Disusun oleh:
Kelompok 04
Disusun oleh:
Kelompok 04
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Pola Manajemen Koperasi. Makalah ini diajukan guna
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu untuk mata kuliah
Ekonomi Koperasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, bahwa koperasi bukanlah badan usaha yang
berupa kumpulan modal. Koperasi adalah badan usaha yang unik karena
dimiliki oleh banyak individu. Koperasi merupakan kumpulan dari individu-
individu yang memiliki kesamaan visi, misi, dan didasari oleh jiwa kerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam operasinya, kebijakan-kebijakan
yang diambil dalam koperasi dilakukan secara demokratis demi kepentingan
untuk mencapai tujuan dan keinginan bersama.
Pada dasarnya, pengelolaan koperasi yang profesional adalah didasari oleh
kemampuan pengurus atau manajemen koperasi untuk menjalankan keputusan
dan kebijakan yang sudah dibuat secara demokratis dalam Rapat Anggota
Koperasi dan ditunjang oleh pengawasan yang kontinu atas realisasi dan
implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik)
yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang pada
Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling
cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula
dikemukakan oleh Muhammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus
pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem
ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana
produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat
ditafsirkan sebagai Koperasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen koperasi!
2. Bagaimana pola manajemen koperasi?
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
manajemen koperasi dan bagaimana pola manajemen koperasi. Di samping itu
makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu untuk mata kuliah Ekonomi Koperasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Koperasi
Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya lemah dan
upaya menolong diri sendiri meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain
koperasi merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan,
dan memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam pembahasan ini akan diuraikan struktur organisasi
koperasi, tujuan dan tanggung jawab perangkat koperasi. Pada bagian akhir
akan diuraikan tugas-tugas manajer berkaitan dengan perlu tidaknya kehadiran
manajer dalam koperasi.
1. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar
komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi
menunjukkan hirarkhi dan struktur wewenang serta memperlihatkan aliran
pelaporannya. Adanya struktur organisasi memberikan stabilitas dan
kelanjutan hidup organisasi walaupun sumber daya manusia di dalam
organisasi tersebut silih berganti.
Berkaitan dengan koperasi di Indonesia, struktur dan tatanan
manajemen koperasi Indonesia dapat diketahui berdasarkan perangkat
organisasi koperasi, yaitu Rapat Anggota (RAT), Dewan Pengurus,
Pengawas, dan Pengelola. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak pada
Rapat Anggota. Rapat Anggota mendelegasikan wewenang kepada dewan
pengurus untuk mengelola koperasi. Kemudian dalam menjalankan tugas-
tugasnya, pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (manajer) yang
diserahi tanggung jawab mengelola koperasi. Manajer berwewenang untuk
mengangkat dan kalau perlu memberhentikan karyawan. Manajer adalah
orang luar dan mendapat gaji dari koperasi.
3
Bagan Struktur Organisasi Koperasi
Rapat Anggota
Pengelola
: Pendelegasian Wewenang
: Penanggungjawaban
4
dan menjadi sumber segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan
oleh perangkat organisasi dan para pengelola usaha koperasi. Segala
sesuatu yang telah diputuskan oleh Rapat Anggota harus ditaati dan
sifatnya mengikat bagi semua anggota, pengurus, pengawas, dan
pengelola koperasi. Oleh karena itu, kedudukan dan kekuatan hukum
Rapat Anggota menjamin segala perbuatan dan akibat hukum, yang
dilakukan oleh para pengelola sebagai pemegang mandat dari anggota
dalam hubungannya dengan anggota dan pihak lain maupun badan
usaha lain. Fungsi dan wewenang yang dimiliki Rapat Anggota sangat
menentukan sehingga menempatkannya pada kedudukan semacam
lembaga legislatif pada koperasi. Hal itu ditegaskan dalam pasal 23 UU
Nomor 25 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, Rapat Anggota
menetapkan:
1) Anggaran Dasar,
2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi,
3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas,
4) Rencana kerja. rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan,
5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya,
6) Pembagian sisa hasil usaha,
7) Penggabungan, peleburan, pendirian dan pembubaran koperasi.
