Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Pola Manajemen Koperasi

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi Koperasi


Dosen Pengampu: Ifan Julianta, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 04

1. Nur Aisyah Amini 1687203066


2. Nur Aini Mustaghfiroh 1687203007
3. Suprianur 1687203022
4. Mita Yunia Larasati 1687203043
5. M. Arif Fiarahman 1687203064
6. Beri Asmara Hadi 1687203062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH SAMPIT
2018
Makalah
Pola Manajemen Koperasi

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi Koperasi


Dosen Pengampu: Ifan Julianta, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 04

1. Nur Aisyah Amini 1687203066


2. Nur Aini Mustaghfiroh 1687203007
3. Suprianur 1687203022
4. Mita Yunia Larasati 1687203043
5. M. Arif Fiarahman 1687203064
6. Beri Asmara Hadi 1687203062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH SAMPIT
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Pola Manajemen Koperasi. Makalah ini diajukan guna
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu untuk mata kuliah
Ekonomi Koperasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Sampit, September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Manajemen Koperasi ..................................................................... 3
B. Pola Manajemen Koperasi ........................................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 17
A. Kesimpulan .................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, bahwa koperasi bukanlah badan usaha yang
berupa kumpulan modal. Koperasi adalah badan usaha yang unik karena
dimiliki oleh banyak individu. Koperasi merupakan kumpulan dari individu-
individu yang memiliki kesamaan visi, misi, dan didasari oleh jiwa kerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam operasinya, kebijakan-kebijakan
yang diambil dalam koperasi dilakukan secara demokratis demi kepentingan
untuk mencapai tujuan dan keinginan bersama.
Pada dasarnya, pengelolaan koperasi yang profesional adalah didasari oleh
kemampuan pengurus atau manajemen koperasi untuk menjalankan keputusan
dan kebijakan yang sudah dibuat secara demokratis dalam Rapat Anggota
Koperasi dan ditunjang oleh pengawasan yang kontinu atas realisasi dan
implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik)
yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang pada
Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling
cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula
dikemukakan oleh Muhammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus
pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem
ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana
produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat
ditafsirkan sebagai Koperasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen koperasi!
2. Bagaimana pola manajemen koperasi?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
manajemen koperasi dan bagaimana pola manajemen koperasi. Di samping itu
makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu untuk mata kuliah Ekonomi Koperasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Koperasi
Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya lemah dan
upaya menolong diri sendiri meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain
koperasi merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan,
dan memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam pembahasan ini akan diuraikan struktur organisasi
koperasi, tujuan dan tanggung jawab perangkat koperasi. Pada bagian akhir
akan diuraikan tugas-tugas manajer berkaitan dengan perlu tidaknya kehadiran
manajer dalam koperasi.
1. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar
komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi
menunjukkan hirarkhi dan struktur wewenang serta memperlihatkan aliran
pelaporannya. Adanya struktur organisasi memberikan stabilitas dan
kelanjutan hidup organisasi walaupun sumber daya manusia di dalam
organisasi tersebut silih berganti.
Berkaitan dengan koperasi di Indonesia, struktur dan tatanan
manajemen koperasi Indonesia dapat diketahui berdasarkan perangkat
organisasi koperasi, yaitu Rapat Anggota (RAT), Dewan Pengurus,
Pengawas, dan Pengelola. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak pada
Rapat Anggota. Rapat Anggota mendelegasikan wewenang kepada dewan
pengurus untuk mengelola koperasi. Kemudian dalam menjalankan tugas-
tugasnya, pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (manajer) yang
diserahi tanggung jawab mengelola koperasi. Manajer berwewenang untuk
mengangkat dan kalau perlu memberhentikan karyawan. Manajer adalah
orang luar dan mendapat gaji dari koperasi.

3
Bagan Struktur Organisasi Koperasi

Rapat Anggota

Dewan Pengurus Pengawas

Pengelola

: Pendelegasian Wewenang
: Penanggungjawaban

2. Tugas dan Tanggung Jawab Perangkat Koperasi


a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi
yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi untuk membicarakan
kepentingan organisasi maupun usaha koperasi. Oleh karena koperasi
adalah organisasi yang demokratis maka dalam rangka mengambil suatu
keputusan diupayakan melalui suara terbanyak dari para anggota yang
hadir dalam rapat. Pelaksanaan Rapat Anggota ini biasanya diatur dalam
anggaran dasar koperasi yang biasanya bersidang sekali setahun. Selain
itu dinyatakan juga berapa jumlah anggota minimal yang hadir agar
rapat tersebut dianggap sah.
Rapat Anggota dalam koperasi merupakan suatu
“lembaga/institusi”, bukan sekedar sebagai forum rapat. Ini sudah
melembaga dalam organisasi dan Rapat Anggota merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai salah satu lembaga, Rapat
Anggota memiliki fungsi, wewenang, aturan main, dan tata tertib yang
ketentuannya bersifat mengikat semua pihak yang terkait.
Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, berwibawa

