Anda di halaman 1dari 6

9.

3 Operasi Motor Dengan Pengasutan


Pada dasarnya menjalankan motor induksi hampir sama dengan menghubung singkat
sebuah transformator, akibatnya arus mulestart yang diambil sangat besar. Hal in tidak boleh
dilakukan terhadap setiap motor induksi.
Motor-motor dengan days yang lebih kecil dari 5 HP dapat distart secara langsung ke
jala-jala sumber listrik, tetapi untuk motor yang dayanya lebih besar, start mulanya harus
diatur. Sehingga motor yang beroperasi tidak mengalami arus mula jalan yang sangat besar.
Beberapa cara untuk melakukan pengasutan motor induksi tiga fasa

9.3.1 Pengasutan Motor Hubungan Bintang/Segitiga


Kapasitas motor yang menggunakan hubungan bintang segitiga kira-kira 5-15 WA,
hal inl bertujuan untuk mengurangi anus mula jalan.
Secara teoritis dengan dihubungkan bintang, kemampuan kumparan motor 3 dari
tegangan jala-jala, dan arus startnya adalah sepertiga kali arus start bila motor tersebut
dihubungkan langsung (Direct On Line).
Hubungan bintang-segitiga dapat dilakukan secara manual yaitu dengan saklar
bintang segitiga yang digernkkan oleh tangan. Disamping itu dapat dilakukan secara otomatis
yang diatur melalui relay penunda waktu. Gambar 9.3 menunjukkan sambungan saklar
tangan Y/∆.

Gambar 9.3 Sambungan saklar tangan


Gambar 9.4. Diagram daya hubungan Y/∆ motor 3 fasa

Gambar 9.5. Diagram kontrol hubungan Y/∆ motor 3 fasa


9.3.2 Pengasutan Motor Dengan Pengaturan Tegangan
Di antara banyak metode starting motor tiga fasa rotor sangkar adalah :
A. Starting Dengan Tahanan Seri Stator ( Automatic Primary Resistance Starter )
Pengurangan tegangan ke motor dapat dilakukan dengan menambah tahanan seri
terhadap motor. Bila motor dijalankan arus yang diambil adalah besar dan dapat
menimbulkan goncangan dari starting serta terjadinya trip pengaman beban lebih terlalu
cepat.
Dengan memasang tahanan seri kita dapat mengatur kecepatan motor secara bertahap,
secara otomatis dan mendapat kopel mula yang diinginkan. Terutama untuk motor dengan
daya besar di Betas 5 HP.
Starter dengan tahanan primer dapat dilakukan satu tingkat atau lebih bergantung pada
daya motor yang hendak dioperasikan. Gambar 9.6 menunjukkan diagram daya dengan
tahanan primer dua tahap.

Gambar 9.6 Diagram daya starter motor dengan tahanan primer


Gambar 9.7 Diagram kontrol starter motor dengan tahanan primer
B. Starting Dengan Auto-Transformator
Start melalui autotransformator akan mengurangi tegangan motor waktu start mula
jalan motor. Selama periode start motor dihubungkan pada cabang autotransformator dengan
tegangan yang rendah, arus yang diambil oleh motor pun kecil berarti kopel yang
dibangkitkan lebih kecil bila dibandingkan dengan kopel waktu motor dihubungkan
langsung.
Tegangan Start dari autotransformator dapat dipilih antara 50 % sampai 85 % dari
tegangan sumber. Untuk menjalankan motor-motor yang besar, start dengan
autotransformator dapat digunakan dengan pengurangan tegangan melalui cabang
autotransfonnator.
Gambar 9.8 menunjukkan bagan lengkap starter dengan autotransformator

Gambar 9.8 Bagan lengkap starter dengan autotransformator


9.3.3 Pengasutan Dengan Tahanan Mula Jalan
Tidak seperti pengasutan pada motor rotor sangkar, pengasutan dengan tahanan mula
jalan dilakukan pada motor rotor belitan ( slip ring/ cincin geser ). Kumparan rotor motor
dihubungkan pada cincin geser dan sikat arang pada tahanan mula jalan.
Pada saat start kumparan rotor disambung seri degan tahanan atur dalarn kedudukan
penuh/maksimum, hal ini membuat arus rotor berkurang, sehingga arus start dari sumberpun
menurun.
Pada saat berputar penuh tahanan mula jalan terhubung singkat, menyebabkan
kumparan jangkar hubung singkat dengan adanya peralatan mekanik, kontak khusus yang
terdapat pada sumbu. Sehingga motor berputar seperti umumnya type motor induksi, dimana
rotor dalam hubungan singkat.
Tahanan mula jalan sering dibuat dengan lima tingkat atau lebih dengan harga yang
brbeda-beda. Berikut ditampilkan gambar hubungan antara motor slip-ring (cincin geser)
dengan tahanan mula jalan

Gambar 9.9 Motor cincin geser dengan tahanan mula jalan


Gambar 9.10 Hubungan motor rotor belitan dengan tahanan mula jalan dibantu
dengan kontaktor

Anda mungkin juga menyukai