5
selambat-lambatnya 6 bulan setelah tutup tahun buku dalam forum
Rapat Anggota (RAT).
b. Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui
Rapat Anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha koperasi.
Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan
mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wira koperasi,
sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi
dengan prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima
mandat dari anggota mempunyai fungsi dan wewenang sebagai
pelaksana keputusan Rapat Anggota sangat strategis dan menentukan
maju mundurnya koperasi. Posisi yang menentukan tersebut merupakan
pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam
undang-undang, AD/ART dan peraturan lainnya yang berlaku dan
diputuskan oleh Rapat Anggota. Dalam pasal 29 ayat (2) UU Nomor 25
tahun 1992 disebutkan, bahwa “pengurus merupakan pemegang, kuasa
Rapat Anggota”.
6
Pasal 30 UU Nomor 25 tahun 1992 merinci tugas dan wewenang
pengurus koperasi. Adapun tugas pengurus koperasi adalah:
1) Mengelola koperasi dan usahanya,
2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran pendapatan
dan belanja koperasi,
3) Menyelenggarakan Rapat Anggota,
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban
pelaksanaan tugas,
5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara
tertib, dan
6) Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.
7
pada dan mendapat persetujuan dari Rapat Anggota, serta
pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum, yaitu berupa
perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh pengurus atas nama
koperasi. Dalam perjanjian tersebut juga disebutkan wewenang manajer
dalam pengambilan keputusan dan penandatanganan dokumen atau
surat-surat yang terkait dengan kerja sama usaha dengan pihak lain.
Manajer sebagai pengelola usaha akan mempertanggungjawabkan
tugasnya kepada pengurus, dan kemudian penguruslah yang
mempertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota.
c. Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi
merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi.
Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi,
8
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang
berlaku di dalam koperasi.
Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1) disebutkan
bahwa pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan ayat (2)
menyatakan bahwa pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan
yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan.
Dalam prakteknya, umumnya fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh pengawas koperasi dapat dikatakan kurang efektif, khususnya bagi
koperas-koperasi pedesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat terjadi
karena pengurus lebih dahulu dipilih daripada pengawas. Akibatnya,
sumber daya manusia yang lebih baik akan terpilih sebagai pengurus,
dan baru kemudian sisanya untuk jabatan pengawas. Disamping hal
tersebut, biasanya yang terpilih menjadi pengurus koperasi adalah
tokoh-tokoh masyarakat desa yang mempunyai pengaruh yang relatif
lebih luas, sehingga pada pemilihan yang dilakukan secara demokratis
pun, peluang mereka untuk terpilih menjadi lebih besar. Kondisi ini
diperburuk dengan kenyataan bahwa, status sosial pengurus tadi relatif
lebih baik, dan kualifikasi pengawas yang kurang memadai membawa
dampak negatif terhadap efektivitas pelaksanaan pengawasan.
d. Pengelola Koperasi
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
professional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai
atau karyawan yang diberi kekuasaan dan wewenang oleh pengurus.
Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk
perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah pengelola dan ukuran struktur
organisasi sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.
9
Perlu tidaknya mengangkat manajer koperasi dilatarbelakangi
alasan-alasan berikut:
a. Pengurus sebagai anggota koperasi, yang juga sebagai produsen,
akan lebih mementingkan ke provinsi sebagai produsen. Dia tidak
dapat meningkatkan usahanya, karena hal ini akan sama saja dengan
mempertaruhkan hidupnya sendiri demi kepentingan orang lain.