4
dan menjadi sumber segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan
oleh perangkat organisasi dan para pengelola usaha koperasi. Segala
sesuatu yang telah diputuskan oleh Rapat Anggota harus ditaati dan
sifatnya mengikat bagi semua anggota, pengurus, pengawas, dan
pengelola koperasi. Oleh karena itu, kedudukan dan kekuatan hukum
Rapat Anggota menjamin segala perbuatan dan akibat hukum, yang
dilakukan oleh para pengelola sebagai pemegang mandat dari anggota
dalam hubungannya dengan anggota dan pihak lain maupun badan
usaha lain. Fungsi dan wewenang yang dimiliki Rapat Anggota sangat
menentukan sehingga menempatkannya pada kedudukan semacam
lembaga legislatif pada koperasi. Hal itu ditegaskan dalam pasal 23 UU
Nomor 25 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, Rapat Anggota
menetapkan:
1) Anggaran Dasar,
2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi,
3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas,
4) Rencana kerja. rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan,
5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya,
6) Pembagian sisa hasil usaha,
7) Penggabungan, peleburan, pendirian dan pembubaran koperasi.

Rapat Anggota harus diberikan secara efektif untuk membahas


segala pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja yang diajukan.
Penyusunan rencana kerja dituangkan dalam rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi, akan dipakai sebagai dasar bagi
pengurus dan pengawas dalam melaksanakan tugas pada tahun buku
berikutnya. Sementara itu pengesahan pertanggungjawaban pengurus
dan pengawas atas pelaksanaan tugas dalam buku yang lalu, dilakukan

5
selambat-lambatnya 6 bulan setelah tutup tahun buku dalam forum
Rapat Anggota (RAT).

Untuk mengefektifkan fungsi Rapat Anggota maka Segala


keputusan Rapat Anggota harus dilaksanakan oleh pengurus koperasi.
Oleh karena itu, pengurus perlu diberi wewenang yang jelas dalam
operasionalisasi keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh Rapat
Anggota. Keputusan yang telah jelas dan operasional dalam arti telah
dijabarkan secara rinci dapat langsung dilaksanakan, namun keputusan
yang belum rinci perlu terlebih dahulu dijabarkan, kemudian
pelaksanaannya harus melalui persetujuan Rapat Anggota. Dengan kata
lain, pemberian mandat kepada pengurus harus tegas dijelaskan, apakah
sifat yang penuh atau terbatas. Hal ini dimaksudkan agar dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pimpinan organisasi dan usaha,
kedudukan pengurus menjadi jelas.

b. Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui
Rapat Anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha koperasi.
Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan
mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wira koperasi,
sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi
dengan prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima
mandat dari anggota mempunyai fungsi dan wewenang sebagai
pelaksana keputusan Rapat Anggota sangat strategis dan menentukan
maju mundurnya koperasi. Posisi yang menentukan tersebut merupakan
pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam
undang-undang, AD/ART dan peraturan lainnya yang berlaku dan
diputuskan oleh Rapat Anggota. Dalam pasal 29 ayat (2) UU Nomor 25
tahun 1992 disebutkan, bahwa “pengurus merupakan pemegang, kuasa
Rapat Anggota”.

6
Pasal 30 UU Nomor 25 tahun 1992 merinci tugas dan wewenang
pengurus koperasi. Adapun tugas pengurus koperasi adalah:
1) Mengelola koperasi dan usahanya,
2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran pendapatan
dan belanja koperasi,
3) Menyelenggarakan Rapat Anggota,
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban
pelaksanaan tugas,
5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara
tertib, dan
6) Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.

Selanjutnya pengurus berwewenang untuk:

1) Mewakili koperasi di dalam dan luar pengadilan,


2) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran
Dasar, dan
3) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan pemanfaatan
koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat
Anggota.

Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan


keputusan Rapat Anggota untuk mengelola koperasi dan usaha koperasi.
Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan
kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memiliki identitas tersendiri.

