materiil yang digunakan dalam kegiatan
Harbaik kapal ADRI dan Tug Boat.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

5.1 Umum.Agar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal ADRI dan Tug
Boat dapat berjalan dengan aman dan lancar, maka perlu diperhatikan ha-hal yang berkaitan
dengan kegiatanpengawasan dan pengendalian.

5.2 Pengawasan. Agar pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal


ADRI dan Tug Boat dapat berjalan sesuai ketentuan maka perlu adanya pengawasan dari
masing-masing pejabat berikut ini:

5.2.1 Tingkat Pusat.

5.2.1.1 Dirbekangad. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan atas


kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat.

5.2.1.2 Irditbekangad. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan kegiatan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai kebijaksanaan Dirbekangad.

5.2.1.3 Kasubditbinkaporsatlap Ditbekangad. Menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan teknis pelaksanaan penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI
dan Tug Boat.
5.2.2 Tingkat Daerah.

5.2.2.1 Kabekangdam. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan atas


kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat.

5.2.2.2 Kasiwas. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan kegiatan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai kebijaksanaan
Kabekangdam.
5.2.2.3 Kasi Bek. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan teknis
pelaksanaan penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug
Boat.
5.2.2.4 Dandenbekang/Dantepbek. Menyelenggarakan dan melaksanakan
pengawasan teknis pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan alat angkutan air Har
tingkat 2.
90

5.3 Pengendalian. Kegiatan pengendalian dilakukan guna mewujudkan pelaksanaan


kegiatan yang lebih tertib, aman dan lancar serta benar. Pelaksanaannya sejalan dengan
kegiatan pengawasan. Kendala dan hambatan yang dihadapi dicari jalan pemecahannya dan
dilaporkan kepada atasan masing-masing sebagai bahan koordinasi dan pengambilan
kebijakan selanjutnya.

5.3.1 Tingkat Pusat.

5.3.1.1 Dirbekangad. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengendalian atas


kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat.

5.3.1.2 Irditbekangad. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengendalian kegiatan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai kebijaksanaan Dirbekangad.

5.3.1.3 Kasubditbinkaporsatlap Ditbekangad. Menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug
Boat.

5.3.2 Tingkat Daerah.

5.3.2.1 Kabekangdam. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengendalian atas


kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat di daerah.

5.3.2.2 Kasiwas. Menyelenggarakan dan melaksanakan pengendalian kegiatan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat sesuai kebijaksanaan Kabekangdam.

5.3.2.3 Kasihar. Bertanggung jawab dalam pengendalian teknis penyelenggaraan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat di daerah.

5.3.2.4 Dandenharjasaint. Bertanggung jawab atas pengendalian teknis pelaksanaan


pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat pemeliharaan dan perbaikan tingkat
2 di daerah.

5.3.2.5 Dandenbekang/Dandenjasaang. Bertanggung jawab atas pengendalian teknis


pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat pemeliharaan dan
perbaikan tingkat 1 dan 2 sesuai areal service.

5.3.2.6 Dan Kapal. Bertanggungjawab atas pengendalian teknis pelaksanaan


pemeliharaan dan perawatan alat angkutan air mulai dari Harbaik tingkat 0 s.d 1.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan yang ada dalam Naskah
Sementara Petunjuk Teknis tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat
91

ini oleh para Pembina dan satuan pemakai akan sangat berpengaruh terhadap keseragaman
cara menyajikan secara teknis dan akan mencapai tujuan dalam pembinaan latihan.

6.2 Penyempurnaan. Hal – hal yang diperlukan sebagai akibat perkembangan tuntutan
kebutuhan tugas dan latihan, untuk penyempurnaan Naskah Sementara Petunjuk Teknis
tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal ADRI dan Tug Boat ini, agar disarankan kepada
Dirbekangad.

Direktur Pembekalan Angkutan Angkatan Darat,

Taat Agus Budianto


Brigadir Jenderal TNI

KETUA KASUB
WADIR
POKJA BINCAB

Anda mungkin juga menyukai