Disamping itu, alasan pentingnya lainnya ialah karena mereka
kurang mengetahui aspek perusahaan dari koperasinya.
b. Kurangnya pengetahuan akan aspek perusahaan dari koperasi
sebenarnya disebabkan oleh kenyataan bahwa koperasi adalah
‘barang baru’ bagi mereka. Penerangan-penerangan kurang
diberikan, sehingga tidak ada motivasi yang kuat kecuali hanya ikut-
ikutan saja. Pada waktu pemilihan anggota pengurus, biasanya
orang-orang terpilih adalah orang-orang yang mempunyai
kepribadian agak lebih dari yang lainnya, mereka kurang
memikirkan kemampuan dari yang terpilih. Orang-orang yang
dianggap jujur dan dipercaya mendapat prioritas untuk dipilih,
walaupun mereka tidak mengetahui aspek perusahaan dari
koperasinya.
c. Masa kerja pengurus tidak lama sehingga dianggap kurang untuk
dapat menyelesaikan rencana-rencananya. Sebetulnya alasan ini
kurang mantap. Waktu kepengurusan dapat kerja ditambah dengan
memilih kembali pengurus yang lama.
d. Menjadi anggota pengurus koperasi pada umumnya merupakan
pekerjaan sambilan, sehingga mereka tidak dapat berkonsentrasi
pada pekerjaan itu. Sebagai anggota pengurus dia mempunyai
kewajiban-kewajiban yang tidak ringan. Pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi adalah mengawasi pelaksanaan usaha
koperasi.
10
Dari uraian di atas, masing-masing unsur manajemen koperasi
mempunyai lingkup keputusan sebagai berikut:
11
koperasi. Selanjutnya disimpulkan bahwa keberhasilan koperasi
tergantung pada kerja sama ketiga unsur organisasi tersebut dalam
mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.
12
bawah ini akan dibahas mengenai beberapa pola manajemen koperasi yang
nantinya akan membantu koperasi tersebut dalam mencapai tujuannya :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan
manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan,
bagaimana melakukan dan siapa yang harus melakukan. etiap organisasi
memerlukan perencanaan. Baik organisasi yang bersifat kecil maupun
besar sama saja membutuhkan perencanaan. Hanya dalam pelaksanaannya
diperlukan penyesuaian-penyesuaian mengingat bentuk, tujuan dan luas
organisasi yang bersangkutan.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang fleksibel, sebab
perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di
waktu yang akan datang. Apabila perlu dalam pelaksanaannya diadakan
perencanaan kembali sehingga semakin cepat cita-cita/tujuan organisasi
untuk dicapai.
13
2. Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien. Pelaksanaan proses pengorganisasian akan
mencerminkan struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek penting
seperti:
a. Pembagian kerja,
b. Departementasi,
c. Bagan organisasi,
d. Rantai perintah dan kesatuan perintah,
e. Tingkat hierarki manajemen, dan
f. Saluran komunikasi dan sebagainya.
14
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab
masing-masing orang yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda. Supaya kepentingan yang berbeda-beda
tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pimpinan perusahaan
harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila
mempunyai motivasi. Maka dari itu, tugas pimpinan perusahaan adalah
memotivasi karyawannya agar mereka menggunakan seluruh potensi yang
ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Supaya
manajer atau pimpinan perusahan dapat memberikan pengarahan yang baik,
pertama-tama ia harus mempunyai kemampuan untuk memimpin
perusahaan dan harus pandai mengadakan komunikasi secara vertikal.
Manajemen Kepegawaian:
15
ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan yang terjadi,
kemudian mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan. Setiap
perusahaan mengadakan pengawasan dengan tujuan agar pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Ada beberapa alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap
perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang baik. Alasan-
alasan tersebut antara lain:
a. Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan,
b. Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan,
c. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat
dikurangi.
Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan
kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi
secara keseluruhan, sikap serta performance karyawan. Metode
pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya
digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada
beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan
kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran, mengadakan
auditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya lemah dan
upaya menolong diri sendiri meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain
koperasi merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan,
dan memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan tersebut. Dengan menerapkan pola-pola manajemen yang baik tentunya
akan membuat koperasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Adapun pola-pola
manajemen koperasi antara lain; Perencanaan, Pengorganisasian dan struktur
organisasi, Pengarahan, serta Pengawasan.
B. Saran
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil pelajarannya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang
akan datang.
17
DAFTAR PUSTAKA
18