Sebagai mandataris Rapat Anggota, pengurus dapat juga


mendelegasikan wewenangnya dalam melaksanakan usaha kepada
pengelola sesuai dengan pasal 32 ayat (1) UU Nomor 25 Tahun 1992
yang berbunyi, :pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kekuasaan untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut
biasa disebut manajer. Rencana pengangkatan manajer harus diajukan

7
pada dan mendapat persetujuan dari Rapat Anggota, serta
pengangkatannya harus disertai dengan dasar hukum, yaitu berupa
perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh pengurus atas nama
koperasi. Dalam perjanjian tersebut juga disebutkan wewenang manajer
dalam pengambilan keputusan dan penandatanganan dokumen atau
surat-surat yang terkait dengan kerja sama usaha dengan pihak lain.
Manajer sebagai pengelola usaha akan mempertanggungjawabkan
tugasnya kepada pengurus, dan kemudian penguruslah yang
mempertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota.

Secara teoritis susunan perangkat organisasi pengurus pada


umumnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Namun dalam
pelaksanaannya, susunan perangkat organisasi pengurus tersebut dapat
bervariasi antara satu koperasi dan koperasi lain, tergantung besar
kecilnya koperasi dan keinginan anggota. Kecenderungan yang biasa
terjadi pada banyak koperasi di Indonesia adalah pengembangan
struktur perangkat secara horizontal. Misalnya pada jabatan ketua, bisa
berkembang menjadi ketua umum, ketua I, dan ketua II; sekretaris
dipecah menjadi sekretaris I dan sekretaris II; demikian juga halnya
bendahara. Pemekaran tersebut lebih banyak ditujukan untuk
menampung lebih banyak orang dan bukan didasarkan atas efektivitas
pelaksanaan tugas. Ada juga koperasi yang menyusun perangkat
berdasarkan kepentingan usaha, yaitu besar kecil usaha koperasi
tersebut.

c. Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi
merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi.
Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi,

8
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang
berlaku di dalam koperasi.
Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1) disebutkan
bahwa pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan ayat (2)
menyatakan bahwa pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan
yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan.
Dalam prakteknya, umumnya fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh pengawas koperasi dapat dikatakan kurang efektif, khususnya bagi
koperas-koperasi pedesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat terjadi
karena pengurus lebih dahulu dipilih daripada pengawas. Akibatnya,
sumber daya manusia yang lebih baik akan terpilih sebagai pengurus,
dan baru kemudian sisanya untuk jabatan pengawas. Disamping hal
tersebut, biasanya yang terpilih menjadi pengurus koperasi adalah
tokoh-tokoh masyarakat desa yang mempunyai pengaruh yang relatif
lebih luas, sehingga pada pemilihan yang dilakukan secara demokratis
pun, peluang mereka untuk terpilih menjadi lebih besar. Kondisi ini
diperburuk dengan kenyataan bahwa, status sosial pengurus tadi relatif
lebih baik, dan kualifikasi pengawas yang kurang memadai membawa
dampak negatif terhadap efektivitas pelaksanaan pengawasan.
d. Pengelola Koperasi
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
professional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai
atau karyawan yang diberi kekuasaan dan wewenang oleh pengurus.
Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk
perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah pengelola dan ukuran struktur
organisasi sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.

9
Perlu tidaknya mengangkat manajer koperasi dilatarbelakangi
alasan-alasan berikut:
a. Pengurus sebagai anggota koperasi, yang juga sebagai produsen,
akan lebih mementingkan ke provinsi sebagai produsen. Dia tidak
dapat meningkatkan usahanya, karena hal ini akan sama saja dengan
mempertaruhkan hidupnya sendiri demi kepentingan orang lain.
Disamping itu, alasan pentingnya lainnya ialah karena mereka
kurang mengetahui aspek perusahaan dari koperasinya.
b. Kurangnya pengetahuan akan aspek perusahaan dari koperasi
sebenarnya disebabkan oleh kenyataan bahwa koperasi adalah
‘barang baru’ bagi mereka. Penerangan-penerangan kurang
diberikan, sehingga tidak ada motivasi yang kuat kecuali hanya ikut-
ikutan saja. Pada waktu pemilihan anggota pengurus, biasanya
orang-orang terpilih adalah orang-orang yang mempunyai
kepribadian agak lebih dari yang lainnya, mereka kurang
memikirkan kemampuan dari yang terpilih. Orang-orang yang
dianggap jujur dan dipercaya mendapat prioritas untuk dipilih,
walaupun mereka tidak mengetahui aspek perusahaan dari
koperasinya.
c. Masa kerja pengurus tidak lama sehingga dianggap kurang untuk
dapat menyelesaikan rencana-rencananya. Sebetulnya alasan ini
kurang mantap. Waktu kepengurusan dapat kerja ditambah dengan
memilih kembali pengurus yang lama.
d. Menjadi anggota pengurus koperasi pada umumnya merupakan
pekerjaan sambilan, sehingga mereka tidak dapat berkonsentrasi
pada pekerjaan itu. Sebagai anggota pengurus dia mempunyai
kewajiban-kewajiban yang tidak ringan. Pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi adalah mengawasi pelaksanaan usaha
koperasi.

10
Dari uraian di atas, masing-masing unsur manajemen koperasi
mempunyai lingkup keputusan sebagai berikut:

a. Rapat Anggota mempunyai kuasa tertinggi dalam menetapkan


kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha
koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan
ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya Rapat Anggota
diselenggarakan sekali setahun.
b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Dengan
demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat
Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis
yang dtetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah
kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. Pengawas
dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam
struktur organisasi koperasi, posisi pengawas dan pengurus adalah
sama.
d. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk melaksanakan teknis operasional di bidang
usaha. Hubungan pengelola usaha dengan pengurus koperasi adalah
hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau
kontrak kerja.

Menurut A.H. Gophar manajemen koperasi pada dasarnya dapat


ditelaah dari tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari
sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya
berbentuk seperti dari tiga unsur yaitu: anggota, pengurus, dan
karyawan. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan
organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan
tangan dari anggota untuk mendampingi pengurus dalam melaksanakan
fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha

11
koperasi. Selanjutnya disimpulkan bahwa keberhasilan koperasi
tergantung pada kerja sama ketiga unsur organisasi tersebut dalam
mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.

Dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih


mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu
orang satu suara sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi.
Karena itu manajemen Koperasi ini sering dipandang kurang efisien,
kurang efektif, dan sangat mahal.

Terakhir ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen, manajemen


koperasi, menganut gaya partisipatif, dimana posisi anggota ditempatkan
sebagai subjek dari manajemen aktif dalam mengendalikan manajemen
perusahaannya.

B. Pola Manajemen Koperasi

Koperasi seperti halnya organisasi yang lain membutuhkan pola manajemen


yang baik agar tujuan koperasi tercapai dengan efisien. Hal yang membedakan
manajemen koperasi dengan manajemen umum adalah terletak pada unsur-
unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas.
Adapun tugas masing-masing dapat diperinci sebagai berikut : Rapat anggota
bertugas untuk menetapkan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan umum,
mengangkat/memberhentikan pengurus dan pengawas. Pengurus koperasi
bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi sedangkan Pengawas tugasnya
mengawasi jalannya koperasi.

Untuk koperasi yang unit usahanya banyak dan luas, pengurus


dimungkinkan mengangkat manajer dan karyawan. Manajer atau karyawan
tidak harus anggota koperasi dan seyogyanya memang diambil dari luar
koperasi supaya pengawasannya lebih mudah. Mereka bekerja karena ditugasi
oleh pengurus, maka mereka juga bertanggung jawab kepada pengurus. Di

12
bawah ini akan dibahas mengenai beberapa pola manajemen koperasi yang
nantinya akan membantu koperasi tersebut dalam mencapai tujuannya :

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan
manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan,
bagaimana melakukan dan siapa yang harus melakukan. etiap organisasi
memerlukan perencanaan. Baik organisasi yang bersifat kecil maupun
besar sama saja membutuhkan perencanaan. Hanya dalam pelaksanaannya
diperlukan penyesuaian-penyesuaian mengingat bentuk, tujuan dan luas
organisasi yang bersangkutan.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang fleksibel, sebab
perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di
waktu yang akan datang. Apabila perlu dalam pelaksanaannya diadakan
perencanaan kembali sehingga semakin cepat cita-cita/tujuan organisasi
untuk dicapai.

Perencanaan dalam Koperasi:

Organisasi koperasi sama dengan organisasi yang lain, perlu dikelola


dengan baik agar dapat mencapai tujuan akhir seefektif mungkin. Fungsi
perencanaan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena
merupakan dasar bagi fungsi manajemen yang lain. Agar tujuan akhir
koperasi dapat dicapai maka koperasi harus membuat rencana yang baik,
dengan melalui beberapa langkah dasar pembuatan rencana yaitu
menentukan tujuan organisasi mengajukan beberapa alternatif cara
mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-alternatif tersebut harus
dikaji satu per satu baik buruknya sebelum diputuskan alternatif mana yang
dipilih

Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi dapat bermacam-


macam tergantung pada jangka waktu dan jenjang atau tingkatan
manajemen.

13
2. Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien. Pelaksanaan proses pengorganisasian akan
mencerminkan struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek penting
seperti:
a. Pembagian kerja,
b. Departementasi,
c. Bagan organisasi,
d. Rantai perintah dan kesatuan perintah,
e. Tingkat hierarki manajemen, dan
f. Saluran komunikasi dan sebagainya.

Struktur Organisasi dalam Koperasi:

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai macam


masalah yang harus diselesaikan. Masalah yang paling sulit adalah masalah
yang timbul dari dalam dirinya sendiri, yaitu berupa keterbatasan.
Keterbatasan dalam hal pengetahuan paling sering terjadi, sebab seorang
pengurus harus diangkat oleh, dan dari anggota, sehingga belum tentu dia
merupakan orang yang profesional di bidang perusahaan. Dengan
kemampuannya yang terbatas, serta tingkat pendidikan yang terbatas pula,
pengurus perlu mengangkat karyawan yang bertugas membantunya dalam
mengelola koperasi agar pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan
baik.

Dengan masuknya berbagai pihak yang ikut membantu pengurus


mengelola usaha koperasi, semakin kompleks pula struktur organisasi
koperasi tersebut. Pemilihan bentuk struktur organisasi koperasi harus
disesuaikan dengan macam usaha, volume usaha, maupun luas pasar dari
produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya semua bentuk organisasi baik,
walaupun masing-masing mempunyai kelemahan.

14
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab
masing-masing orang yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda. Supaya kepentingan yang berbeda-beda
tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pimpinan perusahaan
harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila
mempunyai motivasi. Maka dari itu, tugas pimpinan perusahaan adalah
memotivasi karyawannya agar mereka menggunakan seluruh potensi yang
ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Supaya
manajer atau pimpinan perusahan dapat memberikan pengarahan yang baik,
pertama-tama ia harus mempunyai kemampuan untuk memimpin
perusahaan dan harus pandai mengadakan komunikasi secara vertikal.

Manajemen Kepegawaian:

Seorang manajer kepegawaian adalah pembantu pengurus yang diserahi


tugas mengurus administrasi kepegawaian, yang mencakup:

a. Mendapatkan pegawai yang mau bekerja dalam koperasi,


b. Meningkatkan kemampuan kerja pegawai,
c. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik sehingga para
karyawan tersebut tidak bosan bekerja bahkan dapat meningkatkan
prestasinya,
d. Melaksanakan kebijaksanaan yang dibuat pengurus, mengawasi
pelaksanaannya dan menyampaikan informasi maupun laporan kepada
pengurus secara teratur,
e. Memberikan saran-saran/usul-usul perbaikan.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua
kegiatan perusahaan sesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat
dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu menetapkan standar,
membandingkan kegiatan yang dilaksanakan dengan standar yang sudah

15
ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan yang terjadi,
kemudian mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan. Setiap
perusahaan mengadakan pengawasan dengan tujuan agar pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Ada beberapa alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap
perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang baik. Alasan-
alasan tersebut antara lain:
a. Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan,
b. Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan,
c. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat
dikurangi.

Berdasarkan waktu melakukan pengawasan, dikenal ada tiga tipe


pengawasan yaitu, feedforward controll, concurrent controll, dan feedback
control.

Teknik dan Metode Pengawasan:

Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan
kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi
secara keseluruhan, sikap serta performance karyawan. Metode
pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya
digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada
beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan
kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran, mengadakan
auditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi adalah suatu organisasi orang-orang yang ekonominya lemah dan
upaya menolong diri sendiri meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain
koperasi merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan manajemen dalam rangka mengendalikan, mengarahkan,
dan memanfaatkan segala faktor atau sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan tersebut. Dengan menerapkan pola-pola manajemen yang baik tentunya
akan membuat koperasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Adapun pola-pola
manajemen koperasi antara lain; Perencanaan, Pengorganisasian dan struktur
organisasi, Pengarahan, serta Pengawasan.
B. Saran
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil pelajarannya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang
akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lumbantobing, Juliana dkk. 2002. Ekonomi Koperasi. Medan: Universitas HKBP


Nommensen

Prima Sakti, Agung. Pola Manajemen Koperasi.


https://www.scribd.com/doc/55348274/Makalah-Pola-Manajemen-
Koperasi. Diakses pada tanggal 25 September 2018

18

Anda mungkin juga menyukai